SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  104
Télécharger pour lire hors ligne
Seri Manual
Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan

Manual
Penyusunan Memorandum Program
Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota




2011
Seri Manual
Pengembangan Strategi Sanitasi Permukiman


Manual
Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi
(MPSS) Kabupaten/Kota



2011




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi       ii
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi   iii
Kata P
     Pengantar

Penyusuunan Memorandum Pro     ogram Sekto Sanitasi merupakan tahap ke-4 (empat) da enam
                                          or        m                               ari
tahapan pelaksanaa Program P
       n           an          Percepatan Pembanguna Sanitasi P
                                                    an         Permukiman (PPSP). Tah
                                                                          n         hapan ini
pada da asarnya mer rupakan pennjabaran leb lanjut dari tahap k
                                          bih                             Penyusunan Strategi
                                                              ke-3, yakni P
Sanitasi Kabupaten n/Kota (SSK yang telah dilaksanakan ole masing-masing Pem
                               K),                            eh                    merintah
Kabupat ten/Kota pes
                   serta Program PPSP.
                               m

Manual Memorand   dum Program ini meru
                             m         upakan pandduan tentan proses d
                                                             ng         dan langkah h-langkah
penyusuunan Dokum men Memor  randum Proogram Sekto Sanitasi (MPSS) mu
                                                  or                    ulai dari koonsolidasi
kelembaagaan Pokja AMPL/Sanita pemiliha dan penet
                             asi,      an         tapan progra dan kegia
                                                             am         atan sanitasi prioritas
untuk liima tahun mendatang, penyusuna program dan penganggaran unt
                                       an                                tuk kegiatan jangka
                                                                                     n
meneng gah dan ta ahunan, keggiatan kons
                                       sultasi dan penyepaka atan program baik di tingkat
kabupatten/kota, pr
                  rovinsi mau
                            upun nasionnal, dan penulisan dokkumen MPS Manual ini juga
                                                                        SS.
menjelaskan menge enai tata ca Pelaksan
                             ara        naan Studi dan Disain, Monitoring dan Evalu
                                                                        g           uasi, dan
penyusuunan Rencan Impleme
                  na        entasi Tahun
                                       nan yang haarus dilakuk
                                                             kan secara b
                                                                        berkelanjuta setiap
                                                                                    an
tahun.

Manual ini dihara  apkan dapa menjadi pedoman atau panduan bagi semua piha yang
                              at                                                      ak
berkepeentingan dala proses p
                    am        pemrograman dan penga  anggaran ke
                                                               egiatan pembbangunan saanitasi di
tingkat P
        Pusat, Provin dan Kab
                    nsi,      bupaten/Kota. Dengan Manual ini diharapkan Ka
                                                    M                      abupaten/Ko dapat
                                                                                     ota
menghasilkan sebua dokumen yang berk
                    ah         n         kualitas, kom                     utuhan daerah, dan
                                                     mprehensif, sesuai kebu
dapat d dipertanggunngjawabkan dari sisi t
                                         teknis maup pun dari asspek lain sseperti pem
                                                                                     mbiayaan,
kelemba agaan, dan kebijakan.

Dengan panduan ya menuntu pengguna
                ang      un        anya langkah          kah, diharapkan dapat dihasilkan
                                              h-demi langk
sebuah d
       dokumen Memorandum Program ya siap dilak
                        m          ang        ksanakan.


Jakarta, Juni 2011




        yukrul Amien
Ir. M. Sy          n
Direktur Pengemban
        r          ngan PLP
Direktor Jenderal C
        rat        Cipta Karya
Kementrian Pekerjaa Umum
                   an




Manual Mem
         morandum Progr Sektor Sanita
                      ram           asi                                                       iv
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi   v
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Singkatan

Bagian 1: Pendahuluan                                                           1
1.   Memorandum Program Sektor Sanitasi dalam Konteks Perencanaan Strategis     2
2.   Tujuan Manual                                                              5
3.   Kelompok Sasaran Manual                                                    6
4.   Diagram Alir Memorandum Program                                            7

Bagian 2: Manual Memorandum Program                                             15
1.   Manual MP-01 : Konsolidasi Kelembagaan                                     16
2.   Manual MP-02 : Penetapan Program Prioritas                                 23
3.   Manual MP-03 : Internalisasi Program Prioritas                             38
4.   Manual MP-04 : Pemrograman dan Penganggaran Jangka Menengah                41
5.   Manual MP-05 : Pemrograman dan Penganggaran Tahunan                        51
6.   Manual MP-06 : Komitmen atas Program dan Anggaran                          54
7.   Manual MP-07 : Penulisan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS)         57

Bagian 3: Manual Pelaksanaan Studi dan Disain, Monev dan Pemutakhiran Rencana
Implementasi Tahunan                                                            61
8. Manual MP-08 : Pelaksanaan Studi dan Disain Teknis                           62
9. Manual MP-09 : Monitoring dan Evaluasi                                       67
10. Manual MP-10 : Pemutakhiran Rencana Implementasi Tahunan                    70

Lampiran-lampiran                                                               75
A.   Daftar Isi Dokumen MPSS                                                    76
B.   Form Tabel Program dan Kegiatan                                            79
C.   Daftar Program/Kegiatan yang dapat dibiayai APBN                           81
D.   Jadual dan Penanggung Jawab Penyusunan Dokumen MPSS                        83
E.   Pedoman Survei dan Pengumpulan Data untuk MPSS                             85




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                            vi
Daftar Singkatan

AMDAL                      :    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
AMPL                       :    Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBN                       :    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBD                       :    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BABS                       :    Buang Air Besar Sembarangan
BAPPEDA                    :    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPENAS                   :    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
DAK                        :    Dana Alokasi Khusus
DAU                        :    Dana Alokasi Umum
DED                        :    Detailed Engineering Design
FS                         :    Feasibility Study
IPAL                       :    Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLT                       :    Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
KAK                        :    Kerangka Acuan Kerja atau TOR (Terms of References)
KLH                        :    Kementrian Lingkungan Hidup
K/L                        :    Kementrian dan Lembaga
KMW                        :    Konsultan Managemen Wilayah
KPS                        :    Kemitraan Pemerintah dan Swasta
KSM                        :    Kelompok Swadaya Masyarakat
LARAP                      :    Land Acquisition and Resettlement Plan
LSM                        :    Lembaga Swadaya Masyarakat
MCK                        :    Mandi Cuci dan Kakus
MONEV                      :    Monitoring dan Evaluasi
MPSS                       :    Memorandum Program Sektor Sanitasi
Musrenbang                 :    Musyawarah Perencanaan Pembangunan
PHBS                       :    Pola Hidup Bersih dan Sehat
PHLN                       :    Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri
PIU                        :    Project Implementing Unit
PMU                        :    Project Management Unit
POKJA                      :    Kelompok Kerja
PPLP                       :    Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
PPSP                       :    Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
Renja                      :    Rencana Kerja
Renstra                    :    Rencana Strategis
RKA                        :    Rencana Kegiatan dan Anggaran
RKPD                       :    Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPJMD                      :    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPIJM                      :    Rencana Program Investasi Jangka menengah
RPJMN                      :    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                             vii
3R                         :    Reduce, Reuse and Recycle
Sanimas                    :    Sanitasi berbasis Masyarakat
SKPD                       :    Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPAL                       :    Sistem Penyaluran Air Limbah
SPAM                       :    Sistem Penyediaan Air Minum
SPM                        :    Standar Pelayanan Minimum
SSK                        :    Strategi Sanitasi Kota
TAPD                       :    Tim Anggaran Pemerintah Daerah
TPA                        :    Tempat Pemrosesan Akhir
TPS                        :    Tempat Penampungan Sementara
TPST                       :    Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
TTPAMS                     :    Tim Teknis Pembangunan Air Minum dan Sanitasi (dahulu TTPS)




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                     viii
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi   ix
Manual Memorandum Program
Sektor Sanitasi (MPSS) Kabupaten/Kota



Pendahuluan
1.
1        Memora
              andum Progra dalam Kon
                         am        nteks Perenca
                                               anaan Strateg Sanitasi
                                                           gis

1.1
1        Latar Belakang

         Penyusuna Memorandum Program Sekt Sanitasi (MPSS)
                   an              m               tor
         merupaka suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusun
                  an               n               s               nan
         Strategi Sa
                   anitasi Kabupaten
                                   n/Kota (SSK) dan sebelum dimulain
                                                                   nya
         pelaksanaan pembangunan (implementasi). Penyusunan MP
                                   n                               PSS
         ini dimaksudkan untuk m   mempertegas pro ogram/kegiatan aapa
         yang akan dilaksanakan s
                   n               selama 1-5 tahun mendatang, b  baik
         tentang lookasi, pelaksana kegiatan, waktu pelaksanaan, bia
                                                                   aya
         yang dibuutuhkan, dan yan paling penting kepastian sumb
                                   ng              g,              ber
         dananya.

         MPSS me  erupakan penjaba aran lebih lanjut dari program d
                                                    t                dan
         kegiatan yang telah dit    tetapkan dalam Strategi Sanit
                                                   m                  tasi
         Kabupaten n/Kota (SSK). SS lebih fokus pada program d
                                   SK                p               dan
         kegiatan d bagaimana c
                   dan             cara mencapai tuujuan pembangun   nan
         sanitasi da
                   alam 5 tahun me endatang sesuai dengan visi dan m
                                                    d                misi
         sanitasi k
                  kabupaten/kota. Sedangkan MPSS lebih fokus pa
                                                    S                 ada
         bagaimana memastikan st   trategi tersebut berjalan, khususn
                                                     b                nya
         dengan sk kenario strategi pendanaannya. SSK adalah tenta
                                                     S                ang
         perumusan strategi sanitasi, sedangkan MPSS adalah tenta     ang                                     Gambar 1 Tahapan PPSP

         bagaimana melaksanakan strategi ters
                                    n               sebut (strategy implementation) guna menc         capai
         tujuan/sassaran yang telah ditentukan dengan mempert        timbangkan sega kemampuan dan
                                                                                       ala
         sumberdaya yang ada (keu  uangan, kelembag  gaan, SDM, dll), baik di tingkat Pu
                                                                                       usat, Daerah mau
                                                                                                      upun
         masyaraka Untuk jelasnya dapat dilihat pad gambar beriku ini.
                   at.             a                 da              ut




Manual Memorandum Pro
M                   ogram Sektor Sanitasi                                                                                             2
Kegiatan implementasi Strategi dalam Program PPSP
         berjalan seiring dengan kegiatan:
         • Kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan
         • Pengembangan kelembagaan dan peraturan
         • Pemantauan, pembimbingan, evaluasi dan pembinaan

         Adanya dukungan kegiatan tersebut di atas diharapkan
         dapat     mempercepat       dan   memudahkan        proses
         pelaksanaaan/implementasi strategi. Salah satunya adalah
         terlaksananya proses adopsi (buy in) dan meningkatnya
         dukungan para pemangku kepentingan, baik selama
         penyusunan Memorandum Program maupun dalam
         pelaksanaannya nanti. Keberhasilan proses adopsi ini
         membutuhkan beberapa persyaratan, di antaranya
         terjalinnya komunikasi yang efektif antar pemangku                                                Gambar 2 Proses MPSS dan Kiatannya dengan Tahapan PPSP
         kepentingan, adanya kesepahaman atas tujuan dan sasaran
         yang harus dicapai, dan adanya umpan-balik secara berkala atas pencapaian strategi.

         Proses pelaksanaan mencakup formalisasi proses, koordinasi, sinkronisasi, penerjemahan strategi
         menjadi tindakan, mencegah terjadinya penundaan pelaksanaan, dan seterusnya. Sedangkan
         bentuk dukungan yang diharapkan adalah tersedianya sumberdaya manusia yang memadai dan
         terlatih, adanya komitmen dari eksekutif dan para stakeholder sanitasi, alokasi sumberdaya,
         koordinasi yang efektif, budaya kerja, dan sebagainya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar
         berikut.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                                                                      3
Gambar 3 Memorandum Program Sebagai Implementasi Strategi




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                     4
1.2      Definisi Memorandum Program Sektor Sanitasi

         Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) merupakan
         terminal seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor
         sanitasi kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah
         Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat dan masyarakat setempat dalam
         kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai
         sumber: APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, Bantuan
         Luar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun
         masyarakat, dan sebagainya.

         Sebagai suatu terminal, Memorandum Program Sektor       Sanitasi
         (MPSS) akan merangkum masukan dari Strategi             Sanitasi
         Kabupaten/Kota (SSK), Rencana Program Investasi          Jangka
         Menengah (RPIJM), jika memang dokumen ini telah         disusun
         sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya seperti     RTRWK,
         RPJMD, Renstra Kabupaten/Kota, RKA KL, dan lain-lain.

         Memorandum Program merupakan justifikasi dan komitmen
         pendanaan dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat, atau
         dari lembaga lainnya untuk program/kegiatan yang telah                                      Gambar 4 Definisi Memorandum Program
         teridentifikasi. Memorandum Program merupakan landasan bagi
         Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan strategi pembangunan sektor sanitasi dalam
         jangka menengah (5 tahun). Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

         Sebagai landasan pembangunan sanitasi yang mengikat bagi para pemangku kepentingan, maka
         Memorandum Program (MPSS) tersebut harus dilegalisasi/ditandatangani oleh para pihak yang
         berkepentingan, yaitu Bupati/Walikota, Gubernur, dan perwakilan dari Pemerintah Pusat.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                                            5
1.3      Posisi Memorandum Program

         Dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunan sektor
         sanitasi permukiman terdapat 4 kegiatan utama yang saling
         berkaitan, yaitu:
         1. Proses Perencanaan Strategi. Kegiatan ini menitikberatkan
            proses konsolidasi berbagai dokumen strategi dan
            perencanaan pembangunan sanitasi, utamanya adalah
            RPJMD, RPIJM, RKA KL, RTRW, dll. Hasil konsolidasi tersebut
            kemudian dirangkum pada Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota,
            dengan mempertimbangkan hasil analisis komprehensif atas
            kondisi dan permasalahan sanitasi serta kebutuhan
            kabupaten/kota.
         2. Proses Pemrograman atau Memorandum Program. Kegiatan
            pada tahap ini adalah menjabarkan program dan kegiatan
            tiap-tiap subsektor (air limbah, persampahan, drainase, dan
            higiene) dengan mempertimbangkan aspek cakupan
            pelayanan, rencana investasi, kebutuhan studi dan disain
            (baik teknis maupun non-teknis), pengelolaan, Operasi dan                                      Gambar 5 Posisi Memorandum Program
            Pemeliharaan (O&M), dan pendanaan,dll. Memorandum Program yang telah disepakati
            tersebut selanjutnya menjadi bahan pembahasan Anggaran, baik di tingkat Kabupaten/Kota,
            Provinsi, maupun Pusat.
         3. Implementasi. Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan
            kegiatan non-fisik (pengembangan masyarakat, pengembangan kapasitas kelembagaan dan
            SDM, dll).
         4. Monitoring dan Evaluasi (Monev). Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan monitoring dan
            evaluasi berkala terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut di atas (butir 1, 2, dan 3).
            Monitoring dilakukan secara berjenjang sesuai dengan ruang lingkup tugas dan tanggungjawab
            masing-masing, yaitu tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Guna menunjang Monev
            dibutuhkan dukungan Sistem Informasi Manajemen (berbasis web) yang memadai.



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                                           6
1.4      Proses Penyusunan Memorandum Program

         Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) terdiri atas beberapa
         kegiatan utama, yaitu:
         1) Proses Review Dokumen yaitu kegiatan pengkajian beberapa dokumen perencanaan dan
             program pembangunan yang terkait sektor sanitasi, seperti:
             (1) Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Lembaga (RKA-KL) dari Kementrian Kesehatan
             (2) Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Lembaga (RKA-KL) dari Kementrian Dalam Negeri
             (3) Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM bidang Pengembangan PLP/Sanitasi)
             (4) Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang telah disiapkan oleh Pokja Kab/Kota
             (5) Dokumen lainnya, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), RPJMD, dll.

         2) Proses Konsolidasi dan Prioritasi Program dan Kegiatan berdasarkan hasil kajian tersebut di
            atas (butir 1), yang terdiri atas program infrastruktur maupun non-infrastruktur. Hasil dari
            kegiatan ini adalah:
            (1) Daftar Panjang Program dan Kegiatan (long-list)
            (2) Daftar Program dan Kegiatan Prioritas (short-list) yang akan dilaksanakan selama 5 tahun
                mendatang.

         3) Proses Identifikasi Kebutuhan Studi dan Disain Teknis untuk mendukung pelaksanaan Program
            dan Kegiatan tersebut di atas (butir 2), misalnya:
            (1) Master Plan
            (2) Studi Kelayakan
            (3) DED (dilengkapi dengan RAB dan Dokumen Tender)
            (4) Studi Lingkungan (AMDAL), dll.

         4) Proses penyusunan Memorandum Program yang berisikan:
            (1) Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi
            (2) Rencana Implementasi Jangka Menengah
            (3) Rencana Implementasi Tahunan
            (4) Rencana Pengelolaan Program (pengorganisasian, pendanaan, penjadualan, dll)
            (5) Lampiran-lampiran, dan data pendukung



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                  7
Dokumen Memorandum Program ini selanjutnya menjadi acuan dalam proses
         Penganggaran, baik yang dilakukan di tingkat Pusat maupun Daerah. Hasil dari
         proses penganggaran ini adalah (a) kegiatan/proyek disetujui untuk dilaksanakan
         atau (b) ditunda atau tidak dilanjutkan.

         Kegiatan/proyek yang anggarannya telah disetujui dan tersedia kemudian
         dilanjutkan dengan pelaksanaan (implementasi):
         • Pelaksanaan Studi dan Disain Teknis
         • Pembangunan infrastruktur dan non-infrastruktur.

         Bagi kegiatan/proyek yang anggarannya belum tersedia direncanakan untuk
         dilaksanakan pada tahun berikutnya (n+2). Kegiatan-kegiatan ini kemudian masuk
         ke dalam Daftar Tunggu (Waiting List).

         Selama proses tersebut di atas secara berkala dilakukan monitoring dan evaluasi
         (monev). Hasil dan rekomendasi Monev kemudian menjadi masukan bagi
         pemutakhiran dan penyempurnaan Dokumen Memorandum Program untuk tahun
         berikutnya (n+2). Proses ini dilakukan berulang-ulang (repetitive) setiap tahun.

         Hasil monitoring dan evaluasi dari seluruh pelaksanaan kegiatan tersebut di atas
         kemudian dirangkum dalam Laporan Tahunan Sektor Sanitasi (Sanitation Sector
         Annual Progress Report).




                                                                                            Gambar 6 Proses Penyusunan Memorandum Program




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                                                   8
2.       Tujuan Manual
         Manual Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota merupakan pelengkap
         dari Seri Manual PPSP yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan Program Percepatan
         Pembangunan Sanitasi Permukiman. Manual tersebut adalah
         • Manual A : Pengenalan Program dan Pembentukan Pokja
         • Manual B : Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi (Penyusunan Buku Putih)
         • Manual C : Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota
         • Manual D : Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

         Tujuan Manual Memorandum Program adalah sebagai pedoman dalam proses penyusunan
         Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Dengan adanya Manual ini diharapkan proses
         penyusunan dapat berlangsung dengan efisien dan efektif, mampu menghasilkan produk dokumen
         yang baik dan memperoleh dukungan dari pihak-pihak yang berkepentingan, baik di tingkat
         kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah pusat, maupun bagi stakeholder lainnya seperti dunia
         usaha, masyarakat, dan kalangan donor.


3.       Kelompok Sasaran
         Kelompok Sasaran dari Manual Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/
         Kota (MPSS) adalah:

         1. Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota
            Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota, sebagaimana ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota,
            merupakan penanggung jawab utama, koordinator, dan penulis naskah Memorandum Program
            Sektor Sanitasi (MPSS). Pokja Kabupaten/Kota juga bertanggung jawab memutakhirkan
            Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS), khususnya yang terkait dengan Pemrograman
            dan Penganggaran Tahunan. Pokja AMPL/Sanitasi kabupaten/Kota bersama SKPD terkait
            mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan yang akan dibiayai
            oleh APBD Kabupaten/Kota.



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                9
2. Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi
            Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SK Gubernur,
            bertanggung jawab dalam memberikan arahan, saran, masukan, dan mengkoordinasi
            Kabupaten/Kota selama proses penyusunan Memorandum Program. Pokja AMPL/Sanitasi
            Provinsi bersama SKPD terkait bertanggung jawab mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan
            berbagai program dan kegiatan yang akan dibiayai oleh APBD Provinsi.

         3. Pokja AMPL/Sanitasi Nasional
            Pokja AMPL/Sanitasi Nasional bertanggung jawab memberikan arahan, saran, dan masukan
            selama proses penyusunan Memorandum Program. Pokja AMPL/Sanitasi Nasional bersama
            PMU/PIU mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan yang
            akan dibiayai oleh APBN untuk masing-masing Kementrian dan Lembaga.

         4. Satuan Kerja Kementrian/Lembaga (KL)
            Para Satuan Kerja (Satker) Kementerian/Lembaga yang bertanggung jawab dalam memberikan
            masukan, saran, koreksi, dan arahan selama proses penyusunan Memorandum Program Sektor
            Sanitasi.

         5. Pihak Terkait Lainnya
            Sebagai panduan bagi pihak terkait lainnya seperti Tim Konsultan, Pelatih, dan Fasilitator yang
            bertanggung jawab dalam memberikan bantuan teknis, pelatihan, pendampingan dan fasilitasi
            kepada Pokja AMPL/Sanitasi baik di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi maupun nasional.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                     10
4.       Bagan Alir Penyusunan Memorandum Program




     Gambar 7 Bagan Alir Penyusunan Memorandum Program




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                11
Gambar 8 Kaitan antara SSK dengan Memorandum Program




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                  12
Gambar 9 Pelaksanaan Studi dan Disain




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi   13
Gambar 10 Implementasi Kegiatan dan Konstruksi




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi            14
Manual Memorandum Program
Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota



Penyusunan Memorandum Program
Sektor Sanitasi
Manual MP-01: Konsolidasi Kelembagaan


Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman dan komitmen para stakeholder dalam penyusunan Memorandum
Program dan proses penganggaran pembangunan sektor sanitasi.


Deskripsi

Seperti proses penyusunan Buku Putih dan SSK, Kelompok Kerja (Pokja) di kabupaten/kota berperan
penting dalam penyusunan dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Keberhasilan
penyusunan dan kualitas dokumen MPSS ditentukan apakah suatu Pokja memiliki komitmen, kesungguhan,
kesiapan, dan sumberdaya yang memadai untuk mewujudkannya.

Sebelum proses penyusunan MPSS dimulai, pihak-pihak yang berkepentingan di kabupaten/kota harus
memastikan bahwa Pokja memang benar-benar siap secara operasional: memiliki SK yang jelas dan
strukturnya pun sesuai pedoman kelembagaan yang diberikan oleh Ditjen Bina Bangda Kemendagri,
termasuk di dalamnya tersedianya dana operasional untuk tahun berjalan.

Hanya dengan Pokja yang siap sajalah, proses advokasi untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen
stakeholder dalam penyusunan Memorandum Program dan proses penganggaran pembangunan sektor
sanitasi bisa dijamin.

Terwujudnya kesepakatan dan komitmen atas Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi dari para
pemangku kepentingan baik pemerintah kabupaten/kota dan provinsi maupun pusat. Dengan adanya
penandatanganan atau legalisasi dokumen MPSS ini diharapkan penganggaran dan pelaksanaan kegiatan
dapat berlangsung sesuai rencana.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                16
Kegiatan

1.   Advokasi MPSS dalam konteks Program PPSP
2.   Pemeriksaan Status Kelembagaan Pokja AMPL/Sanitasi
3.   Penyusunan dan Distribusi Rencana Kerja Pokja AMPL/Sanitasi
4.   Peningkatan Kapasitas Pokja AMPL/Sanitasi
5.   Komitmen dan Kerangka Legalisasi Dokumen MPSS


Output

1. Masukan dan Penulisan “Bab 1: Pendahuluan” Dokumen MP.
2. Rencana Kerja Pokja dalam Penyusunan MP
3. Dokumen MPSS yang telah ditandatangani oleh para pemangku kepentingan


Penjelasan Kegiatan

1.       Advokasi MPSS dalam Konteks PPSP

         Kegiatan advokasi MPSS dalam konteks PPSP bertujuan untuk memberikan pemahaman MPSS
         kepada Pimpinan Daerah, Kepala SKPD beserta jajarannya, dan stakeholder sektor sanitasi lainnya
         di daerah dengan harapan meningkatnya dukungan dan komitmen mereka selama proses
         penyusunan MPSS. Hal lain yang diharapkan adalah mewujudkan komitmen atas program dan
         kegiatan sanitasi yang akan dilaksanakan selama 5 tahun mendatang.

         Salah satu kegiatan advokasi yang harus dilakukan adalah sosialisasi dan presentasi Tujuan dan
         Manfaat MPSS, dan Proses Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi di Forum SKPD
         Kabupaten/Kota.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                  17
2.       Pemeriksaan Status Kelembagaan Pokja

2.1      Eksistensi Pokja

         Keberadaan Pokja harus dipastikan sebelum kabupaten/kota memulai penyusunan MPSS. Pelajari
         SK Bupati/Walikota tentang Pembentukan Pokja, dan periksa/pastikan apakah:
         • SK tersebut masih berlaku atau sudah berakhir. Jika berakhir, upayakan untuk diperpanjang
             masa berlakunya.
         • Anggaran operasional Pokja telah tersedia dan mencukupi
         • Sarana dan prasarana Pokja telah tersedia dan mencukupi

2.2      Struktur Organisasi

         Pokja juga perlu memastikan apakah struktur organisasi Pokja telah sesuai dengan petunjuk yang
         dikeluarkan Dirjen Bina Bangda Kemendagri (lihat Buku Pedoman Pedoman Penyiapan
         Kelembagaan dan Indikasi Pelaksanaan PPSP). Perlu juga dipastikan bahwa anggota Pokja yang
         ditunjuk/ditugaskan benar-benar siap bekerja. Bila terjadi kekosongan segera cari penggantinya.

2.3      Koordinasi

         Pokja harus memastikan agar koordinasi internal Tim Pokja berjalan dengan baik. Mengidentifikasi
         hambatan-hambatan yang ada dan segera perbaiki. Pokja harus memastikan keefektifan jalur
         komunikasi dan koordinasi dengan berbagai tingkatan pemerintahan seperti: SKPD Kabupaten/Kota
         sendiri, Pokja Provinsi, dan para Satker di Provinsi, serta Pokja Nasional AMPL, khususnya PMU/PIU
         program PPSP.

2.4      Hubungan Stakeholder

         Pokja perlu memeriksa kualitas hubungan Tim Pokja AMPL/Sanitasi dengan para stakeholder
         sanitasi lain seperti: kalangan akademik, swasta, media massa, dan tokoh-tokoh masyarakat.
         Pertahankan jika sudah cukup baik. Perbaiki bila ada hambatan. Pokja juga perlu membangun
         hubungan baik dengan konsultan, fasilitator, dan para pihak yang mendukung PPSP.



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                     18
3.       Penyusunan dan Distribusi Rencana Kerja Pokja

3.1      Penyusunan Rencana Kerja

         Penyusunan Rencana Kerja Pokja mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan Pokja selama
         proses penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS), menyangkut rapat-rapat
         internal, lokakarya, perjalanan dinas, kegiatan konsultasi, koordinasi, dan penulisan dokumen
         MPSS. Pokja perlu melakukan beberapa kegiatan di antaranya adalah:
         • Diskusi internal Pokja AMPL/Sanitasi mengenai rencana kerja
         • Penyusunan Rencana Kerja tahunan
         • Penyepakatan Rencana Kerja yang ditandatangani oleh Ketua Tim Pengarah dan Tim Teknis
             Pokja.

3.2      Distribusi Rencana Kerja

         Rencana Kerja yang telah disusun dan disepakati bersama kemudian didistribusikan kepada pihak-
         pihak terkait dan menjadi pegangan selama proses penyusunan MPSS. Pihak-pihak yang perlu
         mengetahui Rencana Kerja adalah:
         • Kepala SKPD Kabupaten/Kota
         • Pokja Provinsi, SKPD Provinsi, dan Satker APBN di Provinsi
         • Pokja Nasional dan PMU/PIU




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 19
4        Peningkatan Kapasitas Pokja

4.1      Pelatihan

4.1.1    Pelatihan Penyusunan Memorandum Program

         Sebelum mulai menyusun Dokumen MPSS, Tim Pokja diharuskan menguasai beberapa materi
         teknis yang diberikan melalui pelatihan. Di antara materi yang perlu dikuasai Tim Pokja adalah:
         • Pengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi
         • Proses Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS)
         • Proses Penganggaran Kegiatan Sektor Sanitasi
         • Proses Monitoring dan Evaluasi

4.1.2    Pelatihan lainnya (opsional, sesuai kebutuhan Pokja)

         Pelatihan ini merupakan “pilihan” atau “opsional” bagi Tim Pokja. Beberapa alternatif materi
         pelatihan yang disarankan di antaranya:
         • Peningkatan kemampuan advokasi, komunikasi dan kampanye publik
         • Pengembangan manajamen, kerjasama tim, dan kepemimpinan
         • Perencanaan dan Manajemen Keuangan Negara
         • Pembuatan Proposal Proyek atau Project Digest
         • Kemitraan Pemerintah-Swasta, dsb

4.2      Pendampingan

         Selama pelaksanaan tugas Tim Pokja, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, akan
         didampingi oleh fasilitator (Fasilitator Kab/Kota dan Fasilitator Propinsi) dan Tim Tenaga Ahli.

         Fasilitator akan mendampingi Tim Pokja selama proses penyusunan Memorandum Program,
         utamanya pada tahapan:
         • Pengumpulan data dan observasi lapangan
         • Pengkajian dokumen-dokumen perencanaan
         • Proses seleksi dan prioritasi program dan kegiatan


Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                   20
•    Proses pengganggaran melalui APBN dan APBD
         •    Tata cara memperoleh bantuan luar negeri (hibah, pinjaman lunak)
         •    Pengembangan alternatif pendanaan (swasta, masyarakat, lembaga sosial, dll)
         •    Identifikasi kebutuhan Studi dan Disain Teknis yang dibutuhkan

         Sedangkan Tim Tenaga Ahli multidisiplin akan membantu Pokja dalam mendalami aspek-aspek:
         • Teknis (air limbah, drainase, dan persampahan) dan
         • Non-teknis: kelembagaan, keuangan/pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat,
            kemitraan pemerintah-swasta, PHBS, dll.

4.3      Pertukaran Pengalaman

         Dalam rangka memperluas wawasan dan mendapatkan informasi terkini mengenai sanitasi, Pokja
         AMPL/Sanitasi disarankan mengikuti berbagai program pertukaran pengalaman dan jejaring
         (networking), baik yang dilaksanakan oleh PPSP, AKKOPSI maupun institusi lainnya. Beberapa
         program pertukaran yang disarankan di antaranya adalah menghadiri City Sanitation Summits yang
         merupakan Lokakarya Reguler AKKOPSI, Konferensi Sanitasi Nasional, dan sebagainya.

4.4      Rujukan

         Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan mendapatkan informasi terkini mengenai sanitasi,
         Pokja AMPL/Sanitasi disarankan untuk mengakses berbagai rujukan yang tersedia, baik berupa
         panduan, manual, majalah, newsletter, maupun dokumen-dokumen yang tersimpan pada situs
         www.sanitasi.or.id atau situs-situs sanitasi lain.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 21
5.       Komitmen dan Kerangka Legalisasi Dokumen MPSS

         Keberhasilan pelaksanaan Memorandum Program ini sangat ditentukan oleh Komitmen
         kelembagaan, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pusat, utamanya dalam
         penyediaan anggaran, sumberdaya manusia, dan sumberdaya pendukung lainnya. Komitmen ini
         diwujudkan melalui legalisasi atau penandatanganan Dokumen MPSS oleh para pemangku
         kepentingan, yaitu:
         • Tingkat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota
         • Tingkat Provinsi oleh Gubernur
         • Perwakilan dari Pemerintah Pusat

         Langkah-langkah yang harus dilakukan
         • Advokasi akan pentingnya kesepakatan dan legalisasi MPSS kepada para pihak tersebut di atas
         • Komunikasi rutin dengan para pihak tersebut di atas untuk setiap kemajuan (progress) selama
            proses penyusunan Dokumen MPSS
         • Mengikuti forum-forum pembahasan, baik di tingkat Kota, Provinsi maupun Pusat, yang
            melibatkan perwakilan dari masing-masing pemangku kepentingan tersebut di atas (TTPAMS,
            PMU, PIU, Pokja, SKPD, Satker, dll).
         • Menyampaikan laporan berkala kepada para pihak tersebut beserta jajarannya mengenai
            daftar Program/Kegiatan Sanitasi, baik jangka menengah maupun tahunan.
         • Mempersiapkan konsep Memorandum Program yang akan ditandatangani.
         • Penandatanganan Dokumen Memorandum Program oleh para pihak tersebut di atas

         Mengingat pentingnya legalisasi Dokumen MPSS, maka kegiatan advokasi, komunikasi, koordinasi
         dan pengembangan kelembagaan selama proses penyusunan MPSS harus terus dipelihara dan
         dilaksanakan dengan baik. Hal ini akan membantu mempercepat proses legalisasi Dokumen MPSS.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                22
Manual MP-02: Penetapan Program Prioritas


Tujuan kegiatan ini adalah ditetapkannya Program Prioritas Sanitasi Kabupaten/Kota yang terpadu dan menyeluruh untuk
jangka waktu lima tahun ke depan.


Deskripsi

Tiap-tiap kabupaten/kota memiliki persoalan sanitasi berbeda-beda. Ada satu kabupaten/kota yang
persoalan sanitasinya lebih didominasi oleh masalah air limbah. Kabupaten/kota lain justru bermasalah
dengan pengelolaan limbah padat atau persampahan. Sementara kabupaten/kota lain punya permasalahan
sanitasi yang lebih komplek: air limbah, persampahan, bahkan PHBS masyarakat pun juga bermasalah. Pada
sisi lain, kabupaten/kota juga dihadapkan pada keterbatasan pendanaan dan sumberdaya lain.

Dengan demikian, kegiatan ini harus mampu melahirkan atau menetapkan prioritas pembangunan sanitasi
kabupaten/kota yang bersangkutan dalam kurun lima tahun mendatang. Hal ini tentu tidak mudah. Tetapi
jika kabupaten/kota tidak menetapkan prioritasnya, maka akan sulit bagi kabupaten/kota menyelesaikan
permasalahan-permasalahan utama sektor sanitasi di wilayahnya.


Kegiatan

1.   Review Kerangka Kerja Logis (KKL) Program Pembangunan Sanitasi
2.   Konsolidasi dan Integrasi Program dan Kegiatan (fisik dan non fisik)
3.   Pemilihan dan Penentuan Kriteria Seleksi Kegiatan Prioritas
4.   Penetapan Prioritas Pembangunan Sanitasi




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                         23
Output

1. Masukan dan Penulisan “Bab 2: Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten/Kota”
   Dokumen MP
2. Masukan dan Penulisan “Bab 3: Konsolidasi Program dan Kegiatan” Dokumen MP


Penjelasan Kegiatan

1.       Review Kerangka Kerja Logis (KKL) Program Pembangunan Sanitasi

         Tujuan langkah ini adalah memastikan (ulang) bahwa kegiatan yang diusulkan telah memenuhi
         kerangka logis terkait pemenuhan visi dan misi sanitasi kabupaten/kota. Proses ini sebenarnya
         sudah dilakukan ketika Pokja ketika menyusun Program dan Kegiatan dalam SSK. Penggunaan
         Kerangka Kerja Logis (Logical Framework Analysis atau LFA) ini akan memudahkan Pokja
         memahami latar belakang dan proses perumusan dari setiap usulan program dan kegiatan.

         Tinjauan KKL atau LFA ini mencakup aspek-aspek berikut ini:
         • Isu dan permasalahan
         • Tujuan dan sasaran
         • Pendekatan dan Strategi Pembangunan
         • Kebijakan
         • Program
         • Ruang lingkup kegiatan
         • Output
         • Outcome
         • Penilaian Kinerja.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                24
Penjelasan dari masing-ma
                                  asing aspek dalam Kerangka Kerja L
                                                  m                Logis tersebut ada sebagai berik
                                                                                    alah          kut:
         1. Isu da Permasalahan adalah rumusa permasalahan yang dihadapi oleh masing-ma
                  an              n               an              n                                asing
                                  salnya aspek teknis dan kualitas pelayanan, efekt
            subsektor sanitasi, mis                                               tivitas dan koordinasi
                mbagaan sanitasi, kepatuhan terha
            kelem                                 adap peraturan, ketersediaan pembiayaan dan upaya
            pengeembangan sumber pendanaan alternatif, peningkata partisipasi mas
                                                                  an              syarakat, peningk
                                                                                                  katan
            invest sektor swasta, dll.
                 tasi
         2. Tujuan dan Sasaran ad
                  n              dalah tujuan dan sasaran yang ha
                                                                arus dicapai melalui kegiatan terse
                                                                                                  ebut.
            Selara dengan tujuan d sasaran Program PPSP, yaitu :
                 as              dan
                   a. Bebas BAB Sem
                                  mbarangan
                   b. Pengolahan sam
                                   mpah 3R dan TPA Sanitary Landfill
                                                 A
                   c. Bebas genanga di kawasan perkotaan
                                  an
         3. Strate dan Kebijaka adalah pilihan strategi dan ke
                 egi             an          n                              mencapai tujuan dan
                                                             ebijakan untuk m
            sasara tersebut di atas.
                 an
         4. Progra adalah penja
                 am             abaran strategi dan kebijakan m
                                                d             menjadi program-
                                                                             -program priorita di
                                                                                             as
            masing-masing subsekt sanitasi.
                                tor
         5. Kegiat adalah penjabaran program menjadi sejumlah kegiatan yang ha
                 tan                         m                               arus dilakukan se
                                                                                             ecara
            bertah (baik tahunan maupun beberapa tahun).
                 hap           n
         6. Outpu adalah hasil y
                 ut             yang dicapai dari pelaksanaan ke
                                                i              egiatan, misalnya terbangunnya M MCK,
            sistem perpipaan, TPS Sampah dan TPA Sampah, saluran-saluran draina
                 m                                                              ase, atau tersedianya
            truk pengangkut sampa peralatan kom
                                 ah,           mposting, dll.
                ome adalah manf
         7. Outco               faat yang diperoleh masyarakat a
                                                               atas output yang dihasilkan terse
                                                                              g                ebut,
                 nya meningkatnya kualitas da kesehatan lingkungan perm
            misaln                             an                             mukiman, pelaya  anan
            persam
                 mpahan yang se emakin baik dan aman bagi lin
                                               n              ngkungan, terbebbasnya kawasan dari
            genan
                ngan, meningkatny kesadaran hidu sehat,dll.
                                ya              up
         8. Penila
                 aian Kinerja adala Standar Pelay
                                  ah                           SPM) yang harus dicapai. Penilaian ini
                                                yanan Minimal (S
            dilakukan secara berkala.




Manual Memorandum Pro
M                   ogram Sektor Sanitasi                                                                  25
2.       Konsolidasi dan Integrasi Program dan Kegiatan

         Konsolidasi dan integrasi Program dan Kegiatan Sektor Sanitasi merupakan hasil baca-ulang dan
         analisis dari usulan program dan kegiatan dalam Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK), dan dalam
         keadaan tertentu juga integrasi program/kegiatan yang tidak/belum tercantum dalam SSK. Diagram
         di bawah ini menjelaskan bagaimana proses integrasi dijalankan.

         Gambar 1 :Dokumen Perencanaan sebagai masukan dalam Penyusunan MPSS




2.1      Inventarisasi dan Baca Ulang Dokumen Perencanaan Sanitasi Kabupaten/Kota

         Pertama-tama, Pokja perlu mengumpulkan kembali dokumen-dokumen perencanaan, khususnya
         yang terkait dengan pembangunan sanitasi. Paling tidak, Buku Putih, SSK, RPIJM, dan Dokumen
         Perencanaan K/L lain. Sebenarnya sebagian besar dokumen tersebut telah terkumpul pada saat
         Pokja Kabupaten/Kota menyusun Buku Putih dan SSK. Namun demikian, Pokja masih perlu
         memutakhirkan data, melakukan konfirmasi ulang, dan peninjauan langsung ke lapangan apabila
         diperlukan, khususnya pada program dan kegiatan yang strategis dan prioritas.


Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 26
Selain SSK sebagai dasar atau input utama dalam penyusunan Memorandum Program, Pokja perlu
         juga membaca-ulang Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM, bidang Pengembangan
         Penyehatan Lingkungan Permukiman) dan Rencana Kerja dari Kementrian dan Lembaga (RKA K/L)
         terkait PPSP, utamanya Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Lingkungan
         Hidup, Kementrian Negara Perumahan Rakyat, dll.

         Beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
         • Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK) : Visi dan Misi sanitasi, Strategi Jangka Menengah, Program
            dan Kegiatan (5 tahunan) seluruh subsektor.
         • Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM, bidang PLP): Program dan kegiatan di
            subsektor air limbah, persampahan, drainase, termasuk kegiatan pengembangan masyarakat,
            kelembagaan dan pelatihan.
         • Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian dan Lembaga (RKA KL) dari berbagai sektor (5
            tahunan) yang mencakup aspek Kesehatan, Partisipasi Masyarakat dan Jender, Kelembagaan,
            Peningkatan Kapasitas, Keuangan, Komunikasi, Lingkungan Hidup, dll.


2.2      Pemutakhiran Daftar Panjang Program dan Kegiatan

         Berdasarkan hasil baca ulang dari sejumlah dokumen Perencanaan tersebut di atas (butir 2.1)
         selanjutnya Tim Pokja melakukan kompilasi dan tabulasi Program dan Kegiatan Pembangunan
         Sanitasi untuk 5 (lima) tahun mendatang. Mengingat jumlah program dan kegiatan yang relatif
         banyak dan bervariasi, maka Pokja harus menghindari terjadinya tumpang-tindih atau duplikasi
         Program dan Kegiatan.

         Hasil konsolidasi tersebut di atas kemudian dituangkan kedalam Tabel Program dan Kegiatan
         Pembangunan Sanitasi Kabupaten/Kota 5 (lima) tahunan yang memuat informasi tentang:
         • Nama Program
         • Nama Kegiatan
         • Lokasi Kegiatan




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 27
•        Volume Kegiatan
         •        Biaya yang dibutuhkan
         •        Tahun pelaksanaan dan jangka waktu pelaksanaannya
         •        Sumber pembiayaan (APBN, APBD Provinsi, APBD Kota, BLN/Hibah, lainnya)
         •        Dinas/Instansi pelaksana, baik SKPD di daerah maupun pusat
         •        Identifikasi Studi-studi dan disain teknis yang dibutuhkan.
         •        Identifikasi kebutuhan untuk mendukung operasional dan pemeliharaan (O&M).

         Penjelasan mengenai materi yang harus diisi pada Tabel Daftar Panjang Program dan Kegiatan
         Sanitasi adalah sebagai berikut:

         Tabel 1 : Penjelasan Tabel Program dan Kegiatan

           No.             Materi                       Penjelasan                           Keterangan
             1.      Nama Program           Nama dari Program tersebut.         Gunakan nama program dan kegiatan
             2.      Nama Kegiatan          Nama dari Kegiatan tersebut.        sesuai dengan Permendagri 13 Tahun
                                                                                2006.
             3.      Lokasi Kegiatan        Lokasi dapat berupa nama            Periksa kembali kesesuaiannya dengan
                                            desa/kelurahan atau nama jalan,     Area Beresiko Sanitasi (SSK)
                                            kawasan, sungai
             4.      Volume Kegiatan        Volume kegiatan dapat berupa
                                            panjang, luasan, kubikasi, paket,
                                            kawasan, dll.
             5.      Estimasi Biaya         Perkiraan biaya per kegiatan        Harga Satuan adalah harga dasar yang
                                                                                telah ditentukan dalam Peraturan
                                                                                setempat, atau harga pasar yang wajar
                                                                                Estimasi Biaya adalah perkalian antara
                                                                                volume dengan harga satuan
                                                                                Estimasi Biaya juga dapat
                                                                                menggunakan besaran biaya yang
                                                                                umum dilakukan di daerah (dengan
                                                                                mempertimbangkan eskalasi).



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                                28
No.            Materi                       Penjelasan                           Keterangan
           6.     Tahun Pelaksanaan         Dirinci menjadi tahun pertama,     Tahun pertama = tahun n+1, dimana n
                                            kedua, sampai dengan kelima        merupakan tahun penyusunan MPSS.
           7.     Sumber                    Anggaran Pemerintah : APBD         Sumber pendanaan APBD harus
                  Pembiayaan                Kab/Kota, APBD Provinsi, APBN.     direncanakan sejak dari awal
                                            Anggaran non-Pemerintah : BUMD,    Musrenbang Kab/Kota dan RKPD, KUA
                                            swasta, masyarakat, bantuan luar   dan PPAS. Sementara dari Pusat dan
                                            negeri (hibah atau pinjaman).      Hibah melalui RKA K/L. Sedangkan
                                                                               untuk partisipasi masyarakat dan
                                                                               swasta harus dikelola secara khusus.
           8.     Instansi Pelaksana        Instansi yang akan melaksanakan    Baik di tingkat kabupaten/kota
                  (SKPD)                    kegiatan tersebut dan juga         maupun provinsi
                                            bertanggung jawab atas
                                            anggarannya

         Berikut ini disajikan ilustrasi mengenai pengelompokkan program dan kegiatan agar dapat
         menghindarkan terjadinya tumpang tindih atau duplikasi:

         Ilustrasi 1 : Penjabaran dan Konsolidasi Program dan Kegiatan




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                             29
Pengelompokan program dan kegiatan pembangunan sanitasi dilakukan sebagai berikut:
         • Program dikelompokkan berdasarkan sub-sub sektor sanitasi, yaitu: Air limbah, Persampahan,
            dan Drainase.
         • Program dari masing-masing sub-sub sektor tersebut di atas kemudian dijabarkan menjadi
            beberapa sub-sub Program
         • Sub-sub Program tersebut terdiri dari sejumlah kegiatan, baik fisik (konstruksi, pengadaan
            barang dan alat, dan lahan) maupun non-fisik (studi dan disain, pelatihan, bantuan teknis,
            pendampingan, pengembangan kelembagaan, pengembangan masyarakat, PHBS dll)

2.2.1    Pengelompokkan Program dan Kegiatan

         Pengelompokan dilakukan berdasarkan subsektor sanitasi, misalnya

         Air Limbah
         • Prasarana dan Sarana Air Limbah Terpusat Skala Kota
         • Prasarana dan Sarana Air Limbah Sistem Setempat dan Komunal

         Drainase
         • Rehab/Peningkatan/Pembangunan Drainase Perkotaan

         Persampahan
         • TPA Sampah dan Pengadaan Alat Berat Persampahan Kota
         • Prasarana dan Sarana Tempat Pengolahan Sampah Terpadu / 3R
         • Alat angkut sampah
         • Pewadahan sampah

         Kegiatan non-fisik sebagai pendukung kegiatan tersebut di atas:
         • Penyiapan dan pengembangan masyarakat, dan kegiatan PHBS
         • Pengembangan kapasitas kelembagaan dan pelatihan
         • Penyiapan kerjasama kemitraan Pemerintah-Swasta
         • Perbaikan sistem tarif dan tata cara penarikannya
         • Penyiapan peraturan dan produk hukum lainnya di bidang sanitasi, dll.



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                30
2.2.2    Keterkaitan dan Pentahapan Program dan Kegiatan

         Masing-masing program dan kegiatan dijabarkan lebih lanjut sehingga dapat digambarkan
         keterkaitan, urut-urutan, dan pentahapannya. Dianjurkan agar dibuat dalam skema atau diagram
         alir sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini. Proses ini dilakukan bersama-sama dengan
         menggunakan alat bantu (sticky cloth dan kertas metaplan, atau dengan menggunakan perangkat
         lunak Mind Mapping) untuk membantu proses brainstorming dan pengembangan ide/konsep.


         Ilustrasi 2 : Program yang Telah Dikelompokkan dan Disistematisasikan




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                   31
Secara umum proses dan pentahapan untuk kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi
         mulai dari studi, konstruksi sampai dengan pemanfaatan dapat diuraikan sebagai berikut:
         • Studi Pra Kelayakan, Studi Kelayakan, Studi AMDAL
         • Perencanaan Teknis (DED)
         • Penyiapan dan Pengembangan Masyarakat
         • Pengembangan Kelembagaan dan Pelatihan
         • Rehabilitasi, Peningkatan, Pembangunan Infrastruktur
         • Pengadaan Peralatan dan Barang
         • Supervisi, Monitoring dan Evaluasi
         • Operasi dan Pemeliharaan

         Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut ini:




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                             32
2.2.3    Kajian Kemampuan Keuangan dan Sumber Pembiayaan Lainnya

         Pada tahap ini dilakukan kajian terhadap kemampuan keuangan dari berbagai sumber pembiayaan
         yang mungkin, baik dari Pemerintah (APBN dan APBD) maupun non-Pemerintah seperti
         masyarakat, swasta, hibah atau bantuan luar negeri. Hal lain yang perlu dikaji adalah
         kecenderungan (trend) dan komitmen dari Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengalokasi
         anggaran untuk pembangunan sektor sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) dalam
         beberapa tahun terakhir ini. Umumnya informasi ini telah tersedia dalam Buku Putih dan Strategi
         Sanitasi Kabupaten/Kota.

         Kab/Kota harus melakukan studi dan analisis terhadap APBD Kab/Kota ybs untuk mengetahui
         potensi pendanaan dari APBD. Sementara untuk sumber lainnya seperti K/L memerlukan
         konfirmasi dari K/L terkait kebijakan K/L tahun mendatang.

         Selanjutnya adalah menetapkan sumber-sumber pendanaan untuk masing-masing
         program/kegiatan sesuai dengan tugas pokok masing-masing dinas/instansi dan ketentuan yang
         berlaku. Sebagai contohnya dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini.

          Program dan Kegiatan Prioritas Sektor Sanitasi
          Subsektor      : Air Limbah
          Kabupaten/Kota : ..........

                                                             Total Biaya               Indikasi Sumber Pembiayaan (x Rp 1000)
           No.          Program dan Kegiatan     Lokasi                                                                                     Keterangan
                                                             (x Rp.1000)    APBN         APBD Prov APBD Kota Masyarakat          PHLN
            A.   Program A
            1    Kegiatan A-1                  Kelurahan A    1.000.000      600.000       200.000     200.000           -              -     SKPD
            2    Kegiatan A-2                  Kelurahan B    4.000.000    1.000.000       250.000     250.000           -      2.500.000     SKPD
            3    Kegiatan A-3                  Kelurahan C      300.000            -       100.000     175.000      25.000              -     SKPD
                 Jumlah A :                                   5.300.000    1.600.000       550.000     625.000      25.000      2.500.000

            B.   Program B
            1    Kegiatan B-1                  Kelurahan E    1.500.000    1.000.000       250.000     250.000           -              -     SKPD
            2    Kegiatan B-2                  Kelurahan F    5.000.000    1.500.000       500.000     450.000      50.000      2.500.000     SKPD
                 Jumlah B :                                   6.500.000    2.500.000       750.000     700.000      50.000      2.500.000

            C.   Program C
            1    Kegiatan C-1                  Kelurahan G    2.000.000            -        800.000     500.000          -        700.000     SKPD
            2    Kegiatan C-2                  Kelurahan H      300.000            -              -     300.000          -              -   Masyarakat
            3    Kegiatan C-3                  Kelurahan J      200.000            -              -     200.000          -              -     SKPD
            4    Kegiatan C-4                  Kelurahan K    7.500.000    2.000.000      1.000.000   1.000.000                 3.500.000     SKPD
                 Jumlah C:                                   10.000.000    2.000.000      1.800.000   2.000.000          -      4.200.000


                 Jumlah A+B+C                                21.800.000    6.100.000      3.100.000   3.325.000     75.000      9.200.000




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                                                                33
3.       Pemilihan dan Penentuan Kriteria Seleksi Kegiatan Prioritas

         Mengingat adanya keterbatasan sumberdaya manusia dan finansial, maka Pokja perlu menetapkan
         skala prioritas. Tujuan prioritasi tidak lain adalah untuk mengoptimumkan sumberdaya yang
         dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan sanitasi paling strategis, paling besar, dan mendesak.
         Pokja dapat menempuh dua pendekatan untuk prioritasi ini:

         Terdapat beberapa alternatif kriteria yang dapat dipilih oleh Pokja dalam menentukan skala
         prioritas pembangunan sanitasi. Kriteria tersebut antara lain:
         •    Jumlah penerima manfaat (jumlah penduduk terlayani). Semakin banyak jumlah penerima
              manfaat, semakin besar pula peluang kegiatan tersebut menjadi prioritas.
         •    Jumlah penduduk berpenghasilan rendah yang terlayani dan pelibatan jender. Semakin banyak
              penduduk berpenghasilan rendah yang mendapatkan layanan, semakin besar peluangnya
              menjadi program dan kegiatan prioritas.
         •    Pertimbangan politis/keuntungan strategis untuk kota. Seringkali didasarkan pertimbangan
              skala lokal, regional ataupun nasional. Pemanfaatan momentum yang ada akan memberikan
              keuntungan strategis bagi kota tersebut dalam jangka panjang.
         •    Pemulihan biaya. Infrastruktur tidak hanya dibangun tetapi juga perlu dipelihara. Oleh
              karenanya, kegiatan fisik yang punya kemungkinan besar dalam pemulihan biaya, melalui
              retribusi atau sejenisnya, akan lebih besar potensinya untuk menjadi kegiatan prioritas.
         •    Ketersediaan sumberdaya manusia. Salah satu kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah
              ketersediaan sumberdaya manusia (dalam SKPD terkait) untuk melaksanakan program dan
              Satuan Kerja (Satker), berikut tenaga pendukung lainnya.
         •    Korelasi dengan Rencana Strategis SKPD. Karena kegiatan yang berkorelasi jelas dengan
              Rencana Strategis SKPD, maka lebih besar kemungkinan anggarannya diusulkan oleh SKPD
              bersangkutan, dan seharusnya hal tersebut menjadi salah satu kriteria prioritas. Alternatifnya
              adalah, program dan kegiatan tersebut nantinya harus ‘dibahasakan’ sesuai nomenklatur yang
              tertera dalam Renstra SKPD (pada saat penyiapan anggaran di SKPD).




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                      34
•    Mendukung program dan kegiatan dari Provinsi dan Pusat serta dukungan pendanaannya.
              Informasi ini semestinya sudah diperoleh pada saat pertemuan konsultasi dengan Pokja
              Sanitasi Provinsi dan TTPS di Tahap-C: Penyusunan Rencana Strategi Sanitasi Kota.
         •    Data historis atas realisasi belanja sanitasi per subsektor. Dengan asumsi bahwa kebutuhan
              anggaran sanitasi akan meningkat setelah tersusunnya Rencana Strategis Sanitasi Kota, maka
              data historis tersebut akan memberikan perkiraan kepada anggota Pokja Sanitasi Kota.
              Utamanya mengenai berapa besar biaya yang dianggap ‘layak’ untuk diajukan dalam Rencana
              Tindak Sanitasi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) ataupun Panitia Anggaran DPRD.
              Data historis ini dapat membantu memberikan argumen untuk pengajuan anggaran.

         Pertimbangan lainnya:
         • Keselarasan proses, urut-urutan atau tahapan pembangunan, misalnya harus tersedia studi
             dan disain teknis terlebih dulu sebelum dilaksanakannya pembangunan, atau harus telah
             tersedianya lahan sebelum terlaksananya pembangunan.
         • Keselarasan dengan sektor lainnya, utamanya dengan kegiatan pembangunan air bersih,
             jaringan jalan, perumahan, dll.
         • Keselarasan pembangunan dengan kawasan/wilayah sekitarnya, misalnya antara TPS/TPA
             Sampah atau IPLT dengan kawasan sekitarnya, dll.
         • Kesiapan (Readiness) Kab/Kota untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan, seperti telah
             tersedianya Studi dan Disain, Lahan, komitmen anggaran, kesiapan masyarakat, dll.

         Proses pemilihan Kegiatan Prioritas dapat dilaksanakan dengan cara, misalnya:
         • Analisis kuantitatif : analisis ini menitikberatkan pengolahan data dengan menggunakan
             kriteria tersebut di atas, kemudian pemberian bobot dan nilai (weighting factors analysis).
             Kegiatan yang mempunyai total nilai tertinggi diasumsikan mempunyai prioritas “tinggi”.
         • Analisis kualitatif : analisis ini berdasarkan penilaian kualitatif atas masing-masing kegiatan.
         • Focus Group Discussion : Anggota Pokja melakukan diskusi terfokus terhadap masing-masing
             program/kegiatan, mengadakan penilaian dari berbagai aspek (teknis, kelembagaan,
             pemberdayaan masyarakat, keuangan, dll).
         • Gabungan : dari beberapa pendekatan tersebut di atas.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                     35
4.       Penetapan Prioritas Pembangunan Sanitasi

         Program dan kegiatan prioritas yang telah terpilih tersebut di atas (butir 3) kemudian disusun
         berdasarkan skala prioritasnya, yaitu tahun pertama (n+1), kedua (n+2) sampai dengan kelima
         (n+5), dimana n adalah tahun penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi.

         Ilustrasi untuk menggambarkan skala prioritas, keterkaitan dan urutan dari masing-masing program
         dan kegiatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

         Ilustrasi 3 : Pentahapan, Keterkaitan dan Urutan Program dan Kegiatan Jangka Menengah




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                   36
Manual MP-03 : Internalisasi Program dan Kegiatan Prioritas



Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman dan komitmen Kepala-kepala SKPD tentang arah pelaksanaan
pembangunan sanitasi di kabupaten kota dalam jangka menengah yang digambarkan melalui prioritasi program/kegiatan,
serta terbangunnya komitmen di antara mereka terkait upaya perbaikan kondisi sanitasi


Deskripsi

Menginternalisasikan hasil kerja Pokja ke dalam SKPD-SKPD menjadi salah satu kunci untuk membangun
komitmen seluruh jajaran di kabupaten/kota untuk memperbaiki kondisi sanitasi. Termasuk di dalamnya
mengkomunikasikan Prioritas Program/Kegiatan dalam rangka penyusunan MPSS. Jangan sampai terjadi di
kelak kemudian hari, SKPD-SKPD lepas tangan atau merasa tidak perlu bertanggung jawab atas apa yang
dihasilkan Pokja.

Melalui kegiatan ini Pokja bisa memperoleh umpan balik, koreksi, dan saran atas daftar prioritas
program/kegiatan yang telah disusun, khususnya menyangkut kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
investasi relatif besar dan melibatkan sejumlah instansi, baik di pusat maupun di provinsi. Selain
meningkatkan kualitas Memorandum Program, hal ini juga dapat meningkatkan rasa memiliki (ownership)
dan komitmen dari seluruh pihak yang berkepentingan.


Kegiatan

1.   Persiapan materi presentasi dan konsultasi
2.   Konsultasi dan presentasi dengan Kepala SKPD dan Jajarannya
3.   Konsolidasi masukan dan revisi Program dan Kegiatan Prioritas
4.   Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                       37
Output

1. Perbaikan Bab 3: Konsolidasi Program dan Kegiatan berdasarkan masukan SKPD
2. Risalah rapat/presentasi atau lembar kesepakatan dengan Kepala SKPD dan stakeholder lain.


Penjelasan Kegiatan

1.       Persiapan Materi Presentasi dan Konsultasi

         Program dan Kegiatan Prioritas Sektor Sanitasi Tahun (n+1 sampai dengan n+5) yang telah terpilih,
         selanjutnya harus dipresentasikan dan dikonsultasikan dengan Kepala SKPD untuk memperoleh
         komentar, saran, koreksi, dan umpan-balik.

         Agar kegiatan konsultasi dapat berlangsung dengan baik, lancar dan transparan maka Tim Pokja
         harus mempersiapkan materi presentasi dan data-data pendukung selengkap mungkin. Hal ini agar
         lebih meyakinkan Kepala SKPD bahwa program dan kegiatan yang diprioritaskan memang layak
         untuk ditindaklanjuti.


2.       Konsultasi dengan Kepala SKPD dan Jajarannya

         Daftar Panjang dan Skala Prioritas yang telah disusun tersebut kemudian dipresentasikan dengan
         Kepala SKPD. Pokja dapat juga mengundang pihak-pihak yang berkepentingan, seperti: lembaga
         penelitian/perguruan tinggi, LSM, organisasi kemasyarakatan, perusahaan swasta terkait sanitasi
         (perusahaan pengurasan tinja rumah tangga, pengangkutan sampah, dll).

         Pembahasan dan konsultasi ini tidak saja mencakup aspek teknis akan tetapi juga aspek
         kelembagaan, komunikasi, keuangan, partisipasi masyarakat dan swasta, kebijakan dan
         pengaturan, dan lain-lain. Jika mungkin, bahas juga tentang kesiapan pelaksanaan, misalnya
         kesiapan masyarakat, ketersediaan lahan, ketersediaan studi dan disain (DED), dll.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                    38
3.       Konsolidasi Input dan Revisi

         Berbagai masukan, saran, informasi baru, dan koreksi tersebut di atas (butir 2) menjadi bahan bagi
         revisi Program dan Kegiatan Prioritas. Adanya input dan koreksi ini diharapkan dapat memperkuat
         komitmen dan dukungan dari para pihak dalam pelaksanaan program dan kegiatan ini nantinya.


4.       Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas

         Program dan Kegiatan Prioritas yang telah dikonsolidasi dan direvisi tersebut (butir 3) kemudian
         didesiminasikan kepada Bupati/Walikota dan masing-masing Kepala SKPD guna memperoleh
         dukungan dan tindak lanjut. Dengan demikian Kepala SKPD tentunya sudah memiliki Daftar
         Program terpilih yang layak untuk segera dianggarkan pada tahun mendatang (n+1).


5.       Internalisasi ke dalam Proses Perencanaan dan Penganggaran

         Internalisasi Program dan Kegiatan yang telah dirumuskan tersebut di atas juga perlu diinternalisasi
         ke dalam dokumen-dokumen perencanaan yang ada di Pemerintah Daerah, seperti RKPD, Renja,
         KUA & PPAS, serta RKA-SKPD.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                       39
Manual MP-04 : Pemrograman dan Penganggaran Kegiatan Jangka Menengah


Tujuan kegiatan ini adalah memastikan tersusunnya Rencana Kegiatan Jangka Menengah untuk periode 5 tahun mendatang
dan terbangunnya kesepakatan awal tentang Rencana Jangka Menengah tersebut oleh seluruh SKPD Kabupaten/Kota, Provinsi,
dan Pemerintah Pusat.


Deskripsi

Sangat penting bagi seluruh SKPD memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan pembangunan sanitasi
kabupaten/kota yang ditetapkan dalam Rencana Kegiatan Jangka Menengah. Rencana jangka menengah ini
diperlukan bukan saja sebagai pemandu kabupaten/kota untuk memenuhi target-target pembangunan
sanitasi mereka, melainkan juga agar setiap SKPD menyadari peran masing-masing di masa depan.

Rencana Jangka Menengah tersebut juga harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan dengan stakeholder
lain, terutama pemerintah provinsi dan pusat. Dapat dipastikan, sebagian kegiatan jangka menengah
membutuhkan pendanaan baik dari provinsi maupun pemerintah pusat. Apalagi untuk pembangunan
infrastruktur yang berbasis kelembagaan dan membutuhkan dana cukup besar. Tidak ada pilihan lain bagi
kabupaten/kota kecuali melakukan advokasi sumber-sumber pendanaan non-APBD tersebut jauh-jauh hari.

Penting juga bagi Pokja mengkomunikasikan Program Jangka Menengah mereka pada stakeholder-
stakeholder lain sebagai upaya “pemasaran” program dan kegiatan kabupaten/kota dalam upaya
memperbaiki kondisi sanitasi. Paling tidak, pada tahap ini Pokja bisa mulai mengkomunikasikannya pada:
dunia usaha, kalangan akademis, media massa, dan kalau mungkin juga kelompok donor.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                           40
Kegiatan

1.   Identifikasi Program dan Kegiatan Jangka Menengah
2.   Identifikasi Kebutuhan Studi dan Desain Pendukung
3.   Justifikasi Keuangan dan Pertimbangan Lainnya
4.   Menggali Potensi Sumber Pendanaan Non-Pemerintah
5.   Rancangan Program Jangka Menengah (berbagai versi diskusi)
6.   Konsultasi dengan Kepala SKPD
7.   Penetapan Kegiatan dan Anggaran Jangka Menengah
8.   Penyepakatan Rencana Pengelolaan


Output

1.   Penulisan Bab 4: Kebutuhan Studi dan Desain
2.   Penulisan Bab 5: Rencana Implementasi Jangka Menengah
3.   Penulisan Bab 7: Rencana Pengelolaan Program
4.   Risalah rapat/presentasi atau lembar kesepakatan dengan Kepala SKPD dan stakeholder lain


Penjelasan Kegiatan

1.       Identifikasi Program dan Kegiatan Jangka Menengah

         Berdasarkan Tabel Prioritas Pembangunan Sanitasi yang telah disusun dan dibahas bersama setiap
         Kepala SKPD, Pokja mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai kegiatan
         jangka menengah (5 tahunan). Pelaksanaan dari masing-masing kegiatan ini harus mencerminkan
         urutan, tahapan dan keterkaitan yang logis antar kegiatan.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 41
2.       Identifikasi Kebutuhan Studi dan Disain

         Setelah menyusun kegiatan jangka menengah, Pokja selanjutnya mengidentifikasi keberadaan dan
         kebutuhan studi dan desain dari kegiatan-kegiatan tersebut.
         • Identifikasi studi/desain yang sudah dimiliki kabupaten/kota (pernah disusun). Jika sudah ada,
             pastikan bahwa studi atau desain tersebut masih relevan dan sesuai dengan kebutuhan. Jika
             ada kekurangan atau tidak mutakhir (obsolete), pastikan bagaimana melakukan perbaikan.
         • Identifikasi dan perinci studi/desain yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan rencana
             kegiatan, khususnya pembangunan infrastruktur, dalam jangka menengah.

         Studi dan desain yang diutamakan adalah yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat langsung
         diterapkan, di antaranya: master plan, studi kelayakan, desain detail (DED), AMDAL, LARAP, dan
         sebagainya.

         Identifikasi studi dan desain hendaknya juga disertai dengan penyiapan Kerangka Acuan (TOR)
         sederhana yang dapat menggambarkan mengenai:
         • Latar belakang studi
         • Tujuan sasaran studi
         • Ruang lingkup studi
         • Lokasi Studi
         • Hasil (deliverables) yang diharapkan
         • Sumberdaya yang dibutuhkan (tenaga ahli, fasilitator, dll)
         • Perkiraan biaya studi
         • Jangka waktu pelaksanaan studi
         • Instansi pelaksana
         • Alternatif sumber pendanaan
         • Tata cara pengadaan barang dan jasa (tender), dll.

         Selanjutnya identifikasi ketersediaan dana/biaya untuk melaksanakan Studi dan Disain tersebut.
         Bila belum tersedia segera ajukan dalam Memorandum Program agar dapat dibiayai pada tahun
         berikutnya. Untuk jelasnya proses ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                   42
Gambar 2 : Proses Identifikasi Kebutuhan Studi dan Disain, serta Pembiayaannya




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                 43
3.       Justifikasi Keuangan dan Pertimbangan Lainnya

3.1      Estimasi Kebutuhan Biaya

         Estimasi kebutuhan biaya dan investasi merupakan prasayarat bagi penyusunan kegiatan jangka
         menengah. Estimasi kebutuhan biaya harus dilakukan untuk kegiatan fisik infrastruktur dan non-
         fisik dalam lima tahun mendatang. Pastikan estimasi dilakukan secara lebih terperinci dan teliti.

3.2      Estimasi Kemampuan Keuangan Pemerintah selama 5 tahun mendatang

         Pokja perlu membuat analisis keuangan daerah untuk memperkirakan kemampuan keuangannya.
         Hal ini perlu dilakukan agar proyeksi alokasi pendanaan pelaksanaan kegiatan jangka menengah
         yang dibuat nantinya lebih mendekati kenyataan sebenarnya. Ini hanya bisa dilakukan jika Pokja
         dapat menghitung atau memperkirakan:
         • kemampuan pendanaan yang bersumber dari APBD kabupaten/kota
         • potensi pendanaan yang dialokasikan dari APBD provinsi
         • potensi pendanaan yang dialokasikan dari APBN, termasuk di dalamnya yang bersumber dari
             Bantuan Luar Negeri, hibah atau pinjaman (PHLN).

         Untuk itu Pokja perlu menjalin komunikasi dengan provinsi, melalui Pokja Provinsi, dan pemerintah
         pusat, melalui satker-satker di provinsi, untuk membuat “kesepakatan awal” tentang alokasi dana
         dari keduanya. (Kegiatan yang dapat dibiayai oleh keuangan pemerintah, baik pusat maupun
         daerah, dapat dilihat pada Lampiran).

3.3      Justifikasi dan Pertimbangan Lainnya

         Pokja harus membuat justifikasi untuk program-program berskala besar, kompleks, dan atau punya
         dampak besar terhadap masyarakat. Justifikasi yang dimaksud mencakup:
         • Aspek teknis: apakah sarana dan prasarana yang akan dibangun telah memenuhi persyaratan
             teknis, perencanaannya bisa dipertanggung-jawabkan, pilihan sistem dan teknologinya tepat
             sesuai kebutuhan, dan sebagainya.
         • Aspek finansial: apakah perhitungan biayanya masuk akal, apakah sumber dananya bisa
             diamankan, apakah analisis biayanya sudah memasukkan faktor keberlanjutan, dan sebagainya.


Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                    44
•    Aspek ekonomi: apakah program/kegiatan ini memiliki keuntungan ekonomi, apakah
              mengurangi tingkat kerugian masyarakat, dan sebagainya.
         •    Aspek hukum: menjelaskan dasar hukum yang mendukung dilaksanakannya sebuah kegiatan.
         •    Aspek kebijakan daerah dan kelembagaan: apakah kegiatan ini mendukung kebijakan dan
              kelembagaan daerah.


4.       Menggali Potensi Keuangan non-Pemerintah

         Belum tentu semua kegiatan jangka menengah dapat dibiayai oleh dana dari APBD Kab/Kota, APBD
         Provinsi, dan APBN. Biasanya ada kekurangan atau gap yang cukup besar. Karena itu, Pokja harus
         berupaya menutup gap ini agar rencana jangka menegah tersebut bisa diamankan. Ini bisa
         dilakukan jika kabupaten/kota bisa mengakses dana dari sumber-sumber alternatif seperti:
         lembaga keuangan luar negeri, kelompok donor, kalangan swasta, dan sebagainya.

         Peranan swasta dalam mendukung kegiatan sanitasi dapat melalui Dana CSR (Corporate Social
         Responsibility) dan Kemitraan Pemerintah-Swasta (PPP/PSP). Kemitraan ini terjadi apabila pihak
         swasta melakukan kerjasama bisnis dengan Pemerintah Daerah atau BUMD, dimana kedua belah
         pihak melakukan investasi.

         Pokja dapat melakukan pemaketan program/kegiatan dengan menyusun proposal-proposal
         (Project Digest, misalnya) untuk dikirimkan ke sumber-sumber dana alternatif tersebut. Sebelum
         menyusun dan kemudian mengirimkan proposal-proposal, ada baiknya Pokja menjalin komunikasi
         informal dengan pihak-pihak yang potensial tersebut untuk menjajaki kemungkinannya.

         Beberapa materi dan pertemuan yang perlu dipersiapkan:
         • Bahan promosi peluang partisipasi dan atau proposal investasi swasta
         • Rapat/pertemuan dengan investor swasta yang berminat di sektor sanitasi
         • Membuat Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Daerah dengan investor
         • Tindak lanjut dan monitoring




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 45
5.       Menyusun Rancangan Program Jangka Menengah Sanitasi

         Menyusun Rancangan Program Jangka Menengah Sanitasi sebagai draft pertama (dan mungkin
         dibutuhkan beberapa versi draft sebelum tiba ke versi final).

         Rancangan Program Jangka Menengah ini memuat informasi mengenai
         • Nama program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun mendatang, dengan
            memberikan justifikasinya.
         • Jumlah biaya yang dibutuhkan selama jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang, baik yang
            bersumber dari APBN Pusat, APBD Provinsi, APBD Kab/Kota maupun dari masyarakat, dunia
            usaha, dan bantuan luar negeri (hibah atau pinjaman).
         • Implikasi yang mungkin timbul bila usulan program/kegiatan tertunda atau batal dilaksanakan.


6.       Konsultasi dengan Kepala SKPD

         Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan kepastian bahwa kegiatan-kegiatan dalam Program Jangka
         Menengah dapat dialokasikan anggarannya di tahun-tahun mendatang, sesuai dengan rencana
         pelaksanaannya. Langkah ini akan mengikat SKPD-SKPD untuk memberikan komitmen anggarannya
         di tahun-tahun mendatang. Presentasi dan konsultasi dengan Kepala SKPD ini juga dimaksudkan
         untuk mendapatkan masukan, saran, dan koreksi.

         Selain itu juga perlu dilakukan konsultasi dengan Tim Pengarah Pokja yang anggotanya merupakan
         merupakan para Kepala SKPD, dan dengan TAPD yang anggotanya juga para Kepala SKPD.


7.       Penetapan Program dan Kegiatan Jangka Menengah

         Pokja selanjutnya harus membuat kesepakatan internal tentang Program Jangka Menengah dan
         rencana alokasi anggarannya dengan seluruh SKPD melalui forum rapat Kepala SKPD. Kesepakatan
         ini kemudian ditetapkan sebagai Program dan Kegiatan Jangka Menengah definitif yang menjadi
         pegangan bersama.



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 46
8.       Penyusunan Rencana Pengelolaan

8.1      Jadual Pelaksana

         Menyusun rencana jadual pelaksanaan program/ kegiatan:
         • Untuk Rencana Jangka Menengah dirinci per tahun atau per 6 bulanan.
         • Pembuatan jadual ini dapat menggunakan Gantt Chart atau metode lainnya.

8.2      Instansi Pelaksana

         Menjelaskan fugsi, peranan, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing dinas/instansi dan para
         stakeholder dalam pelaksanaan program/kegiatan, mulai dari pelaksanaan Studi dan Disain Teknis,
         maupun pada saat pelaksanaan pembangunan (konstruksi, supervisi) serta monitoring dan evaluasi.
         • Tingkat Kabupaten/Kota       : Pokja Kab/Kota, SKPD Kab/Kota
         • Tingkat Provinsi             : Pokja Provinsi, SKPD Provinsi
         • Tingkat Nasional             : TTPAMS, PMU dan PIU (Teknis, Advokasi, dan Kelembagaan).

8.3      Rencana Penganggaran

         Menjelaskan mengenai rencana penganggaran dari masing-masing sumber, yaitu:
         • APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota
         • Bantuan Luar Negeri (hibah atau hutang)
         • Swasta, BUMD
         • Masyarakat

         Rencana penganggaran ini disajikan dalam tabel-tabel program dan kegiatan dilengkapi dengan
         kolom-kolom sumber pendanaan, besarannya, dan jadual (tahun) kebutuhan pendanaannya.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                  47
8.4      Rencana Pengadaan Barang dan Jasa

         Menyusun Rencana Pengadaan Barang dan Jasa (Procurement Plan) untuk dari keseluruhan
         program/kegiatan/proyek sehingga memudahkan memantau dan mengevaluasi progress dari
         masing-masing kegiatan tersebut.

         Rencana Pengadaan Barang dan Jasa harus didukung dengan kelengkapan Dokumen Tender
         (Lelang), kepastian ketersediaan pendanaan, dan harus mengacu pada ketentuan yang berlaku
         (Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).


9.       Penyepakatan Rencana Pengelolaan Program

         Bersamaan atau setelah penetapan Program dan Kegiatan Jangka Menengah, Pokja harus
         mendorong proses penyepakatan Rencana Pengelolaan, yang mencakup:
         • Jadwal pelaksanaan
         • Instansi pelaksana (penanggung jawab utama dan pendukung)
         • Anggaran dan jadual kebutuhan pendanaan
         • Proses pengadaan barang dan jasa (sesuai dengan peraturan yang berlaku)




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                            48
Penjelasan Tambahan

Tahun Penyusunan dan Pelaksanaan/Implementasi MPSS:
• Tahun n   (misalnya tahun 2011) : tahun awal Penyusunan Memorandum Program
• Tahun n+1 (misalnya tahun 2012) : Implementasi tahun Pertama Memorandum Program
• Tahun n+2 (misalnya tahun 2013) : Implementasi tahun Kedua Memorandum Program
• Tahun n+3 (misalnya tahun 2014) : Implementasi tahun Ketiga Memorandum Program,dst.

Program dan Kegiatan Tahun Pertama (n+1) dan Kedua (n+2)
a. Tahun n (misal 2011) merupakan tahun dimulainya penyusunan Dokumen Memorandum Program
b. Pada tahun n (misal 2011) secara bersamaan juga sedang berlangsung proses pembahasan anggaran
   (APBD Kab/Kota, APBD Provinsi dan APBN) untuk kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+1
   (2012). Diharapkan pada bulan Oktober tahun berjalan (2011) sudah dapat diperoleh informasi
   mengenai program/kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan pada tahun tahun n+1 (2012).
c. Pada tahun n (misal 2011) juga secara bersamaan, baik di daerah maupun di pusat, sedang dilakukan
   persiapan perencanaan program/kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+2 (2013). Berbagai
   kegiatan rapat konsultasi, baik tingkat kab/kota, propinsi maupun pusat dilakukan untuk memilih dan
   menetapkan program dan kegiatan prioritas tersebut. Diharapkan pada bulan Oktober tahun berjalan
   (2011) sudah dapat diperoleh informasi mengenai program/kegiatan sanitasi yang akan dilaksanakan
   pada tahun n+2 (2013), walaupun masih ada kemungkinan perubahan sehubungan dengan masih harus
   dilaluinya proses pembahasan anggaran pada tahun n+1.
d. Walaupun Memorandum Program masih dalam proses penyusunan, sangat diharapkan bahwa program
   dan kegiatan pembangunan sanitasi untuk tahun n+1 dan n+2 sudah mengakomodasikan Strategi
   Sanitasi Kota (SSK) sebagai basis perencanaan program dan kegiatan.
e. Peran Pokja bersama konsultan/fasilitator adalah mengawal dan memastikan bahwa program/kegiatan
   yang akan dilaksanakan pada tahun n+1 dan n+2 sudah sesuai atau selaras dengan hasil Penilaian
   Prioritas dan Rencana Implementasi Jangka Menengah.
f.   Setelah melalui kajian (butir d dan e) maka program dan kegiatan pada butir (b) dan (c) dapat
     dimasukkan dalam Program/Kegiatan tahun n+1 dan n+2.



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                49
Manual MP-05 : Pemrograman dan Penganggaran Tahunan


Tersusunnya Rencana Implementasi Tahunan pembangunan sektor sanitasi dan dipastikannya alokasi anggaran untuk kegiatan-
kegiatan yang akan dilaksanakan pada Tahun Pertama (n+1)1. dan Kedua (n+2).


Deskripsi

Penting sekali bagi kabupaten/kota memiliki rencana investasi sektor sanitasi yang jelas. Termasuk rencana
pelaksanaan kegiatan di tahun berikutnya (n+1). Rencana yang dimaksud bukan sekadar di atas kertas,
tetapi merupakan rencana yang disepakati bersama oleh seluruh SKPD, dan mendapatkan komitmen
pendanaan dari proses anggaran di kabupaten/kota serta provinsi dan pemerintah pusat. Tanpa adanya
kesepakatan dan komitmen dari sumber-sumber pendanaan, upaya kabupaten/kota untuk memperbaiki
kondisi sanitasinya jelas akan menemui banyak kendala.

Pada dasarnya ada dua jenis kegiatan yang dapat dituangkan dalam rencana tahunan, yaitu:
• Kegiatan yang siap dilaksanakan karena telah memenuhi persyaratan (telah memiliki DED, anggaran
   telah tersedia, tidak ada permasalahan lahan, kesiapan masyarakat, dll), dan
• Kegiatan yang sifatnya mendesak dan segera (misalnya sanitasi di lokasi bencana alam, kebakaran,
   banjir, dll).

Rencana Kegiatan Tahun Pertama disusun pertama kali bersamaan dengan proses penyusunan Dokumen
MPSS, dengan harapan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut dipastikan dapat dilaksanakan pada tahun
pertama (n+1), dimana tahun n adalah tahun penyusunan MPSS.




1
    Dalam hal ini Tahun n merupakan tahun dimulainya proses penyusunan Memorandum Program (MPSS)


Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                            50
Kegiatan

Penyusunan Rencana Implementasi Tahun n+1:
1. Identifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+1
2. Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkait tentang alokasi Anggaran
3. Menggali potensi sumber pendanaan non-Pemerintah
4. Penetapan kegiatan dan anggaran tahun pertama (n+1)

Penyusunan Rencana Implementasi Tahun n+2:
1. Identifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+2
2. Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkiat tentang alokasi Anggaran
3. Menggali potensi sumber pendanaan non-Pemerintah
4. Penetapan kegiatan dan anggaran tahun kedua (n+2)

Output

1. Penulisan Bab 4: Kebutuhan Studi dan Desain
2. Penulisan Bab 6: Rencana Implementasi Tahunan
3. Penulisan Bab 7: Rencana Pengelolaan Program


Penjelasan Kegiatan

Penyusunan Rencana Implementasi Tahun Pertama (n+1)

1.       Identifikasi Kegiatan Tahun Pertama yang Siap Dilaksanakan

         Pokja mengidentifikasi kegiatan-kegiatan mana saja yang dapat dimasukkan sebagai kegiatan Tahun
         Pertama, yakni kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan segera. Beberapa pertimbangan yang
         dapat digunakan untuk menilai kesiapan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pertama
         antara lain:




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                  51
•    Permasalahan sanitasi yang kritis
         •    Kebutuhan dan kesiapan masyarakat setempat
         •    Ketersediaan Studi dan Disain Teknis yang siap diterapkan
         •    Ketersediaan anggaran (diutamakan yang telah teralokasikan di APBN atau APBD)
         •    Tidak ada permasalahan lahan dan ganti-rugi di lapangan (lahan telah tersedia)
         •    Dokumen tender sudah siap bila akan dilaksanakan oleh pihak ketiga

         Kegiatan jangka pendek yang telah diidentifikasi tersebut kemudian dituangkan ke dalam Tabel
         Program dan Kegiatan Tahun Pertama (atau 20xx). Tabel ini dilengkapi dengan kolom tandatangan
         sebagai bentuk komitmen dari pihak-pihak yang berkepentingan. Tabel inilah yang akan
         dikonsultasikan dan dikomunikasikan dengan Kepala SKPD dan stakeholder lainnya dalam rangka
         menetapkan Tabel Kegiatan dan Anggaran Jangka Pendek.



2.       Verifikasi dengan Kepala SKPD dan Instansi Terkait tentang Alokasi Anggaran

         Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkait tentang alokasi Anggaran untuk tahun n+1 dari
         Dokumen APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, dan APBN yang telah disetujui.


3.       Menggali Potensi Sumber Pendanaan Alternatif (non-Pemerintah)

         Guna mengoptimumkan sumber-sumber pendanaan, Pokja diharapkan dapat menjajaki
         kemungkinan mendapatkan/mengakses dana di luar sumber-sumber APBD, APBD Provinsi, dan
         APBN. Misalnya bagaimana melibatkan kalangan donor, dunia usaha, lembaga sosial
         kemasyarakatan, dan masyarakat setempat.

         Untuk ini, paling tidak Pokja harus menyelenggarakan pertemuan kecil untuk sosialisasi Kegiatan
         Jangka Pendek sekaligus menjalin komunikasi dan mengadvokasi pihak-pihak tersebut untuk
         terlibat dalam pelaksanaan Kegiatan Jangka Pendek tersebut. Baik melalui skema Kerjasama
         Pemerintah Swasta (KPS/PPP), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), Hibah (dari kalangan
         donor), dan kontribusi masyarakat secara langsung.

Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                   52
4.       Penetapan Kegiatan dan Anggaran Tahun n+1

         Menetapkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun n+2 yang telah diverifikasi alokasi anggarannya
         dan kesiapan pelaksanaannya (DED sudah tersedia, lahan sudah siap, dan masyarakat telah siap).


Penyusunan Rencana Implementasi Tahun Kedua (n+2)

1.       Identifikasi Rencana Kegiatan Tahun Kedua yang Siap Dilaksanakan

         Identifikasi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun kedua (n+2) (di update
         dari Daftar Program Jangka Menengah).


2.       Verifikasi dengan Kepala SKPD dan Instansi Terkiat tentang Alokasi Anggaran

         Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkait rencana alokasi Anggaran untuk tahun n+2 yang
         akan diajukan melalui prosedur:
         • Rakor Pokja dengan Kepala SKPD dan TAPD               (Februari)
         • Rakor Sanitasi Provinsi                               (Maret)
         • Ratek dan Konreg untuk Ke-Cipta-Karya-an              (Maret)
         • Rakor Pokja Provinsi dan SKPD                         (April)

         Yang tidak kalah penting adalah bagaimana anggota Pokja, melalui SKPD masing-masing, mengawal
         proses penyusunan KUA-PPAS pada bulan Mei-Juni.


3.       Menggali Potensi Sumber Pendanaan Alternatif (non-Pemerintah)

         Melanjutkan upaya penggalian potensi Sumber Pendanaan Alternatif (non-Pemerintah), misalnya
         melalui pemanfaatkan dana CSR (Corporate Social Responsibility), kemitraan Pemerintah-Swasta,
         dll.



Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                   53
4.       Penetapan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun n+2

         Pembahasan dan penetapan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun n+2 baik untuk kegiatan yang
         akan dibiayai melalui APBD Kab/Kota atau APBD Provinsi maupun APBN Pusat atau sumber-sumber
         lainnya.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                              54
Manual MP-06 : Komitmen atas Program dan Kegiatan


Memorandum Program Sektor Sanitasi yang disusun ini harus memperoleh dukungan dan komitmen dari pihak-pihak yang
berkepentingan, baik di daerah maupun di pusat.


Deskripsi

Pelaksanaan Program dan Kegiatan Sanitasi membutuhkan kerjasama, komunikasi dan koordinasi antar
sejumlah pihak yang berkepentingan (stakeholder), baik Pemerintah di tingkat Pusat maupun Daerah, serta
masyarakat, dunia usaha dan lembaga-lembaga internasional. Oleh sebab itu komitmen dari para
pemangku kepentingan tersebut sangat dibutuhkan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan
pembangunan sanitasi ini nantinya.


Kegiatan

1.   Persiapan Rapat Konsultasi
2.   Rapat Konsultasi Tingkat Provinsi
3.   Rapat Konsultasi Tingkat Nasional (Regional)
4.   Merumuskan kesepakatan dan komitmen antar pemangku kepentingan.




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                     55
Penjelasan Kegiatan

1.       Persiapan Rapat Konsultasi

         Rapat Konsultasi, baik tingkat Provinsi maupun Pusat (Regional), merupakan momen yang sangat
         penting bagi Pokja dan atau Kepala SKPD Kab/Kota. Pada Rapat tersebut akan dibahas mengenai
         tindak-lanjut pelaksanaan dan pembiayaan dari masing-masing kegiatan sebagaimana yang
         tercantum dalam Program Jangka Menengah dan Tahunan.

         Persiapan yang harus dilakukan antara lain:
         • Mempersiapkan dan mendesiminasikan materi dan bahan presentasi
         • Mempersiapkan data dan informasi pendukung
         • Konsolidasi dan koordinasi dengan Tim Pokja Provinsi dan Pusat.


2.       Rapat Konsultasi di tingkat Provinsi

         Rapat pembahasan dan konsultasi di tingkat Provinsi adalah untuk membahas Rencana Kegiatan
         Jangka Menengah dan Tahunan dalam rangka koordinasi antara program dan pendanaan Provinsi
         dengan Kabupaten/kota, sekaligus untuk keterpaduan dan sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota
         lainnya di Provinsi ybs.

         Pada Rapat ini diharapkan dapat disepakati (komitmen) mengenai:
         • Program dan Kegiatan yang akan dibiayai melalui APBD Provinsi
         • Program dan Kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai oleh APBN Pusat
         • Program dan Kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai oleh sumber lainnya (swasta, bantuan luar
            negeri, lembaga donor internasional, dll)




Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi                                                                 56
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota

Contenu connexe

Tendances

Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Joy Irman
 

Tendances (20)

Tahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSK
Tahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSKTahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSK
Tahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSK
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
 
Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten/Kota 2013
Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten/Kota 2013Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten/Kota 2013
Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten/Kota 2013
 
SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah
SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di DaerahSE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah
SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah
 
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSPTeknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
 
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
 
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
10 Langkah Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
 
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi PermukimanBuku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
 
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran SanitasiSinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
 
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerah
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di DaerahPenguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerah
Penguatan Kelembagaan Pokja Sanitasi di Daerah
 
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014
 
Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...
Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...
Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan dalam Pembangu...
 
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
 
Penyiapan Memorandum Program Sanitasi
Penyiapan Memorandum Program SanitasiPenyiapan Memorandum Program Sanitasi
Penyiapan Memorandum Program Sanitasi
 
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
 
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspRoadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
 
Penyusunan buku putih sanitasi kota
Penyusunan buku putih sanitasi kotaPenyusunan buku putih sanitasi kota
Penyusunan buku putih sanitasi kota
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Proses Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Proses Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)Proses Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Proses Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
 
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
 

En vedette

Pengetahuan sederhana tentang proyek pltu
Pengetahuan sederhana tentang proyek pltuPengetahuan sederhana tentang proyek pltu
Pengetahuan sederhana tentang proyek pltu
oche66
 

En vedette (20)

Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kelembagaan, Administr...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Wewenang dan Tanggung ...
 
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Landfill dan...
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Bab10 semi komunal
Bab10 semi komunalBab10 semi komunal
Bab10 semi komunal
 
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Kemitraan Pemerintah Swa...
 
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Pel...
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Pel...Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Pel...
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Pel...
 
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T)
 
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Das...
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Das...Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Das...
Pemantauan dan Evaluasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) – Das...
 
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
 
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur Organisasi
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur OrganisasiKelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur Organisasi
Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL-T) - Struktur Organisasi
 
Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) - Tata Kerja Organisasi ...
Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) - Tata Kerja Organisasi ...Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) - Tata Kerja Organisasi ...
Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) - Tata Kerja Organisasi ...
 
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
 
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kota Surabaya
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kota SurabayaMemorandum Program Sektor Sanitasi Kota Surabaya
Memorandum Program Sektor Sanitasi Kota Surabaya
 
Ipal
IpalIpal
Ipal
 
Pengetahuan sederhana tentang proyek pltu
Pengetahuan sederhana tentang proyek pltuPengetahuan sederhana tentang proyek pltu
Pengetahuan sederhana tentang proyek pltu
 
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Pengukuran
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan PengukuranTahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Pengukuran
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Pengukuran
 
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Sosialisasi
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan SosialisasiTahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Sosialisasi
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Sosialisasi
 
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...
 
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Persiapan
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan PersiapanTahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Persiapan
Tahap Pra Konstruksi SPAL - Pekerjaan Persiapan
 

Similaire à Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota

Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerahKuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
R Khairil Adi
 
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RLPengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
Edison Thomas
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Maha Rudi
 
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_ina
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_inaCapacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_ina
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_ina
Syahroni Ateng Syafrudin
 
Penyusunan programa pp
Penyusunan programa ppPenyusunan programa pp
Penyusunan programa pp
wika_wibowo
 

Similaire à Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota (20)

20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
 
Pengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi
Pengantar Memorandum Program Sektor SanitasiPengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi
Pengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi
 
Strategi monev sanitasi permukiman
Strategi monev sanitasi permukimanStrategi monev sanitasi permukiman
Strategi monev sanitasi permukiman
 
Tahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program Sanitasi
Tahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program SanitasiTahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program Sanitasi
Tahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program Sanitasi
 
Bab 1. Pendahuluan
Bab 1.  PendahuluanBab 1.  Pendahuluan
Bab 1. Pendahuluan
 
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerahKuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
Kuliah ii evaluasi perencanaan pembangunan daerah
 
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RLPengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
 
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
 
Pengawasan Transaksi Non Tunai (TNT).pdf
Pengawasan Transaksi Non Tunai (TNT).pdfPengawasan Transaksi Non Tunai (TNT).pdf
Pengawasan Transaksi Non Tunai (TNT).pdf
 
Modul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Modul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka MenengahModul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Modul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
 
Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP - NUSP2
Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP - NUSP2Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP - NUSP2
Petunjuk Teknis Penyusunan NUAP - NUSP2
 
Tahapan Program PPSP, Tahap Kelembagaan, Keuangan dan Peraturan
Tahapan Program PPSP, Tahap Kelembagaan, Keuangan dan PeraturanTahapan Program PPSP, Tahap Kelembagaan, Keuangan dan Peraturan
Tahapan Program PPSP, Tahap Kelembagaan, Keuangan dan Peraturan
 
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_ina
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_inaCapacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_ina
Capacity building minimum_service_standard_application_central_java_may11_ina
 
Pemetaan kriteria pokja 2
Pemetaan kriteria pokja 2Pemetaan kriteria pokja 2
Pemetaan kriteria pokja 2
 
Modul MP-07 Penulisan Memorandum Program Sanitasi
Modul MP-07 Penulisan Memorandum Program SanitasiModul MP-07 Penulisan Memorandum Program Sanitasi
Modul MP-07 Penulisan Memorandum Program Sanitasi
 
Penyusunan programa pp
Penyusunan programa ppPenyusunan programa pp
Penyusunan programa pp
 
Sasaran Program PPSP di Daerah
Sasaran Program PPSP di DaerahSasaran Program PPSP di Daerah
Sasaran Program PPSP di Daerah
 
Bab 5. rencana implementasi
Bab 5. rencana implementasiBab 5. rencana implementasi
Bab 5. rencana implementasi
 
Penerapan Perencanaan Strategis dalam Program PPSP
Penerapan Perencanaan Strategis dalam Program PPSPPenerapan Perencanaan Strategis dalam Program PPSP
Penerapan Perencanaan Strategis dalam Program PPSP
 

Plus de Joy Irman

Plus de Joy Irman (20)

Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Pemantauan, Evaluasi d...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Peran Masyarakat dan B...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Operasi, Pemeliharaan,...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Tahap Konstruksi Pelak...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Perencanaan SPAL (Renc...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kebijakan dan Strategi...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Kamus, Istilah dan Def...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan EvaluasiInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Pemantauan dan Evaluasi
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan KeuanganInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Aspek Pembiayaan dan Keuangan
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstr...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Bangunan Penunjan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi & Pekerjaan Mekan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi - Unit Pembuangan...
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
 
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT) - Tahap Pra Konstruksi (Persiapan)
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan PemekatanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
 

Dernier

KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
MeidarLamskingBoangm
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Adam Hiola
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
puji239858
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Ustadz Habib
 

Dernier (8)

KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 

Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota

  • 1. Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan Manual Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota 2011
  • 2.
  • 3. Seri Manual Pengembangan Strategi Sanitasi Permukiman Manual Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) Kabupaten/Kota 2011 Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi ii
  • 4. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi iii
  • 5. Kata P Pengantar Penyusuunan Memorandum Pro ogram Sekto Sanitasi merupakan tahap ke-4 (empat) da enam or m ari tahapan pelaksanaa Program P n an Percepatan Pembanguna Sanitasi P an Permukiman (PPSP). Tah n hapan ini pada da asarnya mer rupakan pennjabaran leb lanjut dari tahap k bih Penyusunan Strategi ke-3, yakni P Sanitasi Kabupaten n/Kota (SSK yang telah dilaksanakan ole masing-masing Pem K), eh merintah Kabupat ten/Kota pes serta Program PPSP. m Manual Memorand dum Program ini meru m upakan pandduan tentan proses d ng dan langkah h-langkah penyusuunan Dokum men Memor randum Proogram Sekto Sanitasi (MPSS) mu or ulai dari koonsolidasi kelembaagaan Pokja AMPL/Sanita pemiliha dan penet asi, an tapan progra dan kegia am atan sanitasi prioritas untuk liima tahun mendatang, penyusuna program dan penganggaran unt an tuk kegiatan jangka n meneng gah dan ta ahunan, keggiatan kons sultasi dan penyepaka atan program baik di tingkat kabupatten/kota, pr rovinsi mau upun nasionnal, dan penulisan dokkumen MPS Manual ini juga SS. menjelaskan menge enai tata ca Pelaksan ara naan Studi dan Disain, Monitoring dan Evalu g uasi, dan penyusuunan Rencan Impleme na entasi Tahun nan yang haarus dilakuk kan secara b berkelanjuta setiap an tahun. Manual ini dihara apkan dapa menjadi pedoman atau panduan bagi semua piha yang at ak berkepeentingan dala proses p am pemrograman dan penga anggaran ke egiatan pembbangunan saanitasi di tingkat P Pusat, Provin dan Kab nsi, bupaten/Kota. Dengan Manual ini diharapkan Ka M abupaten/Ko dapat ota menghasilkan sebua dokumen yang berk ah n kualitas, kom utuhan daerah, dan mprehensif, sesuai kebu dapat d dipertanggunngjawabkan dari sisi t teknis maup pun dari asspek lain sseperti pem mbiayaan, kelemba agaan, dan kebijakan. Dengan panduan ya menuntu pengguna ang un anya langkah kah, diharapkan dapat dihasilkan h-demi langk sebuah d dokumen Memorandum Program ya siap dilak m ang ksanakan. Jakarta, Juni 2011 yukrul Amien Ir. M. Sy n Direktur Pengemban r ngan PLP Direktor Jenderal C rat Cipta Karya Kementrian Pekerjaa Umum an Manual Mem morandum Progr Sektor Sanita ram asi iv
  • 6. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi v
  • 7. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Singkatan Bagian 1: Pendahuluan 1 1. Memorandum Program Sektor Sanitasi dalam Konteks Perencanaan Strategis 2 2. Tujuan Manual 5 3. Kelompok Sasaran Manual 6 4. Diagram Alir Memorandum Program 7 Bagian 2: Manual Memorandum Program 15 1. Manual MP-01 : Konsolidasi Kelembagaan 16 2. Manual MP-02 : Penetapan Program Prioritas 23 3. Manual MP-03 : Internalisasi Program Prioritas 38 4. Manual MP-04 : Pemrograman dan Penganggaran Jangka Menengah 41 5. Manual MP-05 : Pemrograman dan Penganggaran Tahunan 51 6. Manual MP-06 : Komitmen atas Program dan Anggaran 54 7. Manual MP-07 : Penulisan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) 57 Bagian 3: Manual Pelaksanaan Studi dan Disain, Monev dan Pemutakhiran Rencana Implementasi Tahunan 61 8. Manual MP-08 : Pelaksanaan Studi dan Disain Teknis 62 9. Manual MP-09 : Monitoring dan Evaluasi 67 10. Manual MP-10 : Pemutakhiran Rencana Implementasi Tahunan 70 Lampiran-lampiran 75 A. Daftar Isi Dokumen MPSS 76 B. Form Tabel Program dan Kegiatan 79 C. Daftar Program/Kegiatan yang dapat dibiayai APBN 81 D. Jadual dan Penanggung Jawab Penyusunan Dokumen MPSS 83 E. Pedoman Survei dan Pengumpulan Data untuk MPSS 85 Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi vi
  • 8. Daftar Singkatan AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BABS : Buang Air Besar Sembarangan BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional DAK : Dana Alokasi Khusus DAU : Dana Alokasi Umum DED : Detailed Engineering Design FS : Feasibility Study IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja KAK : Kerangka Acuan Kerja atau TOR (Terms of References) KLH : Kementrian Lingkungan Hidup K/L : Kementrian dan Lembaga KMW : Konsultan Managemen Wilayah KPS : Kemitraan Pemerintah dan Swasta KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat LARAP : Land Acquisition and Resettlement Plan LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MCK : Mandi Cuci dan Kakus MONEV : Monitoring dan Evaluasi MPSS : Memorandum Program Sektor Sanitasi Musrenbang : Musyawarah Perencanaan Pembangunan PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat PHLN : Pinjaman dan atau Hibah Luar Negeri PIU : Project Implementing Unit PMU : Project Management Unit POKJA : Kelompok Kerja PPLP : Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Renja : Rencana Kerja Renstra : Rencana Strategis RKA : Rencana Kegiatan dan Anggaran RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPIJM : Rencana Program Investasi Jangka menengah RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi vii
  • 9. 3R : Reduce, Reuse and Recycle Sanimas : Sanitasi berbasis Masyarakat SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SPAL : Sistem Penyaluran Air Limbah SPAM : Sistem Penyediaan Air Minum SPM : Standar Pelayanan Minimum SSK : Strategi Sanitasi Kota TAPD : Tim Anggaran Pemerintah Daerah TPA : Tempat Pemrosesan Akhir TPS : Tempat Penampungan Sementara TPST : Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TTPAMS : Tim Teknis Pembangunan Air Minum dan Sanitasi (dahulu TTPS) Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi viii
  • 10. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi ix
  • 11. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) Kabupaten/Kota Pendahuluan
  • 12. 1. 1 Memora andum Progra dalam Kon am nteks Perenca anaan Strateg Sanitasi gis 1.1 1 Latar Belakang Penyusuna Memorandum Program Sekt Sanitasi (MPSS) an m tor merupaka suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusun an n s nan Strategi Sa anitasi Kabupaten n/Kota (SSK) dan sebelum dimulain nya pelaksanaan pembangunan (implementasi). Penyusunan MP n PSS ini dimaksudkan untuk m mempertegas pro ogram/kegiatan aapa yang akan dilaksanakan s n selama 1-5 tahun mendatang, b baik tentang lookasi, pelaksana kegiatan, waktu pelaksanaan, bia aya yang dibuutuhkan, dan yan paling penting kepastian sumb ng g, ber dananya. MPSS me erupakan penjaba aran lebih lanjut dari program d t dan kegiatan yang telah dit tetapkan dalam Strategi Sanit m tasi Kabupaten n/Kota (SSK). SS lebih fokus pada program d SK p dan kegiatan d bagaimana c dan cara mencapai tuujuan pembangun nan sanitasi da alam 5 tahun me endatang sesuai dengan visi dan m d misi sanitasi k kabupaten/kota. Sedangkan MPSS lebih fokus pa S ada bagaimana memastikan st trategi tersebut berjalan, khususn b nya dengan sk kenario strategi pendanaannya. SSK adalah tenta S ang perumusan strategi sanitasi, sedangkan MPSS adalah tenta ang Gambar 1 Tahapan PPSP bagaimana melaksanakan strategi ters n sebut (strategy implementation) guna menc capai tujuan/sassaran yang telah ditentukan dengan mempert timbangkan sega kemampuan dan ala sumberdaya yang ada (keu uangan, kelembag gaan, SDM, dll), baik di tingkat Pu usat, Daerah mau upun masyaraka Untuk jelasnya dapat dilihat pad gambar beriku ini. at. a da ut Manual Memorandum Pro M ogram Sektor Sanitasi 2
  • 13. Kegiatan implementasi Strategi dalam Program PPSP berjalan seiring dengan kegiatan: • Kampanye, edukasi, advokasi dan pendampingan • Pengembangan kelembagaan dan peraturan • Pemantauan, pembimbingan, evaluasi dan pembinaan Adanya dukungan kegiatan tersebut di atas diharapkan dapat mempercepat dan memudahkan proses pelaksanaaan/implementasi strategi. Salah satunya adalah terlaksananya proses adopsi (buy in) dan meningkatnya dukungan para pemangku kepentingan, baik selama penyusunan Memorandum Program maupun dalam pelaksanaannya nanti. Keberhasilan proses adopsi ini membutuhkan beberapa persyaratan, di antaranya terjalinnya komunikasi yang efektif antar pemangku Gambar 2 Proses MPSS dan Kiatannya dengan Tahapan PPSP kepentingan, adanya kesepahaman atas tujuan dan sasaran yang harus dicapai, dan adanya umpan-balik secara berkala atas pencapaian strategi. Proses pelaksanaan mencakup formalisasi proses, koordinasi, sinkronisasi, penerjemahan strategi menjadi tindakan, mencegah terjadinya penundaan pelaksanaan, dan seterusnya. Sedangkan bentuk dukungan yang diharapkan adalah tersedianya sumberdaya manusia yang memadai dan terlatih, adanya komitmen dari eksekutif dan para stakeholder sanitasi, alokasi sumberdaya, koordinasi yang efektif, budaya kerja, dan sebagainya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 3
  • 14. Gambar 3 Memorandum Program Sebagai Implementasi Strategi Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 4
  • 15. 1.2 Definisi Memorandum Program Sektor Sanitasi Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) merupakan terminal seluruh program dan kegiatan pembangunan sektor sanitasi kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat dan masyarakat setempat dalam kurun waktu 5 tahun, yang pendanaannya berasal dari berbagai sumber: APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, Bantuan Luar Negeri (pinjaman maupun hibah), swasta maupun masyarakat, dan sebagainya. Sebagai suatu terminal, Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) akan merangkum masukan dari Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM), jika memang dokumen ini telah disusun sebelumnya, dan dokumen perencanaan lainnya seperti RTRWK, RPJMD, Renstra Kabupaten/Kota, RKA KL, dan lain-lain. Memorandum Program merupakan justifikasi dan komitmen pendanaan dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat, atau dari lembaga lainnya untuk program/kegiatan yang telah Gambar 4 Definisi Memorandum Program teridentifikasi. Memorandum Program merupakan landasan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan strategi pembangunan sektor sanitasi dalam jangka menengah (5 tahun). Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Sebagai landasan pembangunan sanitasi yang mengikat bagi para pemangku kepentingan, maka Memorandum Program (MPSS) tersebut harus dilegalisasi/ditandatangani oleh para pihak yang berkepentingan, yaitu Bupati/Walikota, Gubernur, dan perwakilan dari Pemerintah Pusat. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 5
  • 16. 1.3 Posisi Memorandum Program Dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunan sektor sanitasi permukiman terdapat 4 kegiatan utama yang saling berkaitan, yaitu: 1. Proses Perencanaan Strategi. Kegiatan ini menitikberatkan proses konsolidasi berbagai dokumen strategi dan perencanaan pembangunan sanitasi, utamanya adalah RPJMD, RPIJM, RKA KL, RTRW, dll. Hasil konsolidasi tersebut kemudian dirangkum pada Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, dengan mempertimbangkan hasil analisis komprehensif atas kondisi dan permasalahan sanitasi serta kebutuhan kabupaten/kota. 2. Proses Pemrograman atau Memorandum Program. Kegiatan pada tahap ini adalah menjabarkan program dan kegiatan tiap-tiap subsektor (air limbah, persampahan, drainase, dan higiene) dengan mempertimbangkan aspek cakupan pelayanan, rencana investasi, kebutuhan studi dan disain (baik teknis maupun non-teknis), pengelolaan, Operasi dan Gambar 5 Posisi Memorandum Program Pemeliharaan (O&M), dan pendanaan,dll. Memorandum Program yang telah disepakati tersebut selanjutnya menjadi bahan pembahasan Anggaran, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, maupun Pusat. 3. Implementasi. Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan kegiatan non-fisik (pengembangan masyarakat, pengembangan kapasitas kelembagaan dan SDM, dll). 4. Monitoring dan Evaluasi (Monev). Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut di atas (butir 1, 2, dan 3). Monitoring dilakukan secara berjenjang sesuai dengan ruang lingkup tugas dan tanggungjawab masing-masing, yaitu tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat. Guna menunjang Monev dibutuhkan dukungan Sistem Informasi Manajemen (berbasis web) yang memadai. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 6
  • 17. 1.4 Proses Penyusunan Memorandum Program Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) terdiri atas beberapa kegiatan utama, yaitu: 1) Proses Review Dokumen yaitu kegiatan pengkajian beberapa dokumen perencanaan dan program pembangunan yang terkait sektor sanitasi, seperti: (1) Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Lembaga (RKA-KL) dari Kementrian Kesehatan (2) Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Lembaga (RKA-KL) dari Kementrian Dalam Negeri (3) Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM bidang Pengembangan PLP/Sanitasi) (4) Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota yang telah disiapkan oleh Pokja Kab/Kota (5) Dokumen lainnya, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), RPJMD, dll. 2) Proses Konsolidasi dan Prioritasi Program dan Kegiatan berdasarkan hasil kajian tersebut di atas (butir 1), yang terdiri atas program infrastruktur maupun non-infrastruktur. Hasil dari kegiatan ini adalah: (1) Daftar Panjang Program dan Kegiatan (long-list) (2) Daftar Program dan Kegiatan Prioritas (short-list) yang akan dilaksanakan selama 5 tahun mendatang. 3) Proses Identifikasi Kebutuhan Studi dan Disain Teknis untuk mendukung pelaksanaan Program dan Kegiatan tersebut di atas (butir 2), misalnya: (1) Master Plan (2) Studi Kelayakan (3) DED (dilengkapi dengan RAB dan Dokumen Tender) (4) Studi Lingkungan (AMDAL), dll. 4) Proses penyusunan Memorandum Program yang berisikan: (1) Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi (2) Rencana Implementasi Jangka Menengah (3) Rencana Implementasi Tahunan (4) Rencana Pengelolaan Program (pengorganisasian, pendanaan, penjadualan, dll) (5) Lampiran-lampiran, dan data pendukung Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 7
  • 18. Dokumen Memorandum Program ini selanjutnya menjadi acuan dalam proses Penganggaran, baik yang dilakukan di tingkat Pusat maupun Daerah. Hasil dari proses penganggaran ini adalah (a) kegiatan/proyek disetujui untuk dilaksanakan atau (b) ditunda atau tidak dilanjutkan. Kegiatan/proyek yang anggarannya telah disetujui dan tersedia kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan (implementasi): • Pelaksanaan Studi dan Disain Teknis • Pembangunan infrastruktur dan non-infrastruktur. Bagi kegiatan/proyek yang anggarannya belum tersedia direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya (n+2). Kegiatan-kegiatan ini kemudian masuk ke dalam Daftar Tunggu (Waiting List). Selama proses tersebut di atas secara berkala dilakukan monitoring dan evaluasi (monev). Hasil dan rekomendasi Monev kemudian menjadi masukan bagi pemutakhiran dan penyempurnaan Dokumen Memorandum Program untuk tahun berikutnya (n+2). Proses ini dilakukan berulang-ulang (repetitive) setiap tahun. Hasil monitoring dan evaluasi dari seluruh pelaksanaan kegiatan tersebut di atas kemudian dirangkum dalam Laporan Tahunan Sektor Sanitasi (Sanitation Sector Annual Progress Report). Gambar 6 Proses Penyusunan Memorandum Program Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 8
  • 19. 2. Tujuan Manual Manual Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota merupakan pelengkap dari Seri Manual PPSP yang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Manual tersebut adalah • Manual A : Pengenalan Program dan Pembentukan Pokja • Manual B : Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi (Penyusunan Buku Putih) • Manual C : Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota • Manual D : Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi Tujuan Manual Memorandum Program adalah sebagai pedoman dalam proses penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Dengan adanya Manual ini diharapkan proses penyusunan dapat berlangsung dengan efisien dan efektif, mampu menghasilkan produk dokumen yang baik dan memperoleh dukungan dari pihak-pihak yang berkepentingan, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah pusat, maupun bagi stakeholder lainnya seperti dunia usaha, masyarakat, dan kalangan donor. 3. Kelompok Sasaran Kelompok Sasaran dari Manual Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/ Kota (MPSS) adalah: 1. Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota, sebagaimana ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota, merupakan penanggung jawab utama, koordinator, dan penulis naskah Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Pokja Kabupaten/Kota juga bertanggung jawab memutakhirkan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS), khususnya yang terkait dengan Pemrograman dan Penganggaran Tahunan. Pokja AMPL/Sanitasi kabupaten/Kota bersama SKPD terkait mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan yang akan dibiayai oleh APBD Kabupaten/Kota. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 9
  • 20. 2. Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam SK Gubernur, bertanggung jawab dalam memberikan arahan, saran, masukan, dan mengkoordinasi Kabupaten/Kota selama proses penyusunan Memorandum Program. Pokja AMPL/Sanitasi Provinsi bersama SKPD terkait bertanggung jawab mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan yang akan dibiayai oleh APBD Provinsi. 3. Pokja AMPL/Sanitasi Nasional Pokja AMPL/Sanitasi Nasional bertanggung jawab memberikan arahan, saran, dan masukan selama proses penyusunan Memorandum Program. Pokja AMPL/Sanitasi Nasional bersama PMU/PIU mengkonsolidasikan dan mengkoordinasikan berbagai program dan kegiatan yang akan dibiayai oleh APBN untuk masing-masing Kementrian dan Lembaga. 4. Satuan Kerja Kementrian/Lembaga (KL) Para Satuan Kerja (Satker) Kementerian/Lembaga yang bertanggung jawab dalam memberikan masukan, saran, koreksi, dan arahan selama proses penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi. 5. Pihak Terkait Lainnya Sebagai panduan bagi pihak terkait lainnya seperti Tim Konsultan, Pelatih, dan Fasilitator yang bertanggung jawab dalam memberikan bantuan teknis, pelatihan, pendampingan dan fasilitasi kepada Pokja AMPL/Sanitasi baik di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi maupun nasional. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 10
  • 21. 4. Bagan Alir Penyusunan Memorandum Program Gambar 7 Bagan Alir Penyusunan Memorandum Program Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 11
  • 22. Gambar 8 Kaitan antara SSK dengan Memorandum Program Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 12
  • 23. Gambar 9 Pelaksanaan Studi dan Disain Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 13
  • 24. Gambar 10 Implementasi Kegiatan dan Konstruksi Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 14
  • 25. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi
  • 26. Manual MP-01: Konsolidasi Kelembagaan Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman dan komitmen para stakeholder dalam penyusunan Memorandum Program dan proses penganggaran pembangunan sektor sanitasi. Deskripsi Seperti proses penyusunan Buku Putih dan SSK, Kelompok Kerja (Pokja) di kabupaten/kota berperan penting dalam penyusunan dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS). Keberhasilan penyusunan dan kualitas dokumen MPSS ditentukan apakah suatu Pokja memiliki komitmen, kesungguhan, kesiapan, dan sumberdaya yang memadai untuk mewujudkannya. Sebelum proses penyusunan MPSS dimulai, pihak-pihak yang berkepentingan di kabupaten/kota harus memastikan bahwa Pokja memang benar-benar siap secara operasional: memiliki SK yang jelas dan strukturnya pun sesuai pedoman kelembagaan yang diberikan oleh Ditjen Bina Bangda Kemendagri, termasuk di dalamnya tersedianya dana operasional untuk tahun berjalan. Hanya dengan Pokja yang siap sajalah, proses advokasi untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen stakeholder dalam penyusunan Memorandum Program dan proses penganggaran pembangunan sektor sanitasi bisa dijamin. Terwujudnya kesepakatan dan komitmen atas Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi dari para pemangku kepentingan baik pemerintah kabupaten/kota dan provinsi maupun pusat. Dengan adanya penandatanganan atau legalisasi dokumen MPSS ini diharapkan penganggaran dan pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung sesuai rencana. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 16
  • 27. Kegiatan 1. Advokasi MPSS dalam konteks Program PPSP 2. Pemeriksaan Status Kelembagaan Pokja AMPL/Sanitasi 3. Penyusunan dan Distribusi Rencana Kerja Pokja AMPL/Sanitasi 4. Peningkatan Kapasitas Pokja AMPL/Sanitasi 5. Komitmen dan Kerangka Legalisasi Dokumen MPSS Output 1. Masukan dan Penulisan “Bab 1: Pendahuluan” Dokumen MP. 2. Rencana Kerja Pokja dalam Penyusunan MP 3. Dokumen MPSS yang telah ditandatangani oleh para pemangku kepentingan Penjelasan Kegiatan 1. Advokasi MPSS dalam Konteks PPSP Kegiatan advokasi MPSS dalam konteks PPSP bertujuan untuk memberikan pemahaman MPSS kepada Pimpinan Daerah, Kepala SKPD beserta jajarannya, dan stakeholder sektor sanitasi lainnya di daerah dengan harapan meningkatnya dukungan dan komitmen mereka selama proses penyusunan MPSS. Hal lain yang diharapkan adalah mewujudkan komitmen atas program dan kegiatan sanitasi yang akan dilaksanakan selama 5 tahun mendatang. Salah satu kegiatan advokasi yang harus dilakukan adalah sosialisasi dan presentasi Tujuan dan Manfaat MPSS, dan Proses Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi di Forum SKPD Kabupaten/Kota. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 17
  • 28. 2. Pemeriksaan Status Kelembagaan Pokja 2.1 Eksistensi Pokja Keberadaan Pokja harus dipastikan sebelum kabupaten/kota memulai penyusunan MPSS. Pelajari SK Bupati/Walikota tentang Pembentukan Pokja, dan periksa/pastikan apakah: • SK tersebut masih berlaku atau sudah berakhir. Jika berakhir, upayakan untuk diperpanjang masa berlakunya. • Anggaran operasional Pokja telah tersedia dan mencukupi • Sarana dan prasarana Pokja telah tersedia dan mencukupi 2.2 Struktur Organisasi Pokja juga perlu memastikan apakah struktur organisasi Pokja telah sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan Dirjen Bina Bangda Kemendagri (lihat Buku Pedoman Pedoman Penyiapan Kelembagaan dan Indikasi Pelaksanaan PPSP). Perlu juga dipastikan bahwa anggota Pokja yang ditunjuk/ditugaskan benar-benar siap bekerja. Bila terjadi kekosongan segera cari penggantinya. 2.3 Koordinasi Pokja harus memastikan agar koordinasi internal Tim Pokja berjalan dengan baik. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ada dan segera perbaiki. Pokja harus memastikan keefektifan jalur komunikasi dan koordinasi dengan berbagai tingkatan pemerintahan seperti: SKPD Kabupaten/Kota sendiri, Pokja Provinsi, dan para Satker di Provinsi, serta Pokja Nasional AMPL, khususnya PMU/PIU program PPSP. 2.4 Hubungan Stakeholder Pokja perlu memeriksa kualitas hubungan Tim Pokja AMPL/Sanitasi dengan para stakeholder sanitasi lain seperti: kalangan akademik, swasta, media massa, dan tokoh-tokoh masyarakat. Pertahankan jika sudah cukup baik. Perbaiki bila ada hambatan. Pokja juga perlu membangun hubungan baik dengan konsultan, fasilitator, dan para pihak yang mendukung PPSP. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 18
  • 29. 3. Penyusunan dan Distribusi Rencana Kerja Pokja 3.1 Penyusunan Rencana Kerja Penyusunan Rencana Kerja Pokja mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan Pokja selama proses penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS), menyangkut rapat-rapat internal, lokakarya, perjalanan dinas, kegiatan konsultasi, koordinasi, dan penulisan dokumen MPSS. Pokja perlu melakukan beberapa kegiatan di antaranya adalah: • Diskusi internal Pokja AMPL/Sanitasi mengenai rencana kerja • Penyusunan Rencana Kerja tahunan • Penyepakatan Rencana Kerja yang ditandatangani oleh Ketua Tim Pengarah dan Tim Teknis Pokja. 3.2 Distribusi Rencana Kerja Rencana Kerja yang telah disusun dan disepakati bersama kemudian didistribusikan kepada pihak- pihak terkait dan menjadi pegangan selama proses penyusunan MPSS. Pihak-pihak yang perlu mengetahui Rencana Kerja adalah: • Kepala SKPD Kabupaten/Kota • Pokja Provinsi, SKPD Provinsi, dan Satker APBN di Provinsi • Pokja Nasional dan PMU/PIU Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 19
  • 30. 4 Peningkatan Kapasitas Pokja 4.1 Pelatihan 4.1.1 Pelatihan Penyusunan Memorandum Program Sebelum mulai menyusun Dokumen MPSS, Tim Pokja diharuskan menguasai beberapa materi teknis yang diberikan melalui pelatihan. Di antara materi yang perlu dikuasai Tim Pokja adalah: • Pengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi • Proses Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) • Proses Penganggaran Kegiatan Sektor Sanitasi • Proses Monitoring dan Evaluasi 4.1.2 Pelatihan lainnya (opsional, sesuai kebutuhan Pokja) Pelatihan ini merupakan “pilihan” atau “opsional” bagi Tim Pokja. Beberapa alternatif materi pelatihan yang disarankan di antaranya: • Peningkatan kemampuan advokasi, komunikasi dan kampanye publik • Pengembangan manajamen, kerjasama tim, dan kepemimpinan • Perencanaan dan Manajemen Keuangan Negara • Pembuatan Proposal Proyek atau Project Digest • Kemitraan Pemerintah-Swasta, dsb 4.2 Pendampingan Selama pelaksanaan tugas Tim Pokja, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi, akan didampingi oleh fasilitator (Fasilitator Kab/Kota dan Fasilitator Propinsi) dan Tim Tenaga Ahli. Fasilitator akan mendampingi Tim Pokja selama proses penyusunan Memorandum Program, utamanya pada tahapan: • Pengumpulan data dan observasi lapangan • Pengkajian dokumen-dokumen perencanaan • Proses seleksi dan prioritasi program dan kegiatan Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 20
  • 31. Proses pengganggaran melalui APBN dan APBD • Tata cara memperoleh bantuan luar negeri (hibah, pinjaman lunak) • Pengembangan alternatif pendanaan (swasta, masyarakat, lembaga sosial, dll) • Identifikasi kebutuhan Studi dan Disain Teknis yang dibutuhkan Sedangkan Tim Tenaga Ahli multidisiplin akan membantu Pokja dalam mendalami aspek-aspek: • Teknis (air limbah, drainase, dan persampahan) dan • Non-teknis: kelembagaan, keuangan/pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat, kemitraan pemerintah-swasta, PHBS, dll. 4.3 Pertukaran Pengalaman Dalam rangka memperluas wawasan dan mendapatkan informasi terkini mengenai sanitasi, Pokja AMPL/Sanitasi disarankan mengikuti berbagai program pertukaran pengalaman dan jejaring (networking), baik yang dilaksanakan oleh PPSP, AKKOPSI maupun institusi lainnya. Beberapa program pertukaran yang disarankan di antaranya adalah menghadiri City Sanitation Summits yang merupakan Lokakarya Reguler AKKOPSI, Konferensi Sanitasi Nasional, dan sebagainya. 4.4 Rujukan Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan mendapatkan informasi terkini mengenai sanitasi, Pokja AMPL/Sanitasi disarankan untuk mengakses berbagai rujukan yang tersedia, baik berupa panduan, manual, majalah, newsletter, maupun dokumen-dokumen yang tersimpan pada situs www.sanitasi.or.id atau situs-situs sanitasi lain. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 21
  • 32. 5. Komitmen dan Kerangka Legalisasi Dokumen MPSS Keberhasilan pelaksanaan Memorandum Program ini sangat ditentukan oleh Komitmen kelembagaan, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pusat, utamanya dalam penyediaan anggaran, sumberdaya manusia, dan sumberdaya pendukung lainnya. Komitmen ini diwujudkan melalui legalisasi atau penandatanganan Dokumen MPSS oleh para pemangku kepentingan, yaitu: • Tingkat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota • Tingkat Provinsi oleh Gubernur • Perwakilan dari Pemerintah Pusat Langkah-langkah yang harus dilakukan • Advokasi akan pentingnya kesepakatan dan legalisasi MPSS kepada para pihak tersebut di atas • Komunikasi rutin dengan para pihak tersebut di atas untuk setiap kemajuan (progress) selama proses penyusunan Dokumen MPSS • Mengikuti forum-forum pembahasan, baik di tingkat Kota, Provinsi maupun Pusat, yang melibatkan perwakilan dari masing-masing pemangku kepentingan tersebut di atas (TTPAMS, PMU, PIU, Pokja, SKPD, Satker, dll). • Menyampaikan laporan berkala kepada para pihak tersebut beserta jajarannya mengenai daftar Program/Kegiatan Sanitasi, baik jangka menengah maupun tahunan. • Mempersiapkan konsep Memorandum Program yang akan ditandatangani. • Penandatanganan Dokumen Memorandum Program oleh para pihak tersebut di atas Mengingat pentingnya legalisasi Dokumen MPSS, maka kegiatan advokasi, komunikasi, koordinasi dan pengembangan kelembagaan selama proses penyusunan MPSS harus terus dipelihara dan dilaksanakan dengan baik. Hal ini akan membantu mempercepat proses legalisasi Dokumen MPSS. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 22
  • 33. Manual MP-02: Penetapan Program Prioritas Tujuan kegiatan ini adalah ditetapkannya Program Prioritas Sanitasi Kabupaten/Kota yang terpadu dan menyeluruh untuk jangka waktu lima tahun ke depan. Deskripsi Tiap-tiap kabupaten/kota memiliki persoalan sanitasi berbeda-beda. Ada satu kabupaten/kota yang persoalan sanitasinya lebih didominasi oleh masalah air limbah. Kabupaten/kota lain justru bermasalah dengan pengelolaan limbah padat atau persampahan. Sementara kabupaten/kota lain punya permasalahan sanitasi yang lebih komplek: air limbah, persampahan, bahkan PHBS masyarakat pun juga bermasalah. Pada sisi lain, kabupaten/kota juga dihadapkan pada keterbatasan pendanaan dan sumberdaya lain. Dengan demikian, kegiatan ini harus mampu melahirkan atau menetapkan prioritas pembangunan sanitasi kabupaten/kota yang bersangkutan dalam kurun lima tahun mendatang. Hal ini tentu tidak mudah. Tetapi jika kabupaten/kota tidak menetapkan prioritasnya, maka akan sulit bagi kabupaten/kota menyelesaikan permasalahan-permasalahan utama sektor sanitasi di wilayahnya. Kegiatan 1. Review Kerangka Kerja Logis (KKL) Program Pembangunan Sanitasi 2. Konsolidasi dan Integrasi Program dan Kegiatan (fisik dan non fisik) 3. Pemilihan dan Penentuan Kriteria Seleksi Kegiatan Prioritas 4. Penetapan Prioritas Pembangunan Sanitasi Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 23
  • 34. Output 1. Masukan dan Penulisan “Bab 2: Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten/Kota” Dokumen MP 2. Masukan dan Penulisan “Bab 3: Konsolidasi Program dan Kegiatan” Dokumen MP Penjelasan Kegiatan 1. Review Kerangka Kerja Logis (KKL) Program Pembangunan Sanitasi Tujuan langkah ini adalah memastikan (ulang) bahwa kegiatan yang diusulkan telah memenuhi kerangka logis terkait pemenuhan visi dan misi sanitasi kabupaten/kota. Proses ini sebenarnya sudah dilakukan ketika Pokja ketika menyusun Program dan Kegiatan dalam SSK. Penggunaan Kerangka Kerja Logis (Logical Framework Analysis atau LFA) ini akan memudahkan Pokja memahami latar belakang dan proses perumusan dari setiap usulan program dan kegiatan. Tinjauan KKL atau LFA ini mencakup aspek-aspek berikut ini: • Isu dan permasalahan • Tujuan dan sasaran • Pendekatan dan Strategi Pembangunan • Kebijakan • Program • Ruang lingkup kegiatan • Output • Outcome • Penilaian Kinerja. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 24
  • 35. Penjelasan dari masing-ma asing aspek dalam Kerangka Kerja L m Logis tersebut ada sebagai berik alah kut: 1. Isu da Permasalahan adalah rumusa permasalahan yang dihadapi oleh masing-ma an n an n asing salnya aspek teknis dan kualitas pelayanan, efekt subsektor sanitasi, mis tivitas dan koordinasi mbagaan sanitasi, kepatuhan terha kelem adap peraturan, ketersediaan pembiayaan dan upaya pengeembangan sumber pendanaan alternatif, peningkata partisipasi mas an syarakat, peningk katan invest sektor swasta, dll. tasi 2. Tujuan dan Sasaran ad n dalah tujuan dan sasaran yang ha arus dicapai melalui kegiatan terse ebut. Selara dengan tujuan d sasaran Program PPSP, yaitu : as dan a. Bebas BAB Sem mbarangan b. Pengolahan sam mpah 3R dan TPA Sanitary Landfill A c. Bebas genanga di kawasan perkotaan an 3. Strate dan Kebijaka adalah pilihan strategi dan ke egi an n mencapai tujuan dan ebijakan untuk m sasara tersebut di atas. an 4. Progra adalah penja am abaran strategi dan kebijakan m d menjadi program- -program priorita di as masing-masing subsekt sanitasi. tor 5. Kegiat adalah penjabaran program menjadi sejumlah kegiatan yang ha tan m arus dilakukan se ecara bertah (baik tahunan maupun beberapa tahun). hap n 6. Outpu adalah hasil y ut yang dicapai dari pelaksanaan ke i egiatan, misalnya terbangunnya M MCK, sistem perpipaan, TPS Sampah dan TPA Sampah, saluran-saluran draina m ase, atau tersedianya truk pengangkut sampa peralatan kom ah, mposting, dll. ome adalah manf 7. Outco faat yang diperoleh masyarakat a atas output yang dihasilkan terse g ebut, nya meningkatnya kualitas da kesehatan lingkungan perm misaln an mukiman, pelaya anan persam mpahan yang se emakin baik dan aman bagi lin n ngkungan, terbebbasnya kawasan dari genan ngan, meningkatny kesadaran hidu sehat,dll. ya up 8. Penila aian Kinerja adala Standar Pelay ah SPM) yang harus dicapai. Penilaian ini yanan Minimal (S dilakukan secara berkala. Manual Memorandum Pro M ogram Sektor Sanitasi 25
  • 36. 2. Konsolidasi dan Integrasi Program dan Kegiatan Konsolidasi dan integrasi Program dan Kegiatan Sektor Sanitasi merupakan hasil baca-ulang dan analisis dari usulan program dan kegiatan dalam Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK), dan dalam keadaan tertentu juga integrasi program/kegiatan yang tidak/belum tercantum dalam SSK. Diagram di bawah ini menjelaskan bagaimana proses integrasi dijalankan. Gambar 1 :Dokumen Perencanaan sebagai masukan dalam Penyusunan MPSS 2.1 Inventarisasi dan Baca Ulang Dokumen Perencanaan Sanitasi Kabupaten/Kota Pertama-tama, Pokja perlu mengumpulkan kembali dokumen-dokumen perencanaan, khususnya yang terkait dengan pembangunan sanitasi. Paling tidak, Buku Putih, SSK, RPIJM, dan Dokumen Perencanaan K/L lain. Sebenarnya sebagian besar dokumen tersebut telah terkumpul pada saat Pokja Kabupaten/Kota menyusun Buku Putih dan SSK. Namun demikian, Pokja masih perlu memutakhirkan data, melakukan konfirmasi ulang, dan peninjauan langsung ke lapangan apabila diperlukan, khususnya pada program dan kegiatan yang strategis dan prioritas. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 26
  • 37. Selain SSK sebagai dasar atau input utama dalam penyusunan Memorandum Program, Pokja perlu juga membaca-ulang Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM, bidang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman) dan Rencana Kerja dari Kementrian dan Lembaga (RKA K/L) terkait PPSP, utamanya Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Negara Perumahan Rakyat, dll. Beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah: • Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK) : Visi dan Misi sanitasi, Strategi Jangka Menengah, Program dan Kegiatan (5 tahunan) seluruh subsektor. • Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM, bidang PLP): Program dan kegiatan di subsektor air limbah, persampahan, drainase, termasuk kegiatan pengembangan masyarakat, kelembagaan dan pelatihan. • Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian dan Lembaga (RKA KL) dari berbagai sektor (5 tahunan) yang mencakup aspek Kesehatan, Partisipasi Masyarakat dan Jender, Kelembagaan, Peningkatan Kapasitas, Keuangan, Komunikasi, Lingkungan Hidup, dll. 2.2 Pemutakhiran Daftar Panjang Program dan Kegiatan Berdasarkan hasil baca ulang dari sejumlah dokumen Perencanaan tersebut di atas (butir 2.1) selanjutnya Tim Pokja melakukan kompilasi dan tabulasi Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi untuk 5 (lima) tahun mendatang. Mengingat jumlah program dan kegiatan yang relatif banyak dan bervariasi, maka Pokja harus menghindari terjadinya tumpang-tindih atau duplikasi Program dan Kegiatan. Hasil konsolidasi tersebut di atas kemudian dituangkan kedalam Tabel Program dan Kegiatan Pembangunan Sanitasi Kabupaten/Kota 5 (lima) tahunan yang memuat informasi tentang: • Nama Program • Nama Kegiatan • Lokasi Kegiatan Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 27
  • 38. Volume Kegiatan • Biaya yang dibutuhkan • Tahun pelaksanaan dan jangka waktu pelaksanaannya • Sumber pembiayaan (APBN, APBD Provinsi, APBD Kota, BLN/Hibah, lainnya) • Dinas/Instansi pelaksana, baik SKPD di daerah maupun pusat • Identifikasi Studi-studi dan disain teknis yang dibutuhkan. • Identifikasi kebutuhan untuk mendukung operasional dan pemeliharaan (O&M). Penjelasan mengenai materi yang harus diisi pada Tabel Daftar Panjang Program dan Kegiatan Sanitasi adalah sebagai berikut: Tabel 1 : Penjelasan Tabel Program dan Kegiatan No. Materi Penjelasan Keterangan 1. Nama Program Nama dari Program tersebut. Gunakan nama program dan kegiatan 2. Nama Kegiatan Nama dari Kegiatan tersebut. sesuai dengan Permendagri 13 Tahun 2006. 3. Lokasi Kegiatan Lokasi dapat berupa nama Periksa kembali kesesuaiannya dengan desa/kelurahan atau nama jalan, Area Beresiko Sanitasi (SSK) kawasan, sungai 4. Volume Kegiatan Volume kegiatan dapat berupa panjang, luasan, kubikasi, paket, kawasan, dll. 5. Estimasi Biaya Perkiraan biaya per kegiatan Harga Satuan adalah harga dasar yang telah ditentukan dalam Peraturan setempat, atau harga pasar yang wajar Estimasi Biaya adalah perkalian antara volume dengan harga satuan Estimasi Biaya juga dapat menggunakan besaran biaya yang umum dilakukan di daerah (dengan mempertimbangkan eskalasi). Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 28
  • 39. No. Materi Penjelasan Keterangan 6. Tahun Pelaksanaan Dirinci menjadi tahun pertama, Tahun pertama = tahun n+1, dimana n kedua, sampai dengan kelima merupakan tahun penyusunan MPSS. 7. Sumber Anggaran Pemerintah : APBD Sumber pendanaan APBD harus Pembiayaan Kab/Kota, APBD Provinsi, APBN. direncanakan sejak dari awal Anggaran non-Pemerintah : BUMD, Musrenbang Kab/Kota dan RKPD, KUA swasta, masyarakat, bantuan luar dan PPAS. Sementara dari Pusat dan negeri (hibah atau pinjaman). Hibah melalui RKA K/L. Sedangkan untuk partisipasi masyarakat dan swasta harus dikelola secara khusus. 8. Instansi Pelaksana Instansi yang akan melaksanakan Baik di tingkat kabupaten/kota (SKPD) kegiatan tersebut dan juga maupun provinsi bertanggung jawab atas anggarannya Berikut ini disajikan ilustrasi mengenai pengelompokkan program dan kegiatan agar dapat menghindarkan terjadinya tumpang tindih atau duplikasi: Ilustrasi 1 : Penjabaran dan Konsolidasi Program dan Kegiatan Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 29
  • 40. Pengelompokan program dan kegiatan pembangunan sanitasi dilakukan sebagai berikut: • Program dikelompokkan berdasarkan sub-sub sektor sanitasi, yaitu: Air limbah, Persampahan, dan Drainase. • Program dari masing-masing sub-sub sektor tersebut di atas kemudian dijabarkan menjadi beberapa sub-sub Program • Sub-sub Program tersebut terdiri dari sejumlah kegiatan, baik fisik (konstruksi, pengadaan barang dan alat, dan lahan) maupun non-fisik (studi dan disain, pelatihan, bantuan teknis, pendampingan, pengembangan kelembagaan, pengembangan masyarakat, PHBS dll) 2.2.1 Pengelompokkan Program dan Kegiatan Pengelompokan dilakukan berdasarkan subsektor sanitasi, misalnya Air Limbah • Prasarana dan Sarana Air Limbah Terpusat Skala Kota • Prasarana dan Sarana Air Limbah Sistem Setempat dan Komunal Drainase • Rehab/Peningkatan/Pembangunan Drainase Perkotaan Persampahan • TPA Sampah dan Pengadaan Alat Berat Persampahan Kota • Prasarana dan Sarana Tempat Pengolahan Sampah Terpadu / 3R • Alat angkut sampah • Pewadahan sampah Kegiatan non-fisik sebagai pendukung kegiatan tersebut di atas: • Penyiapan dan pengembangan masyarakat, dan kegiatan PHBS • Pengembangan kapasitas kelembagaan dan pelatihan • Penyiapan kerjasama kemitraan Pemerintah-Swasta • Perbaikan sistem tarif dan tata cara penarikannya • Penyiapan peraturan dan produk hukum lainnya di bidang sanitasi, dll. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 30
  • 41. 2.2.2 Keterkaitan dan Pentahapan Program dan Kegiatan Masing-masing program dan kegiatan dijabarkan lebih lanjut sehingga dapat digambarkan keterkaitan, urut-urutan, dan pentahapannya. Dianjurkan agar dibuat dalam skema atau diagram alir sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini. Proses ini dilakukan bersama-sama dengan menggunakan alat bantu (sticky cloth dan kertas metaplan, atau dengan menggunakan perangkat lunak Mind Mapping) untuk membantu proses brainstorming dan pengembangan ide/konsep. Ilustrasi 2 : Program yang Telah Dikelompokkan dan Disistematisasikan Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 31
  • 42. Secara umum proses dan pentahapan untuk kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi mulai dari studi, konstruksi sampai dengan pemanfaatan dapat diuraikan sebagai berikut: • Studi Pra Kelayakan, Studi Kelayakan, Studi AMDAL • Perencanaan Teknis (DED) • Penyiapan dan Pengembangan Masyarakat • Pengembangan Kelembagaan dan Pelatihan • Rehabilitasi, Peningkatan, Pembangunan Infrastruktur • Pengadaan Peralatan dan Barang • Supervisi, Monitoring dan Evaluasi • Operasi dan Pemeliharaan Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar berikut ini: Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 32
  • 43. 2.2.3 Kajian Kemampuan Keuangan dan Sumber Pembiayaan Lainnya Pada tahap ini dilakukan kajian terhadap kemampuan keuangan dari berbagai sumber pembiayaan yang mungkin, baik dari Pemerintah (APBN dan APBD) maupun non-Pemerintah seperti masyarakat, swasta, hibah atau bantuan luar negeri. Hal lain yang perlu dikaji adalah kecenderungan (trend) dan komitmen dari Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengalokasi anggaran untuk pembangunan sektor sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) dalam beberapa tahun terakhir ini. Umumnya informasi ini telah tersedia dalam Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota. Kab/Kota harus melakukan studi dan analisis terhadap APBD Kab/Kota ybs untuk mengetahui potensi pendanaan dari APBD. Sementara untuk sumber lainnya seperti K/L memerlukan konfirmasi dari K/L terkait kebijakan K/L tahun mendatang. Selanjutnya adalah menetapkan sumber-sumber pendanaan untuk masing-masing program/kegiatan sesuai dengan tugas pokok masing-masing dinas/instansi dan ketentuan yang berlaku. Sebagai contohnya dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini. Program dan Kegiatan Prioritas Sektor Sanitasi Subsektor : Air Limbah Kabupaten/Kota : .......... Total Biaya Indikasi Sumber Pembiayaan (x Rp 1000) No. Program dan Kegiatan Lokasi Keterangan (x Rp.1000) APBN APBD Prov APBD Kota Masyarakat PHLN A. Program A 1 Kegiatan A-1 Kelurahan A 1.000.000 600.000 200.000 200.000 - - SKPD 2 Kegiatan A-2 Kelurahan B 4.000.000 1.000.000 250.000 250.000 - 2.500.000 SKPD 3 Kegiatan A-3 Kelurahan C 300.000 - 100.000 175.000 25.000 - SKPD Jumlah A : 5.300.000 1.600.000 550.000 625.000 25.000 2.500.000 B. Program B 1 Kegiatan B-1 Kelurahan E 1.500.000 1.000.000 250.000 250.000 - - SKPD 2 Kegiatan B-2 Kelurahan F 5.000.000 1.500.000 500.000 450.000 50.000 2.500.000 SKPD Jumlah B : 6.500.000 2.500.000 750.000 700.000 50.000 2.500.000 C. Program C 1 Kegiatan C-1 Kelurahan G 2.000.000 - 800.000 500.000 - 700.000 SKPD 2 Kegiatan C-2 Kelurahan H 300.000 - - 300.000 - - Masyarakat 3 Kegiatan C-3 Kelurahan J 200.000 - - 200.000 - - SKPD 4 Kegiatan C-4 Kelurahan K 7.500.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 3.500.000 SKPD Jumlah C: 10.000.000 2.000.000 1.800.000 2.000.000 - 4.200.000 Jumlah A+B+C 21.800.000 6.100.000 3.100.000 3.325.000 75.000 9.200.000 Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 33
  • 44. 3. Pemilihan dan Penentuan Kriteria Seleksi Kegiatan Prioritas Mengingat adanya keterbatasan sumberdaya manusia dan finansial, maka Pokja perlu menetapkan skala prioritas. Tujuan prioritasi tidak lain adalah untuk mengoptimumkan sumberdaya yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan sanitasi paling strategis, paling besar, dan mendesak. Pokja dapat menempuh dua pendekatan untuk prioritasi ini: Terdapat beberapa alternatif kriteria yang dapat dipilih oleh Pokja dalam menentukan skala prioritas pembangunan sanitasi. Kriteria tersebut antara lain: • Jumlah penerima manfaat (jumlah penduduk terlayani). Semakin banyak jumlah penerima manfaat, semakin besar pula peluang kegiatan tersebut menjadi prioritas. • Jumlah penduduk berpenghasilan rendah yang terlayani dan pelibatan jender. Semakin banyak penduduk berpenghasilan rendah yang mendapatkan layanan, semakin besar peluangnya menjadi program dan kegiatan prioritas. • Pertimbangan politis/keuntungan strategis untuk kota. Seringkali didasarkan pertimbangan skala lokal, regional ataupun nasional. Pemanfaatan momentum yang ada akan memberikan keuntungan strategis bagi kota tersebut dalam jangka panjang. • Pemulihan biaya. Infrastruktur tidak hanya dibangun tetapi juga perlu dipelihara. Oleh karenanya, kegiatan fisik yang punya kemungkinan besar dalam pemulihan biaya, melalui retribusi atau sejenisnya, akan lebih besar potensinya untuk menjadi kegiatan prioritas. • Ketersediaan sumberdaya manusia. Salah satu kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah ketersediaan sumberdaya manusia (dalam SKPD terkait) untuk melaksanakan program dan Satuan Kerja (Satker), berikut tenaga pendukung lainnya. • Korelasi dengan Rencana Strategis SKPD. Karena kegiatan yang berkorelasi jelas dengan Rencana Strategis SKPD, maka lebih besar kemungkinan anggarannya diusulkan oleh SKPD bersangkutan, dan seharusnya hal tersebut menjadi salah satu kriteria prioritas. Alternatifnya adalah, program dan kegiatan tersebut nantinya harus ‘dibahasakan’ sesuai nomenklatur yang tertera dalam Renstra SKPD (pada saat penyiapan anggaran di SKPD). Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 34
  • 45. Mendukung program dan kegiatan dari Provinsi dan Pusat serta dukungan pendanaannya. Informasi ini semestinya sudah diperoleh pada saat pertemuan konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS di Tahap-C: Penyusunan Rencana Strategi Sanitasi Kota. • Data historis atas realisasi belanja sanitasi per subsektor. Dengan asumsi bahwa kebutuhan anggaran sanitasi akan meningkat setelah tersusunnya Rencana Strategis Sanitasi Kota, maka data historis tersebut akan memberikan perkiraan kepada anggota Pokja Sanitasi Kota. Utamanya mengenai berapa besar biaya yang dianggap ‘layak’ untuk diajukan dalam Rencana Tindak Sanitasi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) ataupun Panitia Anggaran DPRD. Data historis ini dapat membantu memberikan argumen untuk pengajuan anggaran. Pertimbangan lainnya: • Keselarasan proses, urut-urutan atau tahapan pembangunan, misalnya harus tersedia studi dan disain teknis terlebih dulu sebelum dilaksanakannya pembangunan, atau harus telah tersedianya lahan sebelum terlaksananya pembangunan. • Keselarasan dengan sektor lainnya, utamanya dengan kegiatan pembangunan air bersih, jaringan jalan, perumahan, dll. • Keselarasan pembangunan dengan kawasan/wilayah sekitarnya, misalnya antara TPS/TPA Sampah atau IPLT dengan kawasan sekitarnya, dll. • Kesiapan (Readiness) Kab/Kota untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan, seperti telah tersedianya Studi dan Disain, Lahan, komitmen anggaran, kesiapan masyarakat, dll. Proses pemilihan Kegiatan Prioritas dapat dilaksanakan dengan cara, misalnya: • Analisis kuantitatif : analisis ini menitikberatkan pengolahan data dengan menggunakan kriteria tersebut di atas, kemudian pemberian bobot dan nilai (weighting factors analysis). Kegiatan yang mempunyai total nilai tertinggi diasumsikan mempunyai prioritas “tinggi”. • Analisis kualitatif : analisis ini berdasarkan penilaian kualitatif atas masing-masing kegiatan. • Focus Group Discussion : Anggota Pokja melakukan diskusi terfokus terhadap masing-masing program/kegiatan, mengadakan penilaian dari berbagai aspek (teknis, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, keuangan, dll). • Gabungan : dari beberapa pendekatan tersebut di atas. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 35
  • 46. 4. Penetapan Prioritas Pembangunan Sanitasi Program dan kegiatan prioritas yang telah terpilih tersebut di atas (butir 3) kemudian disusun berdasarkan skala prioritasnya, yaitu tahun pertama (n+1), kedua (n+2) sampai dengan kelima (n+5), dimana n adalah tahun penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi. Ilustrasi untuk menggambarkan skala prioritas, keterkaitan dan urutan dari masing-masing program dan kegiatan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Ilustrasi 3 : Pentahapan, Keterkaitan dan Urutan Program dan Kegiatan Jangka Menengah Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 36
  • 47. Manual MP-03 : Internalisasi Program dan Kegiatan Prioritas Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman dan komitmen Kepala-kepala SKPD tentang arah pelaksanaan pembangunan sanitasi di kabupaten kota dalam jangka menengah yang digambarkan melalui prioritasi program/kegiatan, serta terbangunnya komitmen di antara mereka terkait upaya perbaikan kondisi sanitasi Deskripsi Menginternalisasikan hasil kerja Pokja ke dalam SKPD-SKPD menjadi salah satu kunci untuk membangun komitmen seluruh jajaran di kabupaten/kota untuk memperbaiki kondisi sanitasi. Termasuk di dalamnya mengkomunikasikan Prioritas Program/Kegiatan dalam rangka penyusunan MPSS. Jangan sampai terjadi di kelak kemudian hari, SKPD-SKPD lepas tangan atau merasa tidak perlu bertanggung jawab atas apa yang dihasilkan Pokja. Melalui kegiatan ini Pokja bisa memperoleh umpan balik, koreksi, dan saran atas daftar prioritas program/kegiatan yang telah disusun, khususnya menyangkut kegiatan-kegiatan yang membutuhkan investasi relatif besar dan melibatkan sejumlah instansi, baik di pusat maupun di provinsi. Selain meningkatkan kualitas Memorandum Program, hal ini juga dapat meningkatkan rasa memiliki (ownership) dan komitmen dari seluruh pihak yang berkepentingan. Kegiatan 1. Persiapan materi presentasi dan konsultasi 2. Konsultasi dan presentasi dengan Kepala SKPD dan Jajarannya 3. Konsolidasi masukan dan revisi Program dan Kegiatan Prioritas 4. Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 37
  • 48. Output 1. Perbaikan Bab 3: Konsolidasi Program dan Kegiatan berdasarkan masukan SKPD 2. Risalah rapat/presentasi atau lembar kesepakatan dengan Kepala SKPD dan stakeholder lain. Penjelasan Kegiatan 1. Persiapan Materi Presentasi dan Konsultasi Program dan Kegiatan Prioritas Sektor Sanitasi Tahun (n+1 sampai dengan n+5) yang telah terpilih, selanjutnya harus dipresentasikan dan dikonsultasikan dengan Kepala SKPD untuk memperoleh komentar, saran, koreksi, dan umpan-balik. Agar kegiatan konsultasi dapat berlangsung dengan baik, lancar dan transparan maka Tim Pokja harus mempersiapkan materi presentasi dan data-data pendukung selengkap mungkin. Hal ini agar lebih meyakinkan Kepala SKPD bahwa program dan kegiatan yang diprioritaskan memang layak untuk ditindaklanjuti. 2. Konsultasi dengan Kepala SKPD dan Jajarannya Daftar Panjang dan Skala Prioritas yang telah disusun tersebut kemudian dipresentasikan dengan Kepala SKPD. Pokja dapat juga mengundang pihak-pihak yang berkepentingan, seperti: lembaga penelitian/perguruan tinggi, LSM, organisasi kemasyarakatan, perusahaan swasta terkait sanitasi (perusahaan pengurasan tinja rumah tangga, pengangkutan sampah, dll). Pembahasan dan konsultasi ini tidak saja mencakup aspek teknis akan tetapi juga aspek kelembagaan, komunikasi, keuangan, partisipasi masyarakat dan swasta, kebijakan dan pengaturan, dan lain-lain. Jika mungkin, bahas juga tentang kesiapan pelaksanaan, misalnya kesiapan masyarakat, ketersediaan lahan, ketersediaan studi dan disain (DED), dll. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 38
  • 49. 3. Konsolidasi Input dan Revisi Berbagai masukan, saran, informasi baru, dan koreksi tersebut di atas (butir 2) menjadi bahan bagi revisi Program dan Kegiatan Prioritas. Adanya input dan koreksi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen dan dukungan dari para pihak dalam pelaksanaan program dan kegiatan ini nantinya. 4. Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas Program dan Kegiatan Prioritas yang telah dikonsolidasi dan direvisi tersebut (butir 3) kemudian didesiminasikan kepada Bupati/Walikota dan masing-masing Kepala SKPD guna memperoleh dukungan dan tindak lanjut. Dengan demikian Kepala SKPD tentunya sudah memiliki Daftar Program terpilih yang layak untuk segera dianggarkan pada tahun mendatang (n+1). 5. Internalisasi ke dalam Proses Perencanaan dan Penganggaran Internalisasi Program dan Kegiatan yang telah dirumuskan tersebut di atas juga perlu diinternalisasi ke dalam dokumen-dokumen perencanaan yang ada di Pemerintah Daerah, seperti RKPD, Renja, KUA & PPAS, serta RKA-SKPD. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 39
  • 50. Manual MP-04 : Pemrograman dan Penganggaran Kegiatan Jangka Menengah Tujuan kegiatan ini adalah memastikan tersusunnya Rencana Kegiatan Jangka Menengah untuk periode 5 tahun mendatang dan terbangunnya kesepakatan awal tentang Rencana Jangka Menengah tersebut oleh seluruh SKPD Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pemerintah Pusat. Deskripsi Sangat penting bagi seluruh SKPD memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan pembangunan sanitasi kabupaten/kota yang ditetapkan dalam Rencana Kegiatan Jangka Menengah. Rencana jangka menengah ini diperlukan bukan saja sebagai pemandu kabupaten/kota untuk memenuhi target-target pembangunan sanitasi mereka, melainkan juga agar setiap SKPD menyadari peran masing-masing di masa depan. Rencana Jangka Menengah tersebut juga harus dikomunikasikan dan dikonsultasikan dengan stakeholder lain, terutama pemerintah provinsi dan pusat. Dapat dipastikan, sebagian kegiatan jangka menengah membutuhkan pendanaan baik dari provinsi maupun pemerintah pusat. Apalagi untuk pembangunan infrastruktur yang berbasis kelembagaan dan membutuhkan dana cukup besar. Tidak ada pilihan lain bagi kabupaten/kota kecuali melakukan advokasi sumber-sumber pendanaan non-APBD tersebut jauh-jauh hari. Penting juga bagi Pokja mengkomunikasikan Program Jangka Menengah mereka pada stakeholder- stakeholder lain sebagai upaya “pemasaran” program dan kegiatan kabupaten/kota dalam upaya memperbaiki kondisi sanitasi. Paling tidak, pada tahap ini Pokja bisa mulai mengkomunikasikannya pada: dunia usaha, kalangan akademis, media massa, dan kalau mungkin juga kelompok donor. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 40
  • 51. Kegiatan 1. Identifikasi Program dan Kegiatan Jangka Menengah 2. Identifikasi Kebutuhan Studi dan Desain Pendukung 3. Justifikasi Keuangan dan Pertimbangan Lainnya 4. Menggali Potensi Sumber Pendanaan Non-Pemerintah 5. Rancangan Program Jangka Menengah (berbagai versi diskusi) 6. Konsultasi dengan Kepala SKPD 7. Penetapan Kegiatan dan Anggaran Jangka Menengah 8. Penyepakatan Rencana Pengelolaan Output 1. Penulisan Bab 4: Kebutuhan Studi dan Desain 2. Penulisan Bab 5: Rencana Implementasi Jangka Menengah 3. Penulisan Bab 7: Rencana Pengelolaan Program 4. Risalah rapat/presentasi atau lembar kesepakatan dengan Kepala SKPD dan stakeholder lain Penjelasan Kegiatan 1. Identifikasi Program dan Kegiatan Jangka Menengah Berdasarkan Tabel Prioritas Pembangunan Sanitasi yang telah disusun dan dibahas bersama setiap Kepala SKPD, Pokja mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai kegiatan jangka menengah (5 tahunan). Pelaksanaan dari masing-masing kegiatan ini harus mencerminkan urutan, tahapan dan keterkaitan yang logis antar kegiatan. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 41
  • 52. 2. Identifikasi Kebutuhan Studi dan Disain Setelah menyusun kegiatan jangka menengah, Pokja selanjutnya mengidentifikasi keberadaan dan kebutuhan studi dan desain dari kegiatan-kegiatan tersebut. • Identifikasi studi/desain yang sudah dimiliki kabupaten/kota (pernah disusun). Jika sudah ada, pastikan bahwa studi atau desain tersebut masih relevan dan sesuai dengan kebutuhan. Jika ada kekurangan atau tidak mutakhir (obsolete), pastikan bagaimana melakukan perbaikan. • Identifikasi dan perinci studi/desain yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan rencana kegiatan, khususnya pembangunan infrastruktur, dalam jangka menengah. Studi dan desain yang diutamakan adalah yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat langsung diterapkan, di antaranya: master plan, studi kelayakan, desain detail (DED), AMDAL, LARAP, dan sebagainya. Identifikasi studi dan desain hendaknya juga disertai dengan penyiapan Kerangka Acuan (TOR) sederhana yang dapat menggambarkan mengenai: • Latar belakang studi • Tujuan sasaran studi • Ruang lingkup studi • Lokasi Studi • Hasil (deliverables) yang diharapkan • Sumberdaya yang dibutuhkan (tenaga ahli, fasilitator, dll) • Perkiraan biaya studi • Jangka waktu pelaksanaan studi • Instansi pelaksana • Alternatif sumber pendanaan • Tata cara pengadaan barang dan jasa (tender), dll. Selanjutnya identifikasi ketersediaan dana/biaya untuk melaksanakan Studi dan Disain tersebut. Bila belum tersedia segera ajukan dalam Memorandum Program agar dapat dibiayai pada tahun berikutnya. Untuk jelasnya proses ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 42
  • 53. Gambar 2 : Proses Identifikasi Kebutuhan Studi dan Disain, serta Pembiayaannya Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 43
  • 54. 3. Justifikasi Keuangan dan Pertimbangan Lainnya 3.1 Estimasi Kebutuhan Biaya Estimasi kebutuhan biaya dan investasi merupakan prasayarat bagi penyusunan kegiatan jangka menengah. Estimasi kebutuhan biaya harus dilakukan untuk kegiatan fisik infrastruktur dan non- fisik dalam lima tahun mendatang. Pastikan estimasi dilakukan secara lebih terperinci dan teliti. 3.2 Estimasi Kemampuan Keuangan Pemerintah selama 5 tahun mendatang Pokja perlu membuat analisis keuangan daerah untuk memperkirakan kemampuan keuangannya. Hal ini perlu dilakukan agar proyeksi alokasi pendanaan pelaksanaan kegiatan jangka menengah yang dibuat nantinya lebih mendekati kenyataan sebenarnya. Ini hanya bisa dilakukan jika Pokja dapat menghitung atau memperkirakan: • kemampuan pendanaan yang bersumber dari APBD kabupaten/kota • potensi pendanaan yang dialokasikan dari APBD provinsi • potensi pendanaan yang dialokasikan dari APBN, termasuk di dalamnya yang bersumber dari Bantuan Luar Negeri, hibah atau pinjaman (PHLN). Untuk itu Pokja perlu menjalin komunikasi dengan provinsi, melalui Pokja Provinsi, dan pemerintah pusat, melalui satker-satker di provinsi, untuk membuat “kesepakatan awal” tentang alokasi dana dari keduanya. (Kegiatan yang dapat dibiayai oleh keuangan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat dilihat pada Lampiran). 3.3 Justifikasi dan Pertimbangan Lainnya Pokja harus membuat justifikasi untuk program-program berskala besar, kompleks, dan atau punya dampak besar terhadap masyarakat. Justifikasi yang dimaksud mencakup: • Aspek teknis: apakah sarana dan prasarana yang akan dibangun telah memenuhi persyaratan teknis, perencanaannya bisa dipertanggung-jawabkan, pilihan sistem dan teknologinya tepat sesuai kebutuhan, dan sebagainya. • Aspek finansial: apakah perhitungan biayanya masuk akal, apakah sumber dananya bisa diamankan, apakah analisis biayanya sudah memasukkan faktor keberlanjutan, dan sebagainya. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 44
  • 55. Aspek ekonomi: apakah program/kegiatan ini memiliki keuntungan ekonomi, apakah mengurangi tingkat kerugian masyarakat, dan sebagainya. • Aspek hukum: menjelaskan dasar hukum yang mendukung dilaksanakannya sebuah kegiatan. • Aspek kebijakan daerah dan kelembagaan: apakah kegiatan ini mendukung kebijakan dan kelembagaan daerah. 4. Menggali Potensi Keuangan non-Pemerintah Belum tentu semua kegiatan jangka menengah dapat dibiayai oleh dana dari APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, dan APBN. Biasanya ada kekurangan atau gap yang cukup besar. Karena itu, Pokja harus berupaya menutup gap ini agar rencana jangka menegah tersebut bisa diamankan. Ini bisa dilakukan jika kabupaten/kota bisa mengakses dana dari sumber-sumber alternatif seperti: lembaga keuangan luar negeri, kelompok donor, kalangan swasta, dan sebagainya. Peranan swasta dalam mendukung kegiatan sanitasi dapat melalui Dana CSR (Corporate Social Responsibility) dan Kemitraan Pemerintah-Swasta (PPP/PSP). Kemitraan ini terjadi apabila pihak swasta melakukan kerjasama bisnis dengan Pemerintah Daerah atau BUMD, dimana kedua belah pihak melakukan investasi. Pokja dapat melakukan pemaketan program/kegiatan dengan menyusun proposal-proposal (Project Digest, misalnya) untuk dikirimkan ke sumber-sumber dana alternatif tersebut. Sebelum menyusun dan kemudian mengirimkan proposal-proposal, ada baiknya Pokja menjalin komunikasi informal dengan pihak-pihak yang potensial tersebut untuk menjajaki kemungkinannya. Beberapa materi dan pertemuan yang perlu dipersiapkan: • Bahan promosi peluang partisipasi dan atau proposal investasi swasta • Rapat/pertemuan dengan investor swasta yang berminat di sektor sanitasi • Membuat Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Daerah dengan investor • Tindak lanjut dan monitoring Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 45
  • 56. 5. Menyusun Rancangan Program Jangka Menengah Sanitasi Menyusun Rancangan Program Jangka Menengah Sanitasi sebagai draft pertama (dan mungkin dibutuhkan beberapa versi draft sebelum tiba ke versi final). Rancangan Program Jangka Menengah ini memuat informasi mengenai • Nama program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun mendatang, dengan memberikan justifikasinya. • Jumlah biaya yang dibutuhkan selama jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang, baik yang bersumber dari APBN Pusat, APBD Provinsi, APBD Kab/Kota maupun dari masyarakat, dunia usaha, dan bantuan luar negeri (hibah atau pinjaman). • Implikasi yang mungkin timbul bila usulan program/kegiatan tertunda atau batal dilaksanakan. 6. Konsultasi dengan Kepala SKPD Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan kepastian bahwa kegiatan-kegiatan dalam Program Jangka Menengah dapat dialokasikan anggarannya di tahun-tahun mendatang, sesuai dengan rencana pelaksanaannya. Langkah ini akan mengikat SKPD-SKPD untuk memberikan komitmen anggarannya di tahun-tahun mendatang. Presentasi dan konsultasi dengan Kepala SKPD ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan masukan, saran, dan koreksi. Selain itu juga perlu dilakukan konsultasi dengan Tim Pengarah Pokja yang anggotanya merupakan merupakan para Kepala SKPD, dan dengan TAPD yang anggotanya juga para Kepala SKPD. 7. Penetapan Program dan Kegiatan Jangka Menengah Pokja selanjutnya harus membuat kesepakatan internal tentang Program Jangka Menengah dan rencana alokasi anggarannya dengan seluruh SKPD melalui forum rapat Kepala SKPD. Kesepakatan ini kemudian ditetapkan sebagai Program dan Kegiatan Jangka Menengah definitif yang menjadi pegangan bersama. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 46
  • 57. 8. Penyusunan Rencana Pengelolaan 8.1 Jadual Pelaksana Menyusun rencana jadual pelaksanaan program/ kegiatan: • Untuk Rencana Jangka Menengah dirinci per tahun atau per 6 bulanan. • Pembuatan jadual ini dapat menggunakan Gantt Chart atau metode lainnya. 8.2 Instansi Pelaksana Menjelaskan fugsi, peranan, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing dinas/instansi dan para stakeholder dalam pelaksanaan program/kegiatan, mulai dari pelaksanaan Studi dan Disain Teknis, maupun pada saat pelaksanaan pembangunan (konstruksi, supervisi) serta monitoring dan evaluasi. • Tingkat Kabupaten/Kota : Pokja Kab/Kota, SKPD Kab/Kota • Tingkat Provinsi : Pokja Provinsi, SKPD Provinsi • Tingkat Nasional : TTPAMS, PMU dan PIU (Teknis, Advokasi, dan Kelembagaan). 8.3 Rencana Penganggaran Menjelaskan mengenai rencana penganggaran dari masing-masing sumber, yaitu: • APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota • Bantuan Luar Negeri (hibah atau hutang) • Swasta, BUMD • Masyarakat Rencana penganggaran ini disajikan dalam tabel-tabel program dan kegiatan dilengkapi dengan kolom-kolom sumber pendanaan, besarannya, dan jadual (tahun) kebutuhan pendanaannya. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 47
  • 58. 8.4 Rencana Pengadaan Barang dan Jasa Menyusun Rencana Pengadaan Barang dan Jasa (Procurement Plan) untuk dari keseluruhan program/kegiatan/proyek sehingga memudahkan memantau dan mengevaluasi progress dari masing-masing kegiatan tersebut. Rencana Pengadaan Barang dan Jasa harus didukung dengan kelengkapan Dokumen Tender (Lelang), kepastian ketersediaan pendanaan, dan harus mengacu pada ketentuan yang berlaku (Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). 9. Penyepakatan Rencana Pengelolaan Program Bersamaan atau setelah penetapan Program dan Kegiatan Jangka Menengah, Pokja harus mendorong proses penyepakatan Rencana Pengelolaan, yang mencakup: • Jadwal pelaksanaan • Instansi pelaksana (penanggung jawab utama dan pendukung) • Anggaran dan jadual kebutuhan pendanaan • Proses pengadaan barang dan jasa (sesuai dengan peraturan yang berlaku) Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 48
  • 59. Penjelasan Tambahan Tahun Penyusunan dan Pelaksanaan/Implementasi MPSS: • Tahun n (misalnya tahun 2011) : tahun awal Penyusunan Memorandum Program • Tahun n+1 (misalnya tahun 2012) : Implementasi tahun Pertama Memorandum Program • Tahun n+2 (misalnya tahun 2013) : Implementasi tahun Kedua Memorandum Program • Tahun n+3 (misalnya tahun 2014) : Implementasi tahun Ketiga Memorandum Program,dst. Program dan Kegiatan Tahun Pertama (n+1) dan Kedua (n+2) a. Tahun n (misal 2011) merupakan tahun dimulainya penyusunan Dokumen Memorandum Program b. Pada tahun n (misal 2011) secara bersamaan juga sedang berlangsung proses pembahasan anggaran (APBD Kab/Kota, APBD Provinsi dan APBN) untuk kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+1 (2012). Diharapkan pada bulan Oktober tahun berjalan (2011) sudah dapat diperoleh informasi mengenai program/kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan pada tahun tahun n+1 (2012). c. Pada tahun n (misal 2011) juga secara bersamaan, baik di daerah maupun di pusat, sedang dilakukan persiapan perencanaan program/kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+2 (2013). Berbagai kegiatan rapat konsultasi, baik tingkat kab/kota, propinsi maupun pusat dilakukan untuk memilih dan menetapkan program dan kegiatan prioritas tersebut. Diharapkan pada bulan Oktober tahun berjalan (2011) sudah dapat diperoleh informasi mengenai program/kegiatan sanitasi yang akan dilaksanakan pada tahun n+2 (2013), walaupun masih ada kemungkinan perubahan sehubungan dengan masih harus dilaluinya proses pembahasan anggaran pada tahun n+1. d. Walaupun Memorandum Program masih dalam proses penyusunan, sangat diharapkan bahwa program dan kegiatan pembangunan sanitasi untuk tahun n+1 dan n+2 sudah mengakomodasikan Strategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai basis perencanaan program dan kegiatan. e. Peran Pokja bersama konsultan/fasilitator adalah mengawal dan memastikan bahwa program/kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+1 dan n+2 sudah sesuai atau selaras dengan hasil Penilaian Prioritas dan Rencana Implementasi Jangka Menengah. f. Setelah melalui kajian (butir d dan e) maka program dan kegiatan pada butir (b) dan (c) dapat dimasukkan dalam Program/Kegiatan tahun n+1 dan n+2. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 49
  • 60. Manual MP-05 : Pemrograman dan Penganggaran Tahunan Tersusunnya Rencana Implementasi Tahunan pembangunan sektor sanitasi dan dipastikannya alokasi anggaran untuk kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan pada Tahun Pertama (n+1)1. dan Kedua (n+2). Deskripsi Penting sekali bagi kabupaten/kota memiliki rencana investasi sektor sanitasi yang jelas. Termasuk rencana pelaksanaan kegiatan di tahun berikutnya (n+1). Rencana yang dimaksud bukan sekadar di atas kertas, tetapi merupakan rencana yang disepakati bersama oleh seluruh SKPD, dan mendapatkan komitmen pendanaan dari proses anggaran di kabupaten/kota serta provinsi dan pemerintah pusat. Tanpa adanya kesepakatan dan komitmen dari sumber-sumber pendanaan, upaya kabupaten/kota untuk memperbaiki kondisi sanitasinya jelas akan menemui banyak kendala. Pada dasarnya ada dua jenis kegiatan yang dapat dituangkan dalam rencana tahunan, yaitu: • Kegiatan yang siap dilaksanakan karena telah memenuhi persyaratan (telah memiliki DED, anggaran telah tersedia, tidak ada permasalahan lahan, kesiapan masyarakat, dll), dan • Kegiatan yang sifatnya mendesak dan segera (misalnya sanitasi di lokasi bencana alam, kebakaran, banjir, dll). Rencana Kegiatan Tahun Pertama disusun pertama kali bersamaan dengan proses penyusunan Dokumen MPSS, dengan harapan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut dipastikan dapat dilaksanakan pada tahun pertama (n+1), dimana tahun n adalah tahun penyusunan MPSS. 1 Dalam hal ini Tahun n merupakan tahun dimulainya proses penyusunan Memorandum Program (MPSS) Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 50
  • 61. Kegiatan Penyusunan Rencana Implementasi Tahun n+1: 1. Identifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+1 2. Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkait tentang alokasi Anggaran 3. Menggali potensi sumber pendanaan non-Pemerintah 4. Penetapan kegiatan dan anggaran tahun pertama (n+1) Penyusunan Rencana Implementasi Tahun n+2: 1. Identifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun n+2 2. Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkiat tentang alokasi Anggaran 3. Menggali potensi sumber pendanaan non-Pemerintah 4. Penetapan kegiatan dan anggaran tahun kedua (n+2) Output 1. Penulisan Bab 4: Kebutuhan Studi dan Desain 2. Penulisan Bab 6: Rencana Implementasi Tahunan 3. Penulisan Bab 7: Rencana Pengelolaan Program Penjelasan Kegiatan Penyusunan Rencana Implementasi Tahun Pertama (n+1) 1. Identifikasi Kegiatan Tahun Pertama yang Siap Dilaksanakan Pokja mengidentifikasi kegiatan-kegiatan mana saja yang dapat dimasukkan sebagai kegiatan Tahun Pertama, yakni kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan segera. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menilai kesiapan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pertama antara lain: Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 51
  • 62. Permasalahan sanitasi yang kritis • Kebutuhan dan kesiapan masyarakat setempat • Ketersediaan Studi dan Disain Teknis yang siap diterapkan • Ketersediaan anggaran (diutamakan yang telah teralokasikan di APBN atau APBD) • Tidak ada permasalahan lahan dan ganti-rugi di lapangan (lahan telah tersedia) • Dokumen tender sudah siap bila akan dilaksanakan oleh pihak ketiga Kegiatan jangka pendek yang telah diidentifikasi tersebut kemudian dituangkan ke dalam Tabel Program dan Kegiatan Tahun Pertama (atau 20xx). Tabel ini dilengkapi dengan kolom tandatangan sebagai bentuk komitmen dari pihak-pihak yang berkepentingan. Tabel inilah yang akan dikonsultasikan dan dikomunikasikan dengan Kepala SKPD dan stakeholder lainnya dalam rangka menetapkan Tabel Kegiatan dan Anggaran Jangka Pendek. 2. Verifikasi dengan Kepala SKPD dan Instansi Terkait tentang Alokasi Anggaran Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkait tentang alokasi Anggaran untuk tahun n+1 dari Dokumen APBD Kab/Kota, APBD Provinsi, dan APBN yang telah disetujui. 3. Menggali Potensi Sumber Pendanaan Alternatif (non-Pemerintah) Guna mengoptimumkan sumber-sumber pendanaan, Pokja diharapkan dapat menjajaki kemungkinan mendapatkan/mengakses dana di luar sumber-sumber APBD, APBD Provinsi, dan APBN. Misalnya bagaimana melibatkan kalangan donor, dunia usaha, lembaga sosial kemasyarakatan, dan masyarakat setempat. Untuk ini, paling tidak Pokja harus menyelenggarakan pertemuan kecil untuk sosialisasi Kegiatan Jangka Pendek sekaligus menjalin komunikasi dan mengadvokasi pihak-pihak tersebut untuk terlibat dalam pelaksanaan Kegiatan Jangka Pendek tersebut. Baik melalui skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS/PPP), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), Hibah (dari kalangan donor), dan kontribusi masyarakat secara langsung. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 52
  • 63. 4. Penetapan Kegiatan dan Anggaran Tahun n+1 Menetapkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun n+2 yang telah diverifikasi alokasi anggarannya dan kesiapan pelaksanaannya (DED sudah tersedia, lahan sudah siap, dan masyarakat telah siap). Penyusunan Rencana Implementasi Tahun Kedua (n+2) 1. Identifikasi Rencana Kegiatan Tahun Kedua yang Siap Dilaksanakan Identifikasi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun kedua (n+2) (di update dari Daftar Program Jangka Menengah). 2. Verifikasi dengan Kepala SKPD dan Instansi Terkiat tentang Alokasi Anggaran Verifikasi dengan Kepala SKPD dan instansi terkait rencana alokasi Anggaran untuk tahun n+2 yang akan diajukan melalui prosedur: • Rakor Pokja dengan Kepala SKPD dan TAPD (Februari) • Rakor Sanitasi Provinsi (Maret) • Ratek dan Konreg untuk Ke-Cipta-Karya-an (Maret) • Rakor Pokja Provinsi dan SKPD (April) Yang tidak kalah penting adalah bagaimana anggota Pokja, melalui SKPD masing-masing, mengawal proses penyusunan KUA-PPAS pada bulan Mei-Juni. 3. Menggali Potensi Sumber Pendanaan Alternatif (non-Pemerintah) Melanjutkan upaya penggalian potensi Sumber Pendanaan Alternatif (non-Pemerintah), misalnya melalui pemanfaatkan dana CSR (Corporate Social Responsibility), kemitraan Pemerintah-Swasta, dll. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 53
  • 64. 4. Penetapan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun n+2 Pembahasan dan penetapan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahun n+2 baik untuk kegiatan yang akan dibiayai melalui APBD Kab/Kota atau APBD Provinsi maupun APBN Pusat atau sumber-sumber lainnya. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 54
  • 65. Manual MP-06 : Komitmen atas Program dan Kegiatan Memorandum Program Sektor Sanitasi yang disusun ini harus memperoleh dukungan dan komitmen dari pihak-pihak yang berkepentingan, baik di daerah maupun di pusat. Deskripsi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Sanitasi membutuhkan kerjasama, komunikasi dan koordinasi antar sejumlah pihak yang berkepentingan (stakeholder), baik Pemerintah di tingkat Pusat maupun Daerah, serta masyarakat, dunia usaha dan lembaga-lembaga internasional. Oleh sebab itu komitmen dari para pemangku kepentingan tersebut sangat dibutuhkan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pembangunan sanitasi ini nantinya. Kegiatan 1. Persiapan Rapat Konsultasi 2. Rapat Konsultasi Tingkat Provinsi 3. Rapat Konsultasi Tingkat Nasional (Regional) 4. Merumuskan kesepakatan dan komitmen antar pemangku kepentingan. Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 55
  • 66. Penjelasan Kegiatan 1. Persiapan Rapat Konsultasi Rapat Konsultasi, baik tingkat Provinsi maupun Pusat (Regional), merupakan momen yang sangat penting bagi Pokja dan atau Kepala SKPD Kab/Kota. Pada Rapat tersebut akan dibahas mengenai tindak-lanjut pelaksanaan dan pembiayaan dari masing-masing kegiatan sebagaimana yang tercantum dalam Program Jangka Menengah dan Tahunan. Persiapan yang harus dilakukan antara lain: • Mempersiapkan dan mendesiminasikan materi dan bahan presentasi • Mempersiapkan data dan informasi pendukung • Konsolidasi dan koordinasi dengan Tim Pokja Provinsi dan Pusat. 2. Rapat Konsultasi di tingkat Provinsi Rapat pembahasan dan konsultasi di tingkat Provinsi adalah untuk membahas Rencana Kegiatan Jangka Menengah dan Tahunan dalam rangka koordinasi antara program dan pendanaan Provinsi dengan Kabupaten/kota, sekaligus untuk keterpaduan dan sinkronisasi dengan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi ybs. Pada Rapat ini diharapkan dapat disepakati (komitmen) mengenai: • Program dan Kegiatan yang akan dibiayai melalui APBD Provinsi • Program dan Kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai oleh APBN Pusat • Program dan Kegiatan yang diusulkan untuk dibiayai oleh sumber lainnya (swasta, bantuan luar negeri, lembaga donor internasional, dll) Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi 56