Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service Media
1.
2. RRI Sebagai Public
Service Media
Oleh Musni Umar
Sosiolog, Direktur Eksekutif Institute for Social
Empowerment and Democracy (INSED)
3. Radio Republik Indonesia (RRI) yang lahir 11
September 1945 telah menorehkan darma
bakti kepada bangsa dan Negara. Selama 68
tahun Indonesia merdeka, RRI telah memberi
pencerahan, penyadaran, pencerdasan dan
pendidikan terhadap seluruh bangsa
Indonesia.
Lahirnya Orde Reformasi yang membawa
kebebasan dan persaingan dalam seluruh
lapangan kehidupan termasuk dalam
penyiaran, suka tidak suka dan mau tidak
mau, RRI harus berubah.
4. Perubahan (change) merupakan tuntutan zaman yang
tidak bisa dielakkan. Sejauh ini yang saya amati, RRI
telah berubah, tetapi masih menghadapi
permasalahan, paling tidak dalam lima hal.
Pertama, penyajian berita dan aktualitas berita. Untuk
meningkatkan kualitas berita, maka penyajian berita
dan aktualitas berita, harus terus ditingkatkan oleh RRI
supaya bisa kompetitif dengan lembaga penyiaran yang
lain, sehingga semakin banyak pendengarnya di kota
dan di desa. Begitu juga narasumber, mestilah yang
memiliki kepakaran dalam bidang yang
diperbincangkan dan mempunyai popularitas di publik.
Masalah narasumber mengandung kelemahan, karena
mereka yang memiliki kepakaran, tetapi nirpopularitas
dipublik, sulit ditampilkan sebagai narasumber, karena
RRI dan media penyiaran lain harus mengambil posisi
seperti itu, dalam persaingan bebas di dunia
penyiaran.
5. Kedua, budaya kerja. RRI sebagai lembaga penyiaran publik
yang didanai dari APBN, harus merubah budaya kerja
menjadi lebih dinamis, dedikatif, produktif dan independen,
sehingga memiliki daya saing tinggi. Masyarakat
menginginkan supaya RRI di masa depan, menjadi institusi
penyiaran yang terdepan dan terkemuka.
Ketiga, alat mobilisasi. Di masa lalu dan sampai sekarang
masih sulit dihapuskan RRI dijadikan sebagai sarana
mobilisasi massa untuk meraih dukungan publik. Hal
tersebut sampai saat ini masih terjadi di diberbagai daerah.
Pada hal UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yo PP No.
11 Tahun 2005 menegaskan bahwa RRI sebagai lembaga
Penyiaran Publik (LPP) yang berbentuk badan hukum yang
didirikan oleh negara adalah bersifat independen, netral,
tidak komersial, dan berfungsi memberikan pelayanan untuk
kepentingan publik. Akan tetapi, dalam pelaksanaan di
lapangan, belum sepenuhnya bisa dilaksanakan di berbagai
daerah.
6. Keempat, persepsi negatif. Warisan di masa lalu,
yang menempatkan RRI sebagai alat terompet
pemerintah dalam pembangunan, tidak mudah
merubah persepsi tersebut di masyarakat terutama
dikalangan kelas menengah (middle class). Oleh
karena itu, penting terus dilakukan kampanye dan
sosialisasi bahwa RRI telah berubah di era Orde
Reformasi dengan penampilan dan konten berita yang
menarik dan aktual.
Kelima, inovasi. RRI penting terus melakukan inovasi
untuk mengenalkan hal-hal baru yang diperlukan oleh
publik. Tidak saja program, dan konten berita, tetapi
juga perluasan berita. Tren masyarakat perkotaan
terutama generasi muda, yang banyak menggunakan
alat komunikasi seperti telepon genggam, internet,
media sosial dan sebagainya, mengharuskan RRI
memberi respon terhadap keperluan masyarakat.
7. RRI News
RRI yang telah berusia 68 tahun, sangat kaya dengan
pengalaman. Berbagai pengalaman yang dimiliki,
hendaknya dijadikan pelajaran untuk terus
berkembang dan maju. Oleh karena, masyarakat
sangat pesat perkembangannya di era Orde Reformasi,
maka RRI harus merespon perkembangan tersebut
dengan melakukan paling tidak tiga hal.
Pertama, membangun Kantor Berita Radio Nasional
(KBRN) dalam rangka memperluas pemberitaan
dengan berita tertulis. Ini diperlukan dalam rangka
merespon kecenderungan masyarakat perkotaan yang
lebih banyak menggunakan alat komunikasi seperti
telepon genggam untuk mengakses berita terkini.
Selain itu, untuk memenangkan perang opini, sebab
siapa yang dominan dalam pemberitaan akan menang
dalam perang opini.
8. Kedua, pembentukan RRI.Com. Ini juga
diperlukan dalam rangka merespon minat
publik perkotaan yang sangat besar terhadap
perkembangan paling mutakhir, dan dalam
upaya memperluas jaringan pemberitaan RRI
selain diudara.
Ketiga, pemanfaatan media sosial seperti
You Tube, Slide Share, Twitter, Facebook dan
lain sebagainya untuk memperluas jangkauan
pemberitaan RRI di publik Indonesia di
perkotaan maupun di pedesaan.
9. RRI dan Penyiaran Tertulis
Persaingan bebas dalam penyiaran, memaksa RRI untuk juga
berperan dalam penyiaran tertulis. Pertama, untuk
mengemban tujuan penyiaran yaitu memperkukuh integrasi
nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman
dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan
kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat
yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta
menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
Tujuan penyiaran sangat mulia dan luhur, tetapi untuk
mencapainya diperlukan keterlibatan yang sangat intensif
lembaga penyiaran publik seperti RRI. Walaupun semua
lembaga penyiaran berkewajiban mewujudkan tujuan
penyiaran, tetapi saya tidak begitu yakin dengan peran
swasta yang lebih menonjol mencari keuntungan agar bisa
survive dalam percaturan di dunia penyiaran.
10. Kedua, untuk mempengaruhi publik dalam upaya
mewujudkan tujuan nasional Indonesia merdeka.
Oleh karena yang dominan dalam politik setelah
pemilihan umum (pemilu) adalah masyarakat
perkotaan, maka RRI dalam rangka mengemban
amanat pembukaan UUD 1945 dan UU Penyiaran
No. 32 Tahun 2002, maka RRI suka tidak suka harus
mengambil peran yang besar.
Ketiga, untuk pengamanan berita, RRI penting
memperluas berita tertulis dan menyebarkan
secara luas kepada masyarakat. Ini diperlukan
karena memori (ingatan) masyarakat sangat
singkat.
11. Kesimpulan
Perubahan politik dan sosial yang terjadi di era Orde Reformasi, RRI harus berubah
dan melakukan perubahan paling tidak dalam lima hal yaitu dalam penyajian berita
dan aktualitas berita, budaya kerja, alat mobilisasi, merubah persepsi negative,
dan mengembangkan inovasi.
Dalam rangka memenangkan pertarungan opini untuk membawa bangsa Indonesia
ke arah kemajuan sesuai tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, maka RRI harus berperan ganda dan memenangkan
pertarungan di udara dan di darat (berita tertulis).
Oleh karena itu, RRI harus memperluas jangkauan kerjanya, selain di udara
dengan terus mengemas dan menyajikan berbagai berita, hiburan, pendidikan
yang menarik publik, sudah saatnya mengembangkan kantor berita radio nasional
(KBRN), membangun RRI News dengan RRI.Com, yang diberitakan di You Tube,
Slide Share, Twitter, Facebook dan berbagai media sosial lainnya.
Terakhir, untuk menjaring opini dan mengukuhkan kerjasama antara RRI dan para
narasumber yang sering dimintai pandangan dari pakar, maka diusulkan setiap
akhir tahun diundang untuk berdiskusi sekaligus curah pendapat apa yang sebiknya
dilakukan RRI dan bangsa ini untuk memacu seluruh bangsa meraih kebangkitan
dan kemajuan.
* Tulisan singkat ini bahan Roundtable discussion, RRI Jakarta, 27 Agustus 2013.