Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Keterampilan Berbahasa
1. MAKALAH
KETERAMPILAN BERBAHASA
Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen: Indrya Mulyaningsih, M.Pd.
Disusun Oleh :
Nasifah
NIM: 14121520520
Tarbiyah/Matematika-C/Semester II
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
2. BAB I
PEMBAHASAN
A. Keterampilan Membaca
1. Pengertian Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca adalah aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai
faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, keterampilan
membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar
dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa
sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh seorang dewasa (dapat
membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan
modal tertentu.
Membaca adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan
sikap-sikap baru. Untuk memperlancar proses membaca, seorang pembaca harus memiki
modal: 1). Pengetahuan dan pengalaman, 2). Kemampuan berbahasa (kebahasaan), 3).
Pengetahuan tentang tekhnik membaca, 4). Tujuan membaca.
2. Tujuan Membaca
Secara garis besar tujuan membaca itu sangat luas sifatnya karena setiap situasi
membaca mempunyai tujuan tersendiri yang bersifat spesifik. Namun, secara umum ada
penggolongan membaca tentang tujuan membaca yang telah dikemukakan oleh ahli
membaca Waples (1967). Dalam eksperimennya ia menemukan bahwa tujuan membaca
itu meliputi beberapa hal yang pada hakikatnya tujuan membaca adalah modal utama
membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi yang intrinsik yang besar bagi
seseorang. Seseorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membaca akan dapat
mengarahkan sasaran daya pikir kritis dalam mengolah bahan bacaan sehingga
memperoleh kepuasan dalam membaca.
3. Efektifitas Membaca
Efektif, artinya peningkatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan
pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu tentang apa yang perlu
digalinya dari bahan bacaan secara cepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting,
serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan. Seorang pembaca yang buruk melakukan
tindakannya dan memahaminya secara terputus. Jadi, pemahaman terhadap bacaan
3. menjadi terganggu karena setiap kata dipahami satu persatu. Hal itulah yang menghambat
pemahaman seseorang.
Seorang pembaca efektif melihat setiap baris bacaan hanya pada satu-satuan pikiran
yang ada. Biasanya berupa frase-frase, klausa-klausa, atau kata-kata kunci. Jadi bagian
bacaan yang dilihat semakin sedikit. Akibatnya, perpindahan mata akan semakin cepat,
dan pada akhirnya kecepatan membaca dapat ditingkatkan. Ia tidak memahami kata demi
kata sesuai dengan makna aslinya (dalam kamus), tetapi melihat makna kita sesuai dengan
konteks kalimatnya. Dengan demikian, pemahaman juga dapat ditingkatkan.
4. Pengetahuan tentang Teknis Membaca
Keterampilan ini berkaitan dengan keseluruhan aktifitas membaca sehingga dapat
mencakup makna proses membaca sebagai aktifitas mengolah kata yang terkandung dalam
bahan bacaan, kreatifitas, membaca, sampai pada aktifitas membaca cepat.
Secara garis besar, pengetahuan tentang teknik membaca itu meliputi:
a. Pengetahuan tentang aspek-aspek keterampilan membaca
1) Keterampilan mengenali kata
2) Keterampilan mengenali tanda baca
3) Keterampilan memahami makna tersurat
4) Keterampilan membaca kritis
5) Kemampuan membaca kreatif
b. Pengetahuan tentang teknik membaca cepat
c. Pengetahuan tentang membaca telaah ilmiah
5. Masalah Umum dalam Membaca
Ada beberapa masalah dan hambatan yang umum terjadi pada setiap orang, masalah
tersebut antara lain:
a. Rendahnya tingkat kecepatan membaca
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya:
1) Banyak berlatih membaca
2) Hidari menggunakan telunjuk ketika sedang membasca
3) Membaca dengan tidak bersuara
4) Tidak mengulang kata dalam bacaan
5) Harus memperhatikan posisi membaca
6) Mengetahui dan menggunakan teknik membaca
4. b. Minimnya pemahaman yang diperoleh
Solusi untuk mengatasinya:
1) Mengenal bacaan sebelum proses membaca
2) Menggunakan teknik membaca
3) Membaca berulang-ulang
4) Memperhatikan jeda dan tanda baca
5) Membaca dengan situasi dan kondisi yang nyaman
c. Kurangnya minat baca/malas
Solusi untuk mengatasinya:
1) Menumbuhkan motivasi/tekad yang kuat
2) Memulai dengan membaca buku-buku yangh menarik
3) Membiasakan membaca/meluangkan waktu untuk membaca
4) Membaca sambil berimajinasi
5) Mencari lingkungan yang mendukung untuk membaca
6) Menjadikan membaca sebagai kebutuhan
d. Kurang konsentrasi
Solusi untuk mengatasinya:
1) Membaca dalam suasana yang tenang
2) Fokus terhadap bacaan
3) Adanya minat baca
4) Kondisi lingkungan yang mendukung
e. Mengantuk
Solusi untuk mengatasinya:
1) Pola tidur teratur
2) Minum air putih yang cukup
3) Mengatur pola hidup sehat
4) Menyentuh air/berwudu
f. Istilah asing
Solusi untuk mengatasinya:
1) Membaca berulang istilah asing tersebut
2) Mencari pengertian istilah asing dalam kamus
3) Banyak membaca buku referensi mengenai istilah asing
5. g. Jenuh
Solusi untuk mengatasinya:
1) Melihat kondisi kita sebelum membaca
2) Menumbuhkan minat baca
3) Mencari buku bacaan yang bergambar
4) Mencari judul yang menarik
5) Menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar
6. Tipe-tipe Pembaca yang tidak Efisien
Tipe-tipe pembaca yang tidak efisien diantaranya yaitu:
a. Membaca dengan memvokalkan apa yang dibacanya
b. Membaca sambil bergerak
c. Membaca sambil tiduran (berbaring)
d. Membaca tidak konsentrasi
7. Pandangan yang Salah dalam Membaca
Dalam keterampilan membaca, ada beberapa pandangan yang salah dalam kegiatan
membaca, diantaranya yaitu:
a. Pandangan yang menganggap bahwa membaca hanya merupakan kegiatan reseptif
b. Membaca hanya sebagai proses mengingat
c. Membaca hanya bila perlu saja
B. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang
dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk
mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan
dan menyampaikan pikiran, gagasan,serta perasaan (Tarigan, 1983:14). Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk
mengkombinasikan gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
6. 2. Tujuan Berbicara
Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksud dan
tujuan. Menurut Tarigan (1983:15) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka sebaiknya sang pembicara
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu
mengevaluasi efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-
prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun
perorangan.
Menurut Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas
lima golongan yaitu:
a. Menghibur
b. Menginformasikan
c. Menstimulasi
d. Meyakinkan
e. Menggerakkan.
Berdasarkan uraian di `atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan
kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh orang
lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan
baik.
3. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara
Faktor penunjang pada kegiatan berbicara adalah faktor kebahasaan (linguistik) dan
faktor non kabahasaan (non linguistik).
Faktor kebahasaan, meliputi:
a. Ketepatan ucapan
b. Penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai
c. Pilihan kata
d. Ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya
e. Ketepatan sasaran pembicaraan
Sedangkan faktor non kebahasaan, meliputi:
a. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku
b. Pendangan harus diarahkan ke lawan bicara
c. Kesediaan menghargai orang lain
d. Gerak-gerik dan mimik yang tepat
7. e. Kenyaringan suara
f. Kelancaran
g. Relevansi dan penalaran
h. Penguasaan topik
4. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan
yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara.
Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:
a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari
luar partisipan.
b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan
marah, menangis, dan sakit.
5. Permasalahan dalan Keterampilan Berbicara
Berikut ini permasalahan-permasalahan yang biasa muncul dalam berbicara dan
solusi untuk mengatasinya:
a. Kurang percaya diri
Solusi:
1) Adanya motivasi baik dari diri sendiri maupun dari luar
2) Menanamkan sikap optimis
3) Menguasai materi
4) Banyak latihan berbicara
5) Menguasai audiens
6) Memaksimalkan penampilan
7) Menyiapkan mental
b. Kurangnya penguasaan materi
Solusi:
1) Harus memperbamyak membaca
2) Mempelajari dan mengulang materi
3) Bersikap tenang
4) Fokus
8. 5) Banyak bertanya
c. Gagap
Solusi:
1) Terapi bicara dan ada keinginan untuk sembuh
2) Banyak bersosialisasi dengan lingkungan
3) Perbanyak kosakata
4) Percaya diri
5) Penguasaan situasi dan kondisi
6) Penguasaan materi yang akan disampaikan
d. Kurangnya penguasaan kosakata
Solusi:
1) Serimg membaca
2) Sering berkomunikasi
3) Mempraktekan kata-kata
4) Aktif berorganisasi
e. Hilangnya ide/blank
Solusi:
1) Perbanyak membaca
2) Berlatih berbicara
3) Rileks dan fokus
4) Gunakan bahasa yang sesuai dengan kondisi
5) Memahami materi
f. Kurang sesuai dengan tema
Solusi:
1) Memperluas pengetahuan dengan banyak membaca
2) Memahami tema
3) Membuat konsep mengenai apa yang akan disampaikan
4) Menentukan tujuan khusus pembicaraan yang sesuai dengan tena
5) Menguasai materi
6) Bila diperlukan, membawa konsep materi yang akan dibicarakan
g. Tidak terbiasa
Solusi:
1) Banyak latikan
2) Memperbanyak kosakata
9. 3) Konsultasi dengan orang yang terampil berbicara
h. Pelafalan, intonasi, jeda dan lain-lain
Solusi:
1) Latihan berbicara
2) Penekanan pada kata-kata tertentu
3) Memberikan penjelasan
4) Koreksi diri
C. Keterampilan Menyimak
1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam
bahan simakan.(Djago Tarigan; 1991: 4).
Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan
mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan
mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan
mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman
karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar,
mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam
kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan
unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam
peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
2. Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan
menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
10. 3. Unsur-unsur Menyimak
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat
bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksudkan dengan unsur
dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak.
Setiap unsur merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan unsur yang lain.
Unsur-unsur dasar menyimak :
a. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan yang
berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan, pembicara
ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang menerima
pesan (penyimak).
b. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak
yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif.
Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal itu
akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan
(2001:6) rnenyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua
sikap, yaitu sikap dan sikap kooperatif.
c. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam
menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang disampaikan
pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau
informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan baik,
pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan
dalam komunikasi.
4. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak
Menurut pendapat Rost (1991:108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam
keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir-butir penting bahan
simakan terutama yang berhubungan dengan bahan simakan.
11. Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen/faktor-fantor penting dalam
menyimak adalah sebagai berikut.
a. Membedakan antar bunyi fonemis.
b. Mengingat kembali kata-kata.
c. Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.
d. Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan seperangkat penggunaan yang
berfungsi sebagai unit sementara mencari arti/makna.
e. Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dan ke
nonlinguistik (situasi yang sesuai dengan objek supaya terbangun makna, menggunakan
pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap
dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.
f. Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.
Selain itu, masih ada beberapa faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:
a. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan
kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.
b. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi
yang disusun pun sebaiknya memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Tema materi
yang dipergunakan sebaiknya bervariatif. Dengan demikian, siswa tidak akan jenuh
belajar dan pembelajaran menyimak menjadi menyenangkan.
c. Unsur Penyimak / Siswa
1) Kondisi siswa dalam keadaan baik
2) Siswa harus berkonsentrasi
3) Adanya minat siswa dalam menyimak
4) Penyimak harus berpengalaman luas
d. Unsur Situasi
1) Waktu penyimakan
2) Saran unsur pendukung
3) Suasana lingkungan
12. 5. Ciri-Ciri Penyimak Ideal
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
a. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disima
b. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
c. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
d. Penyimak harus menghargai pembicara
e. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
f. Penyimak harus sungguh-sungguh
g. Penyimak tidak mudah tergangg
h. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
i. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
j. Penyimak harus kontak dengan pembicaraKontak dengan pembicara
k. Merangkum
l. Menilai
m.Merespon
6. Teknik Menyimak Yang Efektif
Untuk dapat menyimak dengan baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif.
Adapun syarat tersebut ialah:
a. Menyimak dengan Berkonsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan,
dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara.
b. Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini:
1) Mencari arah dan tujuan pembicaraan
2) Mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir
3) Menemukan tema sentral (pokok pembicaraan)
4) Mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan
5) Memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang
disampaikan pembicara.
13. c. Menyimak dengan Kritis
Yang dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para
penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara
sehingga mereka meminta argumentasi pembicara.
d. Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan
mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal yang dianggap
penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan
simakan.
7. Hubungan Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar yaitu:
menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat keterampilan tersebut saling
terkait antara yang satu dengan yang lainnya.
a. Hubungan menyimak dan berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung.
Menyimak bersifat reseftif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Kegiatan menyimak
didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiaatan berbicara dan menyimak saling
melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap,
diskusi, telponan, tanya jawab dll. Tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada
orang yang menyimak, tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang
berbicara.
b. Hubungan menyimak dan membaca
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
resesif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan
membaca merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca
melakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang berupa suara
(menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti dengan proses
decoding guna guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi.
c. Hubungan menyimak dan menulis
Menulis dan menyimak merupakan aktifitas berbahasa, dimana keterampilan menyimak
bersifat reseptif, dan menulis adalah bersifat produktif. Antara menyimak dan menulis
memiliki hubungan yang erat dari menyimak suatu ujaran atau informasi dapat
14. menumbuhkan kratifitas untuk menulis hasil simakan yang diperoleh. Dan dituangkan
dalam suatu karya tulis, baik itu cerpen, puisi , prosa, dan lain-lain.
8. Permasalahan dalam Menyimak
Berikut ini permasalahan-permasalahan yang biasa timbul dalam menyimak dan
solusi untuk mengatasinya:
a. Konsentrasi
Solusi:
1) Menjaga pikiran agar tetap focus
2) Memiliki motivasi yang kuat
b. Pendengaran
Solusi:
1) Bersikap tenang dan tidak ribut/gaduh
2) Diam
c. Pemahaman
Solusi:
1) Siapkan kondisi sebaik mungkin
2) Pusatkan perhatian dan pahami
3) Catatlah apabila ada bagian yang dianggap penting
4) Buatlah rangkuman sendiri
d. Daya Ingat
Solusi:
1) Memiliki motivasi dalam diri
2) Membuat catatan kecil
e. Motivasi
Solusi:
1) Membiasakan mendengarkan berbagai informasi
2) Fokus
3) Melatih pendengaran terhadap bunyi atau suara
4) Biasakanlah mencari makna kata dan kata asing yang belum dimengerti
5) Menjaga semangat
6) Ingatlah selalu tujuan kita
15. f. Situasi dan Kondisi
Solusi:
1) Perhatikan penerangan ruangan
2) Menjaga ketenangan ruangan
3) Siapkan dan gunakan peralatan yang mendukung
4) Mental harus stabil
5) Bahasa / Kosa Kata
6) Mencari kosakata baru yang belum dipahami
7) Memperbanyak membanca
D. Keterampilan Menulis
1. Pengertian
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan.
Alatnya adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana.
Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang
menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal
(bahasa), menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan
dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa
yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki
ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah
gramatika.
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah
pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki kemampuan
untuk menemukan masalah yang akan ditulis, kepekaan terhadap kondisi pembaca,
kemampuan menyusun perencanaan penelitian, kemampuan menggunakan bahasa
indonesia, kemampuan memuali menulis, dan kemam-puan memeriksa karangan sendiri.
2. Tujuan Menulis
Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat
tujuan, yaitu:
a. Mengekpresikan diri
b. Memberikan informasi kepada pembaca
16. c. Mempersuasi pembaca
d. Menghasilkan karya tulis
3. Jenis Tulisan
Berdasarkan tujuan menulis, tulisan dibedakan menjadi lima jenis diantaranya
sebagai berikut :
a. Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik
menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam suatu
rangkaian waktu.
b. Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).
Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
c. Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan de-ngan tujuan
menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan
pendengar/pembaca menjadi bertambah.
d. Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi
tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilaku-kan dengan
tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.
e. Persuasif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan
mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak.
17. DAFTAR PUSTAKA
Arishta. 2011. Keterampilan Menyimak. http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-
menyimak.html diunduh 26 Maret 2013.
Ar-Rasyid, Rudini Adz-Dzikri Harunnilah. 2012. Makalah Keterampilan Berbahasa. http:
//harunnilah.blogspot.com/2012/11/makalah-keterampilan-berbahasa_30.html
diunduh 26 Maret 2013.
Aziz. 2012. Hubungan Antar Aspek Keterampilan Berbahasa. http://a21zcr7.blogspot.com
/2012/09/hubungan-antar-aspek-keterampilan.html diunduh 26 Maret 2013.
Sadewa, Alif. 2012. Makalah Keterampilan Berbahasa: Berbicara. http://the-ladunni.
blogspot.com/2012/06/makalah-keterampilan-berbahasa.html diunduh 26 Maret
2013.
Sukmawan, Gumilar. 2013. Keterampilan Berbahasa. http://gumilarsukmawan.blogspot.com
/2013/01/keterampilan-berbahasa.html diunduh 25 Februari 2013.