SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
i | Pengantar Pendidikan
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehinggakami dapat
menyelesaikan makalah mengenai Hakikat Pendidikan dan Perkembangan
Peradaban Manusia.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai Hakikat Pendidikan
dan Perkembangan Peradaban Manusia ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Singkawang, September 2015
Penyusun
ii | Pengantar Pendidikan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................2
A. Pengantar Pendidikan.....................................................................................2
B. Hakikat Pendidikan .........................................................................................3
B.1 Pengertian Hakikat Pendidikan ............................................................3
B.2 Hakikat Pendidikan Menurut Islam ......................................................7
C. Tujuan Pendidikan .........................................................................................7
D. Makna Peradaban bangsa .............................................................................9
E. Pendidikan Sebagai Penyangga Peradaban Bangsa .....................................10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................13
A. Kesimpulan ................................................................................................13
B. Saran ..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................14
1 | Pengantar Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya Hakikat Pendidikan sangatlah luas. Hakikat Pendidikan
bukanlah hanya sekedar pengertian serta definisipendidikan semata.Didalam
Hakikat Pendidikan banyak hal menarik untuk dipelajari contohnya saja
seperti objek ilmu pendidikan dan macam-macam ilmu pendidikan. Hal-hal
menarik inilah yang mendorong kami mempelajari lebih dalam mengenai
Hakikat Pendidikan diluar tugas yang telah ditentukan.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah Hakikat Pendidikan ini adalah untuk memberi
pemahaman pada pembaca mengenai Hakikat Pendidikan serta hal-hal yang
terkandung didalamnya.
2 | Pengantar Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Makna Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun
sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau
berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan
pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada
hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutip beberapa
definisi :
1. Raka Joni, Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai
oleh keseimbang antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidikan.
2. Langeveld, Pendidikan itu sebagaisuatuilmu pengetahuan praktis, karena
ilmu itu membicarakan perbuatan atau perilaku manusia secara khusus,
yaitu perbuatan mendidik, meskipun didalamnya terdapat banyak
pembahasan mengenai hal-hal yang bersifat teoritis.
3. Garis Besar Haluan Negara, Usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dengan kemampuan didalam dan diluar sekolah, dan
belangsung seumur hidup serta dilaksanakan dalam lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan yang diutarakan oleh
para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Usaha
Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai
sebuah tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan
untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan
Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya
lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan
dengan tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan
sadar.
3 | Pengantar Pendidikan
B. Hakikat Pendidikan
B.1 Pengertian Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua
pendapat yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi
atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan
jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu.
Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah
akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut
mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang
akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu
pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang
pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep
manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses
pendidikan.
Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat
digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :
1. Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan
di dalamkhazanah ilmu pendidikan. Dalamhal ini akan dibicarakan
berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut :
1. Pendekatan Pedagogis/Pedagogisme.
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan
menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa
pandangan nativisme schopenhouer serta menganut
penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai
kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di
kembangkan saja.
2. Pendekatan Filosofis.
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada
dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses
pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak
manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan
sendiri.
3. Pendekatan Religius/Religionisme.
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-
pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang
religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang
sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4 | Pengantar Pendidikan
4. Pendekatan Psikologis/Psikologisme.
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah
diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam
bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit
pandangan para pendidik seakan-akanilmu pendidikan terbatas
kepada ilmu mengajar saja.
5. Pendekatan Negativis/Negativism.
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan
demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala
sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang
bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal
yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan Sosiologis.
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah
dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah
prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada
kebutuhan individu.
Peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah
perkembangan manusia kita lihat bahwa tuntutan masyarakat tidak
selalu etis. Versi yang lain dari pandangan ini ialah develop mentalisme.
Proses pendidikan diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut
dan tidak jarang nilai-nilai kemanusiaan disubordinasikan untuk
mencapai target pembangunan. Pengalaman pembangunan Indonesia
selama Orde Baru telah mengarah kepada paham developmentalisme
yang menekan kepada pencapaian pertumbuhan yang tinggi, target
pemberantasan buta huruf, target pelaksanaan wajib belajar 9 dan 12
tahun.
Salah satu pandangan sosiologisme yang sangat populer adalah
konsiensialisme yang dikumandangkan oleh ahli pikir pendidikan
Ferkenal Paulo Freire.
Pendidikan yang dikumandangkan oleh Freire ini yang juga dikenal
sebagai pendidikan pembebasan pendidikan adalah proses
pembebasan. Konsiensialisme yang dikumandangkan Freire merupakan
suatu pandangan pendidikan yang sangat mempunyai kadar politis
karena dihubungkan dengan situasi kehidupan politik terutama di
negara-negara Amerika Latin. Paulo Freire di dalam pendidikan
pembebasan melihat fungsi atau hakikat pendidikan sebagai
pembebasan manusia dari berbagai penindasan. Sekolah adalah
lembagasosialyang pada umumnya mempresentasi kekuatan-kekuatan
5 | Pengantar Pendidikan
sosial politik yang ada agar menjaga status quo hukum membebaskan
manusia dari tirani kekuasaan. Qua atau di dalam istilah Polo Freire
“kapitalisme yang licik”. Sekolah harus berfungsi membangkitkan
kesadaran bahwa manusia adalah bebas.
2. Pendekatan Holistik Integratif.
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses
pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-
lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun
metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan.
Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam
secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia
hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang
berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa
depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan.
Pendekatan reduksionisme terhadap hakikat pendidikan, maka
dirumuskan suatu pengertian operasional mengenai hakikat
pendidikan. Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh
kembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat,
membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional
dan global.
Rumusan operasional mengenai hakikat pendidikan tersebut di
atas mempunyai komponen-komponen sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan.
Proses berkesinambungan yang terus menerus dalam arti
adanya interaksi dalam lingkungannya. Lingkungan tersebut
berupa lingkungan manusia, lingkungan sosial, lingkungan
budayanya dan ekologinya. Proses pendidikan adalah proses
penyelamatan kehidupan sosial dan penyelamatan lingkungan
yang memberikan jaminan hidup yang berkesinambungan.
Proses pendidikan yang berkesinambungan berarti bahwa
manusia tidak pernah akan selesai.
2. Proses pendidikan berarti menumbuh kembangkan eksistensi
manusia.
Eksistensi atau keberadaan manusia adalah suatu
keberadaan interaktif. Eksistensi manusia selalu berarti dengan
hubungan sesama manusia baik yang dekat maupun dalam
ruang lingkup yang semakin luas dengan sesama manusia di
dalam planet bumi ini. Proses pendidikan bukan hanya
6 | Pengantar Pendidikan
mempunyai dimensi lokal tetapi juga berdimensi nasional dan
global.
3. Eksistensi manusia yang memasyarakat.
Proses pendidikan adalah proses mewujudkan eksistensi
manusia yang memasyarakat. Jauh Dewey mengatakan bahwa
tujuan pendidikan tidak berada di luar proses pendidikan itu
tetapi di dalam pendidikan sendiri karena sekolah adalah bagian
dari masyarakat itu sendiri. Apabila pendidikan di letakkan di
dalamtempatnya yang sebenarnya ialahsebagaibagianyang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia yang pada dasarnya adalah
kehidupan bermoral.
4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya.
Inti dari kehidupan bermasyarakat adalah nilai-nilai. Nilai-
nilai tersebut perlu dihayati, dilestarikan, dikembangkan dan
dilaksanakanoleh seluruh anggotamasyarakatnya. Penghayatan
dan pelaksanaan nilai-nilai yang hidup, keteraturan dan disiplin
para anggotanya. Tanpa keteraturan dan disiplin maka suatu
kesatuan hidup akan bubar dengan sendirinya dan berarti pula
matinya suatu kebudayaan.
5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-
dimensi waktu dan ruang.
Dengan dimensi waktu, proses tersebut mempunyai aspek-
aspek historisitas, kekinian dan visi masa depan. Aspek
historisitas berarti bahwa suatu masyarakat telah berkembang
di dalam proses waktu, yang menyejarah, berarti bahwa
kekuatan-kekuatan historis telah menumpuk dan berasimilasi di
dalam suatu proses kebudayaan. Proses pendidikan adalah
proses pembudayaan. Dan proses pembudayaan adalah proses
pendidikan.
Menggugurkan pendidikan dari proses pembudayaan
merupakan alienasi dari hakikat manusia dan dengan demikian
alienasi dari proses humanisasi. Alienasi proses pendidikan dari
kebudayaan berarti menjauhkan pendidikan dari perwujudan
nilai-nilai moral di dalam kehidupan manusia.
7 | Pengantar Pendidikan
B.2 Hakikat Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan secarasemantik menunjukkan padasuatu kegiatan atau
proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang
kepada orang lain. Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya
program, sistem, metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan
pendidikan ataau pengajaran.
Ada 3 pengerian hakikat pendidikan di dalam islam yaitu :
1. Ta’lim : Pembinaan/Pengarahan (Ilmu Pengetahuan)
2. Tarbiyah : Pengajaran
3. Ta’dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika)
Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang
terkandung didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga
istilahtersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang
lainnya berbeda. Beda istilah ta’lim mengesankan memberikan proses
pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah, proses
pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap
mental. Sementara istilah ta’dib proses pembinaan dan pengarahan
bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah
ta’dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan
estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan
martabat manusia.
C. Tujuan Pendidikan
Pada dasarnya, pendidikan di semua institusi dan tingkat pendidikan
mempunyai muara tujuan yang sama,yaitu ingin mengantarkan anak manusia
menjadi manusia paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas
dirinya sendiri dan lingkungannya. Dalam sistem pendidikan di Indonesia,
tujuan pendidikan tersebut secaraeksplisitdapatdilihat pada Undang-undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan undang-undang
tersebut.
Dalam UU Sisdiknas tersebut dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan tersebut kemudian diperinci dalam PP RI Nomor 19
Tahun 2005 tentang Stándar Nasional Pendidikan berdasarkan jenjang
8 | Pengantar Pendidikan
pendidikan. Tujuan pendidikan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan
kejuruan relatif sama hanya mempunyai penekanan yang berbeda-beda.
Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Di tingkat pendidikan dasar, yaitu SD dan SMP, tujuan pendidikan lebih
dititikberatkan pada upaya untuk mendasari hidupnya atau sebagai peletak
dasar nilai-nilaiyang diharapkan. DiSMA tujuan tersebut diorientasikan untuk
melanjutkan atau meningkatkan apa yang telah dicapai di tingkat dasar.
Tujuan pendidikan di SMK sudah memperhatikan vokasi-vokasi atau jenis-
jenis keterampilan yang diharapkan. Hal itu tampak pada tujuan pendidikan
yang berbunyi mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan
sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu,
teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Tujuan di perguruan
tinggi sudah komprehensif karena sudah mencakup ranah afeksi, psikomotor,
dan kognitif serta dilengkapi dengan kemampuan mandiri menjadi ilmuwan.
Secara umum tujuan pendidikan di Indonesia sudah mencakup tiga
ranah perkembangan manusia, yaitu perkembangan afektif, psikomotor, dan
kognitif. Tiga ranah ini harus dikembangkan secara seimbang, optimal, dan
integratif. Berimbang artinya ketiga ranah tersebut dikembangkan dengan
intensitas yang sama, proporsional dan tidak berat sebelah. Optimal
maksudnya dikembangkan secara maksimal sesuai dengan potensinya.
Integratif artinya pengembangan ketiga ranah tersebut dilakukan secara
terpadu.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan cita-cita
mencerdaskan kehidupan bangsa serta sejalan dengan visi pendidikan
nasional, Kemendiknas mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan Insan
Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). Yang
dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas
komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas
intelektual, dan cerdas kinestetis.
9 | Pengantar Pendidikan
D. Makna Peradaban Bangsa
Peradaban adalah bentuk budaya paling tinggi dari suatu kelompok
masyarakat yang dibedakan secaranyata dari makhluk-makhluk lainnya.Salah
satu upaya untuk membangun peradaban Bangsa Indonesia adalah melalui
pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang
mampu mengantarkan peserta didik memenuhi kebutuhannya, baik saat ini
maupun di masa yang akan datang. Kebutuhan peserta didik ini merupakan
atribut-atribut yang menjadi dasar standar mutu pendidikan. Atribut
kebutuhan peserta didik ini tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa: “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Atribut kebutuhan peserta didik itu dipertegas lagi dalam fungsi dan
Tujuan Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan
bagsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekaitan dengan atribut mutu pendidikan Daulat P. Tampubolon (2001:
122) menjelaskan bahwa atribut-atribut pokok mutu pendidikan adalah
sebagai berikut ini.
1. Relevansi yaitu kesesuaian dengan kebutuhan.
2. Efesiensi yaitu kehematan dalam penggunaan sumber daya (dana,
tenaga, waktu) untuk menghasilkan dan menyajikan jasa-jasa dari
lembaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
3. Efetivitas yaitu kesesuaian perencanaan dengan hasil yang dicapai, atau
ketepatan sistem, metode, dan atau proses/prosedur yang digunakan
untuk menghasilkan jasa yang direncanakan.
4. Akuntabilitas yaitu dapat tidaknya kinerja dan produk lembaga
pendidikan, termasuk perilaku para pengelola, dipertanggung jawabkan
secara agama, hukum, etika akademik, dan nilai budaya.
5. Kreativitas yaitu kemampuan lembaga pendidikan untuk mengadakan
inovasi, pembaharuan, atau menciptakan sesuatu yang sesuai dengan
perkembangan zaman, termasuk kemampuan evaluasi diri.
10 | Pengantar Pendidikan
6. Situasi menang-menang, suasana yang menyenangkan dan memotivasi
dalam lembaga pendidikan sehingga semua orang melaksanakan
tugasnya dengan senang hati, tulus, dan penuh semangat.
7. Penampilan, kerapian, kebersihan, keindahan, dan keharmonisan fisik
lembaga pendidikan, terutama para pengelola (pimpinan, pendidik,
pegawai administrasi), yang membuat situasi dan pelayanan semakin
menarik.
8. Empati, kemampuan lembaga pendidikan, khususnya para pengelola,
memberikan pelayanan sepenuh dan setulus hati kepada semua
pelanggannya.
9. Ketanggapan, kemampuan lembaga pendidikan, khususnya para
pengelola, dalam memperhatikan dan memberikan respons terhadap
keadaan serta kebutuhan pelanggan dengan cepat dan tepat.
10. Produktivitas, kemampuan lembaga pendidikan dan seluruh staf
pengelola untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan menurut rencana yang telah ditetapkan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
11. Kemampuan Akademik, penguasaan peserta didik atas bidang studi
yang diambilnya.
E. Pendidikan Sebagai Penyangga Peradaban Bangsa
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya pewarisan nilai,
yang akan menjadi penolong dan menuntun umat manusia dalam menjalani
kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan perdaban umat
manusia. Tanpa pendidikan maka diyakini manusia sekarang tidak berbeda
dengan generasi masa lampau yang dibanding dengan manusia masa
sekarang jelas sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-
proses merancang masa depannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan,
maju mundurnya baik buruknya beradaban suatu bangsa atau masyarakat
akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat
bangsa tertentu. Dalam kontek ini, maka kemajuan peradaban yang dicapai
umat manusia dewasa ini sudah barang tentu tidak terlepas dari peran-peran
pendidikannya. Dengan demikian pendidikan merupakan tumpuan setiap
bangsa dan meraih masa depannya.
Untuk membangun peradaban bangsa yang berdampak kepada
kehidupan bangsa yang cerdas, diperlukan manusia yang memiliki
kemampuan (intelektual, dan vokasional/professional) dan berkarakter
(berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab, dan
demokratis). Untuk itulah diperlukan suatu proses pendidikan yang bermakna
proses pembudayaan kemampuan, nilai, dan sikap. Membangun peradaban
11 | Pengantar Pendidikan
sebuah bangsa pada hakikatnya adalah pengembangan watak dan karakter
manusia unggul dari sisi intelektual, spiritual, emosional, dan fisikal yang
dilandasi oleh fitrah kemanusiaan. Fitrah adalah titik tolak kemuliaan
manusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau sebagai hasil proses
pendidikan.
Fungsi pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta
bertanggungjawab.
Adapun kriterianya adalah:
1. Pendidikan hendaknya ditekankan untuk membangun manusia dan
masyarakat Indonesia yang beradab, yang mempunyain indentitas,
berdasarkan budaya bangsa.
Untuk mencapai perlu didasarkan pada paradigma-paradigama baru
yang bertujuan untuk membentuk suatu masyarakat madani yang
dekokratis. Pendidikan harus bertolah dari pengembangan manusia yang
berbudaya dan berperadaban, merdeka bertaqwa, bermoral dan
berakhlak, berpengatahuan dan berketrampilan, inovatif dan kompotitif
sehingga dapat berkarya secara profesional dalam kehidupan global.
2. Pendidikan diarahkan kepada kemandirian
Hakikat kemandirian adalah kemampuan peserta didik membuat
keputusan bagi diri sendiri. Kemandirian berarti memperhitungkan semua
faktor yang relevan dalam menentukan arah tindakanyang terbaik bagi
semua yang berkepentingan, tidak ada ukuran baik buruk kalau orang
hanya memertimbangkan pandangan sendiri.
3. Pendidikan diarahkan untuk membentuk watak peradaban sebuah
bangsa yang beradab dan bermartabat.
Yusuf al-Qardlawi mengatakan peradaban adalah akumulasi
fenomena kemajuan materi, keilmuan, seni, sastra, dan sosial pada suatu
kelompok masyarakat, atau pada beberapa masyarakat yang mempunyai
kesamaan. Masyarakat Indonensia adalah masyarakat yang majemuk
namun mempunyai kesamaan yaitu bangsa dan Negara yang
berKetuhanan Yang Maha Esa. Falsafah peradaban bangsa Indonesia
mengandung unsur-unsur transendensi sebagai nilai-nilai bangsa yang
berbudaya dan beradab, bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kebenaran dan keadilan. Dan untuk membangun peradaban bangsa yang
12 | Pengantar Pendidikan
beradab diperlukan entitas social yang terdidik sebagai subyek
perubahannya. Manusia yang terdidik adalah mereka yang berilmu
pengetahuan, bertanggung jawab, penyayang dan tidak kasar.
4. Meningkatkan Profesionalisme Guru
Dalam konteks pembangunan sektor pendidikan, guru merupakan
pemegang peran yang amat sentral dalam proses pendidikan. Karena itu,
upaya meningkatkan profesionalisme para pendidik adalah suatu
keniscayaan. Guru harus mendapatkan program-program pelatihan
secara tersistem agar tetap memiliki profesionalisme yang tinggi dan siap
melakukan adopsi inovasi. Guru juga harus mendapatkan penghargaan
dan kesejahteraan yang layak atas pengabdian dan jasanya. Sehingga,
setiap inovasi dan pembaruan dalam bidang pendidikan dapat diterima
dan dijalaninya dengan baik.
5. Sifat pendidikan harus bersifat fungsional
Yaitu berfungsi untuk kepentingan kelembagaan masyarakat menuju
perkembangan kehidupan bangsa yang menyangkut pengembangan
pribadi dan watak bangsa.
Secara mendasar pengembangan bangsa tersebut dapat dilihat dan
difahami melalui proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia sedangkan
pancasila dan pembukaan UUD 1945 merupakan pandangan hidup,
keperibadian dan tujuan hidup nasional. Sedangkan penjabaran secara
konstitusionalnya dapat dilihat UUD 1945 dalamrangka mewujudkan cita-
cita nasional. Dari keseluruhan tersebut hanya dapat diwujudkan secara
konkrit dengan usaha pembangunan nasional baik lahir maupun batin.
Itulah semua yang menjadikan amanat bangsa Indonesia untuk
mengembangkan bangsanya, terutama melalui pendidikan nasional.
Pengembangan sumberdaya manusia adalah yang paling penting dan
utama jika dibandingkan dengan pengembangan sumber daya alamdemi
pembangunan bangsa, meskipun keduanya saling berkaitan. Maka
pengembangan sumber daya manusia pada hakekatnya adalah proses
kebudayaan.
Oleh karena itu pembangunan manusia seutuhnya perlu diwujudkan
dengan sebaik-baiknya sehingga diperlukan pendektan-pendekatan yang
baik. Untuk itu pendekatan yang dipakai dalam pendidikan nasional guna
pengembangan kebudayaan adalah pendekatan kultural. Pendidikan
kultural ini harus memperhatikan perkembangan sejarah dan kemajuan
bangsa, dengan memperhatikan ruang lingkup, baik secara nasional
maupun internasional.
13 | Pengantar Pendidikan
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Hakikat pendidikan adalah upaya sadar memanusiakan manusia muda
untuk mencapai kedewasaan atau menemukan jati dirinya yang
berlangsung seumur hidup atau sepanjang hayat.
2. Tujuan pendidikan adalah mengantarkan anak manusia menjadi manusia
paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri
dan lingkungannya.
B. Saran
Pengelola pendidikan harus memperhatikan hakikat manusia sebagai
subjek pendidikan. Kesalahan dalam memilih pendekatan pendidikan yang
tidak sesuai dengan hakikat manusia akan membawa kerusakan dan kesia-
siaan.
14 | Pengantar Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mediapustaka.com/2014/10/makalah-hakikat-pendidikan.html
http://rifkiadhazain.blogspot.co.id/2011/07/hakekat-sosial-dari-pendidikan.html
Din Wahyudi, Ishak Abduhak, Supriadi. 2001. “Pengantar Pendidikan”. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Contenu connexe

Tendances

Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
makalah observasi sekolah
makalah observasi sekolahmakalah observasi sekolah
makalah observasi sekolahHildadp
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Nico Prakasa
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docxNurhasanah213373
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniMichelle Rumawir
 
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...Ummu Nihayah
 
Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanRomi Dwi Syahri
 
Kata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisiKata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisisilvesterjhonda
 
Ilmu pengetahuan dan teknologi.ppt
Ilmu pengetahuan dan teknologi.pptIlmu pengetahuan dan teknologi.ppt
Ilmu pengetahuan dan teknologi.pptMELLY AMELIA
 
Dimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ipsDimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ipsAhmad Zainuddin
 
POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6ulpri
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Pancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan
Pancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuanPancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan
Pancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuanErwin Pasaribu
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfDelindaheaven
 
Pendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara LainPendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara Lainadindawn
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 

Tendances (20)

Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
makalah observasi sekolah
makalah observasi sekolahmakalah observasi sekolah
makalah observasi sekolah
 
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
Permasalahan Lingkungan Hidup Lokal, Nasional dan Global
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
13 strategi peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan mbs konsep mbs meru...
 
Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikan
 
Kata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisiKata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisi
 
Ilmu pengetahuan dan teknologi.ppt
Ilmu pengetahuan dan teknologi.pptIlmu pengetahuan dan teknologi.ppt
Ilmu pengetahuan dan teknologi.ppt
 
Dimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ipsDimensi dan struktur pendidikan ips
Dimensi dan struktur pendidikan ips
 
POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6POWER POINT KELOMPOK 6
POWER POINT KELOMPOK 6
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Ppt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasilaPpt filsafat pancasila
Ppt filsafat pancasila
 
Pancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan
Pancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuanPancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan
Pancasila sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan
 
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdfEksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
Eksplorasi Konsep Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.pdf
 
Pendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara LainPendidikan Multikultural di Negara Lain
Pendidikan Multikultural di Negara Lain
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 

Similaire à Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia

Similaire à Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia (20)

hakikat pendidikan.docx
hakikat pendidikan.docxhakikat pendidikan.docx
hakikat pendidikan.docx
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
makalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanmakalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikan
 
filsafat pendidikan
filsafat pendidikanfilsafat pendidikan
filsafat pendidikan
 
Makalah Aliran-Aliran Pendidikan (2).pdf
Makalah Aliran-Aliran Pendidikan (2).pdfMakalah Aliran-Aliran Pendidikan (2).pdf
Makalah Aliran-Aliran Pendidikan (2).pdf
 
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfPENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
 
Arti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanArti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikan
 
ILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKANILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKAN
 
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiTugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
 
Makalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanMakalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikan
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Makn pendidikan salin
Makn pendidikan   salinMakn pendidikan   salin
Makn pendidikan salin
 
Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modern
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2Makalah filsafat 2
Makalah filsafat 2
 
Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)Makalah filsafat 2 (2)
Makalah filsafat 2 (2)
 

Plus de Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (7)

Etologi
EtologiEtologi
Etologi
 
Manajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas PresentationManajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas Presentation
 
Manajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas PresentationManajemen Kelas Presentation
Manajemen Kelas Presentation
 
Sengketa Agraria
Sengketa AgrariaSengketa Agraria
Sengketa Agraria
 
Makalah Agama Islam
Makalah Agama IslamMakalah Agama Islam
Makalah Agama Islam
 
Power Point Agama Islam
Power Point Agama IslamPower Point Agama Islam
Power Point Agama Islam
 
Etika Pancasila
Etika PancasilaEtika Pancasila
Etika Pancasila
 

Dernier

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Dernier (20)

Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia

  • 1. i | Pengantar Pendidikan KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehinggakami dapat menyelesaikan makalah mengenai Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Singkawang, September 2015 Penyusun
  • 2. ii | Pengantar Pendidikan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .....................................................................................................i DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................................1 B. Tujuan ............................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................2 A. Pengantar Pendidikan.....................................................................................2 B. Hakikat Pendidikan .........................................................................................3 B.1 Pengertian Hakikat Pendidikan ............................................................3 B.2 Hakikat Pendidikan Menurut Islam ......................................................7 C. Tujuan Pendidikan .........................................................................................7 D. Makna Peradaban bangsa .............................................................................9 E. Pendidikan Sebagai Penyangga Peradaban Bangsa .....................................10 BAB III PENUTUP ....................................................................................................13 A. Kesimpulan ................................................................................................13 B. Saran ..........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................14
  • 3. 1 | Pengantar Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya Hakikat Pendidikan sangatlah luas. Hakikat Pendidikan bukanlah hanya sekedar pengertian serta definisipendidikan semata.Didalam Hakikat Pendidikan banyak hal menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti objek ilmu pendidikan dan macam-macam ilmu pendidikan. Hal-hal menarik inilah yang mendorong kami mempelajari lebih dalam mengenai Hakikat Pendidikan diluar tugas yang telah ditentukan. B. Tujuan Tujuan dari makalah Hakikat Pendidikan ini adalah untuk memberi pemahaman pada pembaca mengenai Hakikat Pendidikan serta hal-hal yang terkandung didalamnya.
  • 4. 2 | Pengantar Pendidikan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Makna Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutip beberapa definisi : 1. Raka Joni, Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbang antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidikan. 2. Langeveld, Pendidikan itu sebagaisuatuilmu pengetahuan praktis, karena ilmu itu membicarakan perbuatan atau perilaku manusia secara khusus, yaitu perbuatan mendidik, meskipun didalamnya terdapat banyak pembahasan mengenai hal-hal yang bersifat teoritis. 3. Garis Besar Haluan Negara, Usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dengan kemampuan didalam dan diluar sekolah, dan belangsung seumur hidup serta dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan yang diutarakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Usaha Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan. 2. Tujuan Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung. 3. Lingkungan Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur. 4. Kesengajaan Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
  • 5. 3 | Pengantar Pendidikan B. Hakikat Pendidikan B.1 Pengertian Hakikat Pendidikan Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan. Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok besar yaitu : 1. Pendekatan Redaksional Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalamkhazanah ilmu pendidikan. Dalamhal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut : 1. Pendekatan Pedagogis/Pedagogisme. Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja. 2. Pendekatan Filosofis. Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri. 3. Pendekatan Religius/Religionisme. Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir- pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
  • 6. 4 | Pengantar Pendidikan 4. Pendekatan Psikologis/Psikologisme. Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akanilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja. 5. Pendekatan Negativis/Negativism. Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut. 6. Pendekatan Sosiologis. Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu. Peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah perkembangan manusia kita lihat bahwa tuntutan masyarakat tidak selalu etis. Versi yang lain dari pandangan ini ialah develop mentalisme. Proses pendidikan diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut dan tidak jarang nilai-nilai kemanusiaan disubordinasikan untuk mencapai target pembangunan. Pengalaman pembangunan Indonesia selama Orde Baru telah mengarah kepada paham developmentalisme yang menekan kepada pencapaian pertumbuhan yang tinggi, target pemberantasan buta huruf, target pelaksanaan wajib belajar 9 dan 12 tahun. Salah satu pandangan sosiologisme yang sangat populer adalah konsiensialisme yang dikumandangkan oleh ahli pikir pendidikan Ferkenal Paulo Freire. Pendidikan yang dikumandangkan oleh Freire ini yang juga dikenal sebagai pendidikan pembebasan pendidikan adalah proses pembebasan. Konsiensialisme yang dikumandangkan Freire merupakan suatu pandangan pendidikan yang sangat mempunyai kadar politis karena dihubungkan dengan situasi kehidupan politik terutama di negara-negara Amerika Latin. Paulo Freire di dalam pendidikan pembebasan melihat fungsi atau hakikat pendidikan sebagai pembebasan manusia dari berbagai penindasan. Sekolah adalah lembagasosialyang pada umumnya mempresentasi kekuatan-kekuatan
  • 7. 5 | Pengantar Pendidikan sosial politik yang ada agar menjaga status quo hukum membebaskan manusia dari tirani kekuasaan. Qua atau di dalam istilah Polo Freire “kapitalisme yang licik”. Sekolah harus berfungsi membangkitkan kesadaran bahwa manusia adalah bebas. 2. Pendekatan Holistik Integratif. Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga- lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal. Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan. Pendekatan reduksionisme terhadap hakikat pendidikan, maka dirumuskan suatu pengertian operasional mengenai hakikat pendidikan. Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global. Rumusan operasional mengenai hakikat pendidikan tersebut di atas mempunyai komponen-komponen sebagai berikut : 1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan. Proses berkesinambungan yang terus menerus dalam arti adanya interaksi dalam lingkungannya. Lingkungan tersebut berupa lingkungan manusia, lingkungan sosial, lingkungan budayanya dan ekologinya. Proses pendidikan adalah proses penyelamatan kehidupan sosial dan penyelamatan lingkungan yang memberikan jaminan hidup yang berkesinambungan. Proses pendidikan yang berkesinambungan berarti bahwa manusia tidak pernah akan selesai. 2. Proses pendidikan berarti menumbuh kembangkan eksistensi manusia. Eksistensi atau keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif. Eksistensi manusia selalu berarti dengan hubungan sesama manusia baik yang dekat maupun dalam ruang lingkup yang semakin luas dengan sesama manusia di dalam planet bumi ini. Proses pendidikan bukan hanya
  • 8. 6 | Pengantar Pendidikan mempunyai dimensi lokal tetapi juga berdimensi nasional dan global. 3. Eksistensi manusia yang memasyarakat. Proses pendidikan adalah proses mewujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat. Jauh Dewey mengatakan bahwa tujuan pendidikan tidak berada di luar proses pendidikan itu tetapi di dalam pendidikan sendiri karena sekolah adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Apabila pendidikan di letakkan di dalamtempatnya yang sebenarnya ialahsebagaibagianyang tak terpisahkan dari kehidupan manusia yang pada dasarnya adalah kehidupan bermoral. 4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya. Inti dari kehidupan bermasyarakat adalah nilai-nilai. Nilai- nilai tersebut perlu dihayati, dilestarikan, dikembangkan dan dilaksanakanoleh seluruh anggotamasyarakatnya. Penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai yang hidup, keteraturan dan disiplin para anggotanya. Tanpa keteraturan dan disiplin maka suatu kesatuan hidup akan bubar dengan sendirinya dan berarti pula matinya suatu kebudayaan. 5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi- dimensi waktu dan ruang. Dengan dimensi waktu, proses tersebut mempunyai aspek- aspek historisitas, kekinian dan visi masa depan. Aspek historisitas berarti bahwa suatu masyarakat telah berkembang di dalam proses waktu, yang menyejarah, berarti bahwa kekuatan-kekuatan historis telah menumpuk dan berasimilasi di dalam suatu proses kebudayaan. Proses pendidikan adalah proses pembudayaan. Dan proses pembudayaan adalah proses pendidikan. Menggugurkan pendidikan dari proses pembudayaan merupakan alienasi dari hakikat manusia dan dengan demikian alienasi dari proses humanisasi. Alienasi proses pendidikan dari kebudayaan berarti menjauhkan pendidikan dari perwujudan nilai-nilai moral di dalam kehidupan manusia.
  • 9. 7 | Pengantar Pendidikan B.2 Hakikat Pendidikan Menurut Islam Pendidikan secarasemantik menunjukkan padasuatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan ataau pengajaran. Ada 3 pengerian hakikat pendidikan di dalam islam yaitu : 1. Ta’lim : Pembinaan/Pengarahan (Ilmu Pengetahuan) 2. Tarbiyah : Pengajaran 3. Ta’dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika) Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilahtersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta’lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah, proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental. Sementara istilah ta’dib proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah ta’dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia. C. Tujuan Pendidikan Pada dasarnya, pendidikan di semua institusi dan tingkat pendidikan mempunyai muara tujuan yang sama,yaitu ingin mengantarkan anak manusia menjadi manusia paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, tujuan pendidikan tersebut secaraeksplisitdapatdilihat pada Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan undang-undang tersebut. Dalam UU Sisdiknas tersebut dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan tersebut kemudian diperinci dalam PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Stándar Nasional Pendidikan berdasarkan jenjang
  • 10. 8 | Pengantar Pendidikan pendidikan. Tujuan pendidikan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan kejuruan relatif sama hanya mempunyai penekanan yang berbeda-beda. Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Di tingkat pendidikan dasar, yaitu SD dan SMP, tujuan pendidikan lebih dititikberatkan pada upaya untuk mendasari hidupnya atau sebagai peletak dasar nilai-nilaiyang diharapkan. DiSMA tujuan tersebut diorientasikan untuk melanjutkan atau meningkatkan apa yang telah dicapai di tingkat dasar. Tujuan pendidikan di SMK sudah memperhatikan vokasi-vokasi atau jenis- jenis keterampilan yang diharapkan. Hal itu tampak pada tujuan pendidikan yang berbunyi mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Tujuan di perguruan tinggi sudah komprehensif karena sudah mencakup ranah afeksi, psikomotor, dan kognitif serta dilengkapi dengan kemampuan mandiri menjadi ilmuwan. Secara umum tujuan pendidikan di Indonesia sudah mencakup tiga ranah perkembangan manusia, yaitu perkembangan afektif, psikomotor, dan kognitif. Tiga ranah ini harus dikembangkan secara seimbang, optimal, dan integratif. Berimbang artinya ketiga ranah tersebut dikembangkan dengan intensitas yang sama, proporsional dan tidak berat sebelah. Optimal maksudnya dikembangkan secara maksimal sesuai dengan potensinya. Integratif artinya pengembangan ketiga ranah tersebut dilakukan secara terpadu. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa serta sejalan dengan visi pendidikan nasional, Kemendiknas mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). Yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis.
  • 11. 9 | Pengantar Pendidikan D. Makna Peradaban Bangsa Peradaban adalah bentuk budaya paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat yang dibedakan secaranyata dari makhluk-makhluk lainnya.Salah satu upaya untuk membangun peradaban Bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu mengantarkan peserta didik memenuhi kebutuhannya, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Kebutuhan peserta didik ini merupakan atribut-atribut yang menjadi dasar standar mutu pendidikan. Atribut kebutuhan peserta didik ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Atribut kebutuhan peserta didik itu dipertegas lagi dalam fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bagsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekaitan dengan atribut mutu pendidikan Daulat P. Tampubolon (2001: 122) menjelaskan bahwa atribut-atribut pokok mutu pendidikan adalah sebagai berikut ini. 1. Relevansi yaitu kesesuaian dengan kebutuhan. 2. Efesiensi yaitu kehematan dalam penggunaan sumber daya (dana, tenaga, waktu) untuk menghasilkan dan menyajikan jasa-jasa dari lembaga pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. 3. Efetivitas yaitu kesesuaian perencanaan dengan hasil yang dicapai, atau ketepatan sistem, metode, dan atau proses/prosedur yang digunakan untuk menghasilkan jasa yang direncanakan. 4. Akuntabilitas yaitu dapat tidaknya kinerja dan produk lembaga pendidikan, termasuk perilaku para pengelola, dipertanggung jawabkan secara agama, hukum, etika akademik, dan nilai budaya. 5. Kreativitas yaitu kemampuan lembaga pendidikan untuk mengadakan inovasi, pembaharuan, atau menciptakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan zaman, termasuk kemampuan evaluasi diri.
  • 12. 10 | Pengantar Pendidikan 6. Situasi menang-menang, suasana yang menyenangkan dan memotivasi dalam lembaga pendidikan sehingga semua orang melaksanakan tugasnya dengan senang hati, tulus, dan penuh semangat. 7. Penampilan, kerapian, kebersihan, keindahan, dan keharmonisan fisik lembaga pendidikan, terutama para pengelola (pimpinan, pendidik, pegawai administrasi), yang membuat situasi dan pelayanan semakin menarik. 8. Empati, kemampuan lembaga pendidikan, khususnya para pengelola, memberikan pelayanan sepenuh dan setulus hati kepada semua pelanggannya. 9. Ketanggapan, kemampuan lembaga pendidikan, khususnya para pengelola, dalam memperhatikan dan memberikan respons terhadap keadaan serta kebutuhan pelanggan dengan cepat dan tepat. 10. Produktivitas, kemampuan lembaga pendidikan dan seluruh staf pengelola untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan menurut rencana yang telah ditetapkan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 11. Kemampuan Akademik, penguasaan peserta didik atas bidang studi yang diambilnya. E. Pendidikan Sebagai Penyangga Peradaban Bangsa Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya pewarisan nilai, yang akan menjadi penolong dan menuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan perdaban umat manusia. Tanpa pendidikan maka diyakini manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi masa lampau yang dibanding dengan manusia masa sekarang jelas sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses- proses merancang masa depannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, maju mundurnya baik buruknya beradaban suatu bangsa atau masyarakat akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tertentu. Dalam kontek ini, maka kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini sudah barang tentu tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya. Dengan demikian pendidikan merupakan tumpuan setiap bangsa dan meraih masa depannya. Untuk membangun peradaban bangsa yang berdampak kepada kehidupan bangsa yang cerdas, diperlukan manusia yang memiliki kemampuan (intelektual, dan vokasional/professional) dan berkarakter (berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab, dan demokratis). Untuk itulah diperlukan suatu proses pendidikan yang bermakna proses pembudayaan kemampuan, nilai, dan sikap. Membangun peradaban
  • 13. 11 | Pengantar Pendidikan sebuah bangsa pada hakikatnya adalah pengembangan watak dan karakter manusia unggul dari sisi intelektual, spiritual, emosional, dan fisikal yang dilandasi oleh fitrah kemanusiaan. Fitrah adalah titik tolak kemuliaan manusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau sebagai hasil proses pendidikan. Fungsi pendidikan menurut UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab. Adapun kriterianya adalah: 1. Pendidikan hendaknya ditekankan untuk membangun manusia dan masyarakat Indonesia yang beradab, yang mempunyain indentitas, berdasarkan budaya bangsa. Untuk mencapai perlu didasarkan pada paradigma-paradigama baru yang bertujuan untuk membentuk suatu masyarakat madani yang dekokratis. Pendidikan harus bertolah dari pengembangan manusia yang berbudaya dan berperadaban, merdeka bertaqwa, bermoral dan berakhlak, berpengatahuan dan berketrampilan, inovatif dan kompotitif sehingga dapat berkarya secara profesional dalam kehidupan global. 2. Pendidikan diarahkan kepada kemandirian Hakikat kemandirian adalah kemampuan peserta didik membuat keputusan bagi diri sendiri. Kemandirian berarti memperhitungkan semua faktor yang relevan dalam menentukan arah tindakanyang terbaik bagi semua yang berkepentingan, tidak ada ukuran baik buruk kalau orang hanya memertimbangkan pandangan sendiri. 3. Pendidikan diarahkan untuk membentuk watak peradaban sebuah bangsa yang beradab dan bermartabat. Yusuf al-Qardlawi mengatakan peradaban adalah akumulasi fenomena kemajuan materi, keilmuan, seni, sastra, dan sosial pada suatu kelompok masyarakat, atau pada beberapa masyarakat yang mempunyai kesamaan. Masyarakat Indonensia adalah masyarakat yang majemuk namun mempunyai kesamaan yaitu bangsa dan Negara yang berKetuhanan Yang Maha Esa. Falsafah peradaban bangsa Indonesia mengandung unsur-unsur transendensi sebagai nilai-nilai bangsa yang berbudaya dan beradab, bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dan untuk membangun peradaban bangsa yang
  • 14. 12 | Pengantar Pendidikan beradab diperlukan entitas social yang terdidik sebagai subyek perubahannya. Manusia yang terdidik adalah mereka yang berilmu pengetahuan, bertanggung jawab, penyayang dan tidak kasar. 4. Meningkatkan Profesionalisme Guru Dalam konteks pembangunan sektor pendidikan, guru merupakan pemegang peran yang amat sentral dalam proses pendidikan. Karena itu, upaya meningkatkan profesionalisme para pendidik adalah suatu keniscayaan. Guru harus mendapatkan program-program pelatihan secara tersistem agar tetap memiliki profesionalisme yang tinggi dan siap melakukan adopsi inovasi. Guru juga harus mendapatkan penghargaan dan kesejahteraan yang layak atas pengabdian dan jasanya. Sehingga, setiap inovasi dan pembaruan dalam bidang pendidikan dapat diterima dan dijalaninya dengan baik. 5. Sifat pendidikan harus bersifat fungsional Yaitu berfungsi untuk kepentingan kelembagaan masyarakat menuju perkembangan kehidupan bangsa yang menyangkut pengembangan pribadi dan watak bangsa. Secara mendasar pengembangan bangsa tersebut dapat dilihat dan difahami melalui proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia sedangkan pancasila dan pembukaan UUD 1945 merupakan pandangan hidup, keperibadian dan tujuan hidup nasional. Sedangkan penjabaran secara konstitusionalnya dapat dilihat UUD 1945 dalamrangka mewujudkan cita- cita nasional. Dari keseluruhan tersebut hanya dapat diwujudkan secara konkrit dengan usaha pembangunan nasional baik lahir maupun batin. Itulah semua yang menjadikan amanat bangsa Indonesia untuk mengembangkan bangsanya, terutama melalui pendidikan nasional. Pengembangan sumberdaya manusia adalah yang paling penting dan utama jika dibandingkan dengan pengembangan sumber daya alamdemi pembangunan bangsa, meskipun keduanya saling berkaitan. Maka pengembangan sumber daya manusia pada hakekatnya adalah proses kebudayaan. Oleh karena itu pembangunan manusia seutuhnya perlu diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga diperlukan pendektan-pendekatan yang baik. Untuk itu pendekatan yang dipakai dalam pendidikan nasional guna pengembangan kebudayaan adalah pendekatan kultural. Pendidikan kultural ini harus memperhatikan perkembangan sejarah dan kemajuan bangsa, dengan memperhatikan ruang lingkup, baik secara nasional maupun internasional.
  • 15. 13 | Pengantar Pendidikan BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan 1. Hakikat pendidikan adalah upaya sadar memanusiakan manusia muda untuk mencapai kedewasaan atau menemukan jati dirinya yang berlangsung seumur hidup atau sepanjang hayat. 2. Tujuan pendidikan adalah mengantarkan anak manusia menjadi manusia paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan lingkungannya. B. Saran Pengelola pendidikan harus memperhatikan hakikat manusia sebagai subjek pendidikan. Kesalahan dalam memilih pendekatan pendidikan yang tidak sesuai dengan hakikat manusia akan membawa kerusakan dan kesia- siaan.
  • 16. 14 | Pengantar Pendidikan DAFTAR PUSTAKA http://www.mediapustaka.com/2014/10/makalah-hakikat-pendidikan.html http://rifkiadhazain.blogspot.co.id/2011/07/hakekat-sosial-dari-pendidikan.html Din Wahyudi, Ishak Abduhak, Supriadi. 2001. “Pengantar Pendidikan”. Jakarta: Universitas Terbuka.