4. Psychological First Aid (PFA)
What?
PFA merupakan suatu cara untuk memberikan dukungan
emosional dan membantu orang dari berbagai latar
belakang (usia, budaya, etnik, sosial ekonomi) segera
setelah terjadinya peristiwa traumatik (University of
Rochester, 2007).
PFA sebagai suatu rangkaian
keterampilan yang bertujuan untuk
mengurangi distress dan mencegah
timbulnya perilaku tampilan kondisi
kesehatan mental negatif yg disebabkan
oleh situasi tidak menyenangkan /
bencana / krisis yg dihadapi individu
(Everly, Phillips, Kane & Feldman, 2006).
5. PFA merupakan intervensi singkat yang
bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif stres dan mencegah timbulnya
gangguan kesehatan mental lebih
buruk yang disebabkan oleh situasi krisis,
kondisi darurat dan bencana.
7. • Gangguan emosi tidak terlihat, namun
menyebabkan penderitaan, melemahkan,
mempunyai dampak serius jangka panjang &
bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
• Semua orang yang mengalami krisis atau
bencana pasti terdampak secara emosional,
tetapi reaksi seseorang terhadap peristiwa
traumatik dan waktu yang diperlukan untuk
mencapai pemulihan berbeda-beda.
Why?
8. • Sesegera mungkin setelah terjadi krisis
atau masa tanggap darurat.
• Dapat diberikan pada kontak pertama.
• Tidak diberikan pada tahap rehabilitasi
dan rekonstruksi, karena pada tahap
rehabilitasi dan rekonstruksi yang
diberikan adalah layanan psikososial.
When?
9. Bisa diberikan dalam situasi apa saja di:
• Pengungsian,
• Sekolah,
• Rumah Sakit,
• Rumah Ibadah,
• Rumah Tempat Tinggal,
• Tempat Kerja dan Komunitas.
Where?
10. • Semua orang bisa
• Keterampilan PFA
ada pada setiap
orang
• Tidak terbatas pada
profesional
kesehatan mental
Who?
11. Penerima PFA:
Memiliki pengalaman
traumatis sebelumnya.
Memiliki masalah psikologis.
Terpapar kejadian traumatis.
Berpikir mereka akan
meninggal.
Mengalami kedukaan akibat
kejadian traumatis.
Kehilangan harta benda,
mata pencaharian, atau
terputusnya hubungan
dengan komunitas dan
jaringan.
Kelompok Rentan:
Anak-anak
Remaja
Lansia
Ibu Hamil
Orang sakit yang memerlukan
tindakan medis segera
Ibu, bayi dan anak kecil
Orang disabilitas
Orang yang tidak mampu
mengurus dirinya sendiri
Orang dengan risiko
membahayakan dirinya
sendiri dan orang lain.
Rescuers
Relawan Bencana
13. Pengetahuan:
Mampu membedakan
antara krisis dan
bencana.
Memahami jejaring
bantuan dalam situasi
krisis dan bencana.
Memahami reaksi
umum penyintas.
Memahami sistem
rujukan.
Sikap:
Mampu bersikap
empati.
Memiliki sikap
prososial.
Mampu bekerja sama.
Bekerja tanpa pamrih
untuk kepentingan
pribadi.
Keterampilan:
Kemampuan
komunikasi (kontak &
membina rapport)
Kemampuan
observasi.
Kemampuan
mendengar aktif.
Kemampuan
menenangkan orang
lain.
Kemampuan
pemeliharan diri
sendiri (self care).
15. Membina hubungan baik dengan penyintas.
Mendapatkan gambaran kondisi penyintas
berdasarkan impresi awal.
Mendapatkan gambaran kebutuhan penyintas
berdasarkan impresi awal.
Perhatikan intonasi suaranya, pilihan kata,
frekuensi dan volume.
Look
16. Pusatkan perhatian
Lakukan Paraphrase - Summarize - Clarify – Reflect
Biarkan mengalir
Jangan hakimi
Jangan loncat pada kesimpulan
Verbal cue
Empati
Ambil waktu sebelum menjawab
Buat simpulan: gambaran kondisi,
kekhawatiran dan kebutuhan berdasarkan
percakapan.
Listen
18. Permintaan penyintas
Kondisi penyintas non-psikologis
Kebutuhan darurat medis
Kebutuhan layanan spesifik –
keamanan – psikologis
Situasi defisit / eksesif
Masalah keberfungsian
Membahayakan diri sendiri & orang lain
Memiliki Riwayat gangguan psikologis &
terlihat relapse.
Link
19. Protect
Melindungi dari kerugian yang lebih besar
Memastikan penyintas tidak membahayakan diri
sendiri dan orang lain di sekitarnya.
20. Hope
Memastikan penyintas tahu
bahwa ia bisa mengakses
bantuan di kemudian hari
Memastikan penyintas
menyadari bahwa ia tidak
sendirian dalam kesulitan
Izin untuk melakukan follow up
di kemudian hari.
21. Tanda-tanda Perlu Dirujuk
• Merasa emosi negatif hampir setiap waktu dengan
intensitas mendalam
• Tidak ada perubahan perilaku yg signifikan
• Fungsi & hubungan sosial terganggu / memburuk
• Tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
• Merokok berlebihan, menggunakan alkohol &
narkoba
• Sulit mengambil keputusan sendiri
• Terus menerus teringat pd kejadian
• Mudah terkejut, mimpi buruk
• Emosi datar atau reaksi berlebihan
• Kehilangan minat
• Keinginan untuk bunuh diri
23. Perbedaan
Stres
• Tidak didahului
peristiwa traumatis
• Bertahap,
menumpuk, sedikit
demi sedikit
• Dampak hilang
ketika stressor hilang
• Pengaruh stress
berbeda untuk setiap
orang
Trauma
• Didahului peristiwa
traumatis
• Terjadi tiba-tiba /
mendadak dalam
waktu yg singkat
• Umumnya berdampak
jangka panjang
• Pengaruh trauma
umumnya sama untuk
setiap orang, yaitu
menakutkan.
24. Fase shock Fase reaksi
Fase
pemrosesan
Fase
reorientasi
Stres
Kejadian yang mempengaruhi stabilitas emosi
seseorang serta mendorong munculnya
reaksi-reaksi emosional berlebihan.
Tahapan Stres
25. • Berjarak – isolasi
• Mudah marah & konflik
• Menyalahkan orang
lain
• Memberontak
• Berkurangnya tingkat
keberfungsian
• Masalah tidur
• Sangat sensitif
• Rasa kelelahan
• Masalah somatik
• Pencernaan
terganggu
• Shock
• Marah
• Ketakutan
• Kedukaan-sedih
• Rasa bersalah
• Cemas
• Disosiasi
• Sulit berpikir &
mengambil keputusan
• Susah konsentrasi
• Bingung
• Menyalahkan diri sendiri
• Masalah dengan ingatan
• Pikiran negatif
• Tak berdaya
Pikiran Emosi
Sosial
Fisik
Problem BioPsikoSosial “Reaksi Stres”
26. Faktor Penyebab Perbedaan “Reaksi Stres”
Jenis bencana & krisis yang dialami
Pengalaman mengalami bencana dan
krisis di masa lalu
Jejaring bantuan yang ada
Kondisi fisik & mental sebelum peristiwa
krisis / bencana
Latar belakang budaya & tradisi
Usia
27. Trauma
Trauma Tipe I
“Peristiwa Traumatik Singkat”
Bencana alam
Kecelakaan
Bencana teknis
Tindak kekerasan kriminal
Perampokan
Peristiwa tembak menembak
Trauma tipe I biasanya ditandai dengan adanya
ancaman besar terhadap keselamatan jiwa
(kehidupan) dan kejutan mendadak
28. Trauma
Trauma Tipe II
“Berlangsung lama & berulang”
Penyanderaan
Penyiksaan berulang kali
Menjadi tawanan perang
Kekerasan seksual & fisik yg
berulang-ulang dalam bentuk
child abuse & pemerkosaan
berulang
29. Krisis James & Gilliand, 2001
Krisis sebagai sebuah persepsi /
pengalaman tentang sebuah
peristiwa / situasi yang menjadi
sebuah kesulitan di luar
kemampuan diri seseorang.
Suatu krisis biasanya meliputi
hilangnya kemampuan untuk
mengatasi masalah serta
gangguan emosi untuk sementara
waktu.
Jika seseorang mengatasi
ancaman itu secara efektif , maka
ia dapat kembali berfungsi seperti
keadaan sebelum krisis.
31. Intervensi Krisis
Intervensi
Krisis
PFA
Metode pemberian bantuan
terhadap mereka yg tertimpa
krisis, di mana masalah yg
membutuhkan penanganan yg
cepat dapat segera diselesaikan
& keseimbangan psikis yg
dipulihkan.
Intervensi ringkas yg dirancang &
khususnya digunakan untuk
membantu individu, keluarga dan
atau komunitas untuk mengatasi
krisis yg dirasakan &
memperbaiki tingkatan
penggulangannya.
Intervensi krisis menolong
individu membangun kembali
kemampuan penanggulangan &
pemecahan masalah melalui
pengelolaan perasaan &
mengembangkan rencana aksi.
32. Kesimpulan
PFA merupakan suatu cara untuk
memberikan dukungan
emosional dan membantu
orang dari berbagai latar
belakang.
PFA dilakukan sesegera
mungkin setelah terjadi krisis
atau masa tanggap darurat.
PFA dapat diberikan di mana
saja.
Semua orang bisa melakukan
PFA.
Langkah-Langkah PFA meliputi
look, listen, comfort, link, protect
dan hope.