SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
Télécharger pour lire hors ligne
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM




                      ERSIT
                   NIV     A
                  U




                   OLEH     S

        NAMA            : MIFTA NUR RAHMAT

        STAMBUK         : F1C1 08 001




FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

            UNIVERSITAS HALUOLEO

                  KENDARI

                    2011
BAB I

                                PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

       Indonesia merupakan Negara yang memiliki tanah yang sangat subur, banyak

tanaman yang dapat tumbuh di tanah Negara merah putih ini, palawija, kacang-

kacangan, umbi-umbian dan padi-padian merupakan contoh kecil jenis tanaman yang

ada. Dengan kondisi tanah seperti ini membuat masyarakat Indonesia dapat hidup

dengan mudah dari hasil pertanian mereka. Sejak dahulu kala, masyarakat Indonesia

telah mengkonsumsi nasi atau produk olahan dari beras (Oryzae sativa) tanpa

mengetahui berapa kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya. Alasan utama

mengkonsumsi nasi ialah karena memiliki rasa yang gurih dan lezat.

       Salah satu rujukan penting dalam memilih bahan pangan pokok adalah

kandungan karbohidrat dari bahan pangan tersebut.Karbohidrat ('hidrat dari karbon',

hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula")

adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai

bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan

dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada

tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau

mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Sehingga penting bagi ilmuwan kimia untuk lebih banyak mengetahui

tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya,   sebagai bentuk pengabdian kepada

masyarakat dalam mencari bahan pangan pokok alternatif bagi masyarakat Indonesia,

khususnya masyarakat ekonomi lemah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu

praktikum yang bertujuan untuk hidrolisis karbohidrat secara kualitatif dari tanaman-

tanaman lokal Indonesia

B. Permasalahan

         Permasalahan dalam praktikum ini yaitu:

1. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan menggunakan asam?

2. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan enzim?

C. Tujuan

       Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan asam.

2. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan enzim amilase.

D. Manfaat

         Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini antara lain:

1. memberikan pengetahuan mengenai hidrolisis pati dengan asam.

2. memberikan pengalaman mengenai hidrolisis pati dengan enzim amilase
BAB II

                            TINJAUAN PUSTAKA

A. Karbohidrat dan Pati

       Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan

sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari

tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar

matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO 2) berasal dari

udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat

sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di udara.

Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut

dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian

dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk

polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati.

Polisakarida non pati merupakan sumber utama serat makanan

       Karbohidrat terbagi menjadi beberapa bagian menurut panjang rantai

karbonnya. Monosakarida, disakarida dan polisakarida. Contoh dari monosakarida

adalah sukrosa. Sukrosa merupakan produksi akhir asimilasi karbon (C) pada proses

fotosintesis yang terjadi di daun       dan bentuk karbohidrat yang mudah

ditransportasikan ke jaringan simpan atau sink tissues. Selain berfungsi dalam
penyediaan energi dan kerangka karbon, sukrosa juga berperan dalam pengaturan

ekspresi gen lainnya (Miswar et al, 2007).

       Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman

berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada

biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanaman

tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji beras

mengandung pati 50–60% dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati

80% (Winarno, 1986).

         Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan

dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter

beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda,

yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung dari jenis

pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung

amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20- 25%. Komponen amilum

merupakan    polisakarida   rantai   lurus   tak   bercabang   terdiri   dari   molekul

D-Glukopiranosa yang berikatan       (1 4) glikosida. Struktur rantai lurus ini

membentuk untaian heliks, seperti tambang.
(Zulfikar, 2008).

       Komponen penting penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Kedua

komponen ini dapat dikatakan homogen secara kimia, tetapi masih heterogen dalam

ukuran molekul, derakat percabangan, rantai, susunan dan keacakan rantai cabang

(Winarno, 1986; Halim, 1990; Ikhsan, 1996).

       Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut

dalam air. Umumnya amilosa menyusun pati 17 – 21%, terdiri dari satuan glukosa

yang bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa. Amilopektin merupakan

komponen pati yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari satuan glukosa yang

bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa dan α-(1,6) D-glukosa. Tidak seperti

amilosa, amilopektin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti

butanol (Sahlan B. E., 2007).

                 CH2OH                CH2OH              CH2OH               CH2OH
                     O                    O                  O                   O
                    OH                OH                 OH                   OH
                               O                    O                   O
                          OH                   OH                 OH                 OH        n


                                                         α – 1,4 - glikosidik

             Gambar 1a. Struktur molekul amilosa (Winarno, 1992)
            CH2OH              CH2OH
                O                  O
            OH            O      OH
                    OH                  OH
                                                             α – 1,6 - glikosidik

                                           O
                                                                        α – 1,4 - glikosidik

                         CH2OH             CH2                  CH2OH               CH2OH
                             O                      O               O                   O
                         OH                OH                   OH                  OH
                                    O                    O                  O
                               OH                   OH                 OH                 OH       n
Gambar 1b. Struktur molekul amilopektin (Winarno, 1992)

B. Hidrolisis Pati

       Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk

memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses

pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih

sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Rindit et al, 1998).

       Proses hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Enzim, ukuran

partikel, temperatur, pH, waktu hidrolisis, perbandingan cairan terhadap bahan baku

(volume substrat), dan pengadukan.

B1. Hidrolisis dengan Asam

       Metode kimiawi dilakukan dengan cara hidrolisis pati menggunakan

asam-asam organik, yang sering digunakan adalah H2SO4, HCl, dan HNO3.

Pemotongan rantai pati oleh asam lebih tidak teratur dibandingkan dengan hasil

pemotongan rantai pati oleh enzim. Hasil pemotongan oleh asam adalah

campuran dekstrin, maltosa dan glukosa, sementara enzim bekerja secara spesifik

sehingga hasil hidrolisis dapat dikendalikan (Assegaf, 2009).

B2. Hidrolisis dengan Enzim Amilase
Enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel

organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia (Harwati dkk,1997).

Kerja enzim sangat spesifik, karena strukturnya hanya dapat mengkatalisis satu tipe

reaksi kimia saja dari suatu substrat, seperti hidrolisis, oksidasi dan reduksi. Ukuran

partikel mempengaruhi laju hidrolisis. Ukuran partikel yang kecil akan meningkatkan

luas permukaan serta meningkatkan kelarutan dalam air (Saraswati, 2006).

Temperatur hidrolisis berhubungan dengan laju reaksi. Makin tinggi temperatur

hidrolisis, maka hidrolisis akan berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan konstanta

laju reaksi meningkat dengan meningkatnya temperatur operasi. Enzim dapat

diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Azmi, 2006).

       Pati merupakan cadangan karbohidrat pada tanaman berbentuk granula-

granula tak larut yang tersusun dari dua macam molekul polisakarida yaitu amilosa

dan amilopektin, umumnya ditemukan pada umbi, akar dan biji. Gula reduksi

terutama dalam bentuk glukosa diperoleh dari hidrolisis pati oleh enzim amilase yang

terdapat pada kapang     Rhizopus. Selain dari pati, glukosa dapat diperoleh dari

hidrolisis isoflavon glikosida oleh kapang Rhizopus (Septiani dkk., 2004). pH untuk

enzim acid fungal amilase optimum pada 4 - 5 dan untuk enzim glukoamilase pada

3,5 – 5 (Novo,1995).

       Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama

adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi
ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat.

Tahap kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil

akhir. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan

glukosa, maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida

yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6

glikosidik (Suhartono, 1989).
BAB III
                             METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

         Praktikum yang berjudul Hidrolisis Karbohidrat telah dilakukan di

Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Haluoleo pada hari Jum’at tanggal 11

November 2010.

B. Alat dan Bahan

         Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya gelas kimia,

penangas air, gelas ukur, filler, timbangan analitik, pipet tetes, tabung reaksi,

spektrofotometer, dan pipet volume.

         Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu larutan glukosa standar,

larutan standar maltosa, larutan pati jagung, HCl 4 N, K2HPO4 1 M, Reagen DNS,

larutan ludah dan akuades.
C. Rancangan Percobaan

    1. Hidrolisis dengan Asam

                                5 mL Larutan Pati

                                            - ditimbang 5 mL HCl 4 N

                                            - dipipet 0,5 mL




   Sisa larutan pati-HCl                                  0,5 mL larutan pati-HCl

                - dipipetkan 0,5 kedalam 5 tabung                      - Ditambahkan 2,5
                  reaksi                                                 mL KH2PO4 1 M
                - dipanaskan     dengan     variasi                      (5 tabung reaksi)
                  waktu 0, 5, 10, 15, 20 menit

                                            -   dicampur
                                            -   ditambahkan 2 mL DNS
                                            -   dipanaskan ± 15 menit
                                            -   diencerkan hingga 10 mL
                                            -   dibaca absorbansinya pada λ 540 nm

                                 Waktu      A
                                  0       0,128
                                  15      0,031

Larutan Blanko : 0,5 mL larutan pati + 2,5 KH2PO4 1 M dipanaskan ± 15 menit,

diencerkan hingga 10 mL.
2. Hidrolisis dengan Enzim

                              1 mL larutan ludah
                             10 %, 1 % dan 0,1 %

                                        - dimasukkan dalam 3 tabung reaksi
                                        - ditambahkan 2 mL larutan pati 1 %
                                        - dipanaskan selama 5 menit pada suhu 40
                                          o
                                           C
                                        - diambil 1 mL dari tiap tabung
                                        - ditambahkan 2 mL DNS
                                        - dipanaskan selama ± 15 menit
                                        - diencerkan hingga 10 mL
                                        - dibaca absorbansinya pada λ 540 nm


                         Konsentrasi      A
                         10 %           0,038

3. Kurva Standar


                   Larutan maltosa 0,2,4,6,8,dan 10 ppm
                               Dalam 1 mL

                                       - ditambahkan 2 mL reagen DNS
                                       - dipanaskan selama ± 15 menit
                                       - diencerkan hingga 10 mL
                                       - dibaca absorbansinya pada λ 540 nm
                          Konsentrasi     A
                             0             0
                              2        0,209
                              4       0,468
                              6       0,995
                              8       1,280
                              10      1,310
BAB IV
                           HASIL DAN PEMBAHASAN


         Pada percobaan ini dilakukan hidrolisis karbohidrat yaitu pati jagung muda

dengan menggunakan asam yaitu HCl 4 N dan enzim amilase yang diperoleh dari

ludah. Berdasarkan teori Bronsted-Lowry dikatakan bahwa hidrolisis merupakan

proses protolisis yang melibatkan molekul air dan protolit lemah yang bermuatan

         Dalam proses hidrolisis pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh

enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada

beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula

pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 – 10 molekul) yang disebut

dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi

menjadi unit terkecil glukosa.

         Pada perlakuan pertama hidrolisis pati jagung dilakukan dengan asam, yakni

larutan HCl 4 N. HCl yang merupakan asam kuat akan cenderung memberikan proton

jika dilarutkan dalam air, sehingga asam ini akan berubah seluruhnya menjadi basa

pasangannya/konjugat. Dalam praktek yang dilakukan larutan pati ditambahkan HCl

dan dipanaskan dengan variasi waktu 0, 5, 15, dan 20 menit. Larutan asam HCl akan
menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil pemotongannya adalah

campuran dekstrin, maltosa dan glukosa.




Anda Merasa Terbantu dengan Artikel
ini???

Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa
di No:

ADMIN                       : 0852 417 82228

Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
Pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini kemudian ditambahkan

dengan reagen DNS. Penggunaan DNS ini dimaksudkan agar terbentuk senyawa

kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbansi larutan melalui instrumen

spektrofotometer. Dari perlakukan ini terjadi perubahan pada larutan dimana larutan

yang semulanya bening berubah menjadi warna kuning.

         Warna kuning yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen dan panjang

rantai pati hidrolisat. Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6 satuan glukosa

pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin panjang rantai pati hidrolisat maka

akan semakin kuning warna larutan.

         Dari pembacaan grafik antara konsentrasi maltosa dan absorbansi diperoleh

persamaan regresi linear dari kurva standar yaitu y = 0,147x - 0,024, sehingga dapat

ditentukan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan asam untuk masing-masing variasi

waktu pemanasan. Untuk perlakuan tanpa pemanasan diperoleh absorbansi larutan

paling tinggi yaitu 0,128 sehingga berdasarkan perhitungan melalui persamaan

regresi dari kurva standar diperoleh kadar paling tinggi pula yaitu 1,03 ppm. Untuk

waktu pemanasan 15 menit diperoleh kadar glukosa hasil hidrolisis 0,37 ppm, dan

waktu pemanasan 5, 10 dan 20 menit tidak diperoleh absorbansi.

         Metode ini memiliki kelemahan yakni glukosa yang dihasilkan relatif kecil

jumlahnya dan juga tidak ramah lingkungan. Proses hidrolisis menggunakan katalis

asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi agar hidrolisis dapat terjadi.
Berdasarkan kelemahan tersebut proses hidrolisis pati menggunakan asam jarang

digunakan.

         Metode hidrolisis pati yang lebih sering digunakan adalah secara

enzimatis dengan menggunakan enzim. Enzim yang umumnya digunakan adalah

amilase, seperti α- amilase dan glukoamilase. Pada percobaan ini, jenis enzim yang

digunakan untuk menghidrolisis pati adalah enzim amilase.

         Hidrolosis pati dengan amilase dilakukan dengan menggunakan air ludah.

Penggunaan air ludah ini dikarenakan air ludah mengandung enzim amylase yang

dapat menghidrolisis ikatan α(1-4) pada cabang sebelah luar glikogen dan

amilopektin yang nantinya menghasilkan D-glukosa. Melalui enzim ini ikatan cabang

pada pati dapat dihidrolisis sehingga dapat menguraikan glikogen dan amilopektin

secara sempurna menjadi glukosa. Dalam penentuan banyaknya kandungan glukosa

dari hidrolisis dengan amilase ini tidak jauh berbeda dengan penentuan pada

hidrolisis dengan asam.

         Enzim ditambahkan pada larutan pati kemudian dipanaskan selama 5 menit.

Enzim α- amilase dapat menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida secara spesifik.

Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah

degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi ini

terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap

kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir.
Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan glukosa,

maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida yang

terdiri dari 4   atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6

glikosidik. Berikut ini merupakan skema pemutusan pati menggunakan enzim

amilase.

                               glukoamilase




           Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amilase menghasilkan maltosa,

maltotriosa, dan isomaltosa Bila pati dihidrolisis dengan enzim transglukosidase akan

dihasilkan suatu oligosakarida dengan derajat polimerisasi yang lebih besar. Pada

hidrolisis menggunakan enzim ini ditentukan kadar maltosa hasil hidrolisis

menggunakan cara yang sama seperti penentuan kadar glukosa sebelumnya, yaitu

dengan teknik spektrofotometri. Sebelumnya telah dibuat kurva standar maltosa

sehingga diperoleh peramaan regresi linear yaitu y = 0,147x - 0,024. Pada percobaan
yang dilakukan, divariasikan konsentrasi larutan ludah yang ditambahkan ke dalam

larutan pati yaitu 10 %, 1 % dan 0,1 %. Semakin tinggi konsentrasi larutan ludah,

semakin banyak jumlah enzim amilase yang ditambahkan.

         Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, untuk penggunakan larutan

ludah 10 % diperoleh maltosa sebanyak 0,42 ppm dan tidak diperoleh absorbansi

pada larutan pati 1 dan 0,1%. Hal ini menunjukkan semakin banyak enzim amilase

yang digunakan, semakin banyak pula kadar maltosa hasil hidrolisis yang diperoleh.


                                      BAB V
                                    PENUTUP

A. Simpulan

          Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan asam seperti HCl disertai

   pemanasan pada suhu tinggi serta penambahan KH2PO4.

2. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan      penambahan enzim amilase untuk

   menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida dari pati secara spesifik.
DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2009,’ Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II’, Laboratorium
        Kimia Universitas Nasional. Jakarta

Assegaf F., 2009,’ Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa paradisiaca
        L.) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis’, Ilmu
        Pengetahuan Teknologi dan Seni, Purwokerto

Azmi, 2006,’ Penentuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus oryzae Untuk
        Isolasi Enzim Amilase Pada Medium Pati Biji Nangka (Arthocarphus
        heterophilus Lmk)’, Jurnal Biogenesis Vol. 2(2), Pekanbaru

Harwati, Usa., S., Widodo. H.N Sofian., M. Barwami. 1997. Biologi Untuk SMU.
      Fajar Agung. Jakarta.

Novo. 1995. Novo’s Hand Book. Kopenhagen. Denmark.

Radinal, Indra, Marliah, 2008,’Karbohidrat’, Darussalam

Rindit, Pambaylun, dkk. 1998. Laporan Penelitian : Mempelajari Hidrolisis Pati
       Gadung (Dioscoreahispida Dernst) dengan Enzim α-amilase dan Gluko
       amilase untuk Pembuatan Sirup Glukosa. Fakultas Pertanian UNSRI.
       Palembang.

Saraswati. 1982. The Problems to be Solved in Starch Processing Technologies in
      Indonesia. BPPT.Jakarta

Septiani Y., Purwoko T., Pangastuti A., 2004, Kadar Karbohidrat, Lemak, dan
       Protein pada Kecap dari Tempe, Bioteknologi 1 (2), Surakarta

Suhartono. 1989. Enzim dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Winarno, 1992. Biofermentase dan Biosintesa Protein. PT. Angkasa. Bandung.

Zulfikar, 2008, Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
       Kejuruan, Jakarta
Lampiran Hasil Pengamatan Dan Perhitungan

Hasil Pengamatan

1. Hidrolisis Pati dengan Asam
              Waktu (Menit)                     Absorbansi
                    0                             0,128
                    5                               0
                    10                              0
                    15                            0,031
                    20                              0


2. Kurva Standar Maltosa
     Konsentrasi (ppm)     Absorbansi Maltosa
             0                      0
             2                    0,209
             4                    0,468
             6                    0,995
             8                    1,280
            10                    1,310


3. Hidrolisis Pati dengan  - Amilase
             Konsentrasi (%)                    Absorbansi
                   0,1                              0
                    1                               0
                    10                            0,038
Perhitungan :

1. Kurva Standar Maltosa
                         [Maltosa] (ppm)               Absorbansi Maltosa
                               0                                  0
                               2                                 0,209
                               4                                 0,468
                               6                                 0,995
                               8                                 1,280
                               10                                1,310

  Dari data di atas diperoleh kurva standar:


                             Grafik hubungan [maltosa] Vs Absorbansi
                  1,6
                  1,4
                  1,2
                    1
                                                           y = 0,147x - 0,0247
     Absorbansi




                  0,8
                  0,6
                  0,4
                  0,2
                    0
                         0          2      4          6            8             10   12
                  -0,2
                                               [maltosa] (ppm)



   Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear y = 0,147x - 0,024, sehingga
   konsentrasi maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam dan enzim  - amilase
   adalah sebagai berikut:
y b
x=          = … ppm
         a
a. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam

     x1 =                 = 1,03 ppm


     x2 =              = 0 ppm


     x4 =                 = 0,37 ppm

     Dengan cara yang sama diperoleh :
       Waktu (menit)         Absorbansi       [Maltosa] (ppm)
              0                  0,128              1,03
              5                   0                  0
              10                  0                  0
              15                 0,031              0,37
              20                  0                  0


b. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan enzim  - amilase

x1 =               = 0 ppm


x2 =               = 0 ppm


x3 =                   = 0,42 ppm

Dengan cara yang sama diperoleh:
  Konsentrasi (%)       Absorbansi Maltosa    [Maltosa] (ppm)
            0,1                   0                  0
1                     0                 0
             10                  0,038              0,42




                           LAPORAN SEMENTARA
                              PERCOBAAN II


Hari, tanggal : Jumat, 12 November 2010

Judul         : Hidrolisis Karbohidrat

Data Pengamatan

1. Hidrolisis Pati dengan Asam
              Waktu (Menit)                     Absorbansi
                    0                             0,128
                    5                               0
                   10                               0
                   15                             0,031
                   20                               0

2. Kurva Standar Maltosa

     Konsentrasi (ppm)     Absorbansi Maltosa
             0                     0
             2                   0,209
             4                   0,468
             6                   0,995
             8                   1,280
            10                   1,310

3. Hidrolisis Pati dengan  - Amilase

             Konsentrasi (%)                    Absorbansi
                  0,1                               0
                   1                                0
10   0,038




     Kendari, 11 November 2010
        Asisten Pembimbing




        GAYUH AGASTIA

Contenu connexe

Tendances

Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Ade Irma Suryani
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"ilmanafia13
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 

Tendances (20)

Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
Laporan praktikum kimia dasar "pembuatan dan pengenceran larutan"
 
Uji Biuret
Uji BiuretUji Biuret
Uji Biuret
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 

Similaire à LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Similaire à LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA (20)

Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
Biomolekul dan aplikasi.ppt
Biomolekul dan aplikasi.pptBiomolekul dan aplikasi.ppt
Biomolekul dan aplikasi.ppt
 
Laporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek FermentasiLaporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek Fermentasi
 
Karbohidrat kelompok a Kimia FMIPA UHO
Karbohidrat kelompok a Kimia FMIPA UHOKarbohidrat kelompok a Kimia FMIPA UHO
Karbohidrat kelompok a Kimia FMIPA UHO
 
4 karbohidrat
4 karbohidrat4 karbohidrat
4 karbohidrat
 
Biokimia AKPER MUNA
Biokimia AKPER MUNA Biokimia AKPER MUNA
Biokimia AKPER MUNA
 
Biokimia
BiokimiaBiokimia
Biokimia
 
Respirasi pada mikroba 1
Respirasi pada mikroba 1Respirasi pada mikroba 1
Respirasi pada mikroba 1
 
Modul panduan praktikum biokimia 1
Modul panduan praktikum biokimia 1Modul panduan praktikum biokimia 1
Modul panduan praktikum biokimia 1
 
Bab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekulBab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekul
 
Bab7 biom
Bab7 biomBab7 biom
Bab7 biom
 
Bab7 biomolekul
Bab7 biomolekulBab7 biomolekul
Bab7 biomolekul
 
Bab 7 biomolekul kelas xii
Bab 7 biomolekul kelas xiiBab 7 biomolekul kelas xii
Bab 7 biomolekul kelas xii
 
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
 
PRESENTASE SEL.pptx
PRESENTASE  SEL.pptxPRESENTASE  SEL.pptx
PRESENTASE SEL.pptx
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Metabolisme lipid pada buah kelapa sawit
Metabolisme lipid pada buah kelapa sawitMetabolisme lipid pada buah kelapa sawit
Metabolisme lipid pada buah kelapa sawit
 
Kelompok 4_Respirasi Pada Tumbuhan.pdf
Kelompok 4_Respirasi Pada Tumbuhan.pdfKelompok 4_Respirasi Pada Tumbuhan.pdf
Kelompok 4_Respirasi Pada Tumbuhan.pdf
 
Biomolekul
BiomolekulBiomolekul
Biomolekul
 
Take home mma
Take home mmaTake home mma
Take home mma
 

Plus de Mifta Rahmat

Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Mifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikrobaMifta Rahmat
 
Laporan biokimia vitamin dan mineral
Laporan biokimia   vitamin dan mineralLaporan biokimia   vitamin dan mineral
Laporan biokimia vitamin dan mineralMifta Rahmat
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis proteinMifta Rahmat
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiMifta Rahmat
 
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino proteinMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat labMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikrobaMifta Rahmat
 
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikReaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikMifta Rahmat
 

Plus de Mifta Rahmat (12)

Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...Laporan instrumen   penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
Laporan instrumen penentuan aluminium (iii) sebagai kompleks alizarin secar...
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
 
Laporan biokimia vitamin dan mineral
Laporan biokimia   vitamin dan mineralLaporan biokimia   vitamin dan mineral
Laporan biokimia vitamin dan mineral
 
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
 
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino protein
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi   pengenalan alat labLaporan mikrobiologi   pengenalan alat lab
Laporan mikrobiologi pengenalan alat lab
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi   daya kerja antimikrobaLaporan mikrobiologi   daya kerja antimikroba
Laporan mikrobiologi daya kerja antimikroba
 
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organikReaksi reaksi sintesis senyawa organik
Reaksi reaksi sintesis senyawa organik
 
Reaksi reaksi sso
Reaksi reaksi ssoReaksi reaksi sso
Reaksi reaksi sso
 

Dernier

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Dernier (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM ERSIT NIV A U OLEH S NAMA : MIFTA NUR RAHMAT STAMBUK : F1C1 08 001 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2011
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki tanah yang sangat subur, banyak tanaman yang dapat tumbuh di tanah Negara merah putih ini, palawija, kacang- kacangan, umbi-umbian dan padi-padian merupakan contoh kecil jenis tanaman yang ada. Dengan kondisi tanah seperti ini membuat masyarakat Indonesia dapat hidup dengan mudah dari hasil pertanian mereka. Sejak dahulu kala, masyarakat Indonesia telah mengkonsumsi nasi atau produk olahan dari beras (Oryzae sativa) tanpa mengetahui berapa kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya. Alasan utama mengkonsumsi nasi ialah karena memiliki rasa yang gurih dan lezat. Salah satu rujukan penting dalam memilih bahan pangan pokok adalah kandungan karbohidrat dari bahan pangan tersebut.Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
  • 3. Sehingga penting bagi ilmuwan kimia untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam mencari bahan pangan pokok alternatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu praktikum yang bertujuan untuk hidrolisis karbohidrat secara kualitatif dari tanaman- tanaman lokal Indonesia B. Permasalahan Permasalahan dalam praktikum ini yaitu: 1. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan menggunakan asam? 2. Bagaimana cara menghidrolisis pati dengan enzim? C. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan asam. 2. Untuk mengetahui hidrolisis pati dengan enzim amilase. D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini antara lain: 1. memberikan pengetahuan mengenai hidrolisis pati dengan asam. 2. memberikan pengalaman mengenai hidrolisis pati dengan enzim amilase
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karbohidrat dan Pati Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO 2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di udara. Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Polisakarida non pati merupakan sumber utama serat makanan Karbohidrat terbagi menjadi beberapa bagian menurut panjang rantai karbonnya. Monosakarida, disakarida dan polisakarida. Contoh dari monosakarida adalah sukrosa. Sukrosa merupakan produksi akhir asimilasi karbon (C) pada proses fotosintesis yang terjadi di daun dan bentuk karbohidrat yang mudah ditransportasikan ke jaringan simpan atau sink tissues. Selain berfungsi dalam
  • 5. penyediaan energi dan kerangka karbon, sukrosa juga berperan dalam pengaturan ekspresi gen lainnya (Miswar et al, 2007). Pati merupakan karbohidrat yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Bagi tanaman, pati merupakan cadangan makanan yang terdapat pada biji, batang dan pada bagian umbi tanaman. Banyaknya kandungan pati pada tanaman tergantung pada asal pati tersebut, misalnya pati yang berasal dari biji beras mengandung pati 50–60% dan pati yang berasal dari umbi singkong mengandung pati 80% (Winarno, 1986). Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter beberapa mikron. Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda, yaitu amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung dari jenis pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20- 25%. Komponen amilum merupakan polisakarida rantai lurus tak bercabang terdiri dari molekul D-Glukopiranosa yang berikatan (1 4) glikosida. Struktur rantai lurus ini membentuk untaian heliks, seperti tambang.
  • 6. (Zulfikar, 2008). Komponen penting penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Kedua komponen ini dapat dikatakan homogen secara kimia, tetapi masih heterogen dalam ukuran molekul, derakat percabangan, rantai, susunan dan keacakan rantai cabang (Winarno, 1986; Halim, 1990; Ikhsan, 1996). Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus dan larut dalam air. Umumnya amilosa menyusun pati 17 – 21%, terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa. Amilopektin merupakan komponen pati yang mempunyai rantai cabang, terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-glukosa dan α-(1,6) D-glukosa. Tidak seperti amilosa, amilopektin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti butanol (Sahlan B. E., 2007). CH2OH CH2OH CH2OH CH2OH O O O O OH OH OH OH O O O OH OH OH OH n α – 1,4 - glikosidik Gambar 1a. Struktur molekul amilosa (Winarno, 1992) CH2OH CH2OH O O OH O OH OH OH α – 1,6 - glikosidik O α – 1,4 - glikosidik CH2OH CH2 CH2OH CH2OH O O O O OH OH OH OH O O O OH OH OH OH n
  • 7. Gambar 1b. Struktur molekul amilopektin (Winarno, 1992) B. Hidrolisis Pati Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Rindit et al, 1998). Proses hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Enzim, ukuran partikel, temperatur, pH, waktu hidrolisis, perbandingan cairan terhadap bahan baku (volume substrat), dan pengadukan. B1. Hidrolisis dengan Asam Metode kimiawi dilakukan dengan cara hidrolisis pati menggunakan asam-asam organik, yang sering digunakan adalah H2SO4, HCl, dan HNO3. Pemotongan rantai pati oleh asam lebih tidak teratur dibandingkan dengan hasil pemotongan rantai pati oleh enzim. Hasil pemotongan oleh asam adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa, sementara enzim bekerja secara spesifik sehingga hasil hidrolisis dapat dikendalikan (Assegaf, 2009). B2. Hidrolisis dengan Enzim Amilase
  • 8. Enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia (Harwati dkk,1997). Kerja enzim sangat spesifik, karena strukturnya hanya dapat mengkatalisis satu tipe reaksi kimia saja dari suatu substrat, seperti hidrolisis, oksidasi dan reduksi. Ukuran partikel mempengaruhi laju hidrolisis. Ukuran partikel yang kecil akan meningkatkan luas permukaan serta meningkatkan kelarutan dalam air (Saraswati, 2006). Temperatur hidrolisis berhubungan dengan laju reaksi. Makin tinggi temperatur hidrolisis, maka hidrolisis akan berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan konstanta laju reaksi meningkat dengan meningkatnya temperatur operasi. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (Azmi, 2006). Pati merupakan cadangan karbohidrat pada tanaman berbentuk granula- granula tak larut yang tersusun dari dua macam molekul polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin, umumnya ditemukan pada umbi, akar dan biji. Gula reduksi terutama dalam bentuk glukosa diperoleh dari hidrolisis pati oleh enzim amilase yang terdapat pada kapang Rhizopus. Selain dari pati, glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis isoflavon glikosida oleh kapang Rhizopus (Septiani dkk., 2004). pH untuk enzim acid fungal amilase optimum pada 4 - 5 dan untuk enzim glukoamilase pada 3,5 – 5 (Novo,1995). Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi
  • 9. ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan glukosa, maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6 glikosidik (Suhartono, 1989).
  • 10. BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum yang berjudul Hidrolisis Karbohidrat telah dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Haluoleo pada hari Jum’at tanggal 11 November 2010. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya gelas kimia, penangas air, gelas ukur, filler, timbangan analitik, pipet tetes, tabung reaksi, spektrofotometer, dan pipet volume. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan yaitu larutan glukosa standar, larutan standar maltosa, larutan pati jagung, HCl 4 N, K2HPO4 1 M, Reagen DNS, larutan ludah dan akuades.
  • 11. C. Rancangan Percobaan 1. Hidrolisis dengan Asam 5 mL Larutan Pati - ditimbang 5 mL HCl 4 N - dipipet 0,5 mL Sisa larutan pati-HCl 0,5 mL larutan pati-HCl - dipipetkan 0,5 kedalam 5 tabung - Ditambahkan 2,5 reaksi mL KH2PO4 1 M - dipanaskan dengan variasi (5 tabung reaksi) waktu 0, 5, 10, 15, 20 menit - dicampur - ditambahkan 2 mL DNS - dipanaskan ± 15 menit - diencerkan hingga 10 mL - dibaca absorbansinya pada λ 540 nm Waktu A 0 0,128 15 0,031 Larutan Blanko : 0,5 mL larutan pati + 2,5 KH2PO4 1 M dipanaskan ± 15 menit, diencerkan hingga 10 mL.
  • 12. 2. Hidrolisis dengan Enzim 1 mL larutan ludah 10 %, 1 % dan 0,1 % - dimasukkan dalam 3 tabung reaksi - ditambahkan 2 mL larutan pati 1 % - dipanaskan selama 5 menit pada suhu 40 o C - diambil 1 mL dari tiap tabung - ditambahkan 2 mL DNS - dipanaskan selama ± 15 menit - diencerkan hingga 10 mL - dibaca absorbansinya pada λ 540 nm Konsentrasi A 10 % 0,038 3. Kurva Standar Larutan maltosa 0,2,4,6,8,dan 10 ppm Dalam 1 mL - ditambahkan 2 mL reagen DNS - dipanaskan selama ± 15 menit - diencerkan hingga 10 mL - dibaca absorbansinya pada λ 540 nm Konsentrasi A 0 0 2 0,209 4 0,468 6 0,995 8 1,280 10 1,310
  • 13. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada percobaan ini dilakukan hidrolisis karbohidrat yaitu pati jagung muda dengan menggunakan asam yaitu HCl 4 N dan enzim amilase yang diperoleh dari ludah. Berdasarkan teori Bronsted-Lowry dikatakan bahwa hidrolisis merupakan proses protolisis yang melibatkan molekul air dan protolit lemah yang bermuatan Dalam proses hidrolisis pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6 – 10 molekul) yang disebut dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya dipecah lagi menjadi unit terkecil glukosa. Pada perlakuan pertama hidrolisis pati jagung dilakukan dengan asam, yakni larutan HCl 4 N. HCl yang merupakan asam kuat akan cenderung memberikan proton jika dilarutkan dalam air, sehingga asam ini akan berubah seluruhnya menjadi basa pasangannya/konjugat. Dalam praktek yang dilakukan larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan variasi waktu 0, 5, 15, dan 20 menit. Larutan asam HCl akan
  • 14. menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil pemotongannya adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa. Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini??? Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No: ADMIN : 0852 417 82228 Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
  • 15. Pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini kemudian ditambahkan dengan reagen DNS. Penggunaan DNS ini dimaksudkan agar terbentuk senyawa kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbansi larutan melalui instrumen spektrofotometer. Dari perlakukan ini terjadi perubahan pada larutan dimana larutan yang semulanya bening berubah menjadi warna kuning. Warna kuning yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen dan panjang rantai pati hidrolisat. Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6 satuan glukosa pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin panjang rantai pati hidrolisat maka akan semakin kuning warna larutan. Dari pembacaan grafik antara konsentrasi maltosa dan absorbansi diperoleh persamaan regresi linear dari kurva standar yaitu y = 0,147x - 0,024, sehingga dapat ditentukan kadar glukosa hasil hidrolisis dengan asam untuk masing-masing variasi waktu pemanasan. Untuk perlakuan tanpa pemanasan diperoleh absorbansi larutan paling tinggi yaitu 0,128 sehingga berdasarkan perhitungan melalui persamaan regresi dari kurva standar diperoleh kadar paling tinggi pula yaitu 1,03 ppm. Untuk waktu pemanasan 15 menit diperoleh kadar glukosa hasil hidrolisis 0,37 ppm, dan waktu pemanasan 5, 10 dan 20 menit tidak diperoleh absorbansi. Metode ini memiliki kelemahan yakni glukosa yang dihasilkan relatif kecil jumlahnya dan juga tidak ramah lingkungan. Proses hidrolisis menggunakan katalis asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi agar hidrolisis dapat terjadi.
  • 16. Berdasarkan kelemahan tersebut proses hidrolisis pati menggunakan asam jarang digunakan. Metode hidrolisis pati yang lebih sering digunakan adalah secara enzimatis dengan menggunakan enzim. Enzim yang umumnya digunakan adalah amilase, seperti α- amilase dan glukoamilase. Pada percobaan ini, jenis enzim yang digunakan untuk menghidrolisis pati adalah enzim amilase. Hidrolosis pati dengan amilase dilakukan dengan menggunakan air ludah. Penggunaan air ludah ini dikarenakan air ludah mengandung enzim amylase yang dapat menghidrolisis ikatan α(1-4) pada cabang sebelah luar glikogen dan amilopektin yang nantinya menghasilkan D-glukosa. Melalui enzim ini ikatan cabang pada pati dapat dihidrolisis sehingga dapat menguraikan glikogen dan amilopektin secara sempurna menjadi glukosa. Dalam penentuan banyaknya kandungan glukosa dari hidrolisis dengan amilase ini tidak jauh berbeda dengan penentuan pada hidrolisis dengan asam. Enzim ditambahkan pada larutan pati kemudian dipanaskan selama 5 menit. Enzim α- amilase dapat menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida secara spesifik. Hidrolisis amilosa oleh -amilase terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara acak. Degradasi ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap kedua relatif lambat dengan pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir.
  • 17. Sedangkan untuk amilopektin, hidrolisis dengan -amilase menghasilkan glukosa, maltosa dan berbagai jenis -limit dekstrin yang merupakan oligosakarida yang terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan -1,6 glikosidik. Berikut ini merupakan skema pemutusan pati menggunakan enzim amilase. glukoamilase Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amilase menghasilkan maltosa, maltotriosa, dan isomaltosa Bila pati dihidrolisis dengan enzim transglukosidase akan dihasilkan suatu oligosakarida dengan derajat polimerisasi yang lebih besar. Pada hidrolisis menggunakan enzim ini ditentukan kadar maltosa hasil hidrolisis menggunakan cara yang sama seperti penentuan kadar glukosa sebelumnya, yaitu dengan teknik spektrofotometri. Sebelumnya telah dibuat kurva standar maltosa sehingga diperoleh peramaan regresi linear yaitu y = 0,147x - 0,024. Pada percobaan
  • 18. yang dilakukan, divariasikan konsentrasi larutan ludah yang ditambahkan ke dalam larutan pati yaitu 10 %, 1 % dan 0,1 %. Semakin tinggi konsentrasi larutan ludah, semakin banyak jumlah enzim amilase yang ditambahkan. Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, untuk penggunakan larutan ludah 10 % diperoleh maltosa sebanyak 0,42 ppm dan tidak diperoleh absorbansi pada larutan pati 1 dan 0,1%. Hal ini menunjukkan semakin banyak enzim amilase yang digunakan, semakin banyak pula kadar maltosa hasil hidrolisis yang diperoleh. BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan asam seperti HCl disertai pemanasan pada suhu tinggi serta penambahan KH2PO4. 2. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan penambahan enzim amilase untuk menghidrolisis ikatan α- 1,4-glukosida dari pati secara spesifik.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009,’ Uji Kualitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat I dan II’, Laboratorium Kimia Universitas Nasional. Jakarta Assegaf F., 2009,’ Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa paradisiaca L.) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis’, Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni, Purwokerto Azmi, 2006,’ Penentuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus oryzae Untuk Isolasi Enzim Amilase Pada Medium Pati Biji Nangka (Arthocarphus heterophilus Lmk)’, Jurnal Biogenesis Vol. 2(2), Pekanbaru Harwati, Usa., S., Widodo. H.N Sofian., M. Barwami. 1997. Biologi Untuk SMU. Fajar Agung. Jakarta. Novo. 1995. Novo’s Hand Book. Kopenhagen. Denmark. Radinal, Indra, Marliah, 2008,’Karbohidrat’, Darussalam Rindit, Pambaylun, dkk. 1998. Laporan Penelitian : Mempelajari Hidrolisis Pati Gadung (Dioscoreahispida Dernst) dengan Enzim α-amilase dan Gluko amilase untuk Pembuatan Sirup Glukosa. Fakultas Pertanian UNSRI. Palembang. Saraswati. 1982. The Problems to be Solved in Starch Processing Technologies in Indonesia. BPPT.Jakarta Septiani Y., Purwoko T., Pangastuti A., 2004, Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe, Bioteknologi 1 (2), Surakarta Suhartono. 1989. Enzim dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Winarno, 1992. Biofermentase dan Biosintesa Protein. PT. Angkasa. Bandung. Zulfikar, 2008, Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta
  • 20. Lampiran Hasil Pengamatan Dan Perhitungan Hasil Pengamatan 1. Hidrolisis Pati dengan Asam Waktu (Menit) Absorbansi 0 0,128 5 0 10 0 15 0,031 20 0 2. Kurva Standar Maltosa Konsentrasi (ppm) Absorbansi Maltosa 0 0 2 0,209 4 0,468 6 0,995 8 1,280 10 1,310 3. Hidrolisis Pati dengan  - Amilase Konsentrasi (%) Absorbansi 0,1 0 1 0 10 0,038
  • 21. Perhitungan : 1. Kurva Standar Maltosa [Maltosa] (ppm) Absorbansi Maltosa 0 0 2 0,209 4 0,468 6 0,995 8 1,280 10 1,310 Dari data di atas diperoleh kurva standar: Grafik hubungan [maltosa] Vs Absorbansi 1,6 1,4 1,2 1 y = 0,147x - 0,0247 Absorbansi 0,8 0,6 0,4 0,2 0 0 2 4 6 8 10 12 -0,2 [maltosa] (ppm) Dari grafik diperoleh persamaan regresi linear y = 0,147x - 0,024, sehingga konsentrasi maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam dan enzim  - amilase adalah sebagai berikut:
  • 22. y b x= = … ppm a a. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan asam x1 = = 1,03 ppm x2 = = 0 ppm x4 = = 0,37 ppm Dengan cara yang sama diperoleh : Waktu (menit) Absorbansi [Maltosa] (ppm) 0 0,128 1,03 5 0 0 10 0 0 15 0,031 0,37 20 0 0 b. Konsentrasi Maltosa (x) hasil hidrolisis pati dengan enzim  - amilase x1 = = 0 ppm x2 = = 0 ppm x3 = = 0,42 ppm Dengan cara yang sama diperoleh: Konsentrasi (%) Absorbansi Maltosa [Maltosa] (ppm) 0,1 0 0
  • 23. 1 0 0 10 0,038 0,42 LAPORAN SEMENTARA PERCOBAAN II Hari, tanggal : Jumat, 12 November 2010 Judul : Hidrolisis Karbohidrat Data Pengamatan 1. Hidrolisis Pati dengan Asam Waktu (Menit) Absorbansi 0 0,128 5 0 10 0 15 0,031 20 0 2. Kurva Standar Maltosa Konsentrasi (ppm) Absorbansi Maltosa 0 0 2 0,209 4 0,468 6 0,995 8 1,280 10 1,310 3. Hidrolisis Pati dengan  - Amilase Konsentrasi (%) Absorbansi 0,1 0 1 0
  • 24. 10 0,038 Kendari, 11 November 2010 Asisten Pembimbing GAYUH AGASTIA