Dokumen tersebut membahas konsep pendidikan tinggi berbasis e-learning, meliputi penyampaian materi secara synchronous dan asynchronous, peran dosen, mahasiswa, fakultas, fasilitator dan staf dalam membuat program e-learning yang efektif.
1. KONSEP PENDIDIKAN TINGGI BERBASIS E-LEARNING: PELUANG DAN
TANTANGAN
Engkos Koswara (koswara@ristek.go.id)
Kementrian Riset dan Teknologi
Jalan M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340
ABSTRAK
e-learning merupakan alternatif pembelajaran yang relatif baru untuk menunjang keberhasilan proses
belajar mengajar dengan menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi, seperti teknologi komputer
baik hardware maupun software, teknologi jaringan seperti local area network dan wide area network, dan
teknologi telekomunikasi seperti radio, telefon, dan satelit. Tujuannya antara lain untuk meningkatkan daya
serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa,
meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa, dan meningkatkan kualitas materi pembelajaran.
Selanjutnya dibahas mengenai konsep-konsep tentang cara penyampaian materi, teknologi, efektifitas dan
komponen utama dari e-learning.
Kata kunci: e-learning, distance learning
1. PENDAHULUAN 2. CARA PENYAMPAIAN MATERI
Perkembangan aplikasi teknologi informasi di Penyampaian materi e-learning dapat melalui
dunia pendidikan, memacu munculnya kegiatan synchronous atau asynchronous. Synchronous
e-learning baik secara synchronous maupun artinya bahwa dosen dan mashasiswa berinteraksi
asynchronous. Salah satu kegiatan e-learning secara waktu nyata (real time), beberapa
yang berbasis pada jaringan telekomunikasi peralatan yang menggunakan cara ini harganya
adalah bila dosen dan mahasiswa dipisahkan oleh relatif mahal. Misalnya dengan two-way
jarak sehingga tidak memungkinkan terjadi videoconferences, audioconferencing, internet
komunikasi tatap muka langsung. Teknologi chat, dan desktop video conferencing.
suara, video, data, dan cetakan digunakan Penyampaian materi dengan asynchronous tidak
sebagai jembatan antara dosen dan mahasiswa secara bersamaan, dosen menyampaikan instruksi
untuk menyampaikan dan mendiskusikan bahan melalui video, computer atau lainnya, dan
pelajarannya. Konsep program e-learning mahasiswa merespons pada lain waktu. Misalnya,
menyediakan kemudahan bagai siapa saja yang instruksi disampaikan melalui web atau dan
berminat belajar, yang mempunyai keterbatasan feedback disampaikan melalui e-mail.
waktu, keterbatasan jarak, cacat fisik, para Pengelompokkan synchronous dan asynchronous
pekerja di perusahaan yang ingin meningkatkan dapat dilihat pada Tabel 1.
pengetahuannya tanpa harus meninggalkan
pekerjaannya. TABEL 1. PENGELOMPOKKAN
SYNCHRONOUS DAN ASYNCHRONOUS
Banyak para dosen bertanya apakah mahasiswa
jarak jauh akan belajar sama baiknya dengan Nama Synchronous Asynchronous
mahasiswa yang mendapat instruksi melalui tatap Video Videoconferencing Videotape, Broadcast
muka. Penelitian yang membandingkan kedua video
jenis pengajaran ini memperlihatkan bahwa Audio Audioconferencing Audiotape, Radio
Data Internet chat, E-mail, CD-ROM
pembelajaran jarak jauh dapat se-efektif instruksi Desktop video
tatap muka atau trandisional, kalau menggunakan conferencing
metoda dan teknologi yang sesuai dengan tugas-
tugas secara instruksi, ada interaksi antar Meskipun teknologi mempunyai peranan penting
mahasiswa, dan interaksi antar dosen dan didalam penyampaian materi pendidikan, dosen
mahasiswa, termasuk para mahasiswa harus fokus pada instruksi yang akan
memberikan masukkan atau feedback kepada disampaikan, bukan pada teknologi
dosennya (Moore & Thompson, 1990; Verduin penyampaiannya. Kunci e-learning yang efektif
& Clark, 1991). adalah harus fokus pada kebutuhan mahasiswa,
kebutuhan materi dan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh dosen sebelum menggunakan
peralatan teknologi informasi. Biasanya,
pendekatan yang sistematis akan menggunakan
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia
ITB, 3-4 Mei 2005 275
2. gabungan beberapa media, masing-masing berlangsung. Kemampuan baru yang diperlukan
mempunyai tujuan spesifik, misalnya: dosen untuk e-learning, antara lain perlu:
a. Printing, dapat menyediakan banyak materi a. Mengerti tentang e-learning,
tentang instruksi dasar didalam bentuk teks, b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
begitu juga bahan bacaan, silabi, dan jadwal c. Mendesain dan mengembangkan materi
harian, kuliah yang interaktif sesuai dengan
b. Audio dan video conferencing yang perkembangan teknologi baru,
interaktif, dapat menyediakan interaksi tatap d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk
muka waktu nyata dan voice to voice; menyampaikan materi secara elektronik,
merupakan cara yang baik dan efektif untuk e. Mengorganisir materi dalam format yang
berkomunikasi dengan pembicara tamu atau mudah untuk dipelajari,
expert, f. Melakukan training dan praktek secara
c. Computer conferencing dan electronic mail elektronik,
dapat digunakan untuk mengirim pesan, g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan,
feedback tugas-tugas, dan target komunikasi dan pengambilan keputusan,
lainnya pada para mahasiswa di satu atau h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran,
bayak kelas. Dapat juga digunakan untuk attitude dan persepsi para mahasiswanya.
meningkatkan interaksi diantara para
mahasiswa, Menurut Moore (1996) e-learning melalui video
d. Tape atau video recording dapat digunakan secara interaktif dapat menjadi kelas yang efisien
untuk merekam kegiatan di kelas yang dan interaktif, menghasilkan keuntungan yang
sedang berlangsung, signifikan sebagai ruangan pembelajaran.
e. Fax dapat digunakan untuk distribusi tugas, Dikemukakan hasil perbandingan keefektifan
pengumuman dan untuk menerima feedback dari program instruksi tradisional terhadap
dari para mahasiswa. program televisi melalui satelit pada tingkat
master degree menunjukan sebagai berikut:
Dengan menggunakan pendekatan yang sebanyak 57 mahasiswa, berpartisipasi dengan
terintegrasi, salah satu kegiatan dosen adalah instruktur yang sama. Kemudian di bagi dalam 3
menyeleksi dengan cermat, berbagai teknologi kelompok. Kelompok pertama sebanyak 24
yang akan digunakan; sehingga dapat memenuhi mahasiswa belajar melalui satelit; kelompok
kebutuhan para mahasiswa dalam memahami kedua sebanyak 13 mahasiswa berhadapan
materi secara efektif dan ekonomis. langsung dengan instruktur bersamaan dengan
kelompok satelit, dan kelompok ketiga sebanyak
3. PROGRAM E-LEARNING 20 mahasiswa berhadapan langsung dengan
instruktur pada waktu dan tempat berbeda.
Konsep keberhasilan program e-learning selain Hasilnya berupa keberhasilan yang diukur
ditunjang oleh perangkat teknologi informasi, dengan ujian, tugas membuat makalah dan
juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen pekerjaan rumah; menunjukkan bahwa
dan ekonomi yang memadai. Perlu juga mahasiswa yang mengambil kuliah melalui
diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, satelit (kelompok pertama) lebih baik dari
staf, cara implementasi, cara mengadopsi mahasiswa yang mengambil kuliah berhadapan
teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal langsung dengan instruktur (kelompok kedua dan
kegitan (Natakusumah, 2002). ketiga)
Secara konsep, dosen e-learning harus Penelitian lain, terhadap pengaruh media
mempunyai kemampuan pemahaman pada telekomunikasi dalam pembelajaran. Melibatkan
materi yang disampaikannya, memahami strategi 28 mahasiswa, kemudian dibagi dalam dua
e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada kelompok. Kelompok pertama sebanyak 17
materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan mahasiswa yang belajar di kampus dan
modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang, kelompok kedua sebanyak 11 mahasiswa yang
penyampaian materi pelajaran yang efektif, belajar dari jarak jauh. Para mahasiswa
penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian mengambil 14 minggu belajar pada bidang
dan pengevaluasian tugas secara elektronik. library science. Hasilnya menunjukkan bahwa
Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari tidak ada perbedaan yang signifikan dari kedua
pada ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat kelompok tersebut. Artinya bahwa baik
menggunakan peralatan, antara lain pembelajaran tradisional maupun e-learning
menggunakan audio, video materials, dan mendapatkan hasil yang sama.
jaringan komputer selama pembelajaran
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia
ITB, 3-4 Mei 2005 276
3. Hasil penelitian yang membandingkan pengembangan pemahaman tersebut sesuai
pemberian pelajaran di kelas dengan kelompok dengan kebutuhan para mahasiswa. Tantangan
yang menggunakan video teletraining instruction khusus yang dihadapi fakultas pada e-learning
di Federal Aviation Administration Quality adalah perlu:
Assurance Course. Penelitian melibatkan 49
mahasiswa, dibagi dalam dua kelompok. a. Mengembangakan suatu aturan untuk
Kelompok pertama dengan 31 mahasiswa di kebutuhan para mahasiswa,
kelas, dan kelompok kedua dengan 18 b. Mengadaptasi cara mengajar yang baik,
mahasiswa menggunakan video. Hasilnya menjadi kebutuhan dan harapan para
menunjukkan tidak ada perbedaan yang mahasiswa,
signifikan. Banyak lagi penelitian yang c. Mengembangkan teknologi informasi, fokus
dilakukan untuk membandingkan penelitian pada peran mengajar.
tradisional dan e-learning; menghasilkan tidak d. Berfungsi efektif sebagai fasilitator yang
adanya perbedaan yang berarti. Sehingga banyak berkemampuan juga sebagai penyedia materi
perguruan tinggi di luar negeri yang melakukan pembelajaran.
kegiatan e-learning, hal ini dapat dilihat dari
internet, dengan melakukan searching, antara 4.3. Fasilitator
lain melalui: e-learning, distance learning, dan
distance education. Fakultas merasa lebih efisiens bila berhubungan
dengan fasilitator setempat yang bertindak
4. E-LEARNING YANG EFEKTIF sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas.
Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus
Program e-learning yang efektif dimulai dengan mengerti kebutuhan para mahasiswa yang
perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas.
pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi Lebih penting lagi, fasilitator harus mengikuti
yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen- arahan yang sudah ditentukan oleh fakultas.
elemen ini dimengerti secara detil. Tidak ada Mereka perlu menyiapkan peralatan,
misteri pada cara pengembangan program e- mengumpulkan tugas para mahasiswa,
learning. Tidak terjadi secara spontan; melalui melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur
usaha kerja keras dan dedikasi pada banyak setempat.
individu dan organisasi. Kenyataannya,
kesuksesan program e-learning berhubungan 4.4. Staf Penunjang
dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi
dari mahasiswa, fakultas, falisitator, staf Merupakan “the silent heroes” dari kegiatan e-
penunjang, dan administrator. learning, meyakinkan bahwa semua kebutuhan
detil untuk kesuksesan program sudah tersedia.
4.1. Mahasiswa Kebayakan kesuksesan program e-learning
berhubungan juga dengan penunjangan fungsi-
Sehubungan degan konteks pendidikan, peran fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa,
utama dari mahasiswa adalah untuk belajar perbanyakan dan penyampaian materi kuliah,
dengan sukses, merupakan tugas yang penting, pemesanan buku teks, penjagaan copyright,
sehingga perlu didukung oleh keadaan penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan
lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi, sumber daya teknis, dll. Staf penunjang
perencanaan dan kemampuan untuk menganalisa merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan
dengan menggunakan instruksi atau modul yang keadaan, sehingga e-learning tetap pada jalur
terbaik. Ketika instruksi disampaikan pada suatu yang benar.
jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan
karena mahasiswa sering terpisah dari 4.5. Administrator
kebersamaan latar belakang dan interes lainnya,
mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk Meskipun administrator biasanya ikut dalam
berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan harus perencanaan suatu program e-learning, mereka
bergantung pada hubungan teknis untuk sering kehilangan kontak dengan manajer teknis
menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam ketika program sedang beroperasi. Administrator
kelas. e-learning yang efektif bukan hanya sekedar
memberikan ide, tetapi perlu juga bekrjasama
4.2. Fakultas dan membuat konsensus dengan para
pembangun, pengambil keputusan, dan
Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan
juga pada tanggung jawab fakultas. Fakultas personel teknis dan staf penunjang, meyakinkan
bertanggung jawab pada pemahaman materi dan bahwa sumberdaya teknologi perlu
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia
ITB, 3-4 Mei 2005 277
4. dikembangkan secara efektif untuk keperluan suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi 3
misi akademis kedepan. Lebih penting lagi dimensi dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja
bahwa didalam mengelola suatu akademik perlu dari mesin otomotif dua langkah.
merealisasikan bahwa kebutuhan dan kesuksesan
para mahasiswa e-learning merupakan tanggung Beberapa strategi pengajaran yang dapat
jawab utama. diterapkan dengan menggunakan teknologi e-
learning adalah sebagai berikut :
5. STRATEGI PENGGUNAAN E-
LEARNING 5.1. Learning by doing
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang Simulasi belajar dengan melakukan apa yang
pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat hendak dipelajari; contohnya adalah simulator
meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas penerbangan (flight simulator), dimana seorang
materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan
aktif dari mahasiswa; meningkatkan kemampuan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia
belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya.
kualitas materi pendidikan dan pelatihan,
meningkatkan kemampuan menampilkan 5.2. Incidental learning
informasi dengan perangkat teknologi informasi,
dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan; Mempelajari sesuatu secara tidak langsung.
memperluas daya jangkau proses belajar- Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh
mengajar dengan menggunakan jaringan karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa
komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang
Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam lebih menarik, dan diharapkan informasi yang
pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung.
diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan Misalnya mempelajari geografi dengan cara
harus menunjang penyampaian informasi yang melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah
benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan wisata.
saja; memperhatikan dengan seksama teknik
belajar-mengajar yang digunakan; 5.3. Learning by reflection
memperhatikan teknik evaluasi kemajuan
mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan
mahasiswa. ide/gagasan tentang subyek yang hendak
dipelajari. Mahasiswa didorong untuk
Menghindari penggunaan terlalu banyak media mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara
dalam satu tampilan akan menggangu perhatian memberikan informasi awal dan aplikasi akan
mahasiswa terhadap apa yang sebenarnya hendak “mendengarkan” dan memproses masukan
disampaikan. Intinya adalah tetaplah sederhana ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian
dan gunakan jenis media dan format data digital diberikan informasi lanjutan berdasarkan
yang sesuai dengan informasi yang hendak masukan dari mahasiswa.
disampaikan. Suatu aplikasi e-learning dalam
pendidikan dan pelatihan pada umumnya 5.4. Case-based learning
memiliki kemampuan dan fungsi-fungsi:
manajemen basis data mahasiswa (biodata, Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus
evaluasi dan kemajuan); manajemen basis data yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak
modul-modul pendidikan dan pelatihan; dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara
manajemen akses mahasiswa terhadap modul- sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat
modul pelatihan; manajemen akses instruktur dan dikumpulkan tentang materi yang hendak
administrator terhadap mahasiswa dan modul- dipelajari. Mahasiswa dapat mempelajari suatu
modul pelatihan; komunikasi antara mahasiswa materi dengan cara menyerap informasi dari nara
dengan instruktur/nara sumber; evaluasi sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah
kemajuan mahasiswa (ujian/testing). terjadi atas materi tersebut.
Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat 5.5. Learning by exploring
diambil dari sumber-sumber yang valid dan
dengan teknologi e-learning, materi bahkan dapat Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan
diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga- eksplorasi terhadap subyek yang hendak
tenaga ahli (experts). Misalnya, tampilan video dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami
digital yang menampilkan seorang ahli mekanik suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi
menunjukkan bagaimana caranya memperbaiki mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia
ITB, 3-4 Mei 2005 278
5. menyediakan informasi yang cukup untuk 6. PENUTUP
mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.
Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan Keberhasilan e-learning ditunjang oleh adanya
suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed interaksi maksimal antara dosen dan mahasiswa,
learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai antara mahasiswa dengan berbagai fasilitas
seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran pendidikan, antara mahasiswa dengan mahasiswa
dan aplikasi menyediakan fasilitas yang lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif
diperlukan dalam melakukan hal tersebut. dalam interaksi tersebut. Bila pembelajaran
Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri bebasis pada web, maka diperlukan adanya pusat
untuk mencapai tujuan tersebut. kegiatan mahasiswa, interaksi antar kelompok,
administrasi penunjang sistem, pendalaman
Secara garis besar beberapa keuntungan dan materi, ujian, perpustakan digital, dan materi
kerugian menggunakan berbagai media untuk online. Dari sisi Teknologi informasi; dunia
kebutuhan e-learning dapat dilihat pada Tabel 2. Internet memungkinkan perombakan total
konsep-konsep pembelajaran yang selama ini
TABEL 2. BEBERAPA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN berlaku. Teknologi informasi dan telekomunikasi
MEDIA E-LEARNING yang murah dan mudah akan menghilangkan
batasan ruang dan waktu yang selama ini
Nama Media Keuntungan Kerugian
membatasi dunia pendidikan. Beberapa
konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah:
Tidak ada interaksi,
(1) Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil
Relatif murah, mudah membutuhkan
Print dibawa, mudah kemampuan matakuliah dimanapun tanpa terbatas lagi pada
tersedia membaca, ada waktu batasan institusi & negara; (2) Mahasiswa dapat
delay dengan mudah berguru dan berdiskusi dengan
Relatif murah, mudah para tenaga ahli atau pakar di bidang yang
digunakan; Panjangnya terbatas,
Voicemail
meningkatkan tidak bergambar diminatinya; (3) Materi kuliah bahkan dapat
interaksi dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia
Rlatif murah, mudah
Tidak ada gambar, tanpa tergantung pada perguruan tinggi dimana
Audiotape diakses, mudah mahasiswa belajar. Berbagai peluang tersebut
tidak ada interaksi
diperbanyak
Tidak ada gambar,
diatas masih menghadapi tantangan baik dari
Audioconfer Biaya relatif murah, tidak ada interaksi, biaya, kesiapan infrastuktur teknologi informasi,
ence mudah di set up membutuhkan masyarakat, dan peraturan yang mendukung
perangkat keras terhadap kelangsungan e-learning.
Membutuhkan
Fleksibel, interaktif, perangkat keras,
E-mail
convenient banyak variasi
perangkat lunak 7. REFERENSI
Membutuhkan
Interaksi secara waktu perangkat lunak, perlu
Online Chat nyata, umpan balik terjadwal, [1] Moore, M.G. & Kearsley, G. (1996).
sangat cepat membuthkan Distance education: A sistems view. New
perangkat keras York: Wadsworth Publishing Company.
Membutuhkan [2] Moore, M.G.; et al. (1990). The effects of
Dpat multimedia,
Web-based komputer,
Education
akses global,
membuthkan akses ke distance learning: A summary of the
interaktif literature. Research Monograph No. 2.
web, mungkin lambat
Relatif murah, mudah University Park, PA: The Pennsylvania State
diakses, mudah Tiak ada interaksi, University, American Center for the Study
Videotape diperbanyak, membutuhkan
mempunyai elemen perangkat keras
of Distance Education. (ED 330 321)
suara dan gambar [3] Natakusumah, E.K. (2002); Multimedia
Satellite
Realisme tinggi, dapat
Perangkat keras relatif sebagai sarana pembelajaran; Lokakayra
Videoconfer mahal, perlu Multimedia sebagai sarana pembelajaran
interaktif
ence penjadwalan
metode learning based; DUE-Like TPB ITB,
Microwave Realisme tinggi, dapat Daerah cakupan 13 Nopember 2002, 16 halaman.
Videoconfer interaktif,relatif terbatas, perlu
ence murah penjadwalan [4] Natakusumah, E.K. (2002); Teknologi
Biaya produksi tinggi,
informasi pada pendidikan jarak jauh, Orasi
Mudah digunakan, Ilmiah pada Wisuda STMIK Bandung, 12
Cable/Broad membuthkan
mudah diakses,
cast
termasuk suara dan
perangkat keras, tidak Januari 2002, Grand Aquila Hotel,
Television ada interaksi, perlu Nusantara Ball Room, Bandung, 21
gambar
penjadwalan
halaman.
[5] Verduin, J.R. & Clark, T.A. (1991).
Distance education: The foundations of
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia
ITB, 3-4 Mei 2005 279
6. effective practice. San Francisco, CA:
Jossey-Bass Publishers.
[6] Willis, B. (1993). Distance education: A
practical guide. Englewood Cliffs, NJ:
Educational Technology Publications.
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia
ITB, 3-4 Mei 2005 280