Publicité
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Publicité
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Publicité
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Makalah Keterampilan Berbicara
Prochain SlideShare
Aliran aliran-karya-sastraAliran aliran-karya-sastra
Chargement dans ... 3
1 sur 12
Publicité

Contenu connexe

Publicité

Makalah Keterampilan Berbicara

  1. Merencanakan Pembicaraan Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Berbicara yang diampu oleh Cucu Reswati M.Pd Disusun oleh Mila Marlina Sumarlin 032117037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN SILIWANGI 2018
  2. i KATA PENGANTAR Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambahkan pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Bogor, 30 September 2018 Penyusun
  3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................1 1.3 Tujuan.......................................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2 2.1 Persiapan Dalam Berbicara......................................................................................................2 2.2 Langkah-langkah Perencanaan.................................................................................................4 BAB III PENUTUP......................................................................................................................6 3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................iii
  4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbicara atau retorika adalah seni tentang berbicara berbicara yang dimiliki seseorang. Seni berbicara ini dimiliki seseorang secara alami atau pun dengan menggunakan latihan khusus.[1] Keterampilan berbicara ini merupakan seni tentang berbicara yang merupakan sarana komunikasi dengan bahasa lisan meliputi proses penyampaian pikiran, ide, gagasan dengan tujusan melaporkan, menghibur, atau meyakinkan orang lain.[ Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraanya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia sedang mengkomunikasikan gagasan gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak (Mulgrave dalam Tarigan, 1981:4-5). Kemampuan berbicara adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik ketika berbicara, presentasi, menyampaikan pendapat, berdebat, atau kegiatan lainnya. Kemampuan berbicara identik dengan penggunaan bahasa secara tepat, sehingga pendengar dapat mengerti apa yang disampaikan. Selain itu, sikap dan pengetahuan menentukan waktu yang tepat untuk berbicara mendukung keberhasilan dalam berbicara (Apriawan. 2007). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Persiapan dalam berbicara? 2. Apa itu langkah-langkah pembicaraan. 1.3 Tujuan 1. Mengetahui apa itu persiapan dalam berbicara. 2. Mengetahui langkah-langkah pembicaraan.
  5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Persiapan dalam Berbicara Ada tiga hal yang harus dipersiapkan sebelum orang berbicara, yaitu persiapan diri, persiapan materi dan persiapan pendukung. Persiapan diri berkaitan dengan kondisi jasmani dan rohani pembicara, persiapan materi berkaitan dengan materi yang akan disampaikan, persiapan pendukung mencakupi persiapan ilmu, persiapan vokal dan persiapan bahasa. Selain ketiga hal tersebut, untuk menjadi pembicara yang ideal ada beberapa hal yang harus diperhatikan. 1 1 http://ninbelajarmakalah.blogspot.co.id./2017/makalah-perencanaan- pembicaraan.html?m=1 1. Ketahui Subjek Pembicaraan Anda 1). Pilih sebuah Topik  Buat topik menarik untuk anda sendiri. Jika tidak, anda tidak mampu menguasai audiensi. Pembicaraan yang menarik akan lebih mudah mengemukakannya dan dapat membuat suasana menjadi menarik.  Ketahui dengan baik latar belakang pembicaraan, karena hal itu sangat
  6. 3 berguna dalam pemulikanilustrasi, pemikiran, pengarahan dan pembahasan selagi mengutarakannya. 2). Ketahui Audiensi Coba analisis tipe dari audiensi anda, misalnya taraf pemikiran mereka apakah mampu menyerap materi yang diberikan, dari segi mana harus dimulai dengan ilustrasi-ilustrasi yang mampu menarik perhatian mereka dan sejauh apa materi tersebut diungkapkan. Karena suatu pembicaraan yang tidak menarik adalah terlalu enteng atau berat serta tidak menyangkut mereka. Rangsang minat dan pemikiran audiensi kearah materi pembicaraan dengan menyelipkan ilustrasi yang sesuai. 3). Perhatikan Suasana  Akan berbeda halnya dengan pembicara dalam ruangan kecil dengan ruangan besar. Suara yang tidak bersemangat atau kurang jelas (lemah), biasanya dapat menghilangkan
  7. 4 1. Macam masalah yang dibicarakan 1). Pembicaraan yang tidak mempunyai spesifikasi tertentu, biasanya menjadi beku dan dingin. Karena itu perlu diketahui dan diperhatikan macam pembicaraan apa yang diutarakan/disampaikan. Anda mungkin memberikan:  Kemukakan kepada audiensi suatu proses, metoda atau teori.  Beri keterangan tentang kejadian, pesan lembaga dan sebagainya.  Ajak audiansi untuk mengetahui hal yang benar atau salah dari suatu permasalahan.  Mencari sebab dari suatu kejadian.  Menyajikan hal-hal humor dll. 2). Buat Modifikasi dari macam-macam pembicaraan sesuai dengan kondisi serta pemikiran audiensi anda. 2. Mempersiapkan materi minat pendengar, bahkan suara yang terlalu keras dapat menghilangkan perhatian. Untuk itu pilih waktunya dimana penekanan suara (keras) dilakukan pada topik sehingga menarik.  Ketahui pula waktu pembicaraan, dimana pendengar mulai bosan atau masih menarik. Karena hal itu pilih lebih dahulu masalah yang paling penting dan kemudian hal-hal yang kecil diselipkan diantaranya atau buat modifikasinya.
  8. 5 1. Kumpulan materi-materi yang penting berupa ilustrasi/gambaran, rencana masalah, contoh, pendapat dan gambaran dll. Untuk dicampur dalam pembicaraan. Dapat diambil:  Pengalaman dan Pemikiran. Jangan mengambil pendapat orang lain begitu saja, pendapat anda harus dimasukkan, dilengkapi dengan data lain dari pengamatan atau sumber-sumber lain.  Mungkin juga dari hasil interviu, polling dan sebagainya  Dapat juga ditambahkan dari bacaan, radio dan mass media sebagai ilustrasi untuk menarik minat pendengar. 2. Pengumpulan materi tersebut dapat juga dari pendengaran sendiri. 3. Menyusun Materi Pembicaraan 1). Pilih Satu pusat pembicaraan yang paling penting untuk diingatkan kepada pendengar. 2). Coba kembangkan pusat pembicaraan tersebut dan kemukakan yang baik, menanyakan dan langsung menjawab atau cara lain. 3). Coba juga apakah pendengar sudah dapat menyerap apa yang dikemukakan. 4). Susun materi pembicaraan lebih jauh dengan memperhitungkan satu sama lainnya, apakah tidak terjadi saling menutupi atau mengacaukan. 5). Buat pendahuluan serta kesimpulan yang baik  Pendahuluan harus segera menarik minat pendengar.  Kesimpulan harus pula dapat diambil searah dengan pendapat pendengar setelah materi pembicaraan tadi atau coba rangsang mereka untuk menerimanya. 4. Buat Pembicaraan Dalam Bahasa Yang Sesuai 1). Hindari kata-kata yang baru bagi pendengar atau dapat diartikan lain. Buat kalimat-kalimat yang mudah dimengerti dan tidak membosankan. Artinya Susun kalimat yang baik dan enak yaitu ada pokok, sebutan dan keterangan. 2). Cari kata-kata yang baik dalam membahas hal yang rumit agar mudah diterima. Misalnya kurang dapat mengemukakan suatu analisis ketika pendengar sudah tidak mempeerhatikan lagi.
  9. 6 5. Latih Cara Mengemukakan Materi 1). Buat pembicaraan menjadi lancar dan kembangkan suasana persahabatan, tidak kaku serta menarik. 2). Gunakan suara dan gerakan yang dapat menolong, tapi jaga jangan sampai berlebihan 3). Kendalikan Emosi, jangan sampai gugup atau tidak bersemangat. Hindari hal-hal yang dapat membuat anda hilang kendali waktu membicarakan suatu masalah. 2.2 Langkah-langkah perencanaan Dalam merencanakan suatu pembicaraan, kita harus mengikuti langkah- langkah berikut:  Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita. Kalau pokok pembicaraan yang hendak disampaikan memang menarik hati kita sebagai pembicara, hampir-hampir dapat dipastikan akan menarik perhatian para pendengar juga. Kebanyakan orang akan lebih cenderung, mendengarkan suatu pembicaraan yang baik mengenai suatu pokok atau judul yang disenangi oleh sang pembicara daripada suatu pembicara yang membosankan mengenai suatu hal yang sedikit diketahui oleh sang pembicara.  Membatasi pokok pembicaraan. Tidaklah mungkin menceritakan segala sesuatu secara terperinci dari setiap pokok pembicaraan dalam waktu singkat. Dengan jalan membatasi pokok pembicaraan maka mungkinlah kita mencakup suatu bidang tertentu secara baik dan menarik. Kalau kita coba mempelajari terlalu banyak hal, mau tidak mau pembicaraan kita menjadi terlalu umum dan akan meninggalkan kesan yang samar-samar pada para pendengar.  Mengumpulkan bahan-bahan. Andai kata kita telah biasa dengan pokok masalah yang hendak disampaikan maka yang menjadi masalah adalah mencari bahan yang lebih banyak yang diperlukan. Akan tetapi, bila kita membutuhkan bahan tambahan, kita dapat mengkumpulkannya dari berbagai sumber, misalnya
  10. 7 dari buku-buku, eksiklopedia, majalah, makalah, dan lain-lain. Kalau kebetulan ada orang-orang ahli dalam bidang itu yang dapat kita hubungi, kita dapat mengadakan wawancara dengan mereka.  Menyusun bahan. Pembicaraan yang hendak disampaikan hendaknya (dan biasanya) terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1. Pendahuluan Rencanakanlah menarik perhatian para pendengar dalam kalimat pembuka. Kita dapat memulai dengan suatu pertanyaan yang merangsang atau suatu pernyataan yang menimbulkan rasa ingin tahu dari para pendengar. 2. Isi Dalam merencanakan isi pembicaraan, kita harus membuat suatu bagan butir-butir penting yang akan ditelusuri. Rencanakanlah mempergunakan kata-kata peralihan yang akan memudahkan para pendengar mengikuti gagasan-gagasan kita. Misalnya: Pertama-tama, Kedua,ketiga,akhirnya. Langkah pertama langkah kedua. Kalimat-kalimat dalam isi pembicaraan kita hendaklah bersemangat, bergairah, antusias, logis, dan spesifik. 3. Simpulan Simpulan sebaiknya tidak lebih dari satu atau dua kalimat. Simpulan hendaknya merangkumkan butir-butir penting dari pembicaraan kita. Beberapa kata terakhir hendaklah dipilih yang tepat dan baik yang diucapkan dengan penuh semangat dan penekanan.
  11. 8 BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan Seseorang yang pandai berbicara adalah seseorang dapat menyampaikan topik secara jelas. Pembicara mengetahui siapa yang diajak berbicara agar dapat berbicara dengan baik dan benar serta berbicara harus urut dari urutan awal, tengah dan akhir. Pembicara harus menggunakan faktor psikis, psikologis dan neurologis dan linguistik dalam menyampaikan gagasannya.Setiap Pembicaraan yang kita sampaikan harus menggunakan konsep yang baik dari awal acara sampai akhir pembicaraan kita supaya orang lebih memahami apa yang kita sampaikan.
  12. DAFTAR PUSTAKA http://ninbelajarmakalah.blogspot.co.id./2017/makalah-perencanaan-pembicaraan.html?m=1
Publicité