Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengertian pengukuran, penilaian, dan asesmen dalam pembelajaran matematika di mana pengukuran adalah proses pemberian angka, penilaian adalah proses menilai hasil belajar, dan asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang hasil belajar siswa.
1. PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN ASSESMEN
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Tugas Mata Kuliah
EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Dosen Pengampu:
Dr. Jailani
Dr. Hery Retnowati
Kelompok 1
MULYATI NIM: 08301289009
NUNUNG NURJANAH NIM: 08301289010
AGUS SUPRANTO NIM: 08301289015
PROGRAM SERTIFIKASI GURU JALUR PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
0
2. PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN ASESMEN DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan maka dapat ditempuh melalui
berbagai cara. Antara lain dengan menyempurnakan proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Oleh karena itu seorang guru harus mengevaluasi pembelajarannya
sehingga mengetahui perubahan apa yang harus dilakukan. Siwa dan guru merupakan
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga keduanya juga perlu
mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran. Untuk menyediakan informasi
tentang baik buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran maka seorang guru
harus menyelenggarakan evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama
yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran.
Evaluasi juga merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran/pendidikan.
Hal ini berarti evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat terelakkan dalam setiap
kegiatan/proses pembelajaran. Dengan kata lain kegiatan evaluasi (baik evaluasi
proses maupun hasil belajar) merupakan bagian integral yang tidak dapat terpisahkan
dari kegiatan pembelajaran/pendidikan. Evaluasi dalam proses pembelajaran tidak
boleh terpisah antara siswa dan guru (Popham & Baker, 2005:112). Kegiatan evaluasi
yang dilakukan oleh guru mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran
sekaligus.
Guru harus bisa membedakan mana kegiatan evaluasi pembelajaran dan
evaluasi hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 190) evaluasi
pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang
keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal. Sedangkan evaluasi hasil belajar menekankan pada
diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran yang ditetapkan. Dengan demikian evaluasi pembelajaran menekankan
baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil belajar
menekankan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran.
Berkaitan dengan evaluasi pembelajaran terdapat beberapa istilah yang saling
berkaitan satu sama lain yaitu pengukuran, penilaian, asesmen dan evaluasi itu sendiri.
A. PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN ASESMEN
Pussisjian (1996) seperti yang dikutip Budyono (2002: 2) menyatakan
terdapat tiga istilah yang sering dipakai dalam penilaian di bidang pendidikan yaitu
pengukuran, evaluasi, dan pengambilan keputusan. Pengukuran adalah suatu
kegiatan untuk mendapatkan informasi atau data secara kuantitatif. Penilaian
1
3. adalah kegiatan apakah suatu program telah berhasil dan efisien, sedangkan
pengambilan keputusan atau kebijakan adalah tindakan yang diambil seseorang
atau lembaga berdasarkan data atau informasi yang telah diperoleh.
Penilaian biasanya memerlukan data yang dapat diandalkan kualitasnya,
dan salah satu sumbernya adalah dari pengukuran (yang sering dilakukan melalui
tes). Paling tidak ada dua hal yang dinilai yaitu: tingkat keberhasilan dan efisiensi
program, yang selanjutnya dapat dipakai untuk pertanggungjawaban dan maupun
untuk pengambilan keputusan, khususnya di bidang perencanaan.
Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 1-7), dalam kehidupan sehari-hari
terkadang kita tidak menyadari bahwa telah melakukan penilaian dan pengukuran.
Dari peristiwa ini maka memunculkan tiga istilah yaitu: pengukuran, penilaian dan
evaluasi. Sebagaian orang mengartikan ke 3 istilah ini sama. Untuk memahami
persamaan, perbedaan atau hubungan antara ketiganya dapat dipahami contoh
berikut :
1. Apabila ada org yg akan memberikan sebatang pensil kepada kita, dan kita
disuruh memilih antara dua pensil yang tidak sama panjang, maka kita akan
memilih yang panjang dan tidak memilih yg pendek, kecuali ada alasan
tertentu.
2. Pasar merupakan tempat orang jual-beli. sebelum menentukan barang yang
akan dibelinya, seseorang akan memilih dahulu mana barang yg lebih "baik"
menurut ukurannya. Apabila ingin membeli jeruk maka dipilih jeruk yang besar,
kuning, dan kulitnya halus. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut
pengalaman sebelumnya, jeruk yang demikian adalah manis.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa, sebelum kita menentukan
pilihan, kita menentukan penilaian. Untuk dapat mengadakan penilaian kita
mengadakan pengukuran terlebih dahulu yaitu membandingkan. Dua langkah
kegiatan yang dilalui sebelum kita mengambil keputusan itulah disebut evaluasi
Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
Jadi mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan
terhadap sesuatu dg ukuran baik - buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Evaluasi
adalah kegiatan mengukur kemidian menilai. Penilaian dalam bidang pendidikan
adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan.
Depdiknas (2004:11-12); Edi Hendri Mulyana (2005) dan Akhmad Sudrajat
(2008); menyatakan bahwa banyak orang mencampuradukkan pengertian antara
evaluasi, pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment),
padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda, di mana:
2
4. 1. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang
telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat
pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan
dengan keputusan nilai (value judgement). Esensi dari evaluasi yakni
memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang
pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu
kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru.
2. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta
didik telah mencapai karakteristik tertentu.
3. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai
kuantitatif tersebut.
4. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta
didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-
syarat tertentu yang jelas.
Yansen Marpaung (2002:8) mengutip pendapat Hart (1974) yang
menyatakan perlu dibedakan antara asesmen, evaluasi, dan tes. Asesmen
merupakan proses pengumpulan informasi atau data tentang siswa, evaluasi
merupakan proses interpretasi dan penilaian informasi atau data yang diperoleh
lewat asesmen, sedangkan tes hanyalah salah satu bentuk asesmen saja.
Asesmen akan mempunyai arti bila data yang diperoleh diinterpretasi. Evaluasi
hanya dapat dilakukan bila asesmen telah dilaksanakan.
Menurut Safari (2008: 2-3) ada beberapa pengertian tentang penilaian dalam
KTSP yaitu: pengukuran (measurement), penilaian (evaluation), dan penilaian
(assesment):
1. Pengukuran (measurement) adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi
secara kuantitatif atau dengan kata lain merupakan prosedur untuk menentukan
skor siswa.
2. Penilaian (evaluation) : kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program telah
berhasil secara efektif atau tidak. Artinya penilaian merupakan kegiatan untuk
3
5. memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa dan
mengefektifkan penggunaan informasi tsbt utk mencapai tujuan pendidikan.
3. Penilaian (Assesment): adalah penggunaan teknik penilaian (tes tertulis,
lisan/wawancara, perbuatan/praktik, observasi/pengamatan) untuk memperoleh
informasi tentang kemampuan siswa.
Sarwiji Suwandi (2008: 15-16) menyatakan beberapa pengertian sebagai
berikut:
1. Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari
suatu program kegiatan, telah sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah
ditetapkan. Penilaian dapat dilakukan secara tepat jika data yang berkaitan
dengan obyek penilaian. Untuk memperoleh data tersebut diperlukan alat
penilaian yang berupa pengukuran. Penilaian dan pengukuran merupakan dua
kegiatan yang saling berkaitan.
2. Penilaian berurusan dengan aspek kualitatif dan kuantitatif, sedangkan
pengukuran selalu berkaitan dengan aspek kuantitatif. Aspek kuantitatif dalam
penilaian diperoleh melalui kegiatan pengukuran, sedangkan aspek kualitatifnya
berupa antara lain penafsiran dan pertimbangan terhadap data kuantitatif hasil
pengukuran tersebut. Dengan demikian penilaian sangat membutuhkan data
yang diperoleh dari pengukuran. Tanpa adanya data yang berupa informasi itu
hamper tak mungkin dilakukan kegiatan penilaian yang berupa pertimbangab
terhadap suatu hal.
3. Di lain pihak kegiatan pengukuran pun memerlukan penilaian. Apa tujuan
pengukuran dan apa atau bagaimana criteria keberhasilannya adalah hal-hal
yang menunjukkan keterkaitan pengukuran dan penilaian. Adanya tujuan yang
jelas dan criteria tertentu merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan
penilaian. Dengan kata lain, kegiatan pengukuran baru mempunyai arti setelah
dikaitkan dengan tujuan penilaian.
4. Evaluasi menurut Depdiknas (2002) adalah penilaian keseluruhan program
pendidikan termasuk perencanaan suatu program substansi pendidikan
termasuk kurikulum dan penilaian (assessment) dan pelaksanaannya,
pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan (manajemen)
pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian
jelaslah bahwa penilaian merupakan bagian dari evaluasi pendidikan.
Suyono (2008) menyampaikan beberapa istilah berikut:
1. Asesmen (assessment) adalah seluruh proses untuk mengumpulkan informasi
terkait dengan kemajuan proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, tes
(test) termasuk instrumen asesmen. Panduan pengamatan atau wawancara
4
6. untuk melihat bagaimana kemampuan siswa memecahkan masalah juga
termasuk instrumen asesmen Pelaksanaan berbagai jenis tes atau nontes
termasuk wilayah asesmen, yakni bagian dari proses mengumpulkan informasi
untuk mengetahui kemajuan proses dan hasil belajar.
2. Lembar jawaban siswa, catatan pengamatan, rekaman hasil wawacara, karya
ilmiah yang dihasilkan siswa akan dibaca dan dicermati guru dan pada akhirnya
diberi skor. Proses memberi skor terhadap hasil tes, atau proses memberi skor
terhadap hasil pengamatan atau wawancara semua itu termasuk kegiatan
pengukuran (measurement).
3. Dalam rentang waktu tertentu, misalnya satu semester, siswa mempunyai
kumpulan skor. Ada skor yang diperoleh melalui tes (pilihan ganda atau bentuk
lainnya), dan ada pula skor yang diperoleh dari karangan atau tulisan. Mungkin
ada pula skor yang dihasilkan dari catatan atau rekaman guru dalam proses
belajar-mengajar sehari, misalnya kemampuan siswa dalam mengajukan atau
menjawab pertanyaan. Siswa juga masih memiliki skor hasil pengerjaan tugas-
tugas harian. Semua skor tadi kemudian diolah dengan menggunakan rumus
tertentu untuk menentukan nilai akhir semester. Proses menentukan nilai akhir
siswa dengan memanfaatkan rumus tertentu dari skor-skor yang diperoleh siswa
itulah yang disebut penilaian (evaluation3). Sampai di sini siswa telah
memperoleh nilai akhir semester yang biasanya dicantumkan dalam buku
laporan pendidikan.
4. Setelah mengetahui nilai akhir semua siswanya, guru merenung. Dalam
perenungan itu, dalam pikiran guru timbul beberapa pertanyaan, misalnya:
sudah berusaha keras, mengapa sebagian besar siswanya memperoleh nilai
rendah? Padahal guru bersungguh-sungguh dalam mengajar mengapa hasil
belajar siswa juga belum memuaskan? Mengapa semua itu terjadi? Untuk waktu
yang akan datang, langkah apa yang sebaiknya saya lakukan? Perlukah saya
mengubah cara penyajian pembelajaran? Perlukah saya memberi jam pelajaran
tambahan? Atau perlukah saya mengedril siswa pada saat menjelang ujian
semesteran? Seluruh pertanyaan yang muncul dalam diri guru selama kegiatan
perenungan itu semua termasuk contoh kegiatan evaluasi pembelajaran
(evaluation4).
Selain beberapa pengertian di atas, masih terdapat beberapa pengertian
antara lain Mohammad Sholeh (1998: 26) menyatakan bahwa penilaian adalah
bagian integral (terpadu) dari pengajaran. Di samping mengajar, guru juga perlu
melakukan penjajagan (assesment) sejauh mana pengetahuan itu telah
terbentuk dalam otak siswa. Tanpa penjajagan ini guru tidak dapat memberikan
5
7. pertolongan lebih lanjut. Sedangkan istilah penilaian yang disampaikan National
Council of Teacher Mathematics (NCTM) dalam Standar Penilaian (Assesment
Standars) adalah ”proses mengumpulkan keterangan mengenai pengetahuan
siswa, kecakapan menggunakan, dan watak atau sikap terhadap matematika
dan proses membuat kesimpulan dari bukti-bukti tersebut untuk berbagai
kepentingan (Van de Walle, 2008: 80). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No 20 Tahun 2007 menyatakan bahwa penilaian pendidikan adalah
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik..
B. PERAN PENGUKURAN, PENILAIAN DAN ASESMEN DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dewasa ini juga dilandasi oleh perkembangan matematika. Dengan
demikian pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik sejak
dini untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, dan
sistematis, kritis kreatif dan kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola,
dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Yaniawati, (2003) menyebutkan dalam jurnal NCTM ditekankan pentingnya
'melek matematika' (mathematical literacy) yaitu: belajar untuk berkomunikasi
(mathematical communication), belajar untuk bernalar (mathematical reasoning),
belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving), belajar untuk
mengkaitkan ide (mathematical connections), dan membentuk sikap positif
terhadap matematika (positive attitudes toward mathematics). Nampak bahwa
semua aspek kemampuan siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) termuat dalam
tujuan tersebut. Untuk itu dalam proses pembelajaran maupun penilaiannya harus
mencerminkan ketiga aspek perkembangan anak tersebut, dan kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai siswa agar kualitas pendidikan meningkat.
Usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui kualitas
pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Keduanya saling terkait , system
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas
pembelajarannya ini dapat dilihat dari kualitas penilaiannya Selanjutnya sistem
penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar
6
8. dan memotivasi siswa dengan baik. Penilaian merupakan suatu kegiatan yang
harus dilakukan oleh guru sebagai bagian dan sistem pengajaran yang
direncanakan dan diimplementasikan di kelas. Komponen-komponen pokok
penilaian meliputi pengumpulan informasi , interpretasi terhadap informasi yang
telah dikumpulkan dan pengambilan keputusan. Ketiga komponen itu saling kait-
mengait satu sama lainnya, dan sebelum melakukannya guru harus menentukan
atau merumuskan tujuan penilaian. Oleh karena itu masing-masing pengertian
dalam penilaian sangat berperan dalam pembelajaran.
Pentingnya penilaian dalam pembelajaran menurut Baxter (1976) dikutip
Sarwiji Suwandi (2008: 16-17) adalah untuk:
1. Membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya;
2. Mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu,
3. Membantu kegiatan pembelajaran siswa. Guru perlu menilai pada bagian mana
siswa memerlukan lebih banyak bantuan, sehingga guru bias memberikan
bantuan secara efektif.
4. Mengetahui atau mengontrol, apakah program pembelajaran berjalan
sebagaimana mestinya. Penilaian atau tes ini dimaksudkan untuk menganalisis
kesalahan yang secara umu dilakukan para siswa sehingga dapat dijadikan
dasar untuk memutuskan perlu tidaknya mengubah program pendidikan atau
program pembelajaran yang dilakukan.
Suharsimi Arikunto (1997: 1-7), menyatakan peran/makna penilaian dalam
pembelajaran sebagai-berikut :
1. Bagi siswa
Dengan penilaian maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil
mengikuti pelajaran yang telah diberikan guru.
2. Bagi guru
Dengan penilaian guru menjadi tahu siswa-siswa mana yang sudah berhasil,
kurang berhasil atau belum berhasil. sehingga guru dapat menentukan siswa
mana yg perlu mendapat perhatian khusus. Guru juga menjadi tahu apakah
materi pelajaran yang diajarkan sudah tepat bagi siswa atau belum ? metode
yang digunakan sudah tepat atau belum ?
3. Bagi sekolah
Bila guru-guru mengadakan penilaian, maka dapat diketahui pula apakah kondisi
belajar yang diciptakan sekolah sudah sesuai dengan harapan atau blm. Hasil
belajar merupakan cermin suatu sekolah. Dapat diketahui tepat/tidaknya
kurikulum untuk sekolah. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah sdah
memenuhi standar atau belum?
7
9. Sedangkan menurut (Van de Wale (2008: 81-82) peran penilaian (asesmen)
adalah:
1. Memonitor kemajuan siswa, di mana penilaian harus memberikan umpan balik
terus menerus mengenai kemajuan dalam pencapaian tujuan,
2. Membuat keputusan pengajaran, di mana penilaian dapat memberikan informasi-
informasi perkembangan siswa untuk menyusun perencanaan dan membantu
siswa dalam pengajaran
3. Mengevaluasi keberhasilan siswa, yaitu proses penentuan manfaat, dari atau
mengaitkan suatu nilai terhadap sesuatu berdasarkan pemeriksaan dan
penilaian yang teliti
4. Mengevaluasi program, di mana data penilaian dapat digunakan sebagai
sebuah komponen dalam menjawab pertanyaan apakah program dapat
terlaksana sesuai tujuan.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengukuran dalam proses pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan
informasi dalam pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar secara
kuantitaif.
2. Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka,
deskripsi) analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Dalam
konteks pendidikan, penilaian diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mengetahui
perkembangan, kemajuan, dan/atau hasil belajar siswa selama program
pedidikan.
3. Asesmen adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
4. Evaluasi . belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan
(memutuskan) hasil belajar dan pembelajaran yang telah dilakukan, melalui
kegiatan penilaian dan/atau pengukuran selama proses pembelajaran.
8
10. D. DAFTAR PUSTAKA
Budyono, 2002. Problematika Penilaian Pendidikan dalam Konteks Otonomi
Daerah dan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah disampaikan
dalam Seminar Regional Pendidikan Matematika dengan tema Problematika
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Matematika. Program Pascasarjana
UNS tanggal 22 Mei 2002.
Depdiknas, 2006. Rancangan Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
_________, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
Dimyati & Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Kerjasama dengan PT. Rineka Cipta.
Edi Hendri Mulyana, 2005. Assesmen dalam Pembelajaran Sains SD. Artikel
Pendidikan Network. http://re-searchengines.com. Posting: 09 April 2005.
Akses: 28 Februari 2008.
Mohammad Soleh (1998). Pokok-Pokok Pengajaran Matematika Sekolah.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Popham W. James & Baker, Eva L, 2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Safari, 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
_____ 2008. Penulisan Butir Soal Berdasarkan KTSP. Jakarta : Asosiasi
Pengawas Sekolah Indonesia.
Sarwiji Suwandi, 2008. Model Asesmen dalam Pembelajaran. Modul Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
Universitas Sebelas Maret.
Suharsimi Arikunto, 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara. Hal. 1 s.d 7
Suyono, 2008. Siasat Perencanaan Pembelajaran. http://suyono.com. Akses 28
Februari 2009
Van de Walle, 2008. Matematika: Pengembangan Pengajaran Sekolah Dasar
dan Menengah. Terjemahan. Edisi Keenam. Alih Bahasa: Suyono. Jakarta:
Erlangga.
Yansen Marpaung, 2002. Reformasi Pembelajaran Matematika dan
Evaluasinya. Makalah disampaikan dalam Seminar Regional Pendidikan
Matematika dengan tema Problematika Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Matematika. Program Pascasarjana UNS tanggal 22 Mei 2002.
9