SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  2
Konvensi STCW
Konvensi Internasional tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut
(atau STCW), 1978 menetapkan kualifikasi standar untuk kapten, perwira dan petugas penjaga
diatas kapal niaga yang berlayar. STCW dilahirkan pada 1978 dari konferensi Organisasi
Maritim Internasional (IMO) di London, dan mulai diterapkan pada tahun 1984. Konvensi ini
mengalami perubahan yang besar pada tahun 1995.
Konvensi STCW 1978 merupakan yang pertama dalam menetapkan persyaratan dasar dalam
latihan, sertifikasi dan dinas jaga dalam tingkat internasional. Sebelumnya standar latihan,
sertifikasi dan dinas jaga untuk perwira dan anak buah kapal hanya ditetapkan oleh pemerintahan
masing-masing, biasanya tanpa referensi dan penerapan dari negara lain. Sebagai hasilnya
standar dan prosedurnya sangat bervariasi, meskipun pengapalan adalah masalah internasional
yang mendasar.
Konvensi ini menetapkan standar minimum yang berhubungan pada latihan, sertifikasi, dan
dinas jaga untuk pelaut yang mewajibkan negara-negaranya untuk memenuhi atau
melampauinya.
Konvensi ini tidak berurusan dengan tingkatan awak kapal : IMO menetapkan pada area ini
untuk di cakupi oleh peraturan 14 bab V tentang Konvensi Internasional Tentang Keselamatan
Jiwa di Laut (SOLAS), 1974, yang persyaratannya disokong oleh resolusi A.890(21) asas dari
keselamatan awak, yang diadopsi oleh sidang IMO pada tahun 1999, yang menggantikan resolusi
yang sebelumnya yaitu resolusi A.481(XII) yang diadopsi pada tahun 1981.
Salah satu hal yang paling penting dari konvensi ini yaitu memberlakukan kapal-kapal yang
berasal dari negara yang tidak tergabung dalam negara bagian ketika mendatangi pelabuhan-
pelabuhan dari negara yang tergabung dalam negara bagian yang merupakan anggota dari
konvensi. Artikel ke-X membutuhkan anggota-anggota untuk menerapkan langkah-langkah
kontrol dari semua bendera pada tingkatan kebutuhan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi
perlakuan yang menguntungkan yang diberikan untuk kapal yang berhak untuk mengibarkan
bendera dari negara bagian yang tidak tergabung dalam anggota daripada yang diberikan pada
kapal kapal yang berhak untuk mengibarkan bendera dari negara bagian yang tergabung dalam
anggota.
Kesulitan-kesulitan yang dapat timbul untuk kapal kapal dari negara bagian yang tidak tergabung
dalam anggota dari konvensi ini adalah salah satu alasan mengapa konvensi ini telah diterima
oleh banyak negara. Sejak 2014, Konvensi STCW telah mempunyai 158 anggota, yang
mewakilkan 98.8 persen dari tonase pengapalan dunia.
Revisi 1995
Pada 7 Juli 1995 IMO mengadopsi revisi menyeluruh dari STCW. Mereka juga memasukkan
pengajuan untuk mengembangkan Undang-Undang STCW yang baru, yang akan berisi tentang
detil teknis yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan dari konvensi. Amandemen-
Amandemen ini mulai diberlakukan pada 1 Februari 1997. Implementasi secara keseluruhan
didapatkan pada 1 Februari 2002. Pelaut yang telah memegang lisensi diberi pilihan untuk
memperbarui lisensi itu berdasarkan aturan lama dari Konvensi 1978 saat periode akhir 1
February 2002. Pelaut yang memasuki program latihan setelah 1 Agustus 1998 diperlukan untuk
memenuhi standar kompetensi dari Amandemen 1995 yang baru.
Amandemen yang signifikan meliputi:
 a) Peningkatan pada kontrol kepelabuhanan;
 b) Komunikasi informasi oleh IMO untuk memperbolehkan untuk saling melihat dan
konsistensi dalam aplikasi standar,
 c) Standar kualitas sistem atau Quality standards systems (QSS), kesalahan dalam latihan,
penaksiran, dan sertifikasi prosedur,
o Amandemen memerlukan agar pelaut dapat disokong dengan “latihan
familiarisasi” dan “latihan keselamatan dasar” yang termasuk perlawanan dasar
terhadap api, pertolongan pertama, teknik bertahan hidup pribadi, dan tanggung
jawab sosial dan kesalamatan pribadi. Latihan ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa pelaut harus waspada terhadap bahaya pada saat bekerja di kapal dan dapat
merespon dengan benar saat terjadi bahaya.
 d) Penempatan tanggung jawab pada anggota, termasuk yang berhubungan dengan
lisensi, dan bendera negara bagian yang mempekerjakan negara asing, untuk memasikan
pelaut menemuai standar persyaratan dari kompetensi, dan
 e) Peraturan periode istirahat untuk perwira yang berdinas jaga.
Amandemen Manila
Konvensi IMO tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut diadopsikan pada
amandemen baru di Manila pada tahun 2010 yang disebut “Amandemen Manila”. Amandemen
ini diperlukan untuk menjaga standar latihan yang berbanding lurus dengan teknologi baru dan
persyaratan operasional yang memerlukan kompetensi kapal yang baru. Amandemen Manila
mulai efektif tanggal 1 January 2012. Ada periode transisi sampai tahun 2017 ketika semua
pelaut harus tersertifikasi dan terlatih berdasarkan standar implementasi baru yang progresif,
setiap tahun persyaratan yang disempurnakan diberlakukan. Amandemen yang signifikan
diantaranya:
 Jam Istirahat baru untuk pelaut
 Tingkatan sertifikat kompetensi baru untuk pelaut yang bisa pada dek dan mesin
 Pelatihan terbaru, persyaratan yang diperbarui
 Pelatihan keamanan yang bersifat wajib
 Tambahan pada standar medis
 Pembatasan pada alkohol dalam darah dan nafas yang spesifik.
Konvensi STCW-F
Pada 7 Juli 1995, Konvensi Internasional tentang Standar Latihan, Sertifikasi dan Dinas
Jaga untuk Awak Kapal Ikan telah diadopsikan sebagai peraturan terpisah dari revisi
komperhensif STCW. Peraturan ini memberlakukan asas-asas dari STCW untuk kapal ikan dari
ratifikasi negara bagian yang mempunyai panjang 24 meter atau lebih. STCW-F mulai
diberlakukan pada tanggal 29 September 2012.

Contenu connexe

Tendances

Pengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak LumasPengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak Lumasebenezerskl
 
Nbr 12693 sistemas de protecao por extintores de incendio
Nbr 12693   sistemas de protecao por extintores de incendioNbr 12693   sistemas de protecao por extintores de incendio
Nbr 12693 sistemas de protecao por extintores de incendioRomulo Fachiina
 
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMOKerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMOHendri Anur
 
Aeronave apostila emergencias
Aeronave   apostila emergenciasAeronave   apostila emergencias
Aeronave apostila emergenciasRenato Campos
 
Estrutura do Casco dos Navios Metálicos
Estrutura do Casco dos Navios MetálicosEstrutura do Casco dos Navios Metálicos
Estrutura do Casco dos Navios MetálicosAna Cristina Vieira
 
P2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.pptP2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.pptQAMSDept
 
Singkatan log book
Singkatan log bookSingkatan log book
Singkatan log bookMayeng Coey
 
E book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressão
E book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressãoE book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressão
E book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressãoroberto farias farias
 
Gaguk suhardjito desain rencana garis
Gaguk suhardjito   desain rencana garisGaguk suhardjito   desain rencana garis
Gaguk suhardjito desain rencana garisGaguk Suhardjito
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALYogga Haw
 
NBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e Cuidados
NBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e CuidadosNBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e Cuidados
NBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e CuidadosIZAIAS DE SOUZA AGUIAR
 
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...Akbar Yahya Yogerasi
 
Programa de proteção respiratória fundacentro
Programa de proteção respiratória fundacentroPrograma de proteção respiratória fundacentro
Programa de proteção respiratória fundacentroClaudinei Machado
 

Tendances (20)

Pengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak LumasPengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak Lumas
 
Nbr 12693 sistemas de protecao por extintores de incendio
Nbr 12693   sistemas de protecao por extintores de incendioNbr 12693   sistemas de protecao por extintores de incendio
Nbr 12693 sistemas de protecao por extintores de incendio
 
MARPOL Annex VI Chapter 4
MARPOL Annex VI Chapter 4MARPOL Annex VI Chapter 4
MARPOL Annex VI Chapter 4
 
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMOKerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
Kerja Praktek PT.Pertamina PHE WMO
 
Marine polution annex v
Marine polution annex vMarine polution annex v
Marine polution annex v
 
Aeronave apostila emergencias
Aeronave   apostila emergenciasAeronave   apostila emergencias
Aeronave apostila emergencias
 
Estrutura do Casco dos Navios Metálicos
Estrutura do Casco dos Navios MetálicosEstrutura do Casco dos Navios Metálicos
Estrutura do Casco dos Navios Metálicos
 
P2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.pptP2TL - Draft.ppt
P2TL - Draft.ppt
 
Apresentação nr13-senai-rev.00
Apresentação nr13-senai-rev.00Apresentação nr13-senai-rev.00
Apresentação nr13-senai-rev.00
 
Singkatan log book
Singkatan log bookSingkatan log book
Singkatan log book
 
E book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressão
E book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressãoE book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressão
E book nr-13 operação de unidades de processos e vasos de pressão
 
Gaguk suhardjito desain rencana garis
Gaguk suhardjito   desain rencana garisGaguk suhardjito   desain rencana garis
Gaguk suhardjito desain rencana garis
 
desencarceramento
desencarceramentodesencarceramento
desencarceramento
 
Aula caldeiras (nr13)
Aula caldeiras (nr13)Aula caldeiras (nr13)
Aula caldeiras (nr13)
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPALTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN KEKUATAN KAPAL
 
P2 tl 1972
P2 tl 1972P2 tl 1972
P2 tl 1972
 
NBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e Cuidados
NBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e CuidadosNBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e Cuidados
NBR 12.779 - Mangueiras de Incêndio - Inspeção, Manutenção e Cuidados
 
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010          ...
CHAPTER VIII STANDARDS REGARDING WATCHKEEPING AMENDMENT MANILA 2010 ...
 
Programa de proteção respiratória fundacentro
Programa de proteção respiratória fundacentroPrograma de proteção respiratória fundacentro
Programa de proteção respiratória fundacentro
 
Inspeção por-liquido-penetrante
Inspeção por-liquido-penetranteInspeção por-liquido-penetrante
Inspeção por-liquido-penetrante
 

Similaire à Konvensi stcw

Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalANGGI ANGGARA MALIK
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfSutrisnoPrayogo
 
RPS HUKUM MARITIM.docx
RPS HUKUM MARITIM.docxRPS HUKUM MARITIM.docx
RPS HUKUM MARITIM.docxSUTRISNOSUARDI
 
Marine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionMarine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionIPutu Suryana
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlstipakharuddin step
 
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdfKesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdfadindabahagiawati
 
Ship Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptxShip Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptxCAPT. SUZDAYAN
 
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdiaBKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdiaGILANGLEOPRAKOSO
 
Sejarah imo
Sejarah imoSejarah imo
Sejarah imounhas
 

Similaire à Konvensi stcw (15)

Sistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapalSistem keamanan dan keselamatan kapal
Sistem keamanan dan keselamatan kapal
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
 
RPS HUKUM MARITIM.docx
RPS HUKUM MARITIM.docxRPS HUKUM MARITIM.docx
RPS HUKUM MARITIM.docx
 
L4 = data sekunder
L4 = data sekunderL4 = data sekunder
L4 = data sekunder
 
QUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptxQUIZ 3.pptx
QUIZ 3.pptx
 
Marine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX EmmisionMarine Diesel NOX Emmision
Marine Diesel NOX Emmision
 
Annex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docxAnnex 1 - Oil Polution.docx
Annex 1 - Oil Polution.docx
 
BAB IX.pptx
BAB IX.pptxBAB IX.pptx
BAB IX.pptx
 
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tlPeraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
Peraturan pencegahan tubrukan di laut atau p2 tl
 
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdfKesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
Kesehatan Awak Kapal dan Pengukuran Kepatuhan Awak Kapal.pdf
 
L1b = guideline
L1b = guidelineL1b = guideline
L1b = guideline
 
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docxBAB I Eko Reizal Abadi.docx
BAB I Eko Reizal Abadi.docx
 
Ship Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptxShip Manning Management PART-1.pptx
Ship Manning Management PART-1.pptx
 
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdiaBKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
BKI REPARASI BADAN KAPAL liad wdiadiawbdi bawu iuy awdia
 
Sejarah imo
Sejarah imoSejarah imo
Sejarah imo
 

Konvensi stcw

  • 1. Konvensi STCW Konvensi Internasional tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut (atau STCW), 1978 menetapkan kualifikasi standar untuk kapten, perwira dan petugas penjaga diatas kapal niaga yang berlayar. STCW dilahirkan pada 1978 dari konferensi Organisasi Maritim Internasional (IMO) di London, dan mulai diterapkan pada tahun 1984. Konvensi ini mengalami perubahan yang besar pada tahun 1995. Konvensi STCW 1978 merupakan yang pertama dalam menetapkan persyaratan dasar dalam latihan, sertifikasi dan dinas jaga dalam tingkat internasional. Sebelumnya standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk perwira dan anak buah kapal hanya ditetapkan oleh pemerintahan masing-masing, biasanya tanpa referensi dan penerapan dari negara lain. Sebagai hasilnya standar dan prosedurnya sangat bervariasi, meskipun pengapalan adalah masalah internasional yang mendasar. Konvensi ini menetapkan standar minimum yang berhubungan pada latihan, sertifikasi, dan dinas jaga untuk pelaut yang mewajibkan negara-negaranya untuk memenuhi atau melampauinya. Konvensi ini tidak berurusan dengan tingkatan awak kapal : IMO menetapkan pada area ini untuk di cakupi oleh peraturan 14 bab V tentang Konvensi Internasional Tentang Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS), 1974, yang persyaratannya disokong oleh resolusi A.890(21) asas dari keselamatan awak, yang diadopsi oleh sidang IMO pada tahun 1999, yang menggantikan resolusi yang sebelumnya yaitu resolusi A.481(XII) yang diadopsi pada tahun 1981. Salah satu hal yang paling penting dari konvensi ini yaitu memberlakukan kapal-kapal yang berasal dari negara yang tidak tergabung dalam negara bagian ketika mendatangi pelabuhan- pelabuhan dari negara yang tergabung dalam negara bagian yang merupakan anggota dari konvensi. Artikel ke-X membutuhkan anggota-anggota untuk menerapkan langkah-langkah kontrol dari semua bendera pada tingkatan kebutuhan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi perlakuan yang menguntungkan yang diberikan untuk kapal yang berhak untuk mengibarkan bendera dari negara bagian yang tidak tergabung dalam anggota daripada yang diberikan pada kapal kapal yang berhak untuk mengibarkan bendera dari negara bagian yang tergabung dalam anggota. Kesulitan-kesulitan yang dapat timbul untuk kapal kapal dari negara bagian yang tidak tergabung dalam anggota dari konvensi ini adalah salah satu alasan mengapa konvensi ini telah diterima oleh banyak negara. Sejak 2014, Konvensi STCW telah mempunyai 158 anggota, yang mewakilkan 98.8 persen dari tonase pengapalan dunia. Revisi 1995 Pada 7 Juli 1995 IMO mengadopsi revisi menyeluruh dari STCW. Mereka juga memasukkan pengajuan untuk mengembangkan Undang-Undang STCW yang baru, yang akan berisi tentang detil teknis yang berhubungan dengan ketentuan-ketentuan dari konvensi. Amandemen- Amandemen ini mulai diberlakukan pada 1 Februari 1997. Implementasi secara keseluruhan didapatkan pada 1 Februari 2002. Pelaut yang telah memegang lisensi diberi pilihan untuk memperbarui lisensi itu berdasarkan aturan lama dari Konvensi 1978 saat periode akhir 1 February 2002. Pelaut yang memasuki program latihan setelah 1 Agustus 1998 diperlukan untuk memenuhi standar kompetensi dari Amandemen 1995 yang baru. Amandemen yang signifikan meliputi:  a) Peningkatan pada kontrol kepelabuhanan;
  • 2.  b) Komunikasi informasi oleh IMO untuk memperbolehkan untuk saling melihat dan konsistensi dalam aplikasi standar,  c) Standar kualitas sistem atau Quality standards systems (QSS), kesalahan dalam latihan, penaksiran, dan sertifikasi prosedur, o Amandemen memerlukan agar pelaut dapat disokong dengan “latihan familiarisasi” dan “latihan keselamatan dasar” yang termasuk perlawanan dasar terhadap api, pertolongan pertama, teknik bertahan hidup pribadi, dan tanggung jawab sosial dan kesalamatan pribadi. Latihan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pelaut harus waspada terhadap bahaya pada saat bekerja di kapal dan dapat merespon dengan benar saat terjadi bahaya.  d) Penempatan tanggung jawab pada anggota, termasuk yang berhubungan dengan lisensi, dan bendera negara bagian yang mempekerjakan negara asing, untuk memasikan pelaut menemuai standar persyaratan dari kompetensi, dan  e) Peraturan periode istirahat untuk perwira yang berdinas jaga. Amandemen Manila Konvensi IMO tentang standar latihan, sertifikasi dan dinas jaga untuk pelaut diadopsikan pada amandemen baru di Manila pada tahun 2010 yang disebut “Amandemen Manila”. Amandemen ini diperlukan untuk menjaga standar latihan yang berbanding lurus dengan teknologi baru dan persyaratan operasional yang memerlukan kompetensi kapal yang baru. Amandemen Manila mulai efektif tanggal 1 January 2012. Ada periode transisi sampai tahun 2017 ketika semua pelaut harus tersertifikasi dan terlatih berdasarkan standar implementasi baru yang progresif, setiap tahun persyaratan yang disempurnakan diberlakukan. Amandemen yang signifikan diantaranya:  Jam Istirahat baru untuk pelaut  Tingkatan sertifikat kompetensi baru untuk pelaut yang bisa pada dek dan mesin  Pelatihan terbaru, persyaratan yang diperbarui  Pelatihan keamanan yang bersifat wajib  Tambahan pada standar medis  Pembatasan pada alkohol dalam darah dan nafas yang spesifik. Konvensi STCW-F Pada 7 Juli 1995, Konvensi Internasional tentang Standar Latihan, Sertifikasi dan Dinas Jaga untuk Awak Kapal Ikan telah diadopsikan sebagai peraturan terpisah dari revisi komperhensif STCW. Peraturan ini memberlakukan asas-asas dari STCW untuk kapal ikan dari ratifikasi negara bagian yang mempunyai panjang 24 meter atau lebih. STCW-F mulai diberlakukan pada tanggal 29 September 2012.