Cara Melakukan Subnetting pada IP Address Class A, B, dan C
1. Perhitungan SUBNETTING
Pada tulisan saya sebelumnya sudah dibahas tentang pengertian dari subnetting dan manfaat
kita melakukan subnetting. Kali ini saya akan mencoba untuk membahas bagaimana
melakukan subnetting. Saya akan menunjukkan bagaimana melakukan subnet pada sebuah
network dengan menggunakan metode binary dan kemudian melihat cara yang lebih
gampang untuk melakukan hal yang sama.
Konsep subnetting sebetulnya melingkupi pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Berapa banyak subnet yang bisa dihasilkan sebuah subnet mask?
• Berapa banyak host yang valid pada setiap subnet?
• Subnet-subnet mana saja yang valid?
• Mana yang termasuk broadcast address untuk setiap subnet.
• Host-host mana saja yang valid untuk setiap subnet.
Subnetting Pada Alamat Kelas C
Pada alamat kelas C, hanya tersedia 8 bit untuk mendefinisikan host. Subnet mask kelas C
yang mungkin adalah sebagai berikut :
Binary;Desimal; Singkatan
10000000; 128; /25 (tidak valid)
11000000; 192; /26
11100000; 224; /27
11110000; 240; /28
11111000; 248; /29
11111100; 252; /30
11111110; 254; /31 (tidak valid)
Untuk contoh perhitungan subnetting, saya menggunakan 255.255.255.192
192 = 11000000
Pada bilangan binary diatas (11000000), bit 1 mewakili bit-bit subnet dan bit 0 mewakili bit-
bit host yang tersedia pada setiap subnet. 192 memberikan 2 bit untuk subnetting dan 6 bit
untuk mendefinisikan host pada masing-masing subnet.
2. Apa saja subnet-subnetnya? Karena bit-bit subnetnya tidak boleh semuanya off (bernilai 0
semua) atau on (bernilai 1 semua) pada saat yang bersamaan, maka ada 2 subnet mask yang
valid.
01000000 = 64
10000000 = 128
Alamat dari host yang valid akan didefinisikan sebagai nomor-nomor diantara subnetsubnet
tersebut, dikurangi dengan dua nomor; 1)nomor yang semua bit host bernilai 0 (off) dan, 2)
nomor dengan bit host bernilai 1 (on). Untuk menentukan host-host ini, pertama kita harus
menentukan subnet dengan membuat semua bit host off, lalu membuat semua bit host on
untuk mencari alamat broadcast untuk subnet tersebut. Host yang valid harus berada diantara
kedua nomor atau alamat tersebut.
Subnet 64
01000000 = 64 (Network)
01000001 = 65 (Host pertama yang valid)
01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)
01111111 = 127 (Broadcast)
Subnet 128
10000000 = 128 (Network)
10000001 = 129 (Host pertama yang valid)
10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)
10111111 = 192 (Broadcast)
Mungkin kelihatan agak rumit yah, sekarang kita coba cara cepat dan gampang untuk
menghitung subnet. Pada bagian ini penting sekali untuk menghafalkan hasil-hasil
pemangkatan angka 2.
Berikut cara cepatnya :
3. • Jumlah subnet : 2^x – 2 = jumlah subnet. X adalah jumlah bit 1 disubnet mask.
Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 1 ada 2, maka jumlah subnet 2^2 – 2 = 2
subnet.
• Jumlah Host : 2^y – 2 = jumlah host persubnet. Y adalah jumlah bit dibagian host
atau bit 0. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 0 ada 6, maka jumlah host
persubnet adalah 2^6 – 2 = 62 host.
• Subnet yang valid : 256 – subnet mask = ukuran blok atau bilangan dasar. Contoh,
256 – 192 = 64. Maka 64 adalah blok size dan subnet pertama adalah 64. Subnet
berikutnya adalah bilangan dasar ditambah dirinya sendiri, atau 64 + 64 = 128 (sebnet
kedua). Teruslah ditambah bilangan dasar pada dirinya sendiri mencapai nilai dari
subnet mask, yang bukan merupakan subnet yang valid karena semua bit-nya adalah 1
(on).
• Alamat broadcast untuk setiap subnet : Alamat broadcast adalah semua bit host dibuat
menjadi 1, yang mana merupakan nomor yang berada tepat sebelum subnet
berikutnya.
• Host yang valid : Host yang valid adalah nomor diantara subnet-subnet dengan
menghilangkan semua 0 dan semua 1.
contoh soal.
Alamat network = 192.168.10.0; subnet mask = 255.255.255.240;
• Jumlah Subnet ? 240 = 11110000 dalam binary, 2^4 -2 = 14 subnet yang valid.
• Host ? bit host = 2^4 – 2 = 14 host yang valid.
• Subnet yang valid ? 256 – 240 = 16; 16 + 16 = 32; 32 + 16 = 48; 48 + 16 = 64; 64 +
16 = 80; 80 + 16 = 96; 96 + 16 = 112; 112 + 16 = 128; 128 + 16 = 144; 144 + 16 =
160; 160 + 16 = 176; 176 + 16 = 192; 192 + 16 = 208; 208 + 16 = 224; 224 + 16 =
240; stop. Nah,,, subnet yang valid adalah 16, 32, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176,
192, 208, 224. 240 tidak termasuk karena sudah merupakan subnet masknya kita.
• Alamat broadcast tiap subnet ? Selalunya adalah nomor yang terletak sebelum subnet
berikutnya.
• Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat network = 192.168.20.0; subnet mask = 255.255.248.0;
4. • Jumlah subnet ? 248 = 11111000 dalam binary, 2^5 – 2 = 30 subnet.
• Host yang valid ? 2^3 – 2 = 6 host.
• Subnet yang valid ? 256 – 248 = 8; 8 + 8 = 16; 16 + 8 = 24; dan seterusnya dimana
hasilnya ditambahkan dengan dirinya sendiri dan berhenti sampai 248. Itulah subnet
yang valid.
• Alamat broadcast ? Pasti nomor yang terletak sebelum subnet berikut.
• Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat node = 192.168.10.33; subnet mask = 255.255.255.224;
Untuk mengerjakan soal seperti ini sangatlah gampang. Pertama, tentukan subnet dan alamat
broadcast dari alamat-alamat IP diatas. Kita dapat melakukannya dengan menjawab
pertanyaan nomor 3 dari kelima pertanyaan besar tadi (subnet manakah yang valid?). 256 –
224 = 32; 32 + 32 = 64. Nah… alamat node 192.168.10.33 berada diantara dua subnet dan
pasti merupakan bagian dari subnet 192.168.10.32. Subnet berikutnya yaitu 64, jadi alamat
broadcast yaitu 63 (ingat… bahwa alamat broadcast dari sebuah subnet selalu nomor yang
berada tepat sebelum subnet berikutnya). Range host yang valid adalah 33 – 62.
Berikutnya kita akan coba melakukan subnetting untuk IP Address class A dan IP Address
class B. Pada dasarnya sama saja dengan melakukan subnetting pada IP Address class C.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah.
Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda
teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai
/24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan
langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat.
Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat,
tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari
yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address
172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
5. Penghitungan:
• Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
• Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 =
16.382 host
• Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. Alamat host dan
broadcast yang valid.
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan
subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25. Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
• Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
• Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
• Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
• Alamat host dan broadcast yang valid?
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja.
Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4
(terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3
oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah
semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30. Kita coba latihan untuk network address
10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
6. • Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
• Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
• Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA
setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini.
CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bias
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa
buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan
Jumlah Subnet = 2x – 2.
7. • Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
• Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
• Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP
Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA
setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini.
CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bias
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa
buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan
Jumlah Subnet = 2x – 2.