Masyarakat Mesir Kuno umumnya bekerja sebagai petani. Mereka tinggal di rumah-rumah dari tanah liat yang dirancang untuk menjaga suhu dingin. Pakaian dibuat dari linen sederhana. Status sosial tertinggi adalah juru tulis dan pejabat, diikuti seniman dan petani. Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi, transportasi, dan tenaga listrik.
3. Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno bekerja sebagai petani
Kediaman mereka terbuat dari tanah liat yang didesain untuk menjaga udara
tetap dingin di siang hari
Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih, baik wanita
maupun pria di kelas yang lebih elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik.
Anak-anak tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia
sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur.
STATUS SOSIAL :
1. Petani adalah status sosial yang terendah di Masyarakat Mesir Kuno
2. Seniman dan pengrajin memunyai status yang lebih tinggi dari petani,
namun mereka juga berada di bawah kendali negara
3. Juru tulis dan pejabat menempati strata tertinggi dan termasuk dalam
golongan elit di Mesir Kuno, dan biasa disebut “kelas kilt putih” karena
menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka
4. • Air dari sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk.
• Sepanjang sungai Nil digunakan sebagai jalur transportsai dagang internasional saat itu.
• Menjadi sumber air masyarakat mesir kuno
• Menjadi sumber tenaga pembangkit listrik air
5. Sistem kekuasaan kerajaan Mesir Kuno
• Sejarah politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-komunitas di desa-desa sebagai kerajaan-kerajaan kecil
dengan pemerintahan desa. Dari desa-desa kecil berkembanglah menjadi kota yang kemudian disatukan menjadi kerajaan
Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Proses tersebut berawal dari tahun 4000 SM namun pada tahun 3400 SM seorang penguasa
bernama Menes mempersatukan kedua kerajaan tersebut menjadi satu kerjaan Mesir yang besar.
• Mesir merupakan sebuah kerajaan yang diperintah oleh raja yang bergelar Firaun. Ia berkuasa secara mutlak. Firaun
dianggap dewa dan dipercaya sebagai putera Dewa Osiris. Seluruh kekuasaan berada ditangannya baik sipil, militer maupun
agama.
• Secara garis besar keadaan pemerintahan raja-raja Mesir adalah sebagai berikut.
1. Kerajaan Mesir Tua (2660 – 2180 SM)
2. Kerajaan Mesir Tengah (1640 – 1570 SM)
3. Kerajaan Mesir Baru (1570 - 1075 SM)
6. • Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asiatik yang berhubungan dekat dengan bahasa Berber dan Semit. Bahasa ini memiliki sejarah bahasa terpanjang kedua (setelah Sumeria). Bahasa Mesir telah ditulis
sejak 3200 SM dan sudah dituturkan sejak waktu yang lebih lama
• Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf Hieroglyph terdiri
dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda-benda. Setiap lambang memiliki makna.
• Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena tidak diketahui maknanya. Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya
menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.
• Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga
bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph, Demotik dan Yunani. Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir kuno (Egyptologi) yang Anda kenal sampai
sekarang.
Batu Rosetta J F Champollion Huruf Hieroglyph
7. Seni Masyarakat Mesir Kuno
• I
N
E
F
E
R
T
I
T
I
G
L
A
S
I
R
B
E
N
I
N
G
T
E
M
B
I
K
A
R
9. Amon (Amin,
Amun): dewa
besar dari
Thebes,
digambarkan
sebagai matahari,
diidentifikasi
dengan Re
sebagai Amin-Re
Anat: dewi
asal Suriah,
suka
berperang;
digambarkan
wanita
memegang
perisai dan
kapak.
Anubis (Anpu):
serigala-dewa,
pelindung
pembalsem,
penyembuh, dan
ahli bedah;
Anubis adalah
dewa pelindung
yang disiapkan
orang mati.
Anukis (Anqet):
dewi katarak-daerah
di Aswan;
istri Khnum;
digambarkan
sebagai seorang
wanita dengan
tinggi kepala-gaun
bulu.
Arsaphes
(Herishef):
ram-headed
dewa dari,
Heracleopolis
.
Aten: dewa
matahari-disk,
disembah sebagai
pencipta besar-dewa
oleh
Akhenaten
10. • Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 291/2 hari. Karena dianggap kurang
tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing (Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung
satu tahun adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka
juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem
Solar).
• Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih) oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan
sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.