Dokumen tersebut membahas tentang hakikat pendidikan dan pembelajaran anak usia dini. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, kecerdasan, sosial-emosional, dan bahasa anak. Pembelajaran anak usia dini berorientasi pada bermain dan memberikan kesempatan untuk belajar secara alami. Prinsip pembelajarannya antara lain melibatkan anak sebagai pembelajar aktif dan
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar merupakan masa
keemasan (Golden Age) sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan
manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Layanan
pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan
pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam UU Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan bagi anak usia dini adalah ”pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada
anak”. Oleh karena itu, Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik
halus dan kasar), kecerdasan, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
jamak, dan kecerdasan spiritual.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini ?
2. Apa yang dimaksud Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hakikat Pendidikan AUD.
2. Untuk mengetahui Hakikat Pembelajaran AUD.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini berada dalam rentan usia 0 – 8 tahun. Berdasarkan UU No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan
dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 tayat 1 yang
berbunyi “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak
lahir sampai dengan umur 6 tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk
mengikuti Pendidikan Dasar”. Selanjutnya pada Bab I pasal 1 ayat 14
ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan untuk mengikuti penididikan yang lebih lanjut. Pendidikan anak
usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggara pendidikan yang
menitik beratkan kepada peletak dasar kearah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi antara motorik halus dan motorik kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan
spiritual), sosio-emosional (sikap dan berprilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap- tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.
2.1.1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh
upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua
dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak
dengan menciptakan lingkungan yang kodusif dimana anak dapat
mengeksplorasi dirinya , memberikan kesempatan padanya untuk
mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
3. 3
diperolehnya melalui lingkungan melalui cara mengamati, meniru
dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang- ulang yang
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Untuk itu sebaiknya sebagai orang tua dan orang dewasa
selalui menyiapkan lingkungan yang kondusif serta menyiapkan
alat permainan yang sesuai dengan taraf perkembangan anak,
memahami bahwa anak memang sedang dalam masa egosentris
yang seolah- olah semua barang ia miliki sendiri, sebagai orang
tua dan orang dewasa harus memberikan contoh berprilaku yang
baik terhadap anaknya karena pada masa ini anak senang meniru,
memberikan anak bermain diluar rumah agar ia bisa berinteraksi
dengan orang- orang disekitarnya, membiarkan anak untuk
bereksplorasi dalam artian jangan terlalu mengekang anak atau
membatasi anak untuk melakukan sesuatu, orang tua dan orang
dewasa juga disarankan untuk tidak selalu memarahi anak saat
anak memasuki masa pembangkangan, karena bagaimana pun itu
adalah maa- masa yang harus dilewati anak.
Untuk melaksanakan pendidikan tidak terlepas dari seorang
guru sebagai pendidik dilingkungan pendidikan formal dan orang
tua sebagai pendidik di lingkungan pendidikan informal. Peran
guru sangat penting bagi seorang anak yang mengikuti pendidikan
formal di sekolah. Atau untuk PAUD sering disebut dengan TK,
Playgroup, KB, dll yaitu :
1. Peran guru dalam berinteraksi
2. Peran guru dalam mengasuh
3. Peran guru dalam mengatur tekanan dan stress
4. Peran guru dalam memberiakan fasilitas
5. Peran guru dalam perencanaan
6. Peran guru dalam pengayaan
7. Peran guru dalam menangani masalah
8. Peran guru dalam pembelajaran
9. Peran guru dalam dalam bimbingan dan pemeliharaan.
4. 4
2.2 PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI
Pendidikan anak usia dini merupakan dasar dari pendidikan anak
selanjutnya yang penuh dengan tantangan dan berbagai permasalahan yang
dihadapi anak. Dengan demikian maka pendidikan usia dini adalah jendela
pembuka dunia (window of opportunity) bagi anak. Maka itu harus ada
strategi yang tepat untuk membelajarkan anak usia dini.
2.2.1 PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang
terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya laboratorium.
Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi,
slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan,
terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,juga
komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Pembelajaran
adalah upaya logis yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan
belajar anak. Pembelajaran sangat tergantung kepada pemahaman
guru tentang hakikat anak sebagai peserta atau sasaran belajar.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja, akan tetapi
juga sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena
diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen
yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik.
Pembelajaran anak usia dini merupakan proses interaksi antara
anak, orang tua, atau orang dewasa lainnya dalam suatu lingkungan
untuk mencapai tugas perkembangan. Interaksi yang dibangun
tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Hal ini disebabkan interaksi
tersebut mencerminkan suatu hubungan di antara anak akan
5. 5
memperoleh pengalaman yang bermaka, sehingga proses belajar
dapat berlangsung dengan lancar.
Pada hakikatnya anak belajar sambil bermain, oleh karena itu
pembelajaran pada pada anak usia dini pada dasarnya adalah
bermain. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat
aktif dalam melakukan berbagai ekplorasi terhadap lingkungannya,
maka aktivitas bermain merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
Pembelajaran diarahkan pada pengembangan dan
penyempurnaan potensi kemampuan yang dimiliki seperti
kemampuan berbahasa , sosio-emosional, motorik, dan intelektual.
Untuk itu pembelajaran pada usia dini harus dirancang agar anak
merasa tidak terbebani dalam mencapai tugas perkembangnya.
Agar suasana belajar tidak memberikan beban dan membosankan
anak, suasana belajar tidak memberikan bebandan membosankan
anak, suasana belajar perlu dibuat secara alami, hangat dan
menyenangkan. Aktivitas bermain (playful activity) yang memberi
kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan teman dan
lingkungannya merupakan hal yang diutamakan. Selain itu, karena
anak merupakan individu yang unik dan sangat variatif, maka
unsure variasi individu dan minat anak juga perlu diperhatikan.
2.2.2 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
Pada hakikatnya anak itu unik, mengekspresikan perilakunya
secara relatif spontan, bersifat aktif dan energik, egosentris,
memiliki rasa ingin tahu yang kuat, antusias terhadap banyak hal,
bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, kaya dengan fantasi,
mudah frustasi, dan memiliki daya perhatian yang pendek. Masa
anak merupakan masa belajar yang potensial.
Belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman
dan latihan. Prinsip-prinsip belajar merupakan suatu ketentuan
yang harus dilakukan anak ketika ia belajar.
6. 6
Anak adalah pembelajar aktif. Ketika bergerak anak mencari
stimulasi yang dapat meningkatkan kesempatan untuk belajar.
Anak menggunakan seluruh tubuhnya sebagai alat untuk belajar.
Belajar anak dipengaruhi kematangan. Guru harus memahami
bagaimana kematangan anak dapat dicapai dan apa yang perlu
dilakukan untuk memfasilitasi matangan tersebut. Belajar anak
dipengaruhi oleh lingkungan. Tidak hanya lingkungan fisik tetapi
juga lingkungan belajar. Anak belajar melalui kombinasi
lingkungan fisik, sosial dan refleksi. Dengan pengalaman tersebut
anak memperoleh pengetahuannya. Tugas guru bagaimana
menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak memperoleh
pengalaman fisik, sosial dan mampu merefleksikannya. Anak
belajar dengan gaya yang berbeda. Ada yang tipe visual, tipe
auditif dan tipe kinestetik.
Prinsip-prinsip Pembelajaran PAUD :
a. Anak sebagai pembelajar aktif
b. Anak belajar melalui sensori dan panca indra
c. Anak membangun pengetahuan sendiri
d. Anak berpikir melalui benda konkrit
e. Anak belajar dari lingkungan
Pembelajaran anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah
pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain
dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi
perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada
anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. Pendekatan
yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak.
7. 7
2.2.3 STRATEGI PEMBELAJARAN PAUD
Dalam teori belajar konstruktivisme, ilmu pengetahuan
dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Dalam prakteknya teori ini
antara lain terwujud dalam “tahap-tahap perkembangan” yang
dikemukanan oleh Jean Piaget dengan belajar bermakna.
Jean Piaget Piaget penganut faham kongnitifistik, menyatakan
bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni (1)
Asimilasi, adalah proses penyatuan informasi baru ke struktur
kognitif yang sudah ada dalam benak anak, (2) Akomodasi, adalah
penyusunan struktur kognitif ke dalam situasi yang baru, dan (3)
Ekualibrasi, adalah penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi.
Tanpa proses ini perkembangan kognitif seseorang akan tersendat-
sendat dan berjalan tidak teratur (disorganized). Menurut Piaget
proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif yang dilalui anak, yang dalam hal ini dibagi menjadi empat
tahapan, yaitu (a) tahap Sensori-motor (ketika anak berumur 0-2
tahun); (b) tahap Pra-operasional (2 sampai 7 tahun); (c) tahap
Operasional kongkrit (7-11 tahun); dan (d) tahap Operasional
formal (11-18 tahun).
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan
guru dalam proses pembelajaran anak usia dini. Paling tidak ada
tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni :
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang
dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang
dilakukan siswa, dan dalam struktur belajar mengajar yang
bagaimana. Strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan
8. 8
penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang
kemajuan belajar siswa.
Strategi pembelajaran untuk anak usia dini hendaknya
menantang dan menyenangkan, melibatkan unsur bermain,
bergerak, bernyanyi, dan belajar. Beberapa strategi yang sering
digunakan untuk pembelajaran anak usia dini antara lain :
i. Circle Time, pada strategi pembelajaran ini kegiatan anak-
anak duduk melingkar dan guru berada di tengah lingkaran.
Berbagai kegiatan, seperti membaca puisi, bermain peran,
bernyanyi, mengaji, atau bercerita, dan sebagainya.
ii. Sistem Kalender, pembelajaran dihubungkan dengan
kalender dan waktu. Guru menandai tanggal-tanggal pada
kalender yang terkait dengan berbagai kegiatan, seperti Hari
Kemerdekaan, Hari Kartini, Hari Pendidikan Nasional, Hari
Pahlawan dan Hari Besar Nasional dan Hari Besar Agama
seperti Hari Raya Idul Fitri, Bulan Ramadhan, Hari Natal,
Hari Nyepi, Waisak, dan sebagainya. Selanjutnya guru
harus mendesain kegiatan belajar dengan menggunakan
tema-tema sesuai dengan hari tersebut, misalnya Hari
Kartini, anak-anak memakai pakaian kebaya, dll.
iii. Small Project, metode ini melatih anak bertanggungjawab
untuk mengerjakan proyeknya. Proyek merupakan kegiatan
investigasi dan penemuan dari suatu topik yang memiliki
nilai penting bagi anak. Investigasi ini biasanya dikerjakan
dalam kelompok kecil 3-4 orang atau secara individual.
Setiap kelompok diberi proyek kecil, misalnya menemukan
berbagai jenis daun yang khas di daerahnya dan
mengecapnya dengan berbagai warna di sehelai kertas
manila. Jadi proyek merupakan kegiatan investigasi dan
penemuan, bukan semata-mata untuk menemukan satu
jawaban yang benar dari suatu persoalan. Metode ini
9. 9
melatih anak bekerjasama, bertanggungjawab, dan
mengembangkan kemampuan sosial. Metode ini memiliki 3
fase. Pada fase Pendahuluan, guru menyampaikan topik dan
persoalan. Topik dan persoalan hendaknya menarik dan
familier bagi anak. Anak-anak diajak untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang terkait dengan
persoalan tersebut. Sebagai contoh pada saat makan kentang
goreng, guru mengajukan persoalan bagaimana cara
menanam kentang. Anak-anak mencoba menjawab dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya. Fase kedua ialah fase
Penemuan. Guru menyediakan kentang dan anak-anak
secara berkelompok mencoba menanam kentang dengan
berbagai cara. Anak-anak memberi air dan mengamati
pertumbuhan kentangnya.
iv. Kelompok Besar (Big Team), metode ini menggunakan
kelompok besar, yaitu satu kelas penuh untuk membuat
sesuatu. Misalnya untuk mendirikan tenda yang besar di
dalam kelas, semua anak memegang peran, guru bertugas
memberi aba-aba. Anak biasanya amat puas setelah sesuatu
berhasil dikerjakan bersama-sama.
v. Kunjungan, anak sangat senang melihat langsung berbagai
kenyataan yang ada di masyarakat melalui kunjungan.
Kegiatan kunjungan memberi gambaran bagi anak akan
dunia kerja, dunia orang dewasa sehingga mendorong anak
untuk mengembangkan cita-cita. Banyak orang menjadi
pilot karena diajak orangtuanya melihat pameran dirgantara,
mengunjungi museum pesawat terbang, atau karena diajak
naik pesawat terbang. Berbagai kegiatan kunjungan seperti
ke Museum Perjuangan, Museum Dirgantara, Perpustakaan,
Kepolisian, Dinas Pemadam kebakaran memberi inspirasi
anak untuk mengembangkan cita-citanya (learning to be),
misalnya untuk menjadi Polisi, TNI, Pemadam Kebakaran,
10. 10
Pilot, dan sebagainya. Kunjungan merupakan hal yang
menyenangkan bagi anak. Museum dirgantara merupakan
salah satu tempat yang disukai anak. Anak dapat naik
pesawat, menggambar pesawat, dan mendengarkan cerita
tentang pilot. Siapa tahu akan banyak anak yang bercita-cita
jadi pilot.
vi. Permainan, permainan yang menarik dan tidak banyak
aturan pada umumnya disukai anak-anak. Guru dapat
menggunakan permainan untuk membelajarkan anak.
Caranya, guru mengajarkan permainan tersebut kepada
anak. Setelah anak mampu memainkannya, guru
menambahkan muatan edukatif pada permainan tersebut,
sehingga secara tidak langsung anak belajar. Berbagai jenis
permainan, seperti petak-umpet, dan bermain peran amat
potensial untuk membelajarkan anak. Membelajarkan anak
menggunakan esensi bermain dikenal dengan bermain
sambil belajar.
vii. Bercerita, bercerita merupakan salah satu metode untuk
mendidik anak. Berbagai nilai-nilai moral, pengetahuan,
dan sejarah dapat disampaikan dengan baik melalui cerita.
Cerita ilmiah maupun fiksi yang disukai anak-anak dapat
digunakan untuk menyampaikan pengetahuan. Cerita
dengan tokoh yang baik, kharismatik, dan heroik menjadi
alat untuk mengembangkan sikap yang baik kepada anak-
anak. Sebaliknya tokoh yang jelek, jahat, dan kejam
mendidik anak untuk tidak berperilaku seperti itu karena
pada umumnya tokoh jahat di akhir cerita akan kalah dan
sengsara. Cerita tentang Kepahlawanan, heroisme, dan
pemikiran yang cerdas dari para Pahlawan dapat mendidik
anak agar kelak memiliki jiwa kepahlawanan. Jadi cerita
amat potensial untuk mendidik anak, dan oleh karenanya
guru anak usia dini sebaiknya pandai bercerita.
11. 11
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses
perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan
lingkungan yang kodusif dimana anak dapat mengeksplorasi dirinya ,
memberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya melalui lingkungan melalui cara
mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-
ulang yang melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip Pembelajaran PAUD :
a. Anak sebagai pembelajar aktif
b. Anak belajar melalui sensori dan panca indra
c. Anak membangun pengetahuan sendiri
d. Anak berpikir melalui benda konkrit
e. Anak belajar dari lingkungan
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru
dalam proses pembelajaran anak usia dini. Paling tidak ada tiga jenis
strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni :
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
2. Strategi Penyampaian Pembelajaran
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
12. 12
Strategi pembelajaran untuk anak usia dini hendaknya menantang dan
menyenangkan, melibatkan unsur bermain, bergerak, bernyanyi, dan
belajar.
3.2 SARAN
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
Perlu adanya keseriusan dan kesungguhan para pendidik PAUD untuk
mendidik dan membelajarkan anak dengan prinsip dan strategi yang tepat
agar anak dapat tumbuh optimal.
Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.
13. 13
DAFTAR PUSTAKA
Sujono, Yuliani Nurani.2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
PT Indeks.
http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2013/01/Makalah-Tentang-
Pembelajaran-Anak-Usia-Dini-PAUD.html