1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM
ERSIT
NIV A
U
OLEH S
NAMA : MIFTA NUR RAHMAT
STAMBUK : F1C1 08 001
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki tanah yang sangat subur, banyak
tanaman yang dapat tumbuh di tanah Negara merah putih ini, palawija, kacang-
kacangan, umbi-umbian dan padi-padian merupakan contoh kecil jenis tanaman yang
ada. Dengan kondisi tanah seperti ini membuat masyarakat Indonesia dapat hidup
dengan mudah dari hasil pertanian mereka. Sejak dahulu kala, masyarakat Indonesia
telah mengkonsumsi nasi atau produk olahan dari beras (Oryzae sativa) tanpa
mengetahui berapa kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya. Alasan utama
mengkonsumsi nasi ialah karena memiliki rasa yang gurih dan lezat.
Salah satu rujukan penting dalam memilih bahan pangan pokok adalah
kandungan karbohidrat dari bahan pangan tersebut.Karbohidrat ('hidrat dari karbon',
hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula")
adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan
dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
3. Sehingga penting bagi ilmuwan kimia untuk lebih banyak mengetahui
tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat dalam mencari bahan pangan pokok alternatif bagi masyarakat Indonesia,
khususnya masyarakat ekonomi lemah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu
praktikum yang bertujuan untuk hidrolisis karbohidrat secara kualitatif dari tanaman-
tanaman lokal Indonesia
B. Permasalahan
Permasalahan dalam praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan menggunakan asam?
2. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan enzim?
C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan asam.
2. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan enzim amilase.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini antara lain:
1. memberikan pengetahuan mengenai hidrolisis pati dengan asam.
2. memberikan pengalaman mengenai hidrolisis pati dengan enzim amilase
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat dan Pati
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan
sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO 2) berasal dari
udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat
sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di udara.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut
dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian
dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk
polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati.
Polisakarida non pati merupakan sumber utama serat makanan
Karbohidrat terbagi menjadi beberapa bagian menurut panjang rantai
karbonnya. Monosakarida, disakarida dan polisakarida. Contoh dari monosakarida
adalah sukrosa. Sukrosa merupakan produksi akhir asimilasi karbon (C) pada proses
fotosintesis yang terjadi di daun dan bentuk karbohidrat yang mudah
ditransportasikan ke jaringan simpan atau sink tissues. Selain berfungsi dalam
5. penyediaan energi dan kerangka karbon, sukrosa juga berperan dalam pengaturan
ekspresi gen lainnya (Miswar et al, 2007).
Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman
berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada
biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanaman
tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji beras
mengandung pati 50–60% dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati
80% (Winarno, 1986).
Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan
dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter
beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda,
yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung dari jenis
pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung
amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20- 25%. Komponen amilum
merupakan polisakarida rantai lurus tak bercabang terdiri dari molekul
D-Glukopiranosa yang berikatan (1 4) glikosida. Struktur rantai lurus ini
membentuk untaian heliks, seperti tambang.
6. (Zulfikar, 2008).
Komponen penting penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Kedua
komponen ini dapat dikatakan homogen secara kimia, tetapi masih heterogen dalam
ukuran molekul, derakat percabangan, rantai, susunan dan keacakan rantai cabang
(Winarno, 1986; Halim, 1990; Ikhsan, 1996).
Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut
dalam air. Umumnya amilosa menyusun pati 17 – 21%, terdiri dari satuan glukosa
yang bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa. Amilopektin merupakan
komponen pati yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari satuan glukosa yang
bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa dan α-(1,6) D-glukosa. Tidak seperti
amilosa, amilopektin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti
butanol (Sahlan B. E., 2007).
CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH
O O O O
OH OH OH OH
O O O
OH OH OH OH n
α – 1,4 - glikosidik
Gambar 1a. Struktur molekul amilosa (Winarno, 1992)
CH2OH CH2OH
O O
OH O OH
OH OH
α – 1,6 - glikosidik
O
α – 1,4 - glikosidik
CH2OH CH2 CH2OH CH2OH
O O O O
OH OH OH OH
O O O
OH OH OH OH n
7. Gambar 1b. Struktur molekul amilopektin (Winarno, 1992)
B. Hidrolisis Pati
Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk
memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses
pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih
sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Rindit et al, 1998).
Proses hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Enzim, ukuran
partikel, temperatur, pH, waktu hidrolisis, perbandingan cairan terhadap bahan baku
(volume substrat), dan pengadukan.
B1. Hidrolisis dengan Asam
Metode kimiawi dilakukan dengan cara hidrolisis pati menggunakan
asam-asam organik, yang sering digunakan adalah H2SO4, HCl, dan HNO3.
Pemotongan rantai pati oleh asam lebih tidak teratur dibandingkan dengan hasil
pemotongan rantai pati oleh enzim. Hasil pemotongan oleh asam adalah
campuran dekstrin, maltosa dan glukosa, sementara enzim bekerja secara spesifik
sehingga hasil hidrolisis dapat dikendalikan (Assegaf, 2009).
B2. Hidrolisis dengan Enzim Amilase
8. Enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel
organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia (Harwati dkk,1997).
Kerja enzim sangat spesifik, karena strukturnya hanya dapat mengkatalisis satu tipe
reaksi kimia saja dari suatu substrat, seperti hidrolisis, oksidasi dan reduksi. Ukuran
partikel mempengaruhi laju hidrolisis. Ukuran partikel yang kecil akan meningkatkan
luas permukaan serta meningkatkan kelarutan dalam air (Saraswati, 2006).
Temperatur hidrolisis berhubungan dengan laju reaksi. Makin tinggi temperatur
hidrolisis, maka hidrolisis akan berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan konstanta
laju reaksi meningkat dengan meningkatnya temperatur operasi. Enzim dapat
diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Azmi, 2006).
Pati merupakan cadangan karbohidrat pada tanaman berbentuk granula-
granula tak larut yang tersusun dari dua macam molekul polisakarida yaitu amilosa
dan amilopektin, umumnya ditemukan pada umbi, akar dan biji. Gula reduksi
terutama dalam bentuk glukosa diperoleh dari hidrolisis pati oleh enzim amilase yang
terdapat pada kapang Rhizopus. Selain dari pati, glukosa dapat diperoleh dari
hidrolisis isoflavon glikosida oleh kapang Rhizopus (Septiani dkk., 2004). pH untuk
enzim acid fungal amilase optimum pada 4 - 5 dan untuk enzim glukoamilase pada
3,5 – 5 (Novo,1995).
Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama
adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi
9. ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat.
Tahap kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil
akhir. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan
glukosa, maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida
yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6
glikosidik (Suhartono, 1989).
10. BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum yang berjudul Hidrolisis Karbohidrat telah dilakukan di
Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Haluoleo pada hari Jum’at tanggal 11
November 2010.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya gelas kimia,
penangas air, gelas ukur, filler, timbangan analitik, pipet tetes, tabung reaksi,
spektrofotometer, dan pipet volume.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu larutan glukosa standar,
larutan standar maltosa, larutan pati jagung, HCl 4 N, K2HPO4 1 M, Reagen DNS,
larutan ludah dan akuades.
11. C. Rancangan Percobaan
1. Hidrolisis dengan Asam
5 mL Larutan Pati
- ditimbang 5 mL HCl 4 N
- dipipet 0,5 mL
Sisa larutan pati-HCl 0,5 mL larutan pati-HCl
- dipipetkan 0,5 kedalam 5 tabung - Ditambahkan 2,5
reaksi mL KH2PO4 1 M
- dipanaskan dengan variasi (5 tabung reaksi)
waktu 0, 5, 10, 15, 20 menit
- dicampur
- ditambahkan 2 mL DNS
- dipanaskan ± 15 menit
- diencerkan hingga 10 mL
- dibaca absorbansinya pada λ 540 nm
Waktu A
0 0,128
15 0,031
Larutan Blanko : 0,5 mL larutan pati + 2,5 KH2PO4 1 M dipanaskan ± 15 menit,
diencerkan hingga 10 mL.
12. 2. Hidrolisis dengan Enzim
1 mL larutan ludah
10 %, 1 % dan 0,1 %
- dimasukkan dalam 3 tabung reaksi
- ditambahkan 2 mL larutan pati 1 %
- dipanaskan selama 5 menit pada suhu 40
o
C
- diambil 1 mL dari tiap tabung
- ditambahkan 2 mL DNS
- dipanaskan selama ± 15 menit
- diencerkan hingga 10 mL
- dibaca absorbansinya pada λ 540 nm
Konsentrasi A
10 % 0,038
3. Kurva Standar
Larutan maltosa 0,2,4,6,8,dan 10 ppm
Dalam 1 mL
- ditambahkan 2 mL reagen DNS
- dipanaskan selama ± 15 menit
- diencerkan hingga 10 mL
- dibaca absorbansinya pada λ 540 nm
Konsentrasi A
0 0
2 0,209
4 0,468
6 0,995
8 1,280
10 1,310
13. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan hidrolisis karbohidrat yaitu pati jagung muda
dengan menggunakan asam yaitu HCl 4 N dan enzim amilase yang diperoleh dari
ludah. Berdasarkan teori Bronsted-Lowry dikatakan bahwa hidrolisis merupakan
proses protolisis yang melibatkan molekul air dan protolit lemah yang bermuatan
Dalam proses hidrolisis pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh
enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada
beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula
pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 – 10 molekul) yang disebut
dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi
menjadi unit terkecil glukosa.
Pada perlakuan pertama hidrolisis pati jagung dilakukan dengan asam, yakni
larutan HCl 4 N. HCl yang merupakan asam kuat akan cenderung memberikan proton
jika dilarutkan dalam air, sehingga asam ini akan berubah seluruhnya menjadi basa
pasangannya/konjugat. Dalam praktek yang dilakukan larutan pati ditambahkan HCl
dan dipanaskan dengan variasi waktu 0, 5, 15, dan 20 menit. Larutan asam HCl akan
14. menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil pemotongannya adalah
campuran dekstrin, maltosa dan glukosa.
Anda Merasa Terbantu dengan Artikel
ini???
Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa
di No:
ADMIN : 0852 417 82228
Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
15. Pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini kemudian ditambahkan
dengan reagen DNS. Penggunaan DNS ini dimaksudkan agar terbentuk senyawa
kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbansi larutan melalui instrumen
spektrofotometer. Dari perlakukan ini terjadi perubahan pada larutan dimana larutan
yang semulanya bening berubah menjadi warna kuning.
Warna kuning yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen dan panjang
rantai pati hidrolisat. Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6 satuan glukosa
pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin panjang rantai pati hidrolisat maka
akan semakin kuning warna larutan.
Dari pembacaan grafik antara konsentrasi maltosa dan absorbansi diperoleh
persamaan regresi linear dari kurva standar yaitu y = 0,147x - 0,024, sehingga dapat
ditentukan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan asam untuk masing-masing variasi
waktu pemanasan. Untuk perlakuan tanpa pemanasan diperoleh absorbansi larutan
paling tinggi yaitu 0,128 sehingga berdasarkan perhitungan melalui persamaan
regresi dari kurva standar diperoleh kadar paling tinggi pula yaitu 1,03 ppm. Untuk
waktu pemanasan 15 menit diperoleh kadar glukosa hasil hidrolisis 0,37 ppm, dan
waktu pemanasan 5, 10 dan 20 menit tidak diperoleh absorbansi.
Metode ini memiliki kelemahan yakni glukosa yang dihasilkan relatif kecil
jumlahnya dan juga tidak ramah lingkungan. Proses hidrolisis menggunakan katalis
asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi agar hidrolisis dapat terjadi.
16. Berdasarkan kelemahan tersebut proses hidrolisis pati menggunakan asam jarang
digunakan.
Metode hidrolisis pati yang lebih sering digunakan adalah secara
enzimatis dengan menggunakan enzim. Enzim yang umumnya digunakan adalah
amilase, seperti α- amilase dan glukoamilase. Pada percobaan ini, jenis enzim yang
digunakan untuk menghidrolisis pati adalah enzim amilase.
Hidrolosis pati dengan amilase dilakukan dengan menggunakan air ludah.
Penggunaan air ludah ini dikarenakan air ludah mengandung enzim amylase yang
dapat menghidrolisis ikatan α(1-4) pada cabang sebelah luar glikogen dan
amilopektin yang nantinya menghasilkan D-glukosa. Melalui enzim ini ikatan cabang
pada pati dapat dihidrolisis sehingga dapat menguraikan glikogen dan amilopektin
secara sempurna menjadi glukosa. Dalam penentuan banyaknya kandungan glukosa
dari hidrolisis dengan amilase ini tidak jauh berbeda dengan penentuan pada
hidrolisis dengan asam.
Enzim ditambahkan pada larutan pati kemudian dipanaskan selama 5 menit.
Enzim α- amilase dapat menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida secara spesifik.
Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah
degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi ini
terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap
kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir.
17. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan glukosa,
maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida yang
terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6
glikosidik. Berikut ini merupakan skema pemutusan pati menggunakan enzim
amilase.
glukoamilase
Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amilase menghasilkan maltosa,
maltotriosa, dan isomaltosa Bila pati dihidrolisis dengan enzim transglukosidase akan
dihasilkan suatu oligosakarida dengan derajat polimerisasi yang lebih besar. Pada
hidrolisis menggunakan enzim ini ditentukan kadar maltosa hasil hidrolisis
menggunakan cara yang sama seperti penentuan kadar glukosa sebelumnya, yaitu
dengan teknik spektrofotometri. Sebelumnya telah dibuat kurva standar maltosa
sehingga diperoleh peramaan regresi linear yaitu y = 0,147x - 0,024. Pada percobaan
18. yang dilakukan, divariasikan konsentrasi larutan ludah yang ditambahkan ke dalam
larutan pati yaitu 10 %, 1 % dan 0,1 %. Semakin tinggi konsentrasi larutan ludah,
semakin banyak jumlah enzim amilase yang ditambahkan.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, untuk penggunakan larutan
ludah 10 % diperoleh maltosa sebanyak 0,42 ppm dan tidak diperoleh absorbansi
pada larutan pati 1 dan 0,1%. Hal ini menunjukkan semakin banyak enzim amilase
yang digunakan, semakin banyak pula kadar maltosa hasil hidrolisis yang diperoleh.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan asam seperti HCl disertai
pemanasan pada suhu tinggi serta penambahan KH2PO4.
2. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan enzim amilase untuk
menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida dari pati secara spesifik.
19. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009,’ Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II’, Laboratorium
Kimia Universitas Nasional. Jakarta
Assegaf F., 2009,’ Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa paradisiaca
L.) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis’, Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Seni, Purwokerto
Azmi, 2006,’ Penentuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus oryzae Untuk
Isolasi Enzim Amilase Pada Medium Pati Biji Nangka (Arthocarphus
heterophilus Lmk)’, Jurnal Biogenesis Vol. 2(2), Pekanbaru
Harwati, Usa., S., Widodo. H.N Sofian., M. Barwami. 1997. Biologi Untuk SMU.
Fajar Agung. Jakarta.
Novo. 1995. Novo’s Hand Book. Kopenhagen. Denmark.
Radinal, Indra, Marliah, 2008,’Karbohidrat’, Darussalam
Rindit, Pambaylun, dkk. 1998. Laporan Penelitian : Mempelajari Hidrolisis Pati
Gadung (Dioscoreahispida Dernst) dengan Enzim α-amilase dan Gluko
amilase untuk Pembuatan Sirup Glukosa. Fakultas Pertanian UNSRI.
Palembang.
Saraswati. 1982. The Problems to be Solved in Starch Processing Technologies in
Indonesia. BPPT.Jakarta
Septiani Y., Purwoko T., Pangastuti A., 2004, Kadar Karbohidrat, Lemak, dan
Protein pada Kecap dari Tempe, Bioteknologi 1 (2), Surakarta
Suhartono. 1989. Enzim dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Winarno, 1992. Biofermentase dan Biosintesa Protein. PT. Angkasa. Bandung.
Zulfikar, 2008, Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Jakarta
20. Lampiran Hasil Pengamatan Dan Perhitungan
Hasil Pengamatan
1. Hidrolisis Pati dengan Asam
Waktu (Menit) Absorbansi
0 0,128
5 0
10 0
15 0,031
20 0
2. Kurva Standar Maltosa
Konsentrasi (ppm) Absorbansi Maltosa
0 0
2 0,209
4 0,468
6 0,995
8 1,280
10 1,310
3. Hidrolisis Pati dengan - Amilase
Konsentrasi (%) Absorbansi
0,1 0
1 0
10 0,038
21. Perhitungan :
1. Kurva Standar Maltosa
[Maltosa] (ppm) Absorbansi Maltosa
0 0
2 0,209
4 0,468
6 0,995
8 1,280
10 1,310
Dari data di atas diperoleh kurva standar:
Grafik hubungan [maltosa] Vs Absorbansi
1,6
1,4
1,2
1
y = 0,147x - 0,0247
Absorbansi
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 2 4 6 8 10 12
-0,2
[maltosa] (ppm)
Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear y = 0,147x - 0,024, sehingga
konsentrasi maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam dan enzim - amilase
adalah sebagai berikut:
22. y b
x= = … ppm
a
a. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam
x1 = = 1,03 ppm
x2 = = 0 ppm
x4 = = 0,37 ppm
Dengan cara yang sama diperoleh :
Waktu (menit) Absorbansi [Maltosa] (ppm)
0 0,128 1,03
5 0 0
10 0 0
15 0,031 0,37
20 0 0
b. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan enzim - amilase
x1 = = 0 ppm
x2 = = 0 ppm
x3 = = 0,42 ppm
Dengan cara yang sama diperoleh:
Konsentrasi (%) Absorbansi Maltosa [Maltosa] (ppm)
0,1 0 0
23. 1 0 0
10 0,038 0,42
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN II
Hari, tanggal : Jumat, 12 November 2010
Judul : Hidrolisis Karbohidrat
Data Pengamatan
1. Hidrolisis Pati dengan Asam
Waktu (Menit) Absorbansi
0 0,128
5 0
10 0
15 0,031
20 0
2. Kurva Standar Maltosa
Konsentrasi (ppm) Absorbansi Maltosa
0 0
2 0,209
4 0,468
6 0,995
8 1,280
10 1,310
3. Hidrolisis Pati dengan - Amilase
Konsentrasi (%) Absorbansi
0,1 0
1 0