SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  48
Télécharger pour lire hors ligne
Arsitektur dan
Regionalisme
Regionalisme (kedaerahan) menekankan
pada pengungkapan karakteristik suatu
daerah/tempat dalam arsitektur
kontemporer. Pendekatan ini adalah
salah satu kritik terhadap Arsitektur
Modern yang memandang arsitektur
pada dasarnya bersifat universal.
Arsitektur dan Regionalisme
Regionalisme dalam
Arsitektur
Pendekatan ini dapat dibagi menjadi:
1. Regionalisme sebagai Sistem Budaya
2. Regionalisme sebagai Jiwa suatu Papan
3. Regionalisme sebagai ungkapan Identitas
4. Regionalisme sebagai Sikap Kritis
Regionalisme sebagai
Sistem Budaya
Dalam pendekatan ini, budaya yang berkembang di
suatu tempat difahami sebagai sistem yang utuh
yang meliputi berbagai aspek, di antaranya adalah
arsitektur yang merupakan perwujudan bendawi
dari nilai-nilai budaya dan wadah bagi kebiasaan
masyarakat dalam budaya tersebut, sebagaimana
diungkapkan Rapoport:
My basic hypothesis, then, is that house form is not
simply the result of physical forces or any single
casual factor, but is the consequence of a whole
range of socio-cultural factors seen in their
broadest terms
Amos Rapoport, House Form and Culture, 1969
Arsitektur dan Regionalisme
Arsitektur dan Regionalisme
Kebiasaan masyarakat dalam suatu kelompok
budaya yang tidak berubah dalam jangka waktu
yang relatif lama menjadikan bentuk bangunan
dan ruang yang mereka ciptakan tetap dapat
melayani kebiasaan-kebiasaan tersebut dengan
makna yang mendalam, sebagaimana
diungkapkan oleh Rudofsky:
“It is pointless for experts to discuss the finer
points of residential architecture as long as we do
not consider how its occupants sit, sleep, eat,
bathe, wash themselves and want to dress [...]
The house has to become again what it was in the
past: an instrument for living rather than a
machine for living.”
Bernard Rudofsky. Architecture Without
Architects: A Short Introduction to Non-pedigreed
Architecture (1964)
Arsitektur dan Regionalisme
Dengan umur bangunan
yang rata-rata sekitar 20
tahun, Kampung Naga
secara fisik sebenarnya
relatif baru. Namun
demikian, karena
penduduknya
mempertahankan cara
pandang dan kebiasaan
lama, baik dalam upacara
maupun keseharian
mereka, arsitektur di
Kampung Naga bertahan
dengan karakteristik
bentuk, bahan, teknik
pengerjaan dan susunan
ruangnya dalam waktu yang
sangat lama.
Arsitektur dan Regionalisme
Regionalisme
sebagai Jiwa Papan
Christian Norberg-Schulz dalam bukunya Genius
Loci: Towards a Phenomenology of Place (1976)
memahami papan (place) sebagai wujud nyata
(concrete phenomenon) keberadaan manusia dalam
lingkungannya. Lingkungan alam difahami sebagai:
1. ancaman sehingga manusia perlu mewujudkan
papan untuk berlindung dari padanya, sekaligus
sebagai
2. idealita sehingga manusia melambangkannya
dalam papan ciptaannya
Dia menengarai bahwa papan ciptaan manusia
menjalin hubungan dengan alam melalui tiga cara:
• Manusia memvisualisasikan karakter alam
• Manusia melengkapi alam
Manusia menyimbolkan alam
Arsitektur dan Regionalisme
RELASI PAPAN-ALAM
Memvisualisasikan Alam
Manusia memvisualisasikan karakter
alam untuk menegaskan
pemahamannya terhadap alam
sekitarnya. Misalnya, jika alam
difahami sebagai lintasan maka
manusia ciptakan jejalur untuk
menegaskan dan menyusurinya.
Arsitektur dan Regionalisme
RELASI PAPAN-ALAM
Melengkapi Alam
Manusia melengkapi alam dengan
eleman yang tidak dijumpainya.
Misalnya, di hamparan gurun
Afrika manusia ciptakan bukit
piramida untuk melengkapinya..
Arsitektur dan Regionalisme
RELASI PAPAN-ALAM
Menciptakan Simbol
Manusia menciptakan simbol
yang mengungkapkan gagasannya
tentang alam yang tidak harus
terkait dengan alam sekitarnya.
Jika gunung, misalnya, difahami
sebagai perwujudan paling ideal di
alam semesta maka manusia
menciptakan lambang
kehadirannya.
Arsitektur dan Regionalisme
Regionalism sebagai
Identitas Bentuk
Pendekatan populer ini mengasumsikan bahwa
bentuk-bentuk tertentu menyandang peran untuk
menampilkan ciri daerah tertentu.
Sejalan dengan peran arsitektur sebagai Media
Komunikasi Populer yang dirumuskan olh Robert
Venturi cs. dalam Learning from Las Vegas, bentuk
ini sering menjadi penanda yang tidak harus terkait
dengan apa yang didalamnya.
Pendekatan ini sering dikritik sebagai reproduksi
artifisial atas bangunan lokal yang otentik dan
dengan mudah dapat ditempelkan di mana saja
(seperti atap gonjong pada rumah makan Padang)
Arsitektur dan Regionalisme
Kemudahan mereproduksi
bentuk seringkali
menjadikan peran arsitektur
sebagai identitas kawasan
kehilangan keasliannya.
“Paris” dan “Arabia” di Las
Vegas.
Arsitektur dan Regionalisme
Regionalisme sebagai
Sikap Kritis (Critical
Regionalism)
Regionalisme sering kali dipendang sebagai
terbelakang (berorientasi ke masa silam,
tanpa memiliki visi ke depan) dan sempit
(hanya berkutat pada satu dareah dan tidak
memiliki kontribusi dalam lingkup yang lebih
luas). Alexander Tsoniz dan Liane Lefaivre
mengajukan istilah Critical Regionalisme
untuk menyebut regionalisme yang
progresif, berkinerja baik (high performance)
serta memiliki relevansi ekonomis, ekologis
dan sosial dengan tantangan masa kini.
Arsitektur dan Regionalisme
CRITICAL
REGIONALISM
Kenneth Frampton menegaskan tantangan filosof
Paul Ricoeur “how to become modern and to return
to sources; how to revive an old, dormant
civilization, and take part in universal civilization”
(Ricoeur 1965:277) dengan merumuskan Critical
Regionalism sebagai:
. . . suatu teori tentang bangunan yang di satu sisi
menerima peran potensial arsitektur modern untuk
membebaskan arsitektur dari berbagai kungkungan
tapi menentang untuk sepenuhnya terserap dalam
sistem konsumsi dan produksi modern.
Kenneth Frampton
‘Six Points for an Architecture of Resistance’ (1983)
Arsitektur dan Regionalisme
Frampton rumuskan lebih lanjut
ciri-ciri Critical Regionalism:
Lebih mementingkan papan (place) yang bersifat
konkret ketimbang ruang (space) yang abstrak
Lebih mementingkan keterkaitan dengan bentang
alam (topography) ketimbang bentuk bangunan
(typology)
Lebih mementingkan teknik-teknik membangun
yang estetis (architectonic) ketimbang tampilan
bentuk (scenographic) semata
Lebih mementingkan yang alami (natural) ketimbang
yang buatan (artificial)
Lebih mementingkan yang dapat dirasakan dengan
raga dan peraba (tactile) ketimbang yang visual
semata.
Arsitektur dan Regionalisme
Di Balai Kota Saynatsalo, Alvar Aalto
menciptakan bentuk yang
sederhana dengan menegaskan
karakteristik bentang alam dan
tektonika setempat, dengan
karakteristic tectile yang sangat
kuat.
Arsitektur dan Regionalisme
Renzo Piano
menafsirkan ulang
tektonika bangunan
tradisional di New
Caledonia dalam
menciptakan Pusat
Kebudayaan Jean-
Marie Tjibaou di
Noumea.
Arsitektur dan Regionalisme
Balkrishna Doshi
menciptakan
studionya di
Ahmedabad yang
dinamai Sangath
dengan inspirasi
dari cara bangunan
batu India
beradaptasi
terhadap iklim.
Arsitektur dan
Ekonomi Lemah
Arsitektur dipersepsikan berfokus melayani kalangan
dengan kemampuan ekonomi yang baik, sementara
era modern menunjukkan bahwa jumlah penduduk
miskin dan kesenjangan ekonomi khususnya di
perkotaan meningkat pesat. Diperlukan kepedulian,
keberpihakan dan pemahaman terhadap masyarakat
miskin dan peri kehidupan mereka untuk dapat
mengurangi masalah ini dengan baik.
Arsitektur untuk Ekonomi LemahKemandirian
Membangun
Salah satu beban berat yang dipikul
masyarakat ekonomi lemah adalah
kebergantungan mereka pada sisitem
produksi industrial dan pada dukungan
pembangun dan teknisi profesional.
Untuk itu diperlukan terobosan yang
memampukan mereka untuk dapat
membangun secara mandiri.
Hassan Fathy yang lahir di
Alexandria/Iskandariah Mesir pada
tahun 1900 adalah pelopor yang paling
penting untuk gerakan kemandirian
masyarakat miskin dalam membangun
lingkungan permukiman mereka
sehingga dapat membuat, merawat
dan memperbaikinya dengan tangan
mereka sendiri dan dengan bahan yang
tersedia di tempat.
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Fathy menyadari bahwa bangunan beton yang diandalkan
arsitektur modern untuk memenuhi kebutuhan hunian rakyat
miskin adalah tidak manusiawi dan mahal karena
memerlukan teknisi terampil dan bahan bangunan yang
harus diimpor.
Dia kemudian mengkreasikan bangunan dengan
menggunakan campuran lumpur dan jerami yang sudah
dikenal sangat lama di perdesaan Mesir hulu. Terbukti teknik
baru ini sangat mudah, dengan bahan yang tersedia
melimpah, memenuhi syarat-syarat kekuatan bangunan dan
kenyamanan ruang, se rta estetis.
Segera Fathy mempopulerkan hasil eksperimentasinya ini
dengan melatih masyarakat setempat agar kembali terampil
dengan teknik-teknik yang sudah hampir terlupakan ini.
New Gourna Village
(Public Buildings)
Hassan Fathy (start 1946)
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
New
Gourna
Village
Hassan Fathy
(start 1946)
Fathy menerapkan kreasinya dalam skala besar
pada pembangunan desa Gourna baru yang
dibuat untuk memindahkan penduduk dari
dekat makam para Firaun di Luxor. Sebagai karya
fisik New Gourna mengundang perhatian dunia
dan memicu para arsitek untuk
mengembangkan teknologi alternatif untuk
kalangan bawah. Namun, sebagai rekayasa sosial
New Gourna boleh dikatakan gagal lantaran
penduduknya tak mau pindah dan tetap menjadi
penjarah makam kuno.
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Samuel Mockbee &
Rural Studio di Amerika
Laurie Baker di India
Para Penerus
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Pemahaman
Peri Kehidupan
Kegagalan New Gourna untuk dapat beroperasi
secara sosial-ekonomi mendorong para arsitek
untuk mengkaji aspek tersbut dengan seksama.
Yayasan Vastu Shilpa yang dipelopori oleh
Balkrishna Doshi memandang bahwa banyak
strategi pembentukan dan pemanfaatan ruang yang
dapat dipelajari dalam permukiman kumuh yang
sangat padat. Dengan mempelajari berbagai
dimensi peri kehidupan masyarakat miskin tersebut,
lingkungan yang diciptakan diharapkan dapat lebih
sesuai.
Eksperimen dilakukan di Aranya, sebidang tanah
seluas 86 hA yang ditargetkan dapat melayani
60.000 penduduk.
Di permukiman
padat, jalan bukan
hanya prasarana
transportasi tapi juga
tempat bersosialisasi,
bermain, dan
berjualan.
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Beberapa prinsip yang diterapkan di Aranya adalah
1. Vitality-kesesuaian dengan aspirasi penghuninya
2. Imageability-memberi identitas dan rasa
memiliki
3. Equity-memberikan lingkungan berkualitas dan
kesempatan berusaha yang setara
4. Efficiency-mengoptimasikan penggunaan
sumber daya alam dan manusia untuk
kemanfaatan bersama
5. Felexibility-luwes beradaptasi terhadap
pertumbuhan
6. Feasibility-memiliki dukungan legal, organisasi
dan keuangan
Kapling lahan, jalan, pondasi dan
prasarana sanitasi yang disediakan
di Aranya. Selebihnya dibangun
sendiri oleh masyarakat.
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Keseluruhan kompleks Aranya dan
beberapa unit hunian rancangan Doshi
sebagai pilot project.
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Jalan dan ruang terbuka di
Aranya sebagai prasarana
transportasi, tempat
bersosialisasi, bermain, dan
berjualan.
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Partisipasi dan Kendali
dalam Pembangunan
Partisipasi pengguna adalah aspek yang sangat
penting dalam mewujudkan permukiman untuk
masyarakat miskin karena akan menurunkan biaya
pembangunan dan meningkatkan kesesuaian
permukiman hidup dengan penggunanya.
N.J. Habraken (lahir di Bandung 1928) belajar
arsitektur di Delft Technical University pada tahun
1948-1955. Dari tahun 1965 sampai 1975, dia
menjabat Direktur SAR (Foundation for Architects
Research) yang mengkaji metoda membangun
secara adaptif. Habraken menekankan pada
pemisahan antara 'support' (bagian lingkungan yang
lebih permanen) dan 'infill' (bagian lingkungan yang
lebih mudah diubah) sebagai sarana untuk memberi
kesempatan bagi pemilik bangunan untuk
berpatisipasi dalam mewujudkan lingkungan
permukiman.
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
Pola jalan dan blok
sebagai “structure”
Bangunan sebagai
“infill”
Rangka utama bangunan
sebagai “structure”
Pembatas bangunan
sebagai “infill”
Pembatas ruangan
sebagai “structure”
Furniture sebagai “infill”
RANGKA UTAMA
BANGUNAN
PEMBAGIAN UNIT
HUNIAN
PEMBAGIAN UNIT
HUNIAN
PEMBAGIAN RUANGAN
Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
FURNITURE
URBAN TISSUE
BUILDING
INFILL
URBAN STRUCTURE
NEIGHBORHOOD
DWELLING
ROOM
TOWN
PHYSICAL SYSTEM TERRITORIAL HIERARCHY
“STRUCTURE”
OLEH
PROFESIONAL
“INFILL” OLEH
PENGGUNA/
PEMILIK
Model Structure-Infill
dalam berbagai Level
Arsitektur dan
Keberlanjutan
Krisis lingkungan dengan cepat melanda
seluruh dunia. Bangunan yang menjadi pemicu
40% konsumsi energi dunia memegang peran
penting dalam pengurangan laju krisis ini.
Berbagai pendekatan dirumuskan untuk dapat
meningkatkan peran tersebut.
Arsitektur dan Keberlanjutan
Sustainable
Development
Pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan saat ini
tanpa mengorbankan
kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri di
kemudian hari
Sustainable
Architecture?
/green architecture
/environmental
architecture
Arsitektur dan Keberlanjutan
• Land & Ecology
• Community
• Health
• Material
• Energy
• Water
ROYAL INSTITUTE OF BRITISH
ARCHITECTS
LAND AND ECOLOGY
– use of brownfield sites
– reuse of existing buildings
– appropriate density
– investment in landscaping
– public transport
– new pedestrian routes
– effects on micro-climates
COMMUNITY
– consultation with the local community
– mixed development
– contribution to the economic and social well-
being of the community
– amenity of the wider area
– visual amenity space
– aesthetic excellence
– collaborative enterprise involving all the design
professions
Arsitektur dan Keberlanjutan
• Land & Ecology
• Community
• Health
• Material
• Energy
• Water
ROYAL INSTITUTE OF BRITISH
ARCHITECTS
HEALTH
– comfort for building inhabitants
– maximum use of natural light
MATERIALS
– conservation of natural resources
– use of recycled materials
– low embodied energy materials
– renewable materials from a verifiable source
– no ozone-depleting chemicals
– no volatile organic compound materials
ENERGY
– highest standards of energy efficiency
– renewable energy sources
– use of natural ventilation
– use of passive solar energy
– user-friendly building management systems
– exploiting the constant ground temperature
– use of planting for shading and cooling
WATER
– efficient use of water
– harvesting rainwater and greywater
– minimising rainwater run-off
Arsitektur dan Keberlanjutan
Arsitektur dan Keberlanjutan
•
•
Relasi Arsitektur +
Keberlanjutan
Arsitektur dan Keberlanjutan
Pendekatan ‘symbiosis’ menekankan
pada kerjasama antara bangunan dan
lingkungan sekitarnya sehingga dapat
meningkatkan kinerja bangunan
dalam menanggapi lingkungan,
seperti meningkatkan efisiensi energi,
mengurangi polusi dan menigkatkan
kualitas lingkungan hidup secara
keseluruhan tanpa memengaruhi
bentuk arsitektural-nya secara
signifikan.
symbiosis
Arsitektur dan Keberlanjutan
Arsitektur dan Keberlanjutan
Shanghai Tower, SOM Bank of America, Cook
Arsitektur dan Keberlanjutan
Pendekatan ‘differentiation’,
meningkatkan kinerja lingkungan
pada bangunan dengan
mengembangkan aspek keruangan
dan bentuk bangunan akibat
pengaruh pertimbangan
lingkungan.
Komposisi arsitektural dan
geometri dasar dipertahankan
dengan pertimbangan tersebut.
differentiation
Arsitektur dan Keberlanjutan
Balai Kota London, Foster + Partners
Arsitektur dan Keberlanjutan
Bank of Jeddah, SOM Commerzbank Frankfurt, Foster + Partners
Arsitektur dan Keberlanjutan
Roof + Roof House, Ken Yeang
Arsitektur dan Keberlanjutan
Menara Mesiniaga, Ken Yeang +
T.R. Hamzah
Arsitektur dan Keberlanjutan
Bibliotheca Alexandrina, Snohetta
Arsitektur dan Keberlanjutan
Pendekatan ‘visibility’ menjadikan
peningkatan kinerja lingkungan
sebagai landasan untuk menemukan
bentuk baru yang acapkali bersifat
eksperimental.
visibility
Arsitektur dan Keberlanjutan

Contenu connexe

Tendances

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5Agus Hendrowibowo
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018Saskia Oktrifani Sinaga
 
Studio Perancangan Arsitektur 1
Studio Perancangan Arsitektur 1Studio Perancangan Arsitektur 1
Studio Perancangan Arsitektur 1ViekaAlana
 
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRANSTRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRANrerianita
 
Proporsi dalam arsitektur
Proporsi dalam arsitekturProporsi dalam arsitektur
Proporsi dalam arsitektursifrasweety
 
Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1Nurul Angreliany
 
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta ContohAzas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta ContohAlvin Karama
 
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
9 pendekatan-pendekatan dalam urban designRahmat Prihadi
 
Timeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah ArsitekturTimeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah ArsitekturArsitek 15
 
Dasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitekturDasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitekturAgus Hendrowibowo
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarBarley Prima
 
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptxAmirulRachmanullah1
 
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptxSKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptxJeronRPM
 
Arsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa KiniArsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa KiniCharisma Amanda
 

Tendances (20)

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR BANGUNAN TINGGI (APARTEMEN) 2017 / 2018
 
Makalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang LebarMakalah Struktur Bentang Lebar
Makalah Struktur Bentang Lebar
 
Struktur Rangka Ruang (space frame)
Struktur Rangka Ruang (space frame)Struktur Rangka Ruang (space frame)
Struktur Rangka Ruang (space frame)
 
Studio Perancangan Arsitektur 1
Studio Perancangan Arsitektur 1Studio Perancangan Arsitektur 1
Studio Perancangan Arsitektur 1
 
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRANSTRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR - MEMBRAN
 
Proporsi dalam arsitektur
Proporsi dalam arsitekturProporsi dalam arsitektur
Proporsi dalam arsitektur
 
Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1Pranata Pembangunan Pertemuan 1
Pranata Pembangunan Pertemuan 1
 
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta ContohAzas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
Azas Perancangan Arsitektur: 5 Azas Perancangan Arsitektur beserta Contoh
 
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
 
Timeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah ArsitekturTimeline Sejarah Arsitektur
Timeline Sejarah Arsitektur
 
ARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAANARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAAN
 
tapak
 tapak tapak
tapak
 
Dasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitekturDasar dasar perancangan arsitektur
Dasar dasar perancangan arsitektur
 
Arsitektur Kota
Arsitektur KotaArsitektur Kota
Arsitektur Kota
 
Teknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang LebarTeknik Bangunan Bentang Lebar
Teknik Bangunan Bentang Lebar
 
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
152882273-Rdtr-Wp-4-Kab-Bekasi (1).pptx
 
analisa tapak.docx
analisa tapak.docxanalisa tapak.docx
analisa tapak.docx
 
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptxSKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
SKO 4 KELOMPOK 4 (STRUKTUR MEMBRAN).pptx
 
Arsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa KiniArsitektur Lanskap Masa Kini
Arsitektur Lanskap Masa Kini
 

Similaire à Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme

Post modern architecture
Post modern architecturePost modern architecture
Post modern architecturejoterkenedian
 
Unsur komunikasi dalam ars post modern
Unsur komunikasi dalam ars post modernUnsur komunikasi dalam ars post modern
Unsur komunikasi dalam ars post modernaris_setiawan
 
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeArsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeTadulako University
 
Anggita kurniawaty (14) modern up
Anggita kurniawaty (14) modern upAnggita kurniawaty (14) modern up
Anggita kurniawaty (14) modern upAnggita Kurniawaty
 
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitifPendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitifMohd Nizam Mohd Zan
 
Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)
Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)
Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)MiLna Melodiqyta
 
Tugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipa
Tugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipaTugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipa
Tugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipaAlengPratamaa
 
Arsitektur post modern
Arsitektur post modernArsitektur post modern
Arsitektur post modernAsep Goemilar
 
Review epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiReview epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiAlfalfa Pratiwi
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiSugeng Budiharsono
 
Definisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisirDefinisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisirharianti26
 
Arsitektur kenzo
Arsitektur kenzoArsitektur kenzo
Arsitektur kenzoANDI RIJAL
 

Similaire à Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme (20)

Bab iii kajian tema
Bab iii kajian temaBab iii kajian tema
Bab iii kajian tema
 
Post modern architecture
Post modern architecturePost modern architecture
Post modern architecture
 
Unsur komunikasi dalam ars post modern
Unsur komunikasi dalam ars post modernUnsur komunikasi dalam ars post modern
Unsur komunikasi dalam ars post modern
 
Publikasi1 85012 2286
Publikasi1 85012 2286Publikasi1 85012 2286
Publikasi1 85012 2286
 
Arsitektur
ArsitekturArsitektur
Arsitektur
 
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalismeArsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
Arsitektur brutalisme dan ceo brutalisme
 
Anggita kurniawaty (14) modern up
Anggita kurniawaty (14) modern upAnggita kurniawaty (14) modern up
Anggita kurniawaty (14) modern up
 
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitifPendekatan senibina   revivalisme.metafora.regioal primitif
Pendekatan senibina revivalisme.metafora.regioal primitif
 
Teori arsitektur
Teori arsitektur Teori arsitektur
Teori arsitektur
 
Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)
Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)
Pengembangan arsitektur sbg bidang ilmu(kel.9)
 
Tugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipa
Tugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipaTugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipa
Tugas Mandiri1.pptx universitas nusa nipa
 
Symbiotic Architecture
Symbiotic ArchitectureSymbiotic Architecture
Symbiotic Architecture
 
Arsitektur post modern
Arsitektur post modernArsitektur post modern
Arsitektur post modern
 
Aliran Seni
Aliran SeniAliran Seni
Aliran Seni
 
Review epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologiReview epistemologi fenomenologi
Review epistemologi fenomenologi
 
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiPengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasi
 
Definisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisirDefinisi wilayah pesisir
Definisi wilayah pesisir
 
Arsitektur kenzo
Arsitektur kenzoArsitektur kenzo
Arsitektur kenzo
 
Arsitektur renaissance
Arsitektur renaissanceArsitektur renaissance
Arsitektur renaissance
 
review ptpa2015
review ptpa2015review ptpa2015
review ptpa2015
 

Mingu 13-referensi-bacaan-arsitektur-regionalisme

  • 1. Arsitektur dan Regionalisme Regionalisme (kedaerahan) menekankan pada pengungkapan karakteristik suatu daerah/tempat dalam arsitektur kontemporer. Pendekatan ini adalah salah satu kritik terhadap Arsitektur Modern yang memandang arsitektur pada dasarnya bersifat universal.
  • 2. Arsitektur dan Regionalisme Regionalisme dalam Arsitektur Pendekatan ini dapat dibagi menjadi: 1. Regionalisme sebagai Sistem Budaya 2. Regionalisme sebagai Jiwa suatu Papan 3. Regionalisme sebagai ungkapan Identitas 4. Regionalisme sebagai Sikap Kritis
  • 3. Regionalisme sebagai Sistem Budaya Dalam pendekatan ini, budaya yang berkembang di suatu tempat difahami sebagai sistem yang utuh yang meliputi berbagai aspek, di antaranya adalah arsitektur yang merupakan perwujudan bendawi dari nilai-nilai budaya dan wadah bagi kebiasaan masyarakat dalam budaya tersebut, sebagaimana diungkapkan Rapoport: My basic hypothesis, then, is that house form is not simply the result of physical forces or any single casual factor, but is the consequence of a whole range of socio-cultural factors seen in their broadest terms Amos Rapoport, House Form and Culture, 1969 Arsitektur dan Regionalisme
  • 4. Arsitektur dan Regionalisme Kebiasaan masyarakat dalam suatu kelompok budaya yang tidak berubah dalam jangka waktu yang relatif lama menjadikan bentuk bangunan dan ruang yang mereka ciptakan tetap dapat melayani kebiasaan-kebiasaan tersebut dengan makna yang mendalam, sebagaimana diungkapkan oleh Rudofsky: “It is pointless for experts to discuss the finer points of residential architecture as long as we do not consider how its occupants sit, sleep, eat, bathe, wash themselves and want to dress [...] The house has to become again what it was in the past: an instrument for living rather than a machine for living.” Bernard Rudofsky. Architecture Without Architects: A Short Introduction to Non-pedigreed Architecture (1964)
  • 5. Arsitektur dan Regionalisme Dengan umur bangunan yang rata-rata sekitar 20 tahun, Kampung Naga secara fisik sebenarnya relatif baru. Namun demikian, karena penduduknya mempertahankan cara pandang dan kebiasaan lama, baik dalam upacara maupun keseharian mereka, arsitektur di Kampung Naga bertahan dengan karakteristik bentuk, bahan, teknik pengerjaan dan susunan ruangnya dalam waktu yang sangat lama.
  • 6. Arsitektur dan Regionalisme Regionalisme sebagai Jiwa Papan Christian Norberg-Schulz dalam bukunya Genius Loci: Towards a Phenomenology of Place (1976) memahami papan (place) sebagai wujud nyata (concrete phenomenon) keberadaan manusia dalam lingkungannya. Lingkungan alam difahami sebagai: 1. ancaman sehingga manusia perlu mewujudkan papan untuk berlindung dari padanya, sekaligus sebagai 2. idealita sehingga manusia melambangkannya dalam papan ciptaannya Dia menengarai bahwa papan ciptaan manusia menjalin hubungan dengan alam melalui tiga cara: • Manusia memvisualisasikan karakter alam • Manusia melengkapi alam Manusia menyimbolkan alam
  • 7. Arsitektur dan Regionalisme RELASI PAPAN-ALAM Memvisualisasikan Alam Manusia memvisualisasikan karakter alam untuk menegaskan pemahamannya terhadap alam sekitarnya. Misalnya, jika alam difahami sebagai lintasan maka manusia ciptakan jejalur untuk menegaskan dan menyusurinya.
  • 8. Arsitektur dan Regionalisme RELASI PAPAN-ALAM Melengkapi Alam Manusia melengkapi alam dengan eleman yang tidak dijumpainya. Misalnya, di hamparan gurun Afrika manusia ciptakan bukit piramida untuk melengkapinya..
  • 9. Arsitektur dan Regionalisme RELASI PAPAN-ALAM Menciptakan Simbol Manusia menciptakan simbol yang mengungkapkan gagasannya tentang alam yang tidak harus terkait dengan alam sekitarnya. Jika gunung, misalnya, difahami sebagai perwujudan paling ideal di alam semesta maka manusia menciptakan lambang kehadirannya.
  • 10. Arsitektur dan Regionalisme Regionalism sebagai Identitas Bentuk Pendekatan populer ini mengasumsikan bahwa bentuk-bentuk tertentu menyandang peran untuk menampilkan ciri daerah tertentu. Sejalan dengan peran arsitektur sebagai Media Komunikasi Populer yang dirumuskan olh Robert Venturi cs. dalam Learning from Las Vegas, bentuk ini sering menjadi penanda yang tidak harus terkait dengan apa yang didalamnya. Pendekatan ini sering dikritik sebagai reproduksi artifisial atas bangunan lokal yang otentik dan dengan mudah dapat ditempelkan di mana saja (seperti atap gonjong pada rumah makan Padang)
  • 11. Arsitektur dan Regionalisme Kemudahan mereproduksi bentuk seringkali menjadikan peran arsitektur sebagai identitas kawasan kehilangan keasliannya. “Paris” dan “Arabia” di Las Vegas.
  • 12. Arsitektur dan Regionalisme Regionalisme sebagai Sikap Kritis (Critical Regionalism) Regionalisme sering kali dipendang sebagai terbelakang (berorientasi ke masa silam, tanpa memiliki visi ke depan) dan sempit (hanya berkutat pada satu dareah dan tidak memiliki kontribusi dalam lingkup yang lebih luas). Alexander Tsoniz dan Liane Lefaivre mengajukan istilah Critical Regionalisme untuk menyebut regionalisme yang progresif, berkinerja baik (high performance) serta memiliki relevansi ekonomis, ekologis dan sosial dengan tantangan masa kini.
  • 13. Arsitektur dan Regionalisme CRITICAL REGIONALISM Kenneth Frampton menegaskan tantangan filosof Paul Ricoeur “how to become modern and to return to sources; how to revive an old, dormant civilization, and take part in universal civilization” (Ricoeur 1965:277) dengan merumuskan Critical Regionalism sebagai: . . . suatu teori tentang bangunan yang di satu sisi menerima peran potensial arsitektur modern untuk membebaskan arsitektur dari berbagai kungkungan tapi menentang untuk sepenuhnya terserap dalam sistem konsumsi dan produksi modern. Kenneth Frampton ‘Six Points for an Architecture of Resistance’ (1983)
  • 14. Arsitektur dan Regionalisme Frampton rumuskan lebih lanjut ciri-ciri Critical Regionalism: Lebih mementingkan papan (place) yang bersifat konkret ketimbang ruang (space) yang abstrak Lebih mementingkan keterkaitan dengan bentang alam (topography) ketimbang bentuk bangunan (typology) Lebih mementingkan teknik-teknik membangun yang estetis (architectonic) ketimbang tampilan bentuk (scenographic) semata Lebih mementingkan yang alami (natural) ketimbang yang buatan (artificial) Lebih mementingkan yang dapat dirasakan dengan raga dan peraba (tactile) ketimbang yang visual semata.
  • 15. Arsitektur dan Regionalisme Di Balai Kota Saynatsalo, Alvar Aalto menciptakan bentuk yang sederhana dengan menegaskan karakteristik bentang alam dan tektonika setempat, dengan karakteristic tectile yang sangat kuat.
  • 16. Arsitektur dan Regionalisme Renzo Piano menafsirkan ulang tektonika bangunan tradisional di New Caledonia dalam menciptakan Pusat Kebudayaan Jean- Marie Tjibaou di Noumea.
  • 17. Arsitektur dan Regionalisme Balkrishna Doshi menciptakan studionya di Ahmedabad yang dinamai Sangath dengan inspirasi dari cara bangunan batu India beradaptasi terhadap iklim.
  • 18. Arsitektur dan Ekonomi Lemah Arsitektur dipersepsikan berfokus melayani kalangan dengan kemampuan ekonomi yang baik, sementara era modern menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin dan kesenjangan ekonomi khususnya di perkotaan meningkat pesat. Diperlukan kepedulian, keberpihakan dan pemahaman terhadap masyarakat miskin dan peri kehidupan mereka untuk dapat mengurangi masalah ini dengan baik.
  • 19. Arsitektur untuk Ekonomi LemahKemandirian Membangun Salah satu beban berat yang dipikul masyarakat ekonomi lemah adalah kebergantungan mereka pada sisitem produksi industrial dan pada dukungan pembangun dan teknisi profesional. Untuk itu diperlukan terobosan yang memampukan mereka untuk dapat membangun secara mandiri. Hassan Fathy yang lahir di Alexandria/Iskandariah Mesir pada tahun 1900 adalah pelopor yang paling penting untuk gerakan kemandirian masyarakat miskin dalam membangun lingkungan permukiman mereka sehingga dapat membuat, merawat dan memperbaikinya dengan tangan mereka sendiri dan dengan bahan yang tersedia di tempat.
  • 20. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Fathy menyadari bahwa bangunan beton yang diandalkan arsitektur modern untuk memenuhi kebutuhan hunian rakyat miskin adalah tidak manusiawi dan mahal karena memerlukan teknisi terampil dan bahan bangunan yang harus diimpor. Dia kemudian mengkreasikan bangunan dengan menggunakan campuran lumpur dan jerami yang sudah dikenal sangat lama di perdesaan Mesir hulu. Terbukti teknik baru ini sangat mudah, dengan bahan yang tersedia melimpah, memenuhi syarat-syarat kekuatan bangunan dan kenyamanan ruang, se rta estetis. Segera Fathy mempopulerkan hasil eksperimentasinya ini dengan melatih masyarakat setempat agar kembali terampil dengan teknik-teknik yang sudah hampir terlupakan ini.
  • 21. New Gourna Village (Public Buildings) Hassan Fathy (start 1946) Arsitektur untuk Ekonomi Lemah
  • 22. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah New Gourna Village Hassan Fathy (start 1946) Fathy menerapkan kreasinya dalam skala besar pada pembangunan desa Gourna baru yang dibuat untuk memindahkan penduduk dari dekat makam para Firaun di Luxor. Sebagai karya fisik New Gourna mengundang perhatian dunia dan memicu para arsitek untuk mengembangkan teknologi alternatif untuk kalangan bawah. Namun, sebagai rekayasa sosial New Gourna boleh dikatakan gagal lantaran penduduknya tak mau pindah dan tetap menjadi penjarah makam kuno.
  • 23. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Samuel Mockbee & Rural Studio di Amerika Laurie Baker di India Para Penerus
  • 24. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Pemahaman Peri Kehidupan Kegagalan New Gourna untuk dapat beroperasi secara sosial-ekonomi mendorong para arsitek untuk mengkaji aspek tersbut dengan seksama. Yayasan Vastu Shilpa yang dipelopori oleh Balkrishna Doshi memandang bahwa banyak strategi pembentukan dan pemanfaatan ruang yang dapat dipelajari dalam permukiman kumuh yang sangat padat. Dengan mempelajari berbagai dimensi peri kehidupan masyarakat miskin tersebut, lingkungan yang diciptakan diharapkan dapat lebih sesuai. Eksperimen dilakukan di Aranya, sebidang tanah seluas 86 hA yang ditargetkan dapat melayani 60.000 penduduk. Di permukiman padat, jalan bukan hanya prasarana transportasi tapi juga tempat bersosialisasi, bermain, dan berjualan.
  • 25. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Beberapa prinsip yang diterapkan di Aranya adalah 1. Vitality-kesesuaian dengan aspirasi penghuninya 2. Imageability-memberi identitas dan rasa memiliki 3. Equity-memberikan lingkungan berkualitas dan kesempatan berusaha yang setara 4. Efficiency-mengoptimasikan penggunaan sumber daya alam dan manusia untuk kemanfaatan bersama 5. Felexibility-luwes beradaptasi terhadap pertumbuhan 6. Feasibility-memiliki dukungan legal, organisasi dan keuangan Kapling lahan, jalan, pondasi dan prasarana sanitasi yang disediakan di Aranya. Selebihnya dibangun sendiri oleh masyarakat.
  • 26. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Keseluruhan kompleks Aranya dan beberapa unit hunian rancangan Doshi sebagai pilot project.
  • 27. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Jalan dan ruang terbuka di Aranya sebagai prasarana transportasi, tempat bersosialisasi, bermain, dan berjualan.
  • 28. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Partisipasi dan Kendali dalam Pembangunan Partisipasi pengguna adalah aspek yang sangat penting dalam mewujudkan permukiman untuk masyarakat miskin karena akan menurunkan biaya pembangunan dan meningkatkan kesesuaian permukiman hidup dengan penggunanya. N.J. Habraken (lahir di Bandung 1928) belajar arsitektur di Delft Technical University pada tahun 1948-1955. Dari tahun 1965 sampai 1975, dia menjabat Direktur SAR (Foundation for Architects Research) yang mengkaji metoda membangun secara adaptif. Habraken menekankan pada pemisahan antara 'support' (bagian lingkungan yang lebih permanen) dan 'infill' (bagian lingkungan yang lebih mudah diubah) sebagai sarana untuk memberi kesempatan bagi pemilik bangunan untuk berpatisipasi dalam mewujudkan lingkungan permukiman.
  • 29. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah Pola jalan dan blok sebagai “structure” Bangunan sebagai “infill” Rangka utama bangunan sebagai “structure” Pembatas bangunan sebagai “infill” Pembatas ruangan sebagai “structure” Furniture sebagai “infill”
  • 31. Arsitektur untuk Ekonomi Lemah FURNITURE URBAN TISSUE BUILDING INFILL URBAN STRUCTURE NEIGHBORHOOD DWELLING ROOM TOWN PHYSICAL SYSTEM TERRITORIAL HIERARCHY “STRUCTURE” OLEH PROFESIONAL “INFILL” OLEH PENGGUNA/ PEMILIK Model Structure-Infill dalam berbagai Level
  • 32. Arsitektur dan Keberlanjutan Krisis lingkungan dengan cepat melanda seluruh dunia. Bangunan yang menjadi pemicu 40% konsumsi energi dunia memegang peran penting dalam pengurangan laju krisis ini. Berbagai pendekatan dirumuskan untuk dapat meningkatkan peran tersebut.
  • 33. Arsitektur dan Keberlanjutan Sustainable Development Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri di kemudian hari Sustainable Architecture? /green architecture /environmental architecture
  • 34. Arsitektur dan Keberlanjutan • Land & Ecology • Community • Health • Material • Energy • Water ROYAL INSTITUTE OF BRITISH ARCHITECTS LAND AND ECOLOGY – use of brownfield sites – reuse of existing buildings – appropriate density – investment in landscaping – public transport – new pedestrian routes – effects on micro-climates COMMUNITY – consultation with the local community – mixed development – contribution to the economic and social well- being of the community – amenity of the wider area – visual amenity space – aesthetic excellence – collaborative enterprise involving all the design professions
  • 35. Arsitektur dan Keberlanjutan • Land & Ecology • Community • Health • Material • Energy • Water ROYAL INSTITUTE OF BRITISH ARCHITECTS HEALTH – comfort for building inhabitants – maximum use of natural light MATERIALS – conservation of natural resources – use of recycled materials – low embodied energy materials – renewable materials from a verifiable source – no ozone-depleting chemicals – no volatile organic compound materials ENERGY – highest standards of energy efficiency – renewable energy sources – use of natural ventilation – use of passive solar energy – user-friendly building management systems – exploiting the constant ground temperature – use of planting for shading and cooling WATER – efficient use of water – harvesting rainwater and greywater – minimising rainwater run-off
  • 37. Arsitektur dan Keberlanjutan • • Relasi Arsitektur + Keberlanjutan
  • 38. Arsitektur dan Keberlanjutan Pendekatan ‘symbiosis’ menekankan pada kerjasama antara bangunan dan lingkungan sekitarnya sehingga dapat meningkatkan kinerja bangunan dalam menanggapi lingkungan, seperti meningkatkan efisiensi energi, mengurangi polusi dan menigkatkan kualitas lingkungan hidup secara keseluruhan tanpa memengaruhi bentuk arsitektural-nya secara signifikan. symbiosis
  • 40. Arsitektur dan Keberlanjutan Shanghai Tower, SOM Bank of America, Cook
  • 41. Arsitektur dan Keberlanjutan Pendekatan ‘differentiation’, meningkatkan kinerja lingkungan pada bangunan dengan mengembangkan aspek keruangan dan bentuk bangunan akibat pengaruh pertimbangan lingkungan. Komposisi arsitektural dan geometri dasar dipertahankan dengan pertimbangan tersebut. differentiation
  • 42. Arsitektur dan Keberlanjutan Balai Kota London, Foster + Partners
  • 43. Arsitektur dan Keberlanjutan Bank of Jeddah, SOM Commerzbank Frankfurt, Foster + Partners
  • 44. Arsitektur dan Keberlanjutan Roof + Roof House, Ken Yeang
  • 45. Arsitektur dan Keberlanjutan Menara Mesiniaga, Ken Yeang + T.R. Hamzah
  • 47. Arsitektur dan Keberlanjutan Pendekatan ‘visibility’ menjadikan peningkatan kinerja lingkungan sebagai landasan untuk menemukan bentuk baru yang acapkali bersifat eksperimental. visibility