Dokumen tersebut membahas tentang berbicara sebagai keterampilan berbahasa Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan pengertian berbicara, tujuan berbicara, jenis-jenis berbicara, dan proses berbicara. Dokumen juga menjelaskan empat keterampilan utama yang diperlukan untuk berbicara dengan baik serta prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan berbicara.
7. Linguis berkata bahwa “speaking is language”
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak,
yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah
kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. (Greene & Petty, 1971: 39-40)
Ujaran (speech) merupakan suatu bagian yang integral dari keseluruhan personalitas atau
kepribadian, mencerminkan lingkungan sang pembicara, kontak-kontak sosial,
pendidikannya. Aspek-aspek lain , seperti cara berpakaian atau mendandani pengantin,
adalah bersifat eksternal, tetapi ujaran sudah bersifat inheren, pembawaan.
8. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
9. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hamper-
hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan
pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta
dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan
gagasannya dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak (Mulgrave, 1954:3-4).
10. Dengan demikian maka berbicara itu lebih daripada hanya sekedar pengucapan bunyi-bunyi
atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan
yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kebutuhan sang pendengar
atau penyimak. Pada hakikatnya, berbicara merupakan suatu proses berkomunikasi sebab
di dalamnya terdapat pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain.
12. Tujuan Berbicara
untuk
berkomunikasi
Memberitahukan,
melaporkan (to
inform)
Menjamu,
menghibur (to
entertain)
Membujuk,
mengajak,
mendesak,
meyakinkan (to
persuade
Gabungan atau campuran dan maksud itupun mungkin saja
terjadi. Suatu pembicaraan misalnya mungkin saja
merupakan gabungan dan melaporkan dan menjamu begitu
pula mungkin sekaigus menghibur dan meyakinkan (Ochs
andWinker, 1979: 9).
13. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah sang
pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus
mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya; dan dia
harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan , baik
secara umum maupaun perorangan.
14. Prinsip yang mendasari kegiatan berbicara (Brooks, 1964: 30-31).
Membutuhkan paling
sedikit dua orang
Membutuhkan sandi
linguistik yang dipahami
bersama
Menerima atau mengakui
suatu aturan referensi
umum
Merupakan suatu
pertukaran antara
partisipan
Menghubungkan setiap
pembicara dengan yang
lainnya dan lingkungan nya
dengan segera.
Berhubungan atau
berkaitan dengan masa
kini.
Hanya melibatkan aparat
atau perlengkapan yang
berhubungan dengan
suara/ bunyi bahasa dan
pendengaran
Secara tidak pandang bulu
menghadadapi serta
memperlakukan apa yang
nyata dan apa yang
diterima sebagai dalil
15. Beberapa cara telah diusahakan oleh para ahli untuk menganalisa proses berbicara. Analisis
yang dilakukan oleh Woolbert (1927) bersifat khas serta mengandung modifikasi yang
sering diremehkan orang, tetapi sebenarnya perlu mendapat perhatian
Pertama, sang pembicara merupakan suatu kemauan, suatu maksud , suatu makna yang
diinginkannya dimiliki oleh orang lain yaitu suatu pikiran (a thought) .
Kedua, sang pembicara adalah pemakai bahasa, membentuk pikiran dan perasaaan menjadi
kata-, kata.
Ketiga, sang pembicara adalah sesuatu yang ingin disimak, ingin didengarkan, menyampaikan
maksud dan kata-katanya kepada orang lain melalui suara.
Terakhir, sang pembicara adalah sesuatu yang harus dilihat, memperhatikan rupa, suatu tindakan
yang harus diperhatikan dan dibaca melalui mata (Knower1957:1991)”
16. Pengetahuan mengenai hakekat sang pembicara itu akan turut pula membuat kita menjadi
penyimak yang baik. Keberhasilan seseoarang berkomunikasi dalam masyaralat
menunjukkan kematangan atau kedewasaan pribadinya. Ada empat keterampilan utama
yang merupakam cirri prinadi yang dewasa (a mature performance) yaitu:
Keterampilan
sosial
Keterampilan
semantik
Keterampilan
fonetik
Keterampilan
vokal
19. Berbicara dimuka umum pada masyarakat (public speaking)
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat melaporkan atau
memberitahukan; yang bersifat informatif (informative speaking).
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan, persahabatan
(fellowship speaking);
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak,
mendesak dan meyakinkan (persuasive speaking);
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan
tenang dan hati-hati (deliberative speaking).
20. Berbicara pada
konferensi (conference
speaking)
Diskusi kelompok
(group discussion),
Tidak resmi (informal),
Kelompok studi (study
groups).
Kelompok pembuat
kebijaksanaan (policy
making groups).
Komite
Resmi (formal)
Konferensi
Diskusi panel
Simposium
Prosedur Perlementer
(parliamentary
procedure)
Debat.
22. Kegiatan berbicara dilakukan untuk mengadakan hubungan sosial dan untuk
melaksanakan suatu layanan.
Dalam proses belajar berbahasa di sekolah anak-anak mengembangkan
kemampuannya secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya mereka sudah
dapat menyampaikan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Makin lama
kemampuan tersebut menjadi semakin sempurna
23. Ellis Dewat Nunan (1991:46) mengemukakan adanya tiga cara untuk mengembangkan
secara vertikal dalam meningkatkan kemampuan berbicara
Menirukan pembicaraan orang lain (khususnya guru)
Mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai. Mendekatkan atau
menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran sendiri yang belum benar dan
ujaran orang dewasa (terutama guru) yang sudah benar.
24. Kesulitan berbicara seperti halnya kesulitan dalam menyimak disebabkan oleh
berbagai faktor, salah satu faktor yang menimbulkan kesulitan dalam bebicara yang
datang dari teman bicara. Seperti yang kita ketahui dalam setiap kegiatan
berbicara teman bicara menafsirkan makna pembicaraan agar dapat berlangsung
terus sampai tujuan pembicaraan tercapai. Apabila teman bicara tidak dapat
menangkap makna pembiacaraan maka pembicaraan terputus atau dengan kata
lain tujuan komunikasi tidak tercapai.
26. Kritik dan Saran
• Hendri
Bagan tolong diperbesar, warna dikontraskan.Tolong Prinsip-prinsip berbicara
dibuat point-point.
• Nia Octavia
Tolong jelaskan 4 ketrampilan berbicara. Prinsip-prnsip berbicara sulit dipahami.
Kalau menjelaskan tolong diberi point-pointnya.
• Mitha
Permainan warna tolong dibuat agar jelas. Bagan dibuat satu persatu supaya
terlihat jelas.
Berbicara sudah barang tentu erat berhubungan dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Kebelum-matangan dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlamatan dalam kegiatan-kegiatan berbahasa. Kita juga perlu menyadari bahwa ketrampilan-ketermpilan yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif banyak persamaannya dengan yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain
Membutuhkan paling sedikit dua orang. Tentu saja pembicaraan dapat dilakukan oleh satu orang dan tentu saja hal ini sering terjadi misalnya oleh yang sedang mempelajari bunyi–bunyi bahasa beserta maknanya atau okeh seseorang yang meninjau kembali pernyataan bank-nya atau oleh orang yang memukul ibu jarinya dengan palu.
Membutuhkan sandi linguistik yang dipahami bersama. Bahkan andaikatapun dipergunakan dua bahasa, namun saling pengertian, pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya.
Menerima atau mengakui suatu aturan referensi umum. Daerah referensi yang umum mungkin tidak selalu mudah dikenal/ ditemukan, namun pembicaraan menerima kecenderungan unruk menemukan satu diantaranya.
Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Kedua pihak partisipan yang memberi dan menerima dalam pembicaraaan saling bertukar sebagai pembicara dan penyimak
Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan lingkungan nya dengan segera. Perilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan responsi yang nyata antara yang diharapkan dari sang penyimak dan sebaliknya . Jadi hubungan itu bersifat timbal balik atau dua arah.
Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. Hanya dengan bantuan berkas grafik-material, bahasa dapat luput dari kekinian dan kesegeraan; bahwa pita atau berkas itu telah mungkin berbuat demikian, tentu saja merupakan salah satu keunggulan budaya manusia.
Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/ bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory apparatus) . Walaupun kegiatan-kegiatan dalam pita audio lingual dapat melepaskan gerak visual dan grafik material, namun sebaliknya tidak akan terjadi terkecuali bagi pantomim atau gambar; takkan ada pada gerakan dan grafik itu yang tidak berdasar dari dan bergantung pada audio lingual dapat berbicara terus menerus dengan orang-orang yang tidak kita lihat, di rumah, di tempat bekerja dan dengan telefon percakapan –percakapan seperti ini merupakan yang khas dalam bentuknya yang paling asli.
Secara tidak pandang bulu menghadadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil. Keseluruhan lingkungan yang dapat dilambangkan oleh pembicaraan mencakup bukan hanya dunia nyata yang mengelilingi para pembicara tetapi juga secara tidak terbatas dunia gagasan yang lebih luas yang harus mereka masuki karena mereka dan manusia; berbicara sebagai titik pertemuan kedua wilayah ini tetap memerlukan penjelasan serta uraian yang lebih lanjut dan mendalam (Brooks, 1964: 30-31).
Keterampilam Semantik (semantic skill) adalah keterampilan untuk menggunakan kata-kata dengan tepat dan penuh pengertian. Untuk memperoleh keterampilan semantik maka kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai makna-makna yang terkandung dalam kata-kata serta ketepatan dan kepraktisan dalam menggunakan kara-kara. Hanya dengan cara inilah kata-lata dapat cepat dan mudah masuk ke dalam pikiran.
Keterampilan fonetik (fonetic skill) adalah kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat. Keterampilan ini perlu karena turut mengemban serta menentukan persetujuan atau penolakan sosial. Keterampilan ini unsur dalam hubungan-hubungan perorangan yang akan menetukan apakah seseorang itu diterima sebagai anggota kelompok atau sebagai orang luar.
Keterampilan vokal (vocal skill) merupakan kemampuan untuk menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara kita. Suara yang jelas,bulat dan bergema menandakan orang yang berbadan tegap terjamin; sedangakan suara yang melengking berisik, atau serak-parau memperlihatkan pribadi yang kurang menarikdan kurang menyakinkan.
Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat melaporkan atau memberitahukan; yang bersifat informatif (informative speaking). Egiatan ini dilaksanakan apabila seseorang berkeinginan untuk memberi atau menanamkan pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan antara benda-benda, menerangkan atau menjelaskan suatu proses, dan menginterpretasikan atau menafsirkan suatu persetujuan atau menguraikan suatu tulisan. Contoh kegiatan ini antara lain:
Kuliah, ceramah
Pengumuman, pemberitahuan, maklumat
Laporan
Instruksi, pelajaran, pengajaran
Pemerian suatu pemandangan atau adegan
Pencalonan, pengangkatan atau penunjukan
Pidato
Anekdot, lelucon, lawak
Cerita, kisah, riwayat.
Kelompok studi (study groups).
Study group merupakan bentuk diskusi yang paling sering terjadi pada mahasiswa di perguruan tinggi, yaitu diskusi mengenai suatu masalah yang dapat dipecahkan kemudian diambil sebagai pengetahuan.
Kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making groups).
Kelompok ini merupakan suatu kelompok yang berdiskusi untuk menentukan suatu kebijakan. Dalam hal ini, pendapat dari anggota-lah yang ditampung dan disinkronisasikan menjadi suatu kebijakan.
Komite
Resmi (formal) yang mencakup pula:
Konferensi
Konferensi merupakan suatu kelompok diskusi resmi yang kadng mengacu pada action-taking discussion atau diskusi pengambilan tindakan,karena berusaha untuk membuat suatu keputusan dan bertindak sesuai dengan keeputusan tersebut.
Diskusi panel
Diskusi panel adalah diskusi yang terdiri dari atas suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai sudut pandang mengenai suatu masalah.
Simposium
Simposium merupakan salah satu variasi dari diskusi panel, dimana dalam suatu simposium terdiri dari tiga orang yang diaggap ahli dengan memberikan pandangan-pandangan atau pendapat yang berbeda mengenai suatu pokok pembicaraan dan para pendengar atau partisipan dapat mengambil bagian dalam diskusi.
sempurna dalam arti strukturnya menjadi semakin benar dan sebagainya. Dengan kata lain perkembangan tersebut tidak secara horizontal mulai dari fonem, kata, fase, dan wacana seperti halnya jenis tataran linguistik.