SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  107
Télécharger pour lire hors ligne
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
            REPUBLIK INDONESIA



     SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI
        NOMOR : 050/200/II/BANGDA/2008




                 TENTANG




       PEDOMAN PENYUSUNAN
 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
                (RKPD)




DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
          DEPARTEMEN DALAM NEGERI
                     2008
PEDOMAN PENYUSUNAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
              (RKPD)




  DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
            DEPARTEMEN DALAM NEGERI
                       2008


                       i
ii
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
                         REPUBLIK INDONESIA

                                                            Jakarta, 28 Februari 2008

Nomor      :   050/200/II/Bangda                            Kepada Yth.
Sifat      :   SEGERA                                       Sdr. Gubernur
Lampiran   :   1 (Satu) berkas
Hal        :   Pedoman Penyusunan Rencana                   di -
               Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)                     Seluruh Indonesia




                               SURAT EDARAN

       Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pada Pasal 4 Ayat 1, menyatakan
bahwa Rencana Pembangunan Daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Rencana Pembangunan Daerah tersebut merupakan
dokumen perencanaan pembangunan yang wajib disusun. Selanjutnya, bahwa salah satu
dokumen perencanaan yaitu Dokumen RKPD mempunyai peranan sangat strategis, karena
menjembatani antara kepentingan perencanaan strategis jangka menengah dengan
perencanaan dan penganggaran tahunan.

       Berdasarkan hal tersebut dan sebagai upaya untuk membantu Pemerintah Daerah
dalam memenuhi kewajibannya sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan,
khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan
daerah provinsi/kabupaten/kota, maka dipandang perlu menerbitkan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

       Maksud dan tujuan dari pedoman ini adalah untuk memperjelas tahapan, langkah
dan substansi penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasuk pelaksanaan musyawarah
perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai kabupaten/kota dan
provinsi.

Pedoman terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Bagian A: Umum, berisi latar belakang, landasan hukum, fungsi kedudukan dan
   pendekatan RKPD, tujuan, sasaran dan ruang lingkup pedoman, serta sistematika
   pedoman.



                                         iii
iv
2. Bagian B: Proses Penyusunan RKPD, antara lain berisi tentang persiapan dan
   pengorganisasian pemangku kepentingan, penyusunan rancangan awal RKPD, Renja
   SKPD, proses musrenbang, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran
   daerah.

3. Bagian C: Teknis Penyusunan Dokumen RKPD (prototype), berisi langkah-langkah dalam
   menyusun dokumen mulai tahap persiapan dan pengorganisasian hingga proses
   penganggaran.

4. Bagian D: Penutup, berisi kaidah dalam menggunakan pedoman.

       Surat edaran ini disampaikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan dengan terbitnya pedoman ini diharapkan daerah
dapat menyusun RKPD disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan kemampuan
perencanaan di masing-masing daerah dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam peraturan perundangan dan tata kepemerintahan yang baik.

       Kepada para Gubernur diminta untuk menindaklanjuti Surat Edaran dimaksud dan
selanjutnya memberitahukan dan mensosialisasikan kepada para Bupati dan Walikota di
wilayah masing-masing.

      Demikian untuk menjadi perhatian.




                                    a.n. MENTERI DALAM NEGERI
                          DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH




                                          H. SYAMSUL ARIEF RIVAI




Tembusan disampaikan kepada Yth:

1. Bapak Menteri Dalam Negeri (Sebagai Laporan)
2. Bapak Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas
3. Sdr. Bupati/Walikota Seluruh Indonesia




                                          v
vi
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
  DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
            Jalan Taman Makam Pahlawan No. 20 Kalibata - Jakarta Selatan




                               KATA PENGANTAR


       Rencana Kerja Pembangunan Daerah merupakan suatu dokumen perencanaan
pembangunan daerah yang disyaratkan UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD, merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung
oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat,
dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD selanjutnya menjadi
pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

       Mengingat pentingnya peranan RKPD dalam kerangka perencanaan dan
penganggaran tahunan daerah, yaitu sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan tahunan dan sebagai pedoman penyusunan RAPBD, maka diperlukan
pedoman penyusunan RKPD untuk menjamin kualitas proses penyusunan dan kualitas
substansi dokumen ini benar-benar memenuhi pendekatan perencanaan serta efektif dan
responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

        Untuk itu, terbitnya SE Mendagri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah ini menjadi satu hal yang penting dan strategis sebagai pedoman
teknis/operasional penyusunan RKPD. Dengan adanya SE Mendagri ini diharapkan proses
penyusunan dan substansi dokumen RKPD di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indo-
nesia dapat memenuhi ketentuan tentang sistem, prosedur, dan proses penyusunan RKPD
dan berkontribusi signifikan dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
secara berkelanjutan.



                                                   Jakarta, 28 Februari 2008




                                                      Afriadi S. Hasibuan
                                         Direktur Perencanaan Pembangunan Daerah
                                        Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
                                                   Departemen Dalam Negeri



                                          vii
viii
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
                         REPUBLIK INDONESIA


                                    SAMBUTAN


        Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya SE Mendagri tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah ini. Dengan adanya pedoman
ini, Pemerintah Daerah telah dilengkapi dengan suatu pedoman teknis/operasional
penyusunan RKPD, guna mendukung perencanaan tahunan daerah yang memenuhi
peraturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunan nasional serta prinsip-
prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).

        Pedoman yang ditujukan untuk memperjelas tahapan, langkah-langkah, dan
substansi untuk penyusunan RKPD ini dirancang dengan pendekatan sefleksibel mungkin
sehingga daerah dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi dan
perkembangan kemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetap
mengindahkan ketentuan-ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan prinsip-prinsip
tata kelola kepemerintahan yang baik.

       Direktorat Perencanaan Ditjen Bangda menyampaikan penghargaan dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah bekerjasama dalam pengembangan
dan penyusunan pedoman ini, khususnya pihak peserta Konsultasi Regional pada akhir
November 2007, yang telah menyampaikan kritik dan masukannya untuk penyempurnaan
rancangan pedoman ini.

       Semoga pedoman ini dapat memenuhi harapan kita semua untuk perbaikan kualitas
perencanaan daerah dalam rangka perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara
berkelanjutan.



                                                     Jakarta, 28 Februari 2008




                                                       H. Syamsul Arief Rivai
                                           Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
                                                     Departemen Dalam Negeri




                                           ix
x
Daftar Isi

SURAT EDARAN ................................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii

SAMBUTAN ........................................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xi

DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN .................................................................... xv



BAGIAN A: UMUM .............................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................ 3
2. Landasan Hukum ........................................................................................................ 3
3. Fungsi, Kedudukan, dan Pendekatan RKPD .............................................................. 3
    3.1. Fungsi RKPD ....................................................................................................... 3
    3.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan
         Penganggaran Pembangunan Daerah ................................................................ 4
    3.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD......................................... 5
    3.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD ........................................................ 7
4. Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup Pedoman ......................................................11
    4.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman ...........................................................................11
    4.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman ...........................................................11
5. Sistimatika Pedoman .................................................................................................11
    A. Umum .................................................................................................................11
    B. Proses Penyusunan RKPD ................................................................................11
    C. Teknis Penyusunan RKPD ................................................................................ 12
    D. Penutup ............................................................................................................. 12

BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD ................................................................... 13
1. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN .............. 15
    1.1. Orientasi RKPD ................................................................................................. 15
    1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan .................................................................. 15
    1.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator .................................................... 16
    1.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen ............................................. 17
    1.5. Pengumpulan Data dan Informasi ..................................................................... 17
    1.6. Penyiapan Daftar Isi ........................................................................................... 17
2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD ........................................................... 18
    2.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD ........................................ 18
    2.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 19




                                                                  xi
3.    PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD .......................................................... 20
      3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD ...................................... 21
      3.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 22
           3.2.1. Kegiatan Persiapan: ................................................................................ 22
           3.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen: .......................................... 23
           3.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD: .................................... 23
4.    PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD ...................................................................... 25
      4.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan RKPD ................................................. 25
      4.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 26
5.    MUSRENBANG ........................................................................................................ 26
      5.1. Musrenbang Desa/Kelurahan ............................................................................ 28
      5.2. Musrenbang Kecamatan .................................................................................... 29
      5.3. Forum SKPD/Gabungan SKPD Kabupaten/Kota .............................................. 30
      5.4. Musrenbang Kabupaten/Kota ............................................................................ 31
      5.5. Forum SKPD/Gabungan SKPD Provinsi ........................................................... 32
      5.6. Musrenbang Provinsi ......................................................................................... 33
      6.7. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD) ............................ 34
6.   PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RKPD .............................................................. 34
      6.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ....................................... 34
      6.2. Tata Cara Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ............................................... 35
7.    PENYUSUNAN RENJA SKPD.................................................................................. 35
      7.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Renja SKPD .......................................................... 35
      7.2. Tata Cara Penyusunan Renja SKPD ................................................................. 36
8.    PENYIAPAN DAN PENETAPAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG
      RKPD DAN PERATURAN KEPALA SKPD TENTANG RENJA SKPD ...................... 36
      8.1. Penyiapan dan penetapan PERKADA ............................................................... 36
      8.2. Penyiapan dan penetapan PERKA SKPD ......................................................... 37
9.    PENGINTEGRASIAN RKPD KE DALAM PROSES PENGANGGARAN DAERAH .. 37
      9.1. Penyusunan KUA dan PPAS ............................................................................. 38
      9.2. Penyusunan RKA SKPD ................................................................................... 39
      9.3. Penyusunan RAPBD ......................................................................................... 39

BAGIAN C: TEKNIS PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD (PROTOTYPE) ........................ 41

BAB I.        PENDAHULUAN ............................................................................................... 43
              1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 43
              1.2. Landasan Hukum ........................................................................................ 43
              1.3. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 43
              1.4. Sistimatika Dokumen RKPD ....................................................................... 43

BAB II. EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH .................................. 43
         2.1. Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah ............................ 43
         2.2. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan
              Daerah ........................................................................................................ 44
         2.4. Isu Strategis dan Masalah Mendesak ........................................................ 44




                                                              xii
BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH ............................................. 45
         3.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun ... (tahun lalu) dan Perkiraan Tahun .... .......
              (tahun berjalan) ........................................................................................... 45
         3.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun ..... dan Tahun ..... 45
         3.3. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah. ............................................................... 45
         3.4. Analisis dan Perkiraan Sumber-sumber Pendanaan Daerah ..................... 46
              3.4.1. Dana Desentralisasi / APBD ............................................................. 46
              3.4.2. Dana Dekonsentrasi / APBN ............................................................. 47
              3.4.3. Dana Tugas Pembantuan / APBN.................................................... 47
              3.4.4. Dana Otonomi Khusus / APBN ......................................................... 47
         3.5. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ............................................................. 47
              3.5.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ................................................. 48
              3.5.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah ........................................................ 48
              3.5.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ................................................ 49

BAB IV. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN (Tahun Rencana) ................. 49
         4.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah .................................. 49
         4.2. Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah ............................. 49

BAB V. RENCANA KERJA DAN PENDANAAN ................................................................ 50

BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN .................................................................................... 50

BAGIAN D. PENUTUP ...................................................................................................... 51




Daftar Bagan
Bagan 1.        Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004 .................... 5
Bagan 2a.       Alur Perencanaan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, dan APBD ................... 9
Bagan 2b.       Alur Penyusunan Dokumen RKPD dan Dokumen Renja SKPD ................... 10
Bagan 3.        Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Awal RKPD ............................... 20
Bagan 4.        Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Renja SKPD.............................. 25




                                                            xiii
Daftar Tabel
Tabel 1.      Contoh Susunan Tim Penyusun RKPD ........................................................... 57
Tabel 2.      Contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD ................................. 58
Tabel 3.      Inventarisasi Sumber dan Jenis Data/Informasi untuk Penyusunan RKPD .... 59
Tabel 4.      Evaluasi Kinerja Program dan Kegiatan RKPD Tahun Lalu dan Review
              Pencapaian RPJMD ........................................................................................ 60
Tabel 5.      Format Daftar Rancangan Program dan Kegiatan RKPD/Renja SKPD .......... 61
Tabel 6.      Contoh Prototype Daftar Isi Renja SKPD ........................................................ 62
Tabel 7.      Pengisian RKA-SKPD 2.2.1 dan Penyusunan Prakiraan Maju Berdasarkan
              Biaya Satuan Per Keluaran Kegiatan ............................................................. 63
Tabel 8.      Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Provinsi/
              Kabupaten/Kota* Tahun....dan Tahun... ........................................................... 64
Tabel 9.      Identifikasi Isu dan Masalah Mendesak di Tingkat Nasional, Provinsi.....dan
              Kab/Kota.......Tahun. ........................................................................................ 65
Tabel 10.     Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Prov./Kab./Kota......Tahun........dan
              Tahun..........serta Perubahannya .................................................................... 66
Tabel 11.     Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Prov./Kab./Kota .............. 67
Tabel 12.     Realisasi dan Proyeksi Pendapatan, Belanja, Pembiayaan Daerah, dan Pagu
              Anggaran RKPD .............................................................................................. 68
Tabel 13.     Contoh Matrik Prioritas Pembangunan ............................................................ 70
Tabel 14.     Rencana Kerja dan Pendapatan Menurut Bidang Urusan Pemerintahan
              Daerah di Provinsi/Kab./Kota........Tahun.......(tahun rencana) ........................ 70



Daftar Referensi

Referensi R-1. Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan 2004-2009 .... 73
Referensi R-2. Indikator Kemajuan Otonomi Daerah ........................................................ 75
Referensi R-3. Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................... 76
Referensi R-4. Indikator Kinerja Kunci yang digunakan untuk Evaluasi Kinerja
               Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................................................... 77
Referensi R-5. Contoh Tolok Ukur Kinerja Urusan Wajib dan Pilihan Pemerintah
               Daerah Menurut SKPD ............................................................................. 81




                                                            xiv
Daftar Peristilahan dan Singkatan

1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat dengan RPJP
    adalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.
2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
    RPJPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode dua puluh
    (20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu
    pada RPJP Nasional.
3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJM
    adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.
4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
    RPJMD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode lima (5) tahun
    yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
    penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional,
    memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan
    umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
    Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
    kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
5) Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
    Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode satu (1) tahun.
6) Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah
    dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yang merupakan
    penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP Nasional, memuat rancangan
    kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan
    pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang
    ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
7) Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah
    perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran.
8) Organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/
    wakil kepala daerah, dan SKPD.
9) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
    RENSTRA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun,
    yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
    yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta
    berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
10) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
    Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang
    memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan
    langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
    masyarakat.
11) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat dengan RKA SKPD
    adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan
    SKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD yang bersangkutan
    dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.


                                           xv
12) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah selanjutnya
    disingkat LPPD adalah laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama
    1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang
    disampaikan oleh kepala daerah kepada Pemerintah.
13) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang
    selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan
    pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang
    disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD.
14) Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disingkat
    ILPPD adalah informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat
    melalui media yang tersedia di Daerah.
15) Rencana Tata Ruang, yang selanjutnya disingkat dengan RTR adalah dokumen yang
    memuat hasil perencanaan tata ruang.
16) Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat dengan RTRW adalah
    dokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang wilayah.
17) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan APBD
    adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui
    bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
18) Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang
    dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang
    mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam
    rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah,
    PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
19) Kebijakan Umum APBD, yang selanjutnya disingkat dengan KUA adalah dokumen yang
    memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang
    mendasarinya untuk periode satu (1) tahun.
20) Pagu indikatif merupakan ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada SKPD
    untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja SKPD.
21) Pagu sementara merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum
    dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Daerah dengan Dewan Perwakilan
    Rakyat Daerah (DPRD) sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD.
22) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, yang selanjutnya disingkat dengan PPAS
    adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang
    diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-
    SKPD setelah disepakati dengan DPRD.
23) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah
    dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana
    belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar
    penyusunan APBD.
24) Prakiraan maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun
    anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan
    program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran
    tahun berikutnya.
25) Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana keuangan
    tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna
    melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi
    alokasi dana.

                                          xvi
26) Kinerja adalah adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
    sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
27) Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk
    masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan
    tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.
28) Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan
    dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
29) Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan
    kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan
    mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
    melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.
30) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
    perencanaan.
31) Misi adalah Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
    mewujudkan visi.
32) Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strate-
    gic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan
    perumusan strategi, kebijakan dan program.
33) Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif
    untuk mewujudkan visi dan misi.
34) Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/
    Daerah untuk mencapai tujuan.
35) Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau
    lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai
    hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
36) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja
    pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan
    terdiri sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber
    daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi
    dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
    menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
37) Kerangka regulasi adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorong
    partisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuan
    pembangunan kabupaten/kota.
38) Kerangka Anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yang
    perlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai tujuan pembangunan kabupaten/kota.
39) Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang
    diharapkan dari suatu kegiatan.
40) Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
    dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
41) Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari
    kegiatan-kegiatan dalam satu program.
42) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebih
    realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.
43) Alokasi Dana Desa, yang selanjutnya disingkat dengan ADD adalah dana yang
    dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber dari bagian
    dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota.

                                            xvii
44) Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak
    langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stake-
    holder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/
    pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/ pelaksanaan pembangunan.
45) Konsultasi Publik adalah kegiatan partisipatif yang bertujuan untuk menghadirkan stake-
    holder dalam rangka mendiskusikan dan memahami isu dan permasalahan strategis
    pembangunan daerah; merumuskan kesepakatan tentang prioritas pembangunan dan
    mencapai konsensus tentang pemecahan masalah-masalah strategis daerah. Konsultasi
    publik dilakukan pada berbagai skala, tahapan dan tingkatan pengambilan keputusan
    perencanaan daerah. Konsultasi publik dapat berupa musrenbangda di peringkat
    kabupaten/kota, konsultasi forum stakeholder atau focus group discussions di peringkat
    SKPD maupun di peringkat lintas SKPD.
46) Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah forum antarpelaku dalam
    rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
47) Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stakeholder desa/
    kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/
    kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk
    menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya.
48) Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder kecamatan untuk
    mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakati
    kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan
    Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutnya.
49) Forum SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi, kegiatan/sektor dan
    lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas
    prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau
    gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD yang tata cara
    penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait.
50) Musrenbang Kabupaten/Kota adalah musyawarah stakeholder Kabupaten/kota untuk
    mematangkan rancangan RKPD Kabupaten/Kota berdasarkan Renja-SKPD hasil Fo-
    rum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja-SKPD yang
    hasilnya digunakan untuk pemutakhiran Rancangan RKPD.
51) Tim Penyelenggara Musrenbang adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan,
    memfasilitasi pelaksanaan, dan menindaklajuti hasil Musrenbang.
52) Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang
    melalui pembahasan yang disepakati bersama.
53) Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu
    diskusi kelompok ataupun konsultasi publik. Seorang fasilitator harus memenuhi
    kualifikasi kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan
    berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektivitas dan partisipatifnya kegiatan.
54) Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang
    untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.
55) Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta Musrenbang untuk menghadiri
    Musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi.
56) NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization atau Lembaga Swadaya
    Masyarakat/LSM.
57) CBO adalah singkatan dari Community Based Organization (Kelompok Masyarakat Sipil).
58) CSO adalah singkatan dari Civil Society Organization (Organisasi Masyarakat Sipil).

                                           xviii
UMUM




 1
2
BAGIAN A: UMUM


  1. Latar Belakang



U    ndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
     Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
telah mengamanatkan bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun perencanaan
pembangunan daerah untuk jangka panjang 20 tahun (RPJPD), rencana pembangunan
daerah jangka menengah 5 tahun (RPJMD), dan rencana pembangunan jangka pendek/1
tahun (RKPD).

Sebagai suatu dokumen resmi rencana daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis,
yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan
dan penganggaran tahunan, untuk itu maka sesuai amanat dalam kedua undang-undang
diatas, Bappeda merupakan institusi yang ditunjuk dan berfungsi sebagai koordinator dalam
penyelenggaraan perencanaan daerah yang juga mengkoordinasikan perencanaan-
perencanaan yang bersifat sektoral di daerah.

 2. Landasan Hukum

Kewajiban daerah untuk menyusun RKPD sebagai dasar dan acuan penyusunan RAPBD
diamanatkan melalui beberapa peraturan perundangan, antara lain:
1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
    Nasional;
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
    Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaen/
    Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/
    Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
    Pemerintahan Daerah
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
11. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 tahun
    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah




                                           3
3. Fungsi, Kedudukan dan Pendekatan RKPD

 3.1. Fungsi RKPD

Fungsi RKPD mencakup sebagai berikut:
• Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional;
• Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah
   dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;
• Mengarahkan proses penyusunan RENJA dan RKA SKPD;
• Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD dan APBD;
• Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi
   dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah;
• Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target kinerja program
   pembangunan jangka menengah;
• Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target standar pelayanan
   minimal dan mengukur kinerja pelayanan SKPD;
• Instrumen bagi pemerintah daerah sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ
   kepada DPRD dan ILPPD kepada masyarakat.
• Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan
   Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat.



 3.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan
      Penganggaran Pembangunan Daerah

RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya
dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala daerah dan DPRD dalam
menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran
Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati
selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.

Dari segi kerangka waktu, penyusunan dokumen RKPD harus diselesaikan pada setiap
bulan Mei, sedangkan dokumen APBD harus sudah disahkan paling lambat tanggal 1
Desember.

Substansi RKPD memuat program dan kegiatan SKPD dan dokumen RKPD merupakan
acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. Proses
penyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling memberi masukan dengan
proses penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD).




                                          4
Pedoman                      Dijabarkan
           RPJP                     RPJM
         NASIONAL                 NASIONAL                            RKP


                          Diperhatikan

                      Pedoman                      Dijabarkan
                                    RPJM                                     Pedoman
           RPJP                                                   RKPD
                                   DAERAH                                    Penyusunan
          DAERAH                                                 DAERAH      RAPBD

          20 Tahun
                           Pedoman
                                                             Diacu


                                   RENSTRA                           RENJA
                                    SKPD           Pedoman           SKPD

                                     5 Tahun                     1 Tahun


Bagan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004

 3.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD

Ada lima pendekatan dalam penyusunan RKPD, yaitu pendekatan teknokratis, politis,
partisipatif, top-down, dan bottom-up.

a. Pendekatan Teknokratis (Strategis dan Berbasis Kinerja)
Dokumen RKPD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas
dokumen RKPD sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang diusulkan RKPD
dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang disepakati dalam
Musrenbang RKPD. Penyusunan RKPD sangat erat kaitannya dengan kompetensi dalam
menyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi
capaian program dan kegiatan.

Pendekatan teknokratis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Review menyeluruh tentang kinerja pembangunan tahun lalu
2. Rumusan status, kedudukan kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan
    daerah masa kini
3. Rumusan peluang dan tantangan ke depan yang mempengaruhi penyusunan RKPD
4. Rumusan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan
5. Pertimbangan atas kendala ketersediaan sumberdaya dan dana (kendala fiskal daerah)
6. Rumusan dan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja
7. Tolok ukur dan target kinerja capaian program dan kegiatan dengan mempertimbangkan
    Standar Pelayanan Minimal
8. Tolok ukur dan target kinerja keluaran
9. Tolok ukur dan target kinerja hasil
10. Pagu indikatif program dan kegiatan.
11. Prakiraan maju pendanaan program dan kegiatan untuk satu tahun berikutnya
12. Kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran dan hasil, serta
    waktu penyelesaian, termasuk review kemajuan pencapaian sasaran


                                               5
b. Pendekatan Demokratis dan Partisipatif
Pendekatan demokratis dan partisipatif bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Identifikasi pemangku kepentingan yang relevan untuk dilibatkan dalam proses
    pengambilan keputusan di setiap tahapan penyusunan RKPD
2. Kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah dan non
    pemerintah dalam pengambilan keputusan
3. Transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan
4. Keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama kaum
    perempuan dan kelompok marjinal
5. Rasa memiliki masyarakat terhadap RKPD
6. Pelibatan media
7. Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang berkualitas dari segi penerapan perencanaan
    partisipatif
8. Konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan,
    seperti: perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi, dan
    kebijakan dan prioritas program

c. Pendekatan Politis
Pendekatan politis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan Kepala Daerah untuk penerjemahan yang tepat, sistematis atas visi,
    misi, dan program Kepala Daerah ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program
    pembangunan daerah
2. Keterlibatan aktif DPRD dalam proses penyusunan RKPD
3. Jaring aspirasi masyarakat (reses) oleh DPRD merupakan bagian integral dari proses
    penyusunan RKPD
4. Pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RKPD
5. Pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD yang setelah
    ditetapkan akan mengikat semua pihak sebagai acuan dalam penyusunan RAPBD

d. Pendekatan Bottom-up
Pendekatan bottom-up bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat konsistensi dengan visi,
    misi, dan program Kepala Daerah Terpilih
2. Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan masyarakat tentang
    prioritas pembangunan daerah
3. Mempertimbangkan hasil Forum SKPD

e. Pendekatan Top-down
Pendekatan top-down bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut:
1 Sinergi dengan RKP dan RENJA K/L
2 Sinergi dan konsistensi dengan RPJMD maupun RPJPD
3 Sinergi dan konsistensi dengan RTRWD
4 Penanganan masalah dengan pendekatan holistik dan pendekatan sistem.
5 Sinergi dan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan global seperti
    Millenium Development Goals (MDGs), Sustainable Development, pemenuhan Hak Asasi
    Manusia, pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), dan sebagainya.



                                            6
3.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD

Secara garis besar, tahapan proses penyusunan RKPD dapat dibagi dalam delapan tahapan
utama, yaitu:


 Tahap 1    Persiapan dan             Pada tahap ini dilakukan orientasi mengenai RKPD,
            Pengorganisasian Para     identifikasi para pemangku kepentingan untuk dilibatkan
            Pemangku Kepentingan      dalam proses penyusunan RKPD, pembentukan Tim
                                      Penyusun RKPD, Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan
                                      Dokumen, pengumpulan data dan informasi, serta
                                      penyusunan daftar isi RKPD.

 Tahap 2    Penyusunan Rancangan      Tahapan ini mencakup kegiatan-kegiatan review RPJMD,
            Awal RKPD                 review usulan program dan kegiatan SKPD tahun lalu dan
                                      prioritas untuk tahun rencana, analisis isu strategis dan
                                      prioritas pembangunan daerah untuk tahun yang
                                      direncanakan bersama para pemangku kepentingan terkait,
                                      menyusun dokumen rancangan awal RKPD, dan
                                      pembahasan rancangan awal RKPD dengan SKPD.

 Tahap 3    Penyusunan Rancangan      Tahapan ini meliputi kegiatan persiapan penyusunan,
            Renja SKPD                kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dan
                                      kegiatan penyusunan Rancangan Renja SKPD.

 Tahap 4    Penyusunan Rancangan      Pada tahap ini dilakukan penilaian dan pembahasan atas
            RKPD                      rancangan Renja SKPD yang disampaikan Kepala SKPD
                                      kepada Bappeda, pengintegrasian rancangan Renja SKPD
                                      ke dalam Rancangan Awal RKPD untuk menjadi Rancangan
                                      RKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentingan
                                      terkait untuk memperoleh masukan dan pertimbangan bagi
                                      rancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPD
                                      untuk sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbang
                                      tahunan daerah, dan penyampaian tembusan Rancangan
                                      RKPD kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagai
                                      masukan dalam penyusunan RKP Nasional dan RKPD
                                      Provinsi.

 Tahap 5    Musrenbang                Tahap ini merupakan pelibatan para pemangku kepentingan
                                      dalam pengambilan keputusan perencanaan, melalui
                                      pelaksanaan Musrenbang sejak tingkat desa/kelurahan,
                                      tingkat kecamatan, Forum SKPD/gabungan SKPD
                                      Kabupaten/Kota, Musrenbang Kabupaten/Kota, Forum
                                      SKPD/Gabungan SKPD Provinsi, dan Musrenbang Provinsi,
                                      sesuai jadwal yang ditetapkan.

 Tahap 6    Penyusunan Rancangan      Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan atas Rancangan
            Akhir RKPD/Renja SKPD     RKPD berdasarkan hasil kesepakatan dalam Musrenbang
                                      tahunan daerah dengan tetap memperhatikan rancangan
                                      RKP untuk RKPD Provinsi, dan rancangan RKPD Provinsi
                                      untuk RKPD Kabupaten/Kota.

 Tahap 7    Penyiapan dan Penetapan   Pada tahap ini dilakukan penyiapan dan penetapan
            Peraturan RKPD/Renja      peraturan Kepala Daerah tentang RKPD dan penyiapan dan
            SKPD                      penetapan peraturan Kepala SKPD untuk Renja SKPD.

 Tahap 8    Pengintegrasian RKPD ke   Pada tahap ini RKPD perlu diterjemahkan ke dalam proses
            dalam Proses              penganggaran melalui penyusunan KUA, PPAS, dan RKA
            Penganggaran Daerah       SKPD.




                                           7
Bagan 2A memperlihatkan alur proses penyusunan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, dan
APBD. Bagan tersebut menunjukkan kedudukan RKPD dalam proses perencanaan dan
penganggaran tahunan daerah, dimana RKPD merupakan acuan penyusunan KUA, PPAS,
dan APBD.

Bagan 2B memperlihatkan rincian tahapan dan kegiatan dalam proses penyusunan RKPD
dan Renja SKPD




                                        8
PENYUSUNAN RKPD DAN RENJA SKPD                                                                                             PENYUSUNAN KUA DAN APBD
                                                                                                                 Pedoman
                                                                                                             Penyusunan APBD
                 Dokumen                                        RKP
                 RPJM-D
                 (PERDA)                                                                                           Penyusunan
                                        Rancangan                                                                 Rancangan KUA
                                        Awal RKPD
                                                          Rancangan                                                  Penyusunan                                                         Rancangan
                                                                               Rancangan
                                               m- 1 Feb     RKPD                                                   Rancangan PPAS                                                     PERKADA tentang
                                                                               Akhir RKPD
                                                                                                                                                                                      Penjabaran APBD
                                                                                                                                m- 1 Jun
                                                                                     m- 2 Mei
                                                                 m- 1 Mar                                                                                              m- 2 Sept
     Proses                             Rancangan                                      Dokumen RKPD                             Dokumen                                                                       PERKADA
                                        Renja SKPD                                       (Perkada)                           Kebijakan Umum                                                                    tentang
     Tekno-                                                                                                                   APBD (KUA)                          RKA-                                        Penjabaran
     Kratis                                                                                            m- 4 Mei                                                   SKPD                                          APBD
                                                     m- 4 Feb
                                                                                                                                           Dokumen Prioritas
                                                                                                Renja                                                                                                               m- 4 Des
                            Renstra                                                                                                        & Plafon Anggaran
                             SKPD                                                               SKPD                                           Sementara
                                                                                                                                                                                 Rancangan                              PERDA
                           (Peraturan                                                                                                            (PPAS)
                                                                                                                                                                                PERDA tentang                           tentang
                             Kepala
                                                                                                                                                                                   APBD                                  APBD
                             SKPD)                                                            Dokumen
                                                                                             Renja SKPD                                                                                                                        m- 4 Des
                                                                                            (Perka SKPD)

                                                                                                 m- 4 Mei

                                                                                       Penetapan                                 Nota Kesepakatan                                     Pembahasan              Penetapan Kepala
                                                                                                             Pembahasan                                        Penetapan SE         Ranperda APBD
                                                                                     Peraturan Kep.                              Kebijakan Umum                  KaDa ttg                                    Daerah tentang Perda
                                                                                                             KUA & PPAS                                                             oleh Pemda dan
                                                                                    Daerah ttg RKPD                                    APBD                                                                   APBD dan Perkada




9
                                                                                                               (TAPD &                                           Pedoman                 DPRD
                                                                                                m- 4 Mei                                                        Penyusunan                                    Penjabaran APBD
                                                                                                               Panggar
     Proses                                                                             Penetapan                                     Nota Kesepakatan          RKA-SKPD                    m- 2 Okt                           m- 3 Des
                                                                                                                DPRD
     Legis-                                                                           Peraturan Kep.                                        PPAS
                                                                                      SKPD ttg Renja                    m- 2/3 Jul                                   m- 1 Agt            Keputusan            Evaluasi Ranperda
     lasi/                                                                                                                                        m- 4 Jul                             Bersama Kepala
                                                                                          SKPD                                                                                                               APBD dan Ranpekada
     Politis                                                                                                                                                                             Daerah dan
                                                                                                m- 4 Mei                                                                                 DPRD thdp           Penjabaran APBD oleh
                                                                                                                                                                                       Ranperda APBD               Gubernur
                                                                                                                                                                                                m- 1 Des                       m- 2 Des


                                                Pembahasan                   Musrenbang                 Konsultasi dgn Delegasi
                                                                                                                                                                                                Konsultasi Publik
                                                Forum SKPD                  Daerah/RKPD                  Peserta Musrenbang                                                                     Ranperda APBD
     Proses                                                                                                                                                              Sosialisasi
                                                                m- 1 Mar            m- 3 Mar                                                                             Ranperda                  (RAPBD)
     Partisi-                                                                                                                                                             kepada
     patif                                       Musrenbang                                                                                                              Masyarakat
                                                 Kecamatan
                                                                m- 3 Feb
                                                 Musrenbang
                                                  Desa/Kel.
                                                                m- 4 Jan




    Bagan 2A. Alur Penyusunan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS dan APBD

    Keterangan:
    m      Batas waktu penyelenggaraan pada minggu ke.....
    -----> Konsultatif/Sosialisasi
10
     Bagan 2B. Proses Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen Rencana Kerja SKPD ( Renja SKPD)
4. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pedoman

 4.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman

Pedoman ini dirancang untuk membantu Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajibannya
yang ditentukan oleh peraturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional, khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran
tahunan daerah provinsi/kabupaten/kota. Pedoman ini ditujukan untuk memperjelas tahapan,
langkah-langkah, dan substansi untuk penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasuk
pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan
sampai dengan tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

Pedoman ini dirancang dengan pendekatan seluwes mungkin sehingga daerah dapat
melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi dan perkembangan
kemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetap mengindahkan ketentuan-
ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalam Undang-undang 25/2004,
PP-8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta prinsip-prinsip tata kelola
kepemerintahan yang baik (good governance).

 4.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman

Pedoman penyusunan RKPD secara umum merupakan pedoman bagi daerah kabupaten/
kota maupun provinsi yang berisikan mengenai tata cara penyusunan dokumen RKPD mulai
dari tahap persiapan, penyiapan dan penetapan RKPD dalam bentuk Peraturan Kepala
Daerah, hingga proses pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran tahunan
daerah.

Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan tahunan daerah
(Musrenbangda) merupakan bagian dari proses penyusunan RKPD. Oleh karena itu
pedoman ini mencakup juga hal-hal pokok/prinsip-prinsip dalam pelaksanaan musrenbang
tahunan daerah mulai dari musrenbang desa/kelurahan sampai dengan musrenbang Provinsi.
Pengaturan penyelenggaraan Musrenbang secara lebih lebih terinci akan diatur dalam
Permendagri tersendiri tentang Musrenbang.

 5. Sistimatika Pedoman

Pedoman penyusunan RKPD ini secara garis besar terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

A. UMUM

Merupakan pengantar bagi pengguna pedoman untuk memahami filosofi dan latar belakang
penyusunan RKPD, substansi utama RKPD, pendekatan perencanaan, serta keterkaitan
dokumen RKPD dengan dokumen lainnya.




                                          11
B. PROSES PENYUSUNAN RKPD

Berisikan penjelasan singkat tentang tahapan-tahapan dalam penyusunan RKPD dilengkapi
dengan bagan alir penyusunan RKPD.

C. TEKNIS PENYUSUNAN RKPD

Berisikan pedoman langkah-langkah dalam rangka menyusun dokumen, mulai dari tahap
persiapan dan pengorganisasian para pemangku kepentingan, penyusunan rancangan
RKPD/Renja SKPD, hal-hal pokok dan prinsip-prinsip penyelenggaraan Musrenbang,
penyusunan Rancangan Akhir RKPD/Renja SKPD, penyiapan dan penetapan RKPD/Renja
SKPD, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran daerah.

D. PENUTUP

Berisikan kaidah-kaidah dalam menggunakan pedoman penyusunan dokumen RKPD.
Pedoman teknis penyusunan RKPD diupayakan agar lebih bersifat operasional, sehingga
mudah diikuti para pengguna, untuk keperluan itu juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran
teknis dan matriks/tabel-tabel untuk mempermudah kajian.




                                           12
PROSES PENYUSUNAN RKPD




          13
14
BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD

 1. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN



K    ualitas suatu perencanaan akan dipengaruhi oleh sejauhmana kematangan dalam tahap
     persiapan, sedangkan legitimasinya dari sisi partisipasi ditentukan oleh seberapa jauh
keterlibatan para pemangku kepentingan. Tahapan persiapan dan pengorganisasian
pemangku kepentingan meliputi : orientasi mengenai RKPD, identifikasi para pemangku
kepentingan untuk dilibatkan dalam proses penyusunan RKPD, pembentukan Tim Penyusun
RKPD, Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RKPD, pengumpulan data dan
informasi, serta penyusunan daftar isi RKPD.

  1.1. Orientasi RKPD

Kesamaan pemahaman merupakan salah satu syarat pencapaian kesepakatan untuk tujuan
bersama. Oleh karena itu, maka dalam penyusunan RKPD perlu dilakukan orientasi bagi
pihak-pihak yang terkait, baik yang menyangkut proses dan pendekatan perencanaan
maupun berkaitan dengan substansi perencanaan itu sendiri.

Adapun proses orientasi mengenai RKPD, adalah sebagai berikut:
Langkah-1 : Membentuk tim inti penyusun RKPD yang anggotanya berasal dari unsur
             Bappeda
Langkah-2 : Mempelajari peraturan perundangan yang terkait dengan penyusunan RKPD
Langkah-3 : Menyusun jadwal/agenda, bahan presentasi dan narasumber untuk kegiatan
             orientasi RKPD (dari unsur Bappeda, atau bila dipandang perlu dapat
             mengundang narasumber dari luar daerah yang memahami betul tentang
             RKPD).
Langkah-4 : Melakukan lokakarya/workshop orientasi dengan mengundang seluruh SKPD,
             DPRD, Perguruan Tinggi dan unsur LSM yang relevan untuk mengikuti
             orientasi.
Langkah 5 : Menyusun kesepakatan bersama mengenai pokok-pokok yang perlu
             dilakukan dalam penyusunan RKPD, baik yang menyangkut proses
             penyusunan, substansi utama, pendekatan RKPD, maupun rancangan
             sementara agenda penyusunan dokumen RKPD.

 1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan

Identifikasi para pemangku kepentingan dimaksudkan untuk mencari siapa dan dari unsur
mana yang memiliki kompetensi untuk dilibatkan secara aktif dalam proses penyusunan
RKPD. Untuk itu, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

Langkah-1 :   Menyusun inventarisasi daftar perguruan tinggi, asosiasi-asosiasi, LSM dan
              individu yang memiliki kompetensi dalam perencanaan pembangunan. Data
              dapat bersumber dari Bappeda sendiri, Kesatuan Bangsa, atau sumber
              lainnya.



                                            15
Langkah-2 :   Melakukan kajian pengalaman dari institusi atau individu yang terdaftar dan
              selanjutnya menentukan siapa individu atau institusi yang cocok untuk
              dilibatkan sebagai tim penyusun, fasilitator, narasumber, advisor atau sebagai
              mitra diskusi, dan juga menentukan keterlibatan masing-masing dalam
              keseluruhan proses penyusunan RKPD.
Langkah-3 :   Menyiapkan surat permintaan resmi dari Bappeda atau Kepala Daerah untuk
              pelibatan para pemangku kepentingan dalam proses penyusunan RKPD
              sesuai peran yang dikehendaki.
Langkah-4 :   Mengundang para pemangku kepentingan yang relevan dan sesuai perannya
              dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka penyusunan
              dokumen RKPD.

 1.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator

Mengingat RKPD merupakan rencana tahunan daerah yang mencakup seluruh bidang
pembangunan di daerah, maka tim penyusun sebaiknya juga melibatkan unsur para
pemangku kepentingan di luar Bappeda, misalnya unsur perguruan tinggi, unsur asosiasi/
LSM, dan unsur SKPD lain yang sangat terkait dengan kepentingan RKPD. Untuk lebih
efektifnya kerja tim, maka tim penyusun dibagi dalam kelompok-kelompok kerja (POKJA).

Dengan demikian, tim penyusun akan terdiri atas Tim Inti dan Kelompok Kerja. Tim Inti
sendiri terbagi habis di dalam POKJA. Pembagian pokja perlu diatur berdasarkan fungsi
pemerintahan daerah atau gabungan beberapa fungsi yang mempunyai keterterkaitan erat,
serta sesuai dengan kebutuhan daerah, sehingga setiap pokja-dalam proses pematangan
konsepnya-dapat melakukan diskusi masing-masing secara terpisah.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Langkah-1 : Menentukan pilihan calon-calon anggota kelompok kerja/tim penyusun RKPD
             dan calon individu/kelompok mitra diskusi yang dinilai potensial berdasarkan
             hasil kajian identifikasi para pemangku kepentingan.
Langkah-2 : Menyusun surat permintaan kesediaan kepada calon terpilih anggota
             kelompok kerja tim penyusun RKPD melalui atasan calon tersebut, untuk
             bergabung menjadi anggota kelompok kerja tim penyusun RKPD.
Langkah-3 : Untuk hal yang sama, menyusun surat permintaan kesediaan pada calon
             individu/kelompok untuk dapat berperanserta dalam diskusi-diskusi terfokus
             yang akan dilaksanakan selama proses penyusunan dokumen RKPD.
Langkah-4: Merekrut fasilitator yang kompeten dari unsur pemerintah/non pemerintah,
             guna memastikan terdapatnya kualitas hasil kesepakatan dan pengambilan
             keputusan dalam diskusi kelompok terfokus, konsultasi publik, dan
             musrenbang.


  Tabel 1 memperlihatkan contoh pengorganisasian dan susunan Tim Penyusun RKPD.




                                            16
1.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen

Penyusunan rencana kerja perlu dilakukan sebagai acuan bagi tim penyusun dalam proses
penyiapannya. Rencana kerja mengatur rincian kegiatan apa yang perlu dilakukan (termasuk
seluruh kegiatan musrenbang dan forum SKPD), siapa yang melakukan, metoda
pelaksanaannya bagaimana, serta kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.

Langkah-langkah penyusunan rencana kerja secara umum adalah sebagai berikut:
Langkah-1 : Menyusun rincian agenda kegiatan yang harus dilakukan dalam proses
            penyusunan dokumen RKPD dan memberi catatan batas waktu (deadline)
            pada kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan berdasarkan peraturan
            perundangan. Lihat Lampiran 1 Contoh Kalender Penyusunan RKPD dan
            Renja SKPD
Langkah-2 : Merumuskan keluaran/output serta metoda pelaksanaan dari setiap rincian
            kegiatan tersebut.
Langkah-3 : Menyusun matrik rencana kerja yang berisikan rincian kegiatan, keluaran,
            metoda dan jadwal pelaksanaan
Langkah-4 : Menjabarkan rencana kerja penyusunan RKPD tersebut oleh masing-masing
            Pokja

    Tabel 2 memperlihatkan contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD.



 1.5. Pengumpulan Data dan Informasi

Setiap usulan program dan kegiatan perlu didukung dengan data dan informasi yang memadai
dan akurat dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang
dikumpulkan sedemikian rupa sehingga memperlihatkan secara jelas status, kedudukan,
capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah.

Langkah-1: Menyusun daftar data/informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan RKPD
           dan menuangkannya dalam bentuk matrik (check list) untuk memudahkan
           pemantauan.
Langkah-2: Melakukan pengumpulan data/informasi dari sumber-sumber yang dapat
           dipertanggungjawabkan
Langkah-3: Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhan
           analisis.



  Tabel 3 memperlihatkan contoh check list untuk inventarisasi sumber dan jenis data/
               informasi yang diperlukan dalam penyusunan RKPD.




                                          17
1.6. Penyiapan Daftar Isi

Dokumen RKPD merupakan dokumen yang menjabarkan rencana jangka menengah daerah
ke dalam rencana tahunan dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan
tahunan, sehingga akan dijadikan acuan bagi proses penyusunan RAPBD, mulai dari
perumusan Kebijakan Umum APBD, penetapan Prioritas dan Plafon Anggaran hingga
penyusunan RKA-SKPD dan RAPBD. Oleh karena itu substansi RKPD seyogyanya mampu
menjawab kebutuhan materi bagi proses perencanaan dan penganggaran selanjutnya.

 2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD

Rancangan Awal RKPD merupakan kunci penting dalam menentukan kualitas seluruh proses
penyusunan RKPD. Rancangan Awal menginformasikan rancangan kerangka ekonomi
daerah, arah kebijakan keuangan daerah, arah prioritas pembangunan daerah dan rencana
keja program dan kegiatan yang dilengkapi dengan rancangan pagu indikatif untuk setiap
SKPD untuk tahun yang direncanakan sebagai acuan bagi setiap SKPD dalam menyiapkan
rancangan Renja SKPD. Rancangan Awal RKPD berfungsi sebagai koridor perencanaan
pembangunan indikatif untuk tahun yang direncanakan.

Arah kebijakan keuangan daerah di dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi memuat indikasi
belanja bagi hasil pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota, indikasi belanja
dana dekonsentrasi, indikasi belanja dana sektoral, serta indikasi belanja tugas pembantuan
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan kepada pemerintahan desa, sedangkan
arah kebijakan keuangan daerah dalam Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota memuat
indikasi belanja bagi hasil pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa serta indikasi
bantuan keuangan pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa. Informasi ini sangat
berguna sebagai acuan desa dalam menyusun rancangan RKT (Rencana Kerja Tahunan)
desa.

Di dalam penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan review RPJMD, review usulan
program dan kegiatan SKPD dari usulan tahun lalu dan prioritas pembangunan untuk tahun
rencana, kajian terhadap RKP, analisis isu strategis dan prioritas pembangunan daerah
untuk tahun yang direncanakan bersama para pemangku kepentingan yang terkait,
merumuskan rancangan awal RKPD, dan pembahasan rancangan awal RKPD dengan
SKPD.

Penyusunan Rancangan Awal RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, untuk
itu Bappeda membentuk tim penyusun RKPD yang bertugas melaksanakan seluruh proses
penyusunan dokumen RKPD.

 2.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD

Hal prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah:
1. Penyusunan Rancangan Awal RKPD berpedoman pada hasil review RPJMD dan capaian
    kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, hasil review
    terhadap usulan-usulan SKPD yang tertuang dalam prakiraan maju yang diajukan tahun
    sebelumnya, serta memperhatikan perkiraan kemampuan keuangan daerah .

                                            18
2. Substansi utama yang termuat dalam rancangan awal RKPD, meliputi
   a. Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
   b. Rancangan kerangka ekonomi daerah
   c. Arah kebijakan keuangan daerah, termasuk indikasi belanja bagi hasil dan belanja
       bantuan keuangan.
   d. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah
   e. Rencana program dan kegiatan prioritas serta pagu indikatif SKPD
3. Informasi pagu indikatif bagi setiap SKPD dan indikasi belanja bagi hasil serta belanja
   bantuan keuangan merupakan informasi yang harus disampaikan dalam rancangan
   awal RKPD. Ketersediaan informasi ini akan sangat dibutuhkan oleh setiap SKPD (dan
   desa untuk RKPD kabupaten/kota) sebagai acuan dalam merumuskan rancangan
   rencana kerja SKPD (dan rencana kerja tahunan desa). Pagu indikatif SKPD dan indikasi
   belanja hibah dan belanja bantuan keuangan tersebut juga berfungsi sebagai koridor
   pendanaan dalam pembahasan forum SKPD maupun dalam pelaksanaan musrenbang
   desa dan musrenbang kecamatan, sehingga proses pelaksanaan musrenbang menjadi
   lebih efektif dan efisien.
4. Pengalokasian besaran pagu indikatif berorientasi pada asas pemenuhan kebutuhan,
   efisiensi, keadilan, dan penilaian kinerja, serta sinergi sumber-sumber pendanaan.
5. Perhitungan pagu indikatif anggaran program dan kegiatan yang dialokasikan bagi setiap
   SKPD didasarkan pada kebutuhan SKPD untuk melaksanakan urusan wajib/pilihan
   pemerintah daerah prioritas sesuai tingkat dan sasaran pelayanan program dan kegiatan.
6. Penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan oleh Tim Inti Penyusunan RKPD dibawah
   tanggung jawab Bappeda, yang prosesnya dilakukan secara partisipatif.
7. Penyusunan rancangan awal RKPD dapat dimulai segera setelah dicapainya persetujuan
   bersama DPRD dan Kepala Daerah terhadap Ranperda APBD untuk pelaksanaan tahun
   sebelumnya (sekitar bulan Desember). Selanjutnya, paling lambat pada Minggu ke-3
   bulan Januari Rancangan Awal RKPD sudah selesai disusun dan disebarkan kepada
   setiap SKPD dan unit kegiatan.

 2.2.   Tata Cara Penyusunan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah sebagai
berikut:
1. Bappeda melakukan review RPJMD untuk melihat seberapa jauh pencapaian target
    kinerja program; isu dan permasalahan yang dihadapi; dan indikasi prioritas program
    pada tahun rencana
2. Bappeda melakukan kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD untuk tahun
    rencana. Kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD ini diambil dari prakiraan
    maju RKA-SKPD tahun (n+1) dari usulan tahun sebelumnya untuk dikonfirmasi kembali
    kepada setiap SKPD.
3. Bappeda menyiapkan konsep Surat Edaran Kepala Daerah yang ditujukan kepada
    seluruh SKPD, berisikan permintaan agar setiap SKPD mengkonfirmasi, mereview atau
    memperbaiki usulan atas rencana program dan kegiatan tahun rencana yang diajukan
    pada tahun sebelumnya, dengan memperhatikan prioritas daerah.
4. Kepala Daerah mengeluarkan Surat Edaran untuk seluruh SKPD dengan dilengkapi
    dengan formulir-formulir isian/matriks rencana program dan kegiatan SKPD yang telah


                                           19
disiapkan Bappeda, disertai batas waktu pengembalian formulir isian tersebut kepada
      Bappeda.
5.    Bappeda menerima pengembalian formulir isian rencana program dan kegiatan yang
      telah dikonfirmasi/ direview/ dievaluasi atau usulan perubahan dari masing-masing SKPD.
6.    Bappeda melakukan pengecekan dan perbaikan terhadap matriks-matriks program setiap
      SKPD berdasarkan pengembalian formulir isian dari SKPD yang disesuaikan dengan
      hasil review RPJMD, serta hasil monitoring dan evaluasi kinerja pencapaian tahun lalu.
7.    Dalam melaksanakan langkah (1), (2), (3), (4) dan (5), secara simultan Bappeda melalui
      Tim Intinya menyiapkan dokumen Rancangan Awal RKPD secara lengkap dengan
      menggunakan pedoman sebagaimana dijelaskan dalam Bagian-C.
8.    Bappeda bersama Sekda mengundang seluruh Kepala SKPD untuk pembahasan
      rancangan awal RKPD, guna disepakati sebagai pedoman penyusunan rancangan
      Renja-SKPD.
9.    Bappeda mengirimkan rancangan awal RKPD yang disertai dengan jadwal kalender
      perencanaan daerah untuk tahun yang direncanakan kepada seluruh SKPD sebagai
      bahan bagi SKPD untuk menyusun Rancangan Renja SKPD. Rancangan awal RKPD
      Kabupaten/Kota juga merupakan bahan acuan bagi desa/kelurahan dan kecamatan
      untuk melakukan Musrenbang desa/kelurahan dan musrenbang kecamatan.
10.   Pengiriman rancangan awal RKPD tersebut disertai dengan catatan agar setiap SKPD
      menyerahkan rancangan Renja SKPD kepada Bappeda sesuai dengan kalender
      perencanaan yang disampaikan.
.
Secara diagramatis dapat digambarkan sebagai berikut :


       Abalisis Kondisi dan            Perkiraan Kemampuan
       Permasalahan Daerha             Keuangan Daerah
       Mutakhir


      Review RPJMD                                                   Rumusan Kebijakan
      - Prioritas dan Target            Penyiapan Rumusan            Keuangan Daerah;
        Program                          Rancangan Awal              Prioritas Program dan
      - Perkiraaan Capaian                    RKPD                   Kegiatan; serta Pagu
                                                                     Indikatif

       Review Usulan
       Program dan Kegiatan
       dari RKA-SKPD Tahun
       Sebelumnya
                               Bagan 3. Proses Penyusunan Rancangan Awal RKPD



      Tabel 4 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan untuk mereview
      realisasi target capaian kinerja RPJMD. Format ini dapat digunakan untuk mengana-
      lisis kesenjangan pencapaian program/kegiatan, faktor-faktor penyebabnya, dan
      mengidentifikasi kebutuhan prioritas program dan kegiatan tahun rencana.

      Tabel 5 kolom 5, 6 dan 7 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan
      untuk mereview usulan program dan kegiatan SKPD serta prioritas tahun rencana
      berdasarkan prakiraan maju (n+1) RKPD tahun berjalan.


                                              20
3. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD

Rancangan Renja SKPD merupakan rancangan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh masing-masing SKPD pada tahun yang direncanakan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya dalam rangka menunjang pencapaian visi dan misi kepala daerah
terpilih. Program dan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD masih bersifat indikatif yang
diselaraskan dengan program dan kegiatan prioritas daerah. Pada tahap ini dilakukan kegiatan
persiapan penyusunan, kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dan kegiatan
penyusunan Rancangan Renja SKPD.

Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tanggung jawab masing-masing kepala
SKPD yang proses penyusunannya mengacu pada rancangan awal RKPD, untuk itu masing-
masing SKPD perlu membentuk tim penyusun Renja SKPD yang bertugas melaksanakan
seluruh proses penyusunan dokumen Renja SKPD sampai dengan penyusunan RKA-SKPD.

 3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD

Prinsip-prinsip di dalam penyusunan rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:
1. Berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada rancangan awal RKPD.
2. Penyusunan Renja SKPD bukan kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan
    rangkaian kegiatan yang simultan dengan penyusunan RKPD, serta merupakan bagian
    dari rangkaian kegiatan penyusunan APBD.
3. Substansi rancangan Renja SKPD memuat evaluasi status, kedudukan kinerja
    penyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPD terhadap Renstra SKPD; evaluasi
    pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu; rumusan tujuan, sasaran, program dan kegiatan;
    dana indikatif serta sumber dananya dan prakiraan maju.
4. Penyusunan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yang direncanakan mengacu
    pada ketentuan SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan mempertimbangkan capaian
    kinerja SPM yang ada (jika SPM untuk kegiatan dimaksud tersedia).
5. Rumusan program/kegiatan di dalam renja SKPD didasarkan atas pertimbangan urutan
    urusan pelayanan wajib/pilihan pemerintahan daerah yang memerlukan prioritas
    penanganan dan mempertimbangkan pagu indikatif masing-masing SKPD.
6. Progam/kegiatan dalam RKPD Provinsi dirinci menurut sumber pendanaan yang
    diusulkan untuk didanai APBD Provinsi, APBN dan sumber lainnya, sedangkan untuk
    RKPD Kabupaten/Kota dirinci menurut sumber dana APBD Kabupaten/Kota, APBD
    Provinsi, APBN dan sumber dana lainnya.
7. Program dan kegiatan yang direncanakan memuat tolok ukur dan target capaian kinerja,
    keluaran, biaya satuan per keluaran, total kebutuhan dana, baik untuk tahun n dan
    tahun n+1.
8. Dibentuknya forum SKPD sebagai forum diskusi, tidak hanya ditujukan untuk
    pembahasan program dan kegiatan tahunan saja, melainkan juga sebagai sarana diskusi
    dalam pembahasan berbagai persoalan pembangunan yang terkait dengan bidang SKPD
    masing-masing. Untuk itu pemilihan peserta forum SKPD harus yang betul-betul memiliki
    komitmen, serta sesuai dengan kapasitas dan kompetensi menurut bidangnya.
9. Rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota selesai disusun dan disampaikan kepada
    Kepala Daerah melalui Bappeda paling lambat pada minggu ke-4 bulan Februari,
    sedangkan untuk Renja SKPD Provinsi paling lambat pada minggu pertama bulan Maret.

                                            21
10. Program dan kegiatan di dalam Renja SKPD Kabupaten/Kota yang diusulkan untuk
    didanai melalui APBD Provinsi dan APBN, dan/atau usulan program/kegiatan
    dekonsentrasi, tugas pembantuan dan DAK. Tembusannya disampaikan oleh SKPD
    Kabupaten/Kota kepada SKPD Provinsi dan Kementerian/Lembaga yang sesuai.
11. SKPD Provinsi melakukan pengkajian terhadap usulan program/kegiatan yang
    disampaikan SKPD terkait dari kabupaten/kota yang ada di provinsi, selanjutnya dibahas
    bersama SKPD-SKPD kabupaten/kota tersebut dalam forum SKPD Provinsi untuk
    menentukan kesepakatan prioritas terhadap program/kegiatan yang diusulkan untuk
    didanai APBD Provinsi dan/atau APBN.



   Tabel 5 kolom 1, 2, 3, 4, 8 sampai dengan 14 memperlihatkan contoh format yang
 dapat digunakan untuk menyusun rancangan program dan kegiatan RKPD/Renja SKPD



 3.2. Tata Cara Penyusunan

 3.2.1. Kegiatan Persiapan:

Kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD dapat dilakukan sebelum Rancangan Awal
RKPD diterima SKPD, atau segera setelah RAPBD tahun sebelumnya disahkan menjadi
APBD (awal Desember).

Langkah-langkah pada Kegiatan Persiapan mencakup:
1. Melakukan identifikasi para pemangku kepentingan
   Identifikasi dan seleksi para pemangku kepentingan yang akan dilibatkan sebagai peserta
   forum SKPD, dan/atau yang akan dipilih sebagai anggota Tim Penyusun Renja SKPD,
   mencakup individu ataupun lembaga yang dinilai kompeten, relevan, dan representa-
   tive. Jika kegiatan ini telah dilakukan pada waktu penyusunan Renja tahun sebelumnya,
   maka pada langkah ini cukup mereview dan melakukan perubahan yang diperlukan
   berdasarkan masukan tahun sebelumnya.
2. Pembentukan Tim Penyusun Renja SKPD
   Pada langkah ini selain membentuk Tim Penyusun Renja SKPD disarankan pula untuk
   menetapkan fasilitator untuk membantu proses pelaksanaan perencanaan partisipatif
   yang efektif dan efisien. Tim yang dibentuk diusahakan melibatkan anggota dari unsur
   LSM yang memiliki kompetensi dan komitmen. Tim penyusun Renja SKPD, dapat
   dibentuk untuk masa waktu beberapa tahun, dan dapat juga sekaligus dirangkap/
   merangkap Tim penyusun Renstra SKPD. Jika tim telah terbentuk pada tahun
   sebelumnya, maka jika diperlukan dapat direview kembali.
3. Penyiapan Kelembagaan Forum SKPD
   Pada langkah ini dilakukan penyiapan kelembagaan forum SKPD yang pesertanya
   merupakan perwakilan para para pemangku kepentingan yang memiliki relevansi dan
   kompetensi khusus serta punya komitmen dengan SKPD yang bersangkutan. Jika
   kelembagaan forum SKPD ini sudah terbentuk, maka tinggal dilanjutkan.
4. Pengisian Formulir (Isian)
   Pada langkah ini Tim Penyusun Renja SKPD melakukan konfirmasi terhadap formulir



                                           22
isian/matrik yang disampaikan oleh Kepala Daerah tentang usulan program dan kegiatan
   yang diajukan SKPD tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan maju serta menyerahkan
   formulir isian yang telah dilengkapi dan telah direview kepada Bappeda.
5. Penyusunan Rencana Kerja Tim untuk Penyusunan Renja SKPD
   Tim Penyusun Renja SKPD menyusun rencana kerja untuk penyusunan Renja SKPD
   serta menyiapkan outline atau daftar isi Renja SKPD dengan lampiran berupa format
   kegiatan yang akan dianggarkan. Format kegiatan yang akan dianggarkan tersebut
   menggunakan format sesuai ketentuan yang diatur dalam PERMENDAGRI No 59/2007
   tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13/2006.
6. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Kementrian/Lembaga (K/L) Terkait
   Tim Penyusun Renja SKPD meminta/mengumpulkan informasi atau berkonsultasi
   dengan K/L sehubungan dengan rancangan Renja K/L untuk bidang/sektor terkait di
   provinsi dan kabupaten/kota.
7. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Provinsi Terkait
   Tim Penyusun Renja SKPD kabupaten/kota meminta/mengumpulkan informasi atau
   berkonsultasi sehubungan dengan rancangan Renja SKPD Provinsi untuk bidang/sektor
   terkait.

         Tabel 6 memperlihatkan Prototype Daftar Isi Rancangan Renja SKPD



 3.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen:

Merupakan kegiatan pengkajian terhadap dokumen program/kegiatan yang terkait langsung
dengan penyusunan Renja SKPD dalam rangka koordinasi dan sinergi program/kegiatan
SKPD. Kegiatan dapat dilaksanakan sebelum rancangan awal RKPD diterima.

Langkah-langkah pada kegiatan analisis dan pengkajian dokumen ini mencakup:
1. Melakukan Kajian terhadap Rancangan Awal RKP Nasional (dan RKPD Provinsi)
   Langkah ini dimaksudkan untuk melihat arahan dan prioritas program/kegiatan yang
   terkait SKPD yang bersangkutan.
2. Review RPJM Nasional dan RPJM Provinsi
   Melakukan identifikasi arahan dan prioritas RPJM Nasional untuk diakomodasikan dalam
   penyusunan Renja SKPD Provinsi. Untuk Renja SKPD Kabupaten/Kota juga perlu
   mengidentifikasi arahan dan prioritas RPJM Provinsi atau dari Renja SKPD Provinsi
   tahun yang direncanakan (jika telah disusun), untuk diakomodasikan dan disinergikan
   dalam penyusunan Renja SKPD Kabupaten/Kota. Jika belum diperoleh informasi untuk
   tahun yang direncanakan, maka dapat diidentifikasi dari RKP/RKPD Provinsi tahun lalu.
3. Kajian terhadap RPJM Daerah dan Renstra SKPD
   Melakukan evaluasi status capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPD
   terhadap RPJM Daerah dan program dan kegiatan dalam Renstra SKPD pada tahun
   rencana, sesuai Tupoksi SKPD dalam rangka mencapai sasaran hasil pembangunan
   tahun rencana
4. Kajian dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan SKPD
   Melakukan kajian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan SKPD tahun lalu
   dan tahun berjalan, evaluasi pencapaian SPM serta review terhadap kebutuhan pro-


                                          23
gram dan kegiatan yang diusulkan tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan maju
   pada program/ kegiatan (n + 1)
5. Meminta/menerima Rancangan Awal RKPD secara resmi dari Bappeda

 3.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD:

Kegiatan ini dilaksanakan setelah SKPD menerima secara resmi dokumen Rancangan Awal
RKPD dari Bappeda.

Langkah-langkah pada kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD mencakup:
1. Mengidentifikasi realisasi target capaian kinerja program dan kegiatan SKPD tahun lalu
   dan dibandingkan terhadap sasaran dan target Renstra SKPD dan RPJMD pada tahun
   bersangkutan.
2. Merumuskan program/kegiatan pelayanan wajib/pilihan SKPD sesuai skala prioritasnya
   untuk pencapaian sasaran dan target Renstra SKPD maupun RPJMD.
3. Mengkaji rancangan awal RKPD program/kegiatan apa saja yang sesuai dengan
   kebutuhan dan lakukan pengecekan apakan program/kegiatan yang merupakan kegiatan
   lanjutan dan/atau prioritas SKPD sudah termuat dalam rancangan awal RKPD. Jika
   belum termuat, maka perlu diberi catatan penting pada rancangan awal tersebut.
4. Mengidentifikasi program dan kegiatan RKPD yang bersifat lintas SKPD dan memerlukan
   koordinasi dalam penyusunan program dan kegiatan.
5. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan SKPD
   ke dalam rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota, sedangkan untuk rancangan Renja
   SKPD Provinsi, dilakukan kajian atas usulan yang disampaikan dari SKPD kabupaten/
   kota dengan mempertimbangkan hasil kesepakatan Musrenbang Kabupaten/Kota.
6. Merumuskan perubahan atau revisi atas program dan kegiatan SKPD yang tertulis dalam
   RKPD dengan merinci tambahan atau koreksi terhadap rencana kegiatan SKPD yang
   tercantum dalam rancangan awal RKPD.
7. Menyiapkan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD untuk mendapatkan
   kesepakatan susunan prioritas kegiatan dan program dalam format rencana kerja RKPD
   bagi setiap SKPD. Dalam keadaan terdapat kegiatan usulan masyarakat yang mendesak
   dan tidak atau belum termasuk dalam salah satu program dan kegiatan RKPD yang
   sudah dirancang maka kepala SKPD menambahkan program dan kegiatan tambahan
   ke dalam Renja SKPD yang sudah dirancang tersebut. Hal ini dilakukan dengan
   mempertimbangkan besaran pagu indikatif setiap SKPD yang ditentukan dalam
   rancangan awal RKPD.
8. Merumuskan kembali usulan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yang
   direncanakan dalam bentuk rancangan Renja SKPD, dengan memperhatikan prioritas
   daerah, kesinambungan program dan kegiatan SKPD serta pagu indikatif yang telah
   dicanangkan dalam rancangan awal RKPD. Format usulan memperhatikan format RKA-
   SKPD.
9. Rancangan Renja SKPD Provinsi memuat hasil identifikasi program dan kegiatan, dirinci
   menurut kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan serta perkiraan alokasi sumber
   pendanaan dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber pendanaan
   lainnya.




                                           24
10. Rancangan Renja SKPD kabupaten/kota juga memuat hasil identifikasi program dan
    kegiatan SKPD Provinsi yang berasal dari RPJM Propinsi dan/atau dari Renja SKPD
    Provinsi untuk tahun rencana atau dari prakiraan maju APBD Provinsi tahun sebelumnya.
11. Tembusan rancangan Renja SKPD kabupaten/kota disampaikan kepada SKPD Provinsi
    dan Kementerian/Lembaga terkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritas
    yang diusulkan untuk ditangani dan/atau dibiayai provinsi dan pemerintah pusat melalui
    dana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, DAK dan Dana Otsus), dan/
    atau APBD Provinsi.
12. Untuk Renja SKPD provinsi, tembusannya disampaikan kepada Kemeterian/Lembaga
    terkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk ditangani
    dan/atau dibiayai pemerintah pusat melalui dana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugas
    pembantuan, DAK dan Dana Otsus).

Skematis proses penyusunan Rancangan Renja SKPD dapat digambarkan sebagai
berikut :




                                              Review
                                             Rancangan
            Review                           Awal RKPD
            Renstra
             SKPD                                                 Identifikasi Program/
                                                                 Kegiatan terkait SKPD



      Evaluasi Capaian            Program/Kegiatan
      Kinerja Pelayanan           SKPD Berdasarkan                      Rumusan
         Wajib/Pilihan              Skala Prioritas                    Rancangan
       SKPD terhadap                                                   Renja SKPD
       Target Renstra
            SKPD

                                    Usulan Hasil                Identifikasi Program
                                   Musrenbang dan                dan Kegiatan yang
                                       Forum                      ditangani Pusat




Bagan 4. Proses Penyusunan Rancangan Renja SKPD




                                            25
4. PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD

Merupakan tahap lanjutan, berupa kajian dan pembahasan atas rancangan Renja SKPD
yang diintegrasikan dengan Rancangan Awal RKPD untuk disperbaiki menjadi Rancangan
RKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memperoleh masukan
dan pertimbangan bagi rancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPD sebagai
bahan pembahasan dalam Musrenbang tahunan daerah. Ringkasan rancangan RKPD
Provinsi disampaikan kepada Bappenas, sedangkan ringkasan RKPD Kabupaten/Kota
disampaikan kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagai masukan dalam penyusunan
RKP Nasional dan/atau RKPD Provinsi.

Rancangan RKPD merupakan integrasi dan harmonisasi antara rancangan awal RKPD
dengan rancangan Renja setiap SKPD yang telah mendapatkan konfirmasi dan review dari
setiap SKPD.

Penyusunan Rancangan RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, dan materi
program/kegiatan yang termuat merupakan bahan utama dalam penyelenggaraan
musrenbang tahunan daerah.

 4.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan RKPD

Prinsip-prinsip penyusunan Rancangan RKPD mencakup:
1. Merupakan proses tindak lanjut dan kesinambungan dari penyusunan rancangan awal
    RKPD dan penyusunan Renja SKPD.
2. Substansi pokok rancangan RKPD meliputi : evaluasi pelaksanaan RKPD tahun
    sebelumnya; rancangan kerangka ekonomi daerah; arah kebijakan keuangan daerah;
    prioritas dan sasaran pembangunan daerah; rencana program dan kegiatan prioritas
    yang dilengkapi dengan pagu indikatif.
3. Menjamin konsistensi program dan kegiatan SKPD terhadap pencapaian visi dan misi
    Kepala Daerah dan prioritas pembangunan daerah.
4. Setiap prioritas pembangunan daerah memiliki maksud mencapai sasaran hasil
    pembangunan jangka menengah daerah yang terukur dan jelas indikatornya.
5. Menjamin kesinambungan, efisiensi dan efektifitas program/kegiatan yang telah dibangun
    pada tahun-tahun sebelumnya.
6. Penyelesaian dokumen Rancangan RKPD paling lambat pada minggu ke-2 bulan
    Maret.

 4.2. Tata Cara Penyusunan

Tata cara penyusunan Rancangan RKPD adalah sebagai berikut:
1. Bappeda menerima secara resmi naskah rancangan Renja-SKPD yang disampaikan
    oleh Kepala SKPD
2. Menilai dan membahas konsistensi rancangan Renja-SKPD dengan SKPD yang
    bersangkutan terhadap tugas dan fungsinya, serta terhadap prioritas pembangunan
    daerah yang sudah dicanangkan.
3. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan-kegiatan yang merupakan lintas SKPD



                                           26
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Contenu connexe

Tendances

Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Arief H
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Yuca Siahaan
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
Qiu El Fahmi
 

Tendances (20)

Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Perencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBDPerencanaan Penganggaran APBD
Perencanaan Penganggaran APBD
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerahManajemen strategis pada pemerintah daerah
Manajemen strategis pada pemerintah daerah
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
Sinkronisasi Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, dan RKPD
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Proses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpdProses penyusunan renstra skpd
Proses penyusunan renstra skpd
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D KabupatenTata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
Tata Cara Penyusunan RPJP/M D Kabupaten
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 

En vedette

Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Dadang DjokoKaryanto
 

En vedette (20)

Penyusunan Dokumen Perencanaan RPJMD
Penyusunan Dokumen Perencanaan RPJMDPenyusunan Dokumen Perencanaan RPJMD
Penyusunan Dokumen Perencanaan RPJMD
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
Kebijakan Pemerintah dan Pemda (RPJP/D, Visi, Misi, RPJM/D, RKP/D)
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
 
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDTeknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
 
Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...
Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...
Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...
 
Manual A Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi
Manual A Advokasi dan Kelembagaan SanitasiManual A Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi
Manual A Advokasi dan Kelembagaan Sanitasi
 
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi KotaManual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
 
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi KotaManual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
Manual B Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota
 
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya 2010-2014
 
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspRoadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
 
Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)
Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)
Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan PemekatanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
 
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 tentang Sistem Pengelolaan Persampahan
 
Perencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempatPerencanaan sanitasi sistem setempat
Perencanaan sanitasi sistem setempat
 
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
Peraturan Menteri PU No. 16 Tahun 2008 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah ...
 

Similaire à Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
rikisyahputra4
 
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptxImplementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
KutaiTimur
 

Similaire à Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) (20)

se rkpd
se rkpdse rkpd
se rkpd
 
1.111 se rkpd 050 200 ii bangda 2008
1.111 se rkpd 050 200 ii bangda 20081.111 se rkpd 050 200 ii bangda 2008
1.111 se rkpd 050 200 ii bangda 2008
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
 
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
 
LUSIARTI -Sosialisasi-Permendagri-86-Tahun-2017.pptx
LUSIARTI -Sosialisasi-Permendagri-86-Tahun-2017.pptxLUSIARTI -Sosialisasi-Permendagri-86-Tahun-2017.pptx
LUSIARTI -Sosialisasi-Permendagri-86-Tahun-2017.pptx
 
Arah Kebijakan Penyusunan RKPD 2021
Arah Kebijakan Penyusunan RKPD 2021Arah Kebijakan Penyusunan RKPD 2021
Arah Kebijakan Penyusunan RKPD 2021
 
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
Rencana kinerja dinas kominfo kabupaten pakpak bharat tahun 2018
 
Renja
RenjaRenja
Renja
 
tim teknis dak.docx
tim teknis dak.docxtim teknis dak.docx
tim teknis dak.docx
 
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
RKPD Kota Pontianak Tahun 2014
 
Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013
 
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
2. RENJA K-J 2024 T.A 2023.pdf
 
01. penjelasan umum 17 09-2007
01. penjelasan umum 17 09-200701. penjelasan umum 17 09-2007
01. penjelasan umum 17 09-2007
 
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptxPOKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
POKIR DEWAN DALAM SIPD.pptx
 
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptxImplementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
 
Paparan Riau 26102018.ppt
Paparan Riau 26102018.pptPaparan Riau 26102018.ppt
Paparan Riau 26102018.ppt
 
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknisSk pembentukan tim perencanaan teknis
Sk pembentukan tim perencanaan teknis
 
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNANKOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pdP mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
P mendagri 9 2018 reviu rpjmd& renstra pd
 

Plus de Joy Irman

Plus de Joy Irman (20)

Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
 

Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

  • 1. DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 050/200/II/BANGDA/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH DEPARTEMEN DALAM NEGERI 2008
  • 2. PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH DEPARTEMEN DALAM NEGERI 2008 i
  • 3. ii
  • 4. DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Februari 2008 Nomor : 050/200/II/Bangda Kepada Yth. Sifat : SEGERA Sdr. Gubernur Lampiran : 1 (Satu) berkas Hal : Pedoman Penyusunan Rencana di - Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Seluruh Indonesia SURAT EDARAN Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pada Pasal 4 Ayat 1, menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Daerah meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Rencana Pembangunan Daerah tersebut merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang wajib disusun. Selanjutnya, bahwa salah satu dokumen perencanaan yaitu Dokumen RKPD mempunyai peranan sangat strategis, karena menjembatani antara kepentingan perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan. Berdasarkan hal tersebut dan sebagai upaya untuk membantu Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajibannya sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundangan, khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah provinsi/kabupaten/kota, maka dipandang perlu menerbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Maksud dan tujuan dari pedoman ini adalah untuk memperjelas tahapan, langkah dan substansi penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasuk pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai kabupaten/kota dan provinsi. Pedoman terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu: 1. Bagian A: Umum, berisi latar belakang, landasan hukum, fungsi kedudukan dan pendekatan RKPD, tujuan, sasaran dan ruang lingkup pedoman, serta sistematika pedoman. iii
  • 5. iv
  • 6. 2. Bagian B: Proses Penyusunan RKPD, antara lain berisi tentang persiapan dan pengorganisasian pemangku kepentingan, penyusunan rancangan awal RKPD, Renja SKPD, proses musrenbang, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran daerah. 3. Bagian C: Teknis Penyusunan Dokumen RKPD (prototype), berisi langkah-langkah dalam menyusun dokumen mulai tahap persiapan dan pengorganisasian hingga proses penganggaran. 4. Bagian D: Penutup, berisi kaidah dalam menggunakan pedoman. Surat edaran ini disampaikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan dengan terbitnya pedoman ini diharapkan daerah dapat menyusun RKPD disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan kemampuan perencanaan di masing-masing daerah dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam peraturan perundangan dan tata kepemerintahan yang baik. Kepada para Gubernur diminta untuk menindaklanjuti Surat Edaran dimaksud dan selanjutnya memberitahukan dan mensosialisasikan kepada para Bupati dan Walikota di wilayah masing-masing. Demikian untuk menjadi perhatian. a.n. MENTERI DALAM NEGERI DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH H. SYAMSUL ARIEF RIVAI Tembusan disampaikan kepada Yth: 1. Bapak Menteri Dalam Negeri (Sebagai Laporan) 2. Bapak Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas 3. Sdr. Bupati/Walikota Seluruh Indonesia v
  • 7. vi
  • 8. DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH Jalan Taman Makam Pahlawan No. 20 Kalibata - Jakarta Selatan KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah merupakan suatu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang disyaratkan UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disebut RKPD, merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD selanjutnya menjadi pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Mengingat pentingnya peranan RKPD dalam kerangka perencanaan dan penganggaran tahunan daerah, yaitu sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan dan sebagai pedoman penyusunan RAPBD, maka diperlukan pedoman penyusunan RKPD untuk menjamin kualitas proses penyusunan dan kualitas substansi dokumen ini benar-benar memenuhi pendekatan perencanaan serta efektif dan responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Untuk itu, terbitnya SE Mendagri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah ini menjadi satu hal yang penting dan strategis sebagai pedoman teknis/operasional penyusunan RKPD. Dengan adanya SE Mendagri ini diharapkan proses penyusunan dan substansi dokumen RKPD di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indo- nesia dapat memenuhi ketentuan tentang sistem, prosedur, dan proses penyusunan RKPD dan berkontribusi signifikan dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah secara berkelanjutan. Jakarta, 28 Februari 2008 Afriadi S. Hasibuan Direktur Perencanaan Pembangunan Daerah Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri vii
  • 10. DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya SE Mendagri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah ini. Dengan adanya pedoman ini, Pemerintah Daerah telah dilengkapi dengan suatu pedoman teknis/operasional penyusunan RKPD, guna mendukung perencanaan tahunan daerah yang memenuhi peraturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunan nasional serta prinsip- prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Pedoman yang ditujukan untuk memperjelas tahapan, langkah-langkah, dan substansi untuk penyusunan RKPD ini dirancang dengan pendekatan sefleksibel mungkin sehingga daerah dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi dan perkembangan kemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetap mengindahkan ketentuan-ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik. Direktorat Perencanaan Ditjen Bangda menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah bekerjasama dalam pengembangan dan penyusunan pedoman ini, khususnya pihak peserta Konsultasi Regional pada akhir November 2007, yang telah menyampaikan kritik dan masukannya untuk penyempurnaan rancangan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat memenuhi harapan kita semua untuk perbaikan kualitas perencanaan daerah dalam rangka perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara berkelanjutan. Jakarta, 28 Februari 2008 H. Syamsul Arief Rivai Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri ix
  • 11. x
  • 12. Daftar Isi SURAT EDARAN ................................................................................................................ iii KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii SAMBUTAN ........................................................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xi DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN .................................................................... xv BAGIAN A: UMUM .............................................................................................................. 1 1. Latar Belakang ............................................................................................................ 3 2. Landasan Hukum ........................................................................................................ 3 3. Fungsi, Kedudukan, dan Pendekatan RKPD .............................................................. 3 3.1. Fungsi RKPD ....................................................................................................... 3 3.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah ................................................................ 4 3.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD......................................... 5 3.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD ........................................................ 7 4. Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup Pedoman ......................................................11 4.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman ...........................................................................11 4.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman ...........................................................11 5. Sistimatika Pedoman .................................................................................................11 A. Umum .................................................................................................................11 B. Proses Penyusunan RKPD ................................................................................11 C. Teknis Penyusunan RKPD ................................................................................ 12 D. Penutup ............................................................................................................. 12 BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD ................................................................... 13 1. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN .............. 15 1.1. Orientasi RKPD ................................................................................................. 15 1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan .................................................................. 15 1.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator .................................................... 16 1.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen ............................................. 17 1.5. Pengumpulan Data dan Informasi ..................................................................... 17 1.6. Penyiapan Daftar Isi ........................................................................................... 17 2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD ........................................................... 18 2.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD ........................................ 18 2.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 19 xi
  • 13. 3. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD .......................................................... 20 3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD ...................................... 21 3.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 22 3.2.1. Kegiatan Persiapan: ................................................................................ 22 3.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen: .......................................... 23 3.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD: .................................... 23 4. PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD ...................................................................... 25 4.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan RKPD ................................................. 25 4.2. Tata Cara Penyusunan ...................................................................................... 26 5. MUSRENBANG ........................................................................................................ 26 5.1. Musrenbang Desa/Kelurahan ............................................................................ 28 5.2. Musrenbang Kecamatan .................................................................................... 29 5.3. Forum SKPD/Gabungan SKPD Kabupaten/Kota .............................................. 30 5.4. Musrenbang Kabupaten/Kota ............................................................................ 31 5.5. Forum SKPD/Gabungan SKPD Provinsi ........................................................... 32 5.6. Musrenbang Provinsi ......................................................................................... 33 6.7. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion/FGD) ............................ 34 6. PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RKPD .............................................................. 34 6.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ....................................... 34 6.2. Tata Cara Penyusunan Rancangan Akhir RKPD ............................................... 35 7. PENYUSUNAN RENJA SKPD.................................................................................. 35 7.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Renja SKPD .......................................................... 35 7.2. Tata Cara Penyusunan Renja SKPD ................................................................. 36 8. PENYIAPAN DAN PENETAPAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG RKPD DAN PERATURAN KEPALA SKPD TENTANG RENJA SKPD ...................... 36 8.1. Penyiapan dan penetapan PERKADA ............................................................... 36 8.2. Penyiapan dan penetapan PERKA SKPD ......................................................... 37 9. PENGINTEGRASIAN RKPD KE DALAM PROSES PENGANGGARAN DAERAH .. 37 9.1. Penyusunan KUA dan PPAS ............................................................................. 38 9.2. Penyusunan RKA SKPD ................................................................................... 39 9.3. Penyusunan RAPBD ......................................................................................... 39 BAGIAN C: TEKNIS PENYUSUNAN DOKUMEN RKPD (PROTOTYPE) ........................ 41 BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 43 1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 43 1.2. Landasan Hukum ........................................................................................ 43 1.3. Maksud dan Tujuan .................................................................................... 43 1.4. Sistimatika Dokumen RKPD ....................................................................... 43 BAB II. EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH .................................. 43 2.1. Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah ............................ 43 2.2. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Daerah ........................................................................................................ 44 2.4. Isu Strategis dan Masalah Mendesak ........................................................ 44 xii
  • 14. BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH ............................................. 45 3.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun ... (tahun lalu) dan Perkiraan Tahun .... ....... (tahun berjalan) ........................................................................................... 45 3.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun ..... dan Tahun ..... 45 3.3. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah. ............................................................... 45 3.4. Analisis dan Perkiraan Sumber-sumber Pendanaan Daerah ..................... 46 3.4.1. Dana Desentralisasi / APBD ............................................................. 46 3.4.2. Dana Dekonsentrasi / APBN ............................................................. 47 3.4.3. Dana Tugas Pembantuan / APBN.................................................... 47 3.4.4. Dana Otonomi Khusus / APBN ......................................................... 47 3.5. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ............................................................. 47 3.5.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ................................................. 48 3.5.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah ........................................................ 48 3.5.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ................................................ 49 BAB IV. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN (Tahun Rencana) ................. 49 4.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah .................................. 49 4.2. Prioritas Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah ............................. 49 BAB V. RENCANA KERJA DAN PENDANAAN ................................................................ 50 BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN .................................................................................... 50 BAGIAN D. PENUTUP ...................................................................................................... 51 Daftar Bagan Bagan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004 .................... 5 Bagan 2a. Alur Perencanaan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, dan APBD ................... 9 Bagan 2b. Alur Penyusunan Dokumen RKPD dan Dokumen Renja SKPD ................... 10 Bagan 3. Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Awal RKPD ............................... 20 Bagan 4. Proses Penyusunan Dokumen Rancangan Renja SKPD.............................. 25 xiii
  • 15. Daftar Tabel Tabel 1. Contoh Susunan Tim Penyusun RKPD ........................................................... 57 Tabel 2. Contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD ................................. 58 Tabel 3. Inventarisasi Sumber dan Jenis Data/Informasi untuk Penyusunan RKPD .... 59 Tabel 4. Evaluasi Kinerja Program dan Kegiatan RKPD Tahun Lalu dan Review Pencapaian RPJMD ........................................................................................ 60 Tabel 5. Format Daftar Rancangan Program dan Kegiatan RKPD/Renja SKPD .......... 61 Tabel 6. Contoh Prototype Daftar Isi Renja SKPD ........................................................ 62 Tabel 7. Pengisian RKA-SKPD 2.2.1 dan Penyusunan Prakiraan Maju Berdasarkan Biaya Satuan Per Keluaran Kegiatan ............................................................. 63 Tabel 8. Evaluasi Status dan Kedudukan Pencapaian Kinerja Pembangunan Provinsi/ Kabupaten/Kota* Tahun....dan Tahun... ........................................................... 64 Tabel 9. Identifikasi Isu dan Masalah Mendesak di Tingkat Nasional, Provinsi.....dan Kab/Kota.......Tahun. ........................................................................................ 65 Tabel 10. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Prov./Kab./Kota......Tahun........dan Tahun..........serta Perubahannya .................................................................... 66 Tabel 11. Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Prov./Kab./Kota .............. 67 Tabel 12. Realisasi dan Proyeksi Pendapatan, Belanja, Pembiayaan Daerah, dan Pagu Anggaran RKPD .............................................................................................. 68 Tabel 13. Contoh Matrik Prioritas Pembangunan ............................................................ 70 Tabel 14. Rencana Kerja dan Pendapatan Menurut Bidang Urusan Pemerintahan Daerah di Provinsi/Kab./Kota........Tahun.......(tahun rencana) ........................ 70 Daftar Referensi Referensi R-1. Sasaran dan Indikator Kinerja Pencapaian Pembangunan 2004-2009 .... 73 Referensi R-2. Indikator Kemajuan Otonomi Daerah ........................................................ 75 Referensi R-3. Pengukuran Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................... 76 Referensi R-4. Indikator Kinerja Kunci yang digunakan untuk Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Otonomi Daerah .......................................................... 77 Referensi R-5. Contoh Tolok Ukur Kinerja Urusan Wajib dan Pilihan Pemerintah Daerah Menurut SKPD ............................................................................. 81 xiv
  • 16. Daftar Peristilahan dan Singkatan 1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat dengan RPJP adalah dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun. 2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode dua puluh (20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. 3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJM adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun. 4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RPJMD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode lima (5) tahun yang memuat penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 5) Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode satu (1) tahun. 6) Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP Nasional, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. 7) Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran. 8) Organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/ wakil kepala daerah, dan SKPD. 9) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RENSTRA SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun, yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. 10) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. 11) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat dengan RKA SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan SKPD yang merupakan penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. xv
  • 17. 12) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah selanjutnya disingkat LPPD adalah laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang disampaikan oleh kepala daerah kepada Pemerintah. 13) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. 14) Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disingkat ILPPD adalah informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat melalui media yang tersedia di Daerah. 15) Rencana Tata Ruang, yang selanjutnya disingkat dengan RTR adalah dokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang. 16) Rencana Tata Ruang Wilayah, yang selanjutnya disingkat dengan RTRW adalah dokumen yang memuat hasil perencanaan tata ruang wilayah. 17) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 18) Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Kepala Daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan. 19) Kebijakan Umum APBD, yang selanjutnya disingkat dengan KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode satu (1) tahun. 20) Pagu indikatif merupakan ancar-ancar pagu anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja SKPD. 21) Pagu sementara merupakan pagu anggaran yang didasarkan atas kebijakan umum dan prioritas anggaran hasil pembahasan Pemerintah Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD. 22) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, yang selanjutnya disingkat dengan PPAS adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA- SKPD setelah disepakati dengan DPRD. 23) Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD. 24) Prakiraan maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya. 25) Penganggaran Terpadu (unified budgeting) adalah penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana. xvi
  • 18. 26) Kinerja adalah adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. 27) Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. 28) Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. 29) Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat. 30) Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 31) Misi adalah Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. 32) Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar (strate- gic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan perumusan strategi, kebijakan dan program. 33) Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 34) Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Pusat/ Daerah untuk mencapai tujuan. 35) Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD. 36) Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 37) Kerangka regulasi adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorong partisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuan pembangunan kabupaten/kota. 38) Kerangka Anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yang perlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai tujuan pembangunan kabupaten/kota. 39) Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. 40) Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. 41) Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. 42) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. 43) Alokasi Dana Desa, yang selanjutnya disingkat dengan ADD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota. xvii
  • 19. 44) Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan pembangunan. Stake- holder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/ pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/ pelaksanaan pembangunan. 45) Konsultasi Publik adalah kegiatan partisipatif yang bertujuan untuk menghadirkan stake- holder dalam rangka mendiskusikan dan memahami isu dan permasalahan strategis pembangunan daerah; merumuskan kesepakatan tentang prioritas pembangunan dan mencapai konsensus tentang pemecahan masalah-masalah strategis daerah. Konsultasi publik dilakukan pada berbagai skala, tahapan dan tingkatan pengambilan keputusan perencanaan daerah. Konsultasi publik dapat berupa musrenbangda di peringkat kabupaten/kota, konsultasi forum stakeholder atau focus group discussions di peringkat SKPD maupun di peringkat lintas SKPD. 46) Musrenbang atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah forum antarpelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. 47) Musrenbang Desa/Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan stakeholder desa/ kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa/ kelurahannya dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya. 48) Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah stakeholder kecamatan untuk mendapatkan masukan prioritas kegiatan dari desa/kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas desa/kelurahan di kecamatan tersebut sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota pada tahun berikutnya. 49) Forum SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi, kegiatan/sektor dan lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Rencana Kerja SKPD yang tata cara penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait. 50) Musrenbang Kabupaten/Kota adalah musyawarah stakeholder Kabupaten/kota untuk mematangkan rancangan RKPD Kabupaten/Kota berdasarkan Renja-SKPD hasil Fo- rum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja-SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemutakhiran Rancangan RKPD. 51) Tim Penyelenggara Musrenbang adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan persiapan, memfasilitasi pelaksanaan, dan menindaklajuti hasil Musrenbang. 52) Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang melalui pembahasan yang disepakati bersama. 53) Fasilitator adalah tenaga terlatih atau berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok ataupun konsultasi publik. Seorang fasilitator harus memenuhi kualifikasi kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang efektivitas dan partisipatifnya kegiatan. 54) Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang. 55) Delegasi adalah perwakilan yang disepakati peserta Musrenbang untuk menghadiri Musrenbang pada tingkat yang lebih tinggi. 56) NGO adalah singkatan dari Non-Governmental Organization atau Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM. 57) CBO adalah singkatan dari Community Based Organization (Kelompok Masyarakat Sipil). 58) CSO adalah singkatan dari Civil Society Organization (Organisasi Masyarakat Sipil). xviii
  • 21. 2
  • 22. BAGIAN A: UMUM 1. Latar Belakang U ndang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengamanatkan bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah untuk jangka panjang 20 tahun (RPJPD), rencana pembangunan daerah jangka menengah 5 tahun (RPJMD), dan rencana pembangunan jangka pendek/1 tahun (RKPD). Sebagai suatu dokumen resmi rencana daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan, untuk itu maka sesuai amanat dalam kedua undang-undang diatas, Bappeda merupakan institusi yang ditunjuk dan berfungsi sebagai koordinator dalam penyelenggaraan perencanaan daerah yang juga mengkoordinasikan perencanaan- perencanaan yang bersifat sektoral di daerah. 2. Landasan Hukum Kewajiban daerah untuk menyusun RKPD sebagai dasar dan acuan penyusunan RAPBD diamanatkan melalui beberapa peraturan perundangan, antara lain: 1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaen/ Kota; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/ Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 3
  • 23. 3. Fungsi, Kedudukan dan Pendekatan RKPD 3.1. Fungsi RKPD Fungsi RKPD mencakup sebagai berikut: • Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional; • Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; • Mengarahkan proses penyusunan RENJA dan RKA SKPD; • Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD dan APBD; • Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah; • Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target kinerja program pembangunan jangka menengah; • Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur capaian target standar pelayanan minimal dan mengukur kinerja pelayanan SKPD; • Instrumen bagi pemerintah daerah sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ kepada DPRD dan ILPPD kepada masyarakat. • Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat. 3.2. Kedudukan RKPD dalam Sistem dan Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD. Dari segi kerangka waktu, penyusunan dokumen RKPD harus diselesaikan pada setiap bulan Mei, sedangkan dokumen APBD harus sudah disahkan paling lambat tanggal 1 Desember. Substansi RKPD memuat program dan kegiatan SKPD dan dokumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD). 4
  • 24. Pedoman Dijabarkan RPJP RPJM NASIONAL NASIONAL RKP Diperhatikan Pedoman Dijabarkan RPJM Pedoman RPJP RKPD DAERAH Penyusunan DAERAH DAERAH RAPBD 20 Tahun Pedoman Diacu RENSTRA RENJA SKPD Pedoman SKPD 5 Tahun 1 Tahun Bagan 1. Alur Perencanaan Pembangunan Daerah Menurut UU 25/2004 3.3. Pendekatan Perencanaan dalam Penyusunan RKPD Ada lima pendekatan dalam penyusunan RKPD, yaitu pendekatan teknokratis, politis, partisipatif, top-down, dan bottom-up. a. Pendekatan Teknokratis (Strategis dan Berbasis Kinerja) Dokumen RKPD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas dokumen RKPD sangat ditentukan oleh kualitas program dan kegiatan yang diusulkan RKPD dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang disepakati dalam Musrenbang RKPD. Penyusunan RKPD sangat erat kaitannya dengan kompetensi dalam menyusun, mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi capaian program dan kegiatan. Pendekatan teknokratis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Review menyeluruh tentang kinerja pembangunan tahun lalu 2. Rumusan status, kedudukan kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah masa kini 3. Rumusan peluang dan tantangan ke depan yang mempengaruhi penyusunan RKPD 4. Rumusan tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan 5. Pertimbangan atas kendala ketersediaan sumberdaya dan dana (kendala fiskal daerah) 6. Rumusan dan prioritas program dan kegiatan SKPD berbasis kinerja 7. Tolok ukur dan target kinerja capaian program dan kegiatan dengan mempertimbangkan Standar Pelayanan Minimal 8. Tolok ukur dan target kinerja keluaran 9. Tolok ukur dan target kinerja hasil 10. Pagu indikatif program dan kegiatan. 11. Prakiraan maju pendanaan program dan kegiatan untuk satu tahun berikutnya 12. Kejelasan siapa bertanggungjawab untuk mencapai tujuan, sasaran dan hasil, serta waktu penyelesaian, termasuk review kemajuan pencapaian sasaran 5
  • 25. b. Pendekatan Demokratis dan Partisipatif Pendekatan demokratis dan partisipatif bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Identifikasi pemangku kepentingan yang relevan untuk dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan di setiap tahapan penyusunan RKPD 2. Kesetaraan antara para pemangku kepentingan dari unsur pemerintah dan non pemerintah dalam pengambilan keputusan 3. Transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan 4. Keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat, terutama kaum perempuan dan kelompok marjinal 5. Rasa memiliki masyarakat terhadap RKPD 6. Pelibatan media 7. Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang berkualitas dari segi penerapan perencanaan partisipatif 8. Konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan, seperti: perumusan prioritas isu dan permasalahan, perumusan tujuan, strategi, dan kebijakan dan prioritas program c. Pendekatan Politis Pendekatan politis bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Konsultasi dengan Kepala Daerah untuk penerjemahan yang tepat, sistematis atas visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program pembangunan daerah 2. Keterlibatan aktif DPRD dalam proses penyusunan RKPD 3. Jaring aspirasi masyarakat (reses) oleh DPRD merupakan bagian integral dari proses penyusunan RKPD 4. Pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RKPD 5. Pembahasan terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang RKPD yang setelah ditetapkan akan mengikat semua pihak sebagai acuan dalam penyusunan RAPBD d. Pendekatan Bottom-up Pendekatan bottom-up bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat konsistensi dengan visi, misi, dan program Kepala Daerah Terpilih 2. Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan masyarakat tentang prioritas pembangunan daerah 3. Mempertimbangkan hasil Forum SKPD e. Pendekatan Top-down Pendekatan top-down bermakna bahwa RKPD memuat hal-hal sebagai berikut: 1 Sinergi dengan RKP dan RENJA K/L 2 Sinergi dan konsistensi dengan RPJMD maupun RPJPD 3 Sinergi dan konsistensi dengan RTRWD 4 Penanganan masalah dengan pendekatan holistik dan pendekatan sistem. 5 Sinergi dan komitmen pemerintah terhadap tujuan-tujuan pembangunan global seperti Millenium Development Goals (MDGs), Sustainable Development, pemenuhan Hak Asasi Manusia, pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), dan sebagainya. 6
  • 26. 3.4. Tahapan dalam Proses Penyusunan RKPD Secara garis besar, tahapan proses penyusunan RKPD dapat dibagi dalam delapan tahapan utama, yaitu: Tahap 1 Persiapan dan Pada tahap ini dilakukan orientasi mengenai RKPD, Pengorganisasian Para identifikasi para pemangku kepentingan untuk dilibatkan Pemangku Kepentingan dalam proses penyusunan RKPD, pembentukan Tim Penyusun RKPD, Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen, pengumpulan data dan informasi, serta penyusunan daftar isi RKPD. Tahap 2 Penyusunan Rancangan Tahapan ini mencakup kegiatan-kegiatan review RPJMD, Awal RKPD review usulan program dan kegiatan SKPD tahun lalu dan prioritas untuk tahun rencana, analisis isu strategis dan prioritas pembangunan daerah untuk tahun yang direncanakan bersama para pemangku kepentingan terkait, menyusun dokumen rancangan awal RKPD, dan pembahasan rancangan awal RKPD dengan SKPD. Tahap 3 Penyusunan Rancangan Tahapan ini meliputi kegiatan persiapan penyusunan, Renja SKPD kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dan kegiatan penyusunan Rancangan Renja SKPD. Tahap 4 Penyusunan Rancangan Pada tahap ini dilakukan penilaian dan pembahasan atas RKPD rancangan Renja SKPD yang disampaikan Kepala SKPD kepada Bappeda, pengintegrasian rancangan Renja SKPD ke dalam Rancangan Awal RKPD untuk menjadi Rancangan RKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memperoleh masukan dan pertimbangan bagi rancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPD untuk sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbang tahunan daerah, dan penyampaian tembusan Rancangan RKPD kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagai masukan dalam penyusunan RKP Nasional dan RKPD Provinsi. Tahap 5 Musrenbang Tahap ini merupakan pelibatan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan perencanaan, melalui pelaksanaan Musrenbang sejak tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan, Forum SKPD/gabungan SKPD Kabupaten/Kota, Musrenbang Kabupaten/Kota, Forum SKPD/Gabungan SKPD Provinsi, dan Musrenbang Provinsi, sesuai jadwal yang ditetapkan. Tahap 6 Penyusunan Rancangan Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan atas Rancangan Akhir RKPD/Renja SKPD RKPD berdasarkan hasil kesepakatan dalam Musrenbang tahunan daerah dengan tetap memperhatikan rancangan RKP untuk RKPD Provinsi, dan rancangan RKPD Provinsi untuk RKPD Kabupaten/Kota. Tahap 7 Penyiapan dan Penetapan Pada tahap ini dilakukan penyiapan dan penetapan Peraturan RKPD/Renja peraturan Kepala Daerah tentang RKPD dan penyiapan dan SKPD penetapan peraturan Kepala SKPD untuk Renja SKPD. Tahap 8 Pengintegrasian RKPD ke Pada tahap ini RKPD perlu diterjemahkan ke dalam proses dalam Proses penganggaran melalui penyusunan KUA, PPAS, dan RKA Penganggaran Daerah SKPD. 7
  • 27. Bagan 2A memperlihatkan alur proses penyusunan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS, dan APBD. Bagan tersebut menunjukkan kedudukan RKPD dalam proses perencanaan dan penganggaran tahunan daerah, dimana RKPD merupakan acuan penyusunan KUA, PPAS, dan APBD. Bagan 2B memperlihatkan rincian tahapan dan kegiatan dalam proses penyusunan RKPD dan Renja SKPD 8
  • 28. PENYUSUNAN RKPD DAN RENJA SKPD PENYUSUNAN KUA DAN APBD Pedoman Penyusunan APBD Dokumen RKP RPJM-D (PERDA) Penyusunan Rancangan Rancangan KUA Awal RKPD Rancangan Penyusunan Rancangan Rancangan m- 1 Feb RKPD Rancangan PPAS PERKADA tentang Akhir RKPD Penjabaran APBD m- 1 Jun m- 2 Mei m- 1 Mar m- 2 Sept Proses Rancangan Dokumen RKPD Dokumen PERKADA Renja SKPD (Perkada) Kebijakan Umum tentang Tekno- APBD (KUA) RKA- Penjabaran Kratis m- 4 Mei SKPD APBD m- 4 Feb Dokumen Prioritas Renja m- 4 Des Renstra & Plafon Anggaran SKPD SKPD Sementara Rancangan PERDA (Peraturan (PPAS) PERDA tentang tentang Kepala APBD APBD SKPD) Dokumen Renja SKPD m- 4 Des (Perka SKPD) m- 4 Mei Penetapan Nota Kesepakatan Pembahasan Penetapan Kepala Pembahasan Penetapan SE Ranperda APBD Peraturan Kep. Kebijakan Umum KaDa ttg Daerah tentang Perda KUA & PPAS oleh Pemda dan Daerah ttg RKPD APBD APBD dan Perkada 9 (TAPD & Pedoman DPRD m- 4 Mei Penyusunan Penjabaran APBD Panggar Proses Penetapan Nota Kesepakatan RKA-SKPD m- 2 Okt m- 3 Des DPRD Legis- Peraturan Kep. PPAS SKPD ttg Renja m- 2/3 Jul m- 1 Agt Keputusan Evaluasi Ranperda lasi/ m- 4 Jul Bersama Kepala SKPD APBD dan Ranpekada Politis Daerah dan m- 4 Mei DPRD thdp Penjabaran APBD oleh Ranperda APBD Gubernur m- 1 Des m- 2 Des Pembahasan Musrenbang Konsultasi dgn Delegasi Konsultasi Publik Forum SKPD Daerah/RKPD Peserta Musrenbang Ranperda APBD Proses Sosialisasi m- 1 Mar m- 3 Mar Ranperda (RAPBD) Partisi- kepada patif Musrenbang Masyarakat Kecamatan m- 3 Feb Musrenbang Desa/Kel. m- 4 Jan Bagan 2A. Alur Penyusunan RKPD, Renja SKPD, KUA, PPAS dan APBD Keterangan: m Batas waktu penyelenggaraan pada minggu ke..... -----> Konsultatif/Sosialisasi
  • 29. 10 Bagan 2B. Proses Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Dokumen Rencana Kerja SKPD ( Renja SKPD)
  • 30. 4. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pedoman 4.1. Tujuan dan Sasaran Pedoman Pedoman ini dirancang untuk membantu Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajibannya yang ditentukan oleh peraturan perundangan tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah provinsi/kabupaten/kota. Pedoman ini ditujukan untuk memperjelas tahapan, langkah-langkah, dan substansi untuk penyusunan RKPD dan Renja SKPD, termasuk pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Pedoman ini dirancang dengan pendekatan seluwes mungkin sehingga daerah dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kondisi dan perkembangan kemampuan perencanaan di masing-masing daerah, namun tetap mengindahkan ketentuan- ketentuan yang bersifat prinsip sebagaimana terkandung dalam Undang-undang 25/2004, PP-8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). 4.2. Ruang Lingkup dan Substansi Pedoman Pedoman penyusunan RKPD secara umum merupakan pedoman bagi daerah kabupaten/ kota maupun provinsi yang berisikan mengenai tata cara penyusunan dokumen RKPD mulai dari tahap persiapan, penyiapan dan penetapan RKPD dalam bentuk Peraturan Kepala Daerah, hingga proses pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran tahunan daerah. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan tahunan daerah (Musrenbangda) merupakan bagian dari proses penyusunan RKPD. Oleh karena itu pedoman ini mencakup juga hal-hal pokok/prinsip-prinsip dalam pelaksanaan musrenbang tahunan daerah mulai dari musrenbang desa/kelurahan sampai dengan musrenbang Provinsi. Pengaturan penyelenggaraan Musrenbang secara lebih lebih terinci akan diatur dalam Permendagri tersendiri tentang Musrenbang. 5. Sistimatika Pedoman Pedoman penyusunan RKPD ini secara garis besar terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu: A. UMUM Merupakan pengantar bagi pengguna pedoman untuk memahami filosofi dan latar belakang penyusunan RKPD, substansi utama RKPD, pendekatan perencanaan, serta keterkaitan dokumen RKPD dengan dokumen lainnya. 11
  • 31. B. PROSES PENYUSUNAN RKPD Berisikan penjelasan singkat tentang tahapan-tahapan dalam penyusunan RKPD dilengkapi dengan bagan alir penyusunan RKPD. C. TEKNIS PENYUSUNAN RKPD Berisikan pedoman langkah-langkah dalam rangka menyusun dokumen, mulai dari tahap persiapan dan pengorganisasian para pemangku kepentingan, penyusunan rancangan RKPD/Renja SKPD, hal-hal pokok dan prinsip-prinsip penyelenggaraan Musrenbang, penyusunan Rancangan Akhir RKPD/Renja SKPD, penyiapan dan penetapan RKPD/Renja SKPD, dan pengintegrasian RKPD ke dalam proses penganggaran daerah. D. PENUTUP Berisikan kaidah-kaidah dalam menggunakan pedoman penyusunan dokumen RKPD. Pedoman teknis penyusunan RKPD diupayakan agar lebih bersifat operasional, sehingga mudah diikuti para pengguna, untuk keperluan itu juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran teknis dan matriks/tabel-tabel untuk mempermudah kajian. 12
  • 33. 14
  • 34. BAGIAN B: PROSES PENYUSUNAN RKPD 1. PERSIAPAN DAN PENGORGANISASIAN PEMANGKU KEPENTINGAN K ualitas suatu perencanaan akan dipengaruhi oleh sejauhmana kematangan dalam tahap persiapan, sedangkan legitimasinya dari sisi partisipasi ditentukan oleh seberapa jauh keterlibatan para pemangku kepentingan. Tahapan persiapan dan pengorganisasian pemangku kepentingan meliputi : orientasi mengenai RKPD, identifikasi para pemangku kepentingan untuk dilibatkan dalam proses penyusunan RKPD, pembentukan Tim Penyusun RKPD, Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokumen RKPD, pengumpulan data dan informasi, serta penyusunan daftar isi RKPD. 1.1. Orientasi RKPD Kesamaan pemahaman merupakan salah satu syarat pencapaian kesepakatan untuk tujuan bersama. Oleh karena itu, maka dalam penyusunan RKPD perlu dilakukan orientasi bagi pihak-pihak yang terkait, baik yang menyangkut proses dan pendekatan perencanaan maupun berkaitan dengan substansi perencanaan itu sendiri. Adapun proses orientasi mengenai RKPD, adalah sebagai berikut: Langkah-1 : Membentuk tim inti penyusun RKPD yang anggotanya berasal dari unsur Bappeda Langkah-2 : Mempelajari peraturan perundangan yang terkait dengan penyusunan RKPD Langkah-3 : Menyusun jadwal/agenda, bahan presentasi dan narasumber untuk kegiatan orientasi RKPD (dari unsur Bappeda, atau bila dipandang perlu dapat mengundang narasumber dari luar daerah yang memahami betul tentang RKPD). Langkah-4 : Melakukan lokakarya/workshop orientasi dengan mengundang seluruh SKPD, DPRD, Perguruan Tinggi dan unsur LSM yang relevan untuk mengikuti orientasi. Langkah 5 : Menyusun kesepakatan bersama mengenai pokok-pokok yang perlu dilakukan dalam penyusunan RKPD, baik yang menyangkut proses penyusunan, substansi utama, pendekatan RKPD, maupun rancangan sementara agenda penyusunan dokumen RKPD. 1.2. Identifikasi Pemangku Kepentingan Identifikasi para pemangku kepentingan dimaksudkan untuk mencari siapa dan dari unsur mana yang memiliki kompetensi untuk dilibatkan secara aktif dalam proses penyusunan RKPD. Untuk itu, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: Langkah-1 : Menyusun inventarisasi daftar perguruan tinggi, asosiasi-asosiasi, LSM dan individu yang memiliki kompetensi dalam perencanaan pembangunan. Data dapat bersumber dari Bappeda sendiri, Kesatuan Bangsa, atau sumber lainnya. 15
  • 35. Langkah-2 : Melakukan kajian pengalaman dari institusi atau individu yang terdaftar dan selanjutnya menentukan siapa individu atau institusi yang cocok untuk dilibatkan sebagai tim penyusun, fasilitator, narasumber, advisor atau sebagai mitra diskusi, dan juga menentukan keterlibatan masing-masing dalam keseluruhan proses penyusunan RKPD. Langkah-3 : Menyiapkan surat permintaan resmi dari Bappeda atau Kepala Daerah untuk pelibatan para pemangku kepentingan dalam proses penyusunan RKPD sesuai peran yang dikehendaki. Langkah-4 : Mengundang para pemangku kepentingan yang relevan dan sesuai perannya dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka penyusunan dokumen RKPD. 1.3. Pembentukan Tim dan Rekrutmen Fasilitator Mengingat RKPD merupakan rencana tahunan daerah yang mencakup seluruh bidang pembangunan di daerah, maka tim penyusun sebaiknya juga melibatkan unsur para pemangku kepentingan di luar Bappeda, misalnya unsur perguruan tinggi, unsur asosiasi/ LSM, dan unsur SKPD lain yang sangat terkait dengan kepentingan RKPD. Untuk lebih efektifnya kerja tim, maka tim penyusun dibagi dalam kelompok-kelompok kerja (POKJA). Dengan demikian, tim penyusun akan terdiri atas Tim Inti dan Kelompok Kerja. Tim Inti sendiri terbagi habis di dalam POKJA. Pembagian pokja perlu diatur berdasarkan fungsi pemerintahan daerah atau gabungan beberapa fungsi yang mempunyai keterterkaitan erat, serta sesuai dengan kebutuhan daerah, sehingga setiap pokja-dalam proses pematangan konsepnya-dapat melakukan diskusi masing-masing secara terpisah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: Langkah-1 : Menentukan pilihan calon-calon anggota kelompok kerja/tim penyusun RKPD dan calon individu/kelompok mitra diskusi yang dinilai potensial berdasarkan hasil kajian identifikasi para pemangku kepentingan. Langkah-2 : Menyusun surat permintaan kesediaan kepada calon terpilih anggota kelompok kerja tim penyusun RKPD melalui atasan calon tersebut, untuk bergabung menjadi anggota kelompok kerja tim penyusun RKPD. Langkah-3 : Untuk hal yang sama, menyusun surat permintaan kesediaan pada calon individu/kelompok untuk dapat berperanserta dalam diskusi-diskusi terfokus yang akan dilaksanakan selama proses penyusunan dokumen RKPD. Langkah-4: Merekrut fasilitator yang kompeten dari unsur pemerintah/non pemerintah, guna memastikan terdapatnya kualitas hasil kesepakatan dan pengambilan keputusan dalam diskusi kelompok terfokus, konsultasi publik, dan musrenbang. Tabel 1 memperlihatkan contoh pengorganisasian dan susunan Tim Penyusun RKPD. 16
  • 36. 1.4. Penyusunan Agenda Kerja Penyiapan Dokumen Penyusunan rencana kerja perlu dilakukan sebagai acuan bagi tim penyusun dalam proses penyiapannya. Rencana kerja mengatur rincian kegiatan apa yang perlu dilakukan (termasuk seluruh kegiatan musrenbang dan forum SKPD), siapa yang melakukan, metoda pelaksanaannya bagaimana, serta kapan kegiatan tersebut akan dilakukan. Langkah-langkah penyusunan rencana kerja secara umum adalah sebagai berikut: Langkah-1 : Menyusun rincian agenda kegiatan yang harus dilakukan dalam proses penyusunan dokumen RKPD dan memberi catatan batas waktu (deadline) pada kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan berdasarkan peraturan perundangan. Lihat Lampiran 1 Contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD Langkah-2 : Merumuskan keluaran/output serta metoda pelaksanaan dari setiap rincian kegiatan tersebut. Langkah-3 : Menyusun matrik rencana kerja yang berisikan rincian kegiatan, keluaran, metoda dan jadwal pelaksanaan Langkah-4 : Menjabarkan rencana kerja penyusunan RKPD tersebut oleh masing-masing Pokja Tabel 2 memperlihatkan contoh Kalender Penyusunan RKPD dan Renja SKPD. 1.5. Pengumpulan Data dan Informasi Setiap usulan program dan kegiatan perlu didukung dengan data dan informasi yang memadai dan akurat dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang dikumpulkan sedemikian rupa sehingga memperlihatkan secara jelas status, kedudukan, capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah. Langkah-1: Menyusun daftar data/informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan RKPD dan menuangkannya dalam bentuk matrik (check list) untuk memudahkan pemantauan. Langkah-2: Melakukan pengumpulan data/informasi dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan Langkah-3: Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel 3 memperlihatkan contoh check list untuk inventarisasi sumber dan jenis data/ informasi yang diperlukan dalam penyusunan RKPD. 17
  • 37. 1.6. Penyiapan Daftar Isi Dokumen RKPD merupakan dokumen yang menjabarkan rencana jangka menengah daerah ke dalam rencana tahunan dan mengimplementasikannya dalam program dan kegiatan tahunan, sehingga akan dijadikan acuan bagi proses penyusunan RAPBD, mulai dari perumusan Kebijakan Umum APBD, penetapan Prioritas dan Plafon Anggaran hingga penyusunan RKA-SKPD dan RAPBD. Oleh karena itu substansi RKPD seyogyanya mampu menjawab kebutuhan materi bagi proses perencanaan dan penganggaran selanjutnya. 2. PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD Rancangan Awal RKPD merupakan kunci penting dalam menentukan kualitas seluruh proses penyusunan RKPD. Rancangan Awal menginformasikan rancangan kerangka ekonomi daerah, arah kebijakan keuangan daerah, arah prioritas pembangunan daerah dan rencana keja program dan kegiatan yang dilengkapi dengan rancangan pagu indikatif untuk setiap SKPD untuk tahun yang direncanakan sebagai acuan bagi setiap SKPD dalam menyiapkan rancangan Renja SKPD. Rancangan Awal RKPD berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan indikatif untuk tahun yang direncanakan. Arah kebijakan keuangan daerah di dalam Rancangan Awal RKPD Provinsi memuat indikasi belanja bagi hasil pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota, indikasi belanja dana dekonsentrasi, indikasi belanja dana sektoral, serta indikasi belanja tugas pembantuan pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan kepada pemerintahan desa, sedangkan arah kebijakan keuangan daerah dalam Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota memuat indikasi belanja bagi hasil pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa serta indikasi bantuan keuangan pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa. Informasi ini sangat berguna sebagai acuan desa dalam menyusun rancangan RKT (Rencana Kerja Tahunan) desa. Di dalam penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan review RPJMD, review usulan program dan kegiatan SKPD dari usulan tahun lalu dan prioritas pembangunan untuk tahun rencana, kajian terhadap RKP, analisis isu strategis dan prioritas pembangunan daerah untuk tahun yang direncanakan bersama para pemangku kepentingan yang terkait, merumuskan rancangan awal RKPD, dan pembahasan rancangan awal RKPD dengan SKPD. Penyusunan Rancangan Awal RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, untuk itu Bappeda membentuk tim penyusun RKPD yang bertugas melaksanakan seluruh proses penyusunan dokumen RKPD. 2.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Awal RKPD Hal prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah: 1. Penyusunan Rancangan Awal RKPD berpedoman pada hasil review RPJMD dan capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, hasil review terhadap usulan-usulan SKPD yang tertuang dalam prakiraan maju yang diajukan tahun sebelumnya, serta memperhatikan perkiraan kemampuan keuangan daerah . 18
  • 38. 2. Substansi utama yang termuat dalam rancangan awal RKPD, meliputi a. Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu b. Rancangan kerangka ekonomi daerah c. Arah kebijakan keuangan daerah, termasuk indikasi belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan. d. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah e. Rencana program dan kegiatan prioritas serta pagu indikatif SKPD 3. Informasi pagu indikatif bagi setiap SKPD dan indikasi belanja bagi hasil serta belanja bantuan keuangan merupakan informasi yang harus disampaikan dalam rancangan awal RKPD. Ketersediaan informasi ini akan sangat dibutuhkan oleh setiap SKPD (dan desa untuk RKPD kabupaten/kota) sebagai acuan dalam merumuskan rancangan rencana kerja SKPD (dan rencana kerja tahunan desa). Pagu indikatif SKPD dan indikasi belanja hibah dan belanja bantuan keuangan tersebut juga berfungsi sebagai koridor pendanaan dalam pembahasan forum SKPD maupun dalam pelaksanaan musrenbang desa dan musrenbang kecamatan, sehingga proses pelaksanaan musrenbang menjadi lebih efektif dan efisien. 4. Pengalokasian besaran pagu indikatif berorientasi pada asas pemenuhan kebutuhan, efisiensi, keadilan, dan penilaian kinerja, serta sinergi sumber-sumber pendanaan. 5. Perhitungan pagu indikatif anggaran program dan kegiatan yang dialokasikan bagi setiap SKPD didasarkan pada kebutuhan SKPD untuk melaksanakan urusan wajib/pilihan pemerintah daerah prioritas sesuai tingkat dan sasaran pelayanan program dan kegiatan. 6. Penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan oleh Tim Inti Penyusunan RKPD dibawah tanggung jawab Bappeda, yang prosesnya dilakukan secara partisipatif. 7. Penyusunan rancangan awal RKPD dapat dimulai segera setelah dicapainya persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah terhadap Ranperda APBD untuk pelaksanaan tahun sebelumnya (sekitar bulan Desember). Selanjutnya, paling lambat pada Minggu ke-3 bulan Januari Rancangan Awal RKPD sudah selesai disusun dan disebarkan kepada setiap SKPD dan unit kegiatan. 2.2. Tata Cara Penyusunan Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah sebagai berikut: 1. Bappeda melakukan review RPJMD untuk melihat seberapa jauh pencapaian target kinerja program; isu dan permasalahan yang dihadapi; dan indikasi prioritas program pada tahun rencana 2. Bappeda melakukan kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD untuk tahun rencana. Kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD ini diambil dari prakiraan maju RKA-SKPD tahun (n+1) dari usulan tahun sebelumnya untuk dikonfirmasi kembali kepada setiap SKPD. 3. Bappeda menyiapkan konsep Surat Edaran Kepala Daerah yang ditujukan kepada seluruh SKPD, berisikan permintaan agar setiap SKPD mengkonfirmasi, mereview atau memperbaiki usulan atas rencana program dan kegiatan tahun rencana yang diajukan pada tahun sebelumnya, dengan memperhatikan prioritas daerah. 4. Kepala Daerah mengeluarkan Surat Edaran untuk seluruh SKPD dengan dilengkapi dengan formulir-formulir isian/matriks rencana program dan kegiatan SKPD yang telah 19
  • 39. disiapkan Bappeda, disertai batas waktu pengembalian formulir isian tersebut kepada Bappeda. 5. Bappeda menerima pengembalian formulir isian rencana program dan kegiatan yang telah dikonfirmasi/ direview/ dievaluasi atau usulan perubahan dari masing-masing SKPD. 6. Bappeda melakukan pengecekan dan perbaikan terhadap matriks-matriks program setiap SKPD berdasarkan pengembalian formulir isian dari SKPD yang disesuaikan dengan hasil review RPJMD, serta hasil monitoring dan evaluasi kinerja pencapaian tahun lalu. 7. Dalam melaksanakan langkah (1), (2), (3), (4) dan (5), secara simultan Bappeda melalui Tim Intinya menyiapkan dokumen Rancangan Awal RKPD secara lengkap dengan menggunakan pedoman sebagaimana dijelaskan dalam Bagian-C. 8. Bappeda bersama Sekda mengundang seluruh Kepala SKPD untuk pembahasan rancangan awal RKPD, guna disepakati sebagai pedoman penyusunan rancangan Renja-SKPD. 9. Bappeda mengirimkan rancangan awal RKPD yang disertai dengan jadwal kalender perencanaan daerah untuk tahun yang direncanakan kepada seluruh SKPD sebagai bahan bagi SKPD untuk menyusun Rancangan Renja SKPD. Rancangan awal RKPD Kabupaten/Kota juga merupakan bahan acuan bagi desa/kelurahan dan kecamatan untuk melakukan Musrenbang desa/kelurahan dan musrenbang kecamatan. 10. Pengiriman rancangan awal RKPD tersebut disertai dengan catatan agar setiap SKPD menyerahkan rancangan Renja SKPD kepada Bappeda sesuai dengan kalender perencanaan yang disampaikan. . Secara diagramatis dapat digambarkan sebagai berikut : Abalisis Kondisi dan Perkiraan Kemampuan Permasalahan Daerha Keuangan Daerah Mutakhir Review RPJMD Rumusan Kebijakan - Prioritas dan Target Penyiapan Rumusan Keuangan Daerah; Program Rancangan Awal Prioritas Program dan - Perkiraaan Capaian RKPD Kegiatan; serta Pagu Indikatif Review Usulan Program dan Kegiatan dari RKA-SKPD Tahun Sebelumnya Bagan 3. Proses Penyusunan Rancangan Awal RKPD Tabel 4 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan untuk mereview realisasi target capaian kinerja RPJMD. Format ini dapat digunakan untuk mengana- lisis kesenjangan pencapaian program/kegiatan, faktor-faktor penyebabnya, dan mengidentifikasi kebutuhan prioritas program dan kegiatan tahun rencana. Tabel 5 kolom 5, 6 dan 7 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan untuk mereview usulan program dan kegiatan SKPD serta prioritas tahun rencana berdasarkan prakiraan maju (n+1) RKPD tahun berjalan. 20
  • 40. 3. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD Rancangan Renja SKPD merupakan rancangan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masing-masing SKPD pada tahun yang direncanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka menunjang pencapaian visi dan misi kepala daerah terpilih. Program dan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD masih bersifat indikatif yang diselaraskan dengan program dan kegiatan prioritas daerah. Pada tahap ini dilakukan kegiatan persiapan penyusunan, kegiatan analisis dan pengkajian dokumen terkait, dan kegiatan penyusunan Rancangan Renja SKPD. Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tanggung jawab masing-masing kepala SKPD yang proses penyusunannya mengacu pada rancangan awal RKPD, untuk itu masing- masing SKPD perlu membentuk tim penyusun Renja SKPD yang bertugas melaksanakan seluruh proses penyusunan dokumen Renja SKPD sampai dengan penyusunan RKA-SKPD. 3.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan Renja SKPD Prinsip-prinsip di dalam penyusunan rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut: 1. Berpedoman pada Renstra SKPD dan mengacu pada rancangan awal RKPD. 2. Penyusunan Renja SKPD bukan kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan rangkaian kegiatan yang simultan dengan penyusunan RKPD, serta merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penyusunan APBD. 3. Substansi rancangan Renja SKPD memuat evaluasi status, kedudukan kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPD terhadap Renstra SKPD; evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu; rumusan tujuan, sasaran, program dan kegiatan; dana indikatif serta sumber dananya dan prakiraan maju. 4. Penyusunan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yang direncanakan mengacu pada ketentuan SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan mempertimbangkan capaian kinerja SPM yang ada (jika SPM untuk kegiatan dimaksud tersedia). 5. Rumusan program/kegiatan di dalam renja SKPD didasarkan atas pertimbangan urutan urusan pelayanan wajib/pilihan pemerintahan daerah yang memerlukan prioritas penanganan dan mempertimbangkan pagu indikatif masing-masing SKPD. 6. Progam/kegiatan dalam RKPD Provinsi dirinci menurut sumber pendanaan yang diusulkan untuk didanai APBD Provinsi, APBN dan sumber lainnya, sedangkan untuk RKPD Kabupaten/Kota dirinci menurut sumber dana APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber dana lainnya. 7. Program dan kegiatan yang direncanakan memuat tolok ukur dan target capaian kinerja, keluaran, biaya satuan per keluaran, total kebutuhan dana, baik untuk tahun n dan tahun n+1. 8. Dibentuknya forum SKPD sebagai forum diskusi, tidak hanya ditujukan untuk pembahasan program dan kegiatan tahunan saja, melainkan juga sebagai sarana diskusi dalam pembahasan berbagai persoalan pembangunan yang terkait dengan bidang SKPD masing-masing. Untuk itu pemilihan peserta forum SKPD harus yang betul-betul memiliki komitmen, serta sesuai dengan kapasitas dan kompetensi menurut bidangnya. 9. Rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota selesai disusun dan disampaikan kepada Kepala Daerah melalui Bappeda paling lambat pada minggu ke-4 bulan Februari, sedangkan untuk Renja SKPD Provinsi paling lambat pada minggu pertama bulan Maret. 21
  • 41. 10. Program dan kegiatan di dalam Renja SKPD Kabupaten/Kota yang diusulkan untuk didanai melalui APBD Provinsi dan APBN, dan/atau usulan program/kegiatan dekonsentrasi, tugas pembantuan dan DAK. Tembusannya disampaikan oleh SKPD Kabupaten/Kota kepada SKPD Provinsi dan Kementerian/Lembaga yang sesuai. 11. SKPD Provinsi melakukan pengkajian terhadap usulan program/kegiatan yang disampaikan SKPD terkait dari kabupaten/kota yang ada di provinsi, selanjutnya dibahas bersama SKPD-SKPD kabupaten/kota tersebut dalam forum SKPD Provinsi untuk menentukan kesepakatan prioritas terhadap program/kegiatan yang diusulkan untuk didanai APBD Provinsi dan/atau APBN. Tabel 5 kolom 1, 2, 3, 4, 8 sampai dengan 14 memperlihatkan contoh format yang dapat digunakan untuk menyusun rancangan program dan kegiatan RKPD/Renja SKPD 3.2. Tata Cara Penyusunan 3.2.1. Kegiatan Persiapan: Kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD dapat dilakukan sebelum Rancangan Awal RKPD diterima SKPD, atau segera setelah RAPBD tahun sebelumnya disahkan menjadi APBD (awal Desember). Langkah-langkah pada Kegiatan Persiapan mencakup: 1. Melakukan identifikasi para pemangku kepentingan Identifikasi dan seleksi para pemangku kepentingan yang akan dilibatkan sebagai peserta forum SKPD, dan/atau yang akan dipilih sebagai anggota Tim Penyusun Renja SKPD, mencakup individu ataupun lembaga yang dinilai kompeten, relevan, dan representa- tive. Jika kegiatan ini telah dilakukan pada waktu penyusunan Renja tahun sebelumnya, maka pada langkah ini cukup mereview dan melakukan perubahan yang diperlukan berdasarkan masukan tahun sebelumnya. 2. Pembentukan Tim Penyusun Renja SKPD Pada langkah ini selain membentuk Tim Penyusun Renja SKPD disarankan pula untuk menetapkan fasilitator untuk membantu proses pelaksanaan perencanaan partisipatif yang efektif dan efisien. Tim yang dibentuk diusahakan melibatkan anggota dari unsur LSM yang memiliki kompetensi dan komitmen. Tim penyusun Renja SKPD, dapat dibentuk untuk masa waktu beberapa tahun, dan dapat juga sekaligus dirangkap/ merangkap Tim penyusun Renstra SKPD. Jika tim telah terbentuk pada tahun sebelumnya, maka jika diperlukan dapat direview kembali. 3. Penyiapan Kelembagaan Forum SKPD Pada langkah ini dilakukan penyiapan kelembagaan forum SKPD yang pesertanya merupakan perwakilan para para pemangku kepentingan yang memiliki relevansi dan kompetensi khusus serta punya komitmen dengan SKPD yang bersangkutan. Jika kelembagaan forum SKPD ini sudah terbentuk, maka tinggal dilanjutkan. 4. Pengisian Formulir (Isian) Pada langkah ini Tim Penyusun Renja SKPD melakukan konfirmasi terhadap formulir 22
  • 42. isian/matrik yang disampaikan oleh Kepala Daerah tentang usulan program dan kegiatan yang diajukan SKPD tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan maju serta menyerahkan formulir isian yang telah dilengkapi dan telah direview kepada Bappeda. 5. Penyusunan Rencana Kerja Tim untuk Penyusunan Renja SKPD Tim Penyusun Renja SKPD menyusun rencana kerja untuk penyusunan Renja SKPD serta menyiapkan outline atau daftar isi Renja SKPD dengan lampiran berupa format kegiatan yang akan dianggarkan. Format kegiatan yang akan dianggarkan tersebut menggunakan format sesuai ketentuan yang diatur dalam PERMENDAGRI No 59/2007 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13/2006. 6. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Kementrian/Lembaga (K/L) Terkait Tim Penyusun Renja SKPD meminta/mengumpulkan informasi atau berkonsultasi dengan K/L sehubungan dengan rancangan Renja K/L untuk bidang/sektor terkait di provinsi dan kabupaten/kota. 7. Kompilasi Informasi/Konsultasi dengan Provinsi Terkait Tim Penyusun Renja SKPD kabupaten/kota meminta/mengumpulkan informasi atau berkonsultasi sehubungan dengan rancangan Renja SKPD Provinsi untuk bidang/sektor terkait. Tabel 6 memperlihatkan Prototype Daftar Isi Rancangan Renja SKPD 3.2.2. Kegiatan Analisis dan Pengkajian Dokumen: Merupakan kegiatan pengkajian terhadap dokumen program/kegiatan yang terkait langsung dengan penyusunan Renja SKPD dalam rangka koordinasi dan sinergi program/kegiatan SKPD. Kegiatan dapat dilaksanakan sebelum rancangan awal RKPD diterima. Langkah-langkah pada kegiatan analisis dan pengkajian dokumen ini mencakup: 1. Melakukan Kajian terhadap Rancangan Awal RKP Nasional (dan RKPD Provinsi) Langkah ini dimaksudkan untuk melihat arahan dan prioritas program/kegiatan yang terkait SKPD yang bersangkutan. 2. Review RPJM Nasional dan RPJM Provinsi Melakukan identifikasi arahan dan prioritas RPJM Nasional untuk diakomodasikan dalam penyusunan Renja SKPD Provinsi. Untuk Renja SKPD Kabupaten/Kota juga perlu mengidentifikasi arahan dan prioritas RPJM Provinsi atau dari Renja SKPD Provinsi tahun yang direncanakan (jika telah disusun), untuk diakomodasikan dan disinergikan dalam penyusunan Renja SKPD Kabupaten/Kota. Jika belum diperoleh informasi untuk tahun yang direncanakan, maka dapat diidentifikasi dari RKP/RKPD Provinsi tahun lalu. 3. Kajian terhadap RPJM Daerah dan Renstra SKPD Melakukan evaluasi status capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan SKPD terhadap RPJM Daerah dan program dan kegiatan dalam Renstra SKPD pada tahun rencana, sesuai Tupoksi SKPD dalam rangka mencapai sasaran hasil pembangunan tahun rencana 4. Kajian dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan SKPD Melakukan kajian dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan SKPD tahun lalu dan tahun berjalan, evaluasi pencapaian SPM serta review terhadap kebutuhan pro- 23
  • 43. gram dan kegiatan yang diusulkan tahun sebelumnya dalam rangka prakiraan maju pada program/ kegiatan (n + 1) 5. Meminta/menerima Rancangan Awal RKPD secara resmi dari Bappeda 3.2.3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Renja SKPD: Kegiatan ini dilaksanakan setelah SKPD menerima secara resmi dokumen Rancangan Awal RKPD dari Bappeda. Langkah-langkah pada kegiatan penyusunan rancangan Renja SKPD mencakup: 1. Mengidentifikasi realisasi target capaian kinerja program dan kegiatan SKPD tahun lalu dan dibandingkan terhadap sasaran dan target Renstra SKPD dan RPJMD pada tahun bersangkutan. 2. Merumuskan program/kegiatan pelayanan wajib/pilihan SKPD sesuai skala prioritasnya untuk pencapaian sasaran dan target Renstra SKPD maupun RPJMD. 3. Mengkaji rancangan awal RKPD program/kegiatan apa saja yang sesuai dengan kebutuhan dan lakukan pengecekan apakan program/kegiatan yang merupakan kegiatan lanjutan dan/atau prioritas SKPD sudah termuat dalam rancangan awal RKPD. Jika belum termuat, maka perlu diberi catatan penting pada rancangan awal tersebut. 4. Mengidentifikasi program dan kegiatan RKPD yang bersifat lintas SKPD dan memerlukan koordinasi dalam penyusunan program dan kegiatan. 5. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan SKPD ke dalam rancangan Renja SKPD Kabupaten/Kota, sedangkan untuk rancangan Renja SKPD Provinsi, dilakukan kajian atas usulan yang disampaikan dari SKPD kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan hasil kesepakatan Musrenbang Kabupaten/Kota. 6. Merumuskan perubahan atau revisi atas program dan kegiatan SKPD yang tertulis dalam RKPD dengan merinci tambahan atau koreksi terhadap rencana kegiatan SKPD yang tercantum dalam rancangan awal RKPD. 7. Menyiapkan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD untuk mendapatkan kesepakatan susunan prioritas kegiatan dan program dalam format rencana kerja RKPD bagi setiap SKPD. Dalam keadaan terdapat kegiatan usulan masyarakat yang mendesak dan tidak atau belum termasuk dalam salah satu program dan kegiatan RKPD yang sudah dirancang maka kepala SKPD menambahkan program dan kegiatan tambahan ke dalam Renja SKPD yang sudah dirancang tersebut. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan besaran pagu indikatif setiap SKPD yang ditentukan dalam rancangan awal RKPD. 8. Merumuskan kembali usulan program dan kegiatan SKPD untuk tahun yang direncanakan dalam bentuk rancangan Renja SKPD, dengan memperhatikan prioritas daerah, kesinambungan program dan kegiatan SKPD serta pagu indikatif yang telah dicanangkan dalam rancangan awal RKPD. Format usulan memperhatikan format RKA- SKPD. 9. Rancangan Renja SKPD Provinsi memuat hasil identifikasi program dan kegiatan, dirinci menurut kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan serta perkiraan alokasi sumber pendanaan dari APBD kabupaten/kota, APBD Provinsi, APBN dan sumber pendanaan lainnya. 24
  • 44. 10. Rancangan Renja SKPD kabupaten/kota juga memuat hasil identifikasi program dan kegiatan SKPD Provinsi yang berasal dari RPJM Propinsi dan/atau dari Renja SKPD Provinsi untuk tahun rencana atau dari prakiraan maju APBD Provinsi tahun sebelumnya. 11. Tembusan rancangan Renja SKPD kabupaten/kota disampaikan kepada SKPD Provinsi dan Kementerian/Lembaga terkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk ditangani dan/atau dibiayai provinsi dan pemerintah pusat melalui dana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, DAK dan Dana Otsus), dan/ atau APBD Provinsi. 12. Untuk Renja SKPD provinsi, tembusannya disampaikan kepada Kemeterian/Lembaga terkait, khususnya daftar program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk ditangani dan/atau dibiayai pemerintah pusat melalui dana APBN (dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, DAK dan Dana Otsus). Skematis proses penyusunan Rancangan Renja SKPD dapat digambarkan sebagai berikut : Review Rancangan Review Awal RKPD Renstra SKPD Identifikasi Program/ Kegiatan terkait SKPD Evaluasi Capaian Program/Kegiatan Kinerja Pelayanan SKPD Berdasarkan Rumusan Wajib/Pilihan Skala Prioritas Rancangan SKPD terhadap Renja SKPD Target Renstra SKPD Usulan Hasil Identifikasi Program Musrenbang dan dan Kegiatan yang Forum ditangani Pusat Bagan 4. Proses Penyusunan Rancangan Renja SKPD 25
  • 45. 4. PENYUSUNAN RANCANGAN RKPD Merupakan tahap lanjutan, berupa kajian dan pembahasan atas rancangan Renja SKPD yang diintegrasikan dengan Rancangan Awal RKPD untuk disperbaiki menjadi Rancangan RKPD, pembahasan dengan para pemangku kepentingan terkait untuk memperoleh masukan dan pertimbangan bagi rancangan RKPD, penyiapan ringkasan Rancangan RKPD sebagai bahan pembahasan dalam Musrenbang tahunan daerah. Ringkasan rancangan RKPD Provinsi disampaikan kepada Bappenas, sedangkan ringkasan RKPD Kabupaten/Kota disampaikan kepada Bappenas dan Bappeda Provinsi sebagai masukan dalam penyusunan RKP Nasional dan/atau RKPD Provinsi. Rancangan RKPD merupakan integrasi dan harmonisasi antara rancangan awal RKPD dengan rancangan Renja setiap SKPD yang telah mendapatkan konfirmasi dan review dari setiap SKPD. Penyusunan Rancangan RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, dan materi program/kegiatan yang termuat merupakan bahan utama dalam penyelenggaraan musrenbang tahunan daerah. 4.1. Prinsip-prinsip Penyusunan Rancangan RKPD Prinsip-prinsip penyusunan Rancangan RKPD mencakup: 1. Merupakan proses tindak lanjut dan kesinambungan dari penyusunan rancangan awal RKPD dan penyusunan Renja SKPD. 2. Substansi pokok rancangan RKPD meliputi : evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya; rancangan kerangka ekonomi daerah; arah kebijakan keuangan daerah; prioritas dan sasaran pembangunan daerah; rencana program dan kegiatan prioritas yang dilengkapi dengan pagu indikatif. 3. Menjamin konsistensi program dan kegiatan SKPD terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan prioritas pembangunan daerah. 4. Setiap prioritas pembangunan daerah memiliki maksud mencapai sasaran hasil pembangunan jangka menengah daerah yang terukur dan jelas indikatornya. 5. Menjamin kesinambungan, efisiensi dan efektifitas program/kegiatan yang telah dibangun pada tahun-tahun sebelumnya. 6. Penyelesaian dokumen Rancangan RKPD paling lambat pada minggu ke-2 bulan Maret. 4.2. Tata Cara Penyusunan Tata cara penyusunan Rancangan RKPD adalah sebagai berikut: 1. Bappeda menerima secara resmi naskah rancangan Renja-SKPD yang disampaikan oleh Kepala SKPD 2. Menilai dan membahas konsistensi rancangan Renja-SKPD dengan SKPD yang bersangkutan terhadap tugas dan fungsinya, serta terhadap prioritas pembangunan daerah yang sudah dicanangkan. 3. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan-kegiatan yang merupakan lintas SKPD 26