SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
PENGENALAN
DEFINISI CERPEN

        Cerpen merupakan genre sastera yang jauh lebih muda usianya dibandingkan
dengan puisi dan novel. Cerpen yang bertajuk Kecelakaan Pemalas tulisan Nor bin
Ibrahim, seorang yang berbangsa Madrasi adalah dipercayai cerpen Melayu pertama
yang disiarkan. Ianya telah dimuatkan dalam majalah Pengasuh Jilid 2. Bil. 40 pada 4
Februari 1920. Cerpen ini dikatakan mengandungi unsur-unsur pengaruh dari Eropah
dan Timur Tengah dan cuma mengandungi sebanyak 760 perkataan.
        Cerpen ialah bentuk cereka pendek, yang membawakan satu persoalan bagi
menghasilkan satu kesan tertentu yang indah ( Hashim Awang ). Cerpen adalah
singkatan dari cerita pendek. Namun cerita pendek bukanlah cerpen. Cerpen merupakan
salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang
relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan
sebagai memahami isi pula. Ertinya, pembacaan cerpen pada ketika itu dapat difahami.
Cerpen terdiri dari berbagai kisah, separa kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka,
dan banyak lagi. Cerpen biasanya mengandungi nilai atau amanat yang sangat mudah
difahami, dan sangat sesuai untuk dibaca oleh semua golongan.
        Cerpen merupakan cerita yang pendek, hanya mengisahkan satu peristiwa
(konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh.
Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya.
Kemudian, pada bagian akhir cerita (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise).
        Menurut Phyllis Duganne, seorang wanita penulis dari Amerika, cerpen ialah
susunan kalimat yang merupakan cerita yang mempunyai awal, bagian tengah, dan akhir.
Setiap cerpen mempunyai tema, yakni inti cerita atau gagasan yang ingin diucapkan
cerita itu.
          A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang
disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang
dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu
kesan. Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi
atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.


                                                                                        1
H.B. Jassin yang dianggap Paus Sastera Indonesia mengatakan bahawa ” yang
disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. ”
       Hashim Awang Glosori Mini Kesusasteraan, Fajar Bakti , 1987) menyebut
bentuk cereka yang pendek yang membawa satu persoalan bagi menghasilkan satu kesan
tertentu yang indah. Ia memusatkan diri pada satu watak dalam suatu situasi di suatu
tempat dan ketika.
       Hendry Guntur Tarigan (Prinsip-prinsip Dasar Sastera, 1984) mengutip kata B.
Mathew menyebut bukan cerita pendek jika tidak ada sesuatu yang diceritakan. Hendri
Guntur sendiri mengulas cerpen seperti berikut " cerita pendek harus mengandungi
interpretasi pengarang tentang komsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung
atau pun tidak langsung, harus menimbulkan satu efek dalam fikiran pembaca, cerita
pendek juga mengandungi detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja,
dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di dalam fikiran pembaca.




CIRI -CIRI CERPEN


  •   Sebuah cerita atau kisah berbentuk prosa
  •   Menonjolkan hanya satu kesan
  •   Mengisahkan dengan agak terperinci suatu perisiwa
  •   Cerpen memperlihatkan adanya unsur-unsur dramatik. Contohnya cerpen Segeluk
      Air tulisn Khadijah Hashim.




UNSUR-UNSUR CERPEN

Cerpen dilengkapi oleh unsur-unsur penting yang membangunnya. Unsur itu terdiri dari
unsur intinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik antara lain, tema, alur, setting/latar/waktu,
penokohan, watak, dan amanat/nilai. Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain, budaya,
jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. Cerpen terdiri dari empat tahap seperti :




                                                                                               2
Pengenalan                                 Konflik/Rumitan
              Insiden/Masalah                             Penyelesaian. / Peleraian

Bahagian yang banyak diminati pembaca ialah bahagian konflik keranaa merupakan
puncak cerita.



Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen


       Sebagaimana novel, cerpen juga dibentuk atas unsur. ekstrinsik dan intrinsik.
Meskipun bentuknya pendek dan kadang –kadang hanya satu halaman, di dalamnya
terdapat unsur-unsur intrinsik secara lengkap, Iaitu tema,amanat,tokoh, jalan cerita (plot),
latar, sudut padang pengarang,dan dialog. Unsur – unsur intrinsik cerpen mencakupi :

1) Tema

       Tema adaah idea utama sesebuah cerita diyakini dan dijadikan sumber cerita.
Dalam sebuah cerpen, tema selalunya disamakan dengan tapak bagi membina sebuah
bangunan. Bangunan tidak akan dapt didirikan tanpa memiliki tapak terlebih dahulu.
Oleh itu tema adalah faktor utama untuk membentuk rangkaian cerita atau untuk
bercerita.Tema dapat diwujudkan melalui pengamatan pengarang terhadap berbagai
peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah
membaca cerita tersebut secara keseluruhan.


2) Latar

       Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu,
dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. . Sebuah
cerita harus jelas tempat peristiwaa berlaku, waktu ia terjadi dan suasana serta keadaan
ketika cerita berlangsung.Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada
pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan
terjadi. Unsur latar dapat dipecahkan kepada tiga bahagian seperti berikut :




                                                                                          3
i) LatarTempat
       Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.


       ii) Latar Waktu
       Latar waktu mengaitkan waktu dan masa terjadinya peristiwa-peristiwa yang
disampaikan oleh pengarang.
       iii) Latar Sosial
       Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan
dosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat
berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, Serta hal-hal lainnya.


3) Plot


   Plot atau alur adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita.
Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal
ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Menurut Aswendo
Atmowiloto plot adalah sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau
gaya dalam menghadirkan ide dasar.

       Oleh kerana itu, alur juga disebut sebagai susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua
cara yang dapat digunakan dalam menyusun bahagian-bahagian cerita, Pengarang
menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai
penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju dari awal seperti berikut :
- Mulai melukiskan keadaan (situation);
- Peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses);
- Keadaan mulai memuncak (rising action);
- Mencapai titik puncak (klimaks)
- Pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement)




                                                                                         4
Urutan peristiwa boleh difahami mengikut urutan Plot seperti :

   a) Pengenalan - Bahagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang
       merupakan awal cerita.
   b) Penampilan masalah - Bahagian yang menceritakan masalah yang dihadapi
       watak dalam cerita.
   c) Puncak ketegangan / klimaks – Menceritakan masalah dalam cerita dan konflik
       telah memuncak.
   d) Ketegangan menurun / antiklimaks – Menceritakan masalah telah beransur –
       ansur dapat diatasi dan mulai hilang.
   e) Penyelesaian - Masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.

       Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat
memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian melihat
kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut
alur sorot balik (flashback). Selain itu, ada juga istilah alur erat dan alur longgar. Alur
erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu sehingga apabila salah satu peristiwa
ditiadakan maka dapat mengganggu keutuhan cerita. Adapun alur longgar adalah jalinan
peristiwa yang tidak begitu padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan tidak
akan mengganggu jalan cerita.


4) Watak dan Perwatakan

       Istilah watak menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan perwatakan, atau
karakter menunjuk pada sifat dan sikap para watak atau tokoh yang menggambarkan
kualiti peribadi seorang tokoh. Tokoh cerita merupakan pembawa dan penyampai pesan,
amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Secara
umum kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis.
       Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang mengikuti norma-
norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang
sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca.




                                                                                         5
Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh
antagonis merupakan penentang tokoh protagonis. Ada beberapa cara penggambaran
karakter tokoh dalam cerpen, di antaranya melalui apa yang dilakukan oleh tokoh. Hal ini
berkaitan dengan bagaimana tokoh tersebut bersikap dalam situasi ketika tokoh harus
mengambil keputusan.
        Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh juga yang dapat dilihat dari
tiga segi iaitu melalui:
- Dialog tokoh
- Penjelasan tokoh
- Penggambaran fizikal tokoh


5) Nilai ( amanat )

        Pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan.
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif
maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita.
Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi
secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya


6) Sudut pandangan ( Point of View )

        Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam
cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah
yang menceritakan kisah tersebut? Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya
sudut pandang orang pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut
pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran.

7) Gaya Bahasa

        Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan
dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi,



                                                                                      6
penggunaan majas,dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapan
seorang pengarang terhadap karyanya..




OBJEKTIF KERTAS KERJA


        Objektif kertas kerja ini dihasilkan adalah untuk menganalisis 4 buah cerpen

terpilih iaitu :

1) Cerpen Warna Hati Seorang Datin Karya Rahman Haji Yusof

2) Cerpen Pahlawan Buntung Karya S. Othman Kelantan

3) Cerpen Gersang Karya Masniah Kalyubi

4) Cerpen Seekor Manusia Seorang Manusia Seorang Binatang Karya Muhammad

    Isa Al-Jambuli



        Kertas kerja ini akan menganalisis cerpen-cerpen tersebut melalui beberapa

perkara iaitu :

A. Tema

B. Watak dan Perwatakan

C. Latar

D. Plot

E. Teknik Penceritaan

F. Gaya Bahasa

G. Nilai Pengajaran




                                                                                  7
Diharapkan dengan penghasilan kertas kerja ini dapat membantu pembaca untuk

lebih memahami cerpen-cerpen diatas dengan lebih baik. Hasil analisi ini juga diharapkan

mampu menjadi sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan khususnya bidang

karya sastera.



PEMBATASAN KAJIAN

       Kajian ini menggunakan kaedah ke perpustakaan. Rujukan telah dibuat di

perpustakaan Universiti Putra Malaysia, Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia

dan Dewan Bahasa dan Pustaka. Selain itu rujukan turut dibuat berdasarkan jurnal Dewan

sastera dan Dewan Bahasa. Rujukan dalam talian maya turut menyumbang dalam proses

kajian ini dilaksanakan selain daripada rujukan dan perbincangan bersama rakan kuliah

yang lain.

       Penganalisisan cerpen dapat dibuat melalui banyak perkara atau fokus. Walau

bagaimanapun kertas kerja ini hanya akan menganalisis cerpen-cerpen yang telah dipilih

melalui beberapa perkara iaitu :

A. Tema

B. Watak dan Perwatakan

C. Latar

D. Plot

E. Teknik Penceritaan

F. Gaya Bahasa

G. Nilai Pengajaran




                                                                                      8

Contenu connexe

Tendances

Kesantunan berbahasa (3)
Kesantunan berbahasa (3)Kesantunan berbahasa (3)
Kesantunan berbahasa (3)
Ranjene Ramaya
 
ISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdf
ISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdfISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdf
ISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdf
AnibintiMisran
 
Sastera melayu sebagai pendidikan
Sastera melayu sebagai pendidikanSastera melayu sebagai pendidikan
Sastera melayu sebagai pendidikan
Ain Ainnia
 
Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik
fitri norlida
 
Kata Pinjaman
Kata Pinjaman Kata Pinjaman
Kata Pinjaman
firo HAR
 
Ayat Permintaan
Ayat PermintaanAyat Permintaan
Ayat Permintaan
khanis
 
Ciri ciri pantun
Ciri ciri pantunCiri ciri pantun
Ciri ciri pantun
Azy Shazela
 
Puisi melayu (1)
Puisi melayu (1)Puisi melayu (1)
Puisi melayu (1)
yopyus
 

Tendances (20)

Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasaPermasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
Permasalahan kemahiran membaca dan menulis bahasa
 
Kesantunan berbahasa (3)
Kesantunan berbahasa (3)Kesantunan berbahasa (3)
Kesantunan berbahasa (3)
 
ISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdf
ISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdfISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdf
ISU DAN CABARAN DALAM PENGUASAAN LITERASI (KUMPULAN 1).pdf
 
Sejarah Perkembangan Drama Di Dunia dan Malaysia
Sejarah Perkembangan Drama Di Dunia dan MalaysiaSejarah Perkembangan Drama Di Dunia dan Malaysia
Sejarah Perkembangan Drama Di Dunia dan Malaysia
 
Manifestasi Akal Budi Dalam Puisi Tradisional
Manifestasi Akal Budi Dalam Puisi TradisionalManifestasi Akal Budi Dalam Puisi Tradisional
Manifestasi Akal Budi Dalam Puisi Tradisional
 
Sastera melayu sebagai pendidikan
Sastera melayu sebagai pendidikanSastera melayu sebagai pendidikan
Sastera melayu sebagai pendidikan
 
Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik Perbezaan simantik dan pragmatik
Perbezaan simantik dan pragmatik
 
Konsep Kesusasteraan Melayu
Konsep Kesusasteraan MelayuKonsep Kesusasteraan Melayu
Konsep Kesusasteraan Melayu
 
Peringkat kemahiran menulis
Peringkat kemahiran menulis Peringkat kemahiran menulis
Peringkat kemahiran menulis
 
Kata Pinjaman
Kata Pinjaman Kata Pinjaman
Kata Pinjaman
 
FONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASI
FONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASIFONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASI
FONETIK DAN FONOLOGI : ALAT-ALAT ARTIKULASI
 
Tugasan bmm3111
Tugasan bmm3111Tugasan bmm3111
Tugasan bmm3111
 
Ayat Permintaan
Ayat PermintaanAyat Permintaan
Ayat Permintaan
 
137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar137305127 kemahiran-mendengar
137305127 kemahiran-mendengar
 
Cerita Penglipur Lara (SASTERA RAKYAT)
Cerita Penglipur Lara (SASTERA RAKYAT) Cerita Penglipur Lara (SASTERA RAKYAT)
Cerita Penglipur Lara (SASTERA RAKYAT)
 
Ciri ciri pantun
Ciri ciri pantunCiri ciri pantun
Ciri ciri pantun
 
Puisi melayu (1)
Puisi melayu (1)Puisi melayu (1)
Puisi melayu (1)
 
2.teknik bacaan
2.teknik bacaan2.teknik bacaan
2.teknik bacaan
 
Kuliah 3 konsep kesantunan dan_pandangan_tokoh_2
Kuliah 3 konsep kesantunan dan_pandangan_tokoh_2Kuliah 3 konsep kesantunan dan_pandangan_tokoh_2
Kuliah 3 konsep kesantunan dan_pandangan_tokoh_2
 
pengertian literasi.pptx
pengertian literasi.pptxpengertian literasi.pptx
pengertian literasi.pptx
 

En vedette

Kaedah struktural, global
Kaedah struktural, global Kaedah struktural, global
Kaedah struktural, global
Mohammad Yaqin
 
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remajaciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
cayth
 
Bmm3108 kaedah struktural
Bmm3108 kaedah strukturalBmm3108 kaedah struktural
Bmm3108 kaedah struktural
Princess Nikko
 
Kerja kursus kesusasteraan melayu
Kerja kursus kesusasteraan melayuKerja kursus kesusasteraan melayu
Kerja kursus kesusasteraan melayu
Mazliza Suleiman
 

En vedette (20)

Kaedah struktural, global
Kaedah struktural, global Kaedah struktural, global
Kaedah struktural, global
 
Kajian Cerpen Gersang karya Masniah Kalyubi
Kajian Cerpen Gersang karya Masniah KalyubiKajian Cerpen Gersang karya Masniah Kalyubi
Kajian Cerpen Gersang karya Masniah Kalyubi
 
cerpen si alhamdulillah
cerpen si alhamdulillahcerpen si alhamdulillah
cerpen si alhamdulillah
 
Analisa novel remaja – novel andai itu takdirnya
Analisa novel remaja – novel andai itu takdirnyaAnalisa novel remaja – novel andai itu takdirnya
Analisa novel remaja – novel andai itu takdirnya
 
Cerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknya
Cerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknyaCerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknya
Cerpen Mawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknya
 
Analisis Unsur Intrinsik dan ekstrinsik cerpen beserta contoh
Analisis Unsur Intrinsik dan ekstrinsik cerpen beserta contohAnalisis Unsur Intrinsik dan ekstrinsik cerpen beserta contoh
Analisis Unsur Intrinsik dan ekstrinsik cerpen beserta contoh
 
Taklimat Kesusasteraan Melayu SPN21
Taklimat Kesusasteraan Melayu SPN21Taklimat Kesusasteraan Melayu SPN21
Taklimat Kesusasteraan Melayu SPN21
 
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remajaciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
ciri -ciri cerpen kanak kanak dan remaja
 
Bmm3108 kaedah struktural
Bmm3108 kaedah strukturalBmm3108 kaedah struktural
Bmm3108 kaedah struktural
 
Kerja kursus kesusasteraan melayu
Kerja kursus kesusasteraan melayuKerja kursus kesusasteraan melayu
Kerja kursus kesusasteraan melayu
 
Presented AITC Blockchain Framework @ NPC 17
Presented AITC Blockchain Framework @ NPC 17Presented AITC Blockchain Framework @ NPC 17
Presented AITC Blockchain Framework @ NPC 17
 
AITC: White Paper on Distributed Level Of Permission Hierarchy
AITC: White Paper on Distributed Level Of Permission HierarchyAITC: White Paper on Distributed Level Of Permission Hierarchy
AITC: White Paper on Distributed Level Of Permission Hierarchy
 
診療ガイドラインパネル会議参加者への説明
診療ガイドラインパネル会議参加者への説明診療ガイドラインパネル会議参加者への説明
診療ガイドラインパネル会議参加者への説明
 
Dheeraj Bhatt CV
Dheeraj Bhatt CVDheeraj Bhatt CV
Dheeraj Bhatt CV
 
Paralegal Power Break: Save Time & Earn More
Paralegal Power Break: Save Time & Earn MoreParalegal Power Break: Save Time & Earn More
Paralegal Power Break: Save Time & Earn More
 
2014 outreach presentation
2014 outreach presentation2014 outreach presentation
2014 outreach presentation
 
08 internet
08   internet08   internet
08 internet
 
Cáncer gástrico 2da parte
Cáncer gástrico 2da parteCáncer gástrico 2da parte
Cáncer gástrico 2da parte
 
Paralegal Rainmakers Digest Jan 2013
Paralegal Rainmakers Digest Jan 2013Paralegal Rainmakers Digest Jan 2013
Paralegal Rainmakers Digest Jan 2013
 
3 ways to use
3 ways to use3 ways to use
3 ways to use
 

Similaire à Pengenalan Menganalisis Cerpen

Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan Drama
Ifwhar Yuhono
 
Minggu 4 (sastera) pembinaan plot
Minggu 4 (sastera) pembinaan plotMinggu 4 (sastera) pembinaan plot
Minggu 4 (sastera) pembinaan plot
Shamimi Jamudin
 

Similaire à Pengenalan Menganalisis Cerpen (20)

Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
materi_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptxmateri_cerpen.pptx
materi_cerpen.pptx
 
Prosa fiksi
Prosa fiksiProsa fiksi
Prosa fiksi
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
Prosapuisidandramanewspasi115 131022022853-phpapp02
 
cerpen Kelompok 5
cerpen Kelompok  5   cerpen Kelompok  5
cerpen Kelompok 5
 
Prosa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan DramaProsa, Puisi, dan Drama
Prosa, Puisi, dan Drama
 
Bahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xiBahan ajar kelas xi
Bahan ajar kelas xi
 
Ppt prosa
Ppt prosaPpt prosa
Ppt prosa
 
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks SeniMenyimak Untuk Memahami Teks Seni
Menyimak Untuk Memahami Teks Seni
 
Minggu 4 (sastera) pembinaan plot
Minggu 4 (sastera) pembinaan plotMinggu 4 (sastera) pembinaan plot
Minggu 4 (sastera) pembinaan plot
 
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptxppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
ppt pembelajaran novel,jenis,struktur.pptx
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2
 
Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2 Cerpen kelompok 2
Cerpen kelompok 2
 
Pengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosa
 
Pengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosaPengertian prosa dan jenis prosa
Pengertian prosa dan jenis prosa
 
Karya sastra klasik
Karya sastra klasikKarya sastra klasik
Karya sastra klasik
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikUnsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
 
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsikUnsur intrinsik dan ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsik
 

Plus de Momee Rain

Pelan strategik kelab pusat sumber 2014
Pelan strategik  kelab pusat sumber 2014Pelan strategik  kelab pusat sumber 2014
Pelan strategik kelab pusat sumber 2014
Momee Rain
 
Apabila Ulat Belut Bercakap Melayu
Apabila Ulat Belut Bercakap MelayuApabila Ulat Belut Bercakap Melayu
Apabila Ulat Belut Bercakap Melayu
Momee Rain
 
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADUKAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
Momee Rain
 
Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16
  Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16  Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16
Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16
Momee Rain
 

Plus de Momee Rain (14)

Pelan strategik kelab pusat sumber 2014
Pelan strategik  kelab pusat sumber 2014Pelan strategik  kelab pusat sumber 2014
Pelan strategik kelab pusat sumber 2014
 
Kajian Cerpen Warna Hati Seorang Datin
Kajian Cerpen Warna Hati Seorang DatinKajian Cerpen Warna Hati Seorang Datin
Kajian Cerpen Warna Hati Seorang Datin
 
Kajian Cerpen Seekor Manusia Seorang Binatang
Kajian Cerpen Seekor Manusia Seorang BinatangKajian Cerpen Seekor Manusia Seorang Binatang
Kajian Cerpen Seekor Manusia Seorang Binatang
 
Kajian Cerpen Pahlawan Buntung
Kajian Cerpen Pahlawan BuntungKajian Cerpen Pahlawan Buntung
Kajian Cerpen Pahlawan Buntung
 
Puisi adalah
Puisi adalahPuisi adalah
Puisi adalah
 
Kerja kursus Gurindam
Kerja kursus GurindamKerja kursus Gurindam
Kerja kursus Gurindam
 
Pembentangan Multimedia
Pembentangan MultimediaPembentangan Multimedia
Pembentangan Multimedia
 
Wanita Dan Sastera
Wanita Dan SasteraWanita Dan Sastera
Wanita Dan Sastera
 
SASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYASASTERA DAN BUDAYA
SASTERA DAN BUDAYA
 
Bahasa Kita
Bahasa KitaBahasa Kita
Bahasa Kita
 
Apabila Ulat Belut Bercakap Melayu
Apabila Ulat Belut Bercakap MelayuApabila Ulat Belut Bercakap Melayu
Apabila Ulat Belut Bercakap Melayu
 
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADUKAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
KAJIAN NOVEL TANGISAN BULAN MADU
 
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIHTEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
TEORI PSIKOLOGI ISLAM DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
 
Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16
  Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16  Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16
Akademika SasteraPemahaman dan Penerapan Sosiologi69 (Julai) 2006: 3 - 16
 

Pengenalan Menganalisis Cerpen

  • 1. PENGENALAN DEFINISI CERPEN Cerpen merupakan genre sastera yang jauh lebih muda usianya dibandingkan dengan puisi dan novel. Cerpen yang bertajuk Kecelakaan Pemalas tulisan Nor bin Ibrahim, seorang yang berbangsa Madrasi adalah dipercayai cerpen Melayu pertama yang disiarkan. Ianya telah dimuatkan dalam majalah Pengasuh Jilid 2. Bil. 40 pada 4 Februari 1920. Cerpen ini dikatakan mengandungi unsur-unsur pengaruh dari Eropah dan Timur Tengah dan cuma mengandungi sebanyak 760 perkataan. Cerpen ialah bentuk cereka pendek, yang membawakan satu persoalan bagi menghasilkan satu kesan tertentu yang indah ( Hashim Awang ). Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Namun cerita pendek bukanlah cerpen. Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan sebagai memahami isi pula. Ertinya, pembacaan cerpen pada ketika itu dapat difahami. Cerpen terdiri dari berbagai kisah, separa kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka, dan banyak lagi. Cerpen biasanya mengandungi nilai atau amanat yang sangat mudah difahami, dan sangat sesuai untuk dibaca oleh semua golongan. Cerpen merupakan cerita yang pendek, hanya mengisahkan satu peristiwa (konflik tunggal), tetapi menyelesaikan semua tema dan persoalan secara tuntas dan utuh. Awal cerita (opening) ditulis secara menarik dan mudah diingat oleh pembacanya. Kemudian, pada bagian akhir cerita (ending) ditutup dengan suatu kejutan (surprise). Menurut Phyllis Duganne, seorang wanita penulis dari Amerika, cerpen ialah susunan kalimat yang merupakan cerita yang mempunyai awal, bagian tengah, dan akhir. Setiap cerpen mempunyai tema, yakni inti cerita atau gagasan yang ingin diucapkan cerita itu. A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan. Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek. 1
  • 2. H.B. Jassin yang dianggap Paus Sastera Indonesia mengatakan bahawa ” yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. ” Hashim Awang Glosori Mini Kesusasteraan, Fajar Bakti , 1987) menyebut bentuk cereka yang pendek yang membawa satu persoalan bagi menghasilkan satu kesan tertentu yang indah. Ia memusatkan diri pada satu watak dalam suatu situasi di suatu tempat dan ketika. Hendry Guntur Tarigan (Prinsip-prinsip Dasar Sastera, 1984) mengutip kata B. Mathew menyebut bukan cerita pendek jika tidak ada sesuatu yang diceritakan. Hendri Guntur sendiri mengulas cerpen seperti berikut " cerita pendek harus mengandungi interpretasi pengarang tentang komsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung atau pun tidak langsung, harus menimbulkan satu efek dalam fikiran pembaca, cerita pendek juga mengandungi detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di dalam fikiran pembaca. CIRI -CIRI CERPEN • Sebuah cerita atau kisah berbentuk prosa • Menonjolkan hanya satu kesan • Mengisahkan dengan agak terperinci suatu perisiwa • Cerpen memperlihatkan adanya unsur-unsur dramatik. Contohnya cerpen Segeluk Air tulisn Khadijah Hashim. UNSUR-UNSUR CERPEN Cerpen dilengkapi oleh unsur-unsur penting yang membangunnya. Unsur itu terdiri dari unsur intinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik antara lain, tema, alur, setting/latar/waktu, penokohan, watak, dan amanat/nilai. Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain, budaya, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. Cerpen terdiri dari empat tahap seperti : 2
  • 3. Pengenalan Konflik/Rumitan Insiden/Masalah Penyelesaian. / Peleraian Bahagian yang banyak diminati pembaca ialah bahagian konflik keranaa merupakan puncak cerita. Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Sebagaimana novel, cerpen juga dibentuk atas unsur. ekstrinsik dan intrinsik. Meskipun bentuknya pendek dan kadang –kadang hanya satu halaman, di dalamnya terdapat unsur-unsur intrinsik secara lengkap, Iaitu tema,amanat,tokoh, jalan cerita (plot), latar, sudut padang pengarang,dan dialog. Unsur – unsur intrinsik cerpen mencakupi : 1) Tema Tema adaah idea utama sesebuah cerita diyakini dan dijadikan sumber cerita. Dalam sebuah cerpen, tema selalunya disamakan dengan tapak bagi membina sebuah bangunan. Bangunan tidak akan dapt didirikan tanpa memiliki tapak terlebih dahulu. Oleh itu tema adalah faktor utama untuk membentuk rangkaian cerita atau untuk bercerita.Tema dapat diwujudkan melalui pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan. 2) Latar Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. . Sebuah cerita harus jelas tempat peristiwaa berlaku, waktu ia terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur latar dapat dipecahkan kepada tiga bahagian seperti berikut : 3
  • 4. i) LatarTempat Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu. ii) Latar Waktu Latar waktu mengaitkan waktu dan masa terjadinya peristiwa-peristiwa yang disampaikan oleh pengarang. iii) Latar Sosial Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan dosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, Serta hal-hal lainnya. 3) Plot Plot atau alur adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Menurut Aswendo Atmowiloto plot adalah sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama atau gaya dalam menghadirkan ide dasar. Oleh kerana itu, alur juga disebut sebagai susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menyusun bahagian-bahagian cerita, Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju dari awal seperti berikut : - Mulai melukiskan keadaan (situation); - Peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses); - Keadaan mulai memuncak (rising action); - Mencapai titik puncak (klimaks) - Pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement) 4
  • 5. Urutan peristiwa boleh difahami mengikut urutan Plot seperti : a) Pengenalan - Bahagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita. b) Penampilan masalah - Bahagian yang menceritakan masalah yang dihadapi watak dalam cerita. c) Puncak ketegangan / klimaks – Menceritakan masalah dalam cerita dan konflik telah memuncak. d) Ketegangan menurun / antiklimaks – Menceritakan masalah telah beransur – ansur dapat diatasi dan mulai hilang. e) Penyelesaian - Masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan. Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian melihat kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur sorot balik (flashback). Selain itu, ada juga istilah alur erat dan alur longgar. Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan maka dapat mengganggu keutuhan cerita. Adapun alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak begitu padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan tidak akan mengganggu jalan cerita. 4) Watak dan Perwatakan Istilah watak menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para watak atau tokoh yang menggambarkan kualiti peribadi seorang tokoh. Tokoh cerita merupakan pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Secara umum kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang mengikuti norma- norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. 5
  • 6. Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis. Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh dalam cerpen, di antaranya melalui apa yang dilakukan oleh tokoh. Hal ini berkaitan dengan bagaimana tokoh tersebut bersikap dalam situasi ketika tokoh harus mengambil keputusan. Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh juga yang dapat dilihat dari tiga segi iaitu melalui: - Dialog tokoh - Penjelasan tokoh - Penggambaran fizikal tokoh 5) Nilai ( amanat ) Pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan. Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita. Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya 6) Sudut pandangan ( Point of View ) Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah tersebut? Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang "aku"), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran. 7) Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, 6
  • 7. penggunaan majas,dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapan seorang pengarang terhadap karyanya.. OBJEKTIF KERTAS KERJA Objektif kertas kerja ini dihasilkan adalah untuk menganalisis 4 buah cerpen terpilih iaitu : 1) Cerpen Warna Hati Seorang Datin Karya Rahman Haji Yusof 2) Cerpen Pahlawan Buntung Karya S. Othman Kelantan 3) Cerpen Gersang Karya Masniah Kalyubi 4) Cerpen Seekor Manusia Seorang Manusia Seorang Binatang Karya Muhammad Isa Al-Jambuli Kertas kerja ini akan menganalisis cerpen-cerpen tersebut melalui beberapa perkara iaitu : A. Tema B. Watak dan Perwatakan C. Latar D. Plot E. Teknik Penceritaan F. Gaya Bahasa G. Nilai Pengajaran 7
  • 8. Diharapkan dengan penghasilan kertas kerja ini dapat membantu pembaca untuk lebih memahami cerpen-cerpen diatas dengan lebih baik. Hasil analisi ini juga diharapkan mampu menjadi sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan khususnya bidang karya sastera. PEMBATASAN KAJIAN Kajian ini menggunakan kaedah ke perpustakaan. Rujukan telah dibuat di perpustakaan Universiti Putra Malaysia, Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia dan Dewan Bahasa dan Pustaka. Selain itu rujukan turut dibuat berdasarkan jurnal Dewan sastera dan Dewan Bahasa. Rujukan dalam talian maya turut menyumbang dalam proses kajian ini dilaksanakan selain daripada rujukan dan perbincangan bersama rakan kuliah yang lain. Penganalisisan cerpen dapat dibuat melalui banyak perkara atau fokus. Walau bagaimanapun kertas kerja ini hanya akan menganalisis cerpen-cerpen yang telah dipilih melalui beberapa perkara iaitu : A. Tema B. Watak dan Perwatakan C. Latar D. Plot E. Teknik Penceritaan F. Gaya Bahasa G. Nilai Pengajaran 8