SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
Télécharger pour lire hors ligne
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 1
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2007
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
bahwa untuk melaksanakan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pekan
dan Kejuaraan Olahraga.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4493) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4535).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN
OLAHRAGA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Komite Olimpiade Indonesia adalah National Olympic Committee of Indonesia sebagaimana
telah diakui oleh International Olympic Committee, yang selanjutnya disebut KOI.
2. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
3. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keolahragaan.
Pasal 2
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 2
(1) Penyelenggaraan kejuaraan olahraga meliputi pekan olahraga dan kejuaraan olahraga.
(2) Pekan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pekan olahraga internasional;
b. pekan olahraga nasional;
c. pekan olahraga wilayah; dan
d. pekan olahraga daerah.
(3) Kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kejuaraan olahraga tingkat internasional;
b. kejuaraan olahraga tingkat nasional;
c. kejuaraan olahraga tingkat wilayah;
d. kejuaraan olahraga tingkat provinsi; dan
e. kejuaraan olahraga tingkat kabupaten/kota.
Pasal 3
Pekan olahraga dan kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, diikuti oleh
olahragawan organisasi cabang olahraga atau organisasi olahraga fungsional.
BAB II
PEKAN OLAHRAGA
Bagian Kesatu
Pekan Olahraga Internasional
Pasal 4
Pekan olahraga internasional meliputi:
a. olimpiade (Olympic Games);
b. pekan olahraga internasional tingkat Asia (Asian Games);
c. pekan olahraga internasional tingkat Asia Tenggara (South East Asian Games); dan
d. pekan olahraga internasional lainnya.
Pasal 5
(1) Keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional bertujuan untuk mewujudkan
persahabatan dan perdamaian antarbangsa serta meningkatkan harkat dan martabat
bangsa melalui pencapaian prestasi olahraga.
(2) Keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 dilaksanakan oleh KOI (National Olympic Committee of Indonesia) sebagaimana
telah diakui oleh International Olympic Committee.
Pasal 6
(1) KOI memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sesuai dengan Olympic Charter
dan Peraturan Perundangundangan.
(2) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disahkan dalam musyawarah nasional KOI.
(3) Peserta musyawarah nasional KOI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah induk
organisasi cabang olahraga dan peserta lain yang sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Olympic Charter atau Olympic Council of Asia Constitution and Rules, South East
Asian Games Federation Statute and Rules, serta Peraturan Perundang-undangan.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 3
Pasal 7
KOI bertugas mengembangkan, mempromosikan, dan melindungi Gerakan Olimpiade sesuai
dengan Olympic Charter dengan memperhatikan kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Pasal 8
KOI berkewajiban untuk:
a. berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Menteri dalam menentukan keikutsertaan Indonesia
di pekan olahraga internasional;
b. mendapatkan persetujuan dari Pemerintah dalam mengajukan Indonesia sebagai calon tuan
rumah penyelenggara pekan olahraga internasional;
c. melibatkan induk organisasi cabang olahraga yang dipertandingkan dalam perencanaan,
persiapan, dan pelaksanaan keikutsertaan Indonesia di pekan olahraga internasional; dan
d. melaporkan hasil pelaksanaan keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional
kepada Menteri.
Pasal 9
(1) Pemerintah membantu dan memfasilitasi pelaksanaan keikutsertaan Indonesia di pekan
olahraga internasional mulai tahap perencanaan, persiapan, sampai dengan pelaksanaan.
(2) Pemerintah memfasilitasi KOI dalam mengajukan Indonesia sebagai calon tuan rumah
penyelenggara pekan olahraga internasional.
(3) Dalam hal Indonesia menjadi tuan rumah pekan olahraga internasional,
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab pemerintah.
(4) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah
menugaskan KOI sebagai pelaksana.
(5) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) KOI dapat membentuk
panitia pelaksana dan/atau melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.
Bagian Kedua
Pekan Olahraga Nasional
Pasal 10
(1) Pekan olahraga nasional diselenggarakan dengan tujuan:
a. memelihara persatuan dan kesatuan bangsa;
b. menjaring bibit atlet potensial; dan
c. meningkatkan prestasi olahraga.
(2) Pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pekan olahraga nasional.
(3) Tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh
Menteri.
(4) Menteri dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menugaskan komite olahraga nasional selaku penyelenggara.
Pasal 11
(1) Menteri menetapkan tugas komite olahraga nasional sebagai penyelenggara pekan olahraga
nasional dalam hal:
a. perencanaan;
b. pengorganisasian;
c. pelaksanaan; dan
d. pengawasan.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 4
(2) Tugas komite olahraga nasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup penentuan
jumlah peserta, cabang olahraga yang dipertandingkan, dan waktu penyelenggaraan pekan
olahraga nasional yang ditetapkan dalam musyawarah komite olahraga nasional.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagai penyelenggara, sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
komite olahraga nasional wajib berkoordinasi dengan pemerintah provinsi yang telah
ditetapkan sebagai tuan rumah.
Pasal 12
(1) Komite olahraga nasional melalui musyawarah olahraga nasional menetapkan paling banyak
3 (tiga) pemerintah provinsi sebagai calon tuan rumah pelaksanaan pekan olahraga
nasional, dengan memperhatikan:
a. kemampuan calon provinsi penyelenggara;
b. ketersediaan prasarana dan sarana;
c. dukungan masyarakat setempat; dan
d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga di masing-masing provinsi.
(2) Komite olahraga nasional mengajukan 3 (tiga) pemerintah provinsi yang telah ditetapkan
sebagai calon tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional kepada Menteri.
(3) Menteri menetapkan 1 (satu) pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana pekan
olahraga nasional dengan memperhatikan hasil penilaian musyawarah olahraga nasional.
(4) Pemerintah provinsi yang telah ditetapkan sebagai tuan rumah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pekan olahraga nasional.
Bagian Ketiga
Pekan Olahraga Wilayah
Pasal 13
(1) Pekan olahraga wilayah diselenggarakan dengan tujuan untuk:
a. meningkatkan prestasi olahraga;
b. menjaring bibit atlet potensial;
c. meningkatkan kualitas tenaga keolahragaan;
d. memberdayakan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor; dan
e. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
(2) Penentuan mengenai waktu penyelenggaraan, pemerintah provinsi tuan rumah, jumlah
peserta, dan jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan dalam pekan olahraga wilayah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam musyawarah antar komite olahraga
provinsi dalam satu wilayah.
(3) Penetapan pemerintah provinsi tuan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
dengan memperhatikan:
a. kemampuan dan potensi calon provinsi tuan rumah;
b. ketersediaan prasarana dan sarana;
c. dukungan masyarakat setempat;
d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga calon provinsi tuan rumah; dan
e. usulan dari komite olahraga provinsi dalam satu wilayah.
(4) Penyelenggaraan pekan olahraga wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
tanggung jawab pemerintah provinsi tuan rumah, yang pelaksanaannya ditugaskan kepada
komite olahraga provinsi setempat.
Pasal 14
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 5
Dalam rangka menyelenggarakan pekan olahraga wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13, pemerintah provinsi tuan rumah pekan olahraga wilayah berkewajiban untuk:
a. berkonsultasi dengan Menteri; dan
b. berkoordinasi dengan komite olahraga nasional.
Bagian Keempat
Pekan Olahraga Daerah
Pasal 15
(1) Pekan olahraga daerah meliputi pekan olahraga provinsi dan pekan olahraga
kabupaten/kota.
(2) Pekan olahraga daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara
periodik dan berkesinambungan dengan tujuan untuk:
a. meningkatkan prestasi olahraga;
b. menjaring bibit olahragawan potensial;
c. memberdayakan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor; dan
d. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
(3) Penentuan mengenai waktu penyelenggaraan, jumlah peserta, dan jumlah cabang olahraga
yang dipertandingkan dalam pekan olahraga daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam musyawarah komite olahraga provinsi atau komite olahraga
kabupaten/kota.
Pasal 16
(1) Penyelenggaraan pekan olahraga provinsi atau pekan olahraga kabupaten/kota menjadi
tanggung jawab pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota.
(2) Pelaksanaan penyelenggaraan pekan olahraga provinsi atau pekan olahraga
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditugaskan kepada komite olahraga
provinsi atau komite olahraga kabupaten/kota.
(3) Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota selaku penanggung jawab
penyelenggaraan pekan olahraga provinsi atau pekan olahraga kabupaten/kota menetapkan
tempat penyelenggaraan dengan memperhatikan:
a. kemampuan dan potensi calon tuan rumah;
b. ketersediaan prasarana dan sarana;
c. dukungan masyarakat setempat;
d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga calon tempat penyelenggaraan;
dan
e. usulan dari komite olahraga provinsi atau komite olahraga kabupaten/kota.
Pasal 17
Tempat penyelenggaraan pekan olahraga daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat
dilaksanakan di lebih dari satu kabupaten/kota dalam satu provinsi.
Bagian Kelima
Pekan Olahraga Penyandang Cacat
Pasal 18
(1) Pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional diselenggarakan dengan tujuan:
a. meningkatkan prestasi olahraga;
b. menjaring bibit olahragawan potensial;
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 6
c. meningkatkan rasa percaya diri; dan
d. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
(2) Penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan rangkaian dari setiap pekan olahraga nasional.
Pasal 19
(1) Penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional menjadi tanggung
jawab Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial.
(2) Pelaksanaan penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditugaskan kepada komite olahraga nasional dan
organisasi olahraga penyandang cacat.
Pasal 20
(1) Menteri menetapkan tugas komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang
cacat sebagai penyelenggara dalam hal:
a. perencanaan;
b. pengorganisasian;
c. pelaksanaan, dan;
d. pengawasan.
(2) Tugas komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang cacat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup penentuan jumlah peserta, cabang olahraga yang
dipertandingkan, dan waktu penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat
nasional.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara, komite olahraga nasional dan
organisasi olahraga penyandang cacat wajib berkoordinasi dengan pemerintah provinsi tuan
rumah.
Pasal 21
(1) Pelaksanaan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi tuan rumah.
(2) Pemerintah provinsi tuan rumah pekan olahraga nasional sekaligus menjadi tuan rumah
pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional.
(3) Komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang cacat wajib melaporkan
pelaksanaan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional kepada Menteri.
Bagian Keenam
Pekan Olahraga Pelajar dan Pekan Olahraga Mahasiswa
Pasal 22
(1) Pekan olahraga pelajar dan pekan olahraga mahasiswa tingkat nasional diselenggarakan
secara periodik dan berkesinambungan dengan tujuan untuk:
a. meningkatkan prestasi olahraga;
b. menjaring bibit olahragawan potensial;
c. memberdayakan peran serta satuan pendidikan; dan
d. memperkuat persatuan dan kesatuan antar pelajar dan antar mahasiswa.
(2) Pekan olahraga pelajar dan pekan olahraga mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) antara lain:
a. pekan olahraga pelajar;
b. pekan olahraga mahasiswa; dan
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 7
c. pekan olahraga pesantren.
(3) Menteri dan menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional serta
menteri terkait lainnya bertanggung jawab atas penyelenggaraan pekan olahraga pelajar
nasional dan pekan olahraga mahasiswa nasional.
(4) Dalam rangka pelaksanaan pekan olahraga pelajar nasional dan pekan olahraga mahasiswa
nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri dapat membentuk panitia
penyelenggara dengan melibatkan induk organisasi olahraga fungsional pelajar dan induk
organisasi olahraga fungsional mahasiswa.
(5) Induk organisasi olahraga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berkoordinasi
dengan induk organisasi cabang olahraga untuk menetapkan jumlah peserta dan nomor
yang dipertandingkan, sesuai ketentuan kecabangan olahraga yang bersangkutan.
Pasal 23
Menteri, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional, dan
menteri terkait lainnya memfasilitasi keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga pelajar
internasional dan pekan olahraga mahasiswa internasional.
Pasal 24
(1) Pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pekan olahraga pelajar
daerah dan pekan olahraga mahasiswa daerah.
(2) Pekan olahraga pelajar daerah dan pekan olahraga mahasiswa daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a. pekan olahraga pelajar tingkat provinsi dan pekan olahraga pelajar tingkat
kabupaten/kota;
b. pekan olahraga mahasiswa tingkat provinsi dan pekan olahraga mahasiswa tingkat
kabupaten/kota; dan
c. pekan olahraga pesantren tingkat provinsi dan pekan olahraga pelajar tingkat
kabupaten/kota;
(3) Dalam rangka pelaksanaan pekan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota dapat membentuk panitia
penyelenggara dengan melibatkan induk organisasi olahraga fungsional pelajar dan induk
organisasi olahraga fungsional mahasiswa.
(4) Induk organisasi olahraga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berkoordinasi
dengan induk organisasi cabang olahraga untuk menetapkan jumlah peserta dan nomor
yang dipertandingkan sesuai ketentuan kecabangan olahraga yang bersangkutan.
Pasal 25
Pemerintah dan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota selaku penanggung jawab
penyelenggaraan pekan olahraga pelajar dan pekan olahraga mahasiswa sesuai kewenangannya
menetapkan tempat penyelenggaraan dengan memperhatikan:
a. kemampuan dan potensi calon tempat penyelenggaraan;
b. ketersediaan prasarana dan sarana;
c. dukungan masyarakat setempat;
d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga calon tempat penyelenggaraan; dan
e. usulan dari induk organisasi olahraga fungsional pelajar dan induk organisasi olahraga
fungsional mahasiswa.
BAB III
KEJUARAAN OLAHRAGA
Pasal 26
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 8
(1) Kejuaraan olahraga di tingkat internasional bertujuan untuk:
a. meningkatkan prestasi olahraga;
b. mewujudkan persahabatan dan perdamaian antar bangsa;
c. memberikan pengalaman,bertanding;
d. meningkatkan harkat dan martabat bangsa; dan
e. menumbuhkan semangat dan kebanggaan nasional.
(2) Kejuaraan olahraga nasional, kejuaraan olahraga wilayah, kejuaraan olahraga provinsi, dan
kejuaraan olahraga kabupaten/kota bertujuan untuk:
a. meningkatkan prestasi olahraga;
b. menjaring bibit olahragawan potensial;
c. memassalkan olahraga;
d. memberikan pengalaman bertanding; dan
e. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Pasal 27
(1) Kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3):
a. tingkat kabupaten/kota diikuti oleh peserta yang mewakili kecamatan atau
perkumpulan atau klub dalam satu kabupaten/kota;
b. tingkat provinsi diikuti oleh peserta yang mewakili kabupaten/kota dalam satu provinsi;
c. tingkat wilayah diikuti oleh peserta yang mewakili provinsi dalam satu wilayah;
d. tingkat nasional diikuti oleh peserta yang mewakili provinsi masing-masing;
e. tingkat internasional diikuti oleh peserta yang mewakili negara masing-masing.
(2) Penyelenggaraan kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
tanggung jawab induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan.
(3) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota berkewajiban
memfasilitasi penyelenggaraan kejuaraan olahraga.
Pasal 28
(1) Kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa meliputi:
a. kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, wilayah, dan nasional; dan
b. kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa tingkat internasional.
(2) Penyelenggaraan kejuaraan olahraga pelajar nasional dan kejuaraan olahraga mahasiswa
nasional menjadi tanggung jawab induk organisasi olahraga fungsional.
(3) Dalam melaksanakan penyelenggaraan kejuaraan olahraga pelajar nasional dan kejuaraan
olahraga mahasiswa nasional, induk organisasi olahraga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bekerja sama dengan induk organisasi cabang olahraga mengenai tempat
penyelenggaraan, jumlah peserta, dan nomor yang dipertandingkan sesuai dengan
ketentuan kecabangan olahraga bersangkutan.
(4) Kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, dan wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab induk
organisasi olahraga fungsional tingkat provinsi.
(5) Organisasi olahraga fungsional tingkat provinsi dalam melaksanakan penyelenggaraan
kejuaraan olahraga di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan wilayah sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) bekerja sama dengan pengurus cabang olahraga di tingkat provinsi.
(6) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota memfasilitasi
penyelenggaraan kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 9
Pasal 29
(1) Penyelenggara kejuaraan olahraga yang mendatangkan langsung massa penonton wajib
mendapatkan rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan dan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(2) Induk organisasi cabang olahraga wajib menetapkan kriteria batasan jumlah massa
penonton menurut sifat dan karakteristik kejuaraan cabang olahraga yang bersangkutan.
(3) Penanggung jawab penyelenggara kejuaraan olahraga wajib memiliki persyaratan paling
sedikit:
a. profesional;
b. berdedikasi tinggi bagi pengembangan olahraga; dan
c. bertanggung jawab.
Pasal 30
(1) Setiap orang dan/atau badan hukum asing yang menyelenggarakan kejuaraan olahraga
internasional di Indonesia wajib melakukan kemitraan dengan induk organisasi cabang
olahraga dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
(2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:
a. terselenggaranya alih ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan;
b. meningkatkan kualitas pelaku olahraga;
c. membangkitkan minat berolahraga;
d. memberdayakan industri olahraga;
e. menciptakan lapangan kerja; dan
f. meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan kejuaraan olahraga.
BAB IV
KEPESERTAAN
Pasal 31
Dalam penyelenggaraan pekan olahraga dan kejuaraan olahraga baik di dalam negeri maupun di
luar negeri, seluruh peserta wajib memenuhi ketentuan mengenai:
a. status olahragawan;
b. persyaratan mutasi olahragawan;
c. batasan usia;
d. persyaratan lain yang ditetapkan oleh masing-masing induk organisasi cabang olahraga
atau induk organisasi olahraga fungsional; dan
e. larangan perbuatan curang dalam olahraga.
Pasal 32
(1) Dalam setiap pekan olahraga atau kejuaraan olahraga, peserta dilarang untuk
menggunakan doping dalam bentuk apapun sesuai dengan ketentuan anti doping.
(2) Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, yang
pelaksanaannya diserahkan kepada lembaga anti doping nasional yang berafiliasi dengan
lembaga anti doping internasional.
(3) Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mencakup
kampanye anti doping, pencegahan terhadap doping, dan pengambilan sampel.
(4) Pengambilan sampel sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sebelum dan/atau
selama berlangsungnya pekan olahraga atau kejuaraan olahraga.
(5) Sampel sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang didapat dari peserta diuji oleh
laboratorium doping yang mendapat akreditasi dari lembaga anti doping internasional.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 10
(6) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang melanggar ketentuan anti doping
dikenakan sanksi oleh induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan.
BAB V
PENDANAAN
Pasal 33
(1) Segala dana yang diperlukan untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(2) Selain berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sumber pendanaan
dapat diperoleh dari:
a. masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
b. kerja sama yang saling menguntungkan;
c. bantuan luar negeri yang tidak mengikat;
d. hasil usaha industri olahraga;
e. hibah yang berasal dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan; dan
f. sumber lainnya yang sah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 34
Dalam waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan, KOI yang
telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam Olympic Charter atau Olympic Council of Asia
Constitution and Rules, South East Asian Games Federation Statute and Rules dan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan serta diakui keberadaannya, wajib menyesuaikan dengan
Peraturan Pemerintah ini, dengan difasilitasi oleh Menteri.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Peraturan Pemerintah ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 5 Pebruari 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 5 Pebruari 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 11
Ttd.
HAMID AWALUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 36
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 12
PENJELASAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2007
TENTANG
PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA
I. UMUM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional mewajibkan setiap penyelenggara kejuaraan olahraga memperhatikan tujuan
keolahragaan nasional serta prinsip-prinsip penyelenggaraan olahraga. Penyelenggaraan
kejuaraan olahraga merupakan bagian yang integral dari upaya pembinaan olahraga,
bahkan penyelenggaraan kejuaraan olahraga merupakan titik kulminasi dari upaya
pembinaan secara menyeluruh, mulai dari membangkitkan minat, pemanduan bakat, seleksi
dan kompetisi, pembinaan yang berkesinambungan sampai pada pencapaian prestasi
puncak. Dalam pengukuran prestasi puncak inilah diatur tentang penyelenggaraan
kejuaraan olahraga.
Di dalam dinamika perkembangan olahraga sekarang dan di masa-masa mendatang
penyelenggaraan kejuaraan olahraga akan berjalan sedemikian jauh sehingga
penyelenggaraan olahraga akan menjadi ajang pertarungan martabat dan kehormatan
bangsa, bahkan penyelenggaraan kejuaraan olahraga saat ini sudah merupakan persaingan
bisnis dan industri olahraga yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja dan dapat
menjadi salah satu sumber bagi devisa negara.
Intensitas kejuaraan olahraga sekarang ini cukup tinggi dan dilakukan mulai dari tingkat
internasional, tingkat nasional, sampai pada tingkat kabupaten/kota, diselenggarakan dalam
bentuk kejuaraan multi event maupun single event. Dengan dinamika yang demikian, maka
peranan penyelenggaraan kejuaraan olahraga menjadi amat penting. Jika hal tersebut
dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan akan menjadi ajang seleksi dan
pemberian pengalaman bertanding bagi para olahragawan yang selanjutnya kegiatan
tersebut akan berfungsi sebagai hiburan yang mempunyai nilai komersial.
Dengan cakupan penyelenggaraan kejuaraan yang sedemikian luasnya dan menyangkut
berbagai aspek maka penyelenggaraan kejuaraan olahraga perlu diatur dalam suatu
Peraturan Perundang-undangan agar semua aspek yang berkaitan dan berpengaruh
terhadap penyelenggaraan kejuaraan dapat menunjang dan saling bersinergi dalam rangka
keberhasilan penyelenggaraan keolahragaan nasional untuk mencapai tujuannya. Sebagai
dampak dari proses globalisasi sekarang ini, penyelenggaraan kegiatan olahraga telah
mengalami perubahan yang sangat signifikan, antara lain terjadinya arus perpindahan dalam
hubungan dengan penggunaan pelaku olahraga asing di Indonesia, penggunaan prasarana,
sarana, dan metoda baru sehingga menimbulkan intensitas yang tinggi terhadap keterlibatan
pelaku olahraga yang pada umumnya berkaitan dengan olahraga profesional.
Dalam hubungan dengan penyelenggaraan kejuaraan, Peraturan Pemerintah ini mengatur
secara jelas hal-hal pokok yang berkaitan dengan pekan olahraga dan kejuaraan olahraga.
Pekan olahraga secara jelas diklasifikasi dalam pekan olahraga internasional, pekan
olahraga nasional, pekan olahraga wilayah, dan pekan olahraga daerah. Sedangkan
kejuaraan olahraga dibagi menjadi kejuaraan olahraga tingkat internasional, kejuaraan
olahraga tingkat nasional, kejuaraan olahraga tingkat wilayah, kejuaraan olahraga tingkat
provinsi, dan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten/kota.
Pengaturan tentang pekan olahraga internasional diatur sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam Olympic Charter dengan memberikan peran KOI sesuai dengan fungsinya.
Sedangkan pengaturan pekan olahraga yang dilaksanakan di dalam negeri mulai dari pekan
olahraga nasional, wilayah, daerah, penyandang cacat, serta pelajar, mahasiswa, dan
sejenisnya diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan
mekanisme dan koordinasinya. Pengaturan tentang kejuaraan olahraga diarahkan untuk
mencapai tujuan pemassalan, penjaringan bibit, memberikan pengalaman bertanding,
meningkatkan prestasi dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 13
Dalam setiap pertandingan baik pekan olahraga maupun kejuaraan olahraga, doping
dilarang dalam bentuk apapun sesuai dengan ketentuan anti doping. Pengawasan doping ini
dilakukan oleh Pemerintah yang pelaksanaannya diserahkan kepada lembaga anti doping
nasional.
Berpijak dari latar belakang pemikiran seperti itulah maka kehadiran Peraturan Pemerintah
yang mengatur mengenai penyelenggaraan kejuaraan olahraga sangat diperlukan agar
semua kegiatan dapat diatur secara terpadu dan dapat mendukung upaya keberhasilan
sistem keolahragaan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Pekan olahraga yang diikuti oleh olahragawan organisasi olahraga fungsional misalnya pekan
olahraga pelajar, pekan olahraga mahasiswa, pekan olahraga penyandang cacat, pekan olahraga
wartawan, dan pekan olahraga korps pegawai negeri sipil. Kejuaraan olahraga yang diikuti oleh
olahragawan organisasi olahraga fungsional misalnya kejuaraan olahraga pelajar, kejuaraan
olahraga mahasiswa, kejuaraan olahraga penyandang cacat, kejuaraan olahraga wartawan, dan
kejuaraan olahraga korps pegawai negeri sipil.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "KOI" adalah Komite Olimpiade Indonesia yang didirikan di Solo
pada tahun 1946 dan telah diakui oleh International Olympic Committee pada tanggal 11
Maret 1952.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup Jelas.
Pasal 8
Huruf a
Perlunya koordinasi dan konsultasi dengan Menteri dimaksudkan agar keikutsertaan
Indonesia dalam pekan olahraga internasional telah memperhatikan aspek politik, ekonomi,
sosial, budaya, hukum, pertahanan dan keamanan nasional.
Huruf b
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 14
Yang dimaksud dengan "penyelenggara" dalam ketentuan ini adalah sebagai panitia
pengarah (steering committee).
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "penyelenggara" dalam ketentuan ini adalah sebagai panitia
pelaksana (organizing committee).
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 15
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Huruf a
Yang dimaksud dengan "status olahragawan" dalam ketentuan ini adalah status
olahragawan amatir dan olahragawan profesional.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com 16
Cukup jelas.
Huruf e
Perbuatan curang dalam olahraga antara lain pencurian umur, pemalsuan identitas, atau
perbuatan curang lainnya.
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "lembaga anti doping nasional" dalam ketentuan ini adalah
Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Yang dimaksud dengan "lembaga anti doping
internasional" ini adalah World-Anti Doping Agency dalam ketentuan (WADA).
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud "peserta" dalam ketentuan ini adalah olahragawan yang mengikuti pekan
olahraga atau kejuaraan olahraga.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4703

Contenu connexe

Tendances

Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)rachmat k yusna
 
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...Yudhi Aldriand
 
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaPerdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaari saridjo
 
Peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desa
Peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desaPeraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desa
Peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desaJARI Indonesia Borneo Barat
 
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaPerdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaari saridjo
 
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPeraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPenataan Ruang
 
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_Sungonlegowo
 
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan DesaPermendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan DesaJARI Indonesia Borneo Barat
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014Yudhi Aldriand
 
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...Yudhi Aldriand
 
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah DesaPemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desasuryokoco suryoputro
 
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaPerdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaari saridjo
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDAde Suerani
 
Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014Putroe Phang
 
Peraturan desa tentang kewenangan desa
Peraturan desa tentang kewenangan desaPeraturan desa tentang kewenangan desa
Peraturan desa tentang kewenangan desaAwaludinZaman
 
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...Yudhi Aldriand
 
Permendagri nomor 114 tahun 2014
Permendagri nomor 114 tahun 2014Permendagri nomor 114 tahun 2014
Permendagri nomor 114 tahun 2014Rumah Kolaborasi
 
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaBedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaDesa Institute
 

Tendances (20)

Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)Permen no.37 2007(final)
Permen no.37 2007(final)
 
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
 
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desaPerdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
Perdes no 13 th 2017 ttg batas wilayah desa
 
Peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desa
Peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desaPeraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desa
Peraturan pemerintah nomor 43 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang undang desa
 
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desaPerdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
Perdes no. 14 th 2017 ttg pengelolaan aset desa
 
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang DesaPeraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
 
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
Pp no. 72_th_._2005_ttg_._desa_
 
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan DesaPermendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
Permendagri No 111 Tahun 2014 Pedoman Teknis Peraturan Desa
 
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 43 tahun 2014
 
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnyaPerda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
 
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
 
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah DesaPemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
Pemahaman Penghasilan Pemerintah Desa
 
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desaPerdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
Perdes no 12 th 2017 ttg kewenangan desa
 
RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014Permendagri no 113 tahun 2014
Permendagri no 113 tahun 2014
 
Peraturan desa tentang kewenangan desa
Peraturan desa tentang kewenangan desaPeraturan desa tentang kewenangan desa
Peraturan desa tentang kewenangan desa
 
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
 
Permendagri nomor 114 tahun 2014
Permendagri nomor 114 tahun 2014Permendagri nomor 114 tahun 2014
Permendagri nomor 114 tahun 2014
 
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis SpasialPemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
Pemanfaatan Dana Desa untuk Pemetaan Sumberdaya Desa Berbasis Spasial
 
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desaBedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
Bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa
 

En vedette

UU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL
UU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONALUU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL
UU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONALJimmy L
 
AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)
AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)
AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)Jimmy L
 
Fungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan
Fungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen PendidikanFungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan
Fungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikantika_4d
 
FIBA Official Basketball Rules 2014: Quick Reference
FIBA Official Basketball Rules 2014: Quick ReferenceFIBA Official Basketball Rules 2014: Quick Reference
FIBA Official Basketball Rules 2014: Quick ReferenceJimmy L
 
sejarah pergerakan nasiona Indonesia
sejarah pergerakan nasiona Indonesiasejarah pergerakan nasiona Indonesia
sejarah pergerakan nasiona IndonesiaKusmiati
 
FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015
FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015
FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015Jimmy L
 
Makalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanMakalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanagus saefudin
 
FIBA Official Basketball Rules 2014
FIBA Official Basketball Rules 2014FIBA Official Basketball Rules 2014
FIBA Official Basketball Rules 2014Jimmy L
 
Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014
Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014
Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014Jimmy L
 
FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014
FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014
FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014Jimmy L
 

En vedette (10)

UU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL
UU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONALUU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL
UU NO 3 TAHUN 2005 SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL
 
AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)
AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)
AD/ART PERBASI (12 APRIL 2011)
 
Fungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan
Fungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen PendidikanFungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan
Fungsi Pengorganisasian Dalam Manajemen Pendidikan
 
FIBA Official Basketball Rules 2014: Quick Reference
FIBA Official Basketball Rules 2014: Quick ReferenceFIBA Official Basketball Rules 2014: Quick Reference
FIBA Official Basketball Rules 2014: Quick Reference
 
sejarah pergerakan nasiona Indonesia
sejarah pergerakan nasiona Indonesiasejarah pergerakan nasiona Indonesia
sejarah pergerakan nasiona Indonesia
 
FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015
FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015
FIBA Official Basketball Rules 2014: Official Interpretations 2nd Ed. 2015
 
Makalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikanMakalah penggerakan pendidikan
Makalah penggerakan pendidikan
 
FIBA Official Basketball Rules 2014
FIBA Official Basketball Rules 2014FIBA Official Basketball Rules 2014
FIBA Official Basketball Rules 2014
 
Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014
Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014
Peraturan Permainan Bola Basket FIBA 2014
 
FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014
FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014
FIBA Official Basketball Rules: Summary Change 2014
 

Similaire à PP NO 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA

PP Nomor 7 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 7 Tahun 2020.pdfPP Nomor 7 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 7 Tahun 2020.pdfEslina1
 
Permendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahan
Permendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahanPermendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahan
Permendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahanRatih Astuti Widyawati
 
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususUndang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususPenataan Ruang
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021CIkumparan
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal93220872
 
Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan Jusa Erza
 
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdfPermendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdfAgusMSuleman
 
01.isu isu pembangunan desa dalam uu desa
01.isu isu pembangunan desa dalam uu desa01.isu isu pembangunan desa dalam uu desa
01.isu isu pembangunan desa dalam uu desadeivie dedep
 
PERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerahPERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerahJhon Blora
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Medan Comonity
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...iniPurwokerto
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BrebesRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BrebesPenataan Ruang
 
Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarCIkumparan
 
Permendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desa
Permendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desaPermendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desa
Permendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desaKantor Desa Junwangi
 
Permendes 2 2015 musyawarah desa
Permendes 2 2015 musyawarah desaPermendes 2 2015 musyawarah desa
Permendes 2 2015 musyawarah desaPajeg Lempung
 

Similaire à PP NO 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA (20)

PP Nomor 7 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 7 Tahun 2020.pdfPP Nomor 7 Tahun 2020.pdf
PP Nomor 7 Tahun 2020.pdf
 
07pm013
07pm01307pm013
07pm013
 
Permendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahan
Permendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahanPermendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahan
Permendagri no. 13 th 2007 ttg _ penyelenggaraan perlombaan desa dan kelurahan
 
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususUndang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021
 
Pp 16 2007
Pp 16 2007Pp 16 2007
Pp 16 2007
 
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposalPermen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
Permen no.117 th 2017 tata cara pengusulan dan verifikasi dak proposal
 
Art fpti 2017 (1)
Art fpti  2017 (1)Art fpti  2017 (1)
Art fpti 2017 (1)
 
Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan Perdes lpmd panyocokan
Perdes lpmd panyocokan
 
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdfPermendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
Permendagri-Nomor-52-Tahun-2014.pdf
 
01.isu isu pembangunan desa dalam uu desa
01.isu isu pembangunan desa dalam uu desa01.isu isu pembangunan desa dalam uu desa
01.isu isu pembangunan desa dalam uu desa
 
PERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerahPERDA Dinas daerah
PERDA Dinas daerah
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor  10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi D...
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BrebesRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
 
Perpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam BeredarPerpres Alpalhankam Beredar
Perpres Alpalhankam Beredar
 
Permendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desa
Permendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desaPermendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desa
Permendesa 02-th-2015 tatib-musyawarah-desa
 
Permendes 2 2015 musyawarah desa
Permendes 2 2015 musyawarah desaPermendes 2 2015 musyawarah desa
Permendes 2 2015 musyawarah desa
 
Permendesa pdtt no.2 th.2015
Permendesa pdtt no.2 th.2015Permendesa pdtt no.2 th.2015
Permendesa pdtt no.2 th.2015
 

Plus de Jimmy L

Terjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdf
Terjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdfTerjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdf
Terjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdfJimmy L
 
Equipment and Software Appendix to the 3x3 Official Rules
Equipment and Software Appendix to the 3x3 Official RulesEquipment and Software Appendix to the 3x3 Official Rules
Equipment and Software Appendix to the 3x3 Official RulesJimmy L
 
FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019
FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019
FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019Jimmy L
 
Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)
Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)
Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)Jimmy L
 
FIBA 3x3 Statisticians Manual
FIBA 3x3 Statisticians ManualFIBA 3x3 Statisticians Manual
FIBA 3x3 Statisticians ManualJimmy L
 
FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)
FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)
FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)Jimmy L
 
FIBA official Interpretations 2010
FIBA official Interpretations 2010FIBA official Interpretations 2010
FIBA official Interpretations 2010Jimmy L
 
FIBA Official Basketball Rules 2010
FIBA Official Basketball Rules 2010FIBA Official Basketball Rules 2010
FIBA Official Basketball Rules 2010Jimmy L
 
Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)
Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)
Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)Jimmy L
 
FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)
FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)
FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)Jimmy L
 
FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)
FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)
FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)Jimmy L
 
FIBA Official Basketball Rules 2017
FIBA Official Basketball Rules 2017FIBA Official Basketball Rules 2017
FIBA Official Basketball Rules 2017Jimmy L
 
UU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
UU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKANUU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
UU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKANJimmy L
 
Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004
Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004
Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004Jimmy L
 
AD ART PERBASI NO 39
AD ART PERBASI NO 39AD ART PERBASI NO 39
AD ART PERBASI NO 39Jimmy L
 
FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)Jimmy L
 
FIBA Official Basketball Rules 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA Official Basketball Rules 2017  - Summary of the Changes (15 August 2017)FIBA Official Basketball Rules 2017  - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA Official Basketball Rules 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)Jimmy L
 
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...Jimmy L
 
Peraturan Permainan FIBA 2017
Peraturan Permainan FIBA 2017Peraturan Permainan FIBA 2017
Peraturan Permainan FIBA 2017Jimmy L
 
Analisis Fundamental, Teknikal, dan Program Metastock
Analisis Fundamental, Teknikal, dan Program MetastockAnalisis Fundamental, Teknikal, dan Program Metastock
Analisis Fundamental, Teknikal, dan Program MetastockJimmy L
 

Plus de Jimmy L (20)

Terjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdf
Terjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdfTerjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdf
Terjemahan FIBA Rules Changes 2022.pdf
 
Equipment and Software Appendix to the 3x3 Official Rules
Equipment and Software Appendix to the 3x3 Official RulesEquipment and Software Appendix to the 3x3 Official Rules
Equipment and Software Appendix to the 3x3 Official Rules
 
FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019
FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019
FIBA 3x3 Basketball Rules Summary 2019
 
Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)
Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)
Fiba 3x3 Basketball Rules Interpretations (yellow-version)
 
FIBA 3x3 Statisticians Manual
FIBA 3x3 Statisticians ManualFIBA 3x3 Statisticians Manual
FIBA 3x3 Statisticians Manual
 
FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)
FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)
FIBA 3x3 Basketball Rules (full-version)
 
FIBA official Interpretations 2010
FIBA official Interpretations 2010FIBA official Interpretations 2010
FIBA official Interpretations 2010
 
FIBA Official Basketball Rules 2010
FIBA Official Basketball Rules 2010FIBA Official Basketball Rules 2010
FIBA Official Basketball Rules 2010
 
Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)
Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)
Peraturan Permainan FIBA 2018 (Terjemahan)
 
FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)
FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)
FIBA Summary of Rules Changes (valid-as-of-1-10_2020_june2020_en)
 
FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)
FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)
FIBA Official Basketball Rules 2020 (yellowtracking_v1.0)
 
FIBA Official Basketball Rules 2017
FIBA Official Basketball Rules 2017FIBA Official Basketball Rules 2017
FIBA Official Basketball Rules 2017
 
UU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
UU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKANUU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
UU NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
 
Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004
Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004
Surat Edaran BI Tentang Penilaian TKB dengan CAMEL 2004
 
AD ART PERBASI NO 39
AD ART PERBASI NO 39AD ART PERBASI NO 39
AD ART PERBASI NO 39
 
FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA OBR 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
 
FIBA Official Basketball Rules 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA Official Basketball Rules 2017  - Summary of the Changes (15 August 2017)FIBA Official Basketball Rules 2017  - Summary of the Changes (15 August 2017)
FIBA Official Basketball Rules 2017 - Summary of the Changes (15 August 2017)
 
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
 
Peraturan Permainan FIBA 2017
Peraturan Permainan FIBA 2017Peraturan Permainan FIBA 2017
Peraturan Permainan FIBA 2017
 
Analisis Fundamental, Teknikal, dan Program Metastock
Analisis Fundamental, Teknikal, dan Program MetastockAnalisis Fundamental, Teknikal, dan Program Metastock
Analisis Fundamental, Teknikal, dan Program Metastock
 

PP NO 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA

  • 1. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4535). MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Olimpiade Indonesia adalah National Olympic Committee of Indonesia sebagaimana telah diakui oleh International Olympic Committee, yang selanjutnya disebut KOI. 2. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 3. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota. 4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keolahragaan. Pasal 2
  • 2. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 2 (1) Penyelenggaraan kejuaraan olahraga meliputi pekan olahraga dan kejuaraan olahraga. (2) Pekan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pekan olahraga internasional; b. pekan olahraga nasional; c. pekan olahraga wilayah; dan d. pekan olahraga daerah. (3) Kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kejuaraan olahraga tingkat internasional; b. kejuaraan olahraga tingkat nasional; c. kejuaraan olahraga tingkat wilayah; d. kejuaraan olahraga tingkat provinsi; dan e. kejuaraan olahraga tingkat kabupaten/kota. Pasal 3 Pekan olahraga dan kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, diikuti oleh olahragawan organisasi cabang olahraga atau organisasi olahraga fungsional. BAB II PEKAN OLAHRAGA Bagian Kesatu Pekan Olahraga Internasional Pasal 4 Pekan olahraga internasional meliputi: a. olimpiade (Olympic Games); b. pekan olahraga internasional tingkat Asia (Asian Games); c. pekan olahraga internasional tingkat Asia Tenggara (South East Asian Games); dan d. pekan olahraga internasional lainnya. Pasal 5 (1) Keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional bertujuan untuk mewujudkan persahabatan dan perdamaian antarbangsa serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui pencapaian prestasi olahraga. (2) Keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan oleh KOI (National Olympic Committee of Indonesia) sebagaimana telah diakui oleh International Olympic Committee. Pasal 6 (1) KOI memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sesuai dengan Olympic Charter dan Peraturan Perundangundangan. (2) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan dalam musyawarah nasional KOI. (3) Peserta musyawarah nasional KOI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah induk organisasi cabang olahraga dan peserta lain yang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Olympic Charter atau Olympic Council of Asia Constitution and Rules, South East Asian Games Federation Statute and Rules, serta Peraturan Perundang-undangan.
  • 3. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 3 Pasal 7 KOI bertugas mengembangkan, mempromosikan, dan melindungi Gerakan Olimpiade sesuai dengan Olympic Charter dengan memperhatikan kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Pasal 8 KOI berkewajiban untuk: a. berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Menteri dalam menentukan keikutsertaan Indonesia di pekan olahraga internasional; b. mendapatkan persetujuan dari Pemerintah dalam mengajukan Indonesia sebagai calon tuan rumah penyelenggara pekan olahraga internasional; c. melibatkan induk organisasi cabang olahraga yang dipertandingkan dalam perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan keikutsertaan Indonesia di pekan olahraga internasional; dan d. melaporkan hasil pelaksanaan keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional kepada Menteri. Pasal 9 (1) Pemerintah membantu dan memfasilitasi pelaksanaan keikutsertaan Indonesia di pekan olahraga internasional mulai tahap perencanaan, persiapan, sampai dengan pelaksanaan. (2) Pemerintah memfasilitasi KOI dalam mengajukan Indonesia sebagai calon tuan rumah penyelenggara pekan olahraga internasional. (3) Dalam hal Indonesia menjadi tuan rumah pekan olahraga internasional, penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab pemerintah. (4) Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pemerintah menugaskan KOI sebagai pelaksana. (5) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) KOI dapat membentuk panitia pelaksana dan/atau melakukan kerja sama dengan pihak ketiga. Bagian Kedua Pekan Olahraga Nasional Pasal 10 (1) Pekan olahraga nasional diselenggarakan dengan tujuan: a. memelihara persatuan dan kesatuan bangsa; b. menjaring bibit atlet potensial; dan c. meningkatkan prestasi olahraga. (2) Pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pekan olahraga nasional. (3) Tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh Menteri. (4) Menteri dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menugaskan komite olahraga nasional selaku penyelenggara. Pasal 11 (1) Menteri menetapkan tugas komite olahraga nasional sebagai penyelenggara pekan olahraga nasional dalam hal: a. perencanaan; b. pengorganisasian; c. pelaksanaan; dan d. pengawasan.
  • 4. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 4 (2) Tugas komite olahraga nasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup penentuan jumlah peserta, cabang olahraga yang dipertandingkan, dan waktu penyelenggaraan pekan olahraga nasional yang ditetapkan dalam musyawarah komite olahraga nasional. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagai penyelenggara, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), komite olahraga nasional wajib berkoordinasi dengan pemerintah provinsi yang telah ditetapkan sebagai tuan rumah. Pasal 12 (1) Komite olahraga nasional melalui musyawarah olahraga nasional menetapkan paling banyak 3 (tiga) pemerintah provinsi sebagai calon tuan rumah pelaksanaan pekan olahraga nasional, dengan memperhatikan: a. kemampuan calon provinsi penyelenggara; b. ketersediaan prasarana dan sarana; c. dukungan masyarakat setempat; dan d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga di masing-masing provinsi. (2) Komite olahraga nasional mengajukan 3 (tiga) pemerintah provinsi yang telah ditetapkan sebagai calon tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional kepada Menteri. (3) Menteri menetapkan 1 (satu) pemerintah provinsi sebagai tuan rumah pelaksana pekan olahraga nasional dengan memperhatikan hasil penilaian musyawarah olahraga nasional. (4) Pemerintah provinsi yang telah ditetapkan sebagai tuan rumah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekan olahraga nasional. Bagian Ketiga Pekan Olahraga Wilayah Pasal 13 (1) Pekan olahraga wilayah diselenggarakan dengan tujuan untuk: a. meningkatkan prestasi olahraga; b. menjaring bibit atlet potensial; c. meningkatkan kualitas tenaga keolahragaan; d. memberdayakan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor; dan e. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. (2) Penentuan mengenai waktu penyelenggaraan, pemerintah provinsi tuan rumah, jumlah peserta, dan jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan dalam pekan olahraga wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam musyawarah antar komite olahraga provinsi dalam satu wilayah. (3) Penetapan pemerintah provinsi tuan rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan: a. kemampuan dan potensi calon provinsi tuan rumah; b. ketersediaan prasarana dan sarana; c. dukungan masyarakat setempat; d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga calon provinsi tuan rumah; dan e. usulan dari komite olahraga provinsi dalam satu wilayah. (4) Penyelenggaraan pekan olahraga wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi tuan rumah, yang pelaksanaannya ditugaskan kepada komite olahraga provinsi setempat. Pasal 14
  • 5. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 5 Dalam rangka menyelenggarakan pekan olahraga wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, pemerintah provinsi tuan rumah pekan olahraga wilayah berkewajiban untuk: a. berkonsultasi dengan Menteri; dan b. berkoordinasi dengan komite olahraga nasional. Bagian Keempat Pekan Olahraga Daerah Pasal 15 (1) Pekan olahraga daerah meliputi pekan olahraga provinsi dan pekan olahraga kabupaten/kota. (2) Pekan olahraga daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan dengan tujuan untuk: a. meningkatkan prestasi olahraga; b. menjaring bibit olahragawan potensial; c. memberdayakan peran serta masyarakat dalam berbagai sektor; dan d. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa (3) Penentuan mengenai waktu penyelenggaraan, jumlah peserta, dan jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan dalam pekan olahraga daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam musyawarah komite olahraga provinsi atau komite olahraga kabupaten/kota. Pasal 16 (1) Penyelenggaraan pekan olahraga provinsi atau pekan olahraga kabupaten/kota menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota. (2) Pelaksanaan penyelenggaraan pekan olahraga provinsi atau pekan olahraga kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditugaskan kepada komite olahraga provinsi atau komite olahraga kabupaten/kota. (3) Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota selaku penanggung jawab penyelenggaraan pekan olahraga provinsi atau pekan olahraga kabupaten/kota menetapkan tempat penyelenggaraan dengan memperhatikan: a. kemampuan dan potensi calon tuan rumah; b. ketersediaan prasarana dan sarana; c. dukungan masyarakat setempat; d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga calon tempat penyelenggaraan; dan e. usulan dari komite olahraga provinsi atau komite olahraga kabupaten/kota. Pasal 17 Tempat penyelenggaraan pekan olahraga daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dapat dilaksanakan di lebih dari satu kabupaten/kota dalam satu provinsi. Bagian Kelima Pekan Olahraga Penyandang Cacat Pasal 18 (1) Pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional diselenggarakan dengan tujuan: a. meningkatkan prestasi olahraga; b. menjaring bibit olahragawan potensial;
  • 6. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 6 c. meningkatkan rasa percaya diri; dan d. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. (2) Penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rangkaian dari setiap pekan olahraga nasional. Pasal 19 (1) Penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional menjadi tanggung jawab Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial. (2) Pelaksanaan penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditugaskan kepada komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang cacat. Pasal 20 (1) Menteri menetapkan tugas komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang cacat sebagai penyelenggara dalam hal: a. perencanaan; b. pengorganisasian; c. pelaksanaan, dan; d. pengawasan. (2) Tugas komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang cacat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup penentuan jumlah peserta, cabang olahraga yang dipertandingkan, dan waktu penyelenggaraan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional. (3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara, komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang cacat wajib berkoordinasi dengan pemerintah provinsi tuan rumah. Pasal 21 (1) Pelaksanaan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi tuan rumah. (2) Pemerintah provinsi tuan rumah pekan olahraga nasional sekaligus menjadi tuan rumah pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional. (3) Komite olahraga nasional dan organisasi olahraga penyandang cacat wajib melaporkan pelaksanaan pekan olahraga penyandang cacat tingkat nasional kepada Menteri. Bagian Keenam Pekan Olahraga Pelajar dan Pekan Olahraga Mahasiswa Pasal 22 (1) Pekan olahraga pelajar dan pekan olahraga mahasiswa tingkat nasional diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan dengan tujuan untuk: a. meningkatkan prestasi olahraga; b. menjaring bibit olahragawan potensial; c. memberdayakan peran serta satuan pendidikan; dan d. memperkuat persatuan dan kesatuan antar pelajar dan antar mahasiswa. (2) Pekan olahraga pelajar dan pekan olahraga mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: a. pekan olahraga pelajar; b. pekan olahraga mahasiswa; dan
  • 7. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 7 c. pekan olahraga pesantren. (3) Menteri dan menteri yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional serta menteri terkait lainnya bertanggung jawab atas penyelenggaraan pekan olahraga pelajar nasional dan pekan olahraga mahasiswa nasional. (4) Dalam rangka pelaksanaan pekan olahraga pelajar nasional dan pekan olahraga mahasiswa nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri dapat membentuk panitia penyelenggara dengan melibatkan induk organisasi olahraga fungsional pelajar dan induk organisasi olahraga fungsional mahasiswa. (5) Induk organisasi olahraga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berkoordinasi dengan induk organisasi cabang olahraga untuk menetapkan jumlah peserta dan nomor yang dipertandingkan, sesuai ketentuan kecabangan olahraga yang bersangkutan. Pasal 23 Menteri, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan nasional, dan menteri terkait lainnya memfasilitasi keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga pelajar internasional dan pekan olahraga mahasiswa internasional. Pasal 24 (1) Pemerintah daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pekan olahraga pelajar daerah dan pekan olahraga mahasiswa daerah. (2) Pekan olahraga pelajar daerah dan pekan olahraga mahasiswa daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: a. pekan olahraga pelajar tingkat provinsi dan pekan olahraga pelajar tingkat kabupaten/kota; b. pekan olahraga mahasiswa tingkat provinsi dan pekan olahraga mahasiswa tingkat kabupaten/kota; dan c. pekan olahraga pesantren tingkat provinsi dan pekan olahraga pelajar tingkat kabupaten/kota; (3) Dalam rangka pelaksanaan pekan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota dapat membentuk panitia penyelenggara dengan melibatkan induk organisasi olahraga fungsional pelajar dan induk organisasi olahraga fungsional mahasiswa. (4) Induk organisasi olahraga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berkoordinasi dengan induk organisasi cabang olahraga untuk menetapkan jumlah peserta dan nomor yang dipertandingkan sesuai ketentuan kecabangan olahraga yang bersangkutan. Pasal 25 Pemerintah dan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota selaku penanggung jawab penyelenggaraan pekan olahraga pelajar dan pekan olahraga mahasiswa sesuai kewenangannya menetapkan tempat penyelenggaraan dengan memperhatikan: a. kemampuan dan potensi calon tempat penyelenggaraan; b. ketersediaan prasarana dan sarana; c. dukungan masyarakat setempat; d. pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga calon tempat penyelenggaraan; dan e. usulan dari induk organisasi olahraga fungsional pelajar dan induk organisasi olahraga fungsional mahasiswa. BAB III KEJUARAAN OLAHRAGA Pasal 26
  • 8. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 8 (1) Kejuaraan olahraga di tingkat internasional bertujuan untuk: a. meningkatkan prestasi olahraga; b. mewujudkan persahabatan dan perdamaian antar bangsa; c. memberikan pengalaman,bertanding; d. meningkatkan harkat dan martabat bangsa; dan e. menumbuhkan semangat dan kebanggaan nasional. (2) Kejuaraan olahraga nasional, kejuaraan olahraga wilayah, kejuaraan olahraga provinsi, dan kejuaraan olahraga kabupaten/kota bertujuan untuk: a. meningkatkan prestasi olahraga; b. menjaring bibit olahragawan potensial; c. memassalkan olahraga; d. memberikan pengalaman bertanding; dan e. memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Pasal 27 (1) Kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3): a. tingkat kabupaten/kota diikuti oleh peserta yang mewakili kecamatan atau perkumpulan atau klub dalam satu kabupaten/kota; b. tingkat provinsi diikuti oleh peserta yang mewakili kabupaten/kota dalam satu provinsi; c. tingkat wilayah diikuti oleh peserta yang mewakili provinsi dalam satu wilayah; d. tingkat nasional diikuti oleh peserta yang mewakili provinsi masing-masing; e. tingkat internasional diikuti oleh peserta yang mewakili negara masing-masing. (2) Penyelenggaraan kejuaraan olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan. (3) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota berkewajiban memfasilitasi penyelenggaraan kejuaraan olahraga. Pasal 28 (1) Kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa meliputi: a. kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa di tingkat kabupaten/kota, provinsi, wilayah, dan nasional; dan b. kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa tingkat internasional. (2) Penyelenggaraan kejuaraan olahraga pelajar nasional dan kejuaraan olahraga mahasiswa nasional menjadi tanggung jawab induk organisasi olahraga fungsional. (3) Dalam melaksanakan penyelenggaraan kejuaraan olahraga pelajar nasional dan kejuaraan olahraga mahasiswa nasional, induk organisasi olahraga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bekerja sama dengan induk organisasi cabang olahraga mengenai tempat penyelenggaraan, jumlah peserta, dan nomor yang dipertandingkan sesuai dengan ketentuan kecabangan olahraga bersangkutan. (4) Kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab induk organisasi olahraga fungsional tingkat provinsi. (5) Organisasi olahraga fungsional tingkat provinsi dalam melaksanakan penyelenggaraan kejuaraan olahraga di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bekerja sama dengan pengurus cabang olahraga di tingkat provinsi. (6) Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota memfasilitasi penyelenggaraan kejuaraan olahraga pelajar dan kejuaraan olahraga mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
  • 9. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 9 Pasal 29 (1) Penyelenggara kejuaraan olahraga yang mendatangkan langsung massa penonton wajib mendapatkan rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (2) Induk organisasi cabang olahraga wajib menetapkan kriteria batasan jumlah massa penonton menurut sifat dan karakteristik kejuaraan cabang olahraga yang bersangkutan. (3) Penanggung jawab penyelenggara kejuaraan olahraga wajib memiliki persyaratan paling sedikit: a. profesional; b. berdedikasi tinggi bagi pengembangan olahraga; dan c. bertanggung jawab. Pasal 30 (1) Setiap orang dan/atau badan hukum asing yang menyelenggarakan kejuaraan olahraga internasional di Indonesia wajib melakukan kemitraan dengan induk organisasi cabang olahraga dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (2) Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. terselenggaranya alih ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan; b. meningkatkan kualitas pelaku olahraga; c. membangkitkan minat berolahraga; d. memberdayakan industri olahraga; e. menciptakan lapangan kerja; dan f. meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan kejuaraan olahraga. BAB IV KEPESERTAAN Pasal 31 Dalam penyelenggaraan pekan olahraga dan kejuaraan olahraga baik di dalam negeri maupun di luar negeri, seluruh peserta wajib memenuhi ketentuan mengenai: a. status olahragawan; b. persyaratan mutasi olahragawan; c. batasan usia; d. persyaratan lain yang ditetapkan oleh masing-masing induk organisasi cabang olahraga atau induk organisasi olahraga fungsional; dan e. larangan perbuatan curang dalam olahraga. Pasal 32 (1) Dalam setiap pekan olahraga atau kejuaraan olahraga, peserta dilarang untuk menggunakan doping dalam bentuk apapun sesuai dengan ketentuan anti doping. (2) Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah, yang pelaksanaannya diserahkan kepada lembaga anti doping nasional yang berafiliasi dengan lembaga anti doping internasional. (3) Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mencakup kampanye anti doping, pencegahan terhadap doping, dan pengambilan sampel. (4) Pengambilan sampel sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sebelum dan/atau selama berlangsungnya pekan olahraga atau kejuaraan olahraga. (5) Sampel sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang didapat dari peserta diuji oleh laboratorium doping yang mendapat akreditasi dari lembaga anti doping internasional.
  • 10. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 10 (6) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang melanggar ketentuan anti doping dikenakan sanksi oleh induk organisasi cabang olahraga yang bersangkutan. BAB V PENDANAAN Pasal 33 (1) Segala dana yang diperlukan untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Selain berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sumber pendanaan dapat diperoleh dari: a. masyarakat melalui berbagai kegiatan berdasarkan ketentuan yang berlaku; b. kerja sama yang saling menguntungkan; c. bantuan luar negeri yang tidak mengikat; d. hasil usaha industri olahraga; e. hibah yang berasal dari Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; dan f. sumber lainnya yang sah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 34 Dalam waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan, KOI yang telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam Olympic Charter atau Olympic Council of Asia Constitution and Rules, South East Asian Games Federation Statute and Rules dan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan serta diakui keberadaannya, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah ini, dengan difasilitasi oleh Menteri. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Peraturan Pemerintah ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 5 Pebruari 2007 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 5 Pebruari 2007 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
  • 11. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 11 Ttd. HAMID AWALUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 36
  • 12. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 12 PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA I. UMUM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional mewajibkan setiap penyelenggara kejuaraan olahraga memperhatikan tujuan keolahragaan nasional serta prinsip-prinsip penyelenggaraan olahraga. Penyelenggaraan kejuaraan olahraga merupakan bagian yang integral dari upaya pembinaan olahraga, bahkan penyelenggaraan kejuaraan olahraga merupakan titik kulminasi dari upaya pembinaan secara menyeluruh, mulai dari membangkitkan minat, pemanduan bakat, seleksi dan kompetisi, pembinaan yang berkesinambungan sampai pada pencapaian prestasi puncak. Dalam pengukuran prestasi puncak inilah diatur tentang penyelenggaraan kejuaraan olahraga. Di dalam dinamika perkembangan olahraga sekarang dan di masa-masa mendatang penyelenggaraan kejuaraan olahraga akan berjalan sedemikian jauh sehingga penyelenggaraan olahraga akan menjadi ajang pertarungan martabat dan kehormatan bangsa, bahkan penyelenggaraan kejuaraan olahraga saat ini sudah merupakan persaingan bisnis dan industri olahraga yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja dan dapat menjadi salah satu sumber bagi devisa negara. Intensitas kejuaraan olahraga sekarang ini cukup tinggi dan dilakukan mulai dari tingkat internasional, tingkat nasional, sampai pada tingkat kabupaten/kota, diselenggarakan dalam bentuk kejuaraan multi event maupun single event. Dengan dinamika yang demikian, maka peranan penyelenggaraan kejuaraan olahraga menjadi amat penting. Jika hal tersebut dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan akan menjadi ajang seleksi dan pemberian pengalaman bertanding bagi para olahragawan yang selanjutnya kegiatan tersebut akan berfungsi sebagai hiburan yang mempunyai nilai komersial. Dengan cakupan penyelenggaraan kejuaraan yang sedemikian luasnya dan menyangkut berbagai aspek maka penyelenggaraan kejuaraan olahraga perlu diatur dalam suatu Peraturan Perundang-undangan agar semua aspek yang berkaitan dan berpengaruh terhadap penyelenggaraan kejuaraan dapat menunjang dan saling bersinergi dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan keolahragaan nasional untuk mencapai tujuannya. Sebagai dampak dari proses globalisasi sekarang ini, penyelenggaraan kegiatan olahraga telah mengalami perubahan yang sangat signifikan, antara lain terjadinya arus perpindahan dalam hubungan dengan penggunaan pelaku olahraga asing di Indonesia, penggunaan prasarana, sarana, dan metoda baru sehingga menimbulkan intensitas yang tinggi terhadap keterlibatan pelaku olahraga yang pada umumnya berkaitan dengan olahraga profesional. Dalam hubungan dengan penyelenggaraan kejuaraan, Peraturan Pemerintah ini mengatur secara jelas hal-hal pokok yang berkaitan dengan pekan olahraga dan kejuaraan olahraga. Pekan olahraga secara jelas diklasifikasi dalam pekan olahraga internasional, pekan olahraga nasional, pekan olahraga wilayah, dan pekan olahraga daerah. Sedangkan kejuaraan olahraga dibagi menjadi kejuaraan olahraga tingkat internasional, kejuaraan olahraga tingkat nasional, kejuaraan olahraga tingkat wilayah, kejuaraan olahraga tingkat provinsi, dan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten/kota. Pengaturan tentang pekan olahraga internasional diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Olympic Charter dengan memberikan peran KOI sesuai dengan fungsinya. Sedangkan pengaturan pekan olahraga yang dilaksanakan di dalam negeri mulai dari pekan olahraga nasional, wilayah, daerah, penyandang cacat, serta pelajar, mahasiswa, dan sejenisnya diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme dan koordinasinya. Pengaturan tentang kejuaraan olahraga diarahkan untuk mencapai tujuan pemassalan, penjaringan bibit, memberikan pengalaman bertanding, meningkatkan prestasi dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
  • 13. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 13 Dalam setiap pertandingan baik pekan olahraga maupun kejuaraan olahraga, doping dilarang dalam bentuk apapun sesuai dengan ketentuan anti doping. Pengawasan doping ini dilakukan oleh Pemerintah yang pelaksanaannya diserahkan kepada lembaga anti doping nasional. Berpijak dari latar belakang pemikiran seperti itulah maka kehadiran Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai penyelenggaraan kejuaraan olahraga sangat diperlukan agar semua kegiatan dapat diatur secara terpadu dan dapat mendukung upaya keberhasilan sistem keolahragaan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Pekan olahraga yang diikuti oleh olahragawan organisasi olahraga fungsional misalnya pekan olahraga pelajar, pekan olahraga mahasiswa, pekan olahraga penyandang cacat, pekan olahraga wartawan, dan pekan olahraga korps pegawai negeri sipil. Kejuaraan olahraga yang diikuti oleh olahragawan organisasi olahraga fungsional misalnya kejuaraan olahraga pelajar, kejuaraan olahraga mahasiswa, kejuaraan olahraga penyandang cacat, kejuaraan olahraga wartawan, dan kejuaraan olahraga korps pegawai negeri sipil. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "KOI" adalah Komite Olimpiade Indonesia yang didirikan di Solo pada tahun 1946 dan telah diakui oleh International Olympic Committee pada tanggal 11 Maret 1952. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup Jelas. Pasal 8 Huruf a Perlunya koordinasi dan konsultasi dengan Menteri dimaksudkan agar keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional telah memperhatikan aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan dan keamanan nasional. Huruf b
  • 14. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 14 Yang dimaksud dengan "penyelenggara" dalam ketentuan ini adalah sebagai panitia pengarah (steering committee). Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "penyelenggara" dalam ketentuan ini adalah sebagai panitia pelaksana (organizing committee). Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas.
  • 15. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 15 Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. Pasal 31 Huruf a Yang dimaksud dengan "status olahragawan" dalam ketentuan ini adalah status olahragawan amatir dan olahragawan profesional. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d
  • 16. www.hukumonline.com www.hukumonline.com 16 Cukup jelas. Huruf e Perbuatan curang dalam olahraga antara lain pencurian umur, pemalsuan identitas, atau perbuatan curang lainnya. Pasal 32 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "lembaga anti doping nasional" dalam ketentuan ini adalah Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Yang dimaksud dengan "lembaga anti doping internasional" ini adalah World-Anti Doping Agency dalam ketentuan (WADA). Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Yang dimaksud "peserta" dalam ketentuan ini adalah olahragawan yang mengikuti pekan olahraga atau kejuaraan olahraga. Ayat (6) Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4703