SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  46
Laboratorium (disingkatlab) adalahtempatrisetilmiah, eksperimen, pengukuran ataupunpelatihan
ilmiahdilakukan.Laboratoriumbiasanyadibuatuntukmemungkinkandilakukannyakegiatan-
kegiatantersebutsecaraterkendali.Laboratoriumilmiahbiasanyadibedakanmenurutdisiplin
ilmunya,misalnyalaboratorium fisika,laboratoriumkimia,laboratoriumbiokimia,laboratorium
komputer,danlaboratorium bahasa.
pengertianLaboratorium
Laboratorium(disingkatlab) adalahtempatrisetilmiah,eksperimen,pengukuranataupunpelatihan
ilmiahdilakukan.Laboratoriumbiasanyadibuatuntukmemungkinkandilakukannyakegiatan-
kegiatantersebutsecaraterkendali (Anonim, 2007).SementaramenurutEmha(2002), laboratorium
diartikansebagai suatutempatuntukmengadakanpercobaan,penyelidikan,dansebagainyayang
berhubungandenganilmufisika,kimia,danbiologi ataubidangilmulain.
PengertianlainmenurutSukarso(2005),laboratorium ialahsuatutempatdimanadilakukankegiatan
kerjauntukmernghasilkansesuatu.Tempatini dapatmerupakansuaturuangantertutup,kamar,
atau ruangan terbuka,misalnyakebundanlain-lain.
Berdasarkandefinisi tersebut,laboratoriumadalahsuatutempatyangdigunakanuntukmelakukan
percobaanmaupunpelatihanyangberhubungandenganilmufisika,biologi,dankimiaataubidang
ilmulain,yangmerupakansuaturuangantertutup,kamaratau ruanganterbukaseperti kebundan
lain-lain.
K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.
Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang
kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja.
Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian
lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan
jam kerja yang manusiawi.
Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya
untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan
dan minum bergizi.
Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal
sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna
tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik.
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi
dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan
produktifitas kerja.Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan
kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :
 HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat
menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja
yang ada
 DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah
ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.
 RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
 INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang
dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas
badan/struktur
 ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian
(manusia/benda
Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja
2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Sasaran dari K3 adalah :
1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar
Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia pekerja,
hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu :
Dari sisi masyarakat pekerja
 Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan
kesehatan/kesejahtraan)
 K3 belum menjadi tuntutan pekerja
Dari sisi pengusaha
 Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan
efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Itulah keuntungan apabila kita mengutakan keselamatan kerja baik di lingkungan keluarga
maupun dilingkungan perusahaan. Dalam memaknai setiap aspek keselamatan berarti kita
ikut menjaga keselamatan kita dan orang lain untuk mencapai makna keselamatan secara
menyeluruh. Sumber (http://tuloe.wordpress.com)
1. FAKTOR MANUSIA
 Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja.
Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau
dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi
keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan
lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam
bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap
kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini yang
tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.
 Psikologis
Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis
seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila
konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan
dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor
psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah :
o Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja.
o Suasana kerja yang tidak kondusif.
o Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
 Faktor Keterampilan
Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah peralatan, memakai alat-alat
keselamatan, dsb. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk
menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.
 Faktor Fisik
Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi
dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat
dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh
faktor fisik ini adalah :
o Kelelahan.
o Menderita Suatu Penyakit
2. FAKTOR ALAT
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya
kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah
rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Contohnya adalah :
 Perpipaan yang sudah tua.
 Alat-alat safety yang sudah rusak.
PengertianKesehatandanKeselatanKerja
MenurutMangkunegara(2002, p.163) Keselamatandankesehatankerja adalahsuatupemikirandan
upayauntukmenjaminkeutuhandankesempurnaanbaikjasmaniahmaupunrohaniahtenagakerja
pada khususnya,danmanusiapadaumumnya,hasil karyadanbudayauntukmenujumasyarakatadil
dan makmur.
MenurutSuma’mur(2001, p.104), keselamatankerjamerupakanrangkaianusahauntuk
menciptakansuasanakerjayangamandan tentrambagi para karyawanyangbekerjadi perusahaan
yang bersangkutan.
MenurutSimanjuntak(1994),Keselamatankerjaadalah kondisikeselamatanyangbebasdari resiko
kecelakaandankerusakandimanakitabekerjayangmencakuptentangkondisibangunan,kondisi
mesin,peralatankeselamatan,dankondisi pekerja.
Mathis danJackson(2002, p.245), menyatakanbahwaKeselamatanadalahmerujukpada
perlindunganterhadapkesejahteraanfisikseseorangterhadapcederayangterkaitdengan
pekerjaan.Kesehatanadalahmerujukpadakondisi umumfisik,mental danstabilitasemosisecara
umum.
MenurutRidley,John(1983) yangdikutipolehBobyShiantosia(2000, p.6),mengartikanKesehatan
dan KeselamatanKerjaadalahsuatukondisi dalampekerjaanyangsehatdanamanbaikitubagi
pekerjaannya,perusahaanmaupunbagi masyarakatdanlingkungansekitarpabrikatautempatkerja
tersebut.
Jackson(1999, p. 222), menjelaskanbahwaKesehatandanKeselamatanKerjamenunjukkankepada
kondisi-kondisifisiologis-fisikal danpsikologistenagakerjayangdiakibatkanolehlingkungankerja
yang disediakanolehperusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempegaruhi terjadinya kecelakan keja yaitu :
a. Faktor Manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum
memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat
jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan
kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium.
b. Bahan Kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat
bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan
cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Tempat penyimpanan
harus diberi label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal
pembuatan jika bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak
diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan
sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia,
paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik
mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan
sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.
Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar.
Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di
laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani
Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan
terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :
1.Faktor manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum
memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat
jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan
kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium.
Kelalaian kecil yang dibiarkan akan membuat seseorang merasakan bahwa tidak lagi tampak
ada kelalaian yang telah ditinggalkan. Jika kebiasaan kecil saja mudah diabaikan maka untuk
melakukan kebiasaan besar pasti dengan mudah dilupakan. Kebiasaan bekerja sesuai dengan
prosedur yang benar akan terbawa jika kebiasaan kecil dalam memperhatikan aspek
keselamatan kerja selalu dibiasaan dari hal-hal yang paling sederhana. Mengenakan sepatu
tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja
dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya akan merasa sama saja mengenakan sepatu
terbuka atau tertutup sehingga tidak ada kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan
kimia setiap saat bisa terjadi.
2.Bahan kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan
kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat bahan. Bahan
kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat
harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Bahan cair yang telah diencerkan dan
bahan padat yang telah dibuat dalam larutan harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan
diberi label. Label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal
pembuatan. Bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak
diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan sifat
bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia, paling
tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik
mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan
sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.
Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar.
Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di
laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani
secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau pertolongan
pertama yang dapat dilakukan.
3.Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian
yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan asam ke dalam
buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat menyebabkan resiko
percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah berkurang fungsi dan
kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi
digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang
telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam
pembuatan bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan.
4.Sarana dan prasarana penunjang
Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan kebersihan, penanganan
kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran
listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi
hubungan arus pendek.
Idealnya setiap laboratorium mempunyai program pelatihan teknik laboratorium atau kesehatan dan keselamatan
kerja kimia. Paling tidak sebelum bekerja di laboratorium, telah dibekali dengan beberapa hal penting yang
harus dipahami, diantaranya adalah :
1. Memahami tata tertib atau aturan mendasar bekerja di laboratorium termasuk kekhususan untuksetiap
laboratorium.
2. Memahami prosedurkerja yang akan dilakukan selama bekerja di laboratorium
3. Mempersiapkan perlengkapan keselamatan kerja sesuaidengan kebutuhan
4. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium
5. Mempersiapkan kertas kerja yang diperlukan
secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau
pertolongan pertama yang dapat dilakukan.
c. Alat Dan Instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara
pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja.
d. Sarana Dan Prasarana Penunjang
Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan
kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks
serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin
dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek.
NAMA ALAT FUNGSI
Untuk memisahkan zat dari suatu
campuran. Misalnya untuk memisahkan
pelarut n-heksana yang digunakan untuk
megektraksi minyak dari suatu bahan.
Rotavapor
Botol Semprot
biasanya digunakan untuk menympan
aquades dan digunakan untuk mencuci
ataupun membilas bahan-bahan yang
tidak larut dalam air. Selain itu
digunakan juga untuk mencuci atau
menetralkan peralatan-peralatan yang
akan digunakan. Cara menggunakan:
menekan botol maka aquades akan
keluar.
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri
(ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan
plastik)
digunakan untuk membiakkan sel.
Cawan petri selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan
yang lebih besar merupakan tutupnya
pH meter
(ada 2 macam yaitu digital dan anolog)
Bermacam-macam pH meter yang telah
diproduksi oleh pabrik-pabrik.
Digunakan untuk mengukur tingkat
keasaman dari suatu zat. Biasanya
sebelum digunakan dikalibarasi terlebih
dahulu menggunakan larutan buffer.
Larutan buffer biasanya telah disertakan
dalam kemasannya, dapat pula dibeli di
toko-toko kimia.
Untuk mengukur kuat arus listrik atau
hambatan. Misalnya untuk mengukur
kuat arus yang dihasilkan dari reaksi
redoks dalam sel galvani.
Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)
Ozon generator
Untuk membuat ozon dalam
laboratorium dengan bahan dasar
oksigen (O2) murni
Tabung Pemadam API Powder/Multipurs
Pemadam kebakaran
corong Büchner yang dihubungkan dengan labu
yang terhubung dengan pompa vakum.
Digunakan untuk menyaring. Bahan
penyaring (biasanya kertas saring)
diletakkan di atas corong tersebut dan
dibasahi dengan pelarut untuk mencegah
kebocoran pada awal penyaringan.
Cairan yang akan disaring ditumpahkan
ke dalam corong dan dihisap ke dalam
labu dari dasar corong yang berpori
dengan pompa vakum.
Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada
pembakaran sempurna (dalam O2
berlebih) suatu senyawa, bahan
makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel
ditempatkan pada tabung beroksigen
yang tercelup dalam medium penyerap
kalor (kalorimeter), dan sampel akan
terbakar oleh api listrik dari kawat
logam erpasang dalam tabung.
Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia dalam
sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang
dibebaskan/diserap menyebabkan
perubahan suhu pada kalorimeter.
Timbangan atau neraca
Untuk menimbang massa suatu zat
Neraca analitik
Untuk menimbang massa suatu zat.
Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di
atas.
Evaporating dish atau cawan porselin
Digunakan sebagai wadah untuk
mereaksikan atau mengubah suatu zat
pada suhu tinggi. Misalnya penguapan
larutan dari suatu bahan yang tidak
mudah menguap, mengabukan kertas
saring.
Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)
Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan
cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap
zat memberi warna nyala yang spesifik
artinya setiap zat memiliki warna yang
berbeda antara satu dengan yang lain.
Walaupun demikian beberapa zat
memberikan warna nyala yang hampir
sama sehingga sulit dibedakan. Selain
kawat nikrom, kawat platina juga sering
digunakan.
(warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga,
kalium, kalsium, antimon)
Wadah atau tempat menyimpan bahan-
bahan kimia
Botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan
bahan kimia atau sering juga di gunakan
untuk menyimpan indikator asam basa
seperti fenolftalin.
Lup
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk
mengamati kenaikan atau penurunan
suhu pada termometer terutama
termometer raksa yang tidak berwarna.
Simbol-simbol Bahaya di
Laboratorium Kimia
Simbol-simbol Bahaya di Laboratorium Kimia
Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang
bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain.
Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi
standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang,
perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya.
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang
Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances).
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu
aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang
keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk
semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan
konsumer dan kesehatan manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan (Chemicals
Law) didefinisikan sebagai berikut:
1. Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law),
2. Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi
berbahaya selama produksi atau penggunaan,
3. Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah
hukum :
1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau
diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya
cat, larutan formaldehid dll)
3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya
4. Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang
ditandai dengan simbol-simbol bahaya
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori
bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
1. A. Standar Eropa
Parlemen Eropa dan Dewan mengadopsi Peraturan tentang Klasifikasi , Pelabelan dan
Kemasan Zat dan Campuran ( CLP ) . Ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 2009.
Peraturan CLP akan menggantikan ketentuan-ketentuan tertentu dari arahan berkaitan dengan
klasifikasi , kemasan dan pelabelan bahan-bahan berbahaya ( Directive 67/548/EEC ) dan
persiapan ( Directive 1999/45/EC ) setelah masa transisi . Direktif ini akan dicabut pada
tanggal 1 Juni 2015.
Ketentuan pelabelan mengambil papan Piktogram merah berbingkai bahaya , kata sinyal,
bahaya dan laporan pencegahan diatur dalam GHS PBB , misalnya :
Old Hazard Symbols
New Hazard Symbols
Simbol internasional akan menggantikan simbol Eropa pada tahun 2009. Beberapa dari
mereka yang mirip dengan simbol Eropa tetapi tidak ada satu kata yang menggambarkan
bahaya. Fitur yang paling mencolok adalah perubahan simbol pelabelan:
- Bukan simbol bahaya dengan pencetakan hitam pada persegi panjang oranye-kuning
yang telah digunakan sampai saat ini,
- Sekarang sembilan Piktogram bahaya dengan simbol hitam pada latar belakang putih
dengan Rhombuses merah berbingkai digunakan untuk memberikan peringatan
Simbol bahaya internasional yang baru dan peringatan dan kalimat pencegahan yang harus
digunakan pada label yang pada akhirnya akan menggantikan tanda bahaya, risiko dan frase
keselamatan. Akan ada masa transisi seperti ini secara bertahap masuk perubahan harus
diselesaikan oleh Desember 2010 untuk zat dan pada Desember 2015 untuk persiapan.
Sistem baru ini sedang dilaksanakan di seluruh dunia oleh negara-negara termasuk Kanada,
Uni Eropa, Cina, Australia, dan Jepang.
Standar pelabelan di Eropa
1. Standar Negara Australia
Hampir mirip dengan standar eropa hanya saja ada kategori dikompresi gas, radioaktif dan
lain-lain.
Sifatnya: radioaktif
Contoh : karbon-14, uranium, plutonium
Cara penangannya :
kalau tidak perlu, jangan menggunakan bahan ini karena bahan ini memancarkan sinar-sinar
radioaktif yang dapat merusak/mmtikan sel-sel tubuh.
No Symbol dan Nama Huruf
kode
Keterangan Contoh
1. Explosive (bersifat mudah
meledak)
Sifatnya dapat meledak dengan
adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan.)
E
Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras
dari bahan. Energi tinggi dilepaskan
dengan propagasi gelombang udara yang
bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat
ditentukan dengan metode yang diberikan
dalam Law for Explosive Substances.
Di laboratorium, campuran senyawa
pengoksidasi kuat dengan bahan mudah
terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak.
Sebagai Produksi atau bekerja dengan bahan
mudah meledak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun keselamatan
khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan
tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit
mungkin baik untuk penanganan maupun
persediaan/cadangan
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2
dan R3
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di
atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)
Asam nitrat dapat
menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa
solven seperti aseton, dietil ete
etanol, dll. Contoh yang lain
KClO3, NH4NO3,
C6H2(NO2)3CH3
2. Oxidizing
(pengoksidasi)
O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya OXIDIZING biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak
dengan bahan mudah terbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat
meningkatkan resiko kebakaran secara
signifikan.
Dalam berbagai hal mereka adalah bahan
Kalium klorat ( KCLO3),
Kalium permanganat (KMnO4
Hidrogen peroksida (H2O2),
Asam nitrat (HNO3) pekat, da
K2Cr2O7.
Bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan
menghasilkan panas saat kontak
dengan bahan organik, bahan
pereduksi, dll.
anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida
organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8
dan R9
3. Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar)
F
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya. EXTREMELY
FLAMMABLE merupakan likuid yang
memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah
0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih
awal (di bawah +35oC).
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa
gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah
terbakar : R12
Contoh bahan dengan
sifat tersebut adalah dietil ete
(cairan) dan propane (gas)
4. Highly flammable
(sangat mudah terbakar)
F+
.
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi
bahaya HIGHLY FLAMMABLE adalah
subyek untuk self-heating dan penyalaan di
bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka
mempunyai titik nyala rendah (di bawah
+21oC).
Beberapa bahan sangat mudah terbakar
menghasilkan gas yang amat sangat mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembaban.
Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di
udara pada temperatur kamar tanpa tambahan
pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly flammable.
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar :
R11
Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya aseton dan
logam natrium, yang sering
digunakan di laboratorium
sebagai solven dan agen
pengering.
5. Flammable tidak Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan Contoh bahan dengan sifat
(mudah terbakar)
ada mudah menyala/terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas atau loncatan bunga api
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk
melabeli bahan dan formulasi dengan notasi
bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi
likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC
dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah
terbakar (Flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
tersebut misalnya minyak
terpentin, dietil
eter (C2H5OC2H5), karbon
disulfide (CS2), asetilena
(C2H2).
6. Flammable Solid
( padatan mudah terbakar)
Padatan yang mudah terbakar didefinisikan
sebagai padatan yang memenuhi salah satu
syarat dibawah ini:
Merupakan bahan peledak basah, Merupakan
zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak
stabil terhadap panas dan terdekomposisi
menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen
dari udara), Padatan yang mudah sekali
terbakar.
Bahan yang bereaksi dengan a
dan menimbulkan panas serta
api (pyrophoric material) adala
suatu cairan atau padatan
(banyak atau sedikit jumlahnya
yang dalam 5 (lima) menit
berada di udara bebas tanpa
disulut api dapat terbakar
(menimbulkan api) dengan
sendirinya.
7. Very toxic (sangat beracun)
T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi bahaya VERY TOXIC dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut
atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau
kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika
memenuhi kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50
mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol
/debu ≤ 0,25 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26,
R27 dan R28
Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya kalium
sianida, hydrogen sulfida,
nitrobenzene dan atripin.
8. Toxic (beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan
bahkan kematian pada konsentrasi sangat
Bahan karsinogenik dapat
menyebabkan kanker atau
meningkatkan timbulnya kank
jika masuk ke tubuh melalui
T rendah jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak
dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika
memenuhi kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400
mg/kg berat badan
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan
R25
Bahan dan formulasi yang memiliki sifat :
 Karsinogenik (Frase-
R :R45 dan R40)
 Mutagenik (Frase-
R :R47)
 Toksik untuk reproduksi (Frase-R
:R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain
(Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya
TOXIC SUBSTANCES dan kode huruf T.
inhalasi, melalui mulut dan
kontak dengan kulit.
Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya solven-solve
seperti metanol (toksik) dan
benzene (toksik, karsinogenik)
karbon tetraklorida (CCl4),
Hidrogen sulfida (H2S),
Benzena (C6H6)
9. Harmful (berbahaya)
Bahan kimia dapat menyebabkan
iritasi, luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu sistem
pernafasan bila kontak dengan
kulit, dihirup atau ditelan
Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi bahaya HARMFUL memiliki resiko
merusak kesehatan sedang jika masuk ke
tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika
memenuhi kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000
mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol
/debu 1 – 5 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan
R22
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain
(Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic,
akan ditandai dengan simbol
bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode
huruf Xn.
Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat
Contoh bahan yang memiliki
sifat tersebut misalnya solven
1,2-etane-1,2-diol atau etilen
glikol (berbahaya),
diklorometan (berbahaya,
dicurigai
karsinogenik).NaOH, C6H5O
Cl2
karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol
bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode
huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing
substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi
label menurut spektrum efek apakah dengan
simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan
kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya
‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat
karsinogenik dapat menyebabkan kanker
dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi,
melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan
kulit.
10 Irritant
(menyebabkan iritasi)
Xi Bahan dan formulasi dengan notasi
‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan
kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38
dan R41
Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya
isopropilamina, kalsium klorid
dan asam dan basa encer.
11.Corrosive (korosif) C Bahan dan formulasi dengan notasi
CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit
hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH
<2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai
bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya asam minera
seperti HCl dan H2SO4maupu
basa seperti larutan NaOH
(>2%).
12.NATURE POLLUTING
Bahan berbahaya bagi
lingkungan
N Bahan dan formulasi dengan notasi
DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah
dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam
sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara,
tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan
gangguan ekologi.
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi
lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki
sifat tersebut misalnya tributil
timah kloroda, tetraklorometan
dan petroleum hidrokarbon
seperti pentana dan petroleum
bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2
HgCl2
bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan.
13 Flammable Liquid
(Mudah terbakar Cair)
Digunakan dalam transportasi cairan yang
mudah terbakar.
Alcohol, aseton, xylene,
toluene, ethanol, methanol,
hexane, acetonitrile,
14.
Flammable Gas
(Gas mudah terbakar )
Simbol pengaman yang digunakan untuk
transportasi atau penyimpanan gas yang mudah
terbakar.
Hydrogen acetylene
15.Non flammable gas
(Non mudah terbakar gas )
Simbol pengaman yang digunakan dalam
transportasi gas non mudah terbakar (dan
karenanya sering tidak berbahaya, setidaknya
di tempat terbuka).
Carbon dioxide, nitrogen, air
16.Spontaneously Combustible
(Secara spontan mudah
terbakar )
Secara spontan terbakar material (mengobati
dengan hati-hati! …).
-
17.Miscellaneous danger
(Miscellaneous bahaya)
Catch-semua simbol untuk semua bahaya
lainnya (biasanya ditentukan dalam ruang).
-
18.Marine Pollutant
Polutan Kelautan
Polutan laut – tidak membuang dalam sistem
saluran pembuangan.
-
19.Poisonous Gas
(Gas Beracun )
Digunakan untuk transportasi gas beracun –
pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai
indikator pada kendaraan.
-
20.Organic Peroxide
(Peroksida organic)
Simbol keamanan bahan kimia yang digunakan
dalam transportasi dan penyimpanan peroksida
organik.
Asam peroksiasetat
21.Spontaneously Combustible
(Secara spontan mudah
terbakar )
Secara spontan terbakar material (mengobati
dengan hati-hati! …).
-
22.Dangerous when wet
(Berbahaya saat basah )
Ini umumnya berarti bahwa ia akan bereaksi
cukup keras dengan air.
-
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan:
huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu
bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah
berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati-
hatian dalam penanganan bahan kimia.
Beberapa Alat dalam Laboratorium
Beserta Fungsinya
Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya
Alat Fungsi
23.Stow away from foodstuffs
(Menyelundup jauh dari bahan
makanan)
Erlenmeyer
Tempat membuat larutan. Dalam membuat
larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
Labu destilasi
Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas
terdapat karet penutup dengan sebuah
lubang sebagai tempat termometer.
Gelas Beaker
Tempat untuk menyimpan dan membuat
larutan. Beaker glass memiliki takaran
namun jarang bahkan tidak diperbolehkan
untuk mengukur volume suatu zat ciar.
Corong gelas
Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni
corong yang menggunakan karet atau
plastik dan corong yang menggunakan
gelas. Corong digunakan untuk memasukan
atau memindah larutan ai satu tempat ke
tempat lain dan digunakan pula untuk
proses penyaringan setelah diberi kertas
saing pada bagian atas.
Corong bucher
Menyaring larutan dengan dengan bantuan
pompa vakum.
buret
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan untuk
mengukut volume suatu larutan.
Corong pisah
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis. Corong pisah biasa digunakan pada
proses ekstraksi.
Labu ukur leher panjang
Untuk membuat dan atau mengencerkan
larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Gelas ukur
Untuk mengukur volume larutan. Pada saat
praktikum dengan ketelitian tinggi gelas
ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume larutan. Pengukuran dengan
ketelitian tinggi dilakukan menggunakan
pipet volume.
kondensor
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang
bawah tempat air masuk, lubang ata tempat
air keluar.
Filler (karet pengisap)
Untuk menghisap larutan yang akan dari
botol larutan. Untuk larutan selain air
sebaiknya digunakan karet pengisat yang
telah disambungkan pada pipet ukur.
Pipet ukur
Untuk mengukur volume larutan
Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu sesuai dengan label
yang tertera pada bagian pada bagian yang
menggembung.
Pipet tetes
Untuk meneteskan atau mengambil larutan
dengan jumlah kecil.
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik
akan direaksikan mapun ketika reaksi
sementara berlangsung.
Pengaduk
Tabung reaksi
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
Spatula plastik dan logam
Untuk mengambil bahan-bahan kimia
dalam bentuk padatan, misalnya dalam
bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi
dengan logam digunakan spatula plastik
sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi
dengan dengan logam dapat digunakan
spatula logam.
Kawat nikrom
untuk uji nyala dari beberapa zat.
Pipa kapiler atau kaca kapiler
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu
dan digunakan pula dalam penentuan titik
lebur suatu zat.
desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus
bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis desikator
yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
Indikator universal
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
Caranya: setelah kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna yang ada
pada kotak kertas universal.
Gelas arloji
1. Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam
desikator.
Hot hands
Untuk memegang peralatan gelas yang
masih dalam kondisi panas.
Kertas saring
Untuk menyaring larutan.
Kaki tiga
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar
spirtus.
Kawat kasa
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau
beaker pada waktu pemanasan
menggunakan pemanas spiritus atau
pemanas bunsen
Rak tabung reaksi
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan
pada saat melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi.
Numun dalam mereaksikan zat yang
menggunakan tabung reaksi sebaiknya
menggunakan rak tabung reaksi demi
keamanan diri sendiri maupun orang lain.
penjepit
Untuk menjepit tabung reaksi.
Stirer dan batang stirer
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk
larutan. Batang-batang magnet diletakan di
dalam larutan kemudian disambungkan
arus listrik maka secara otomatis batang
magnetik dari stirer akan berputar.
mortal dan pastle
Menghaluskan zat yang masing bersifat
padat/kristal.
Krusibel
Terbuat dari persolen dan bersifat inert,
digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
Evaporating dish
Digunakan sebagai wadah. Misalnya
penguapan larutan dari suatu bahan yang
tidak mudah menguap.
Klem dan statif
Sebagai penjepit, misalnya:
· Untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi
· Menjepit buret dalam proses titrasi
· Untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi
Ring
Untuk menjepit corong pemisah dalam
proses pemisahan dan untuk meletakan
corong pada proses penyeringan.
Clay triangle
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada
saat pemanasan ataau corong pada waktu
penyaringan.
Kacamata pengaman
Untuk melindungi mata dari bahan yang
menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari
percikan api, uap logam, serbuk debu,
kabut dan zat-zat kimia yang meletup
ketika dilakukan pemanasan, misalnya
H2SO4.
Pemanas spiritus
Untuk membakar zat atau memmanaskan
larutan.
Pemanas atau pembakar bunsen
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula
digunakan untuk sterilisasi dalam proses
suatu proses.
Hot plate
Untuk memanaskan larutan. Biasanya
untuk larutan yang mudah terbakar.
Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan
basah.
Tanur
Digunakan sebagai pemanas pada suhu
tinggi, sekitar 1000 °C.
inkubator
Digunakan untuk fermentasi dan
menumbuhkan media pada pengujian
secara mikrobiologi.
Granat
Untuk menghancurkan (tidak ada di LAB)
NAMA ALAT FUNGSI
Rotavapor
Untuk memisahkan zat dari suatu
campuran. Misalnya untuk memisahkan
pelarut n-heksana yang digunakan untuk
megektraksi minyak dari suatu bahan.
Botol Semprot
biasanya digunakan untuk menympan
aquades dan digunakan untuk mencuci
ataupun membilas bahan-bahan yang
tidak larut dalam air. Selain itu
digunakan juga untuk mencuci atau
menetralkan peralatan-peralatan yang
akan digunakan. Cara menggunakan:
menekan botol maka aquades akan
keluar.
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri
(ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan
plastik)
digunakan untuk membiakkan sel.
Cawan petri selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan
yang lebih besar merupakan tutupnya
pH meter
(ada 2 macam yaitu digital dan anolog)
Bermacam-macam pH meter yang telah
diproduksi oleh pabrik-pabrik.
Digunakan untuk mengukur tingkat
keasaman dari suatu zat. Biasanya
sebelum digunakan dikalibarasi terlebih
dahulu menggunakan larutan buffer.
Larutan buffer biasanya telah disertakan
dalam kemasannya, dapat pula dibeli di
toko-toko kimia.
Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)
Untuk mengukur kuat arus listrik atau
hambatan. Misalnya untuk mengukur
kuat arus yang dihasilkan dari reaksi
redoks dalam sel galvani.
Ozon generator
Untuk membuat ozon dalam
laboratorium dengan bahan dasar
oksigen (O2) murni
Tabung Pemadam API Powder/Multipurs
Pemadam kebakaran
corong Büchner yang dihubungkan dengan labu
yang terhubung dengan pompa vakum.
Digunakan untuk menyaring. Bahan
penyaring (biasanya kertas saring)
diletakkan di atas corong tersebut dan
dibasahi dengan pelarut untuk mencegah
kebocoran pada awal penyaringan.
Cairan yang akan disaring ditumpahkan
ke dalam corong dan dihisap ke dalam
labu dari dasar corong yang berpori
dengan pompa vakum.
Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada
pembakaran sempurna (dalam O2
berlebih) suatu senyawa, bahan
makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel
ditempatkan pada tabung beroksigen
yang tercelup dalam medium penyerap
kalor (kalorimeter), dan sampel akan
terbakar oleh api listrik dari kawat
logam erpasang dalam tabung.
Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia dalam
sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang
dibebaskan/diserap menyebabkan
perubahan suhu pada kalorimeter.
Timbangan atau neraca
Untuk menimbang massa suatu zat
Neraca analitik
Untuk menimbang massa suatu zat.
Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di
atas.
Evaporating dish atau cawan porselin
Digunakan sebagai wadah untuk
mereaksikan atau mengubah suatu zat
pada suhu tinggi. Misalnya penguapan
larutan dari suatu bahan yang tidak
mudah menguap, mengabukan kertas
saring.
Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)
(warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga,
kalium, kalsium, antimon)
Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan
cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap
zat memberi warna nyala yang spesifik
artinya setiap zat memiliki warna yang
berbeda antara satu dengan yang lain.
Walaupun demikian beberapa zat
memberikan warna nyala yang hampir
sama sehingga sulit dibedakan. Selain
kawat nikrom, kawat platina juga sering
digunakan.
Wadah atau tempat menyimpan bahan-
bahan kimia
Botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan
bahan kimia atau sering juga di gunakan
untuk menyimpan indikator asam basa
seperti fenolftalin.
Lup
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk
mengamati kenaikan atau penurunan
suhu pada termometer terutama te
. Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
 Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu
jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja
di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika
bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan
 JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika bekerja di
laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
 Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di
laboratorium.
 Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk
menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
 Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.
3. Melakukan Percobaan
rosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk diperhatikan mengingat hasil
penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang
mengkhawatirkan yaitu 9 orang/hari. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab
semua pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Laboratorium
merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Disana banyak terdapat bahan
kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu
terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat
berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Berikut adalah prosedur keselamatan kerja di
laboratorium. Langsung saja kita simak yang pertama:
1. Syarat Laboratorium yang Baik
Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari
kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan
peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dll.
Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk udara
yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus
diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium juga akan
sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat
dikesampingkan begitu saja.
Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan
percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila perlu,
berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan
untuk mencari bahan kimia tertentu.
Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama kotak
P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran
dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan
segera. Berikan juga lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib
laboratorium.
Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki
dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus
ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan
bila bereaksi.
2. Tata Tertib Keselamatan Kerja
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium
tanpa seizin petugas laboratorium.
2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya
bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.
5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.
8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas
laboratorium.
10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang
volatil dan mudah terbakar.
11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K).
12. Buanglah sampah pada tempatnya.
13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan
dapat dibantu dengan segera.
14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.
15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.
3. Alat Keselamatan Kerja
Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat
terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat
keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu
dimana letaknya.
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. Eye washer
3. Water shower
4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
5. Jas Laboratorium
6. Peralatan pembersih
7. Obat-obatan
8. Kapas
9. Plaster pembalut
4. Simbol Keselamatan Kerja
Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini harus
diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau
zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.
1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu
beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat
menggigit dan mencakar Anda.
2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam.
Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan
kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.
4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
BIasanya berupa gelas kimia.
5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan
kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan
listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.
7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum
menggunakan bahan tersebut.
8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya
adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat
menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat
pembuangan jarum suntik.
10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan
kanker.
12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak.
Jauhkan benda tersebut dari api.
5. Cara Memindahkan Bahan Kimia
Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah mengetahui segala
informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti cara membawa, bahaya yang
ditimbulkan, dll. Pindahkanlah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan
kimia, jangan dikembalikan ke tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi
pada bahan kimia.
Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan menggunakan
batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa menyebabkan iritasi pada
kulit. Jangan menaruh tutup botol diatas meja supaya tutup botol tidak kotor oleh kotoran di
atas meja.
Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok atau alat lain yang
tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok untuk mengambil beberapa jenis
zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi.
6. Pembuangan Limbah
Seperti yang kita ketahui bahwa limbah dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu, kita
perlu menangani limbah tersebut dengan tepat. Untuk limbah kimia hendaknya dibuang di
tempat khusus karena beberapa jenis zat kimia sangat berbahaya bagi lingkungan. Buang
segera limbah sehabis melakukan percobaan. Sementara limbah lainnya seperti kertas, korek
api, dan lainnya dibuang di tempat sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik dan
nonorganik supaya pengolahan sampahnya lebih mudah.
7. Penanganan Kecelakaan
Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita telah bekerja dengan hati-hati. Hal yang
paling utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur penanganan kecelakaan yang baik dan
benar. Cari bantuan petugas laboratorium untuk membantu Anda. Bila perlu, panggil petugas
medis atau pemadam kebakaran.
Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia sampai bersih.
Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar. Bawa keluar korban dari
laboratorium supaya mendapatkan oksigen. Bila kondisi cukup parah, panggil petugas
kesehatan secepatnya.
Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik, segera bunyikan alarm
tanda bahaya. Jangan langsung disiram dengan air. Gunakan hidran untuk memadamkan api.
Hindari menghirup asap. Bila kebakaran meluas, segera panggil petugas pemadam
kebakaran.
2. Keselamatan Terhadap Penggunaan Bahan di Laboratorium
Bekerja aman dengan bahan kimia
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
2. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
3. Menggunakan masker
4. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
5. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau
gatal).
Memindahkan bahan kimia
1. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan (Lihat
lampiran 1 dan 2).
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah
kontaminasi.
Memindahkan bahan kimia cair
1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena isi botol dapat terkontaminasi.
3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak terpercik.
4. Jangan menggunakan pipet yang sama untuk memindahkan bahan kimia yang berbeda.
Memindahkan bahan kimia padat
1. Gunakan wadah yang sesuai (melihat karakteristik) untuk pengambilan bahan kimia.
2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan
tersebut.
Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
3. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai
orang lain maupun diri sendiri.
Cara memanaskan larutan menggunakan gelas kimia
1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut.
2. Letakkan batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah pemanasan yang
cepat/mendadak.
3. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air, maksimum
seperempatnya.
Laboratorium

Contenu connexe

Tendances

Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Irjan Kusuma Ian
 
Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Satria Anugerah Suhendra
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganRochmad Putra
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaDewi Izza
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
Makalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahMakalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahE Fitriawan
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjagetris gean
 
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanIdentifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanAgus Witono
 
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMKESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMBetacarotene
 
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Shelly Intan Permatasari
 
Artikel 30403013
Artikel 30403013Artikel 30403013
Artikel 30403013Deni Darma
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdf
23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdf23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdf
23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdfnagaganas1
 
4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdf4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdfnagaganas1
 
Mendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdfMendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdfnagaganas1
 

Tendances (20)

Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja Makalah keselamatan kerja
Makalah keselamatan kerja
 
Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
Ppt faktor faktor lingkungan kerja di lab. makalah k3 industri satria as (ulm)
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
 
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaMakalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Makalah Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Lab kimia 2
Lab kimia 2Lab kimia 2
Lab kimia 2
 
Makalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifahMakalah k3 lh nur alifah
Makalah k3 lh nur alifah
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
ppt biologi bab 1
ppt biologi bab 1ppt biologi bab 1
ppt biologi bab 1
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
 
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaanIdentifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
Identifikasi k3-pada-bengkel-dan-lab-sipil-dan-perencanaan
 
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUMKESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM
 
K3 kimia
K3 kimiaK3 kimia
K3 kimia
 
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...Makalah bab 13   kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
Makalah bab 13 kesehatan dan keselamatan kerja (k3) & hubungan tenaga kerja...
 
Artikel 30403013
Artikel 30403013Artikel 30403013
Artikel 30403013
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdf
23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdf23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdf
23564-Article Text-58934-1-10-20181101.pdf
 
4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdf4869-37659-3-PB.pdf
4869-37659-3-PB.pdf
 
K3 presentation
K3 presentationK3 presentation
K3 presentation
 
Mendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdfMendeley zilhana (4).pdf
Mendeley zilhana (4).pdf
 

En vedette

Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaRSU ELSYIFA
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahayaifauzi
 
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C  kesehatan dan keselamatan kerja di labC  kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C kesehatan dan keselamatan kerja di labABINUL HAKIM
 
Sumber bahaya di laboratorium sekolah
Sumber bahaya di laboratorium sekolahSumber bahaya di laboratorium sekolah
Sumber bahaya di laboratorium sekolahandy rizal
 
keselamatan bengkel
keselamatan bengkel keselamatan bengkel
keselamatan bengkel qulai
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyYusrizal Azmi
 
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia BerbahayaKeselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia BerbahayaAhmad Aidil Nasir
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaSyaifi Al-Mahfudzi
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 

En vedette (10)

Simbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimiaSimbol keselamatan kimia
Simbol keselamatan kimia
 
Simbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda BahayaSimbol Tanda Bahaya
Simbol Tanda Bahaya
 
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C  kesehatan dan keselamatan kerja di labC  kesehatan dan keselamatan kerja di lab
C kesehatan dan keselamatan kerja di lab
 
Sumber bahaya di laboratorium sekolah
Sumber bahaya di laboratorium sekolahSumber bahaya di laboratorium sekolah
Sumber bahaya di laboratorium sekolah
 
K3 labkes ankes 2012
K3 labkes ankes 2012K3 labkes ankes 2012
K3 labkes ankes 2012
 
keselamatan bengkel
keselamatan bengkel keselamatan bengkel
keselamatan bengkel
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & Safety
 
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia BerbahayaKeselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
Keselamatan Semasa Mengendalikan Bahan Kimia Berbahaya
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 

Similaire à Laboratorium

makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaRizal Triyandi
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaRizal Triyandi
 
Dasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.pptDasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.pptrhamset
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanulioktaviana
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxsarwoedi29
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaDendy Maulana Septiyadi
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganSembadra Fitriani
 
9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerjaGindha Wayka
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaYayan Yanuar Rahman
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaPPGhybrid3
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisdhilabe
 
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerjaHandout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerjabeneathz
 

Similaire à Laboratorium (20)

makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
K3 kelompok 3 xf
K3 kelompok 3 xfK3 kelompok 3 xf
K3 kelompok 3 xf
 
Materi plh huki
Materi plh hukiMateri plh huki
Materi plh huki
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
Dasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.pptDasar-2 K3-Member.ppt
Dasar-2 K3-Member.ppt
 
K3 2
K3 2K3 2
K3 2
 
Keamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawanKeamanan dan kesehatan karyawan
Keamanan dan kesehatan karyawan
 
k3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptxk3lh_x_tkj.pptx
k3lh_x_tkj.pptx
 
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronikaMenerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
Menerapkan kesehatan kerja di bidang elektronika
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
 
9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerja9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerja
9 sistem manajemen keselamatan &amp; kesehatan kerja
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggris
 
Keskerja
KeskerjaKeskerja
Keskerja
 
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerjaHandout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Handout 12-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 

Plus de mayavivianti

Sistem sirkulasi darah
Sistem sirkulasi darahSistem sirkulasi darah
Sistem sirkulasi darahmayavivianti
 
sistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah xisistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah ximayavivianti
 
Tips sehat saat berhadapan dengan laptop
Tips sehat saat berhadapan dengan laptopTips sehat saat berhadapan dengan laptop
Tips sehat saat berhadapan dengan laptopmayavivianti
 
Tips mengisi baterai laptop
Tips mengisi baterai laptopTips mengisi baterai laptop
Tips mengisi baterai laptopmayavivianti
 
Menggunakan baterai laptop dengan cara yang baik
Menggunakan baterai laptop dengan cara yang baikMenggunakan baterai laptop dengan cara yang baik
Menggunakan baterai laptop dengan cara yang baikmayavivianti
 
sejarah komunikasi
sejarah komunikasisejarah komunikasi
sejarah komunikasimayavivianti
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiamayavivianti
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayatimayavivianti
 
Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)
Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)
Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)mayavivianti
 
Beberapa alat kimia
Beberapa alat kimiaBeberapa alat kimia
Beberapa alat kimiamayavivianti
 
Pertolongan pertama pada kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaanPertolongan pertama pada kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaanmayavivianti
 
Agama islam bab 14 dendam dan munafik
Agama islam bab 14 dendam dan munafikAgama islam bab 14 dendam dan munafik
Agama islam bab 14 dendam dan munafikmayavivianti
 
Agama islam bab 13 adab makan dan minum
Agama islam bab 13 adab makan dan minumAgama islam bab 13 adab makan dan minum
Agama islam bab 13 adab makan dan minummayavivianti
 
Agama islam bab 12 iman kepada rasul.
Agama islam bab 12 iman kepada rasul.Agama islam bab 12 iman kepada rasul.
Agama islam bab 12 iman kepada rasul.mayavivianti
 
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqafAgama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqafmayavivianti
 

Plus de mayavivianti (20)

Sistem sirkulasi darah
Sistem sirkulasi darahSistem sirkulasi darah
Sistem sirkulasi darah
 
sistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah xisistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah xi
 
Tips sehat saat berhadapan dengan laptop
Tips sehat saat berhadapan dengan laptopTips sehat saat berhadapan dengan laptop
Tips sehat saat berhadapan dengan laptop
 
Tips mengisi baterai laptop
Tips mengisi baterai laptopTips mengisi baterai laptop
Tips mengisi baterai laptop
 
T.H.I.N.K
T.H.I.N.KT.H.I.N.K
T.H.I.N.K
 
Short cut A-Z
Short cut A-ZShort cut A-Z
Short cut A-Z
 
Menggunakan baterai laptop dengan cara yang baik
Menggunakan baterai laptop dengan cara yang baikMenggunakan baterai laptop dengan cara yang baik
Menggunakan baterai laptop dengan cara yang baik
 
sejarah komunikasi
sejarah komunikasisejarah komunikasi
sejarah komunikasi
 
Herbal
HerbalHerbal
Herbal
 
Kerajaan kutai
Kerajaan kutai Kerajaan kutai
Kerajaan kutai
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisia
 
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Hayati
 
Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)
Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)
Tugas biologi kel 3 simbol&alat dilab (2)
 
Beberapa alat kimia
Beberapa alat kimiaBeberapa alat kimia
Beberapa alat kimia
 
Pertolongan pertama pada kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaanPertolongan pertama pada kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaan
 
bentuk negara
bentuk negarabentuk negara
bentuk negara
 
Agama islam bab 14 dendam dan munafik
Agama islam bab 14 dendam dan munafikAgama islam bab 14 dendam dan munafik
Agama islam bab 14 dendam dan munafik
 
Agama islam bab 13 adab makan dan minum
Agama islam bab 13 adab makan dan minumAgama islam bab 13 adab makan dan minum
Agama islam bab 13 adab makan dan minum
 
Agama islam bab 12 iman kepada rasul.
Agama islam bab 12 iman kepada rasul.Agama islam bab 12 iman kepada rasul.
Agama islam bab 12 iman kepada rasul.
 
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqafAgama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
Agama islam bab 11 bacaan mad dan waqaf
 

Dernier

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 

Dernier (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 

Laboratorium

  • 1. Laboratorium (disingkatlab) adalahtempatrisetilmiah, eksperimen, pengukuran ataupunpelatihan ilmiahdilakukan.Laboratoriumbiasanyadibuatuntukmemungkinkandilakukannyakegiatan- kegiatantersebutsecaraterkendali.Laboratoriumilmiahbiasanyadibedakanmenurutdisiplin ilmunya,misalnyalaboratorium fisika,laboratoriumkimia,laboratoriumbiokimia,laboratorium komputer,danlaboratorium bahasa. pengertianLaboratorium Laboratorium(disingkatlab) adalahtempatrisetilmiah,eksperimen,pengukuranataupunpelatihan ilmiahdilakukan.Laboratoriumbiasanyadibuatuntukmemungkinkandilakukannyakegiatan- kegiatantersebutsecaraterkendali (Anonim, 2007).SementaramenurutEmha(2002), laboratorium diartikansebagai suatutempatuntukmengadakanpercobaan,penyelidikan,dansebagainyayang berhubungandenganilmufisika,kimia,danbiologi ataubidangilmulain. PengertianlainmenurutSukarso(2005),laboratorium ialahsuatutempatdimanadilakukankegiatan kerjauntukmernghasilkansesuatu.Tempatini dapatmerupakansuaturuangantertutup,kamar, atau ruangan terbuka,misalnyakebundanlain-lain. Berdasarkandefinisi tersebut,laboratoriumadalahsuatutempatyangdigunakanuntukmelakukan percobaanmaupunpelatihanyangberhubungandenganilmufisika,biologi,dankimiaataubidang ilmulain,yangmerupakansuaturuangantertutup,kamaratau ruanganterbukaseperti kebundan lain-lain. K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi. Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik. Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :  HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
  • 2.  DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.  RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu  INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur  ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian (manusia/benda Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu : 1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja 2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja 3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja Sasaran dari K3 adalah : 1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain 2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan 3. menjamin proses produksi aman dan lancar Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia pekerja, hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu : Dari sisi masyarakat pekerja  Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan kesehatan/kesejahtraan)  K3 belum menjadi tuntutan pekerja Dari sisi pengusaha  Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Itulah keuntungan apabila kita mengutakan keselamatan kerja baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan perusahaan. Dalam memaknai setiap aspek keselamatan berarti kita ikut menjaga keselamatan kita dan orang lain untuk mencapai makna keselamatan secara menyeluruh. Sumber (http://tuloe.wordpress.com) 1. FAKTOR MANUSIA  Latar Belakang Pendidikan Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap
  • 3. kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.  Psikologis Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah : o Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja. o Suasana kerja yang tidak kondusif. o Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.  Faktor Keterampilan Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah peralatan, memakai alat-alat keselamatan, dsb. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.  Faktor Fisik Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh faktor fisik ini adalah : o Kelelahan. o Menderita Suatu Penyakit 2. FAKTOR ALAT Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Contohnya adalah :  Perpipaan yang sudah tua.  Alat-alat safety yang sudah rusak. PengertianKesehatandanKeselatanKerja MenurutMangkunegara(2002, p.163) Keselamatandankesehatankerja adalahsuatupemikirandan upayauntukmenjaminkeutuhandankesempurnaanbaikjasmaniahmaupunrohaniahtenagakerja pada khususnya,danmanusiapadaumumnya,hasil karyadanbudayauntukmenujumasyarakatadil dan makmur. MenurutSuma’mur(2001, p.104), keselamatankerjamerupakanrangkaianusahauntuk menciptakansuasanakerjayangamandan tentrambagi para karyawanyangbekerjadi perusahaan yang bersangkutan.
  • 4. MenurutSimanjuntak(1994),Keselamatankerjaadalah kondisikeselamatanyangbebasdari resiko kecelakaandankerusakandimanakitabekerjayangmencakuptentangkondisibangunan,kondisi mesin,peralatankeselamatan,dankondisi pekerja. Mathis danJackson(2002, p.245), menyatakanbahwaKeselamatanadalahmerujukpada perlindunganterhadapkesejahteraanfisikseseorangterhadapcederayangterkaitdengan pekerjaan.Kesehatanadalahmerujukpadakondisi umumfisik,mental danstabilitasemosisecara umum. MenurutRidley,John(1983) yangdikutipolehBobyShiantosia(2000, p.6),mengartikanKesehatan dan KeselamatanKerjaadalahsuatukondisi dalampekerjaanyangsehatdanamanbaikitubagi pekerjaannya,perusahaanmaupunbagi masyarakatdanlingkungansekitarpabrikatautempatkerja tersebut. Jackson(1999, p. 222), menjelaskanbahwaKesehatandanKeselamatanKerjamenunjukkankepada kondisi-kondisifisiologis-fisikal danpsikologistenagakerjayangdiakibatkanolehlingkungankerja yang disediakanolehperusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempegaruhi terjadinya kecelakan keja yaitu : a. Faktor Manusia Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium. b. Bahan Kimia Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Tempat penyimpanan harus diberi label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan jika bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya. Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia. Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di
  • 5. laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah : 1.Faktor manusia Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium. Kelalaian kecil yang dibiarkan akan membuat seseorang merasakan bahwa tidak lagi tampak ada kelalaian yang telah ditinggalkan. Jika kebiasaan kecil saja mudah diabaikan maka untuk melakukan kebiasaan besar pasti dengan mudah dilupakan. Kebiasaan bekerja sesuai dengan prosedur yang benar akan terbawa jika kebiasaan kecil dalam memperhatikan aspek keselamatan kerja selalu dibiasaan dari hal-hal yang paling sederhana. Mengenakan sepatu tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya akan merasa sama saja mengenakan sepatu terbuka atau tertutup sehingga tidak ada kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi. 2.Bahan kimia Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Bahan cair yang telah diencerkan dan bahan padat yang telah dibuat dalam larutan harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya. Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia. Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan. 3.Alat dan instrumentasi Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat menyebabkan resiko
  • 6. percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam pembuatan bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan. 4.Sarana dan prasarana penunjang Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek. Idealnya setiap laboratorium mempunyai program pelatihan teknik laboratorium atau kesehatan dan keselamatan kerja kimia. Paling tidak sebelum bekerja di laboratorium, telah dibekali dengan beberapa hal penting yang harus dipahami, diantaranya adalah : 1. Memahami tata tertib atau aturan mendasar bekerja di laboratorium termasuk kekhususan untuksetiap laboratorium. 2. Memahami prosedurkerja yang akan dilakukan selama bekerja di laboratorium 3. Mempersiapkan perlengkapan keselamatan kerja sesuaidengan kebutuhan 4. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium 5. Mempersiapkan kertas kerja yang diperlukan secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan. c. Alat Dan Instrumentasi Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. d. Sarana Dan Prasarana Penunjang Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek. NAMA ALAT FUNGSI Untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan.
  • 7. Rotavapor Botol Semprot biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan keluar. Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri (ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan plastik) digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya pH meter (ada 2 macam yaitu digital dan anolog) Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik. Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia. Untuk mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.
  • 8. Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog) Ozon generator Untuk membuat ozon dalam laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni Tabung Pemadam API Powder/Multipurs Pemadam kebakaran
  • 9. corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum. Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum. Kalorimeter Bom Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam erpasang dalam tabung. Kalorimeter Larutan Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
  • 10. Timbangan atau neraca Untuk menimbang massa suatu zat Neraca analitik Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di atas. Evaporating dish atau cawan porselin Digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap, mengabukan kertas saring. Kawat nikrom (alloy nikel dan krom) Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering digunakan.
  • 11. (warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga, kalium, kalsium, antimon) Wadah atau tempat menyimpan bahan- bahan kimia Botol reagen atau botol pereaksi Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin. Lup Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama termometer raksa yang tidak berwarna.
  • 12. Simbol-simbol Bahaya di Laboratorium Kimia Simbol-simbol Bahaya di Laboratorium Kimia Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya. Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia. Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan (Chemicals Law) didefinisikan sebagai berikut: 1. Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law), 2. Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi berbahaya selama produksi atau penggunaan, 3. Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum : 1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll) 2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll) 3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya 4. Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam 1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia) 2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau 3. Kombinasi dari keduanya.
  • 13. 1. A. Standar Eropa Parlemen Eropa dan Dewan mengadopsi Peraturan tentang Klasifikasi , Pelabelan dan Kemasan Zat dan Campuran ( CLP ) . Ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 2009. Peraturan CLP akan menggantikan ketentuan-ketentuan tertentu dari arahan berkaitan dengan klasifikasi , kemasan dan pelabelan bahan-bahan berbahaya ( Directive 67/548/EEC ) dan persiapan ( Directive 1999/45/EC ) setelah masa transisi . Direktif ini akan dicabut pada tanggal 1 Juni 2015. Ketentuan pelabelan mengambil papan Piktogram merah berbingkai bahaya , kata sinyal, bahaya dan laporan pencegahan diatur dalam GHS PBB , misalnya : Old Hazard Symbols New Hazard Symbols
  • 14. Simbol internasional akan menggantikan simbol Eropa pada tahun 2009. Beberapa dari mereka yang mirip dengan simbol Eropa tetapi tidak ada satu kata yang menggambarkan bahaya. Fitur yang paling mencolok adalah perubahan simbol pelabelan: - Bukan simbol bahaya dengan pencetakan hitam pada persegi panjang oranye-kuning yang telah digunakan sampai saat ini, - Sekarang sembilan Piktogram bahaya dengan simbol hitam pada latar belakang putih dengan Rhombuses merah berbingkai digunakan untuk memberikan peringatan Simbol bahaya internasional yang baru dan peringatan dan kalimat pencegahan yang harus digunakan pada label yang pada akhirnya akan menggantikan tanda bahaya, risiko dan frase keselamatan. Akan ada masa transisi seperti ini secara bertahap masuk perubahan harus diselesaikan oleh Desember 2010 untuk zat dan pada Desember 2015 untuk persiapan. Sistem baru ini sedang dilaksanakan di seluruh dunia oleh negara-negara termasuk Kanada, Uni Eropa, Cina, Australia, dan Jepang. Standar pelabelan di Eropa 1. Standar Negara Australia Hampir mirip dengan standar eropa hanya saja ada kategori dikompresi gas, radioaktif dan lain-lain. Sifatnya: radioaktif
  • 15. Contoh : karbon-14, uranium, plutonium Cara penangannya : kalau tidak perlu, jangan menggunakan bahan ini karena bahan ini memancarkan sinar-sinar radioaktif yang dapat merusak/mmtikan sel-sel tubuh. No Symbol dan Nama Huruf kode Keterangan Contoh 1. Explosive (bersifat mudah meledak) Sifatnya dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan.) E Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances. Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3 Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT) Asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil ete etanol, dll. Contoh yang lain KClO3, NH4NO3, C6H2(NO2)3CH3 2. Oxidizing (pengoksidasi) O Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya OXIDIZING biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan Kalium klorat ( KCLO3), Kalium permanganat (KMnO4 Hidrogen peroksida (H2O2), Asam nitrat (HNO3) pekat, da K2Cr2O7.
  • 16. Bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll. anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9 3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) F Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya. EXTREMELY FLAMMABLE merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12 Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil ete (cairan) dan propane (gas) 4. Highly flammable (sangat mudah terbakar) F+ . Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya HIGHLY FLAMMABLE adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering. 5. Flammable tidak Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan Contoh bahan dengan sifat
  • 17. (mudah terbakar) ada mudah menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (Flammable) Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10 tersebut misalnya minyak terpentin, dietil eter (C2H5OC2H5), karbon disulfide (CS2), asetilena (C2H2). 6. Flammable Solid ( padatan mudah terbakar) Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini: Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar. Bahan yang bereaksi dengan a dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material) adala suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya yang dalam 5 (lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan api) dengan sendirinya. 7. Very toxic (sangat beracun) T+ Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya VERY TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut: LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin. 8. Toxic (beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kank jika masuk ke tubuh melalui
  • 18. T rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut: LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25 Bahan dan formulasi yang memiliki sifat :  Karsinogenik (Frase- R :R45 dan R40)  Mutagenik (Frase- R :R47)  Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya TOXIC SUBSTANCES dan kode huruf T. inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solve seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik) karbon tetraklorida (CCl4), Hidrogen sulfida (H2S), Benzena (C6H6) 9. Harmful (berbahaya) Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan Xn Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut: LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22 Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode huruf Xn. Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya), diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).NaOH, C6H5O Cl2
  • 19. karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi. Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit. 10 Irritant (menyebabkan iritasi) Xi Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorid dan asam dan basa encer. 11.Corrosive (korosif) C Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam minera seperti HCl dan H2SO4maupu basa seperti larutan NaOH (>2%). 12.NATURE POLLUTING Bahan berbahaya bagi lingkungan N Bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2 HgCl2
  • 20. bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. 13 Flammable Liquid (Mudah terbakar Cair) Digunakan dalam transportasi cairan yang mudah terbakar. Alcohol, aseton, xylene, toluene, ethanol, methanol, hexane, acetonitrile, 14. Flammable Gas (Gas mudah terbakar ) Simbol pengaman yang digunakan untuk transportasi atau penyimpanan gas yang mudah terbakar. Hydrogen acetylene 15.Non flammable gas (Non mudah terbakar gas ) Simbol pengaman yang digunakan dalam transportasi gas non mudah terbakar (dan karenanya sering tidak berbahaya, setidaknya di tempat terbuka). Carbon dioxide, nitrogen, air 16.Spontaneously Combustible
  • 21. (Secara spontan mudah terbakar ) Secara spontan terbakar material (mengobati dengan hati-hati! …). - 17.Miscellaneous danger (Miscellaneous bahaya) Catch-semua simbol untuk semua bahaya lainnya (biasanya ditentukan dalam ruang). - 18.Marine Pollutant Polutan Kelautan Polutan laut – tidak membuang dalam sistem saluran pembuangan. - 19.Poisonous Gas (Gas Beracun ) Digunakan untuk transportasi gas beracun – pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai indikator pada kendaraan. -
  • 22. 20.Organic Peroxide (Peroksida organic) Simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik. Asam peroksiasetat 21.Spontaneously Combustible (Secara spontan mudah terbakar ) Secara spontan terbakar material (mengobati dengan hati-hati! …). - 22.Dangerous when wet (Berbahaya saat basah ) Ini umumnya berarti bahwa ia akan bereaksi cukup keras dengan air. -
  • 23. Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati- hatian dalam penanganan bahan kimia. Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya Alat Fungsi 23.Stow away from foodstuffs (Menyelundup jauh dari bahan makanan)
  • 24. Erlenmeyer Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan. Labu destilasi Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer. Gelas Beaker Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.
  • 25. Corong gelas Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas. Corong bucher Menyaring larutan dengan dengan bantuan pompa vakum. buret Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan. Corong pisah Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.
  • 26. Labu ukur leher panjang Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi. Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume. kondensor Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat air keluar.
  • 27. Filler (karet pengisap) Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur. Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung. Pipet tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil. Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.
  • 28. Pengaduk Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua atau lebih zat. Spatula plastik dan logam Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam. Kawat nikrom untuk uji nyala dari beberapa zat. Pipa kapiler atau kaca kapiler Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.
  • 29. desikator Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum. Indikator universal Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat. Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada pada kotak kertas universal. Gelas arloji 1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia 2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia 3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
  • 30. Hot hands Untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam kondisi panas. Kertas saring Untuk menyaring larutan. Kaki tiga Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus. Kawat kasa Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen
  • 31. Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain. penjepit Untuk menjepit tabung reaksi. Stirer dan batang stirer Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di dalam larutan kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang magnetik dari stirer akan berputar. mortal dan pastle Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.
  • 32. Krusibel Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam- logam. Evaporating dish Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap. Klem dan statif Sebagai penjepit, misalnya: · Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi · Menjepit buret dalam proses titrasi · Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi Ring Untuk menjepit corong pemisah dalam proses pemisahan dan untuk meletakan corong pada proses penyeringan. Clay triangle Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.
  • 33. Kacamata pengaman Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4. Pemanas spiritus Untuk membakar zat atau memmanaskan larutan. Pemanas atau pembakar bunsen Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses. Hot plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
  • 34. Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah. Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C. inkubator Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi. Granat Untuk menghancurkan (tidak ada di LAB) NAMA ALAT FUNGSI
  • 35. Rotavapor Untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan. Botol Semprot biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan keluar. Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri (ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan plastik) digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya pH meter (ada 2 macam yaitu digital dan anolog) Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik. Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia.
  • 36. Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog) Untuk mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani. Ozon generator Untuk membuat ozon dalam laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni Tabung Pemadam API Powder/Multipurs Pemadam kebakaran
  • 37. corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum. Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum. Kalorimeter Bom Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam erpasang dalam tabung. Kalorimeter Larutan Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
  • 38. Timbangan atau neraca Untuk menimbang massa suatu zat Neraca analitik Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di atas. Evaporating dish atau cawan porselin Digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap, mengabukan kertas saring. Kawat nikrom (alloy nikel dan krom) (warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga, kalium, kalsium, antimon) Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering digunakan.
  • 39. Wadah atau tempat menyimpan bahan- bahan kimia Botol reagen atau botol pereaksi Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin. Lup Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama te . Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai  Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan  JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika bekerja di laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.  Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di laboratorium.  Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.  Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.
  • 40. 3. Melakukan Percobaan rosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk diperhatikan mengingat hasil penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkhawatirkan yaitu 9 orang/hari. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Disana banyak terdapat bahan kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Berikut adalah prosedur keselamatan kerja di laboratorium. Langsung saja kita simak yang pertama: 1. Syarat Laboratorium yang Baik Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dll. Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan untuk mencari bahan kimia tertentu. Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium. Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila bereaksi. 2. Tata Tertib Keselamatan Kerja Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut: 1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium. 2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
  • 41. 4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya. 5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan. 6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja. 7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium. 8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya. 9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas laboratorium. 10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang volatil dan mudah terbakar. 11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). 12. Buanglah sampah pada tempatnya. 13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan dapat dibantu dengan segera. 14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium. 15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik. 16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium. 3. Alat Keselamatan Kerja Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu dimana letaknya. 1. Pemadam kebakaran (hidrant) 2. Eye washer 3. Water shower 4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) 5. Jas Laboratorium 6. Peralatan pembersih 7. Obat-obatan 8. Kapas 9. Plaster pembalut 4. Simbol Keselamatan Kerja
  • 42. Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut. 1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda. 2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda. 3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala. 4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah. BIasanya berupa gelas kimia. 5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi. 6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik. 7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum menggunakan bahan tersebut. 8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus. 9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.
  • 43. 10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser. 11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker. 12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api. 5. Cara Memindahkan Bahan Kimia Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah mengetahui segala informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti cara membawa, bahaya yang ditimbulkan, dll. Pindahkanlah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan kimia, jangan dikembalikan ke tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan kimia. Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan menggunakan batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit. Jangan menaruh tutup botol diatas meja supaya tutup botol tidak kotor oleh kotoran di atas meja. Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok atau alat lain yang tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok untuk mengambil beberapa jenis zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi. 6. Pembuangan Limbah Seperti yang kita ketahui bahwa limbah dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu, kita perlu menangani limbah tersebut dengan tepat. Untuk limbah kimia hendaknya dibuang di tempat khusus karena beberapa jenis zat kimia sangat berbahaya bagi lingkungan. Buang segera limbah sehabis melakukan percobaan. Sementara limbah lainnya seperti kertas, korek api, dan lainnya dibuang di tempat sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik dan nonorganik supaya pengolahan sampahnya lebih mudah. 7. Penanganan Kecelakaan Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita telah bekerja dengan hati-hati. Hal yang paling utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur penanganan kecelakaan yang baik dan benar. Cari bantuan petugas laboratorium untuk membantu Anda. Bila perlu, panggil petugas medis atau pemadam kebakaran. Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia sampai bersih. Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar. Bawa keluar korban dari laboratorium supaya mendapatkan oksigen. Bila kondisi cukup parah, panggil petugas kesehatan secepatnya. Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik, segera bunyikan alarm tanda bahaya. Jangan langsung disiram dengan air. Gunakan hidran untuk memadamkan api. Hindari menghirup asap. Bila kebakaran meluas, segera panggil petugas pemadam kebakaran.
  • 44. 2. Keselamatan Terhadap Penggunaan Bahan di Laboratorium Bekerja aman dengan bahan kimia 1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia. 2. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia. 3. Menggunakan masker 4. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus. 5. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal). Memindahkan bahan kimia 1. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan (Lihat lampiran 1 dan 2). 2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan. 3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan. 4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi. Memindahkan bahan kimia cair 1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut. 2. Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena isi botol dapat terkontaminasi. 3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak terpercik. 4. Jangan menggunakan pipet yang sama untuk memindahkan bahan kimia yang berbeda. Memindahkan bahan kimia padat 1. Gunakan wadah yang sesuai (melihat karakteristik) untuk pengambilan bahan kimia. 2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan. 3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan tersebut. Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
  • 45. 1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya. 2. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. 3. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lain maupun diri sendiri. Cara memanaskan larutan menggunakan gelas kimia 1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut. 2. Letakkan batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah pemanasan yang cepat/mendadak. 3. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air, maksimum seperempatnya.