SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  14
TUGAS KELOMPOK
MAKALAH
PAJAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN
Disusun Oleh
KELOMPOK 8
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
ANDI SYUKRON FADILLAH 1196140058
MULYANA 1396140002
ANDI AYU SAPUTRI 1396140003
JUSNIH 1396141009
AKDIN 1396141012
FITRAYANTI. F 1396142015
VIVIE AFRIANI. S 1396142028
HASNAH 1396142030
1.1. PEMBAHASAN
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PERPAJAKAN
Dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar istilah pajak, namun
pengertian yang sesungguhnya masih belum jelas artinya. Dalam Undang Undang
Nomor 28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga UU Nomor 6 tahun 1983 yakni
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dinyatakan bahwa pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang
ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak:
1. dipungut oleh negara (baik pemerintah pusat maupun daerah). Iuran tersebut
berupa uang yang dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan
perbuatan yang memberikan manfaat tertentu bagi seseorang.
2. dipungut/dipotong berdasarkan dengan kekuatan Undang Undang serta aturan
pelaksanaannya.
3. dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi
langsung dan dapat ditunjuk.
4. diperuntukkan bagi pengeluaran pembayaran pemerintah yang bermanfaat
bagi kemakmuran rakyat.
Disamping pemungutan pajak, pemerintah juga melakukan berbagai pungutan
lain, yaitu retribusi, sumbangan, bea, dan cukai.
1. Retribusi adalah iuran kepada pemerintah daerah yang dapat dipaksakan dan
memperoleh jasa timbal balik secara langsung dan dapat ditunjuk. Contoh
tiket masuk objek wisata.
2. Sumbangan ialah iuran kepada pemerintah yang tidak dapat dipaksakan yang
ditujukan kepada golongan tertentu dan dimanfaatkan untuk golongan
tertentu pula contoh: sumbangan bencana alam.
3. Bea adalah pungutan yang dikenakan atas suatu kejadian atau perbuatan yang
berupa lalu lintas barang dan perbuatan lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Contoh: bea masuk, bea keluar dan bea balik nama.
4. Cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang
mempunyai sifat sebagaimana ditetapkan dalam Undang Undang dan hanya
pada golongan tertentu dan yang membayar tidak mendapatkan prestasi imbal
balik secara langsung. Contoh: cukai tembakau (sigaret, cerutu, rokok daun,
tembakau iris), cukai etil alkohol/etanol dan cukai minuman mengandung
alkohol.
A. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak yaitu:
1. Fungsi penerimaan (budgetair) yaitu pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi pengatur (regulerend) yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
B. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hanmbatan atau perlawanan,
maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang Undang
dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan
di antaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta
disesusikan dengan kemampuan masing-masing, sedang adil dalam
pelaksanaan yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk
mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran, dan mengajukan
banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang Undang ( Syarat Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan
bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang. Hal ini memberikan jaminan
hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya
3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat
4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan
sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah
dipenuhi oleh undang undang perpajakan yang baru.
C. Pengelompokkan Pajak
Pajak dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu:
1. Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh: Pajak Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai
2. Menurut sifatnya
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau bersandarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.
Contoh: Pajak Penghasilan.
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
3. Menurut pemungut dan pengelolanya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan
Bea Meterai. Mulai tahun 2012 PBB dikelola oleh daerah.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh:
1. Pajak Daerah Tingkat I :pajak kendaaan bermotor dan kendaraan
di atas air, bea balik nama kendaaan bermotor dan kendaraan di
atas air, pajak pengambilan dan pemanfaatan air tanah dan air
permukaan.
2. Pajak Daerah Tingkat II: pajak hotel dan restoran, pajak reklame,
pajak hiburan, pajak penerangan jalan.
D. Sistem Pemungutan Pajak
Ada tiga sistem pemungutan pajak, yaitu Official Assessment System, Self
Assessment System, dan With Holding Assessment System.
1. Official Assessment System, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Adapun ciri-ciri sistem ini
adalah:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus,
b. Wajib pajak bersifat pasif,
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
oleh fiskus.
2. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya
pajak terutang. Adapun ciri-ciri sistem ini adalah:
a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib
pajak yang terutang,
b. Fiskus tidak ikut campur tetapi hanya mengawasi.
3. With Holding Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan
bukan wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak terutang. Adapun
ciri-ciri sistem ini adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang ada pada pihak ketiga selain fiskus dan wajib pajak.
E. Subyek dan Obyek Pajak
1. Subyek Pajak
Orang, Badan Hukum dan Warisan yang belum terbagi.
2. Obyek Pajak
Sesuatu yang dikenakan pajak, antara lain; Penghasilan, Penyerahan
barang dan atau jasa, Pengalihan atau perolehan hak atas aktiva,
Kekayaan tertentu yang dikenakan pajak, Dokumen.
F. Tarif Pajak
Secara struktural menurut tarif pajak dibagi dalam empat jenis yaitu;
1. Tarif proporsional (a proportional tax rate structure) yaitu tarif pajak
yang presentasenya tetap meskipun terjadi perubahan dasar pengenaan
pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
2. Tarif regresif / tetap (a regresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan
selalu tetap sesuai peraturan yang telah ditetapkan.
3. Tarif progresif (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan
semakin naik sebanding dengan naiknya dasar pengenaan pajak. Contoh
Pajak Pengahsilan.
4. Tarif degresif ( a degresive tax rate structure) yaitu kenaikan persentase
tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya
semakin meningkat.
Tarif Pajak yang berlaku untuk Pajak Penghasilan di Indonesia adalah
tarif progressif sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-undang Pajak
Penghasilan. Sedangkan untuk Pajak Pertambahan Nilai berlaku tarif pajak
proporsional yaitu 10%.
PERANAN PAJAK
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan. Karena pajak merupakan sumber
pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan.
A. Peranan Pajak dalam Pembangunan
Pajak merupakan modal dasar pembangunan. Pada saat pemerintah
melakukan belanja barang dan jasa terjadi aliran pendapatan dari pemerintah
ke dalam masyarakat. Termasuk juga dalam hal ini beberapa multiplier effect
dalam bentuk, misalnya employment creation dan peningkatan output.
Kenaikan pendapatan masyarakat ini akan merangsang peningkatan
permintaan dan dalam kondisi penawaran yang relatif terbatas akan terjadi
kecenderungan kenaikan harga (untuk selanjutnya mengarah pada inflasi).
Dalam situasi seperti ini sebagian dari pendapatan masyarakat yang
meningkat itu diambil oleh pemerintah melalui pajak untuk membiayai defisit
anggaran berikutnya. Hal inilah yang dikatakan sebagai forced saving, yang
selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembentukan modal.
Adanya pajak pula sebagai upaya untuk mengatur alokasi pendapatan
masyarakat. Dengan menarik pajak sesuai mekanismenya, maka pemerintah
dapat mengalokasikan pendapatan pada upaya-upaya investasi yang dapat
dinikmati banyak orang. Dengan tersedianya banyak investasi, maka akan
timbul lapangan pekerja. Sehingga secara tidak langsung pemerintah telah
melakukan realokasi dan redistribusi pendapatan. Jadi secara tidak langsung
adanya penarikan pajak yang tepat akan membuka peluang bagi kemakmuran
masyarakat serta menjaga stabilitas dengan penciptaan lapangan kerja.
PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN
A. Pengaruh Pajak Terhadap Produksi, yang terbagi atas:
1. Pengaruh Pajak Terhadap Produksi Sebagai Keseluruhan
Pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan dapat dibagi
menjadi;
1) Pengaruh pajak terhadap kemampuan untuk bekerja, menabung dan
berinvestasi.
Kemampuan setiap orang untuk bekerja akan berkurang apabila ia
dikenai pajak yang dapat mengurangi efisiensi kerjanya.
Kemampuan untuk mengadakan tabungan jelas akan berkurang
dengan adanya pajak yang dikenakan pada wajib pajak. Orang yang
terkena pajak pendapatan kemampuannya untuk menabung akan
berkurang sebesar marginal propensity to save (MPS) nya dikalikan
dengan besarnya pajak yang dikenakan. Bagi orang-orang yang
tergolong mempunyai penghasilan yang rendah, pengenaan pajak
tidak akan mengurangi kemampuannya untuk menabung, karena
memang biasanya mereka sudah tidak mempunyai tabungan
walaupun belum dikenakan pajak. Pajak yang dikenakan pada
golongan yang berpenghasilan tinggi akan mengurangi
kemampuannya untuk menabung. Kemampuan untuk mengadakan
investasi akan berkurang dengan adanya pajak yang mengurangi
kemampuan untuk mengadakan tabungan. Karena tabungan adalah
sumber dana untuk investasi, maka kemampuan untuk mengadakan
investasi akan berkurang bila kemampuan untuk menabung
berkurang dengan adanya pajak.
2) Pengaruh pajak terhadap kemauan untuk bekerja, menabung dan
berinvestasi.
Pada umumnya dianggap bahwa pajak mempunyai pengaruh yang
bersifat disinsentif artinya ialah mengurangi keinginan untuk
bekerja, menabung, dan mengadakan investasi dari wajib pajak.
Untuk pajak pada umumnya dimisalkan bahwa ada penghapusan
pemungutan pajak, sedangkan pengeluaran pemerintah tetap
dipertahankan. Kemudian pemerintah menutup semua pengeluaran-
pengeluaranya dari sumber penerimaan yang lain. Misalnya dari
perusahaan Negara atau dari hadiah dari luar negeri. Bila hal itu
berlangsung secara permanen, wajib pajak akan merasa lebih senang
karena tidak membayar pajak dan merasa hidupnya akan lebih
mudah. Dengan tidak membayar pajak, para wajib pajak yang
semula membayar pajak merasa bahwa penghasilannya yang siap
untuk dikonsumsikan (disposable income) menjadi bertambah besar.
Hal ini menyebabkan orang cenderung untuk kurang giat bekerja.
Tetapi bagi mereka yang masih berada pada golongan penghasilan
yang relative rendah, dengan tidak adanya pajak yang dikenakan atas
mereka menyebabkan mereka cenderung menambah tabungannya
secara absolute juga akan menambah konsumsinya untuk
memperbaiki standar hidupnya. Dengan adanya kemungkinan
tabungan yang menjadi lebih banyak maka investasi kemungkinan
juga akan bertambah. Bagi sebagian besar orang, pajak bukan
menimbulkan suatu disinsentif untuk bekerja, melainkan justru
sebaliknya menimbulkan suatu insentif untuk bekerja yaitu
menyebabkan mereka lebih giat daripada kalau tidak ada atau
sebelum adanya pajak. Sedangkan pajak dapat menimbulkan adanya
suatu disinsentif baik untuk mengadakan tabungan maupun untuk
mengadakan investasi.
2. Pengaruh Pajak Terhadap Komposisi Produksi
Pajak dapat digunakan sebagai pendorong pada pelaku ekonomi untuk
melakukan aktifitas tertentu dengan memberikan insentif-insentif.
Penerapan insentif pajak pada suatu daerah tertentu menimbulkan adanya
beberapa alternative pilihan yang dapat diambil oleh para pelaku
ekonomi.
Dengan kata lain, pajak dapat menyebabkan pergeseran penggunaan
factor-faktor produksi. Pergeseran yang dimaksud adalah dengan
mengubah pola produksi sehingga menghasilkan barang-barang yang
lebih rendah biaya produksinya akibat tarif pajak yang lebih kecil atau
beralih produksi. Sebagai contoh,perusahaan dapat saja mengurangi
produksi barang-barang yang merupakan objek pajak dan menigkatkan
produksi barang lain yang masih belum merupakan kategori barang kena
pajak. Perusahaan lain dapat saja berpindah lokasi industry dari suatu
tempat yang mengenakan pajak yang tinggi ke tempat yang memberikan
insentif pajak.
Seberapa jauh pengaruh pajak terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi dipengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang-barang yang
dihasilkan. Barang-barang yang tingkat permintaannya inelastis
sempurna tidak akan terpengaruh dengan adanya pengenaan pajak.
Konsumen akan membayar seluruh beban pajak yang ditambahkan pada
harga barang. Sebaliknya jika elastisitas permintaan barang adalah
sempurna, perusahaan tidak dapat mengalihkan beban pajaknya pada
harga barang. Sehingga disarankan untuk barang-barang yang memiliki
elastisitas tinggi, dikenakan pajak yang ringan.
B. Pengaruh Pajak Terhadap Distribusi Pendapatan
Tujuan pembangunan suatu negara pada umumnya adalah peningkatan
pendapatan per kapita nasional, penciptaan lapangan kerja, dan distribusi
pendapatan yang merata dan keseimbangan dalam neraca pembayaran
internasional. Secara teori, semakin tinggi pendapatan seseorang semakin
tinggi pula persentase pendapatan yang ditabung. Dari kelompok-kelompok
kaya inilah diharapkan sejumlah dana tabungan yang dapat digunakan untuk
investasi. Menurut pengertian ini pendapatan nasional yang dikenai pajak
akan banyak mempengaruhi turunnya jumlah tabungan masyarakat, bukan
pada porsi pendapatan yang dikonsumsi yang diasumsikan tetap. Tetapi pada
kenyataannya keadaan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia,
pola konsumsi masih cenderung lebih tinggi dari pola konsumsi masyarakat
di negara-negara maju. sehingga sulit didapatkan dana tabungan masyarakat.
Penarikan dana masyarakat secara sukarela dengan iming-iming bunga yang
tinggi pada akhirnya juga berpengaruh pada tingkat inflasi nasional.
Berdasarkan kenyataan tersebut, kebijakan perpajakan di Indonesia lebih
banyak diterapkan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan di masyarakat.
Hal ini dilakukan untuk menerapkan tarif pajak progresif dan minimum
pendapatan yang dapat dikenakan pajak. Kelemahan dari tarif pajak progresif
adalah menekan pada kelompok-kelompok kaya pemilik modal sehingga
mereka malas bekerja, menabung dan melakukan investasi.
C. Pengaruh Pajak Terhadap Keinginan Untuk Bekerja
Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan dengan persentase yang lebih
tinggi dengan semakin tingginya taxable capacity. Rata-rata tingkat pajak
(average tax rate) akan meningkat untuk setiap dasar pajak (tax base). Jika
pajak progresif dikenakan pada pendapatan kerja maka tenaga kerja tersebut
akan berkurang keinginannya untuk bekerja, karena apabila penghasilannya
bertambah maka sebagian besar hanya akan dipungut oleh pemerintah saja.
Jadi, pajak progresif akan mengurangi insentif kerja.
Pajak regresif merupakan pajak dengan perkembangan yang kurang
sebanding dengan perkembangan taxable capacity. Dengan bertambahnya
taxable capacity, persentase pajak yang harus dibayar menjadi semakin kecil
atau average taxrate menurun pada setiap peningkatan taxbase. Pajak regresif
akan menambah insentif kerja karena dengan semakin tingginya penghasilan
yang diperoleh, maka pajak yang harus dibayarnya semakin rendah
persentasenya. Para pekerja akan lebih giat agar memperoleh penghasilan
yang lebih besar dan dengan demikian pajak yang harus dibayarnya menjadi
semakin kecil persentasenya. Akibat yang timbul dari pajak penghasilan
dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pemilihan Lapangan Kerja
Pajak penghasilan dapat mempengaruhi alokasi sumber daya dengan
mengubah penawaran tenaga kerja relatif terhadap perbedaan
pendapatannya.
b. Tabungan
Tingkat hasil yang diharapkan (rate of return) dari tabungan merupakan
bagian dari pendapatan dan oleh karenanya dikenakan pajak. Secara
kuantitatif pengaruh pajak terhadap tabungan belum diketahui tetapi
apabila kurva tabungan adalah seperti kurva penawaran tenaga kerja
(labour supply curve) yaitu inelastis, karena income effect dan substitution
effect disatukan dengan adanya perubahan hasil maka pengaruh kuantitatif
pajak penghasilan terhadap tabungan nampaknya tidak begitu berarti.
2.1. KESIMPULAN
Perlu disadari bahwa pajak mempunyai pengaruh terhadap ekonomi.
Pada umumnya kemauan untuk bekerja itu akan terpengaruh oleh pengenaan
pajak bila pajak itu dikenakan terhadap penghasilan wajib pajak. Kemampuan
kerja yang menurun akan menurunkan tingkat penghasilan lebih jauh lagi dan
akan mempunyai dampak terhadap kegiatan-kegiatan lainnya terutama dalam
bentuk penurunan konsumsi barang-barang dan jasa yang lain. Namun demikian
pada umumnya kemampuan kerja wajib pajak itu akan dipertahankan oleh wajib
pajak itu sendiri.
Kemampuan untuk menabung berkurang karena bagian pendapatan yang
dikonsumsikan mungkin bertambah dengan adanya pajak-pajak. Pengenaan pajak
akan meningkatkan bagian pendapatan yang dikonsumsikan. Misalnya pengenaan
pajak kendaraan bermotor, pengenaan PBB, pengenaan pajak hiburan, pengenaan
pajak-pajak lainnya akan meningkatkan beban yang harus ditanggung oleh wajib
pajak. Dengan tingkat pendapatan yang sama berarti pengenaan pajak akan
mengurangi bagian pendapatan yang ditabung, dan selanjutnya yang dapat
diinvestasikan.
Semakin besar pungutan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak akan
mengurangi semangat wajib pajak untuk bekerja, khususnya dalam hal pajak
penghasilan. Tetapi dengan pajak kemauan untuk bekerja ini tidak akan banyak
terpengaruh. Pengenaan pajak terhadap barang dan jasa seperti pajak kendaraan
bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak tontonan akan
mempunyai dampak terhadap tingkat penggunaan atau tingkat konsumsi terhadap
barang-barang yang bersangktuan. Wajib pajak akan cenderung mengurangi
kemauan untuk mengkonsumsi barang tersebut. Sehingga ekonomi Negara akan
cenderung terpengaruh dengan adanya pajak. Walaupun pendapatan tinggi,
konsumsi cenderung berkurang dan berakibat pada berkurangnya pendapatan
Negara suatu hari nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Herry Purwono. 2010. Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:
Erlangga.
Mangkusubroto, Guritno. 1997. Ekonomi Publik. Yogyakarta : BPFE.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/pengaruh-pajak-terhadap-
perekonomian/
http://sugerman30.blogspot.com/2013/05/tugas-4-pengaruh-pajak-dalam.html
https://id.scribd.com/doc/47501123/Sistem-Perpajakan-Dan-Pengaruhnya-Pada-
Perekonomian-Di-Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak
http://id.wikipedia.org/wiki/Tarif_pajak
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/pungutan-selain-pajak-pungutan-
resmi.html
http://analisishands.blogspot.com/2012/04/pengaruh-pajak-terhadap-
perekonomian.html

Contenu connexe

Tendances

Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Yusron Blacklist
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
turah11
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
manajemenmagister
 

Tendances (20)

Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Perekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektorPerekonomian 2 sektor
Perekonomian 2 sektor
 
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim KursModel mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
TUGAS MAKALAH EKONOMI "KEBIJAKAN MONETER"
 
Kebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskalKebijakan moneter dan fiskal
Kebijakan moneter dan fiskal
 
\penerimaan pemerintah 2
\penerimaan pemerintah 2\penerimaan pemerintah 2
\penerimaan pemerintah 2
 
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektor
 
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
(Pert. 2) teori konsumsi dan investasi
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
Tugas makro
Tugas makroTugas makro
Tugas makro
 
Kebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasiKebijakan fiskal presentasi
Kebijakan fiskal presentasi
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
 
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasiFaktor faktor yang mempengaruhi investasi
Faktor faktor yang mempengaruhi investasi
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 

En vedette

Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
Rizki Prisandi
 
Anggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaan
Anggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaanAnggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaan
Anggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaan
laelya
 
Pengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makroPengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makro
Imo Priyanto
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Dwi Andriyanto
 

En vedette (20)

pengaruh pajak
pengaruh pajakpengaruh pajak
pengaruh pajak
 
Pajak dan subsidi
Pajak dan subsidiPajak dan subsidi
Pajak dan subsidi
 
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAKTugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
Tugas ekonomi xi mia 5 PAJAK
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Perekonomian terbuka
Perekonomian terbukaPerekonomian terbuka
Perekonomian terbuka
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
elastisitas
elastisitaselastisitas
elastisitas
 
Bab 06 harga pasar
Bab 06 harga pasarBab 06 harga pasar
Bab 06 harga pasar
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
 
Perekonomian Indonesia 5
Perekonomian Indonesia 5Perekonomian Indonesia 5
Perekonomian Indonesia 5
 
Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)
 
Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskalKebijakan fiskal
Kebijakan fiskal
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sda
 
peninggalan budaya masa islam di indonesia
peninggalan budaya masa islam di indonesiapeninggalan budaya masa islam di indonesia
peninggalan budaya masa islam di indonesia
 
Anggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaan
Anggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaanAnggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaan
Anggaran produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi perusahaan
 
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatifTeori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
Teori perdag internasional : keunggulan absolut & keunggulan komparatif
 
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomikebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
 
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksiPermintaan terhadap faktor faktor produksi
Permintaan terhadap faktor faktor produksi
 
Pengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makroPengantar ekonomi makro
Pengantar ekonomi makro
 
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorMakalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat Sektor
 

Similaire à Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian

perpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptxperpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptx
RizkaAstuti1
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Annez Fathia
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Rahma Naulita
 
1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umum1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umum
Bella Tiffa
 

Similaire à Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian (20)

perpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptxperpajakan_1.pptx
perpajakan_1.pptx
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
 
HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
Ekonomi Pajak Kelas 11 Kurikulum 2013
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Materi pajak
Materi pajakMateri pajak
Materi pajak
 
INISIASI Pajak.pptx
INISIASI Pajak.pptxINISIASI Pajak.pptx
INISIASI Pajak.pptx
 
Tinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka PenelitianTinjauan Pustaka Penelitian
Tinjauan Pustaka Penelitian
 
1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umum1.Perpajakan umum
1.Perpajakan umum
 
Matakuliah Perpajakan 1
Matakuliah Perpajakan 1Matakuliah Perpajakan 1
Matakuliah Perpajakan 1
 
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBNPENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
PENERIMAAN PPnBM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN APBN
 
perpajakan.ppt
perpajakan.pptperpajakan.ppt
perpajakan.ppt
 
2. ruang lingkup perpajakan
2. ruang lingkup perpajakan2. ruang lingkup perpajakan
2. ruang lingkup perpajakan
 
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
Overview KUP (Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan)
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Dernier (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Pajak & pengaruhnya terhadap perekonomian

  • 1. TUGAS KELOMPOK MAKALAH PAJAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN Disusun Oleh KELOMPOK 8 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2014 ANDI SYUKRON FADILLAH 1196140058 MULYANA 1396140002 ANDI AYU SAPUTRI 1396140003 JUSNIH 1396141009 AKDIN 1396141012 FITRAYANTI. F 1396142015 VIVIE AFRIANI. S 1396142028 HASNAH 1396142030
  • 2. 1.1. PEMBAHASAN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PERPAJAKAN Dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar istilah pajak, namun pengertian yang sesungguhnya masih belum jelas artinya. Dalam Undang Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga UU Nomor 6 tahun 1983 yakni Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dinyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang dengan tidak mendapatkan imbalan langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak: 1. dipungut oleh negara (baik pemerintah pusat maupun daerah). Iuran tersebut berupa uang yang dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan manfaat tertentu bagi seseorang. 2. dipungut/dipotong berdasarkan dengan kekuatan Undang Undang serta aturan pelaksanaannya. 3. dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi langsung dan dapat ditunjuk. 4. diperuntukkan bagi pengeluaran pembayaran pemerintah yang bermanfaat bagi kemakmuran rakyat. Disamping pemungutan pajak, pemerintah juga melakukan berbagai pungutan lain, yaitu retribusi, sumbangan, bea, dan cukai. 1. Retribusi adalah iuran kepada pemerintah daerah yang dapat dipaksakan dan memperoleh jasa timbal balik secara langsung dan dapat ditunjuk. Contoh tiket masuk objek wisata. 2. Sumbangan ialah iuran kepada pemerintah yang tidak dapat dipaksakan yang ditujukan kepada golongan tertentu dan dimanfaatkan untuk golongan tertentu pula contoh: sumbangan bencana alam.
  • 3. 3. Bea adalah pungutan yang dikenakan atas suatu kejadian atau perbuatan yang berupa lalu lintas barang dan perbuatan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Contoh: bea masuk, bea keluar dan bea balik nama. 4. Cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang-barang tertentu yang mempunyai sifat sebagaimana ditetapkan dalam Undang Undang dan hanya pada golongan tertentu dan yang membayar tidak mendapatkan prestasi imbal balik secara langsung. Contoh: cukai tembakau (sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris), cukai etil alkohol/etanol dan cukai minuman mengandung alkohol. A. Fungsi Pajak Ada dua fungsi pajak yaitu: 1. Fungsi penerimaan (budgetair) yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2. Fungsi pengatur (regulerend) yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. B. Syarat Pemungutan Pajak Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hanmbatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan) Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang Undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan di antaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesusikan dengan kemampuan masing-masing, sedang adil dalam pelaksanaan yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran, dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak. 2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang Undang ( Syarat Yuridis) Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
  • 4. negara diatur dengan undang-undang. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya 3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis) Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat 4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial) Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. 5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana. Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang undang perpajakan yang baru. C. Pengelompokkan Pajak Pajak dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu: 1. Menurut golongannya a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan. b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai 2. Menurut sifatnya a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau bersandarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan. b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
  • 5. 3. Menurut pemungut dan pengelolanya a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Meterai. Mulai tahun 2012 PBB dikelola oleh daerah. b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: 1. Pajak Daerah Tingkat I :pajak kendaaan bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama kendaaan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak pengambilan dan pemanfaatan air tanah dan air permukaan. 2. Pajak Daerah Tingkat II: pajak hotel dan restoran, pajak reklame, pajak hiburan, pajak penerangan jalan. D. Sistem Pemungutan Pajak Ada tiga sistem pemungutan pajak, yaitu Official Assessment System, Self Assessment System, dan With Holding Assessment System. 1. Official Assessment System, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Adapun ciri-ciri sistem ini adalah: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus, b. Wajib pajak bersifat pasif, c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh fiskus. 2. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang. Adapun ciri-ciri sistem ini adalah:
  • 6. a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak yang terutang, b. Fiskus tidak ikut campur tetapi hanya mengawasi. 3. With Holding Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak terutang. Adapun ciri-ciri sistem ini adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga selain fiskus dan wajib pajak. E. Subyek dan Obyek Pajak 1. Subyek Pajak Orang, Badan Hukum dan Warisan yang belum terbagi. 2. Obyek Pajak Sesuatu yang dikenakan pajak, antara lain; Penghasilan, Penyerahan barang dan atau jasa, Pengalihan atau perolehan hak atas aktiva, Kekayaan tertentu yang dikenakan pajak, Dokumen. F. Tarif Pajak Secara struktural menurut tarif pajak dibagi dalam empat jenis yaitu; 1. Tarif proporsional (a proportional tax rate structure) yaitu tarif pajak yang presentasenya tetap meskipun terjadi perubahan dasar pengenaan pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai. 2. Tarif regresif / tetap (a regresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan selalu tetap sesuai peraturan yang telah ditetapkan. 3. Tarif progresif (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan semakin naik sebanding dengan naiknya dasar pengenaan pajak. Contoh Pajak Pengahsilan. 4. Tarif degresif ( a degresive tax rate structure) yaitu kenaikan persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat. Tarif Pajak yang berlaku untuk Pajak Penghasilan di Indonesia adalah tarif progressif sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-undang Pajak
  • 7. Penghasilan. Sedangkan untuk Pajak Pertambahan Nilai berlaku tarif pajak proporsional yaitu 10%. PERANAN PAJAK Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan. Karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. A. Peranan Pajak dalam Pembangunan Pajak merupakan modal dasar pembangunan. Pada saat pemerintah melakukan belanja barang dan jasa terjadi aliran pendapatan dari pemerintah ke dalam masyarakat. Termasuk juga dalam hal ini beberapa multiplier effect dalam bentuk, misalnya employment creation dan peningkatan output. Kenaikan pendapatan masyarakat ini akan merangsang peningkatan permintaan dan dalam kondisi penawaran yang relatif terbatas akan terjadi kecenderungan kenaikan harga (untuk selanjutnya mengarah pada inflasi). Dalam situasi seperti ini sebagian dari pendapatan masyarakat yang meningkat itu diambil oleh pemerintah melalui pajak untuk membiayai defisit anggaran berikutnya. Hal inilah yang dikatakan sebagai forced saving, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pembentukan modal. Adanya pajak pula sebagai upaya untuk mengatur alokasi pendapatan masyarakat. Dengan menarik pajak sesuai mekanismenya, maka pemerintah dapat mengalokasikan pendapatan pada upaya-upaya investasi yang dapat dinikmati banyak orang. Dengan tersedianya banyak investasi, maka akan timbul lapangan pekerja. Sehingga secara tidak langsung pemerintah telah melakukan realokasi dan redistribusi pendapatan. Jadi secara tidak langsung adanya penarikan pajak yang tepat akan membuka peluang bagi kemakmuran masyarakat serta menjaga stabilitas dengan penciptaan lapangan kerja.
  • 8. PENGARUH PAJAK TERHADAP PEREKONOMIAN A. Pengaruh Pajak Terhadap Produksi, yang terbagi atas: 1. Pengaruh Pajak Terhadap Produksi Sebagai Keseluruhan Pengaruh pajak terhadap produksi sebagai keseluruhan dapat dibagi menjadi; 1) Pengaruh pajak terhadap kemampuan untuk bekerja, menabung dan berinvestasi. Kemampuan setiap orang untuk bekerja akan berkurang apabila ia dikenai pajak yang dapat mengurangi efisiensi kerjanya. Kemampuan untuk mengadakan tabungan jelas akan berkurang dengan adanya pajak yang dikenakan pada wajib pajak. Orang yang terkena pajak pendapatan kemampuannya untuk menabung akan berkurang sebesar marginal propensity to save (MPS) nya dikalikan dengan besarnya pajak yang dikenakan. Bagi orang-orang yang tergolong mempunyai penghasilan yang rendah, pengenaan pajak tidak akan mengurangi kemampuannya untuk menabung, karena memang biasanya mereka sudah tidak mempunyai tabungan walaupun belum dikenakan pajak. Pajak yang dikenakan pada golongan yang berpenghasilan tinggi akan mengurangi kemampuannya untuk menabung. Kemampuan untuk mengadakan investasi akan berkurang dengan adanya pajak yang mengurangi kemampuan untuk mengadakan tabungan. Karena tabungan adalah sumber dana untuk investasi, maka kemampuan untuk mengadakan investasi akan berkurang bila kemampuan untuk menabung berkurang dengan adanya pajak. 2) Pengaruh pajak terhadap kemauan untuk bekerja, menabung dan berinvestasi. Pada umumnya dianggap bahwa pajak mempunyai pengaruh yang bersifat disinsentif artinya ialah mengurangi keinginan untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi dari wajib pajak. Untuk pajak pada umumnya dimisalkan bahwa ada penghapusan
  • 9. pemungutan pajak, sedangkan pengeluaran pemerintah tetap dipertahankan. Kemudian pemerintah menutup semua pengeluaran- pengeluaranya dari sumber penerimaan yang lain. Misalnya dari perusahaan Negara atau dari hadiah dari luar negeri. Bila hal itu berlangsung secara permanen, wajib pajak akan merasa lebih senang karena tidak membayar pajak dan merasa hidupnya akan lebih mudah. Dengan tidak membayar pajak, para wajib pajak yang semula membayar pajak merasa bahwa penghasilannya yang siap untuk dikonsumsikan (disposable income) menjadi bertambah besar. Hal ini menyebabkan orang cenderung untuk kurang giat bekerja. Tetapi bagi mereka yang masih berada pada golongan penghasilan yang relative rendah, dengan tidak adanya pajak yang dikenakan atas mereka menyebabkan mereka cenderung menambah tabungannya secara absolute juga akan menambah konsumsinya untuk memperbaiki standar hidupnya. Dengan adanya kemungkinan tabungan yang menjadi lebih banyak maka investasi kemungkinan juga akan bertambah. Bagi sebagian besar orang, pajak bukan menimbulkan suatu disinsentif untuk bekerja, melainkan justru sebaliknya menimbulkan suatu insentif untuk bekerja yaitu menyebabkan mereka lebih giat daripada kalau tidak ada atau sebelum adanya pajak. Sedangkan pajak dapat menimbulkan adanya suatu disinsentif baik untuk mengadakan tabungan maupun untuk mengadakan investasi. 2. Pengaruh Pajak Terhadap Komposisi Produksi Pajak dapat digunakan sebagai pendorong pada pelaku ekonomi untuk melakukan aktifitas tertentu dengan memberikan insentif-insentif. Penerapan insentif pajak pada suatu daerah tertentu menimbulkan adanya beberapa alternative pilihan yang dapat diambil oleh para pelaku ekonomi. Dengan kata lain, pajak dapat menyebabkan pergeseran penggunaan factor-faktor produksi. Pergeseran yang dimaksud adalah dengan
  • 10. mengubah pola produksi sehingga menghasilkan barang-barang yang lebih rendah biaya produksinya akibat tarif pajak yang lebih kecil atau beralih produksi. Sebagai contoh,perusahaan dapat saja mengurangi produksi barang-barang yang merupakan objek pajak dan menigkatkan produksi barang lain yang masih belum merupakan kategori barang kena pajak. Perusahaan lain dapat saja berpindah lokasi industry dari suatu tempat yang mengenakan pajak yang tinggi ke tempat yang memberikan insentif pajak. Seberapa jauh pengaruh pajak terhadap penggunaan faktor-faktor produksi dipengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang-barang yang dihasilkan. Barang-barang yang tingkat permintaannya inelastis sempurna tidak akan terpengaruh dengan adanya pengenaan pajak. Konsumen akan membayar seluruh beban pajak yang ditambahkan pada harga barang. Sebaliknya jika elastisitas permintaan barang adalah sempurna, perusahaan tidak dapat mengalihkan beban pajaknya pada harga barang. Sehingga disarankan untuk barang-barang yang memiliki elastisitas tinggi, dikenakan pajak yang ringan. B. Pengaruh Pajak Terhadap Distribusi Pendapatan Tujuan pembangunan suatu negara pada umumnya adalah peningkatan pendapatan per kapita nasional, penciptaan lapangan kerja, dan distribusi pendapatan yang merata dan keseimbangan dalam neraca pembayaran internasional. Secara teori, semakin tinggi pendapatan seseorang semakin tinggi pula persentase pendapatan yang ditabung. Dari kelompok-kelompok kaya inilah diharapkan sejumlah dana tabungan yang dapat digunakan untuk investasi. Menurut pengertian ini pendapatan nasional yang dikenai pajak akan banyak mempengaruhi turunnya jumlah tabungan masyarakat, bukan pada porsi pendapatan yang dikonsumsi yang diasumsikan tetap. Tetapi pada kenyataannya keadaan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, pola konsumsi masih cenderung lebih tinggi dari pola konsumsi masyarakat di negara-negara maju. sehingga sulit didapatkan dana tabungan masyarakat.
  • 11. Penarikan dana masyarakat secara sukarela dengan iming-iming bunga yang tinggi pada akhirnya juga berpengaruh pada tingkat inflasi nasional. Berdasarkan kenyataan tersebut, kebijakan perpajakan di Indonesia lebih banyak diterapkan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan di masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menerapkan tarif pajak progresif dan minimum pendapatan yang dapat dikenakan pajak. Kelemahan dari tarif pajak progresif adalah menekan pada kelompok-kelompok kaya pemilik modal sehingga mereka malas bekerja, menabung dan melakukan investasi. C. Pengaruh Pajak Terhadap Keinginan Untuk Bekerja Pajak progresif adalah pajak yang dikenakan dengan persentase yang lebih tinggi dengan semakin tingginya taxable capacity. Rata-rata tingkat pajak (average tax rate) akan meningkat untuk setiap dasar pajak (tax base). Jika pajak progresif dikenakan pada pendapatan kerja maka tenaga kerja tersebut akan berkurang keinginannya untuk bekerja, karena apabila penghasilannya bertambah maka sebagian besar hanya akan dipungut oleh pemerintah saja. Jadi, pajak progresif akan mengurangi insentif kerja. Pajak regresif merupakan pajak dengan perkembangan yang kurang sebanding dengan perkembangan taxable capacity. Dengan bertambahnya taxable capacity, persentase pajak yang harus dibayar menjadi semakin kecil atau average taxrate menurun pada setiap peningkatan taxbase. Pajak regresif akan menambah insentif kerja karena dengan semakin tingginya penghasilan yang diperoleh, maka pajak yang harus dibayarnya semakin rendah persentasenya. Para pekerja akan lebih giat agar memperoleh penghasilan yang lebih besar dan dengan demikian pajak yang harus dibayarnya menjadi semakin kecil persentasenya. Akibat yang timbul dari pajak penghasilan dapat dilihat sebagai berikut: a. Pemilihan Lapangan Kerja Pajak penghasilan dapat mempengaruhi alokasi sumber daya dengan mengubah penawaran tenaga kerja relatif terhadap perbedaan pendapatannya. b. Tabungan
  • 12. Tingkat hasil yang diharapkan (rate of return) dari tabungan merupakan bagian dari pendapatan dan oleh karenanya dikenakan pajak. Secara kuantitatif pengaruh pajak terhadap tabungan belum diketahui tetapi apabila kurva tabungan adalah seperti kurva penawaran tenaga kerja (labour supply curve) yaitu inelastis, karena income effect dan substitution effect disatukan dengan adanya perubahan hasil maka pengaruh kuantitatif pajak penghasilan terhadap tabungan nampaknya tidak begitu berarti.
  • 13. 2.1. KESIMPULAN Perlu disadari bahwa pajak mempunyai pengaruh terhadap ekonomi. Pada umumnya kemauan untuk bekerja itu akan terpengaruh oleh pengenaan pajak bila pajak itu dikenakan terhadap penghasilan wajib pajak. Kemampuan kerja yang menurun akan menurunkan tingkat penghasilan lebih jauh lagi dan akan mempunyai dampak terhadap kegiatan-kegiatan lainnya terutama dalam bentuk penurunan konsumsi barang-barang dan jasa yang lain. Namun demikian pada umumnya kemampuan kerja wajib pajak itu akan dipertahankan oleh wajib pajak itu sendiri. Kemampuan untuk menabung berkurang karena bagian pendapatan yang dikonsumsikan mungkin bertambah dengan adanya pajak-pajak. Pengenaan pajak akan meningkatkan bagian pendapatan yang dikonsumsikan. Misalnya pengenaan pajak kendaraan bermotor, pengenaan PBB, pengenaan pajak hiburan, pengenaan pajak-pajak lainnya akan meningkatkan beban yang harus ditanggung oleh wajib pajak. Dengan tingkat pendapatan yang sama berarti pengenaan pajak akan mengurangi bagian pendapatan yang ditabung, dan selanjutnya yang dapat diinvestasikan. Semakin besar pungutan pajak yang dikenakan kepada wajib pajak akan mengurangi semangat wajib pajak untuk bekerja, khususnya dalam hal pajak penghasilan. Tetapi dengan pajak kemauan untuk bekerja ini tidak akan banyak terpengaruh. Pengenaan pajak terhadap barang dan jasa seperti pajak kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak tontonan akan mempunyai dampak terhadap tingkat penggunaan atau tingkat konsumsi terhadap barang-barang yang bersangktuan. Wajib pajak akan cenderung mengurangi kemauan untuk mengkonsumsi barang tersebut. Sehingga ekonomi Negara akan cenderung terpengaruh dengan adanya pajak. Walaupun pendapatan tinggi, konsumsi cenderung berkurang dan berakibat pada berkurangnya pendapatan Negara suatu hari nanti.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Herry Purwono. 2010. Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Erlangga. Mangkusubroto, Guritno. 1997. Ekonomi Publik. Yogyakarta : BPFE. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/pengaruh-pajak-terhadap- perekonomian/ http://sugerman30.blogspot.com/2013/05/tugas-4-pengaruh-pajak-dalam.html https://id.scribd.com/doc/47501123/Sistem-Perpajakan-Dan-Pengaruhnya-Pada- Perekonomian-Di-Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak http://id.wikipedia.org/wiki/Tarif_pajak http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/pungutan-selain-pajak-pungutan- resmi.html http://analisishands.blogspot.com/2012/04/pengaruh-pajak-terhadap- perekonomian.html