4. SYARAT-SYARAT DESA
Mempunyai wilayah,
Adanya penduduk,
Mempunyai pemerintahan,
Berada langsung di bawah camat,
Mempunyai kebiasaan-kebiasaan
pergaulan sendiri
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. Definisi Desa Dan Kota
1. Pengertian Desa
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang
pemerintah daerah
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh
sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah, langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam
ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
13. Lanjutan.
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah
suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan
sendiri.
14. CIRI-CIRI MASYARAKAT DESA
a. Kehidupan tergantung pada alam
b. Toleransi sosialnnya kuat
c. Adat-istiadat dan norma agama kuat
d. Kontrol sosialnya didasarkan pada hukum
informal
e. Hubungan kekerabatan didasarkan pada
Gemeinssehaft (paguyuban)
f. Pola pikirnya irrasional
g. Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris
15. Potensi Fisik dan Non Fisik
Desa / Pedesaan
A. Potensi Fisik Desa / Pedesaan
- Tanah
- Air
- Iklim
- Ternak
- Sumber Daya Manusia / SDM
16. POLA PERSEBARAN DESA
1. Pola memanjang mengikuti jalan raya.
Pola ini umumnya terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola mengikuti aliran sungai
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30. 2. Pengertian Kota
- Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota
adalah suatu sistem jaringan
kehidupan manusia dengan
kepadatan penduduk yang tinggi,
strata sosial ekonomi yang heterogen,
dan corak kehidupan yang
materialistik.
31. CIRI FISIK KOTA
a. Adanya sarana ekonomi,
b.Gedung pemerintahan,
c. Alun-alun,
d.Tempat parker,
e. Sarana rekreasi,
f. Sarana olah raga,
g. Komplek perumahan
32. CIRI MASYARKAT KOTA
a. Adanya keanekaragaman penduduk
b. Sikap penduduk bersifat individualistik
c. Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft
(Patembayan)
d. Adanya pemisahan keruangan yang dapat
membentuk komplek-komplek tertentu
e. Norma agama tidak ketat
f. Pandangan hidup kota lebih rasional
33. KLASIFIKASI KOTA
A. Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa
2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000
jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa
34. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah
teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola
kehidupan desa kea rah kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian
penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh
penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke
sector industri.
4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri
dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga
membentuk jalur perkotaan.
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan
adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas,
tingkat kriminalitas tinggi.
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai
ditinggalkan penduduknya.
35. STRUKTUR PANGGUNAAN LAHAN KOTA
A. Menurut teori KONSENTRIK
Teori konsentrik dikemukakan oleh E. W.
BURGESS.
Menurut teori ini daerah perkotaan dibagi
menjadi 5 wilayah, yaitu:
1. Pusat Daerah Kegiatan (PDK) juga disebut
CBD (Central Bussiness District) dicirikan
dengan adanya pusat pertokoan, kantor
pos, bank, bioskop dan pasar.
2. Wilayah Transisi ditandai dengan industri
manufaktur, pabrik dan pola penggunaan
lahan merupakan pola campuran.
3. Wilayah pemukiman masyarakat yang
berpendapatan rendah.
4. Wilayah pemukiman masyarakat
berpenghasilan menengah.
5. Wilayah pemulkiman penghasilan tinggi.
6. Wilayah penglaju (commuters),
merupakan wilayah yang memasuki
wilayah belakang (hinterland) atau wilayah
batas desa dan kota
36. B.Teori SEKTORAL
Teori ini dikemukakan olehHOMER HOYT. Isi dari teori
ini adalah bahwa unit-unit kegiatan di perkotaan tidak
mengikuti zona-zona teratur secara konsentris, tetapi
membentuk sector-sektor yang sifatnya lebih bebas.
Dalam toeri ini HOMER, berpendapat:
1. Daerah-daerah yang memiliki harg atanah atau sewa
tanah tinggi biasanya terletak di luar kota.
2. Daerah-daerah yang memiliki sewa tanah dan harga
tanah rendah merupakan jakur-jalur yang bentuknya
memanjang dari pusat kota ke daerah perbatasan.
3. Zona pusat adalah pusat daerah kegiatan (PDK)
37. Penjelasan teori sektoral
(1) Pada lingkaran pusat terdapat pusat kota;
(2) Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri
ringan dan kawasan perdagangan;
(3) Dekat pusat kota dan dekat sektor tersebut di atas,
pada bagian sebelah menyebelahnya, terdapat sektor
murbawisma, yaitu kawasan tempat tinggal kaum
murba atau kaum buruh;
(4) Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta
perdagangan, terletak sektor madyawisma;
(5) Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, kawasan
tempat tinggal golongan atas.
38. Teori pusat lipatganda (Multiple Nuclei Concept)
menurut R. D. Mc Kenie menerangkan bahwa
kota meliputi:
(1) Pusat kota atau CBD;
(2) Kawasan niaga dan industri;
(3) Kawasan murbawisma, tempat tinggal berkualitas
rendah;
(4) Kawasan madyawisma, tempat tinggal berkualitas
menengah;
(5) Kawasan adiwisma, tempat tinggal berkualitas tinggi;
(6) Pusat industri berat;
(7) Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran;
(8) Upakota, untuk kawasan madyawisma dan adiwisma;
(9) Upakota (suburb) untuk kawasan industri.
39.
40. Penyebab atau Alasan
Terjadinya Migrasi
1. Alasan Politik / Politis
2. Alasan Sosial Kemasyarakatan
3. Alasan Agama atau Kepercayaan
4. Alasan Ekonomi
5. Alasan lain
41. B. Potensi Non Fisik Desa /
Pedesaan
- Masyarakat Desa
Masyarakat desa adalah kelompok sosial dengan hubungan
yang erat dengan tingkat solidaritas yang tinggi.
- Lembaga dan Organisasi Sosial
Suatu badan perkumpulan yang membantu masyarakat
desa dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : KUD /
koperasi unit desa, LMD / Lembaga musyawarah desa,
LKMD / Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa, BKIA /
Balai Kesehatan Ibu dan Anak, dan lain sebagainya.
- Aparatur dan Pamong Desa
Aparat desa memiliki tugas untuk menjaga kelancaran
administrasi desa dan menggerakkan sdm desa. Contoh :
kepada desa / kades, lurah, kepala adat, kepala dusun, dan
lain-lain.
42. Jenis dan Pembagian Desa Pedesaan
Berdasarkan Potensi Fisik dan Non Fisik - Desa
Terbelakang, Sedang Berkembang dan Maju
1. Desa Terbelakang atau Desa Swadaya
Desa terbelakang adalah desa yang kekurangan
sumber daya manusia atau tenaga kerja dan juga
kekurangan dana sehingga tidak mampu
memanfaatkan potensi yang ada di desanya.
Biasanya desa terbelakang berada di wilayah yang
terpencil jauh dari kota, taraf berkehidupan
miskin dan tradisional serta tidak memiliki sarana
dan prasaranan penunjang yang mencukupi.
43. 2. Desa Sedang Berkembang atau Desa Swakarsa
Desa sedang berkembang adalah desa yang mulai
menggunakan dan memanfaatkan potensi fisik dan
nonfisik yang dimilikinya tetapi masih kekurangan
sumber keuangan atau dana. Desa swakarsa belum
banyak memiliki sarana dan prasarana desa yang
biasanya terletak di daerah peralihan desa terpencil
dan kota. Masyarakat pedesaan swakarsa masih sedikit
yang berpendidikan tinggi dan tidak bermata
pencaharian utama sebagai petani di pertanian saja
serta banyak mengerjakan sesuatu secara gotong
royong.
44. 3. Desa Maju atau Desa Swasembada
Desa maju adalah desa yang berkecukupan dalam hal
sdm / sumber daya manusia dan juga dalam hal dana
modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan
menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa
secara maksimal. Kehidupan desa swasembada sudah
mirip kota yang modern dengan pekerjaan mata
pencarian yang beraneka ragam serta sarana dan
prasarana yang cukup lengkap untuk menunjang
kehidupan masyarakat pedesaan maju.
45. Pembagian Wilayah Dari Pusat Kota Ke Daerah
Pedesaan - City, Suburban, Suburban Fringe,
Urban Fringe, Rural Urban Fringe & Urban
1. City
City adalah pusat kota yang menjadi pusat sub urban,
urban, dan rural area.
46. 2. Suburban / Faubourgh
Sub urban adalah daerah tempat atau area di mana
para penglaju / commuter tinggal yang letaknya tidak
jauh dari pusat kota. penglaju atau kommuter adalah
orang-orang yang tinggal di pinggiran kota yang
pulang pergi ke kota untuk bekerja setiap hari.
47. 3. Suburban Fringe
Sub urban fring adalah area wilayah
yang mengelilingi daerah sub urban
yang menjadi daerah peralihan kota ke
desa.
48. 4. Urban Fringe
Urban fring adalah daerah perbatasan
antara kota dan desa yang memiliki sifat
yang mirip dengan daerah wilayah
perkotaan. Urban adalah daerah yang
penduduknya bergaya hidup modern.
49. 5. Rural Urban Fringe
Rural urban fringe adalah
merupakan daerah jalur yang
berada di antara desa dan kota.
50. 6. Rural
Rural adalah daerah pedesaan atau
desa yang penduduknya hidup
sederhana.
- town : kota kabupaten
- township : kota kecamatan
51. Pola Unit Kegiatan Pada
Perkotaan
1. Pola Sentralisasi
Pola sentralisasi adalah pola persebaran
kegiatan kota yang cenderung berkumpul
atau berkelompok pada satu daerah atau
wilayah utama. Area utama tersebut
merupakan daerah yang ramai dikunjungi
serta dilewati oleh banyak orang pada pagi,
siang, dan sore hari namum sunyi di malam
hari.
52. 2. Pola Desentralisasi
Pola desentralisasi adalah pola persebaran kegiatan
kota yang cenderung menjauhi titik pusat kota atau
inti kota sehingga dapat membentuk suatu inti /
nukleus kota yang baru.
3. Pola Nukleasi
Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota
yang mirip dengan pola penyebaran sentralisasi
namun dengan skala ukuran yang lebih kecil di mana
inti kegiatan perkotaan berada di daerah utama.
4. Pola Segresi
Pola segresi adalah pola persebaran yang saling
terpisah-pisah satu sama lain menurut pembagian
sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya
53.
54.
55.
56.
57.
58. Ciri Daerah Slum
1. Banyak dihuni oleh pengangguran
2. Tingkat kejahatan / kriminalitas tinggi
3. Demoralisasi tinggi
4. Emosi warga tidak stabil
5. Miskin dan berpenghasilan rendah
6. Daya beli rendah
7. Kotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturan
8. Warganya adalah migran urbanisasi yang migrasi
dari desa ke kota
9. Fasilitas publik sangat tidak memadai
10. Warga slum yang bekerja kebanyakan adalah
pekerja kasar dan serabutan
11. Bangunan rumah kebanyakan gubuk / gubug dan
rumah semi permanen