Dokumen tersebut membahas mengenai kegawatdaruran akibat penyalahgunaan napza, termasuk gangguan mental, fisik, kegawatdaruran medis seperti overdosis opioid, intoksikasi benzodiazepin, amfetamin, serta kegawatdaruran psikiatrik seperti gangguan paranoid, psikotik, cemas/panik, depresi berat dan percobaan bunuh diri beserta penatalaksanaannya.
8. Pemberian antidotum
nalokson
Tanpa hipoventilasi: dosis awal 0,4 mg IV
Dengan hipoventilasi: dosis awal 1-2 mg IV
Tidak ada respon dalam 5 menit: 1-2 mg IV
Dosis nalokson maksimal 10 mg
Bila tidak ada respon rujuk ICU
Nokoba (Naloxone HCl) amp 0,8 mg/2 ml
18. GANGGUAN PARANOID
Pada pasien dengan gangguan
paranoid akibat penggunaan Narkoba
(dalam keadaan intoksikasi ataupun
withdrawal)
dapat
diberikan
Lorazepam 1-2 mg per oral.
Paranoid dengan gaduh gelisah yang
disebabkan
oleh
delirium
atau
demensia diterapi dengan Haloperidol
1-5 mg peroral atau IM
19. GANGGUAN PSIKOTIK
Narkoba yang sering berakibat terjadinya
psikosis adalah stimulan, alkohol, obat-obat
yang mendepresi susunan syaraf pusat.
Penatalaksanaan bagi pasien psikotik
adalah untuk melindungi dirinya atau orang
lain dari bahaya.
Pasien dengan gaduh gelisah dapat
diberikan
antipsikotik
seperti
Chlorpromazine
(150-600
mg/hr),
Haloperidol (5-15 mg/hr), Trifluoperazine
(10-15 mg/hr), Risperidone (2-6 mg/hr).
21. GADUH GELISAH
Tenangkan
pasien
dengan
sikap
manusiawi, namun tetap waspada dengan
mengajak bicara tentang perasaan, harapan
dan keinginannya
Hargai hal-hal positif dari diri pasien, baik
dalam perilakunya, perasaan maupun
pikirannya. Upayakan agar pasien tidak
merasa terancam
22. GADUH GELISAH
Bila pendekatan di atas tidak berhasil,
lakukan tindakan fiksasi fisik dengan
persetujuan
keluarga/pengantar
(informed consent)
Lakukan pemeriksaan tanda vital
23. GADUH GELISAH
Atasi kondisi kegawatdaruratan fisik,
bila perlu resusitasi jantung paru
Pengobatan
dapat
berupa
suntikan
Diazepam 10 mg iv/im dan injeksi
Haloperidol 5 mg yang dapat diulang setiap
30 menit, maksimal 3 x dalam 24 jam (total
15 mg)
Diazepam amp 10 mg/2 ml
Haloperidol amp 5 mg/ml
24. GANGGUAN
CEMAS/PANIK
Sikap suportif & menenangkan
Lakukan pemeriksaan fisik yang
cermat
Telusuri riwayat penggunaan zat
Anti cemas/ anti panik
25. GANGGUAN
CEMAS/PANIK
Sikap suportif dan menenangkan
pasien harus diberikan sebelum
menelusuri adanya latar belakang
medis yang dapat menimbulkan gejala
yang menyerupai gangguan panik
28. GANGGUAN
CEMAS/PANIK
Pasien dapat diberikan obat anti
cemas dari golongan benzodiazepin
seperti Alprazolam atau Lorazepam
dimulai dengan dosis rendah setiap 4
jam per oral.
Dosis
dinaikkan secara bertahap
sesuai kebutuhan.
Dapat diberikan antidepresan.
30. DEPRESI BERAT &
PERCOBAAN BUNUH
DIRI
Tentamen suicidum
Suicidal behavior
Kesadaran berkabut sampai
koma
Kesadaran compos mentis
31. Kesadaran berkabut
sampai koma
Lakukan pemeriksaan fisik diagnostik
Bila perlu RJP atau rawat di ICU
Atasi perdarahan, keracunan, luka
terbuka, patah tulang, trauma kapitis
atau lainnya
Pemeriksan penunjang
Evaluasi psikiatrik
Antidepresan
32. Kesadaran compos
mentis
Atasi masalah fisik
Lakukan asesmen perilaku bunuh diri
Pengawasan ketat bila perlu
Psikoterapi
Antidepresan
Skizofrenia fasilitas psikiatri
35. Dr. Prasetiyawan, SpKJ
TTL : Jakarta, 8 Agustus 1967
Domisili : Depok
Riwayat Pendidikan :
SD Beji I Depok
SMPN II Depok
SMAN 8 Jakarta
Dokter Umum UI 1962
Psikiater UI 2000
Riwayat Pekerjaan
- Puskesmas Nurussalam Aceh Timur 1193-1996
- RSMM Bogor 2001 - sekarang