Dokumen tersebut membahas tentang kandungan mineral dalam tubuh manusia dan kebutuhan harian mineral tubuh. Mineral-mineral penting seperti natrium, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, besi, seng, tembaga, iodium dibahas sumber, peran, defisiensi dan toksisitasnya. Juga dibahas metode analisis kandungan mineral secara kuantitatif melalui penetapan langsung dan tak langsung.
3. DATA PERSENTASE
KANDUNGAN MINERAL
DALAM TUBUH
MINERAL PERSENTASE
DALAM
TUBUH
Zat Kapur 1,5
Pospor 1,0
Kalium 0,05
Zat belerang 0,25
Natrium 0,15
Klor 0,15
Magnesium 0,05
Zat besi 0,004
Zat tembaga 0,0001
Jodium 0,00004
NOTE: Tentunya masih ada beberapa mineral lain namun
dalam persentase yang sangat kecil
4. Berdasarkan informasi
Kebutuhan mineral
dari badan U.S. Food & Drug
tubuh (mg/hari)
Administration
2000 mg Kalium = 323
liter air Kalium : 2000 mg/hari
1000 mg Kalsium = 87 Kalsium : 1000 mg/hari
liter air Magnesium : 400
400 mg Magnesium = 50 mg/hari
liter air
2000 mg Kalium = 5 buah
pisang
1000 mg Kalsium = 3 gelas
susu
400 mg Magnesium = 140 g
kacang mete
Mana yang anda pilih ???
5. MINERAL BERDASARKAN GARAM
PEMBENTUKNYA
MINERAL
ORGANIK ANORGANIK
Malat, Oksalat, Posfat, Karbonat,
Asetat Klorida, Sulfat
Pektat, etc. , Nitrat, etc.
MINERAL BERDASARKAN
SUMBERNYA (Cu), Besi (Fe), Klorida (Cl),
Tembaga
NABATI Kalium (K), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), Sulfur (S), etc.
MINERAL
Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se),
Besi (Fe), Natrium (Na), Kalsium
HEWANI
(Ca), Posfor (P), etc.
6. MINERAL BERDASARKAN JUMLAH KEBUTUHAN
DALAM TUBUH
MINERAL
MAKRO MIKRO
( > 100 mg/hari ) ( < 100 mg/hari )
Natrium (Na), Klorida
Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium
(Cl), Kalium (K), Kalsium
(I), Tembaga (Cu), Selenium
(Ca), Fosfor (P), Magnesium
(Se), Mangan (Mn), Fluor (F).
(Mg), Sulfur (S).
Keseimbangan Asam-Basa Walaupun terdapat dalam jumlah
Katalisis reaksi katabolisme & yang sangat kecil di dalam
anabolisme tubuh, namun mempunyai peranan
Pengiriman isyarat & esensial untuk
kepekaan syaraf kehidupan, kesehatan, dan
Kontraksi otot reproduksi
Proses pembekuan darah
Komponen hormon & enzim
Bagian dari cairan usus
7. BEBERAPA MINERAL PENTING BAGI TUBUH
MAKROMINER
AL
NATRIUM ; kation utama SUMBER NATRIUM ; Garam
dalam cairan ekstraseluler dapur (NaCl), Mono Sodium
, sebagai penghantar Glutamat (MSG), kecap, daging,
impuls, dan tekanan osmotik telur, ikan, makanan laut,
yang menjaga keseimbangan makanan yang diawetkan
cairan sel dalam tubuh dengan garam, etc
DEFISIENSI NATRIUM ; kejang,
TOKSISITAS NATRIUM ; dapat
apatis dan kehilangan nafsu
menimbulkan keracunan yang
makan dan dapat terjadi setelah
dalam keadaan akut
muntah, diare, keringat
menyebabkan edema dan
berlebihan, dan diet rendah
hipertensi.
natrium
8. KALIUM ; merupakan ion
bermuatan positif yang terdapat di
dalam sel. Sebanyak 95% kalium
tubuh berada di dalam cairan
intraselular. SUMBER KALIUM ; berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Sumber utama adalah makanan
segar/ mentah, terutama
buah, sayuran dan kacang-
kacangan.
DEFISIENSI KALIUM; muntah-
muntah, diare
kronis,lesu, lemah, kehilangan nafsu
makan, kelumpuhan, mengigau, dan
konstipasi. Jantung akan berdebar
cepat, dan menurunkan kemampuannya
untuk memompa darah.
TOKSISITAS KALIUM ; Kelebihan kalium akut
dapat terjadi bila konsumsi melebihi 12 g/ m2
permukaan tubuh sehari tanpa diimbangi oleh
kenaikan eksresi. Hiperkalemia akut dapat
menyebabkan gagal jantung yang berakibat
kematian. Kelebihan kalium dapat terjadi bila
ada gangguan fungsi ginjal.
9. KALSIUM ; merupakan mineral yang paling banyak
terdapat di dalam tubuh manusia. 99% kalsium: tulang
dan gigi, 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan
lunak.. Kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi
sel, seperti transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan
darah ,menjaga permeabilitas membran sel, mengatur
kerja hormon dan faktor pertumbuhan.
SUMBER KALSIUM ;
DEFISIENSI KALSIUM ; gangguan
susu, makanan2
pertumbuhan, tulang mudah
laut, kuning telur, dan
bengkok dan rapuh. Pada usia
daging sapi, sayuran
lanjut terjadi osteoporosis. Selain
daun hijau, dan
kacang-kacangan serta itu dapat juga menyebabkan
osteomalasia yaitu riketsia pada
hasil olahannya
orang dewasa dan terjadi karena
kekurangan vitamin D. kadar
kalsium darah yang rendah dapat
menyebabkan kejang.
TOKSISITAS KALSIUM ;
menimbulkan batu ginjal atau
gangguan ginjal, gangguan absorpsi
mineral lain serta konstipasi.
10. POSFOR; Fosfor terdapat SUMBER POSFOR; terdapat pada
pada tulang dan gigi serta semua sel mahluk hidup, terutama
dalam sel yaitu otot dan cairan makanan kaya protein, seperti
ekstraseluler. Fosfor daging, ayam, ikan, telur, susu dan
merupakan bagian dari asam hasilnya, kacang-kacangan serta
nukleat DNA dan RNA. serealia.
DEFISIENSI POSFOR; menyebabkan kerusakan
tulang dengan gejala rasa lelah, kurang nafsu makan
dan kerusakan tulang. Bayi prematur juga dapat
menderita kekurangan fosfor, karena cepatnya
pembentukan tulang sehingga kebutuhan fosfor tidak
bisa dipenuhi oleh ASI
TOKSISITAS POSFOR; Bila
kadar fosfor darah terlalu
tinggi, ion fosfat akan mengikat
kalsium sehingga dapat
menimbulkan kejang.
11. MAGNESIUM; kation nomor dua paling
banyak setelah natrium di dalam cairan
intraselular. 60% dari 20-28 mg
magnesium di dalam tubuh terdapat di
dalam tulang dan gigi, 26% di dalam otot
dan selebihnya di dalam jaringan lunak
lainnya serta cairan tubuh
SUMBER MAGNESIUM; sayur hijau, serealia
tumbuk, biji-bijian dn kacang-kacangan.
Daging, susu dan hasilnya serta cokelat
merupakan sumber magnesium yang baik.
DEFISIENSI MAGNESIUM; kurang nafsu makan,
gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung,
gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf
pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.
TOKSISTAS MAGNESIUM;
mengakibatkan penyakit gagal
ginjal
12. MIKROMINERAL
BESI ; memiliki peranan esensial
sebagai alat angkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan
SUMBER BESI ;. Pada umumnya
tubuh, sebagai alat angkut
besi didalam daging, ayam dan ikan
elektron di dalam sel, dan
mempunyai ketersediaan biologik
sebagai bagian terpadu berbagai
tinggi, besi didalam serealia dan
reaksi enzim di dalam jaringan
kacang kacangan mempunyai
tubuh
ketersediaan biologik sedang, dan
DEFISIENSI BESI ; menyebabkan besi didalam sebagian besar
pucat, rasa sayuran, terutama yang mengandung
lemah, letih, pusing, kurang nafsu asam oksalat tinggi seperti bayam
makan, menurunya kebugaran mempunyai ketersediaan biologik
tubuh, menurunnya kekebalan rendah.
tubuh dan gangguan penyembuh
luka. Pada anak-anak kekurangan
besi menimbulkan apatis, mudah
tersinggung, menurunnya TOKSISITAS BESI ; gejalanya
kemampuan untuk berkonsentrasi adalah muntah, diare, denyut
dan belajar. jantung meningkat, sakit
kepala, mengigau, dan pingsan
13. SENG ; Sebagian besar seng berada
di dalam
hati, pankreas, ginjal, otot, dan
tulang. Jaringan yang banyak
mengandung seng adalah bagian- SUMBER SENG ; protein
bagian mata, kelenjar hewani, terutama
prostat, spermatozoa, kulit, rambut daging, hati, kerang, dan telur.
dan kuku. Di dalam cairan Serealia tumbuk dan kacang-
tubuh, seng terutama merupakan ion kacangan juga merupakan
intraseluler. sumber yang baik, namun
mempunyai ketersediaan biologik
DEFISIENSI SENG ; gangguan yang rendah.
pada fungsi pankreas, kelenjar
tiroid, nafsu makan, laju
metabolisme, fungsi
kekebalan, fungsi otak, dan pusat TOKSISITAS SENG ;
sistem saraf mempengaruhi metabolisme
kolesterol, mengubah nilai
lipoprotein, mempercepat
timbulnya aterossklerosis,
muntah, diare, demam,
kelelahan yang sangat, anemia,
dan gangguan reproduksi.
14. TEMBAGA; Tersebar di dalam
tubuh. Sekitar 40% ada di dalam
otot, 15% di dalam hati, 10% di
dalam otak, 6% di dalam darah SUMBER TEMBAGA ;
dan selebihnya di dalam tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-
tulang, ginjal, dan jaringan tubuh kacangan, unggas, biji-
lain. Di dalam plasma, 60% dari bijian, serealia, dan cokelat. Air juga
tembaga terikat pada mengandung tembaga dan
seruloplasmin, 30% pada jumlahnya bergantung pada jenis
transkuprein dan selebihnya pipa yang digunakan dan sumber air.
pada albumin dan asam amino.
DEFISIENSI TEMBAGA ; dapat
terjadi pada bayi lahir prematur atau TOKSISITAS TEMBAGA ; secara
bayi yang mendapat susu sapi yang kronis menyebabkan penumpukan
komposisi gizinya tidak disesuaikan . tembaga di dalam hati yang dapat
kekurangan tembaga dapat mengakibatkan nekrosis hati atau
mengganggu pertumbuhan dan serosis hati. Berbagai tahap
metabolisme, di samping itu terjadi perdarahan intravaskular dapat pula
demineralisasi tulang. terjadi, begitupun nekrosis sel-sel
hati dan gagal ginjal. Konsumsi
dosis tinggi dapat menyebabkan
kematian.
15. IODIUM ; terdapat dalam tubuh dalam
jumlah sangat sedikit, yaitu sekitar
0,00004% dari berat badan atau 15-23 SUMBER IODIUM ; Laut
mg. Sekitar 75% dari iodium ini ada di merupakan sumber utama
dalam kelenjar tiroid, yang digunakan iodium. Oleh karena itu,
untuk mensintesis hormon tiroksin, makanan laut berupa ikan,
tetraiodotironin,(T4 ) dan triiodotironin udang, dan kerang serta
(T3). Sisa iodium ada di dalam jaringan ganggang laut merupakan
lain, terutama dalam kelenjar-kelenjar sumber iodium yang baik.
ludah, payudara, dan lambung serta di
dalam ginjal.
DEFISIENSI IODIUM ; konsentrasi hormon tiroid
menurun dan hormon perangsang tiroid meningkat
agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak
iodium. Bila kekurangan berlanjut, sel kelenjar tiroid
membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan
iodium oleh kelenjar tersebut. Pembesaran inilah
yang dinamakan gondok
TOKSISITAS IODIUM ; konsumsi iodium dalam dosis
terlalu tinggi dapat menyebabkan pembesaran
kelenjar tiroid, seperti halnya kekurangan iodium.
Dalam keadaan berat hal ini dapat menutup jalan
pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.
16. ANALISIS KANDUNGAN MINERAL
PENETAPAN
LANGSUNG
ANALISIS PENETAPAN (CARA KERING)
KUANTITATIF KADAR ABU PENETAPAN TAK
LANGSUNG
(CARA BASAH)
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik.
Konstituen mineral pada bahan makanan berhubungan dengan
kadar abunya.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam
bahan & cara pengabuannya
PRINSIP; Zat organik dioksidasikan pada suhu tinggi (500-
600 Celcius) kemudian dilakukan penimbangan zat yang
tertinggal setelah proses pembakaran
17. TAHAPAN PENETAPAN KADAR ABU
TAHAP PRA-PENGABUAN
Pengeringan sampel yang kadar airnya tinggi
Penambahan zat anti buih pada sampel yang mudah berbuih
saat dipanaskan
Penempatan sampel yang akan diabukan pada wadah khusus
(krus)
Penimbangan sampel sebelum pengabuan dengan jumlah
TAHAP PENGABUAN
Pengaturan temperatur
tertentu sesuai jenis bahan pengabuan; kesalahan dalam
mengatur temperatur pengabuan
dapat menyebabkan hilangnya mineral akibat penguapan dan
terjadi dekomposisi
Lama waktu pengabuan; setiap bahan memiliki lama waktu
pengabuan yang berbeda
Proses pengabuan dapat dihentikan apabila diperoleh sisa
pengabuan berwarna putih
TAHAP PASCA PENGABUAN
abu2 dan bobotnya konstan
Penimbangan sisa pengabuan; dilakukan dalam keadaan dingin
dengan melakukan
penurunan suhu sisa hasil pengabuan dan penyimpanan
dalam eksikator