2. Pengertian
Paleo = purba
Geomorfologi : bentang alam
Paleogeomorfologi : bentang alam pada
masa lampau yang dibentuk oleh proses –
proses geologi masa lampau.
Geomorfologi pada waktu xn = hasil proses
geologi x1+x2+…+x(n-1), sehingga waktu
menjadi relatif
3. Proses pembentukan bentang
alam purba
proses tektonik (pengangkatan dan
penurunan kulit bumi)
Erosi base level yang mengontrol
proses geomorfik
4. Ilmu yang mendukung
Paleopedologi soil purba
Paleontologi kehidupan purba
Geofisika identifikasi secara
ke-ekonomisan dan
penelitian
7. MACAM (menurut Ruhe,
1965, dalam Thornbury, 1969)
RELICT landform (bentang alam sisa)
BURRIED landform (bentang alam
terkubur)
EXHUMED landform (bentang alam
tersingkap)
8. BENTANG ALAM SISA (RELICT)
Membentuk sebagian dari bentang alam
sekarang(pre-exiting landscap yang
mengalami destruction & burrial)
Tidak hancur karena tertimbun, menghasilkan
bentang alam kini
Biasanya terbentuk “belum lama”
Proses pembentuk masih nampak, namun
dalam iklim atau base-level yang berbeda
9. Contoh:
Lembah sungai purba (abandoned valley)
Sedikit berbentuk pematang dengan kisaran tinggi
50 cm – beberapa meter.
Pematang – pematang membentuk sungai
sekarang dengan sementasi lebih kecil di dasar
sungai daripada di tepi sungai.
Relief negatif tetap nampak dari pengawetan
fragmental, ukuran butir tidak proporsional dengan
sungai sekarang
Secara fungsional tidak berhubungan dengan
sungai aktif
Contoh : Sungai Bengawan Solo Purba, Sungai
Kuning di dekat candi Kadisaka, Daerah Sungai Liat
di Bangka
17. BENTANG ALAM TERKUBUR
(BURRIED)
Termasuk bentukan erosi dan deposisi yang terkubur
Lebih ekonomis dari bentang alam sisa dan bentang
alam tersingkap
Terbentuk baik oleh bidang erosional maupun bidang
non deposisi, lalu terkubur oleh sedimen (umumnya)
laut atau darat dan terawetkan dengan baik.
Pengamatan sekilas pada bentang alam terkubur
antara lain di singkapan tepi jalan, galian, sisa
lembah.
bentuk bentang alam terkubur :
Ketidakselarasan erosi dan non deposisi: residu chert, zona
mangan dan besi oksida, zona porous di batugamping
18. IDENTIFIKASI
Untuk saat ini Interpretasi yang baik
biasanya dari data geofisika
Data sumur bor
Data seismik
Contoh : Candi Kadisaka, Kedulan,
Sambisari
25. BENTANG ALAM
TERSINGKAP (EXHUMED)
Bentang alam terkubur yang mengalami
penyingkapan sebagian atau seluruh
penutupnya (bukan singkapan tepi
jalan)
Dikenali adanya benda purbakala, fosil,
paleosoil
Kebanyakan menyingkapkan bentang
alam dari batuan dasar yang resisten
29. Additional refferences
Intergovernmental Oceanographic Commission :Workshop Report No. 106
DUYFJES, 1936, The Geology and Stratigraphy of the Kendeng Area between Trinil and
Surabaya1 (Java).
O. Frank Huffman, 2001, HOMO ERECTUS PALEOECOLOGY – A GEOLOGICAL
PERSPECTIVE
Musliki, Sabardi, 1999, The paleogeographic interpretation of Neogene period, related
carbonate deposit and their hydrocarbon potential in the North East Java Basin, IAGI.
Bronto, S., et.al., 2005, Tinjauan Volkanisme Paleogen jawa, Majalah IAGI vol 20 No. 4.
Mulyaningsih, et.al., 1999, Reconstruction of Old Natural hazard around kalasan and it’s
Vicinity, Jogjakarta, from Volcanostratigraphy point of view, IAGI Proceedings, 28th
.
Andreastuti, 2004, IDENTIFICATION OF PYROCLASTIC DEPOSITTYPES (FLOWS ,
SURGES AND FALLS) AT MERAPI VOLCANO AND FACTORS INFLUENCED THEIR
DISTRIBUTION
Hadisantono, et.al., 2004, ENVIRONMENTAL EFECTS OF THE ERUPTION OF
PAPANDAYAN VOLCANO IN NOVEMBER 2002, GARUT-WEST JAVA
Julianty, et.al., 2004, ELEPHAS MAXIMUS DARI KAMPUNG RANCAMALANG,
KABUPATEN BANDUNG : SEBUAH STUDI PENDAHULUAN
Other refferences will enrich your knowledge and expertiseOther refferences will enrich your knowledge and expertise
30. Executive summary
Paleogeomorfo bukan hasil interpretasi peta
topografi secara langsung
Paleogeomorfo merupakan gabungan
interpretasi laboratorium dan hipotesa
lapangan.
Sehingga pengamatan Lapangan (“Jalan-
jalan”) harus lebih sering dilakukan!!