3. Fuel Delivery System
1. Terdiri dari fuel tank, fuel
pump, fuel filter, fuel delivery
pipe, fuel injector, fuel
pressure regulator, and fuel
return pipe
2. Bahan bakar dialirkan dari
tangki ke injektor dengan
menggunakan pompa bahan
bakar (fuel pump)
3. Tekanan dipertahankan agar
konstan, dengan
menggunakan regulator
tekanan. Sejumlah bahan
bakar yang tidak
disemprotkan oleh injektor
akan dikembalikan ke tangki
melalui pipa pengembali
(fuel return pipe)
4. Air Induction System
1. Terdiri dari Air
cleaner, air flow
meter, throtle valve,
air intake chamber,
intake manifold
runner, intake valve
(katup masuk)
2. Ketika throttle valve
dibuka, udara
mengalir melalui air
cleaner, dan
melewati air flow
meter (pada tipe L),
air intake chamber,
intaker runner dan
terus ke katup
masuk
Tipe L = Pengukuran aliran udara berdasarkan kecepatan
Tipe D = Pengukuran aliran udara tidak dilakukan secara
langsung, yaitu melalui pengukuran tekanan udara di dalam
intake manifold
5. Electronic Control System
• Terdiri dari berbagai
macam sensor,
Electronic Control Unit
(ECU), Injektor dan
rangkaiannya.
• ECU mengatur jumlah
bahan bakar yang akan
disemprotkan
berdasarkan kebutuhan
dan kondisi mesin yang
dimonitor oleh berbagai
sensor
6. Basic System Operation
• Udara masuk ke mesin melalui air induction
system dan diukur oleh air flow meter.
• Bahan bakar disemprotkan (diinjeksikan) ke
belakang katup masuk, diatur / dikendalikan
oleh ECU dengan cara memberikan sinyal
(denyut tegangan listrik)
• ECU menentukan basic injection quantity
berdasarkan volume udara masuk dan putaran
mesin.
7. Keuntungan Menggunakan EFI
• Distribusi bahan sama dan merata ke tiap silinder
• Perbandingan campuran udara dan bahan bakar
yang akurat pada tiap kondisi operasi mesin
• kontrol katup gas lebih respon (spontan)
• Hemat bahan bakar dan emisi yang terkontrol
• Dibandingkan dengan sistem konvensional, lebih
stabil pada waktu temperatur masih dingin.
• Mudah distart
• Sedikit komponen yang bersifat mekanis,
sehingga mengurangi bagian bagian yang perlu di
setel (rendah perawatan).
8. EFI / TCCS System
TPS: menginformasikan
besarnya bukaan katup gas
Coolant temp sensor:
Menginformasikan suhu air
pendingin dan temperatur
mesin
Air Flow Meter:
Mengukur kecepatan udara masuk (Type
L)
Exhaust / oxygen sensor:
Mengukur / menginformasikan kualitas
pembakaran berdasarkan kadar oxygen
yang ada dalam aliran gas buang
Engine RPM:
Menginformasikan
kecepatan putaran
mesin
9. • Ignition Spark Management (ESA)
Mengatur pemajuan sudut pengapian dengan memonitor
kondisi-kondisi operasi mesin, memperhitungkan optimum
spark timing, dan memberikan percikan bunga api pada
waktu yang tepat.
• Idle Speed Control (ISC)
Mengatur kecepatan putaran stasioner dengan memonitor
• Exhaust Gas Recirculation (EGR)
EGR valve memungkinkan sejumlah gas exhaust untuk
kembali dimasukkan ke ruang bakar, agar suhu pembakaran
tidak terlalu tinggi guna mencegah terbentuknya nitro
oksida (NO2) berlebih.
10. Self Diagnostic System
Lampu peringatan (warning lamp) yang yang akan berkedip
jika terjadi kerusakan tertentu pada ECM. Sinyal kedipan
lampu merupakan kode khusus yang dapat dijadikan petunjuk
bagi teknisi untuk menentukan jenis kerusakan.
11. Summary
• EFI terdiri dari 3 sistem dasar
– Electronic Control System
Menentukan jumlah injeksi dasar berdasarkan sinyal
sinyal dari air flow meter dan engine rpm.
– Fuel delivery system
Mempertahankan tekanan aliran bahan bakar ke
injektor. Ini memungkinkan ECU untuk mengontrol
jumlah yang tepat untuk kebutuhan operasi mesin.
– Air induction sistem
Mengalirkan udara ke engine berdasarkan kebutuhan
operasi mesin.