SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  9
AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN
I. PENDAHULUAN
Aksiologi adalah teori tentang nilai merupakan suatu bahan kajian yang
menarik untuk dibahas. Karena didalamnya terkandung nilai-nilai sebagai dasar
normatif dalam penggunaan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tak dapat disangkal lagi kontribusi ilmu bagi kepentingan umat manusia.
Ilmu telah banyak mengubah dunia dalam memberantas penyakit, kelaparan,
kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang duka. Namun apakah hal itu
selalu demikian : ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi manusia?.
Memang dengan jalan mempelajari atom kita dapat memanfaatkan wujud tersebut
sebagai sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi di pihak lain ini juga bisa
berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada penciptaan bom atom yang
menimbulkan malapetaka. Usaha memerangi kuman yang membunuh manusia
sekaligus menghasilkan senjata kuman yang dipakai sebagai alat untuk membunuh
semua manusia pula. Sehingga timbul pertanyaan: apakah kehadiran ilmu itu
sebuah berkah bagi kehidupan manusia atau malapetaka?
Dewasa ini, dalam perkembangannya ilmu sudah melenceng jauh dari
hakikatnya, dimana ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia
mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan menciptakan tujuan
hidup itu sendiri. Disinilah moral sangat berperan sebagai landasan normatif
dalam penggunaan ilmu serta dituntut tanggung jawab sosial ilmuwan dengan
kapasitas keilmuwannya dalam menuntun pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa tercapai.
II. PEMBAHASAN
A. Definisi Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang
berarti teori tentang nilai (Salam, 1997). Sumantri (1996) menyatakan aksiologi
adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dan pengetahuan yang
diperoleh. Menurut kamus bahasa Indonesia, aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khusunya etika.
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan ilmu
tersebut. Jadi hakikat yang ingin dicapai aksiologi adalah hakikat manfaat yang
terdapat dalam suatu pengetahuan. Objek kajian aksiologi adalah menyangkut
masalah nilai kegunaan ilmu karena ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai
budaya dan moral sehingga nilai kegunaan ilmu itu dapat dirasakan oleh
masyarakat. Aksiologi disebut teori tentang nilai yang menaruh perhatian baik dan
buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tata cara dan
tujuan (mean and end).
B. Nilai dalam Aksiologi
Dalam aksiologi ada dua komponen yang mendasar, yakni Etika dan
Estetika.
1. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat
kebiasaan. Dalam istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin
“mores”, kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah cabang
filsafat aksiologi yang membahas masalah-masalah moral. Kajian etika lebih
fokus pada perilaku, norma, dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas
tertentu.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang
nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu
terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam suatu
hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah
bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga
mempunyai kepribadian.
C. Karakteristik Nilai
Ada beberapa beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teori nilai
(the theory of value), yaitu :
1. Nilai objektif atau subjektif.
Nilai itu objektif jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang
menilai. Sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan
validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa
mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik.
Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang
melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat
individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif,
apabila subjek berperan dalam memberi penilaian, kesadaran manusia menjadi
tolak ukur penilaian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan
berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan
mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
2. Nilai absolute atau relatif.
Suatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang berlaku sejak
masa lampau dan akan berlaku sepanjang masa, berlaku bagi siapapun tanpa
memperhatikan ras, maupunkelas sosial. Dipihak lain ada yang beranggapan
bahwa semua nilai relative sesuai dengan keingginan dan harapan manusia.
D. Kegunaan Aksiologi terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan
Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu
agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi
seluruh umat manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia.
Berkaitan dengan hal ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh
Jujun.S.Suriasumatri yaitu bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah
kekuasaan itu merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia.
Memang kalaupun terjadi malapetaka yang disebabkan oleh ilmu, bahwa kita
tidak bisa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu, karena ilmu itu
sendiri merupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya, lagi
pula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk
melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunakannya.
Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu
atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat
filsafat sebagai tiga hal, yaitu:
1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia
pemikiran. Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung
suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem
kebudayaan atau sistem ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya
mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori
filsafat ilmu.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup. Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua
teori ajarannya diterima kebenaranya dan dilaksanakan dalam kehidupan.
Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam
menjalani kehidupan.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Dalam hidup ini kita
menghadapi banyak masalah. Bila ada batui didepan pintu, setiap keluar dari
pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani
lebih enak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara
menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling
rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana maka biasanya masalah tidak
terselesaikan secara tuntas.penyelesaian yang detail itu biasanya dapat
mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.
E. Aksiologi Ilmu Pendidikan
Abdulhak (2008), menyarakan aksiologi ilmu pendidikan sebagai nilai
kegunaan teoritis dan nilai kegunaan praktis.
1. Aksiologi sebagai Nilai Kegunaan Teoritis
a. Kegunaan bagi ilmu dan teknologi
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek dan
dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia.Pemahaman
tersebut secara potensial dapa t dipergunakan untuk lebih mengembangkan
konsep-konsep ilmiah pendidikan, baik dalam arti meningkatkan mutu (validitas
dan signifikan) konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada, maupun
melahirkan atau menciptakan konsep-konseo baru, yang secara langsung dan tidak
langsung bersumber pada konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada.
Rowntree dalam educational technologi in curuculum development antara
lain menyatakan: bahwa oleh karena teknologi pendidikan adalah seluas
pendidikan itu sendiri, maka teknologi pendidikan berkenaan dengan desain dan
evaluasi kurikulum dan pengalaman-pengalaman belajar, serta masalah-masalah
pelaksanaan dan perbaikannya. Pada dasarnya teknologi pendidikan adalah suatu
pendekatan pemecahan masalah pendidikan secara rasional, suatu cara berpikir
skeptis dan sistematis tentang belajar dan mengajar.
b. Kegunaan bagi filsafat
Konsep-konsep ilmiah yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan, secara
potensial dapat mengundang berkembangnya kritik pendidikan, baik yang datang
dari kalangan para pengamat pendidikan pada umumnya, maupun yang datang
dari kalangan yang profesional pendidikan, yang termasuk didalamnya para
ilmuwan pendidikan, para filosof pendidikan serta para pengelola dan
pengembanng pendidikan.
2. Aksiologi Sebagai Nilai Kegunaan Praktis
a. Kegunaan bagi praktek pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara konprehensif dan sistematis turut
serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-tugas
profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-konsep ilmiah pendidikan
menerangkan prinsip-prinsip bagaimana orang melakukan pendidikan.
Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan
pencerahan tentang bagaimana melakukan tugas-tugas profesional pendidikan.
Apabila hal ini terjadi, maka seorang tenaga pendidikan akan dapat bekerja
konsisten dan efisien, karena dilandasi oleh prinsip-prinsip pendidikan yang jelas
terbaca dan kokoh.
b. Kegunaan bagi seni pendidikan
Disamping memberi kemungkinan berkembangnya teknologi pendidikan,
penerapan konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan dalam praktek, dapat pula
memberi peluang pada berkembangnya seni pendidikan. Sebuah kegiatan
pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan apabila kegiatan tersebut tidak saja
mencapai hasil yang diharapkan, tetapi proses pelaksanaanya dapat memberi
keasyikan dan kesenangan, baik bagi peserta didikmaupun pendidiknya. Dalam
kegiatan sebagai seni, berlangsungnya suatu proses hubungan sosial, melibatkan
emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini mengandung
arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam praktek pendidikan
perlu memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan emosional, berupa rasa puas, rasa
senang ataupun rasa yang sejenisnya.
F. Tujuan Mempelajari Matematika berlandaskan Aksiologi
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006).
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan mempelajari matematika seperti inilah yang sejalan dengan aksilogi
yang mempelajari nilai dari suatu bidang ilmu, khususnya matematika.
Maksudnya adalah aksilologi pada matematika adalah berbagai pertimbangan
yang menjadi alasan mengapa matematika itu penting untuk dipelajari, serta
nilai-nilai apa saja yang akan dan dimiliki setelah mempelajari matematika.
Jika ditelaah lebih jauh, nilai etika/moral yang terkandung dalam
pembelajaran bisa dilihat dari contoh kecil berikut: seorang siswa kelas 1 SD
bertanya kepada gurunya tentang kegunaan matematika bagi diri siswa tersebut,
guru matematika itupun menjawab dengan terlebih dahulu mengambil satu potong
biskuit dan menyerahkannya kepada siswa tersebut sambil memintanya untuk
membagi secara adil dengan teman sebangkunya. Disini bisa dilihat salah satu
aspek moral yang terkandung dalam pembelajaran matematika yaitu sifat adil.
Untuk nilai estetika, dapat dilihat dari contoh bahwa betapa indah suatu
rumah jika dibangun secara simetris, dalam artian tidak miring / condong ke kanan
atau ke kiri.
G. Hubungan antara Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi
Dari yang telah dipelajari sebelumnya tentang filsafat ilmu pendidikan,
maka dapat dibedakan antara ontologi, epistimologi, dan aksiologi, yaitu:
1. Ontologi : dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang-
bidang ilmu.
2. Epistimologi : cara/teknik/sarana yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu.
3. Aksiologi : tujuan dari pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan.
III. KESIMPULAN
Aksiologi adalah “teori tentang nilai”. Jujun S.Suriasumantri mengartika
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh.. Sedangkan Aksiologi menurut Bramel, terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu:pertama, moral conduct, kedua, esthetik expression dan ketiga,
socio-politikal life. Berkaitan dengan aksiologi, Drs. Prasetya mengatakan bahwa
Aksiologi adalah study tentang nilai, sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu
yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan, adapun nilai yang dimaksud,
yaitu: nilai jasmani, dan nilai rohani.Ilmu dan moral memiliki keterkaitan yang
sangat kuat. Ilmu bisa menjadi malapetaka kemanusiaan jika seseorang yang
memanfaatkannya “tidak bermoral” atau paling tidak mengindahkan nilai-nilai
moral yang ada. Tapi sebaliknya ilmu akan menjadi rahmat bagi kehidupan
manusia jika dimanfaatkan secara benar dan tepat, tentunya tetap mengindahkan
aspek moral.
Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek (ontologi,
epistemologi dan aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti
atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu
tersebut.Contohnya :Membangun Filsafat Teknologi Pendidikan perlu menelusuri
dari aspek : Ontologi eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-lmu
Teknologi Pendidikan.Epistemologi metode yang digunakan untuk membuktikan
kebenaran ilmu-ilmu Teknologi Pendidikan.Aksiologi manfaat dari ilmu
Teknologi Pendidikan. Ilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan pada
masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamat
bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disinilah
pemanfaatan pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan sebaik-baiknya.
Dalam filsafat penerapan teknologi meninjaunya dari segi aksiologi keilmuwan.
DAFTAR PUSTAKA
, 2006. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG
STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH. Diakses 28 September 2015, dari
https://asefts63.files.wordpress.com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun-
2006-standar-isi.pdf.
Abdulhak, Ishak. 2008. Filsafat ilmu pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Salam, Burhanuddin. 1997. Logika materil filsafat ilmu pengetahuan.
Jakarta:Rineka Cipta.
Sumanrti, S. Jujun. 1996. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta:Pustaka
Sinar Harapan.
Wihadi, Admojo et.al. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Contenu connexe

Tendances

Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiArief S
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKRanny Rolinda R
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikLSP3I
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikanalvianica nanda
 
Pendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan GlobalisasiPendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan GlobalisasiMuhamad Yogi
 
Makalah model penelitian keagamaan
Makalah model penelitian keagamaanMakalah model penelitian keagamaan
Makalah model penelitian keagamaansilvim04
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptari susanto
 
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori PemikirannyaAl Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannyaamiramumtaza
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamEdwarn Abazel
 

Tendances (20)

Idealisme
IdealismeIdealisme
Idealisme
 
Landasan - Landasan Pendidikan
Landasan - Landasan PendidikanLandasan - Landasan Pendidikan
Landasan - Landasan Pendidikan
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
 
Makalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaranMakalah model-pembelajaran
Makalah model-pembelajaran
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikan
 
Pendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan GlobalisasiPendidikan Global dan Globalisasi
Pendidikan Global dan Globalisasi
 
makalah estetika
makalah estetikamakalah estetika
makalah estetika
 
Makalah model penelitian keagamaan
Makalah model penelitian keagamaanMakalah model penelitian keagamaan
Makalah model penelitian keagamaan
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Makalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialismeMakalah aliran esensialisme
Makalah aliran esensialisme
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori PemikirannyaAl Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
Al Kindi dan Teori-Teori Pemikirannya
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Pengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islamPengertian metodologi studi islam
Pengertian metodologi studi islam
 

En vedette (12)

Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Aksiologi
AksiologiAksiologi
Aksiologi
 
Aksiologi dalam ilmu pengetahuan
Aksiologi dalam ilmu pengetahuanAksiologi dalam ilmu pengetahuan
Aksiologi dalam ilmu pengetahuan
 
Aksiologi p.-11
Aksiologi p.-11Aksiologi p.-11
Aksiologi p.-11
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologi
 
Dimensi Aksiologis
Dimensi AksiologisDimensi Aksiologis
Dimensi Aksiologis
 
Makalah aksiologi henry kurniawan
Makalah aksiologi henry kurniawanMakalah aksiologi henry kurniawan
Makalah aksiologi henry kurniawan
 
Aksiologi pba kelompok 3
Aksiologi pba kelompok 3Aksiologi pba kelompok 3
Aksiologi pba kelompok 3
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
 
Power point filsafat tp
Power point filsafat tpPower point filsafat tp
Power point filsafat tp
 
Aksiologi kelompok 3
Aksiologi kelompok 3Aksiologi kelompok 3
Aksiologi kelompok 3
 

Similaire à AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN

Similaire à AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN (20)

6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan6 aksiologi pengetahuan
6 aksiologi pengetahuan
 
Teknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinanTeknologi & kemislinan
Teknologi & kemislinan
 
Makalah filsafat pendidikan yeni
Makalah filsafat pendidikan yeni Makalah filsafat pendidikan yeni
Makalah filsafat pendidikan yeni
 
Per 11 dimensi kajian ilmu (aksiologi)
Per 11 dimensi kajian ilmu (aksiologi)Per 11 dimensi kajian ilmu (aksiologi)
Per 11 dimensi kajian ilmu (aksiologi)
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
Aksiologi f3
Aksiologi f3Aksiologi f3
Aksiologi f3
 
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Pancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmuPancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmu
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptxPP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
PP3 Landasan dan Asas-asas Pendidikan.pptx
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 

Plus de META GUNAWAN

UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAMETA GUNAWAN
 
LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...
LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...
LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...META GUNAWAN
 
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAPENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAMETA GUNAWAN
 
(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k. schlicker, steven sundstrom,...
(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k.  schlicker,  steven  sundstrom,...(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k.  schlicker,  steven  sundstrom,...
(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k. schlicker, steven sundstrom,...META GUNAWAN
 
PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...
PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...
PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...META GUNAWAN
 
Fraction, an integrated perspective
Fraction, an integrated perspectiveFraction, an integrated perspective
Fraction, an integrated perspectiveMETA GUNAWAN
 
pentingnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
pentingnya Sarana dan Prasarana Pendidikanpentingnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
pentingnya Sarana dan Prasarana PendidikanMETA GUNAWAN
 
Academy Writing (Group 4) lesson-3
Academy Writing (Group 4) lesson-3Academy Writing (Group 4) lesson-3
Academy Writing (Group 4) lesson-3META GUNAWAN
 
Academy Writing (Group 4) lesson-2
Academy Writing (Group 4) lesson-2Academy Writing (Group 4) lesson-2
Academy Writing (Group 4) lesson-2META GUNAWAN
 
Academy Wtiting (Group 4)
Academy Wtiting (Group 4)Academy Wtiting (Group 4)
Academy Wtiting (Group 4)META GUNAWAN
 

Plus de META GUNAWAN (11)

UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...
LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...
LKS PEMBELAJARAN PERSENTASE PADA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN KONTEKS LAPANG...
 
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGAPENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SEGITIGA
 
(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k. schlicker, steven sundstrom,...
(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k.  schlicker,  steven  sundstrom,...(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k.  schlicker,  steven  sundstrom,...
(Textbooks in mathematics) hodge, jonathan k. schlicker, steven sundstrom,...
 
PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...
PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...
PPT MENGGAMBAR GARIS PADA SEGITIGA (TUGAS ICT META SILVIA GUNAWAN) PPS UNSRI ...
 
Fraction, an integrated perspective
Fraction, an integrated perspectiveFraction, an integrated perspective
Fraction, an integrated perspective
 
Analisis data
Analisis dataAnalisis data
Analisis data
 
pentingnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
pentingnya Sarana dan Prasarana Pendidikanpentingnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
pentingnya Sarana dan Prasarana Pendidikan
 
Academy Writing (Group 4) lesson-3
Academy Writing (Group 4) lesson-3Academy Writing (Group 4) lesson-3
Academy Writing (Group 4) lesson-3
 
Academy Writing (Group 4) lesson-2
Academy Writing (Group 4) lesson-2Academy Writing (Group 4) lesson-2
Academy Writing (Group 4) lesson-2
 
Academy Wtiting (Group 4)
Academy Wtiting (Group 4)Academy Wtiting (Group 4)
Academy Wtiting (Group 4)
 

Dernier

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 

Dernier (20)

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 

AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN

  • 1. AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN Aksiologi adalah teori tentang nilai merupakan suatu bahan kajian yang menarik untuk dibahas. Karena didalamnya terkandung nilai-nilai sebagai dasar normatif dalam penggunaan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak dapat disangkal lagi kontribusi ilmu bagi kepentingan umat manusia. Ilmu telah banyak mengubah dunia dalam memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang duka. Namun apakah hal itu selalu demikian : ilmu selalu merupakan berkat dan penyelamat bagi manusia?. Memang dengan jalan mempelajari atom kita dapat memanfaatkan wujud tersebut sebagai sumber energi bagi keselamatan manusia, tetapi di pihak lain ini juga bisa berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia kepada penciptaan bom atom yang menimbulkan malapetaka. Usaha memerangi kuman yang membunuh manusia sekaligus menghasilkan senjata kuman yang dipakai sebagai alat untuk membunuh semua manusia pula. Sehingga timbul pertanyaan: apakah kehadiran ilmu itu sebuah berkah bagi kehidupan manusia atau malapetaka? Dewasa ini, dalam perkembangannya ilmu sudah melenceng jauh dari hakikatnya, dimana ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Disinilah moral sangat berperan sebagai landasan normatif dalam penggunaan ilmu serta dituntut tanggung jawab sosial ilmuwan dengan kapasitas keilmuwannya dalam menuntun pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa tercapai. II. PEMBAHASAN A. Definisi Aksiologi Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai (Salam, 1997). Sumantri (1996) menyatakan aksiologi
  • 2. adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dan pengetahuan yang diperoleh. Menurut kamus bahasa Indonesia, aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khusunya etika. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan ilmu tersebut. Jadi hakikat yang ingin dicapai aksiologi adalah hakikat manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Objek kajian aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu karena ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral sehingga nilai kegunaan ilmu itu dapat dirasakan oleh masyarakat. Aksiologi disebut teori tentang nilai yang menaruh perhatian baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tata cara dan tujuan (mean and end). B. Nilai dalam Aksiologi Dalam aksiologi ada dua komponen yang mendasar, yakni Etika dan Estetika. 1. Etika Istilah etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan. Dalam istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin “mores”, kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilaku, norma, dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas tertentu. 2. Estetika Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam suatu hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai kepribadian.
  • 3. C. Karakteristik Nilai Ada beberapa beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teori nilai (the theory of value), yaitu : 1. Nilai objektif atau subjektif. Nilai itu objektif jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. 2. Nilai absolute atau relatif. Suatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku sepanjang masa, berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupunkelas sosial. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa semua nilai relative sesuai dengan keingginan dan harapan manusia. D. Kegunaan Aksiologi terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan ilmu sesorang dapat mengubah wajah dunia. Berkaitan dengan hal ini, menurut Francis Bacon seperti yang dikutip oleh Jujun.S.Suriasumatri yaitu bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah kekuasaan itu merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun terjadi malapetaka yang disebabkan oleh ilmu, bahwa kita
  • 4. tidak bisa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya, lagi pula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunakannya. Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal, yaitu: 1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran. Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu. 2. Filsafat sebagai pandangan hidup. Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenaranya dan dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan. 3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batui didepan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas.penyelesaian yang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia. E. Aksiologi Ilmu Pendidikan Abdulhak (2008), menyarakan aksiologi ilmu pendidikan sebagai nilai kegunaan teoritis dan nilai kegunaan praktis. 1. Aksiologi sebagai Nilai Kegunaan Teoritis
  • 5. a. Kegunaan bagi ilmu dan teknologi Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek dan dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia.Pemahaman tersebut secara potensial dapa t dipergunakan untuk lebih mengembangkan konsep-konsep ilmiah pendidikan, baik dalam arti meningkatkan mutu (validitas dan signifikan) konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada, maupun melahirkan atau menciptakan konsep-konseo baru, yang secara langsung dan tidak langsung bersumber pada konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada. Rowntree dalam educational technologi in curuculum development antara lain menyatakan: bahwa oleh karena teknologi pendidikan adalah seluas pendidikan itu sendiri, maka teknologi pendidikan berkenaan dengan desain dan evaluasi kurikulum dan pengalaman-pengalaman belajar, serta masalah-masalah pelaksanaan dan perbaikannya. Pada dasarnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah pendidikan secara rasional, suatu cara berpikir skeptis dan sistematis tentang belajar dan mengajar. b. Kegunaan bagi filsafat Konsep-konsep ilmiah yang dihasilkan oleh ilmu pendidikan, secara potensial dapat mengundang berkembangnya kritik pendidikan, baik yang datang dari kalangan para pengamat pendidikan pada umumnya, maupun yang datang dari kalangan yang profesional pendidikan, yang termasuk didalamnya para ilmuwan pendidikan, para filosof pendidikan serta para pengelola dan pengembanng pendidikan. 2. Aksiologi Sebagai Nilai Kegunaan Praktis a. Kegunaan bagi praktek pendidikan Pemahaman tenaga kependidikan secara konprehensif dan sistematis turut serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena konsep-konsep ilmiah pendidikan menerangkan prinsip-prinsip bagaimana orang melakukan pendidikan. Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan
  • 6. pencerahan tentang bagaimana melakukan tugas-tugas profesional pendidikan. Apabila hal ini terjadi, maka seorang tenaga pendidikan akan dapat bekerja konsisten dan efisien, karena dilandasi oleh prinsip-prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh. b. Kegunaan bagi seni pendidikan Disamping memberi kemungkinan berkembangnya teknologi pendidikan, penerapan konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan dalam praktek, dapat pula memberi peluang pada berkembangnya seni pendidikan. Sebuah kegiatan pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan apabila kegiatan tersebut tidak saja mencapai hasil yang diharapkan, tetapi proses pelaksanaanya dapat memberi keasyikan dan kesenangan, baik bagi peserta didikmaupun pendidiknya. Dalam kegiatan sebagai seni, berlangsungnya suatu proses hubungan sosial, melibatkan emosi yang cukup mendalam dan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini mengandung arti bahwa penerapan konsep-konsep ilmiah pendidikan dalam praktek pendidikan perlu memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan emosional, berupa rasa puas, rasa senang ataupun rasa yang sejenisnya. F. Tujuan Mempelajari Matematika berlandaskan Aksiologi Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
  • 7. bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006). 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan mempelajari matematika seperti inilah yang sejalan dengan aksilogi yang mempelajari nilai dari suatu bidang ilmu, khususnya matematika. Maksudnya adalah aksilologi pada matematika adalah berbagai pertimbangan yang menjadi alasan mengapa matematika itu penting untuk dipelajari, serta nilai-nilai apa saja yang akan dan dimiliki setelah mempelajari matematika. Jika ditelaah lebih jauh, nilai etika/moral yang terkandung dalam pembelajaran bisa dilihat dari contoh kecil berikut: seorang siswa kelas 1 SD bertanya kepada gurunya tentang kegunaan matematika bagi diri siswa tersebut, guru matematika itupun menjawab dengan terlebih dahulu mengambil satu potong biskuit dan menyerahkannya kepada siswa tersebut sambil memintanya untuk membagi secara adil dengan teman sebangkunya. Disini bisa dilihat salah satu aspek moral yang terkandung dalam pembelajaran matematika yaitu sifat adil.
  • 8. Untuk nilai estetika, dapat dilihat dari contoh bahwa betapa indah suatu rumah jika dibangun secara simetris, dalam artian tidak miring / condong ke kanan atau ke kiri. G. Hubungan antara Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi Dari yang telah dipelajari sebelumnya tentang filsafat ilmu pendidikan, maka dapat dibedakan antara ontologi, epistimologi, dan aksiologi, yaitu: 1. Ontologi : dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus bidang- bidang ilmu. 2. Epistimologi : cara/teknik/sarana yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu. 3. Aksiologi : tujuan dari pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan. III. KESIMPULAN Aksiologi adalah “teori tentang nilai”. Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.. Sedangkan Aksiologi menurut Bramel, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:pertama, moral conduct, kedua, esthetik expression dan ketiga, socio-politikal life. Berkaitan dengan aksiologi, Drs. Prasetya mengatakan bahwa Aksiologi adalah study tentang nilai, sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan, adapun nilai yang dimaksud, yaitu: nilai jasmani, dan nilai rohani.Ilmu dan moral memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Ilmu bisa menjadi malapetaka kemanusiaan jika seseorang yang memanfaatkannya “tidak bermoral” atau paling tidak mengindahkan nilai-nilai moral yang ada. Tapi sebaliknya ilmu akan menjadi rahmat bagi kehidupan manusia jika dimanfaatkan secara benar dan tepat, tentunya tetap mengindahkan aspek moral. Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.Contohnya :Membangun Filsafat Teknologi Pendidikan perlu menelusuri
  • 9. dari aspek : Ontologi eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-lmu Teknologi Pendidikan.Epistemologi metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu-ilmu Teknologi Pendidikan.Aksiologi manfaat dari ilmu Teknologi Pendidikan. Ilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan pada masyarakat. Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamat bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disinilah pemanfaatan pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan sebaik-baiknya. Dalam filsafat penerapan teknologi meninjaunya dari segi aksiologi keilmuwan. DAFTAR PUSTAKA , 2006. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Diakses 28 September 2015, dari https://asefts63.files.wordpress.com/2011/01/permendiknas-no-22-tahun- 2006-standar-isi.pdf. Abdulhak, Ishak. 2008. Filsafat ilmu pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya. Salam, Burhanuddin. 1997. Logika materil filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta:Rineka Cipta. Sumanrti, S. Jujun. 1996. Filsafat ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan. Wihadi, Admojo et.al. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.