Kisah pemuda muadzin part1
- 1. KISAH PEMUDA MUADZIN
MuhammadAli Zukarnain,terdengarsepertinamabiasabagi kebanyakanorang.Namunitu
tidakberlakudisini,lebihtepatnyadi SMA 76 Jakarta. Disekolahini,namatersebutsangatidentik
dengankenakalan.Priayangakrabdipanggil Zakyini merupakanmuridyangpalingdisegani.Nyaris
tak ada kenakalanyangtidakiaperbuat,mulai dari memerasuangsakupara siswahinggamembolos
sekolah.Hinggasuatuhari untukkesekiankalinyaiadipanggilolehguruBKdanorang tuanya
dipanggil ke sekolah.
“Zaky!Kesini kamu!”teriakseorangguruBKketikamelihatZakytelahsampai di ruangBK.
“Iya pak.”Jawab Zakytenang.
“Kamu tahu?Kesalahanapayang telahkamuperbuatkali ini?”
“Enggak pak.”
“Apa???!!!Kamutidaktahu kesalahanmusendiri?Jangan-jangan,saatini kamujugatidakmerasa
bersalah?”
“Memang tidakpak.”
“Brakkk!!!”suara mejadigebrakdengankerasnya.
“Apa kamubilang?Kamutidakmerasabersalahsamasekali?Laluapakahmengeroyoksalahsatu
temanmudibelakangsekolahitutidakbersalah?”
Pak Kokoterlihatsangatemosi.Wajahnyamengerutpenuhamarah.Bagaimanatidak,
berulangkali sudahPakKokomencobamenasehati Zaky.Namuntetapsajahasilnyanihil.Tak
menunggulama,IbuZakytelahtibadidepanruangBK.
“AssalamualaikumPakKoko.”UcapBu Dewi ketikamemasuki ruanganBK.
“Waalaikumsalam.”JawaPakKokosingkat.
“SilahkandudukIbu.”LanjutPakKoko.
“Pak Koko,sayasebagai IbuZaky telahlamamengetahui bahwaanaksayamemangnakal.Tapi kali
ini,apa yangtelahanak sayaperbuat?”
- 2. IbuDewi terlihatsangatbingung,iatidaktahuapa yang telahdiperbuatolehanaknya.
SementaraZakysendiri,sedari tadi hanyadiamseribubahasa.Iabahkantakmengucapkansepatah
katapunketikaIbunyadatang.
“Bu, sebenarnyakami dari pihaksekolahsangattidakinginhal ini terjadi.NamunZakysendiri yang
menghendakinya.Zakykemarinterlihatdanterbukti melakukanpengeroyokanterhadapteman
sekelasnyasendirihinggadiaharusdirawatdirumahsakitkarenalukayangcukupparah.” Terang
Pak Joko.
Mendengaritusemua,hati IbuDewi serasateririsolehpisau.Iatakmenyangkabahwa
anaknyaakan berbuathal semacamini.Ia merasabersalah,karenatakdapat mendidikZakymenjadi
seoranganak yangbenar.Matanya mulai berkaca-kaca.Airmatanyahampirtak terbendung.
“Dan denganterpaksa,kami harusmengeluarkanZakydari sekolahini.”LanjutPakKoko
Seketikawaktuseakanberhenti.MataIbu Dewi yangtadi hanya berkaca-kacakini terbelalak
karenakagetnya.BegitupuladenganZaky,merekatakmenyangkabahwakali ini Zakyharus
dikeluarkandari sekolah.Airmatatakdapat terbendunglagi.DenganmenangisZakymemelukkaki
Pak Koko.
“Tolongpak.Jangan keluarkansayadari sekolahini Pak.Sayajanji sayatidakakan mengulanginya
lagi.Dan saya jugamau menerimahukumanapasaja.Asalkanjangankeluarkansayapak.Tolong..!!”
Zaky coba merayuPakKoko.
DenganmenundukdanwajahsedihpakKokomenjawab.
“Maaf Zaky,bapaksudahtidakdapat berbuatapa-apalagi.”
Suara tangisseketikamemenuhi ruangan.Semuanyamerasabersedih,terutamaZaky.Ia
sangat menyesali perbuatannya.Namunsemuanyatelahterlambat,nasi telahmenjadi bubur.Hanya
tangispenyesalanyangdapatialakukankini.
Mendengarberitatersebut,PakHadi yangtak laindantak bukanadalah BapakZaky marah
besar.Beliausangatkecewadengananaksematawayangnyatersebut.Hinggasetibanyadirumah,
Zaky mendapatribuancelotehdari PakHadi.
“Hadi,bapak sangatkecewadengankamu.Bapaktidakmenyangkakamuakan berbuatnakal hingga
dikeluarkandari sekolah.”
Zaky hanyaterdiamseribubahasa.
“Sabar pak..Semuanyabisadiselesaikandengankepaladingin.”KataBuDewi coba menenangkan
Pak Hadi.
“Halah,sabar dari mana kalaubegini!”jawabPakHadi sambil menghalautanganIbuDewi yangcoba
menyabarkannya.
“Bapak tidakmau tahu!Pokoknyabesokkamuharusikutbapak,kitadaftarkankamu ke pesantren.”
LanjutPak Hadi.
- 3. Zaky seketikaberlari dansegeramengunci kamarnya.Iasangatkecewadenganapayang
telahmenjadi keputusanBapaknya.Suasana seketikahening,IbuDewi berpindahtempatduduk
mencobamendekati PakHadi.
“Pak,apa keputusannyasudahbulat?Memangnyabapaksudahmemilihpesantrenyangcocokbuat
Zaky?”Bu Dewi coba membujukPakHadi agar mengurungkanniatnya.LantaranBuDewi sangat
khawatirdenganZaky.
“Sudahkok Bu.Bapak sudahpikirkanmatang-matang.Bapakjugasudahtahu pesantrenyangcocok
buat Zaky.”
“Tapi Pak...???”
“SudahBu, tak usahlahterlalukuatirpadaanakkita.Dia kan sudahbesar.”
“SekarangIbutidur saja,besok buatkanmasakanuntukkami.KarenabesokBapakdan Zakyakan
berangkatke Tangerang.”LanjutPak Hadi.
Keesokanharinya,tekadPakHadi tetaptaktergoyahkan.Keputusantetaplahkeputusan
yang harusdilakukan.Meskipunharusmelewati berbagaihalangandan resiko.
“Assalamualaikum...”ucapPakHadi kepadaseorangpemudayanghendakmemasukimasjidmilik
pesantrenDarul Muttaqien.
“Waalaikumussalam..”jawabpemudatersebut.
“Permisi nak,sayamau tanya.Tempatuntukpendaftaranpesantrendarul muttaqiendi sebelah
mana ya?”tanyaPak Hadi.
“Oh, ini pak.Bapaklurussaja. Sampai dimenarananti bapakbelokke kanan.Disebelahkiri ada
ruangan yangterbukapintunyabapakmasuksaja.”jawabpemudatersebutdenganramah.
“Terimakasihya nak!” balasPakHadi.
Pak Hadi dan Zakysegeramenujuarahyang dikatakanpemudatadi.Serayatetap
melangkah,PakHadi berbisikkepadaanaknya.
“Tuh Zaky,enakkan pesantrendisini?Anak-anaknyaramahdanbaik semua.Kamupasti betahdeh
disini.”KataPakHadi coba membujukanaknya.
Zaky hanyamenanggapinyadengancemberutdanterusmengikuti langkahsangBapak.Pak
Hadi hanyatersenyummelihatanaknya.
“Assalamualaikum...”ucapPakHadi ketikaberadadidepanruanganyangdimaksudolehpemuda
tadi.
“Waalaikumsalam..”jawabseseorang dari dalamseketika.
“Silahkanmasukpak.”Lanjutsalahseoranglainnya.
- 4. Obrolanseketikaberlanjutmenujuke arahmaksudkedatanganPakHadi danputranya.Tak
sampai 15 menit,keduanyalalukeluardari ruangantersebutdengandiiringi olehPakAfif dan Pak
Beni.
“Mari Pak,dan jugaadek.Biar sayatunjukkankamarnya.”Ucap Pak Afif.
Tak lama kemudian.
“Nah,ini dia kamarnyauntukadekZaky.Bagaimana?”tanya PakBeni setibanyadidepansalahsatu
kamar.
Zaky hanyaterdiamtakmenghiraukanpertanyaandari PakBeni.Entahapa yang
difikirkannyasaatini.Tapi yangjelas,iaterlihatbingungakanapayangakan dihadapinyakelak.
Pondokpesantrenmemanghal yangbarubagi Zaky.Selamaini,iatak tahu dan takpernahmau tahu
apa itupesantren.
“Loh...Zaky!Kalau ada orangtanya ituya dijawabdong.Jangancuma bengongaja.”Timpal Pak
Hadi.
Zaky lantasmenjawabdengansebuahanggukankecil tanpasepatahkatapunkeluardari
mulutnya.TingkahlakuZakymembuatPakAfif,PakBeni sertaPakHadi bertanya-tanyatentangapa
yang terjadi.TerutamaPakHadi yang merasakansesuatuyanganehdari sikapanaknya.
“Sebelumnyasayamintamaaf kepadaPakAfif danPak Beni kalaukelakuananaksayakurang
berkenan.Memanganaksaya satuini agak nakal,makanyasaya pondokkan disini.”PakHadi coba
membukapembicaraankembali setelahbeberapadetiksempatmerasakanhening.
“Oh tidakapa-apakok Pak.Selamakami berduamengajardi PonpesDarul Muttaqienini sudahbiasa
untukmendidikanak-anaknakal.Kami justruberterimakasih kepadaBapakHadi karenatelah
memberikankepercayaankepadaPonpesini.”KataPakAfif.
“Baiklahkalaubegitusayamohonpamit.Karenamatahari sudahmulai condong.Jadi sayaharus
kembali ke Jakarta.”
“Nak,Bapak pulangduluya.Mulai sekarang,PakAfif danPakBeni yangakan menjadi pengganti
Bapak.Jangan khuatir,Bapakakan sering-seringmampirkesini.”LanjutPakHadi.
Zaky kembali takmenanggapi apayangadadisekitarnya.Fikirannyaterusterbangentah
kemana.Hatinyajugasudahterlanjurkecewa,hinggaperpisahandengansangBapakpuntakterasa
menyedihkanlagi baginya.
“Assalamualaikum...”ucapPakHadi serayapergi.
“Waalaikumussalam...”jawabPakBeni danPakAfif.
“Zaky!sekarangkamu bersih-bersihkamar,mandi,danjanganlupananti ketikaadzanmaghrib
segerapergi ke masjid.Kitashalatberjamaahdisana.”UcapPak Beni.
“SekarangBapak maukembali ke kantordulu.Assalamualaikum.”SambungPakAfif.
- 5. Zaky masihbelumjugamenanggapi lingkungansekitarnya.Takbisabetapakacaunya
suasanahati Zaky.MelihatkeadaanZaky,PakAfif danPak Beni yangtadi sempatmelangkahpergi
kini kembali lagi.
“Zaky,kok diamsaja.Menjawabsalamituhukumnyawajiblo.”
“Waalaikumsalam...”jawabZakyseketikamasukke kamarnya.
“Nah gitudong.”Ucap PakAfif.
MelihatsikapZakyyang sangataneh,disepanjangperjalananPakAfifdanPakBeni terlibat
dalamperdebatanyangseru.
“Eh, Fif.Kamulihatenggaksih?Sikapnyaanehsekali.”
“Halah,biasa sajalah.Anak baruya pastinyamasihmalu-malubegitu.”JawabPakAfif yangtak
sependapat.
“Itu bedaFif,itubukansikapmalu-malu.Diasepertiorangyangpunyabebanfikiranberat.Hampir
miriporangstress.”Timpal PakBeni.
“Sudah-sudah,beberapahari lagi jugadiabakalanbaikan.Tenangsaja.”
Sianghari berlaludengancepat,takterasamatahari sudahmelambaikantangannyadisisi
barat. Suara Qiraahpertandaakan datangnyaadzanmagrib sudahmulai diserukandari masjid-
masjiddisekitarpesantren.Sementaraitu,Zakyterlihattertidursangatlelapdikamarnya.Iabahkan
sampai tak mendengarseruandari masjid.Nampakwajahnyakelelahansetelahmembersihkan
seluruhisi kamarbarunya.
“Tok..tok..tok...!!”suarakamarZaky diketukolehseseorang.
“Assalamualaikum..Zaky!!”
“Iya-iya..Sebentar!”teriakZakydari dalam.
Setelahpintuterbuka,ternyatayangmengetukpintukamarZakyadalahPakBeni.
“Ada apa PakUstad?” jawab Zakysambil cemberut.Karenamerasatidurnyatergangguoleh
kedatanganPakBeni.
“Loh, kokbelumsiap?Sebentarlagi kanadashalatberjamaahdi masjid.Ayocepetanganti.”Pak
Beni mengingatkan.
“Ogah ah PakUstad, masihngantuknih.Nanti aja,saya shalatsendiri.”JawabZakydengan
mengusap-ngusapwajahnyayanglesukarenaterbangundari tidur.
“Eeehh...Ingat,shalatberjamaahitulebihbaikdaripada shalatsendirian.Pahalanya27 kali lipatlo.
Udah sana cepatmandi!”
“Iya-iyapakustad,saya mandi.”JawabZakydenganmalas.
“Ya sudah,bapakke masjiddulu.Assalamualaikum!”
- 6. “Waalaikumsalam.”
Tak sampai limamenit,Zakysudahberubahpenampilan. Bajukokolengkapdengan
bawahancelanapanjanghitam.Jemari kaki yangterbalutkansendal kulit,sertatakketinggalan
sebuahpeci menghiasi kepalanyamembuatZakyterlihattakseperti biasanya.Seakansemuakesan
buruktentangnyaseketikahilangtertutup olehpenampilannyayangseperti orangbaik-baik.
“Loh, Zakykenapabengongdisitu?”sebuahsuaraterdengardari belakang.
NamunsayangnyaZakybelumjugabanyakberubah.Iamasihbersikappendiam, meskipun
kini iasudahmulai terbiasadengansuasanapesantrentakseperti halnyatadi siang.DanZakykini
hanyamenganggukperlahanmenanggapipertanyaandari PakAfif.
“Enggak baiklo,maghrib – maghribbegini melamunsendirian.Ayo,kitake masjid.Sebentarlagi
sudahadzan.” LanjutPak Afif serayacobamenggapai tanganZakydan mengajaknyake masjid.
“Eh..!!”kata Zaky kagetketikatangannyabersentuhandengantanganPakAfif.
“Saya bisajalansendiri kokpak!”lanjutZakydengankasarbebarengandengangerakantangan
mengelakdari genggamantanganPakAfif.
MelihatsikapZakyyang belumbanyakberubahdari aslinya,PakAfifhanyatersenyum.
“Ya Allah,kasihanilahdiaYaAllah.Karenausiamudanyatelahsia-sia.”DoaPakAfif dalamhati.
Didepanmasjid,Zakyterlihatmulaimemasuki masjiddanhendakmengambil airwudhu.
Belumsampai beberapalangkah,Zakymenghentikanlangkahnya.Matanyatertarikpadaorangtua
yang beradadidalammasjid.Sorotmatanyatajam, meneroboscelahteralisbesijendeladengan
perhatianpenuh.
“Siapasihorang itu?” tanyanyaheran.
“Dia ituPak Mahfud.Muadzindisini.”CeplosPakAfif.
Zaky yangtak mengiraiasedangdiawasi,seketikamelanjutkanlangkahnyamenujutempat
wudhudenganlangkahkaki yangcepat.
Singkatcerita,shalatmagribberjamaahakhirnyaselesai.Semuasantri masihbegitukhusuk
mengikuti doabersama.NamuntidakhalnyadenganZaky.Iabergegaskeluarmasjiduntukmencari
kesenagannyasendiri.
“Zaky!!!Mau kemanakamu?”teriakseseorangdari arahbelakang.
“Emmhh,,ini pak..”Zakyseketikakagetketikamengetahui bahwaorangtersebutadalahPakBeni.
Zaky awalnyainginberjalan-jalandiluarpesantrensejenak,sambil menghabiskanwaktu
kosong.Namunapadaya,iatelahketahuanolehPakBeni.Apalagi terdapatperaturanpesantren
yang melarangsantrinyakeluardari areapesantren.PastilahZakyakanberbohongdengan
jawabannya.
“Eh, anu pak.Saya mau kembali kekamar.”LanjutZaky.
- 7. “Oh begitu,yasudah.Sekalian,sayajugamauke gudang.”Kata Pak Beni sambil menunjukarahyang
sama dengankamarZaky.
Sesampainyadidepankamar,Zakylangsungmemasukikamardanmengunci pintu.Tanpa
menghiraukansosokPakBeni.Ialalumembantingtubuhnyamenujutempattidur.
“Huuhhh!!!”mulutnyamenghempaskansuarakesal.
“Sial,kenapasihharusketahuan!Benar-benarsial!”umpatnyadalamhati.
Dengandengusamarah,Zaky kemudianmelepasdanmelemparkanbajumuslimyangtadi ia
kenakanmenujumejabelajaryangterletakdisebelahkiri tempattidurnya.
“Ah,sudahlah.Lagipulaadaapa diluarpesantren?Palinganjugacumawarung-warungkecil.”
Zaky coba menenangkandiri.Namunentahkenapasetelahusahanyatersebutberhasil,ia
justruteringatketikaiamelihatPakMahfud.Terbayangdalamfikirannya,sosoktubuhpriatua
tersebut.Dibalutsarungsertabajukokoyangsudahmulai lusuh.KemudianZakycobamenutup
matanya.Ia ingatkembali ketikasosokPakMahfudketikaberdiridengangagahnyauntuk
melantunkanadzan.Sertamengingatkembalisuaranya.
“Oh, indahnya.”GumamZaky.
Tanpa sadar, Zakytelahmenemukanidolanya.Namunsayangnya,hinggakini iamasihbelum
mengakuinya.
“Eh, kenapatiba-tibaakuterbayangdenganorangtuaitu ya?” fikirnya.
“Ah sudahlah,lebihbaikakutidursaja.”
Suasanasore perlahanberubahmenujumalam.Cahayalangitmaghribsedikitdemi sedikit
mereduphinggamenjadigelapseutuhnya.Taklamaberselang,suaraadzanIsyasayup-sayup
terdengardari kejauhan.Diluarkamar,terdengarnampakriuholehsantri yangberbondong-
bondongmenujumasjiduntukmelaksanakanshalatIsya.SementaraZakymasihterlalunyenyak
untukdibangunkansuaraadzan.
SetelahshalatIsyaselesai,suarariuhparasantri kembali terdengardiluarkamarZaky.
NamunZakytak sedikitpunmenghiraukannya,justrumakinmenarikeratselimuthangatnya.Hingga
suara ketukanpintumembangunkannyadari tidur.
“Tok,,,tok,,,tok..!!!”suarapintukamarZaky diketukolehseseorangdari luar.
Zaky pura-puratakmendengar.Namunsuaraketukanitutakkunjunghilang.
“Assalamualaikum.Zaky!!!”suarapak Beni terdengarberiringandengansuaraketukanpintu.
“Zaky!!!Cepetbuka,sayatahu kamudidalam!”lanjutPakBeni denganlantang.
“Huhhh!!!Dasar, gangguorang tidursaja” gumamZaky dalamhati.
“Ada apa sihpak?” tanyaZaky denganmatamasihmerasakankantukberat.
- 8. “Kamu ini,dari tadi kemanasaja?Bapak lihat,tadi kamusudahtidakikutngaji bersamasetelah
shalatmagrib.Sekarang,kamubelumshalatIsya.Memangnyakamusakit?”
“Emmmhh...anupak.” Zakybingungmencari alasan.
“Anuapa? Jangan banyakalasan.Bapaktidaksuka anak yangbanyakalasan.Apalagi berbohong.”
“Saya kecapeanpak,karenatadi siangmenempuhperjalananjauh.”
“Sungguh?”
“Iya pak,saya tidakberbohong.”
“Ya sudah.Sekarang,mari kitashalatberjamaah.KebetulansayabelumshalatIsya.”UcapPak Beni
denganramah.
“Kalaubegitubapakduluansajake masjid,sayamau ganti bajudulu.”Balas Zakytak kalahlembut.
Entah apa yang sedangdirencanakanolehZaky.Entahkenapasikapnyabegituberubahkali
ini.Ia menjadi orangyangramah,baik,dan sopan.Namunrupanya,ituhanyapenutupbelaka.
“Huh, kenapasihdenganPakBeni itu.Padahal shalatsendiri kanbisa.Pakekngajak-ngajaksegala.”
Ucap Zakydalamhati.
Setelahberganti bajudanberdandandenganrapi,langkahyangberatnanpelanmenuntun
Zaky menujumasjid.Sesampainyadimasjid,dilihatnyaPakBeni yangtelahsiapdansedari tadi
menunggukedatangannya.
“CepatZaky,segeraberwudzhu.”UcapPak Beni denganlantang.
“Baik pak.”JawabZaky denganlesu.
Tak selangbeberapalama,Zakymasukdanmendekati PakBeni.
“Sudahpak.” Ucap Zaky.
“Sekarangkamuyang komat.”
“Ehmmm,,,anupak..”
“KenapaZaky?”
“Saya tidakbisakomatpak.” Ucap Zakydenganmemasangwajahtakut.
Pak Beni hanyatersenyumdanberkata.
“Ya sudah,sekarangbapakcontohin.Besokkamuharussudahbisa.Janji?”
Zaky hanyamenganggukperlahan.
Setelahkeduanyaselesai shalatberjamaah,ZakymembukapembicaraandenganPakBeni.
“Ehhmmm,,,pak.”
- 9. “Iya kenapa?”
“Anupak.” JawabZaky bingung.Pikirannyabercampuradukmenjadisatu.Bingungbagaimanaharus
mengawali pembicaraanya.
“Kamu ini,kebanyakonaanu.Lebihbaik,dipikirdulusebelumbicara.Daripadajadi bingungbegini.”
Terang PakBeni.
“Saya bolehtanyaapa tidakpak?”
“Asalkansayabisajawab,ya silahkan.”
“Kalaumisalnyabesoksayabelumbisajugakomat,bapakbakalanmarahapa tidak?”
Dengansenyumankecil PakBeni menjawab.
“Memangnyabuat apa saya marahsama kamu? Justrukalautidakbisa,bapakakan ajarinkamu
sampai bisa.”
“Fiuhhh,,,!!!”Zakymenghelanapaslega.Sekaranghatinyaseakankosong,tanpabebanlagi.
“Terus,kapan bapakbisaajari saya?”
Pak Beni lalumelihatHandphonenya.DilihatnyakalenderkecildilayarHandphone.
Pandangannyalaluberubahmenataplangityangtinggi.Mengingatkembali jadwalyangsudah
menjadi kewajibannyasebagai ustad.Lalubeliaukembali menolehke arahZaky.
“Maaf Zaky,tapi untuksemingguini sayasedangsibuk.Jadi mungkinminggudepanbarubisa
ngajarinkamu.”
Zaky hanyaterdiammendengarperkataanPakBeni.
“Tapi,kalaumemangkamu mau.Kamu bisamenemui PakMahfud.Muadzindi masjidini.”Lanjut
Pak Beni.
“Tapi....”Zakyberfikir.
“Tapi apa?”
“Tapi sayamalu pak.”
“Eh, kenapaharusmalu?Islammengajarkanuntukmenuntutilmusampai ke negeri china.”
“Tapi tetapsaja pak,saya malu.Kansaya belumkenal samaPakMahfud.”
“Ya sudah,besokbapakakanantarkan kamuke kamar Pak Mahfud.Biasanyabeliauberada
dikamarnyasetelahshalatdhuhur.”
Merekaberduaakhirnyaberanjakpergi dari pelataranmasjiddankembali melanjutkan
aktifitasnyamasing-masinghinggamalamberanjakpergi dansinarmentari mulai mendesak
menggantikankegelapan.