1. URGENSI
MEMBACAO L E H M O H A M A D K H A I D I R
M A ’ H A D A L - B I R R M A K A S S A R
S A B T U , 1 4 M E I 2 0 1 6
2. PROLOG
Hidup itu "membaca dan menulis". Membaca berarti memahami ilmunya,
menulis berarti mengamalkannya ke dalam kehidupan peribadatan sesuai
tuntunan agama.Allah SWT sebelum menurunkan ayat-ayat lain, yang
sarat berisi ajaran tentang hidup dan kehidupan, telah memproklamasikan
bahwa membaca dan menulis adalah kunci ilmu pengetahuan.
3. TAHUKAH ENGKAU ?
Lima ayat pertama yang turun (QS al-'Alaq [96]: 1-5) menunjukkan esensi
dan urgensi membaca dan menulis. Ini merupakan babak baru
pembebasan manusia dari keterbelakangan. Spiritnya adalah "menyuruh
membaca dan belajar menulis untuk menggali dan meraup berbagai ilmu
pengetahuan"
4. MAKA…
Untuk itulah, mengapa Allah SWT sangat menghargai tinta dan pena
sebagai alat utamanya (QS al-Qalam [68]: 1-4). Membaca dan menulis
telah "dipatenkan" dalam Alquran. Secara teologis, keduanya merupakan
bagian esensial dari ajaran agama yang akan menunjukkan jati diri
kemanusiaan.
5. NAH…!
Dengan membaca, akan terpancar ilham dan pola pikir baru sehingga
dapat menuliskan atau mengaktualkannya dalam lembaran kehidupan
individu maupun kolegial. Membaca adalah objek utama, sedangkan
menulis adalah sasaran pokok mengimplementasikan hasil membaca yang
bernilai inspiratif dan positif.
6. Need To Know..
Dalam hal membaca sebagai awal kemajuan bangsa,
mahasiswa di negara industri maju ternyata memiliki rata-
rata membaca selama delapan jam per hari, sedangkan di
negara berkembang, termasuk Indonesia, hanya dua jam
setiap hari (UNESCO, 2005).
7. And How About You ??
Kurangnya minat baca dibuktikan dengan Indeks membaca
masyarakat Indonesia saat ini yang baru sekira 0,001, artinya dari
seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat
baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan angka
minat baca di Singapura. Indeks membaca di negara itu mencapai
0,45. Selain itu berdasarkan survei UNESCO, budaya baca masyarakat
Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang
paling rendah di kawasan ASEAN (pikiran-rakyat, 4/1/2010)
8. This is reality..
Menurunnya minat baca masyarakat Indonesia tidak terlepas dari
kurangnya kesadaran publik akan arti penting membaca bagi peningkatan
kemampuan dan kesejahteraan diri maupun bangsa. Adanya serbuan media
elektronik (televisi dan internet) yang kebanyakan berisi tayangan hiburan,
pornografi, iklan komersial, dan hal-hal hedonistis lainnya menjauhkan
masyarakat dari budaya membaca. Kondisi ekonomi pun membuat akses
masyarakat terhadap buku-buku bermutu semakin sulit, untuk memenuhi
kebutuhan pangan pokok sehari-hari saja sudah susah, apalagi beli koran,
buku, atau bacaan lainnya. Komitmen pemerintah menyediakan buku dan
bahan bacaan yang berkualitas dan murah, perpustakaan umum, juga
masih rendah.