PEMAKAIAN ANTIHISTAMIN SECARA RASIONAL
Erwanto Budi W
RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor
Heru S, Iris Rengganis
Divisi Alergi Imunologi Klinik Dept I Penyakit Dalam FKUI
2013
1. CURICULUM VITAE
Nama
: Dr Erwanto Budi Winulyo SpPD-KAI
Tempat/tgl lahir
: Surabaya / 4 September 1962
Pendidikan
: 1988 – Fakultas Kedoteran Universitas Airlangga
1999 – Penyakit Dalam Fak. Kedokteran Univ. Indonesia
2009- Konsultan Alergi Imunologi Klinik
Pekerjaan
: !988 – 1994 Dokter Puskesmas Kabupaten Bogor
1999 – Staff Divisi Alergi - Imunologi klinik
Dept. Penyakit Dalam FKUI
2002 –Dokter UPF Penyakit Dalam RS Dr. Marzoeki
Mahdi Bogor
3. ALERGI
Kata Alergi “berasal dari bahasaYunani
“Allon – Argon” berarti reaksi yang berubah
atau menyimpang dari normal
Reaksi yang berlebihan terhadap suatu zat
yang pada orang normal tidak bereaksi.
Contoh : Susu, Obat.
4. DIKENAL JAMAN MESIR KUNO
“Hieroglypsis”
Raja mati muda karena
disengat tawon ( 2000 th sebelum masehi )
Raja Richard III dari Inggris setelah
makan buah Strawbery : bibir, mata bengkak,
gatal, kemerahan, mencret
pelayannya
dipenggal karena disangka meracuni raja.
5. KASUS ALERGI
- JARANG FATAL
- LEBIH BERPENGARUH PADA
KUALITAS HIDUP
Atopi
Alergi
didapatkannya IgE hiperesponsif
ekspresi klinis dari penyakit dg
mediator IgE
Frekwensi Atopi negara berkembang 30-40%
Asma Bronkial 5-10%
Rinitis Alergika 10-20%
Alergi Makanan 1-3%
18. Reaksi cepat : penglepasan mediator oleh sel mast
Reaksi berjalan terus respons inflamasi
kompleks
Dipengaruhi faktor genetik, lingkungan, faktor
pengontrol internal
Beberapa bahan pro-inflamasi seluler dan humoral
ditemukan di tempat kejadian alergi
19. Respons Alergi Fase Cepat
Sneeze
IL-5
Mast sel
Itch
Mucus
Smooth
Histamine
Eos
PGD2
Tryptase
TNF
Courtesy of Dr. Raymond Mullins
muscle
Congestion
Atopic
dermatitis
Urticaria
20. Respons Alergi Fase Lambat
APC
T
Cell
IL-5
E
T
B
Courtesy of Dr. Raymond Mullins
Ig
E
E
E
E
21.
22.
23. ICAM-1 (intercelullar adhesion molecule)
ekspresinya berhubungan dengan derajat
berat penyakit
ICAM-1 merupakan petanda inflamasi, ditemukan di
epitel konjungtiva, nasal, saluran napas subjek rinitis
dan asma intermiten
33. Disease Symptoms Pathophysiolog
y
Allergic
pruritus (H1-)
sensory nervous stimulation
Rhinitis
sneezing (H1-)
rhinorrhea (H1-)
obstruction (H1-)
sensory nervous
stimulation
mucus secretion
mucos al edema
Asthma
Urticaria
bronchospasm(H1
-)
smooth muscle
mucosal
constriction
edema(H1-)
mucus
secretion(H2-)
vascular permeability
wheal (H1-)
vasodilation
erythema (H1-)
sensory nerve stimulation
pruritus (H1-)
Comment
Histamine is quantitatively
an
important mediator in
allergic
rhinitis. It plays little role
in
hyperirritability and
congestion
Histamine plays an
indirect role in causing
airway inflammation
Histamine is involved in
producing all symptoms
34. Disease
Anaphy
laxis
Atopic
Symptoms
Pathophysiology
urtica,
angioedem(H1-)
laryngeal edema
(H1-)
intestinal edema
(H1-)
flushing (H1-,H2-)
headache (H1-,H2)
hypotension (H1,H2-)
palpitations (H1-)
rhinorrhea (H1,H2-)
bronchorrhea(H1,H2-)
vascular permeability
vascular permeability
vascular permeability
vasodilation
vasodilation
vasodilation
pruritus (H1-)
Comment
Histamine is involved in
producing all symptoms;
other vasoactive substances
may contribute as well
mucus secretion
mucus secretion
sensory nerve
stimulation
vasodilation
In addition to histamine,
serotonin, proteses, peptides;
and
prostaglandins may cause
pruritus
tonin, proteses, peptides; and
prostaglandins may cause
pruritus
35. System
Traditional H1 Antagonist
New H1 Antagonist
Central
Nervous
sedation (worse with alcohol)
dizziness, tinnitus, lassitude,
incoordination, blurred vision
euphoria, insomnia, tremors
Cetirizine : minimal
sedation others : no
more than placebo
Gastrointestin Anorexia, nausea, vomiting,
al
diarrhea, dry mouth
Astemizole : appetite
stimulator
Urinary retention, dysuria, urinary
Genitourinary frequency, impotence
Palpitation
Cardiovascula
r
Astemizole : ventricular
arrhythmias at very high
doses
36. Cell type
Pharmacological effect
Mast cell
Inhibition of allergen-induced leukotriene
release from passivelu sensitised human lung
Platelets
Inhibition of aggregation and histamine release
Mononuclear cells
Inhibition of antigen/mitogen-induced proliferation
Eosinophils
Inhibits chemotaxis and superoxide generation
37. Disolusi / Kelarutan
Tablet Cetirizine (Histrin®)
Waktu larut/dissolution time (minute)
Tablet
Granul
terlepas
Zat aktif
terlepas
Zat aktif
melarut
Umumnya waktu larut/dissolution time untuk sediaan tablet
konvensional adalah 30 -- 45 menit
40. Anti-alergi: Supresi
pengeluaran mediator
Anti-inflamasi: Down
regulation NF B, sitokin dan
molekul adhesi
Mengurangi permeabilitas
vaskular, gatal mukosa dan
kulit, bronkodilatasi
Berkompetisi dengan
histamin alamiah dalam
menduduki reseptor
histamin
41. Absorbsi cepat
Tmax: 1 jam
Cmax: 311 ng/ml
T½: 8,3 jam
Makanan tidak menimbulkan efek pada AUC cetirizine tetapi
Tmax mengalami penundaan 1,7 jam dan Cmax menurun
hingga 23% oleh karena adanya makanan
Ikatan protein plasma: 93%
Metabolisme: 70% ekskresi melalui urin (50% bentuk utuh)
dan 10% melalui feses
42. DISTRIBUSI
DISTRIBUSI SANGAT LUAS KE JARINGAN DAN CAIRAN TUBUH,
DENGAN KONSENTRASI TERTINGGI DI HATI, GINJAL DAN PARU.
DISTRIBUSI SANGAT MINIMAL KE CNS (PENELITIAN HEWAN
MENUNJUKKAN KADAR CETIRIZINE DI OTAK KURANG DARI 10%
DARI KADAR DI PLASMA)
DISTRIBUSI MELALUI ASI: 3%
43. Cara Pemberian HISTRINE FT®
Waktu pemberian dapat bervariasi sesuai
dengan kebutuhan pasien secara
individual
Diberikan sekali sehari dengan atau tanpa
makanan
Diletakan pada lidah, biarkan menyebar
dan larut dalam ludah, tanpa air atau
dikunyah
44. Gangguan fungsi ginjal dan hati
≥ 12 tahun: bersihan kreatinin 11-31
ml/mnt, dalam proses hemodialisis
(bersihan kreatinin <7 ml/mnt)
danpasien gangguan fungsi hati
5 mg sekali sehari HISTRINE FT
6-11 tahun: dosis lebih rendah dari
dosis anjuran
45. Efek Samping
• Sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut
kering dan rasa tidak enak pada pencernaan (ringan
dan sementara)
• Jika hal diatas terjadi, HISTRINE® dapat diminum
dengan cara dosis terbagi, pagi dan malam hari
46. Peringatan dan Perhatian
• Hindari penggunaan cetirizine bersamaan dengan
obat-obat penekan SSP
• Kehamilan dan menyusui
• Usia lanjut dan penurunan fungsi ginjal
• Anak-anak < 2 tahun ---> ETAC study 1-2 tahun
47. Interaksi Obat
• Tidak ditemukan interaksi obat yang berarti secara
klinik dengan teofilin (pada dosis rendah), azitromisin,
pseudoefedrin, ketokonazol atau eritromisin.
• Ada sedikit penurunan pada bersihan cetrizine jika
diberikan bersama dengan teofilin dosis 400 mg. Dosis
teofilin yang lebih besar mungkin akan menimbulkan
efek yang lebih besar pula.
48. KESIMPULAN
1. Alergi merupakan penyakit sistemik dengan
bermacam manifestasi
2. Histamine merupakan salah satu mediator yang
berperan dalam reaksi alergi
3. Antihistamine golongan kedua merupakan salah
satu pilihan dalam pengendalian reaksi alergi
4. Cetirizine dalam bentuk Fast-Melting-Tablet (FT)
merupakan salah satu pilihan karena bekerja lebih
cepat