Makalah ini membahas tentang sifat-sifat Allah yang wajib dan mustahil. Terdapat 20 sifat yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu sifat nafsiyah, salbiyah, ma'ani, dan ilmu. Sifat wajib meliputi wujud, qidam, baqo', dan lainnya. Sedangkan sifat mustahil meliputi 'adam, hudus, fana', dan lainnya. Makalah ini menjelaskan pengertian masing-masing s
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “SIFAT-SIFAT ALLAH”
Makalah ini berisikan tentang pengetahuan lebih terperinci tentang sifat-sifat Allah,
hukum seorang mukallaf mempelajari sifat-sifat Allah secara global maupun terperinci.
Lebih khususnya lagi mudah-mudahan makalah ini memberi sedikit banyaknya
penjelasan tentang sifat-sifat Allah yang wajib kita ketahui.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Lamongan, September 2015
Tim penyusun
i
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................................................................2
BAB III
PENUTUP......................................................................................................................................................7
ii
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Telah tahu Kita ketahui bersama bahwasanya Allah menciptakan makhluq ini untuk beribadah
kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa jikalau hambanya tidak ber ibadah kepada Allah tidak ada
kurang dan rugi, tapi yang rugi hanya hamba yang tidak mau beribadah kepadanya.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supayamereka beribadah kepada-Ku”
(Adz-Dzariyaat1:56)
Ibadah tidak disebut ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid (pengesaan) kepada sang khaliq.
Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat bila tidak disertai dengan bersuci. Bila ibadah dicampuri
syirik tidak mau mentauhidkan sang pencipta, maka rusaklah ibadah itu karna batal keimanannya,
sebagaimana rusaknya shalat bila disertai adanya najis.
Wajib hukumnya bagi setiap muslim mukallaf (yang telah dewasa) laki-laki maupun perempuan, baik
dari golonhan awam, para hamba, maupun pelayan (pembantu) mengetahui terdapat beberapa sifat
kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah, sifat-sifat wajib bagi Allah, yang mustahil ataupun
yang jaiz bagi Allah.
Allah berfirman :
“Maka ketahuilah, bahwasanya tiada Tuhan selain Allah.”
Seorang mukallaf memiliki kewajiban individu (fardhu ‘ain) untuk mengenal akidah beserta dalilnya
secara global, baik dalil secara naqli maupun aqal karena sesungguhnya kesempurnaan ilmu hanya
milik Allah. “Dan ilmu mereka tidak bisa meliputi ilmu Allah.” (thoha : 110)
Penulisan makalah ini insyaallah memberikan sedikit banyaknya pengetahuan tentang sifat-sifat
Allah beserta dalil-dalilnya baik secara naqli atau aqal
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang menjadi latar belakang penyusunan makalah ibi adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian sifat wajib dan Mustahil Bagi Allah ?
2. Berapakan jumlah masing-masing sifat tersebut? sebutkan!
1
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian sifat wajib bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat Allah sebagai
kesempurnaan bagi-Nya. Allah adalah kholiq, dzat yang memiliki sifat yang
tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal ( wajib aqli) dan
berdasarkan dalil naqli ( Al Qur’an dan Hadits).
2. Pengertian sifat mustahil bagi Allah
3. Sifat mustahil bagi Allah adalah sifat yang tidak akan pernah ada pada dzat
Allah SWT., sifat mustahil ini dinafikan oleh sifat-sifat yang wajib bagi Allah,
dengan dalil aqal maupun dalil naqli
B. PEMBAHASAN SIFAT WAJIB DAN MUSTAHIL BAGI ALLAH
Sifat-sifat yang wajib dan sifat mustahil masing-masing ada 20 sifat yang terbagi
dalam 4 sifat global.
a. Sifat nafsiyah ( )نفسية
Sifat Wajib Sifat Mustahil
wujud (pasti adanya) ‘adam (tidak ada).
Alam adalah baru atau makhluk, artinya alam ini ada setelah diciptakan oleh
Allah, dan secara otomatis aqal akan mengatakan bahwa “ ALLAH ADA,
DAN DIA YANG MENGADAKAN ALAM INI”. Karena, yang diciptakan
akan ada yang menciptakan. Bisa diqiyaskan, dengan mengatakan tidak
mungkin sepotong roti ada tanpa ada yang membuatnya. Seperti itu pula
alam, takkan ada jika tidak diciptakan oleh Allah. Karena Allah pencipta
alam semesta.
Artinya : ”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia beristana di atas Arasy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-
masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
2
5. memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam”.
( Al-A’râf: 54).
b. Sifat salbiyah
sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah
SWT, sebab Allah Maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
Yang termasuk sifat salbiyah Allah adalah :
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Sifat qidam (dahulu)
Artinya, bahwa Allah tidak ada
permulaan bagi Nya dan wujud Allah
tidak didahului sifatNya
hudus (baru).
Artinya sesuatu yang ada
dikarenakan ketiadaannya sebelum
ada tersebut.
Artinya : “ Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al Hadiid:3)
Apabila Allah tidak merupakan dzat yang bersifat qidam, maka pasti Allah
adalah dzat yang baru. Sedangkan keberadaan yang baru pasti ada yang
membarukan. Maka mustahil bagi Allah akan baru, karena tidak ada yang
membarukan Allah. Jika adalah Allah itu baru maka Allah akan
membutuhkan pembaru, dan pembaru akan membutuhkan pembaru yang
diatasnya, maka kejadian ini adalah mustahil pada dzat Allah, karena Allah
wajib bersifat wujud dan qidam dan mustahil bersifat baru.
Sifat Wajib Sifat Mustahil
baqo’ (kekal)
Artinya, bahwa Allah tidak ada akhir
bagi Nya.
fana’ (binasa).
Jika adalah Allah itu baru niscaya akan berakhir , tersirnalah sifat qidam
dan wujudnya Allah dan ini adalah mustahil pada dzat Allah taala.
Allah berfirman :
Artinya : ”Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah
segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (al-
Qashash: 88).
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Mukholafatuhu lil hawadis (tidak
menyerupai makhlukNya)
mumatsalah (menyerupai)
Sebagai mana yang ditegaskan didalam al-quran : “Tidak ada sesuatu pun
yang serupa dengan Allah dan Allahlah yang maha mendengar lagi maha
melihat.” (Asy syura:11)
Oleh karena itu, Allah bukanlah jism yang bisa digambarkan atau benda
yang sangat terbatas oleh ruang dan waktu. Allah tidak mempunyai tangan,
3
6. mata, telinga, dan lain-lain seperti yang dipunyai makhluk, karena Allah
tidak menyerupai benda yang dapat diukur dan dapat dibagi-bagi.
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
Sifat ini dijelaskan melalui dua hal
1. Bahwa Allah tidak membutuhkan
ruang yang akan ditempati.
2. Allah tidak membutuhkan
ketentuan (aturan-aturan)
qiyamu lighoirihi
(berdiri dengan selainnya)
artinya Allah membutuhkan ruang
dan ketentuan.
Artinya : ”Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (al-Ankabut : 6).
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Wahdaniyah (esa) ta’addud (berbilang)
Wajib bagi Allah bersifat wahdaniyah dalam 3 perkara :
1. Wahdaniyah dalam sifat
2. Wahdaniyah dalam dzat
3. Wahdaniyah dalam af’al (perbuatan)
Artinya : “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah,
tentulah keduanya itu Telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang
mempunyai ’Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (al-Anbiya’: 22).
Banyaknya tuhan akan mengakibatkan hancurnya alam (alam tidak mungkin
terbentuk).karena, adakalanya keduanya bersepakata atau adakalanya
berselisih. Jika keduanya bertentangan dengan cara salah satu ingin
mengadakan alam dan yang lain tidak, maka tidaklah mungkin dapat
tercapai kehendak keduanya. Dan ini adalah mustahil bagi Allah Taala.
c. Sifat ma’ani
Yang termasuk sifat ma’ani adalah
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Qudrat (Kuasa) lemah (‘ajzu).
Sifat qudrat mempunyai tujuh ta’alluq (kebergantungan), yaitu :
a. Ta’alluq shuluhi qadim (kebergantungan yang bersifat lazim dizaman
dahulu), yaitu lazim memiliki sifat qudrat dizaman dahulu yang
mewujudkan dan atau meniadakan sesuatu pada saat hal itu mungkin
adanya.
b. Ta’alluqnya sifat qudrat dengan mewujudkan kemungkinan yang
sebelumnya tidak ada.
c. Ta’alluqnya sifat qudrat dengan meniadakan kemungkinan setelah
wujudnya kemungkinan tersebut.
4
7. d. Ta’alluqnya sifat qudrat dengan mewujudkan kemungkinan, seperti
kebangkitan dari kubur.
Dan tiga ta’alluq qabdliah (kebergantungan yang ada dalam genggaman
Allah),yaitu :
a. Ta’alluqnya sifat qudrat dengan berlangsungnya perkara yang meungkin
tetap tidak ada atau pada saat ada kemungkinan untuk wujud dan sebelum
wujudnya.
b. Ta’alluqnya sifat qudrat dengan berlangsungnya wujud yang mungkin,
setelah tidak adanya.
c. Ta’alluqnya sifat qudrat dengan berlangsungnya kemungkian tidak
berwujud setelah wujudnya. Artinya, kemungkinan itu ada kemudian
tidak ada.
Artinya : ”Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di
langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa.” (al-Fatir: 44).
Apabila sifat qudrat, niscaya Allah lemah. Dan apabila Allah lemah, maka
tak akan terwujud sesuatu. Dengan kata lain, semua dari makhluk ini tidak
akan ada.
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Iradat (berkehendak) karohah (terpaksa)
Artinya : ” Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami
menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (jadilah)”,
maka jadilah ia” (an-Nahl: 40).
Sifat Wajib Sifat Mustahil
ilmu, yaitu sifat yang telah ada dan
terdahulu serta menetap pada dzat
Allah
jahil (bodoh)
Dengan sifat ilmu ini, Allah mengetahui sifat sifat yang wajib, mungkin, dan
yang mustahil adanya dengan segala macam rincian yang terliput oleh Nya.
Oleh karena itu pula Allah mengetahui secara rinci pula mengetahui sesuatu
dan tidak terbatas, seperti kesempurnaan sifat Nya mengatur nafas seluruh
penghuni surga.
Artinya : “Dan Allah memiliki kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan
tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]
5
8. Sifat Wajib Sifat Mustahil
hayat atau hidup maut (mati)
Hidup maksudnya terdapat pada zat Allah dan tidak disertai ruh seperti
makhluk.
Rasa kantuk ataupun tidur tidak akan ada pada Allah, begitu pula dengan
kerusakan ataupun kematian. Dengan adanya alamini, jelaslah apabila Allah
tidak mempunyai sifat hayat, maka pasti Allah tidak bersifat maut. Dan jika
Allah mempunyai sifat tersebut, maka Allah tidak akan kuasa, tidak
menghendaki dan tidak mengetahui.
Artinya : ”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar” (al-Baqarah: 255).
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Sama’ dan bashor
(mendengar dan melihat)
tuli dan buta
Dengan kedua sifat ini, maka akan menjadi jelas semua yang ada, baik
berbentuk zat, suara, warna dan lainnya.
Ta’alluq sifat sama’ dan bashor ada tiga
1. ta’alluq yang bersifat pelaksanaan (yang dahulu) yaitu hubungan sifat
sama’dan bashor dengan dzat dan sifat Allah.
2. Ta’alluq yang bersifat perencanaan (yang dahulu), yaitu hubungan sifat
sama’dan bashor dengan kita sebelum kita ada.
3. Ta’alluq yang bersifat pelaksanaan (yang baru), yaitu hubungan sifat
sama’ dan bashor dengan kita setelah kita ada.
Jadi hubungan sifat sama’ dan bashor hanyalah satu, sedangkan sifat adalah
banyak dan hakikat-hakikat sama’ dan bashorpun berbeda-beda.
Artinya : “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta
kamu berdua, Aku Maha mendengar dan Maha melihat”. (Thaha: 46)
Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (as-Syura: 11)
Sifat Wajib Sifat Mustahil
kalam (berbicara)
6
9. Kalam Allah bukan dengan huruf dan tidak pula dengan suara. Teetapi Allah
sendiri yang berkuasa mengucapkannya.
Mustahil bagi Allah bersifat bisu. Artinya tidak adanya sifat kalam dalam
dzat Allah.
Artinya : ”…Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”.
(An-Nisâ: 164).
Adanya firman ALLAH menjadi bukti bagi kita bahwa ALLAH
memperhatikan kita sebagai hamba-Nya. Dengan perantara nabi dan rasul,
ALLAH membimbing manusia untuk melakukan amal saleh sesuai yang
diajarkan dalam kitab ALLAH.
Dari firman ALLAH juga, kita dapat mengetahui sejarah dan kisah umat-
umat terdahulu, sehingga kita dapat mengambil hikmah, mengikuti yang haq
dan meninggalkan yang bathil.
d. Sifat ma’nawi
Sifat Ma`nawiyah adalah sifat-sifat yang melazimi dari sifat Ma`ani, dengan
kata lain sifat Ma`nawiyah adalah sifat yang wujud disebabkan adanya sifat
Ma`ani, seperti Allah memiliki sifat kuasa, maka lazimlah Allah itu
keadaannya Kuasa.
yang termasuk sifat ma’nawiyah adalah
Sifat Wajib Sifat Mustahil
Qadiran (maha Kuasa), adalah sifat yang selalu
menetap pada qudrat Allah
‘ajizan (sangat lemah)
Muridan (maha Berkehendak), adalah sifat yang
melazimi sifat iradat Allah
jaahilan (bodoh)
Hayyan (maha hidup), yang melazimi sifat
haayat Allah
mayyitan (mati)
’alimann (maha Mengetahui), yang melazimi
sifat ‘ilmu Allah
‘aliman adalan
Sami’an (maha mendengar), yang melazimi sifat
sama’ Allah
a’ma (tuli)
Bashiran (maha melihat), yang melazimi sifat
bashor Allah
ashomma (buta)
Takliman (maha berbicara), yang melazimi sifat
kalam Allah
abkam (bisu)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian singkat diatasdapat disimpulkan bahwa sifat 20 yang wajib bagi Allah
terbagi menjadi 4 bagian :
a. sifat nafsiyah yaitu wujud
7
10. b. sifat salbiyah yaitu qidam, baqo’, mukholafatuhu lil hawadis, qiyamuhu
binafsihi, wahdaniyat
c. sifat ma’ani yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashor, kalam
d. sifat ma’nawiyah yaitu qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran,
mutakalliman
taalluq bagi sifat ma’ani dengan beberapa kemungkinan dan perkara yang wujud
ada 4 bagian :
a. sesuatu yang berhubungan dengan beberapa kemungkinan yaitu : sifat qudrat
dan sifat iradat. Namun, hubungan yang pertama merupakan perwujuudan
dan peniadaan. Dan hubungan kedua, yakni sifat iradat merupakan hubungan
secara ketentuan.
b. Sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang wajib, kewenangan dan
kemustahilan yaitu, sifat ilmu dan kalam. Namun, hubungan yang pertama
merupakan taalluq secara terbuka. Sedangkan sifat kalam sebagai penunjuk.
c. Sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang wujud adalah sifat sama’ dan
bashor.
d. Sesuatu yang tidak berhubungan sama sekali yaitu sifat hayat.
Bagi orang-orang mukallaf tidak diwajibkan mengetahui taalluq sifat
tersebut, mukallaf hanya wajib memahami sifat-sifat Allah secara global
beserta dalil-dalilnya. Karena mengetahui taalluq termasuk mendalami ilmu
kalam.
Sifat jaiz bagi Allah hanya satu yaitu kebebasan meniadakan atau mengadakan
sesuatu, merupakan kewenangan yang mutlak bagi Allah Taala.
B. SARAN
Demikian yang dapat kami susun mengenai materi sifat-sifat Allah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca mau memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya, juga para pembaca pada umumnya.
8