SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  25
Télécharger pour lire hors ligne
SALINAN
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 49 TAHUN 2O2O
TENTANG
PENYESUAIAN IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SELAMA BENCANA NONALAM PENYEBARAN CORONA YIRUS D/SEASE 2019
(covrD- 1e)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA,
Menimbang a. bahwa pandemi Corona Vints Disease 2019 (COVID-19),
yang merupakan bencana nonalam yang telah ditetapkan
statusnya sebagai bencana nasional, telah mengakibatkan
meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda,
meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta
menimbulkan implikasi pada aspek ekonomi dan sosial
yang berdampak luas di Indonesia;
b. bahwa implikasi pada aspek ekonomi dan sosial yang
berdampak luas di Indonesia atas bencana nonalam
penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-19) telah
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan berpotensi
terhadap ketidakmampuan perusahaan memenuhi hak
pekerja/buruh termasuk membayar iuran jaminan sosial
ketenagakerjaan;
c. bahwa ketidakmampuan perusahaan membayar iuran
jaminan sosial ketenagakerjaan secara masif dapat
berdampak pada kesinambungan penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Ketcnagakerjaan;
d. bahwa Pemerintah perlu melakukan tindakan khusus
untuk menj aga ke sinambungan pe nyelen ggaraan Program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan akibat bencana nonalam
penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-19);
SK No 044253 A
e. bahwa
e
PRES IDEN
REPUBLTK INDONESIA
-2-
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyesuaian
Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama
Bencana Nonalam Penyebaran Corona Vints Disease 2019
(covrD- 1e);
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2OO4 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor a4561;
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2Oll tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2oll Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5714) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2Ol9 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2Ol5 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor
231, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6a271;
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2Ol5 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OI5 Nomor 155,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5715);
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2Ol5 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 156,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
57 16l;
Mengingat 1.
2.
3.
4.
5.
6.
SK No 040848 A
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYESUAIAN IURAN
PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN SELAMA
BENCANA NONALAM PENYEBARAN CORONA YIRUS DISEASE
2019 (COVTD- 19).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah program
yang terdiri dari program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan
Pensiun.
2. Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK
adalah Manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan
kesehatan yang diberikan pada saat Peserta mengalami
kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.
3. Jaminan Kematian yang selanjutnya disingkat JKM adalah
Manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris
ketika Peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan
kerja.
4. Jaminan Hari Tua yang selanjutnya disingkat JHT adalah
Manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat
Peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau
mengalami cacat total tetap.
5. Jaminan Pensiun yang selanjutnya disingkat JP adalah
jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan
derajat kehidupan yang layak bagi Peserta danf atau ahli
warisnya dengan memberikan penghasilan setelah Peserta
memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau
meninggal dunia.
6. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur
oleh Peserta danf atau Pemberi Kerja.
7.Upah...
SK No 040849 A
trRES IDEN
REPUBUK INDONESIA
-4-
7. Upah adalah hak Pekerja yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari Pemberi Kerja
kepada Pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut
suatu pe,:janjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi Pekerja
dan keluarganya atas suatu pekerjaan danf atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
8. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak
Peserta dan/atau anggota keluarganya.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan.
10. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
yang selanjutnya disingkat BPJS Ketenagakerjaan adalah
badan hukum publik yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2OIl tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
11. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha,
badan hukum, atau badan lainnya yang mempekerjakan
tenaga kerja atau penyelenggara negara yang
mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji,
Llpah, atau imbalan dalam bentuk lain.
12. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima Upah atau imbalan dalam bentuk lainnya.
13. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang
telah membayar Iuran.
14. Peserta Penerima Upah adalah Pekerja yang bekerja pada
Pemberi Kerja.
15. Peserta Bukan Penerima Upah adalah orang perseorangan
yang melakukan kegiatan usaha secara mandiri untuk
memperoleh penghasilan.
Pasal 2
Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk memberikan
pelindungan bagi Peserta, kelangsungan usaha, dan
kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan selama bencana nonalam penyebaran Corona
Vints Disease 2019 (COVID-19).
SK No 040850 A
BAB
trRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
BAB Ii
PENYESUAIAN IURAN
Bagian Kesatu
Jenis Penyesuaian Iuran
Pasal 3
(1) Pemerintah melakukan penyesuaian Iuran Program
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemberi Kerja,
Peserta Penerima Upah, dan Peserta Bukan Penerima
Upah tertentu, selama bencana nonalam penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19).
(2) Penyesuaian Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. kelonggaran batas waktu pembayaran Iuran JKK,
Iuran JKM, Iuran JHT, dan Iuran JP setiap bulan;
b. keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM; dan
c. penundaan pembayaran sebagian Iuran JP.
Bagian Kedua
Kelonggaran Batas Waktu Pembayaran Iuran
Pasal 4
(1) Jika dalam peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan ditetapkan batas waktu pembayaran
Iuran JKK, Iuran JKM., Iuran JHT, dan Iuran JP setiap
bulan, yaitu paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
dari bulan Iuran yang bersangkutan maka dengan
Peraturan Pemerintah ini:
a. Pemberi Kerja wajib memungut, membayar, dan
menyetorkan; dan
b. Peserta Bukan Penerima Upah wajib membayar,
Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan setiap
bulan, yaitu paling lambat tanggal 30 bulan berikutnya
darr brrlan Iuran yang bersangkutan.
(2) Apabila...
SK No 040851 A
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
(21 Apabila tanggal 30 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
jatuh pada hari libur maka Iuran dibayarkan pada hari
kerja sebelum tanggal 30.
Bagian Ketiga
Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Iuran Jaminan Kematian
Paragraf 1
Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja
Pasal 5
Keringanan Iuran JKK diberikan sebesar 99% (sembilan puluh
sembilan persen), sehingga Iuran JKK menj adi lo/o (satu persen)
dari Iuran JKK sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2OL9 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Keda dan Jaminan Kematian.
Pasal 6
Iuran JKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi Peserta
Penerima Upah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. tingkat risiko sangat rendah, yaitu sebesar lo/o (satu
persen) dikali O,24oh (nol koma dua puluh empat persen)
dari Upah sebulan sehingga menJadi O,OO24o/o (nol koma
nol nol dua puluh empat persen) dari Upah sebulan;
b. tingkat risiko rendah, yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali
O,54o/o (nol koma lima puluh empat persen) dari Upah
sebulan sehingga menjadi O,OO54o/o (nol koma nol nol lima
puluh empat persen) dari Upah sebulan;
c. tingkat risiko sedang, yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali
O,89o/o (nol koma delapan puluh sembilan persen) dari
Upatr sebulan sehingga menjadi 0,OO89%o (nol koma nol nol
delapan puluh sembilan persen) dari Upah sebulan;
SK No 040852 A
d. tingkat
d
e
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7 -
tingkat risiko tinggi, yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali
1,27o/o (satu koma dua puluh tujuh persen) dari Upah
sebulan sehingga menjadi O,Ol27o/o (nol koma nol seratus
dua puluh tujuh persen) dari Upah sebulan; dan
tingkat risiko sangat tinggi, yaitu sebesar 1% (satu persen)
dikali l,74yo (satu koma tujuh puluh empat persen) dari
Upah sebulan sehingga menjadi O,Ol74o/o (nol koma nol
seratus tujuh puluh empat persen) dari Upah sebulan.
Pasal 7
Iuran JKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi Peserta
Bukan Penerima Upah yaitu sebesar lo/o (satu persen) dari
Iuran nominal Peserta sebagaimana tercantunr dalam
Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2Ol5
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol9 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian.
Pasal 8
(1) Dalam hal Iuran didasarkan atas Upah Pekerja, komponen
Upah tercantum dan diketahui, maka besarnya Iuran JKK
bagi Pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja
waktu tertentu yang bekerja pada Pemberi Kerja sektor
usaha jasa konstruksi, Iuran ditetapkan sebesar 1% (satu
persen) dikali 1,74o/o (satu koma tujuh puluh empat
persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi O,Ol74%o (nol
koma nol seratus tujuh puluh empat persen) dari Upah
sebulan.
(2) Dalam
SK No 040853 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-8-
(21 Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak
tercantum, maka besarnya Iuran JKK dihitung
berdasarkan nilai kontrak kerja konstruksi dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. pekerjaan konstruksi sampai dengan nilai kontrak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), Iuran JKK
sebesar 1% (satu persen) dikali O,2loh (nol koma dua
puluh satu persen) dari nilai kontrak sehingga
menjadi 0,0021% (nol koma nol nol dua puluh satu
persen) dari nilai kontrak kerja konstruksi sampai
dengan Rp 100.OO0.000,OO (seratus juta rupiah);
pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp100.000.OOO,00 (seratus juta rupiah) sampai
dengan Rp500.000.000,O0 (lima ratus juta rupiah),
Iuran JKK sebesar penetapan nilai luran JKK
sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah
sebesar 1% (satu persen) dikali O,l7o/o (nol koma tujuh
belas persen) sehingga menjadi sebesar penetapan
nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf a
ditambah sebesar O,OOlTo/o (nol koma nol nol tujuh
belas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak
kerja konstruksi setelah dikurangi Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah);
pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp1.000.000.0O0,OO (satu miliar rupiah),
Iuran JKK sebesar penetapan nilai Iuran JKK
sebagaimana dimaksud pada huruf b ditambah
sebesar 1% (satu persen) dikali O,13o/o (nol koma tiga
belas persen) sehingga menjadi sebesar penetapan
nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf b
ditambah sebesar 0,0013% (nol koma nol nol tiga
belas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak
kerja konstruksi setelah dikurangi Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah);
d. pekerjaan .
b
C
SK No 040854 A
d
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp1.00O.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai
dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah),
Iuran JKK sebesar penetapan nilai Iuran JKK
sebagaimana dimaksud pada huruf c ditambah
sebesar lo/o (satu persen) drkali O,llo/o (nol koma
sebelas persen) sehingga menjadi sebesar penetapan
nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf c
ditambah sebesar 0,0011% (nol koma nol nol sebelas
persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja
konstruksi setelah dikurangi Rp1.O00.000.000,00
(satu miliar rupiah); dan
pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), Iuran JKK
sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana
dimaksud pada huruf d ditambah sebesar lo/o (satu
persen) dikali O,O9o/o (nol koma nol sembilan persen)
sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKK
sebagaimana dimaksud pada huruf d ditambah
sebesar 0,0009% (nol koma nol nol nol sembilan
persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja
konstruksi setelah dikurangi Rp5.O00.000.000,00
(lima miliar rupiah).
e
Paragraf 2
Keringanan Iuran Jaminan Kematian
Pasal 9
Keringanan Iuran JKM diberikan sebesar 99% (sembilan puluh
sembilan persen), sehingga Iuran JKM menjadi lo/o (satu
persen) dari Iuran JKM sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol9 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian.
SK No 040855 A
Pasal
FRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
_ 10_
Pasal 10
Iuran JKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 bagi Peserta
Penerima Upah yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali 0,30% (nol
koma tiga puluh persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi
0,0030% (nol koma nol nol tiga puluh persen) dari Upah
sebulan.
Pasal 1 1
Iuran JKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 bagi Peserta
Bukan Penerima Upah yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali
Rp6.800,00 (enam ribu delapan ratus rupiah) sehingga menjadi
Rp68,00 (enam puluh delapan rupiah) setiap bulan.
Pasal 12
(1) Dalam hal Iuran didasarkan atas Upah Pekerja, komponen
Upah tercantum dan diketahui, maka besarnya Iuran JKM
bagi Pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja
waktu tertentu yang bekerja pada Pemberi Kerja sektor
usaha jasa konstruksi, Iuran ditetapkan sebesar lo/o (satu
persen) dikali O,3Oo/o (nol koma tiga puluh persen) dari
Upah sebulan sehingga menjadi 0,0030% (nol koma nol nol
tiga puluh persen) dari Upah sebulan.
(2) Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak
tercantum, maka besarnya Iuran JKM dihitung
berdasarkan nilai kontrak kerja konstruksi dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. pekerjaan konstruksi sampai dengan nilai kontrak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), Iuran JKM
sebesar 1% (satu persen) dikali 0,03% (nol koma nol
tiga persen) dari nilai kontrak sehingga menjadi
0,0003% (nol koma nol nol nol tiga persen) dari nilai
kontrak kerja konstruksi sampai dengan
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
b. pekerjaan . .
SK No 040856 A
PRES IDEN
REPUBLTK INDONESIA
-11-
b. pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai
dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),
Iuran JKM sebesar penetapan nilai Iuran JKM
sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah
sebesar 1% (satu persen) dikali O,O2o/o (nol koma nol
dua persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai
Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf a
ditambah sebesar O,OOO2o/o (nol koma nol nol nol dua
persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja
konstruksi setelah dikurangi Rp100.00O.OO0,00
(seratus juta rupiah);
c. pekedaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp500.000.0O0,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp1.0O0.000.0OO,O0 (satu miliar rupiah),
Iuran JKM sebesar penetapan nilai Iuran JKM
sebagaimana dimaksud pada huruf b ditambah
sebesar 1% (satu persen) dikali O,O2o/o (noI koma nol
dua persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai
Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf b
ditambah sebesar O,OOO2o/o (nol koma nol nol nol dua
persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja
konstruksi setelah dikurangi Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah);
d. pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai
dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah),
Iuran JKM sebesar penetapan nilai Iuran JKM
sebagaimana dimaksud pada huruf c ditambah
sebesar 1% (satu persen) dikali O,Olo/o (nol koma nol
satu persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai
Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf c
ditambah sebesar 0,0001% (nol koma nol nol nol satu
persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja
konstruksi setelah dikurangi Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah); dan
SK No 040857 A
e. Pekerjaan
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
e
-12-
pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp5.00O.O00.0O0,00 (lima miliar rupiah), Iuran JKM
sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana
dimaksud pada huruf d ditambah sebesar lo/o (satu
persen) dikali O,Olo/o (nol koma nol satu persen)
sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKM
sebagaimana dimaksud pada huruf d ditambah
sebesar 0,0001% (nol koma nol nol nol satu persen)
dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja
konstruksi setelah dikurangi Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
Paragraf 3
Persyaratan Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Iuran Jaminan
Kematian
Pasal 13
(1) Pemberi Kerja, Peserta Penerima Upah, dan Peserta Bukan
Penerima Upah yang mendaftar sebelum bulan Agustus
2O2O diberikan keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini
setelah melunasi Iuran JKK dan Iuran JKM sampai dengan
bulan Juli 2O2O.
(21 Peserta Penerima Upah dan Peserta Bukan Penerima Upah
yang mendaftar setelah bulan Juli 2020 maka:
a. Peserta Penerima Upah dan Peserta Bukan Penerima
Upah harus membayar Iuran JKK dan Iuran JKM
untuk 2 (dua) bulan pertama sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana
telah diubah derrgan Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian; dan
b. Peserta Penerima Upah dan Peserta Bukan Penerima
Upah diberikan keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM
dimulai pada bulan ketiga kepesertaan sampai dengan
berakhirnya jangka waktu keringanan Iuran JKK dan
Iuran JKM, kecuali Iuran JKK dan Iuran JKM bulan
ketiga melewati jangka waktu keringanan Iuran
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
ini.
Pasal. .
SK No 040858 A
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-13-
Pasal 14
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 berlaku
bagi Pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja
waktu tertentu yang bekerja pada Pemberi Kerja sektor
usaha jasa konstruksi yang komponen Upahnya
didasarkan atas Upah Pekerja, komponen Upah tercantum
dan diketahui.
(2) Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak
tercantum dan Iuran dihitung dari nilai kontrak kerja
konstruksi serta Pemberi Kerja telah mendaftarkan
Pekerjanya sebelum bulan Agustus 2O2O maka diberikan
keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM dengan membayar
sebesar 1% (satu persen) dari sisa tagihan yang belum
dibayarkan.
(3) Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak
tercantum dan Iuran dihitung dari nilai kontrak kerja
konstruksi serta Pemberi Kerja mendaftarkan Pekerjanya
setelah bulan J:uli 2O2O maka:
a. Pemberi Kerja sektor usaha jasa konstruksi harus
membayar Iuran JKK dan Iuran JKM untuk tahap
pertama sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian;
dan
b. Keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM diberikan untuk
Iuran JKK dan Iuran JKM tahap kedua dan tahap
ketiga, kecuali pelunasan pembayaran Iuran JKK
dan/atau Iuran JKM tahap kedua dan tahap ketiga
melewati jangka waktu keringanan Iuran sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini.
SK No 040859 A
Paragraf
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-14-
Paragraf 4
Mekanisme Pemberian Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Iuran
Jaminan Kematian
Pasal 15
(1) Mekanisme pemberian keringanan Iuran JKK dan Iuran
JKM diberikan secara langsung oleh BPJS
Ketenagakerj aan tanpa permohonan.
(2) Mekanisme pemberian keringanan Iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sistem
kepesertaan yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Pasal 16
Dalam hal Pemberi Kerja, Peserta Penerima Upah, dan Peserta
Bukan Penerima Upah telah melunasi Iuran JKK dan Iuran
JKM bulan Agustus 2O2O atau bulan berikutnya dan terdapat
kelebihan maka kelebihan Iuran JKK dan Iuran JKM tersebut
diperhitungkan untuk pembayaran Iuran JKK dan Iuran JKM
berikutnya.
Bagian Keempat
Penundaan Pembayaran Sebagian Iuran Jaminan Pensiun
Paragraf 1
Besaran Penundaan
Pasal 17
(1) Pemberi Kerja wajib:
a. memungut Iuran JP dari Pekerja yaitu sebesar lo/o
(satu persen) dari Upah Pekerja; dan
b. membayarkan dan menyetorkan:
1. Iuran JP yang menjadi kewajiban Pemberi Kerja
yaitu sebesar 2o/o (dua persen) dari Upah Pekerja;
dan
2. Iuran JP sebagaimana dimaksud pada huruf a,
kepada BPJS Ketenagakerjaan.
(21 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
SK No 044320 A
a sebagian . .
trRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
a
- 15-
sebagian Iuran JP yaitu sebesar 1% (satu persen) dari
Iuran JP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b wajib dibayarkan dan disetorkan oleh Pemberi Kerja
kepada BPJS Ketenagakerjaan setiap bulan sesuai
dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4; dan
sebagian Iuran JP sisanya yaitu sebesar 99%
(sembilan puluh sembilan persen) dari Iuran JP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diberikan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP,
yang pelunasannya sekaligus atau bertahap dimulai
paling lambat tanggal 15 Mei 2O2l dan diselesaikan
paling lambat tanggal 15 April 2022.
Paragraf 2
Penundaan untuk Usaha Menengah dan Besar
Pasal 18
Penundaan pembayaran sebagian Iuran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b diberikan kepada
Pemberi Kerja dan Pekerja skala usaha menengah dan besar
yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a. kegiatan produksi, distribusi, atau kegiatan utama
usahanya terganggu akibat bencana nonalam penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sehingga
berdampak pada penurunan omset penjualan/ pendapatan
bulanan sebesar lebih dari 30% (tiga puluh persen), yang
data penurunannya disampaikan per bulan sejak bulan
Februari 2O2O dengan surat penyataan dari pimpinan
tertinggi Pemberi Kerja secara iktikad baik; dan
b. Pemberi Kerja dengan ketentuan:
1. telah mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta
sebelum bulan Agustus 2O2O harus melunasi Iuran JP
sampai dengan bulan Juli 2O2O; atau
b
SK No 040861 A
2. baru
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
_ 16_
baru mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta
setelah bulan Jluli 2020 harus membayar sebagian
Iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (21
huruf a.
Pasal 19
(1) Pemberi Kerja yang terdampak bencana nonalam
penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-l9)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 mengajukan
permohonan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP
kepada BPJS Keterragakerj aan.
(21 BPJS Ketenagakerjaan melakukan verifikasi atas
permohonan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP
paling lama 3 (tiga) hari sejak permohonan diterima.
(3) Dalam hal permohonan telah diterima dan telah dilakukan
verifikasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (21, BPJS Ketenagakerjaan segera memberitahukan
penolakan atau persetujuan penundaan pembayaran
sebagian Iuran JP dalam waktu 1 (satu) hari setelah hasil
verifikasi.
(4) Pemberi Kerja yang telah memperoleh persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), melaksanakan
pemungutan, pembayaran, dan penyetoran Iuran JP
dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b.
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
pemberitahuan penolakan atau persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan secara manual
atau elektronik melalui kanal layanan BPJS
Ketenagakerjaan.
Paragraf 3
Penundaan untuk ljsaha Mikro dan Kecil
Pasal 20
Penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b diberikan kepada
Pemberi Kerja dan Pekerja skala usaha mikro dan kecil yang
memenuhi syarat yaitu Pemberi Kerja yang:
2
SK No 040862 A
a. telah
a
b
PRES IDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-t7-
telah mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta sebelum
bulan Agustus 2O2O harus melunasi Iuran JP sampai
dengan bulan Juli 2O2O; atau
baru mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta setelah
bulan Juli 2O2O harus membayar sebagian Iuran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a.
Pasal 21
(1) Pemberi Kerja skala usaha mikro dan kecil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 diberikan penundaan
pembayaran sebagian Iuran JP setelah terlebih dahulu
memberitahukan kepada BPJS Ketenagakerjaan.
(2) BPJS Ketenagakerjaan memberitahukan mulai berlakunya
penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam waktu 1 (satu) hari sejak
diterima pemberitahuan dari Pemberi Kerja skala usaha
mikro dan kecil.
Pasal 22
(1) Penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b tidak
mengurangi tingkat kepadatan Iuran JP.
(21 Dalam hal belum dilakukan pelunasan atas penundaan
pembayaran sebagian Iuran JP sampai dengan batas
waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (21
huruf b, sisa luran JP yang belum dilunasi tersebut
mengurangi tingkat kepadatan Iuran JP.
Bagian Kelima
Denda
Pasal 23
(1) Keterlambatan pembayaran Iuran Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang melebihi batas waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dikenakan denda sebesar O,Soh
(nol koma lima persen) untuk setiap bulan keterlambatan.
SK No 040863 A
(2) Pelunasan
P]TESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-18-
(21 Pelunasan atas penundaan pembayaran sebagian Iuran JP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b
tidak dikenakan denda sepanjang dilakukan di dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(2) huruf b.
BAB III
MANFAAT
Pasal 24
Selama masa penyesuaian Iuran, Manfaat Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan yang diterima Peserta tetap sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 25
Jika Peserta melakukan klaim JP pada jangka waktu
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan mendapatkan
Manfaat lumsum maka Iuran seluruh kewajiban bagian
Pemberi Kerja termasuk yang ditunda harus dibayar lunas oleh
Pemberi Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan sebelum Manfaat
lumsum diberikan kepada Pekerja.
BAB IV
KEBERLAKUAN
Pasal 26
Penyesuaian Iuran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah ini berlaku dimulai sejak Iuran Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan bulan Agustus 2O2O sampai dengan
Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bulan Januari
202t.
Pasal 27
(1) Penyesuaian Iuran dan pembayaran denda sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini berlaku bagi
Pemberi Kerja dan Peserta dengan ketentuan pembayaran
dilakukan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, Pasai 17, dan Pasal 26.
(2) Apabila...
SK No 044321 A
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-19-
(21 Apabila Pemberi Kerja melunasi pembayaran Iuran dan
denda melebihi batas waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) maka berlaku ketentuan Iuran dan denda
sebagaimana diatur dalam:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tah,un 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol9
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun; dan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua.
Pasal 28
Apabila jangka waktu penyesuaian Iuran sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini berakhir, Pemberi
Kerja dan Peserta wajib membayar dan menyetor atau melunasi
pembayaran Iuran dan denda Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan kepada BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan
ketentuan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar. . .
SK No 040865 A
PRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
Agar setiap
pengundangan
penempatannya
Indonesia.
-20-
orang mengetahuinya, memerintahkan
Peraturan Pemerintah ini dengan
dalam Lembaran Negara Republik
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Agustus 2020
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 September 2O2O
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 199
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Bidang Hukum dan
dang-undangan,
ttd
E.LI
>4
*
ili
SK No 044263 A
vanna Djaman
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 49 TAHUN 2O2O
TENTANG
PENYESUAIAN IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
SELAMA BENCANA NONALAM PENYEBARAN CORONA Y/RUS D/SEASE 2019
(covrD- 1e)
I. UMUM
Pemerintah telah menetapkan penyebaran CoronaVirus Disease 2019
(COVID-19) sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Nomor
12 Tahun 2O2O tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional. Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini memberikan dampak kepada
perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Pada sisi Pekeda dampak
yang ditimbulkan antara lain pemotongan upah, pengurangan hari kerja,
dirumahkan dengan upah dibayar sebagian atau upah tidak dibayar, dan
pemutusan hubungan kerja. Sedangkan dari sisi Pemberi Kerja dampak
dari penyebaran Cororua Virus Disease 2019 (COVID-19) ini antara lain
berkurangnya produksi, terganggunya cash flou perusahaan,
berkurangnya kemampuan membayar kewajiban, pengurangan jam kerja,
dan pengurangan pekerja.
Ketidakmampuan perusahaan membayar Iuran Program Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan secara masif dapat berdampak pada
kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan dan kelangsungan iayanan Manfaat kepada Peserta.
Dalam hal terjadi krisis keuangan dan kondisi tertentu yang memberatkan
perekonomian, Pemerintah dapat melakukan tindakan khusus untuk
menjaga kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan akibat bencana nonalam penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). Tindakan khusus untuk menjaga kesehatan
keuangan dan kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan antara lain berupa penyesuaian Manfaat, Iuran, dan/atau
usia pensiun, sebagai upaya terakhir.
SK No 044257 A
Peraturan
PRES IDEN
REPUBLTK INDONESIA
-2-
Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai kebijakan relaksasi
atau penyesuaian Iuran berupa kelonggaran batas waktu pembayaran
Iuran JKK, Iuran JKM, Iuran JHT, dan Iuran JP setiap bulan, keringanan
Iuran JKK dan Iuran JKM, dan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP,
serta pengurangan denda. Kebijakan relaksasi atau penyesuaian Iuran ini
diberlakukan selama bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease
2019 (COVID-l9) dan selama jangka waktu pelunasan penundaan
pembayaran sebagian Iuran JP. Kebijakan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini diharapkan dapat melindungi, mencegah, atau mengurangi
Pekerja yang mengalami pemotongan upah, pengurangarl hari kerja,
dirumahkan dengan upah dibayar sebagian atau upah tidak dibayar, dan
pemutusan hubungan kerja.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas
SK No 040868 A
Pasal
FRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 1 1
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Pemberian keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM yang
dimulai dari Iuran JKK dan Iuran JKM bulan ketiga
kepesertaan dimaksudkan untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya risiko moral (moral hazardl yang
dimanfaatkan oleh Peserta baru.
SK No 040869 A
Pasal
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas.
SK No 040870 A
Pasal
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6551
SK No 044256 A

Contenu connexe

Tendances

Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019HRDFitriAmalia
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanWinarto Winartoap
 
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiPMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiCIkumparan
 
43 pmk.05 2020_per
43 pmk.05 2020_per43 pmk.05 2020_per
43 pmk.05 2020_peraffanzikri
 
Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013IdnJournal
 
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsionalPp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsionalWinarto Winartoap
 
Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020Arif Efendi
 
Permenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBB
Permenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBBPermenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBB
Permenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBBAulia Risyda Fauzi
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013IdnJournal
 
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Arif Efendi
 
Pp no 69_th_2005
Pp no 69_th_2005Pp no 69_th_2005
Pp no 69_th_2005kampungan21
 
pembiayaan
pembiayaanpembiayaan
pembiayaanHrdnt
 

Tendances (16)

PSBB JABAR
PSBB JABARPSBB JABAR
PSBB JABAR
 
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
 
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiPMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
 
43 pmk.05 2020_per
43 pmk.05 2020_per43 pmk.05 2020_per
43 pmk.05 2020_per
 
Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013Perpres no. 109 tahun 2013
Perpres no. 109 tahun 2013
 
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsionalPp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
Pp 21 th 2014 ttg pemberhentian pns yang mencapai bup bagi pejabat fungsional
 
Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
Lampiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020
 
Permenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBB
Permenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBBPermenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBB
Permenkes no.9 thn 2020 Pedoman PSBB
 
Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013Se mensos no 2 tahun 2013
Se mensos no 2 tahun 2013
 
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
 
Pp0372014 pokok pensiun pns
Pp0372014 pokok pensiun pnsPp0372014 pokok pensiun pns
Pp0372014 pokok pensiun pns
 
Pp no 69_th_2005
Pp no 69_th_2005Pp no 69_th_2005
Pp no 69_th_2005
 
Sejarah askes
Sejarah askesSejarah askes
Sejarah askes
 
pembiayaan
pembiayaanpembiayaan
pembiayaan
 
Perwal Bandung tentang PSBB
Perwal Bandung tentang PSBBPerwal Bandung tentang PSBB
Perwal Bandung tentang PSBB
 

Similaire à Iuran JKK

pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...nyenyedok
 
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkkJaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkkEpul Saepullah
 
Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020Iqbal Maulana
 
PP Nomor 82 Tahun 2019.pdf
PP Nomor 82 Tahun 2019.pdfPP Nomor 82 Tahun 2019.pdf
PP Nomor 82 Tahun 2019.pdfAnnisaAdriani
 
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdfPermenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdfAdi Musolla
 
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020Arif Efendi
 
Salinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdf
Salinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdfSalinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdf
Salinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdfsarvita1
 
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...Ulfah Hanum
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Arif Efendi
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasKemala Widhiari
 
Jaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jht
Jaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jhtJaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jht
Jaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jhtEpul Saepullah
 
Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020
Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020
Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020RepublikaDigital
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020JalinKrakatau
 
Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020
Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020
Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020shirizkiku
 
Km kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdf
Km kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdfKm kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdf
Km kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdfRivki Priatna
 

Similaire à Iuran JKK (20)

pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
pp-no-49-tahun-2023.pdf tentang jaminan kesehatan bagi tenaga kerja_BPJS kete...
 
Perpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial
Perpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan SosialPerpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial
Perpres 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Jaminan Sosial
 
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkkJaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
Jaminan kecelakaan kerja ln154 2015(5714)pp044-2015 - jkk
 
Perpu No 1 2020.pdf
Perpu No 1 2020.pdfPerpu No 1 2020.pdf
Perpu No 1 2020.pdf
 
Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020
 
Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020
 
Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020Perpu nomor 1 tahun 2020
Perpu nomor 1 tahun 2020
 
Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020Perpu Nomor 1 Tahun 2020
Perpu Nomor 1 Tahun 2020
 
PP Nomor 82 Tahun 2019.pdf
PP Nomor 82 Tahun 2019.pdfPP Nomor 82 Tahun 2019.pdf
PP Nomor 82 Tahun 2019.pdf
 
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdfPermenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
Permenaker Nomor 5 Tahun 2021.pdf
 
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2020
 
Salinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdf
Salinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdfSalinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdf
Salinan Keppres Nomor 24 Tahun 2021.pdf
 
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
Peraturan bpjs kesehatan no 2 tahun 2016 tentang tata cara pembayaran iuran d...
 
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
Lampiran Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
 
Jaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jht
Jaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jhtJaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jht
Jaminan Hari Tua ln156 2015(5716)pp046-2015 - jht
 
Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020
Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020
Kepmenkes NO.HK.01.07.Menkes-238-2020
 
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/238/2020
 
Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020
Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020
Kepmenkes HK.01.07/MENKES/238/2020
 
Km kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdf
Km kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdfKm kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdf
Km kes 238 2020 juknis klaim penggantian biaya covid-19.pdf
 

Plus de merdekacom

Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfmerdekacom
 
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfRILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfmerdekacom
 
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfRILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfmerdekacom
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfmerdekacom
 
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdfmerdekacom
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfmerdekacom
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfmerdekacom
 
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfPERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfmerdekacom
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfmerdekacom
 
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfIDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfmerdekacom
 
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfLSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfmerdekacom
 
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdfmerdekacom
 
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfRILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfmerdekacom
 
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfLAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfmerdekacom
 
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfKEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfmerdekacom
 
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdfmerdekacom
 
16466214689845
1646621468984516466214689845
16466214689845merdekacom
 
Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532merdekacom
 
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...merdekacom
 

Plus de merdekacom (20)

Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdfPilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
Pilpres-2024-dan-Cawe-Cawe-P-JKW-_SC (1).pdf
 
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdfRILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
RILIS 3 SURNAS POLTRACKING [FEBRUARI, MARET, & APRIL 2023].pdf
 
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdfRILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
RILIS SURNAS PETA ELEKTORAL 2024 [POLTRACKING - NOVEMBER 2022].pdf
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdf
 
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
(p) PARTAI POLITIK DAN PERTUMBUHAN PRO-SYARIAT ISLAM.pdf
 
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdfKesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
Kesimpulan dan Rekomendasi TGIPF.pdf
 
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdfPP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
PP Nomor 43 Tahun 2018.pdf
 
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdfPERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
PERS RILIS SURVEI NETIZEN MEDIAN JULI 2022.pdf
 
UU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdfUU_1961_9.pdf
UU_1961_9.pdf
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
 
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdfIDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
IDI_PAPARAN DR ERLINA_VARIANT_2022.pdf
 
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdfLSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
LSI Denny JA_Tiga Poros Utama Pilpres 2024.pdf
 
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
20220613_Rilis Surnas_Charta_Juni.pdf
 
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdfRILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
RILIS-SURNAS-INDIKATOR_EVALUASI-PEMERINTAH-DAN-PETA-ELEKTORAL_APRIL-2022.pdf
 
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdfLAPORAN SATGAS IAHF.pdf
LAPORAN SATGAS IAHF.pdf
 
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdfKEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
KEPGUB_NO._275_TAHUN_2022.pdf
 
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
1. 220112 Bahan PAK Drafting RUU Sisdiknas - Penjelasan.pdf
 
16466214689845
1646621468984516466214689845
16466214689845
 
Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532Baleg rj-20200904-085805-1532
Baleg rj-20200904-085805-1532
 
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
Peraturan menteri-pertahanan-nomor-85-tahun-2014-tentang-tenaga-profesi-praju...
 

Dernier

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 

Dernier (8)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 

Iuran JKK

  • 1. SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2O2O TENTANG PENYESUAIAN IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN SELAMA BENCANA NONALAM PENYEBARAN CORONA YIRUS D/SEASE 2019 (covrD- 1e) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESTA, Menimbang a. bahwa pandemi Corona Vints Disease 2019 (COVID-19), yang merupakan bencana nonalam yang telah ditetapkan statusnya sebagai bencana nasional, telah mengakibatkan meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan implikasi pada aspek ekonomi dan sosial yang berdampak luas di Indonesia; b. bahwa implikasi pada aspek ekonomi dan sosial yang berdampak luas di Indonesia atas bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-19) telah mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan berpotensi terhadap ketidakmampuan perusahaan memenuhi hak pekerja/buruh termasuk membayar iuran jaminan sosial ketenagakerjaan; c. bahwa ketidakmampuan perusahaan membayar iuran jaminan sosial ketenagakerjaan secara masif dapat berdampak pada kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketcnagakerjaan; d. bahwa Pemerintah perlu melakukan tindakan khusus untuk menj aga ke sinambungan pe nyelen ggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan akibat bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-19); SK No 044253 A e. bahwa
  • 2. e PRES IDEN REPUBLTK INDONESIA -2- bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Selama Bencana Nonalam Penyebaran Corona Vints Disease 2019 (covrD- 1e); Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2OO4 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a4561; Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2Oll tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2oll Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol9 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2Ol5 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6a271; Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2Ol5 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI5 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5715); Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2Ol5 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 57 16l; Mengingat 1. 2. 3. 4. 5. 6. SK No 040848 A MEMUTUSKAN
  • 3. Menetapkan PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -3- MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYESUAIAN IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN SELAMA BENCANA NONALAM PENYEBARAN CORONA YIRUS DISEASE 2019 (COVTD- 19). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan adalah program yang terdiri dari program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun. 2. Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah Manfaat berupa uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat Peserta mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. 3. Jaminan Kematian yang selanjutnya disingkat JKM adalah Manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika Peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja. 4. Jaminan Hari Tua yang selanjutnya disingkat JHT adalah Manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat Peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap. 5. Jaminan Pensiun yang selanjutnya disingkat JP adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi Peserta danf atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah Peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. 6. Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh Peserta danf atau Pemberi Kerja. 7.Upah... SK No 040849 A
  • 4. trRES IDEN REPUBUK INDONESIA -4- 7. Upah adalah hak Pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari Pemberi Kerja kepada Pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu pe,:janjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi Pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan danf atau jasa yang telah atau akan dilakukan. 8. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak Peserta dan/atau anggota keluarganya. 9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. 10. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang selanjutnya disingkat BPJS Ketenagakerjaan adalah badan hukum publik yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2OIl tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 11. Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, Llpah, atau imbalan dalam bentuk lain. 12. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima Upah atau imbalan dalam bentuk lainnya. 13. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar Iuran. 14. Peserta Penerima Upah adalah Pekerja yang bekerja pada Pemberi Kerja. 15. Peserta Bukan Penerima Upah adalah orang perseorangan yang melakukan kegiatan usaha secara mandiri untuk memperoleh penghasilan. Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk memberikan pelindungan bagi Peserta, kelangsungan usaha, dan kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan selama bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-19). SK No 040850 A BAB
  • 5. trRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -5- BAB Ii PENYESUAIAN IURAN Bagian Kesatu Jenis Penyesuaian Iuran Pasal 3 (1) Pemerintah melakukan penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi Pemberi Kerja, Peserta Penerima Upah, dan Peserta Bukan Penerima Upah tertentu, selama bencana nonalam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19). (2) Penyesuaian Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. kelonggaran batas waktu pembayaran Iuran JKK, Iuran JKM, Iuran JHT, dan Iuran JP setiap bulan; b. keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM; dan c. penundaan pembayaran sebagian Iuran JP. Bagian Kedua Kelonggaran Batas Waktu Pembayaran Iuran Pasal 4 (1) Jika dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ditetapkan batas waktu pembayaran Iuran JKK, Iuran JKM., Iuran JHT, dan Iuran JP setiap bulan, yaitu paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dari bulan Iuran yang bersangkutan maka dengan Peraturan Pemerintah ini: a. Pemberi Kerja wajib memungut, membayar, dan menyetorkan; dan b. Peserta Bukan Penerima Upah wajib membayar, Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan setiap bulan, yaitu paling lambat tanggal 30 bulan berikutnya darr brrlan Iuran yang bersangkutan. (2) Apabila... SK No 040851 A
  • 6. PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -6- (21 Apabila tanggal 30 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh pada hari libur maka Iuran dibayarkan pada hari kerja sebelum tanggal 30. Bagian Ketiga Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Iuran Jaminan Kematian Paragraf 1 Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja Pasal 5 Keringanan Iuran JKK diberikan sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen), sehingga Iuran JKK menj adi lo/o (satu persen) dari Iuran JKK sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2OL9 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Keda dan Jaminan Kematian. Pasal 6 Iuran JKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi Peserta Penerima Upah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tingkat risiko sangat rendah, yaitu sebesar lo/o (satu persen) dikali O,24oh (nol koma dua puluh empat persen) dari Upah sebulan sehingga menJadi O,OO24o/o (nol koma nol nol dua puluh empat persen) dari Upah sebulan; b. tingkat risiko rendah, yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali O,54o/o (nol koma lima puluh empat persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi O,OO54o/o (nol koma nol nol lima puluh empat persen) dari Upah sebulan; c. tingkat risiko sedang, yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali O,89o/o (nol koma delapan puluh sembilan persen) dari Upatr sebulan sehingga menjadi 0,OO89%o (nol koma nol nol delapan puluh sembilan persen) dari Upah sebulan; SK No 040852 A d. tingkat
  • 7. d e PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -7 - tingkat risiko tinggi, yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali 1,27o/o (satu koma dua puluh tujuh persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi O,Ol27o/o (nol koma nol seratus dua puluh tujuh persen) dari Upah sebulan; dan tingkat risiko sangat tinggi, yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali l,74yo (satu koma tujuh puluh empat persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi O,Ol74o/o (nol koma nol seratus tujuh puluh empat persen) dari Upah sebulan. Pasal 7 Iuran JKK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 bagi Peserta Bukan Penerima Upah yaitu sebesar lo/o (satu persen) dari Iuran nominal Peserta sebagaimana tercantunr dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2Ol5 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol9 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. Pasal 8 (1) Dalam hal Iuran didasarkan atas Upah Pekerja, komponen Upah tercantum dan diketahui, maka besarnya Iuran JKK bagi Pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja pada Pemberi Kerja sektor usaha jasa konstruksi, Iuran ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dikali 1,74o/o (satu koma tujuh puluh empat persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi O,Ol74%o (nol koma nol seratus tujuh puluh empat persen) dari Upah sebulan. (2) Dalam SK No 040853 A
  • 8. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -8- (21 Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak tercantum, maka besarnya Iuran JKK dihitung berdasarkan nilai kontrak kerja konstruksi dengan ketentuan sebagai berikut: a. pekerjaan konstruksi sampai dengan nilai kontrak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), Iuran JKK sebesar 1% (satu persen) dikali O,2loh (nol koma dua puluh satu persen) dari nilai kontrak sehingga menjadi 0,0021% (nol koma nol nol dua puluh satu persen) dari nilai kontrak kerja konstruksi sampai dengan Rp 100.OO0.000,OO (seratus juta rupiah); pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp100.000.OOO,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,O0 (lima ratus juta rupiah), Iuran JKK sebesar penetapan nilai luran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah sebesar 1% (satu persen) dikali O,l7o/o (nol koma tujuh belas persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah sebesar O,OOlTo/o (nol koma nol nol tujuh belas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp1.000.000.0O0,OO (satu miliar rupiah), Iuran JKK sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf b ditambah sebesar 1% (satu persen) dikali O,13o/o (nol koma tiga belas persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf b ditambah sebesar 0,0013% (nol koma nol nol tiga belas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); d. pekerjaan . b C SK No 040854 A
  • 9. d FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -9- pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp1.00O.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), Iuran JKK sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf c ditambah sebesar lo/o (satu persen) drkali O,llo/o (nol koma sebelas persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf c ditambah sebesar 0,0011% (nol koma nol nol sebelas persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp1.O00.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), Iuran JKK sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf d ditambah sebesar lo/o (satu persen) dikali O,O9o/o (nol koma nol sembilan persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKK sebagaimana dimaksud pada huruf d ditambah sebesar 0,0009% (nol koma nol nol nol sembilan persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp5.O00.000.000,00 (lima miliar rupiah). e Paragraf 2 Keringanan Iuran Jaminan Kematian Pasal 9 Keringanan Iuran JKM diberikan sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen), sehingga Iuran JKM menjadi lo/o (satu persen) dari Iuran JKM sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol9 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. SK No 040855 A Pasal
  • 10. FRES IDEN REPUBLIK INDONESIA _ 10_ Pasal 10 Iuran JKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 bagi Peserta Penerima Upah yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali 0,30% (nol koma tiga puluh persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi 0,0030% (nol koma nol nol tiga puluh persen) dari Upah sebulan. Pasal 1 1 Iuran JKM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 bagi Peserta Bukan Penerima Upah yaitu sebesar 1% (satu persen) dikali Rp6.800,00 (enam ribu delapan ratus rupiah) sehingga menjadi Rp68,00 (enam puluh delapan rupiah) setiap bulan. Pasal 12 (1) Dalam hal Iuran didasarkan atas Upah Pekerja, komponen Upah tercantum dan diketahui, maka besarnya Iuran JKM bagi Pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja pada Pemberi Kerja sektor usaha jasa konstruksi, Iuran ditetapkan sebesar lo/o (satu persen) dikali O,3Oo/o (nol koma tiga puluh persen) dari Upah sebulan sehingga menjadi 0,0030% (nol koma nol nol tiga puluh persen) dari Upah sebulan. (2) Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak tercantum, maka besarnya Iuran JKM dihitung berdasarkan nilai kontrak kerja konstruksi dengan ketentuan sebagai berikut: a. pekerjaan konstruksi sampai dengan nilai kontrak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), Iuran JKM sebesar 1% (satu persen) dikali 0,03% (nol koma nol tiga persen) dari nilai kontrak sehingga menjadi 0,0003% (nol koma nol nol nol tiga persen) dari nilai kontrak kerja konstruksi sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); b. pekerjaan . . SK No 040856 A
  • 11. PRES IDEN REPUBLTK INDONESIA -11- b. pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), Iuran JKM sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah sebesar 1% (satu persen) dikali O,O2o/o (nol koma nol dua persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah sebesar O,OOO2o/o (nol koma nol nol nol dua persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp100.00O.OO0,00 (seratus juta rupiah); c. pekedaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp500.000.0O0,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp1.0O0.000.0OO,O0 (satu miliar rupiah), Iuran JKM sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf b ditambah sebesar 1% (satu persen) dikali O,O2o/o (noI koma nol dua persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf b ditambah sebesar O,OOO2o/o (nol koma nol nol nol dua persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); d. pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), Iuran JKM sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf c ditambah sebesar 1% (satu persen) dikali O,Olo/o (nol koma nol satu persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf c ditambah sebesar 0,0001% (nol koma nol nol nol satu persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan SK No 040857 A e. Pekerjaan
  • 12. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA e -12- pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp5.00O.O00.0O0,00 (lima miliar rupiah), Iuran JKM sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf d ditambah sebesar lo/o (satu persen) dikali O,Olo/o (nol koma nol satu persen) sehingga menjadi sebesar penetapan nilai Iuran JKM sebagaimana dimaksud pada huruf d ditambah sebesar 0,0001% (nol koma nol nol nol satu persen) dari selisih nilai, yakni dari nilai kontrak kerja konstruksi setelah dikurangi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Paragraf 3 Persyaratan Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Iuran Jaminan Kematian Pasal 13 (1) Pemberi Kerja, Peserta Penerima Upah, dan Peserta Bukan Penerima Upah yang mendaftar sebelum bulan Agustus 2O2O diberikan keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini setelah melunasi Iuran JKK dan Iuran JKM sampai dengan bulan Juli 2O2O. (21 Peserta Penerima Upah dan Peserta Bukan Penerima Upah yang mendaftar setelah bulan Juli 2020 maka: a. Peserta Penerima Upah dan Peserta Bukan Penerima Upah harus membayar Iuran JKK dan Iuran JKM untuk 2 (dua) bulan pertama sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah derrgan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian; dan b. Peserta Penerima Upah dan Peserta Bukan Penerima Upah diberikan keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM dimulai pada bulan ketiga kepesertaan sampai dengan berakhirnya jangka waktu keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM, kecuali Iuran JKK dan Iuran JKM bulan ketiga melewati jangka waktu keringanan Iuran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini. Pasal. . SK No 040858 A
  • 13. FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -13- Pasal 14 (1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 berlaku bagi Pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja pada Pemberi Kerja sektor usaha jasa konstruksi yang komponen Upahnya didasarkan atas Upah Pekerja, komponen Upah tercantum dan diketahui. (2) Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak tercantum dan Iuran dihitung dari nilai kontrak kerja konstruksi serta Pemberi Kerja telah mendaftarkan Pekerjanya sebelum bulan Agustus 2O2O maka diberikan keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM dengan membayar sebesar 1% (satu persen) dari sisa tagihan yang belum dibayarkan. (3) Dalam hal komponen Upah Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diketahui atau tidak tercantum dan Iuran dihitung dari nilai kontrak kerja konstruksi serta Pemberi Kerja mendaftarkan Pekerjanya setelah bulan J:uli 2O2O maka: a. Pemberi Kerja sektor usaha jasa konstruksi harus membayar Iuran JKK dan Iuran JKM untuk tahap pertama sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian; dan b. Keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM diberikan untuk Iuran JKK dan Iuran JKM tahap kedua dan tahap ketiga, kecuali pelunasan pembayaran Iuran JKK dan/atau Iuran JKM tahap kedua dan tahap ketiga melewati jangka waktu keringanan Iuran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini. SK No 040859 A Paragraf
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -14- Paragraf 4 Mekanisme Pemberian Keringanan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Iuran Jaminan Kematian Pasal 15 (1) Mekanisme pemberian keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM diberikan secara langsung oleh BPJS Ketenagakerj aan tanpa permohonan. (2) Mekanisme pemberian keringanan Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sistem kepesertaan yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Pasal 16 Dalam hal Pemberi Kerja, Peserta Penerima Upah, dan Peserta Bukan Penerima Upah telah melunasi Iuran JKK dan Iuran JKM bulan Agustus 2O2O atau bulan berikutnya dan terdapat kelebihan maka kelebihan Iuran JKK dan Iuran JKM tersebut diperhitungkan untuk pembayaran Iuran JKK dan Iuran JKM berikutnya. Bagian Keempat Penundaan Pembayaran Sebagian Iuran Jaminan Pensiun Paragraf 1 Besaran Penundaan Pasal 17 (1) Pemberi Kerja wajib: a. memungut Iuran JP dari Pekerja yaitu sebesar lo/o (satu persen) dari Upah Pekerja; dan b. membayarkan dan menyetorkan: 1. Iuran JP yang menjadi kewajiban Pemberi Kerja yaitu sebesar 2o/o (dua persen) dari Upah Pekerja; dan 2. Iuran JP sebagaimana dimaksud pada huruf a, kepada BPJS Ketenagakerjaan. (21 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: SK No 044320 A a sebagian . .
  • 15. trRES IDEN REPUBLIK INDONESIA a - 15- sebagian Iuran JP yaitu sebesar 1% (satu persen) dari Iuran JP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib dibayarkan dan disetorkan oleh Pemberi Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan setiap bulan sesuai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; dan sebagian Iuran JP sisanya yaitu sebesar 99% (sembilan puluh sembilan persen) dari Iuran JP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP, yang pelunasannya sekaligus atau bertahap dimulai paling lambat tanggal 15 Mei 2O2l dan diselesaikan paling lambat tanggal 15 April 2022. Paragraf 2 Penundaan untuk Usaha Menengah dan Besar Pasal 18 Penundaan pembayaran sebagian Iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b diberikan kepada Pemberi Kerja dan Pekerja skala usaha menengah dan besar yang memenuhi syarat sebagai berikut: a. kegiatan produksi, distribusi, atau kegiatan utama usahanya terganggu akibat bencana nonalam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sehingga berdampak pada penurunan omset penjualan/ pendapatan bulanan sebesar lebih dari 30% (tiga puluh persen), yang data penurunannya disampaikan per bulan sejak bulan Februari 2O2O dengan surat penyataan dari pimpinan tertinggi Pemberi Kerja secara iktikad baik; dan b. Pemberi Kerja dengan ketentuan: 1. telah mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta sebelum bulan Agustus 2O2O harus melunasi Iuran JP sampai dengan bulan Juli 2O2O; atau b SK No 040861 A 2. baru
  • 16. PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA _ 16_ baru mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta setelah bulan Jluli 2020 harus membayar sebagian Iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (21 huruf a. Pasal 19 (1) Pemberi Kerja yang terdampak bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-l9) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 mengajukan permohonan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP kepada BPJS Keterragakerj aan. (21 BPJS Ketenagakerjaan melakukan verifikasi atas permohonan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP paling lama 3 (tiga) hari sejak permohonan diterima. (3) Dalam hal permohonan telah diterima dan telah dilakukan verifikasi dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (21, BPJS Ketenagakerjaan segera memberitahukan penolakan atau persetujuan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP dalam waktu 1 (satu) hari setelah hasil verifikasi. (4) Pemberi Kerja yang telah memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), melaksanakan pemungutan, pembayaran, dan penyetoran Iuran JP dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b. (5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pemberitahuan penolakan atau persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan secara manual atau elektronik melalui kanal layanan BPJS Ketenagakerjaan. Paragraf 3 Penundaan untuk ljsaha Mikro dan Kecil Pasal 20 Penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b diberikan kepada Pemberi Kerja dan Pekerja skala usaha mikro dan kecil yang memenuhi syarat yaitu Pemberi Kerja yang: 2 SK No 040862 A a. telah
  • 17. a b PRES IDEN REPUBLIK TNDONESIA -t7- telah mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta sebelum bulan Agustus 2O2O harus melunasi Iuran JP sampai dengan bulan Juli 2O2O; atau baru mendaftarkan Pekerjanya sebagai Peserta setelah bulan Juli 2O2O harus membayar sebagian Iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a. Pasal 21 (1) Pemberi Kerja skala usaha mikro dan kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diberikan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP setelah terlebih dahulu memberitahukan kepada BPJS Ketenagakerjaan. (2) BPJS Ketenagakerjaan memberitahukan mulai berlakunya penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam waktu 1 (satu) hari sejak diterima pemberitahuan dari Pemberi Kerja skala usaha mikro dan kecil. Pasal 22 (1) Penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b tidak mengurangi tingkat kepadatan Iuran JP. (21 Dalam hal belum dilakukan pelunasan atas penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (21 huruf b, sisa luran JP yang belum dilunasi tersebut mengurangi tingkat kepadatan Iuran JP. Bagian Kelima Denda Pasal 23 (1) Keterlambatan pembayaran Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang melebihi batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikenakan denda sebesar O,Soh (nol koma lima persen) untuk setiap bulan keterlambatan. SK No 040863 A (2) Pelunasan
  • 18. P]TESIDEN REPUELIK INDONESIA -18- (21 Pelunasan atas penundaan pembayaran sebagian Iuran JP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b tidak dikenakan denda sepanjang dilakukan di dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b. BAB III MANFAAT Pasal 24 Selama masa penyesuaian Iuran, Manfaat Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang diterima Peserta tetap sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 25 Jika Peserta melakukan klaim JP pada jangka waktu berlakunya Peraturan Pemerintah ini dan mendapatkan Manfaat lumsum maka Iuran seluruh kewajiban bagian Pemberi Kerja termasuk yang ditunda harus dibayar lunas oleh Pemberi Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan sebelum Manfaat lumsum diberikan kepada Pekerja. BAB IV KEBERLAKUAN Pasal 26 Penyesuaian Iuran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini berlaku dimulai sejak Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bulan Agustus 2O2O sampai dengan Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bulan Januari 202t. Pasal 27 (1) Penyesuaian Iuran dan pembayaran denda sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini berlaku bagi Pemberi Kerja dan Peserta dengan ketentuan pembayaran dilakukan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasai 17, dan Pasal 26. (2) Apabila... SK No 044321 A
  • 19. PRESIDEN REPUELIK INDONESIA -19- (21 Apabila Pemberi Kerja melunasi pembayaran Iuran dan denda melebihi batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka berlaku ketentuan Iuran dan denda sebagaimana diatur dalam: a. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tah,un 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2Ol9 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian; b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun; dan c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua. Pasal 28 Apabila jangka waktu penyesuaian Iuran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini berakhir, Pemberi Kerja dan Peserta wajib membayar dan menyetor atau melunasi pembayaran Iuran dan denda Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar. . . SK No 040865 A
  • 20. PRESIDEN REFUBLIK INDONESIA Agar setiap pengundangan penempatannya Indonesia. -20- orang mengetahuinya, memerintahkan Peraturan Pemerintah ini dengan dalam Lembaran Negara Republik Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2020 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 September 2O2O MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 199 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Bidang Hukum dan dang-undangan, ttd E.LI >4 * ili SK No 044263 A vanna Djaman
  • 21. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2O2O TENTANG PENYESUAIAN IURAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN SELAMA BENCANA NONALAM PENYEBARAN CORONA Y/RUS D/SEASE 2019 (covrD- 1e) I. UMUM Pemerintah telah menetapkan penyebaran CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai bencana nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2O2O tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional. Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini memberikan dampak kepada perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Pada sisi Pekeda dampak yang ditimbulkan antara lain pemotongan upah, pengurangan hari kerja, dirumahkan dengan upah dibayar sebagian atau upah tidak dibayar, dan pemutusan hubungan kerja. Sedangkan dari sisi Pemberi Kerja dampak dari penyebaran Cororua Virus Disease 2019 (COVID-19) ini antara lain berkurangnya produksi, terganggunya cash flou perusahaan, berkurangnya kemampuan membayar kewajiban, pengurangan jam kerja, dan pengurangan pekerja. Ketidakmampuan perusahaan membayar Iuran Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan secara masif dapat berdampak pada kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan kelangsungan iayanan Manfaat kepada Peserta. Dalam hal terjadi krisis keuangan dan kondisi tertentu yang memberatkan perekonomian, Pemerintah dapat melakukan tindakan khusus untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan akibat bencana nonalam penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Tindakan khusus untuk menjaga kesehatan keuangan dan kesinambungan penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan antara lain berupa penyesuaian Manfaat, Iuran, dan/atau usia pensiun, sebagai upaya terakhir. SK No 044257 A Peraturan
  • 22. PRES IDEN REPUBLTK INDONESIA -2- Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai kebijakan relaksasi atau penyesuaian Iuran berupa kelonggaran batas waktu pembayaran Iuran JKK, Iuran JKM, Iuran JHT, dan Iuran JP setiap bulan, keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM, dan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP, serta pengurangan denda. Kebijakan relaksasi atau penyesuaian Iuran ini diberlakukan selama bencana nonalam penyebaran Corona Vints Disease 2019 (COVID-l9) dan selama jangka waktu pelunasan penundaan pembayaran sebagian Iuran JP. Kebijakan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diharapkan dapat melindungi, mencegah, atau mengurangi Pekerja yang mengalami pemotongan upah, pengurangarl hari kerja, dirumahkan dengan upah dibayar sebagian atau upah tidak dibayar, dan pemutusan hubungan kerja. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas SK No 040868 A Pasal
  • 23. FRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -3- Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 1 1 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Cukup jelas Huruf b Pemberian keringanan Iuran JKK dan Iuran JKM yang dimulai dari Iuran JKK dan Iuran JKM bulan ketiga kepesertaan dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya risiko moral (moral hazardl yang dimanfaatkan oleh Peserta baru. SK No 040869 A Pasal
  • 24. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -4 Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas. SK No 040870 A Pasal
  • 25. PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -5- Pasal24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6551 SK No 044256 A