2. KONFLIK DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN SOLUSINYA
Oleh Musni Umar
Sociologist and Researcher
3. Konflik menurut Wikipedia Ensikplopedia bebas berasal dari
kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana
salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik
memiliki persamaan kata yang sangat banyak diantaranya:
1. Bentrokan, friksi, konfrontasi, percekcokan,
pergesekan.
2. Perpecahan, perselisihan, pertengkaran,
pertikaian, sengketa.
3. Rivalitas, antagonisme, inkompabilitas,
paradoks,
pertentangan.
4. Perbantahan, cedera, percederaaan, kelahi,
kesumat, tawuran.
5. Kontradiksi, permusuhan, perang, perseteruan.
4.
5.
6. Konflik” setidaknya memiliki 9 (sembilan) jenis:
1. Konflik agama
2. Konflik politik
3. Konflik antar TNI-POLRI
4. Konflik Sumber Daya Alam
5. Konflik Ekonomi
6. Konflik Buruh-Majikan
7. Konflik Warga
8. Konflik Pelajar dan Mahasiswa
9. Konflik Suku (Etnik)
10. Konflik Ormas
7. Konflik Warga
Konflik warga atau tawuran warga merupakan
konflik yang sangat banyak terjadi. Dalam
penelitian konflik kekerasan komunal di DKI Jakarta
tahun 2010-2011yang dilakukan Institut Titian
Perdamaian menemukan bahwa konflik warga
menempati posisi tertinggi di DKI Jakarta.
Dari 354 kasus konflik, 183 diantaranya adalah
konflik warga (64 %).
Dari 5 (lima) wilayah di DKI Jakarta, yang paling
banyak terjadi konflik (tawuran) warga adalah di
Jakarta Pusat yaitu 81 kasus (33 %). Pemberi
kontribusi konflik paling besar ialah Johar Baru.
8. Penyebab Konflik
Lembaga Pemberdayaan Masyarakata Jakarta (LPMJ)
mencatat bahwa paling tidak terdapat 28 macam yang
menjadi penyebab konflik di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Penyebab konflik banyak sekali, tetapi utama
diantaranya:
1. Tempat Hunian
2. Kepadatan penduduk
3. Pengangguran
4. Kemiskinan
5. Miras dan narkoba
6. Pendidikan
7. Dan lain-lain
9. Penyelesaian Konflik
Untuk menyelesaikan suatu konflik, maka cari akar masalah
yang menjadi penyebab konflik dan pecahkan.
Dalam kasus konflik di Johar Baru Jakarta Pusat, yang sudah
puluhan tahun dan terus terjadi berulang kali, menurut saya
yang pernah melakukan penelitian tawuran tahun 2011.
1. Jangka Pendek
1.1. Atasi tempat hunian mereka yang masih banyak gantian
tidur (shift-shitfan) dengan membangun kampung deret ke
atas (rumah susun) seperti apartemen.
1.2. Perbanyak proyek padat karya untuk mengatasi
pengangguran dan kemiskinan.
1.3. Beri bimbingan agama yang mencerahkan, menyadarkan
dan mencerdaskan kepada orang tua supaya berperan
membina dan mendidik anak-anak mereka.
1.4. Ciptakan lingkungan yang kondusif.
10.
11.
12. 2. Jangka Menengah
2.1. Bangun Pusat Pendidikan Kepakaran
dilingkungan padat, kumuh dan miskin, agar
mereka dilatih supaya memiliki kepakaran. Ini
cara yang efektif untuk mengatasi pendidikan
warga yang rendah dan tidak memiliki
kepakaran.
2.2. Dirikan Komisi Beasiswa untuk memberi
beasiswa kepada anak-anak miskin untuk
belajar di daerah atau luar negeri supaya
mereka memiliki masa depan.
13.
14. 3. Jangka Panjang
Bangun kebersamaan, optimisme, jadikan
kawasan tempat tinggal masyarakat bawah
yang saling mencintai. Saling tolongmenelong, gotong-royong, dan kawasan taat
beragama.
Hukum mereka yang melakukan pelanggaran
hukum dengan berat, beri hukuman sosial
dengan mengasingkan mereka yang berbuat
jahat, onar dan menciptakan konflik
dilingkungan mereka.
15. Kesimpulan
Untuk mengatasi dan mengakhiri konflik dalam
segala bentuknya yang terjadi di DKI Jakarta, maka
caranya mudah, atasi dan pecahkan yang menjadi
penyebab utama terjadinya konflik.
Kalau masalah utama hunian warga, maka bangun
kampung deret yang menjulang ke angkasa seperti
apartemen yang dihuni orang-orang kaya.
Kalau masalah pengangguran, kemiskinan,
pendidikan, Miras dan narkoba yang menyebabkan
warga suka konflik, maka atasi penyebabnya.