2. 2 | KATALOG
Judul : KRONIK PERALIHAN NUSANTARA
Penulis : Bayu Widiyatmoko
Cetakan : Januari 2014
Ukuran : 14 cm x 20 cm
Tebal : xii+ 596 hal
ISBN : 978-602-1634-08-0
Judul : KAMUS SEJARAH LENGKAP
Penulis : Danto Pamungkas
Cetakan : Maret 2014
Ukuran : 15.5 cm x 23.5 cm
Tebal : viii+630 hal
ISBN : 978-602-1634-10-3
Melalui pecahan-pecahan situs maupun berbagai
catatan yang berhasil dan semakin banyak
diketemukan tentang Nusantara sekurang-
kurangnya
cukup apabila hanya untuk membuktikan
adanya tamadun yang setanding dengan keemasan
Persia, Cina, Romawi, hingga kebesaran Abassiyah
dan Turki Osmani. Pada masanya dulu, leluhur
orang Nusantara adalah suatu masyarakat dengan
pencapaian budaya amat mengagumkan. Dan, oleh
karena itu mustahil apabila kerajaan-kerajaan di
Nusantara dulu hanya menjadi penonton yang pasif
menyaksikan pentas persaingan berbagai imperium
dan emporium bangsa-bangsa di sekelilingnya.
Semenjak Jalur Sutra --yang melalui darat--
ditinggalkan, Nusantara secara langung menjadi
kunci pertemuan dagang dan daerah-daerah di
Mediterania, Teluk Persia, Samudera Hindia dan
Laut Cina Selatan. Hal mi dimungkinkan karena
Nusantara memang sudah sejak lama menjadi
pemasok utama bagi kebutuhan pasar rempah-rempah
yang amat dibutuhkan dunia. Di pelabuhan-pelabuhan
milik Sriwijaya, Sunda, Pasai, Majapahit,
hingga Malaka, Aceh, Banten dan Makassar, pelaut-pelaut
dan berbagai benua datang dan berlomba-lomba
mempertunjukkan reputasinya.
Masa lalu umat manusia dengan segala
aspeknya selalu menarik untuk dibicarakan dan
ditelaah. Sebab banyak aspek menarik yang
dapat dijadikan pelajaran untuk bekal dalam
menempuh masa depan. Sayangnya, tidak
semua orang mempunyai waktu untuk menelaah
kehidupan manusia di masa lalu.
Buku yang disusun sebagai ensikiopedi ringkas
ini, dapat dijadikan dasar untuk memahami
kehidupan manusia di masa lalu. Dengan
memuat lebih dan seribu entry mengenai tokob,
peristiwa, tempat, dan benda-benda serta
berbagai hal lain yang berkaitan dengan sejarah,
buku ini menghadirkan semacam “pintu” untuk
mempelajani masa lalu.
Dengan materi yang divenifikasi melalui berbagai
referensi terpilih yang kemudian disusun secara
alfabetis dan dengan bahasa lugas, buku ini tidak
hanya memberikan rujukan yang shahih namun
juga mudah disimak oleh siapa pun. Selain itu,
setiap entry didesain saling berkait sehingga
dapat membentuk satu benang merah.
3. KATALOG | 3
Judul : GRAND OLD MAN OF THE REPUBLIC
Haji Agus Salim Dan Konflikpolitik Dalam
Sarekat Islam
Penulis : Suradi, SS
Cetakan : Maret 2014
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Tebal : xxx+168 hal
ISBN : 978-602-1634-11-0
Tahun 1825-1830, Belanda kalang-kabut akibat
perlawanan yang dikobarkan seorang bangsawan
Kasultanan Yogyakarta, Pangeran Diponegoro.
Dipandang dan berbagai segi, perlawanan tersebut,
yang kemudian disebut sebagai Perang
Jawa. Dengan melihat akibat yang begitu besar
pada Perang Jawa tersebut, tidak berlebihan
rasanya jika Pangeran Diponegoro, tokoh dan
ikon Perang Jawa, disebut sebagai salah satu
panglima hebat dalam sejarah, baik sejarah
nasional maupun dunia. Tumbuh sebagai seorang
bangsawan Kraton, putra dan Sultan Yogyakarta,
Pangeran Diponegoro memilih untuk hidup di luar
tembok istana dan bergaul dengan masyarakat
biasa sehingga dapat melihat langsung penderitaan
rakyat yang tertindas oleh kebijakan
penguasa Belanda. Kepedulian terhadap nasib
rakyat inilah yang menjadi motivasi terbesar
Pangeran Diponegoro dalam mengobarkan
perlawanan
dan sekaligus menjadikannya sebagai
sosok yang abadi dalam ingatan kita.
Buku ini adalah sebuah catatan kecil yang mencoba
menelusuri jejak perjuangan Pangeran
Diponegoro: Ksatria Perang Jawa
Judul : DIPONEGORO Ksatria Perang Jawa
Penulis : A. Kresna Adi
Cetakan : April 2014
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Tebal : viii+ 132 hal
ISBN : 978-602-1634-01-1
Bayangkanlah, apakah yang akan dikatakan Agus
Salim ketika ia berhadapan dengan dilema, yang
akhirnya menentukan ia memilih politik ko-operasi,
bahwa strategi partai-partai yang “bekerja sama”
itu sama sekali tidak mendapat tanggapan apa-apa
dari pemerintah kolonial?
Dan, ketika radio Bandung mengakhiri siarannya
yang terakhir, karena kedatangan tentara Jepang,
sang penyiar dengan nada sendu berkata, “Vaarwel,
tot betere tidjen”. Tetapi waktu yang lebih baik itu
tak akan pernah kembali. Periode akhir dari “zaman
Kolonial” adalah saat “bertepuk sebelah tangan”
dan ketika hasrat kerja sama anak jajahan dianggap
sebagai permintaan anak kecil yang tak perlu diladeni.
Mestikah diherankan, kalau kemudian, di tahun
1945 Belanda yang ingin kembali, harus menemukan
kenyataan bahwa “tempo doeloe” tak akan kembali
lagi. Zaman “normal” pun telah berakhir selama-lamanya.
Tidak ada tokoh yang menjalani lingkaran dari ko-operasi
kembali ke ko-operasi ini seutuhnya selain
dari Haji Agus Salim. Dalam sejarah Indonesia ia
dikenang sebagai pemikir Islam, tokoh pergerakan;
dan, barangkali yang akan selalu melekat pada
dirinya sepanjang sejarah sebagai “Grand Old Man
of the Republic”, karena perannya dalam sejarah
Revolusi kemerdekaan (1945-1949).
4. 4 | KATALOG
Judul : PROKLAMASI ; Sebuah Rekonstruksi
Penulis : Osa Kurniawan Ilham
Cetakan : Maret 2013
Ukuran : 15.5 x 23.5 cm
Tebal : xx+342 hal
ISBN : 978-602-19218-6-9
TAHUKAN ANDA?
- Kalau sang prokLamator pernah kecipratan air
kencing kala mempersiapkan kemerdekaan kita?
- Kalau sebotol air susu bayi pernah merepotkan
para pemuda “penculik” proklamator?
- Kalau sebuah jarum suntik berjasa besar dalam
peristiwa proklamasi kemerdekaan?
- Kalau naskah proklamasi sempat dibuang ke tong
sampah?
- Kalau mikrofon sempat ngadat saat Bung Karno
membacakan teks prokiamasi?
- Kalau Angkatan Laut Jerman juga terlibat dalam
peristiwa proklamasi?
- Kalau berita tentang proklamasi itu sudah
diketahui dunia sebelum teksnya dibacakan?
- Kalau ada naskah proklamasi lain yang terburu-buru
dibacakan sebelum 17 Agustus 1945?
Tidak perlu mengernyitkan dahi untuk tahu jawaban dan
pertanyaan-pertanyaan di atas. Dilengkapi dengan kisah
dan gambar yang menarik, selagi membaca halaman demi
halaman dalam buku ini Anda bisa membayangkan din
sebagai seorang detektif.Kalau biasanya seorang detektif
dan ahli forensik membuat rekonstruksi sebuah peristiwa
kriminal, kali ini Anda akan berperan sebagai detektif untuk
merekonstruksi urutan kejadian, jam demi jam, tempat
demi tempat, pelaku demi pelaku, dalam sebuah peristiwa
paling bersejarah di Indonesia. Apalagi kalau bukan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945!
Polisi Istimewa dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
Jepang demi mempertahankan wilayah Indonesia
yang telah direbutnya dari tangan Belanda. Setelah
Jepang menyerah, keberadaan Polisi Istimewa sangat
diharapkan oleh rakyat Indonesia dalam mengawal
proklamasi 17 Agustus 1945 mengingat Polisi Istimewa
dan Pamong Praja merupakan satu-satunya modal
awal Republik Indonesia ketika baru diproklamirkan.
Kesetiaan Polisi Istimewa terhadap Republik Indonesia
terbukti ketika seorang Inspektur Polisi Satu
Moehammad Jasin berani memproklamirkan Polisi
Istimewa sebagai Polisi Republik Indonesia. Usaha
yang menjadi pelopor semangat rakyat Jawa Timur
dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Tidak hanya itu, sifat-sifat heroiknya
juga menyebabkan semangat arek-arek Surabaya
berkobar-kobar, sehingga wajar jika dikatakan
bahwa tanpa Polisi Istimewa, maka Pertempuran 10
November 1945 pun tak pernah ada.
Buku ini secara khusus mengulas sejarah perjuangan
Polisi Istimewa di Jawa Timur pada masa kemerdekaan,
peran dalam perjuangan, dan eksistensinya di masa
kemerdekaan. Tidak hanya itu, buku ini juga mengungkapkan
kisah-kisah perjuangan Polisi yang belum
pernah diketahui oleh masyarakat luas dan dilengkapi
berbagai foto dan dokumentasi yang belum pernah
dilihat oleh masyarakat umum.
Judul : PASUKAN POLISI ISTIMEWA
Penulis : Lorenzo Yauwerissa & Pusat Sejarah Polri
Cetakan : November 2013
Ukuran : 15.5 cm x 23 cm
Tebal : viii+132 hal
ISBN : 978-602-95337-1-2
5. KATALOG | 5
Judul : Di Balik Sejarah Zionisme
Penulis : Ralph Schoenman
Cetakan : Pertama, 2013
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Tebal : xxxii + 222 hlm
ISBN : 978-602-1634-00-4
Meski bermula seperti sebuah perang saudara,
namun kita bisa melihat bahwa pada hakikatnya
Perang Korea merupakan kepanjangan dari perseteruan
dua kekuatan dunia yang saat ini lazim kita
namai dengan Perang Dingin. Operasi kekuatan-kekuatan
besar dunia dalam medan konflik tersebut
menjadikan Perang Korea memiliki dimensi yang
berbeda dari sekedar perang saudara. Perang inilah
yang oleh para sejarawan sering kali disebut sebagai
aksi militer pertama Perang Dingin.
Semenanjung Korea, yang sejak lama berada di
bawah kekuasaan Jepang, menjadi arena bagi kedua
kekuatan besar dunia tersebut untuk menunjukkan
kekuatan masing-masing. Sebenarnya, seluruh
komponen
di Semenanjung tersebut menginginkan
untuk membentuk satu Korea, namun perbedaan
ideologis yang diusung berbagai komponen di Korea
tersebut membuat proses penyatuan tersebut
menjadi rumit karena masing-masing kubu memiliki
strategi, cara, dan gagasan tersendiri dalam
mempersatukan
Korea. Segera, perbedaan ini
menciptakan dua kubu yang saling berkonflik dan
pendukungnya masing-masing: Korea Selatan yang
berideologi kapitalis dan didukung Amerika Serikat
dan Sekutu melawan Korea Utara yang berideologi
komunis dan didukung Uni Soviet dan Cina.
Judul : Perang Korea ; Konflik Dua Saudara
Penulis : Djati Prihantono
Cetakan : Pertama, 2013
Ukuran : 15,5 x 23,5 cm
Tebal : viii + 120 hlm
ISBN :
Ralph Schoenman telah melakukan pekerjaan
luar biasa dengan mengumpulkan begitu banyak
informasi.
Akan sangat sulit untuk menyaingi
analisisnya yang mendalam dan provokatif mengenai
akar persoalan Palestina dan orang-orang
Palestina yang terusir ini.
Schoenman membuktikan, dengan dokumentasi
yang sangat lengkap, bahwa sumber terbaik untuk
menerangkan
dinamika riil dari kebijakan-kebijakan
Israel adalah kerja para arsitek Zionisme. Dengan kemampuan
yang sempurna dan pengetahuan mendalam
dia merajut fakta-fakta historis kaum Zionis.
“Ini adalah buku yang perlu dimiliki oleh siapa pun
yang berupaya memahami “pemberontakan” yang
dikobarkan rakyat Palestina saat ini. Kemampuan
Schoenman menggali fakta dan menyusunnya
menjadi kesimpulan yang tidak bisa dibantah merupakan
berkah besar bagi kita.
Rabbi Elmer Berger - Presiden American Jewish
Alternatives to Zionism.
“Ralph Schoenman menunjukkan bagaimana Zionisme
menyiksa rakyat Palestina dan menodai
orang Yahudi. Buku ini merupakan sebuah dokumen
yang membongkar itu semua.”
Muhammad Hallaj - Editor Palestine Perspective.
6. 6 | KATALOG
Judul : KRONIK TNI 1945-1946
Penulis : Aan Rahmanto
Cetakan : Pertama, 2013
Ukuran : 15,5 x 23 cm
Tebal : x + 162 hlm
ISBN : 978-602-19218-7-6
Berbagai fakta ringan, namun menarik, yang
lazimnya luput dari buku-buku sejarah disajikan
dalam buku ini. Fakta-fakta seperti salam
“merdeka” yang ternyata merupakan salam resmi
yang ditetapkan melalui maklumat pemerintah;
tentang tentara Indonesia yang ternyata pada
awalnya bermarkas di sebuah kamar hotel; tentang
pendirian maskapai penerbangan nasional yang
modal awalnya berasal dari iuran rakyat; tentang
pertempuran Surabaya yang menjadi satu-satunya
medan pertempuran di dunia yang menewaskan
seorang jenderal Inggris; tentang adanya
“Proklamasi Kedua” dari pemerintah Indonesia,
disajikan dalam urutan kronologis, bahasa yang
mudah dipahami, dan dilengkapi dengan gambar
mengenai berbagai peristiwa bersejarah tersebut.
Harus dicatat bahwa “fakta-fakta ringan” yang
disajikan dalam buku ini bukannya tidak memiliki
nilai historis. Fakta-fakta tersebut tetap memiliki
nilai dan otentisitas sebagai sebuah fakta sejarah.
Dengan ketelitian seorang pencatat, dan akurasi
seorang sejarawan, penulis buku ini menyajikan
kepada kita fakta-fakta, baik besar maupun kecil,
berkaitan dengan sejarah dan perkembangan
tentara kita.
Judul : Pertempuran Laut Jawa
Penulis : Adrianus Agung W
Cetakan : Pertama, 2012
Ukuran : 15,5 x 23,5 cm
Tebal : xi + 154 hlm
ISBN : 978-602-19218-1-4
Setelah sukses menghantam Pearl Harbour, Jepang
semakin gencar mengadakan ekspansi militernya.
Didorong oleh motif untuk memperoleh cadangan
sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
industrinya serta ambisi untuk membangun
imperium Jepang Raya, Jepang melancarkan
operasi militer ekstensif ke kawasan-kawasan Asia
lainnya, termasuk Indonesia yang dahulu masih
dikenal dengan nama Hindia Belanda.
Khusus untuk menguasai Indonesia, para
petinggi militer Jepang menerjemahkan konsep
ini menjadi apa yang dikenal sebagai strategi
Gurita. Dari barat, wilayah Sumatra diserbu
melalui semenanjung Malaya. Di timur, Manado
direbut pasukan yang juga berangkat dari
Mindanao, Filipina. Dengan gerakan yang cepat
dan efektif, militer Jepang mencaplok satu demi
satu wilayah Indonesia yang sebelumnya dikuasai
Belanda hingga akhirnya, terjadi pertempuran
besar yang menandai takluknya pasukan Sekutu
kepada Jepang: Pertempuran Laut Jawa. Melalui
pertempuran inilah Jepang berhasil menunjukkan
superioritasnya atas pasukan-pasukan dari Eropa
dan sekaligus menguasai Indonesia.
7. KATALOG | 7
Judul : MENGAWAL TRANSISI
Penulis : Aan Ratmanto
Cetakan : April 2012
Ukuran : 14x21 cm
Tebal : viii + 156 hal
ISBN : 978-602-18098-0-8
Judul : PASUKAN SILIWANGI
Penulis : Aan Ratmanto
Cetakan : Pertama, 2012
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Tebal : viii + 240 hlm
ISBN : 978-602-19218-4-5
Beberapa puluh tahun lalu ketika republik ini
berada dalam masa krisis karena berbagai
gangguan, baik dari luar maupun pemberontakan
dari dalam negeri, tampil banyak orang yang rela
berkorban mempertahankan keutuhan Indonesia
yang saat itu masih sangat belia. Dengan
heroisme, nasionalisme, dan loyalitas, para
patriot ini berjuang tanpa mempedulikan apapun,
bahkan meski harus mengorbankan nyawa
mereka sendiri. Di antara para patriot tersebut,
para personil Pasukan Siliwangi adalah salah satu
kelompok yang turut berdiri di garis terdepan
untuk mempertahankan keutuhan republik ini.
Pasukan ini juga memikul tugas dan tanggung
jawab yang berat, yang paling berat barangkali
adalah tugas untuk meninggalkan markas mereka.
Tugas berat ini, yang oleh para pakar kerap disebut
sebagai Hijrah, membuat nasib Pasukan Siliwangi
semakin memprihatinkan: sebelumnya, Pasukan
ini kekurangan logistik dan persenjataan, setelah
perintah Hijrah datang, Pasukan ini menjadi tidak
memiliki markas.
Pada hari KEMIS tanggal 30 Juni 1949 kekuasaan
Pemerintah di seluruh Daerah Istimewa Jogjakarta
kembali di tangan Pemerintah Republik Indonesia,
jang berkedudukan lagi di Ibu Kota Jogjakarta.
Atas penetapan P.J.M. Presiden, Panglima Tertinggi
Angkatan Perang Republik Indonesia, maka buat
sementara waktu kekuasaan Pemerintah Republik,
baik sipil maupun militer, di Daerah Istimewa
Jogjakarta dipegang dan didjalankan oleh Menteri
Negara Koordinator Keamanan dengan dibantu oleh
segala Badan Pemerintahan dan Alat Kekuasaan
serta Pegawai Negeri jang ada dan jang akan datang
di Daerah Istimewa Jogjakarta.
Segala Badan dan Peraturan Negara Repu-blik
Indonesia jang ada sebelum hari tanggal
pengembalian kekuasaan di tangan Pemerintah
Republik Indonesia, langsung berlaku selama tidak
diadakan ketentuan lain.
Setelah keadaan mengidzinkan, maka segera P.J.M.
Presiden, P.J.M. Wakil Presiden serta anggauta-anggauta
Pemerintah Republik Indonesia lainnja
kembali ke Jogjakarta.
Jogjakarta, 30 Juni 1949.
Atas nama PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA KOORDINATOR KEAMANAN
HAMENGKU BUWONO IX
8. 8 | KATALOG
Judul : SOEDIRMAN Bapak Tentara Indonesia
Penulis : Ardian Kresna
Cetakan : Oktober 2011
Ukuran : 15.5 cm x 23 cm
Tebal : viii+132 hal
ISBN : 978-602-95337-1-2
Judul : KRONIK PERISTIWA MADIUN PKI 1948
Penulis : Suratmin
Cetakan : Februari 2012
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Tebal : viii+ 132 hal
ISBN : 978-602-19218-2-1
Tanggal 18 September 1948, rakyat Indonesia
dikejutkan dengan sebuah peristiwa besar:
Para tokoh Partai Komunis Indonesia
memproklamirkan berdirinya Republik Soviet
Indonesia yang berhaluan kiri. Tindakan
ini merupakan bentuk koreksi terhadap
Pemerintahan Soekarno yang menurut mereka
semakin condong kepada kaum imperialis Barat.
Dan, dengan proklamasi inilah lahir sebuah
peristiwa yang menghadapkan saudara sebangsa
dalam konflik bersenjata yang tentu saja tidak
luput dari percikan darah dan cucuran air mata.
Republik Indonesia yang masih sangat belia
diuji. Ironisnya, ujian ini harus memperhadapkan
teman seiring yang dulu bekerja sama mendirikan
Republik ini dalam medan pertikaian senjata.
Seperti lazimnya, terdapat banyak tafsir terhadap
berbagai peristiwa bersejarah, demikian juga
dalam Peristiwa Madiun ini. Masing-masing
pihak yang terlibat dalam peristiwa ini memiliki
pandangan, tinjuan, pendapat, bahkan argumen
mereka. Namun kiranya segalanya yang telah
terjadi dalam sejarah masa lalu Republik ini
merupakan sebuah proses pendewasaan yang
diperlukan untuk menjadi sebuah bangsa besar.
Karena bagaimanapun, tanpa ujian, tanpa
cobaan, sebuah bangsa tidak akan menjadi besar.
10. 10 | KATALOG
Judul : RESIMEN PELOPOR
Penulis : Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis
Cetakan : Cetakan Pertama, Januari 2011
Cetakan Kedua, Cetakan Revisi,
September 2012
Ukuran : 15 cm x 22 cm
Tebal : xiv +254 hal
ISBN : 978-602-95337-0-5
Judul : INFANTERI The Backbone of the Army
Penulis : Priyono
Cetakan : Januari 2012
Ukuran : 15cm x 23 cm
Tebal : x+142 hal
ISBN : 978-602-19218-0-7
Jauh di masa lalu ketika hiruk-pikuk mesin perang
dan konfrontasi bersenjata masih meliputi air,
udara, dan tanah Indonesia, ketika Republik ini
masih berusia seumur jagung, pada masa ketika
pemerintah berjuang untuk mempertahankan
keberadaan Republik yang masih belia ini dari
serangan penjajah Belanda dan rongrongan para
pemberontak, dari tubuh Kepolisian Negara
Republik Indonesia lahir sebuah pasukan khusus
yang memiliki kemampuan dan keberanian
menggetarkan. Sebuah pasukan yang dihormati
oleh kawan dan disegani lawan.
Sayangnya, gelombang sejarah menenggelamkan
kesatuan ini dalam palung terdalam. Ketika terjadi
pergantian penguasa, keberlangsungan pasukan
ini berakhir. Ironisnya, kerja keras, pengorbanan,
jasa, dan risalah mereka turut terkubur hingga
seolah mereka tidak pernah ada. Dengan berbekal
kesabaran, ketelitian, dan keuletan, mengumpulkan
data dan melakukan wawancara, buku ini
memaparkan kembali kisah mereka yang dilupakan,
kisah para prajurit hebat yang pernah dilahirkan
oleh Kepolisian Republik Indonesia: Heroisme
Resimen Pelopor.
Ketika dilaksanakannya kebijakan RE-RA, banyak
pihak yang mengkhawatirkan kekuatan militer
Indonesia akan melemah, termasuk dari pihak
tentara sendiri, maka hal ini terbantahkan
ketika Belanda resmi mengumumkan Agresi
Militer II pada 19 Desember 1948. Kekuatan TNI
yang sebenarnya tampak dalam rangkaian aksi
penyerbuan ke posisi-posisi Belanda. Mereka
melakukannya dengan strategi pertempuran
gerilya.
Saat penggelaran pasukan di medan peperangan,
pasukan infanteri ini bisa dibilang cukup efektif.
Pukulan pasukan Belanda sering dimentahkan
dengan gaya bertempur TNI yang mampu
menyebar menghindari serangan dan kemudian
melakukan regrouping dalam bentuk kantong-kantong
perlawanan. Ketika tentara Belanda
lengah, pasukan TNI muncul dengan serangan
mematikan lalu dengan cepat menghilang.
Inilah yang menjadi salah satu kelebihan pasukan
infanteri Republik Indonesia ketika itu. Mereka
mampu bertempur secara gerilya dalam melawan
Belanda. Terlebih pasukan ini baru saja dilahirkan
dalam dunia militer Indonesia. Peran mereka
dalam setiap pertempuran bisa dikatakan sangat
signifikan. Bahkan hingga sekarang.
11. KATALOG | 11
Judul : INDONESIAN SPECIAL FORCE
Penulis : Petrik Matanasi dan F. Huda Kurniawan
Cetakan : Agustus, 2010
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 136 hal
ISBN : 978-602-95337-4-3
Judul : HANTU LAUT; KKO Marinir Indonesia
Penulis : Petrik Matanasi dan F. Huda Kurniawan
Cetakan : Juli 2011
Ukuran : 15.5 cm x 23 cm
Tebal : xiv+146 hal
ISBN : 978-602-95337-8-1
Kemunculan Korps Marinir pada puncak kerusuhan
tahun 1998 benar-benar menjadi sesuatu yang
fenomenal. Tidak berlebihan kiranya jika tahun-tahun
tersebut dianggap sebagai tahun yang sangat berarti
bagi korps ini. Betapa tidak, setelah sempat agak terlupakan
akibat sepinya pemberitaan, korps ini muncul
dan berhasil menyita perhatian publik. Lebih dari itu,
korps ini berhasil menorehkan kesan positif bagi banyak
pihak dan memenuhi harapan banyak orang akan sosok
tentara profesional, terlatih dengan baik, memiliki
kemampuan tinggi, namun tetap simpatik dan ramah.
Namun, sejarah Marinir membentang jauh melebihi
tahun 1998. Fakta bahwa Indonesia sebagai negara
maritim pernah memiliki kekuatan tempur di lautan
yang mengagumkan. Pelbagai kisah yang dituturkan
betapa heroiknya marinir pada masa Soekarno.
Sebuah masa di mana marinir menjadi disegani dan
sangat ditakuti oleh negara-negara tetangga. Dan
sejak awal kemunculannya, korps ini telah mengalami
pahit manis perubahan nasib yang terkadang terasa
ekstrem. Pada tahun-tahun ketika Soekarno berkuasa,
korps ini dimanjakan dan mendapatkan kemurahan
yang barangkali sangat berlebihan. Lalu ketika Orde
Baru berkuasa, Korps Marinir seolah dilemparkan ke
titik ekstrem yang lain. Sejarah mencatat bagaimana
masa Orde Baru hampir-hampir membuat korps ini
terpuruk dan tanpa harapan.
Dimulai di Inggris, fenomena pembentukan
organisasi pasukan khusus ini dengan cepat
menyebar ke seluruh penjuru dunia. Saat ini apa
yang disebut sebagai pasukan khusus merupakan
sebuah istilah yang mencangkup hampir semua hal–
organisasi, pola perekrutan, pelatihan, kualifikasi,
dan persenjataan. Di sisi lain, ruang lingkup tugas
pasukan ini juga dibedakan dari tentara reguler
dan dituntut untuk mampu bergerak dengan cepat,
efisien, efektif, tanpa melupakan unsur-unsur
kerahasiaan, ketepatan, dan keberhasilan.
Sebagai sebuah negara yang berdaulat penuh, Indonesia
juga memiliki kesatuan-kesatuan semacam
itu. Pada dasarnya, pasukan khusus Indonesia tidak
terlepas dari sifat, karakter, tradisi, dan sejarah,
pasukan-pasukan khusus negara-negara lain di dunia.
Seperti pasukan khusus negara lain, pasukan khusus
Indonesia juga merupakan elemen penting dalam
konsep pertahanan dan keamanan di negara ini.
Namun karena minimnya publikasi, sosok dan karakter
dari pasukan-pasukan khusus Indonesia kurang begitu
dikenal. Bahkan, prestasi yang mereka peroleh pun
luput dari perhatian publik. Harus kita akui jika kita
lebih mengenal pasukan-pasukan khusus dari negara-negara
besar seperti SAS atau Green Berret AS yang
memang penampilannya bisa kita saksikan melalui banyak
film dan aksi-aksinya diliput oleh banyak berita.
12. 12 | KATALOG
Judul : PARATROOPS
Pasukan Penyergap dari Udara
Penulis : Nugroho Hariadi
Cetakan : September 2011
Ukuran : 15.5 x 23 cm
Tebal : viii+124 hal
ISBN : 978-602-95337-9-8
Judul : GURKA ; Pejuang dari Atap Dunia
Penulis : Fajar Shodiq Kurniawan
Cetakan : Januari 2011
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : xx +138 hal
ISBN : 978-602-95337-6-7
Sekelompok manusia yang awalnya melayang-Iayang
di udara, akhirnya melepaskan parasut dan badan
mereka. Tak lama kemudian, senapan serbu yang
sebelumnya tersimpan rapi dalam tas sudah ada di
genggaman. Mereka kemudian menyebar ke segala
penjuru dalam beberapa kelompok kecil.
Salah satu dan unit tersebut melakukan aksi
yang cukup mengejutkan. Mereka melakukan
penyerbuan
sangat mendadak. Dengan berlari,
menembak, kemudian menghancurkan salah satu
obyek milik lawan. Dengan perhitungan tepat
dan terarah, akhirnya serangan kilat sekelompok
orang ini berhasil menguasai sarang musuh yang
cukup vital. Merekalah paratrooper, atau pasukan
penerjun payung.
Kesuksesan aksi pasukan lintas udara selama
Perang Dunia II, kiranya menjadi inspirasi tersendiri
bagi Indonesia. Dan hal tersebut lahir Pasukan
Gerak Tjepat (PGT) yang di kemudian waktu
menjadi Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) AU.
Selain PGT, dan matra lain seperti Angkatan Darat
(AD) juga hadir pasukan dan kesatuan lintas udara
(Linud) semisal dan Komando Strategis Angkatan
Darat (Kostrad) dan Komando Pasukan Khusus
(Kopassus). Operasi lintas udara yang pernah
dilakukan pun
Gagah berani, berkemampuan tinggi, dan penuh
loyalitas. Tiga kata itulah yang barangkali dapat
mendefinisikan dengan tepat apa itu pasukan
Gurkha, sebuah pasukan legendaris dalam tubuh
militer Inggris Raya. Mereka mempunyai semboyan
“kaphar hunnu bhanda marnu ramro” yang berarti
“lebih baik mati ketimbang jadi pengecut”. Mereka
adalah orang-orang Gurkha–tentara yang berasal
dari dataran tinggi Nepal–begitu disegani kawan
maupun lawan di berbagai medan.
Pasukan Gurkha memiliki posisi yang bisa dikatakan
unik. Tumbuh sebagai milisi rakyat yang dibentuk
dengan tujuan pertahanan, pasukan ini kemudian
menjadi bagian dari sebuah badan militer besar
dunia: Pasukan Inggris. Namun, tidak seperti
legiun-legiun asing dalam sebuah ketentaraan
nasional, pasukan ini tampak lebih independen jika
dibandingkan legiun Aljazair dalam tubuh pasukan
Prancis atau bahkan prajurit-prajurit pribumi
Indonesia dalam KNIL. Pasukan Gurkha lebih mirip
atau sering kali dianggap sebagai ‘Tentara Bayaran’.
Bahkan dalam sejarah kemiliteran Indonesia,
mereka telah beberapa kali terlibat kontak
senjata dalam pertempuran yang pernah
terjadi di Indonesia, antara lain dalam Peristiwa
10 November 1945 di Surabaya dan Konflik
Indonesia-Malasyia tahun 1963-1966.
13. KATALOG | 13
Judul : SNIPER ; Sang Pembunuh dalam Kesunyian
Penulis : Huda Efendi
Cetakan : September 2011
Ukuran : 15 x 22 cm
Tebal : xx +138 hal
ISBN : 978-602-95337-5-0
Judul : Monster Tempur Kavaleri Indonesia
Penulis : Haryo Adjie Nogo Seno
Cetakan : Pertama, 2011
Ukuran : 15,5 cm x 23 cm
Tebal : viii + 160 hlm
ISBN : 978-602-95337-7-4
Sejak pertama kali terbentuk, sniper telah menjadi
sebuah mesin perang andalan yang menakutkan.
Tidak terlihat, senyap, namun sangat mematikan
merupakan karakter utama dan para sniper.
Keefektifan dalam membidik, keahlian menyamar,
dan ketenangan dalam melakukan itu semua
menjadikan mereka memiliki citra yang mengerikan
seperti kematian itu sendiri.
Sniper merupakan sebuah momok, teror mengerikan
yang terus menghantui setiap orang yang
turun dalam medan pertempuran. Saking menakutkannya,
pada masa Perang Kemerdekaan
Amerika, para jenderal dan perwira Inggris bahkan
rela melepaskan tanda-tanda kepangkatannya agar
luput dan bidikan para sniper prajurit kemerdekaan
Amerika. Hingga saat ini, kisah para prajurit
individual yang pemberani ini masih menghiasi
pertempuran di banyak medan. Dengan semboyan
one shoot, one kill, dan dengan cara kerja yang
senyap narnun mematikan, para sniper terus
bekerja, dan bidikan-bidikan maut mereka terus
memberikan perubahan signifikan dalam sebuah
pertempuran.
Dengan daya gerak, daya tembak, dan daya kejut
yang besar, unit-unit kavaleri yang terdiri dan
tank dan panser terbukti mampu memberikan
pukulan mematikan bagi lawan. Operasi militer
menjadi lebih efisien, cepat, dan tepat sasaran.
Kesuksesan operasi, terutama operasi dalam skala
menengah dan besar, kini tidak bisa dilepaskan
dan keberadaan elemen kavaleri. Inilah mengapa
kavaleri menjadi satu unit penting dalam tubuh
organisasi militer, termasuk di Indonesia.
Sebagai sebuah unit dalam tubuh militer Indonesia,
unit kavaleri telah memiliki sejarah panjang. Bermula
dan kendaraan tempur warisan Belanda, unit kavaleri
pernah mengalami masa keemasan di era 1960-an
ketika pemerintah melakukan pembelian kendaraan
tempur dalam jumlah cukup banyak seperti tank
AMX-13 TNI AD dan tank PT-76 Korps Marinir.
Buku ni adalah sebuah upaya untuk menengok
ke dapur unit kavaleri dalam tubub TNT. Dengan
bahasa yang mudah dipahami, buku mi membahas
kendaraan-kendaraan tempur kebanggaan
Indonesia. Tentu saja, ada kepribatinan melihat
uzurnya kendaraan tempur kita, namun ada
juga barapan melihat tekad TNI untuk terus
melengkapi peralatan tempurnya dengan yang
paling mutakhir. Selamat membaca!
14. 14 | KATALOG
Judul : INDONESIAN MISSILE
Penulis : Haryo Adjie Nogo Seno
Cetakan : Februari 2012
Ukuran : 15.5 x 23.5 cm
Tebal : xii+158 hal
ISBN : 978-602-19218-3-8
Judul : SENJATA-SENJATA YANG MENGUBAH DUNIA
Penulis : Thomas K dan I. Ibrahim
Cetakan : 2010
Ukuran : 15.5 cm x 23 cm
Tebal : xvi + 194 hal
ISBN : 978-602-95337-2-9
Berabad-abad lalu, manusia telah menggunakan
berbagai alat untuk membuat senjata. Alat pemukul,
tombak, busur panah, pedang, hingga nuklir
dan misil penjelajah. Melihat evolusi teknologi
persenjataan, kita seolah mendapatkan fakta bahwa
kedahsyatan perkembangan peradaban manusia
juga berbanding lurus dengan perkembangan
kedahsyatan manusia dalam menghancurkan
peradabannya sendiri. Tidak seperti senjata ciptaan
para pendahulunya dan masa-masa primitif yang
hanya memiliki daya hancur kecil, saat mi manusia
semakin mampu menciptakan alat dan persenjataan
yang memiliki daya hancur massal atau WMD
(Weapon Mass Destruction).
Pada saat-saat tertentu dalam kehidupan umat
manusia, selalu ada inovasi yang bisa memberi manfaat
besar dan mengubah sejarah, demikian juga
hampir selalu ditemukan inovasi-inovasi baru yang
berpotensi membuat kerja keras dan kemajuan yang
telah diraih manusia menjadi puing-puing. Dan,
kedua hal mi beijalan dengan kecepatan yang sama.
Buku ini memberikan paparan deskriptif mengenai
perkembangan senjata-senjata yang pernah digunakan
manusia dan bahkan mengubah perjalanan
sejarah umat manusia.
Mengenai pudarnya dominasi rudal di Indonesia,
tentu ada perhitungan sendiri, Di bawah panji
kestabilan ekonomi dan membina hubungan
yang baik di kawasan, pada era Soeharto
pengembangan rudal mulai berjalan, walau sangat
lamban, bahkan secara de facto etalase rudal
Indonesia sudah tertinggal dari Singapura dan
Malaysia. Tapi harus diakui, tak serta merta sistem
rudal Indonesia tertinggal secara keseluruhan, di
lini rudal anti kapal, terlihat pemerintah sangat
serius untuk memperkuat beragam rudal anti
kapal, sebagai bukti adalah Yakhont yang kini jadi
lambang supremasi alutsista Indonesia.
Tanpa bermaksud mengharap datangnya
peperangan, tapi diyakini, seandainya terjadi duel
antara militer Indonesia dan Malaysia, beberapa
lakon dalam pertempuran akan memunculkan
nama Sidewinder, Maverick, Exocet, atau bisa
jadi Yakhont. Uniknya antar negara tetangga di
ASEAN, termasuk Malaysia, punya karakter dan
jenis alutsista yang serupa. Selain Sidewinder,
rudal SAM Rapier, RBS-70, dan Maverick juga
dipakai oleh Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
15. KATALOG | 15
Judul : ANAK-ANAK PELURU
Penulis : Heri Sudiono & Rini Rahmawati
Cetakan : 2010
Ukuran : 15.5 x 23 cm
Tebal : xiv +121 hal
ISBN : 978-602-95337-3-6
Anak-anak telah menjadi korban dari salah satu
aksi terburuk dalam banyak konflik bersenjata di
dunia: direkrut sebagai tentara anak. Pembunuhan,
ritus kekerasan merupakan pengalaman sehari-hari
anak-anak ini, di tengah kecamuk perang yang tidak
mereka pahami. Satu-satunya hal yang mereka
ketahui adalah mereka harus terus patuh dan terus
membunuh demi kelangsungan hidup.
Perang telah merenggut mereka, menjerumuskan
mereka ke dalam wilayah terkelamnya, dan
menghadirkan narasi kemanusiaan yang terburuk.
Perang tidak hanya mengubah mereka menjadi korban
mengenaskan yang terjepit di tengah konfrontasi
banyak pihak yang saling berhadapan, namun karakter
intrinsik dari kebrutalan perang telah menyeret
mereka ke dalam pengalaman yang tidak pernah
terbayangkan: Tangan-tangan kecil yang seharusnya
menggenggam mainan dan buku pelajaran itu, kini
mengokang logam panas yang memuntahkan peluru,
golok-golok dingin pengoyak tubuh, sementara jemari-jemari
kecil mereka berlumuran darah.
Perekrutan tentara anak ini ternyata telah menjadi
metode yang lazim digunakan di wilayah-wilayah
yang tengah menghadapi perang di seluruh dunia,
bahkan jauh hingga di awal peradaban manusia.
Sebuah sejarah panjang yang sayangnya, sekian
lama luput dari perhatian dunia.
Dalam Perang Dunia 11(1939-1945) banyak terjadi
kisab pertempuran laut yang menarik, baik itu yang
terjadi di front Atlantik maupun Pasifik. Di front Pasifik,
pertempuran laut terjadi antara armadaALAmerika
dan Jepang, dimana keduanya yang termasuk tiga
negara teratas pemilik kekuatan laut terbesar dan
terkuat di dunia saling mengerahkan armada kapal-kapal
induk mereka. Sementara pertempuran laut
yang terjadi di front Atlantik lebih didominasi oleh
konflik antara AL Inggris (Royal Navy) dengan AL
Jerman (Kriegsmarine), dimana AL Jerman berusaha
memblokade daratan Inggris secara ekonomi dengan
menghancurkan kapal-kapal dagangnya untuk
melemahkan kemampuan berperang Inggris.
Nasib tragis dan ironis dialami oleh kapal tempur
Bismarck dan Tirpitz. Bismarck tamat riwayatnya
ketika barn menjalani pelayaran perdananya. Setelah
sebelumnya menenggelamkan kapal penjelajah
tempur Inggris HMS Hood dalam Battle of Denmark
Strait, Bismarek pun akhimya tenggelam setelah
dikeroyok kapal-kapal perangAL Inggris, sedangkan
Tirpitz jauh lebih ironis lagi, kapal tempur ini
tidak pernah terlibat dalam pertempuran. Selain
karena pihak AL Jerman belum siap untuk kembali
kehilangan kapal tempur besamya, memasuki tahun
1943, Jerman mulai mengalami krisis bahan bakar.
Tirpitz pun akhimya dibom dan ditenggelamkan oleh
serangan udara bomber-bomber Inggris.
Judul : KRIEGSMARINE BATTLESHIPS
Penulis : Ari Subiakto
Cetakan : 2013
Ukuran :
Tebal :
ISBN : 9786021634073