SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
BAB I
                                        PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
        Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.
   Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam
   menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala
   sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang
   anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu
   meningkatkan prestasi belajarnya.
        Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja
   dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak hanya
   bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri,
   atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri.
        Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja
   karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut itulah yang
   membuat penulis memilih topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja. Selanjutnya, hasil
   pengkajian itu penulis uraikan dalam makalah berjudul “Meningkatkan Unjuk Kerja dengan
   Memberikan Motivasi Kerja yang Baik”


1.2 Rumusan Masalah
        Beberapa rumusan makalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian motivasi kerja?
2. Bagaimana kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja?
3. Bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja?


1.3 Tujuan
        Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi kerja.
2. Untuk mengetahui kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja.

                                                   1
BAB II
                                        LANDASAN TEORI

 2.1 Pengertian
2.1.1 Moral Kerja
          Yang dimaksud dengan moral adalah suasana batiniah seseorang yang mempengaruhi
     perilaku individu dan perilaku organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam aktivitas
     individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin dimaksud berupa
     perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat atau tidak
     bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan.
          Proses manajemen dan leadership yang efektif memerlukan moral kerja yang positif dalam
     arti suasana batin yang menyenangkan hingga memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan
     pekerjaan. Moral kerja yang tinggi merupakan dorongan bagi terciptanya usaha berpartisipasi
     secara maksimal dalam kegiatan organisasi/kelompok, guna mencapai tujuan yang telah
     ditentukan.
          Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja seseorang. Dalam
     kegiatan manajemen dan leadership pendidikan, moral kerja yang tinggi dari setiap SDM yang
     terlibat di dalamnya, merupakan faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan
     pendidikan. Berbagai faktor itu di antaranya adalah sebagai berikut.
        1.   Sebagian orang memandang bahwa minat / perhatian terhadap pekerjaan berpengaruh
             terhadap moral kerja. Bilamana seseorang merasa bahwa minat/perhatiannya seusai
             dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja yang
             tinggi.
        2. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah atau gaji penting dalam meningkatkan moral
             kerja. Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi
             moral kerja.
        3. Di samping itu ada kelompok orang yang memandang faktor status sosial dari pekerjaan
             dapat mempengaruhi moral kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status sosial atau
             posisi yang tinggi/baik (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala bagian dan
             sebagainya) menurut kelompok ini akan mempertinggi moral kerja.



                                                     2
4.    Sekolompok lain memandang tujuan yang mulia atau pekerjaan yang mengandung
        pengabdian merupakan faktor yang dapat mempertinggi moral kerja. Tujuan dan sifat
        pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan seseorang bersedia mendertia,
        berkorban harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi
        tanggung jawabnya.
    5. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan yang
        baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya dapat
        mempertinggi moral kerja.
2.1.2 Motivasi Kerja
     Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”.
Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun
kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait
dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana
caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan
semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003).
     Gibson, et. al., 1995, berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong
seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi kerja sebagai
pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja
seseorang berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi yang diraih.
     Robbins, (1998) berpendapat bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Senada dengan pendapat tersebut, Munandar, (2001),
mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu.
Bila kebutuhan telah terpenuhi maka akan dicapai suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan yang
belum terpuaskan akan menimbulkan ketegangan, sehingga perlu dilakukan serangkaian kegiatan
untuk mencari pencapaian tujuan khusus yang dapat memuaskan sekelompok kebutuhan tadi,
agar ketegangan menjadi berkurang. Pinder, (1998) berpendapat bahwa motivasi kerja
merupakan seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri
seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format, arah,
intensitas dan jangka waktu tertentu.

                                               3
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja
adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar
dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua
kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.


2.2 Pentingnya Motivasi Kerja
        Motivasi kerja bisa naik turun bahkan tak jarang hilang sama sekali. Kehilangan motivasi
kerja bisa disebabkan karena kita kekurangan alasan mengapa harus bekerja misalnya karena kita
tidak ada lagi motivasi untuk hidup. Hidup tentu mampunyai arti yang luas, bukan sekedar
bernafas saja. Hidup menjadi lebih hidup ketika seseorang hidup seleranya, cita-citanya,
semangatnya, tenaganya, visinya, bisnisnya, amalannya, kontribusinya pada sesama dan banyak
lagi.
        Kehilangan motivasi kerja dalam arti luas berarti seperti kehilangan motivasi hidup dalam
arti luas pula, jika kehilangan motivasi kerja dalam waktu yang lama maka resikonya dalam
jangka panjang adalah mati. Kalau sekali waktu kehilangan motivasi hidup dalam waktu pendek
misalnya sejam dua jam atau sehari dua hari itu normal saja, namun kehilangan motivasi kerja
tersebut tetaplah penyakit yang perlu disembuhkan.
2.3 Teori-Teori Motivasi
2.3.1 Teori Tata Tingkat Kebutuhan
        Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengajar yang
bersinambung. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh
kebutuhan lain. Maslow mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan faali
(fisiologikal), rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Adapun uraian dari kelima
kebutuhan itu adalah sebagai berikut.
1. Kebutuhan fisik (physical needs)
Yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal,
    berrumahtangga dan sejenisnya.
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan
    dari ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya.
3. Kebutuhan Sosial (social need)

                                                 4
Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, bermasyarakat dan
     sejenisnya.
4. Kebutuhan pengakuan/haraga diri (the needs of esteems)
Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan.
5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization)
     Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan
     ini mencakup kebutuhan untk menjadi kreatif, kebutuhan
untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh.




2.3.2 Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan
      Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence,
Relatedness, dan Growth need, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan salah satu
modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer
mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Kebutuhan eksistensi (existence need), merupakan kebutuhan akan substansi material seperti
     keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan
     ini mencakup kebutuhan fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.
2. Kebutuhan hubungan (relatedness need), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan
     perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan
     kita. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan esteem
     (penghargaan dari Maslow.
3.    Kebutuhan pertumbuhan (growth needs),merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki
     seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Selain kebutuhan
     aktualisasi diri, juga mencakup bagian intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow.


2.3.3 Teori Dua Faktor
      Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Dengan
menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan dan sarjana
teknik. Ia tanyakan kepada mereka untuk mengingat kembali saat-saat mereka merasakan sangat



                                                 5
senang atau sangat tidak senang dengan pekerjaan mereka, apa saja yang menentukan rasa
demikian dan dampaknya terhadap unjuk kerjanya dan rasa secara menyeluruh dan kesehatan.
      Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator,
mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor
intrinsik dari pekerjaan, yaitu:
1. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan
     kepada seorang tenaga kerja.
2. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam
     pekerjaannya.
3. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari
     pekerjaannya.
4. Capaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja
     yang tinggi.
5. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas
     unjuk kerjanya.
      Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan dengan konteks dari
pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan dan meliputi faktor-faktor:
1.      Administrasi dan kebijakan perusahaan.
2.      Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja.
3.      Gaji
4.      Hubungan antar pribadi.
5.      Kondisi kerja


2.3.4 Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
      Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas, sebaliknya orang akan bermotivasi
kerja rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak jelas. Orang yang tugasnya jelas tujuannya dan
lebih “menantang” akan menunjukkan motivasi kerja yang lebih besar daripada orang yang
tujuan tugasnya kabur atau terlalu mudah untuk mencapainya. Pendapat tersebut di atas
dikemukakan oleh Locke.
      Memberi tujuan yang jelas akan lebih memorivasi daripada hanya sekedar mengatakan
“kerjakan dengan sebaik-baiknya” padahal tujuan yang harus dicapai tidak jelas. Penentuan

                                                 6
tujuan yang jelas merupakan kepemimpinan tersendiri. Oleh karena itu, rumuskan tujuan setiap
pekerjaan dengan jelas agar orang-orang yang akan mengerjakan mengetahui dengan baik.


2.3.5 Teori Kesamaan atau Keseimbangan (Equity Theory)
     Orang cenderung akan membandingkan insentif atau reward yang diperolehnya dengan
insentif yang diterima oleh orang lain yang mempunyai beban kerja serupa. Bila besarnya
insentif antara dua orang itu sama, maka akan muncul motivasi kerja. Bila lebih kecil maka akan
timbul rasa kecewa yang kemudian mengurangi motivasinya untuk bekerja dengan baik. Bila
salah seorang menerima lebih banyak, maka dia akan termotivasi lebih kuat. Teori keseimbangan
ini menyatakan orang cenderung untuk selalu melihat rasio antara beban kerja (effort) dengan
penghargaan yang diterimanya.




                                              7
BAB III
                                      PEMBAHASAN

3.1 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja
     Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja
(performance) adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang
(opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan
kali peluang. Ungkapan ke dalam rumus menjadi:

        Unjuk Kerja = f. Motivasi Kerja X Kemampuan X Peluang


     Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah pula meskipun
kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia. Misalnya, seorang sarjana komputer
bekerja dalam prusahaan konsultasi dalam bidang teknologi informasi sebagai tenaga ahli
(peluang ada, dan punya kemampuan yang diperlukan). Namun suasana kerja, hubungan antar
tenaga kerja, kebijakan perusahaan tidak dirasakan sesuai, maka “semangat” kerjanya menurun
dengan hasil unjuk kerjanya kurang. Sebaliknya jika motivasi kerjanya besar, namun peluang
untuk menggunakan kemampuan-kemampuannya tidak ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya
juga akan rendah. Kalau motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya dalam
bidang tersebut tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak akan tinggi.
3.2 Cara Meningkatkan Motivasi Kerja
3.2.1 Memotivasi Lewat Sentuhan-Sentuhan Kecil
     Beberapa bentuk sentuhan-sentuhan kecil yang membuat bawahan termotivir, antara lain:
1. Mengucapkan salam lebih dahulu;
2. Mengembangkan jabat tangan yang hangat dengan menatap matanya;
3. Memberikan pujian yang tulus dan memergoki orang mengerjakan yang benar;
4. Berikan senyuman pada saat bertemu dan berpisah;
5. Tanyakan kesehatan dan kondisi keluarganya dan tunjukkan rasa empati.




                                                8
3.2.2 Mengobarkan Semangat Bawahan dengan Cara Membuat Mereka Merasa Penting
     Beberapa cara manajer dapat membuat karyawannya merasa penting, antara lain:
   1. Dengarkanlah mereka secara baik-baik dengan penuh perhatian;
   2. Jangan sekali-sekali pada saat bawahan menghadap di ruang Anda,Anda mendengarkan
        sambil menulis, menandatangani surat, atau mengangkat telepon.
   3. Hargai pendapat, dan ide-idenya, tanggapilah dengan umpan balik yang positif;
   4. Memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan training.


3.2.3 Kritik yang Konstruktif untuk Bawahan
Beberapa cara mengkritik secara konstruktif untuk bawahan yaitu sebagai berikut.
   1.   Jika ada sesuatu yang tidak beres, usahakan mencara siapa yang bersalah atas hal itu
        secara tepat;
   2. Jelaskan kepada bawahan mengenai suatu kesalahan secara spesifik dan berilah
        kesempatan pada orang yang bersalah untuk mengetahui secara jelas kesalahannya;
   3. Seharusnya kita dapat mengendalikan diri pada saat mengkritik seseorang;
   4. Seharusnya kita biasa memberikan kritik secara pribadi;
   5. Seharusnya kita memuji terlebih dahulu sebelum memberikan kritik;
   6. Tunjukkan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan bawahan;
   7. Dengarkan dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang melakukannya.
   8. Bantulah orang tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan dan harga dirinya;
   9. Seharusnya kita bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan.


3.2.4 Taktik Mengatasi Bawahan yang Tidak Loyal
Beberapa taktik mengatasi bawahan yang tidak loyal antara lain:
   1.   Beri keteladanan pada mereka, sikap dan perilaku kita harus pantas menjadi contoh,
        jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak pantas di hadapan mereka;
   2. Bertindaklah adil jika kita terpaksa memperlakukan istimewa terhadap satu atau beberapa
        orang, berikan penjelasan mengapa ia berbuat begitu agar ia memahami;
   3.   Menjaga perkataan kita terutama pada saat marah, kata-kata yang menusuk hati tidak
        akan membuat orang sadar tapi sebaliknya justru akan antipati pada kita.



                                                9
BAB IV
                                          PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal berikut.
1. Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari
     dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi
     menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
2.   Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja
     (performance)adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan
     peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali
     kemampuan kali peluang.
3. Beberapa cara untuk meningkatkan motivasi kerja ialah sebagai berikut.
        1. Memotivasi lewat sentuhan-sentuhan kecil
        2. Mengobarkan semangat bawahan dengan cara membuat mereka merasa penting
        3. Memberikan kritik yang konstruktif untuk bawahan
        4. Menggunakan taktik untuk mengatasi bawahan yang tidak loyal
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.
        1.   Memberikan pemahaman kepada para staff perusahaan mengenai cara memotivasi
             bawahan agar dapat memberikan unjuk kerja yang baik.
        2.   Membuat lingkungan kerja yang nyaman dan hangat untuk mempertahankan dan
             meningkatkan motivasi kerja karyawan.
        3.   Menghilangkan rasa terlalu ingin dihormati dan dihargai sehingga menimbulkan
             terjadinya kesenjangan perbedaan kedudukan antara atasan dan bawahan, yang pada
             akhirnya dapat menghilangkan rasa simpati satu sama lain.
        4.    Menanamkan rasa memiliki perusahaan kepada setiap staff dan karyawan
             perusahaan.



                                                10
DAFTAR PUSTAKA


Prof. Dr .J. Winardi, SE.Manajemen Perilaku Organisasi

Cetakan ke-2,Jakarta:KENCANA PRENADA MEDIA GROUP

2004.Fremot.E.Kast James dan E.Rosen Zweig.Organisasi dan manajemen .Jakarta:BUMI
AKSARA 1990.

Kaith Davis dan John.W.Newstrom.Human Behavior at Work:Organizational Behavior,Seventh
Edition (Perilaku dalam Organisasi Eds.7)Jakarta:Erlangga 1994




                                              11

Contenu connexe

Tendances

Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerjaeki050988
 
Konsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasiKonsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasiFirmansyah Rohi
 
Peran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas ManajerPeran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas ManajerElita Yuliana
 
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuNilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuILyas Modeong
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIGhian Velina
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiJihan Ineke
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings groupgilang dwi jatnika
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJODaniel Doni
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiRiski Nurfatimah
 
Analisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdmAnalisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdmMaful Hidayat
 
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanLisna Satar
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemennasutionnasril
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen KonflikFormasi Org
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiNovitaRamadhani2
 
Rekruitmen dan seleksi
Rekruitmen dan seleksi Rekruitmen dan seleksi
Rekruitmen dan seleksi Frans Dione
 
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanEdwarn Abazel
 

Tendances (20)

Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerja
 
Pengorganisasian ppt
Pengorganisasian pptPengorganisasian ppt
Pengorganisasian ppt
 
Konsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasiKonsep dasar perilaku organisasi
Konsep dasar perilaku organisasi
 
Peran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas ManajerPeran, Fungsi, dan Tugas Manajer
Peran, Fungsi, dan Tugas Manajer
 
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuNilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
 
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings groupAnalisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt  wings group
Analisis studi kasus tentang rekrutmen dan seleksi pt wings group
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
Analisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdmAnalisis jabatan msdm
Analisis jabatan msdm
 
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi dan partisipasi kerja terhadap kinerja karyawan
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemen
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Hubungan Budaya dengan Psikologi
Hubungan Budaya dengan Psikologi Hubungan Budaya dengan Psikologi
Hubungan Budaya dengan Psikologi
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya Organisasi
 
Rekruitmen dan seleksi
Rekruitmen dan seleksi Rekruitmen dan seleksi
Rekruitmen dan seleksi
 
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinanFaktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
 

En vedette

Manajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, danManajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, danpengantarbisnis
 
8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerja8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerjaPT. SASA
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalzaida.masruroh
 
03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi
03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi
03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasiWinarto Winartoap
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososialNnisa Mukti
 
Makalah prososial behavior
Makalah prososial behaviorMakalah prososial behavior
Makalah prososial behaviorGhian Velina
 
8.motivasi kerja
8.motivasi kerja8.motivasi kerja
8.motivasi kerjaZal Meira
 
Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"Asifa Kim ji young
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Wulan Yulian
 
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengMakalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Mentengkel1psikosos
 
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIALMAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIALGriselda Wodong
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiGondo Madden
 
Islam dan motivasi kerja
Islam dan motivasi kerjaIslam dan motivasi kerja
Islam dan motivasi kerjaDina Haya Sufya
 
Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerjaujangcees
 
Motivasi Dalam Belajar
Motivasi Dalam BelajarMotivasi Dalam Belajar
Motivasi Dalam Belajarguestf50aef
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANZulla Jolie
 

En vedette (20)

Manajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, danManajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
 
8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerja8 etos penggerak gairah kerja
8 etos penggerak gairah kerja
 
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halalMakalah dorongan mencari rizki yang halal
Makalah dorongan mencari rizki yang halal
 
Perilaku Prososial
Perilaku PrososialPerilaku Prososial
Perilaku Prososial
 
03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi
03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi
03 ps-2014 bantuan beasiswa untuk siswa berprestasi
 
Perilaku prososial
Perilaku prososialPerilaku prososial
Perilaku prososial
 
Makalah prososial behavior
Makalah prososial behaviorMakalah prososial behavior
Makalah prososial behavior
 
8.motivasi kerja
8.motivasi kerja8.motivasi kerja
8.motivasi kerja
 
Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"Makalah psikologi sosial "Agresi"
Makalah psikologi sosial "Agresi"
 
Persentasi sikopend
Persentasi sikopendPersentasi sikopend
Persentasi sikopend
 
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
Makalah teori teori motivasi (psikologi pendidikan)
 
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana MentengMakalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
Makalah Motivasi Kelompok 1 - Fak. Psikologi - Univ. Mercu Buana Menteng
 
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIALMAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
 
Motivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasiMotivasi kerja dalam organisasi
Motivasi kerja dalam organisasi
 
Islam dan motivasi kerja
Islam dan motivasi kerjaIslam dan motivasi kerja
Islam dan motivasi kerja
 
Motivasi kerja
Motivasi kerjaMotivasi kerja
Motivasi kerja
 
Motivasi Dalam Belajar
Motivasi Dalam BelajarMotivasi Dalam Belajar
Motivasi Dalam Belajar
 
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWANPENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENILAIAN PRESTASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
 
Surat lamaran
Surat lamaranSurat lamaran
Surat lamaran
 
Reflective Essay
Reflective EssayReflective Essay
Reflective Essay
 

Similaire à Makalah motivasi kerja 4 (517)

Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)TawonNakal
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIAjeng Pipit
 
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptTeori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptRioAgungPrabowo
 
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...fkipunigres
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...WidyaAyundaPutri
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenAl-waris Suarez
 
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuKonsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuFirtie Cielo
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerjaJuanda Ipan
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi Maria Khusuma
 
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaanTeori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaanPutriNurOktavia
 
motivasikerja-140607113147-phpapp01.pdf
motivasikerja-140607113147-phpapp01.pdfmotivasikerja-140607113147-phpapp01.pdf
motivasikerja-140607113147-phpapp01.pdfLevensverhaalAbin
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar66601
 

Similaire à Makalah motivasi kerja 4 (517) (20)

Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
Pio motivasi kerja (YBF;Cimut)
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
 
Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)
 
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.pptTeori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
Teori Organisasi_Motivasi Dasar_Kelompok 5_Fixed.ppt
 
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar ...
 
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
Usaha, widya ayunda putri, hapzi ali, motivasi menjadi pengusaha sukses, univ...
 
Motivasi dalam pekerjaan
Motivasi dalam pekerjaanMotivasi dalam pekerjaan
Motivasi dalam pekerjaan
 
Pengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizenPengintegrasian by warizen
Pengintegrasian by warizen
 
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuKonsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
 
Mengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teoriMengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teori
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerja
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaanTeori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
Teori motivasi manajemen pada sebuah perusahaan
 
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur MuspitaBab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
 
motivasikerja-140607113147-phpapp01.pdf
motivasikerja-140607113147-phpapp01.pdfmotivasikerja-140607113147-phpapp01.pdf
motivasikerja-140607113147-phpapp01.pdf
 
Motivasi kerja ppt
Motivasi kerja pptMotivasi kerja ppt
Motivasi kerja ppt
 
1. LINK MAKALAH UTS
1. LINK MAKALAH UTS1. LINK MAKALAH UTS
1. LINK MAKALAH UTS
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 

Makalah motivasi kerja 4 (517)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, mapun lingkungan kerja itu sendiri. Namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja karyawan. Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang tersebut itulah yang membuat penulis memilih topik mengenai cara meningkatkan motivasi kerja. Selanjutnya, hasil pengkajian itu penulis uraikan dalam makalah berjudul “Meningkatkan Unjuk Kerja dengan Memberikan Motivasi Kerja yang Baik” 1.2 Rumusan Masalah Beberapa rumusan makalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain: 1. Apa pengertian motivasi kerja? 2. Bagaimana kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja? 3. Bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja? 1.3 Tujuan Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian motivasi kerja. 2. Untuk mengetahui kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja. 3. Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja. 1
  • 2. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian 2.1.1 Moral Kerja Yang dimaksud dengan moral adalah suasana batiniah seseorang yang mempengaruhi perilaku individu dan perilaku organisasi. Suasana batiniah itu terwujud di dalam aktivitas individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Suasana batin dimaksud berupa perasaan senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah dan bersemangat atau tidak bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan. Proses manajemen dan leadership yang efektif memerlukan moral kerja yang positif dalam arti suasana batin yang menyenangkan hingga memiliki semangat yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. Moral kerja yang tinggi merupakan dorongan bagi terciptanya usaha berpartisipasi secara maksimal dalam kegiatan organisasi/kelompok, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya moral kerja seseorang. Dalam kegiatan manajemen dan leadership pendidikan, moral kerja yang tinggi dari setiap SDM yang terlibat di dalamnya, merupakan faktor yang menentukan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Berbagai faktor itu di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Sebagian orang memandang bahwa minat / perhatian terhadap pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Bilamana seseorang merasa bahwa minat/perhatiannya seusai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka akan memiliki moral kerja yang tinggi. 2. Sebagian lainnya menempatkan faktor upah atau gaji penting dalam meningkatkan moral kerja. Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor yang dapat mempertinggi moral kerja. 3. Di samping itu ada kelompok orang yang memandang faktor status sosial dari pekerjaan dapat mempengaruhi moral kerja. Pekerjaan yang dapat memberikan status sosial atau posisi yang tinggi/baik (misalnya, sebagai kepala, staf pimpinan, kepala bagian dan sebagainya) menurut kelompok ini akan mempertinggi moral kerja. 2
  • 3. 4. Sekolompok lain memandang tujuan yang mulia atau pekerjaan yang mengandung pengabdian merupakan faktor yang dapat mempertinggi moral kerja. Tujuan dan sifat pengabdian diri dalam suatu pekerjaan mengakibatkan seseorang bersedia mendertia, berkorban harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Kelompok terakhir memandang faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan yang baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai dalam kelompoknya dapat mempertinggi moral kerja. 2.1.2 Motivasi Kerja Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003). Gibson, et. al., 1995, berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi kerja sebagai pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi yang diraih. Robbins, (1998) berpendapat bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Senada dengan pendapat tersebut, Munandar, (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Bila kebutuhan telah terpenuhi maka akan dicapai suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan yang belum terpuaskan akan menimbulkan ketegangan, sehingga perlu dilakukan serangkaian kegiatan untuk mencari pencapaian tujuan khusus yang dapat memuaskan sekelompok kebutuhan tadi, agar ketegangan menjadi berkurang. Pinder, (1998) berpendapat bahwa motivasi kerja merupakan seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format, arah, intensitas dan jangka waktu tertentu. 3
  • 4. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. 2.2 Pentingnya Motivasi Kerja Motivasi kerja bisa naik turun bahkan tak jarang hilang sama sekali. Kehilangan motivasi kerja bisa disebabkan karena kita kekurangan alasan mengapa harus bekerja misalnya karena kita tidak ada lagi motivasi untuk hidup. Hidup tentu mampunyai arti yang luas, bukan sekedar bernafas saja. Hidup menjadi lebih hidup ketika seseorang hidup seleranya, cita-citanya, semangatnya, tenaganya, visinya, bisnisnya, amalannya, kontribusinya pada sesama dan banyak lagi. Kehilangan motivasi kerja dalam arti luas berarti seperti kehilangan motivasi hidup dalam arti luas pula, jika kehilangan motivasi kerja dalam waktu yang lama maka resikonya dalam jangka panjang adalah mati. Kalau sekali waktu kehilangan motivasi hidup dalam waktu pendek misalnya sejam dua jam atau sehari dua hari itu normal saja, namun kehilangan motivasi kerja tersebut tetaplah penyakit yang perlu disembuhkan. 2.3 Teori-Teori Motivasi 2.3.1 Teori Tata Tingkat Kebutuhan Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengajar yang bersinambung. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Maslow mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan faali (fisiologikal), rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Adapun uraian dari kelima kebutuhan itu adalah sebagai berikut. 1. Kebutuhan fisik (physical needs) Yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berrumahtangga dan sejenisnya. 2. Kebutuhan keamanan (safety needs) Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan atau perlindungan dari ancaman-ancaman yang membahayakan kelangsungan hidupnya. 3. Kebutuhan Sosial (social need) 4
  • 5. Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul, bermasyarakat dan sejenisnya. 4. Kebutuhan pengakuan/haraga diri (the needs of esteems) Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan. 5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization) Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untk menjadi kreatif, kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. 2.3.2 Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari Existence, Relatedness, dan Growth need, dikembangkan oleh Alderfer, dan merupakan salah satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Kebutuhan eksistensi (existence need), merupakan kebutuhan akan substansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air, perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow. 2. Kebutuhan hubungan (relatedness need), merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan esteem (penghargaan dari Maslow. 3. Kebutuhan pertumbuhan (growth needs),merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencakup bagian intrinsik dari kebutuhan harga diri dari Maslow. 2.3.3 Teori Dua Faktor Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh Herzberg. Dengan menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data dari 203 akuntan dan sarjana teknik. Ia tanyakan kepada mereka untuk mengingat kembali saat-saat mereka merasakan sangat 5
  • 6. senang atau sangat tidak senang dengan pekerjaan mereka, apa saja yang menentukan rasa demikian dan dampaknya terhadap unjuk kerjanya dan rasa secara menyeluruh dan kesehatan. Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan, yaitu: 1. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja. 2. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya. 3. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya. 4. Capaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi. 5. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas unjuk kerjanya. Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan dan meliputi faktor-faktor: 1. Administrasi dan kebijakan perusahaan. 2. Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja. 3. Gaji 4. Hubungan antar pribadi. 5. Kondisi kerja 2.3.4 Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory) Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas, sebaliknya orang akan bermotivasi kerja rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak jelas. Orang yang tugasnya jelas tujuannya dan lebih “menantang” akan menunjukkan motivasi kerja yang lebih besar daripada orang yang tujuan tugasnya kabur atau terlalu mudah untuk mencapainya. Pendapat tersebut di atas dikemukakan oleh Locke. Memberi tujuan yang jelas akan lebih memorivasi daripada hanya sekedar mengatakan “kerjakan dengan sebaik-baiknya” padahal tujuan yang harus dicapai tidak jelas. Penentuan 6
  • 7. tujuan yang jelas merupakan kepemimpinan tersendiri. Oleh karena itu, rumuskan tujuan setiap pekerjaan dengan jelas agar orang-orang yang akan mengerjakan mengetahui dengan baik. 2.3.5 Teori Kesamaan atau Keseimbangan (Equity Theory) Orang cenderung akan membandingkan insentif atau reward yang diperolehnya dengan insentif yang diterima oleh orang lain yang mempunyai beban kerja serupa. Bila besarnya insentif antara dua orang itu sama, maka akan muncul motivasi kerja. Bila lebih kecil maka akan timbul rasa kecewa yang kemudian mengurangi motivasinya untuk bekerja dengan baik. Bila salah seorang menerima lebih banyak, maka dia akan termotivasi lebih kuat. Teori keseimbangan ini menyatakan orang cenderung untuk selalu melihat rasio antara beban kerja (effort) dengan penghargaan yang diterimanya. 7
  • 8. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kaitan Motivasi Kerja dengan Unjuk Kerja Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja (performance) adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang. Ungkapan ke dalam rumus menjadi: Unjuk Kerja = f. Motivasi Kerja X Kemampuan X Peluang Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah pula meskipun kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia. Misalnya, seorang sarjana komputer bekerja dalam prusahaan konsultasi dalam bidang teknologi informasi sebagai tenaga ahli (peluang ada, dan punya kemampuan yang diperlukan). Namun suasana kerja, hubungan antar tenaga kerja, kebijakan perusahaan tidak dirasakan sesuai, maka “semangat” kerjanya menurun dengan hasil unjuk kerjanya kurang. Sebaliknya jika motivasi kerjanya besar, namun peluang untuk menggunakan kemampuan-kemampuannya tidak ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya juga akan rendah. Kalau motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya dalam bidang tersebut tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak akan tinggi. 3.2 Cara Meningkatkan Motivasi Kerja 3.2.1 Memotivasi Lewat Sentuhan-Sentuhan Kecil Beberapa bentuk sentuhan-sentuhan kecil yang membuat bawahan termotivir, antara lain: 1. Mengucapkan salam lebih dahulu; 2. Mengembangkan jabat tangan yang hangat dengan menatap matanya; 3. Memberikan pujian yang tulus dan memergoki orang mengerjakan yang benar; 4. Berikan senyuman pada saat bertemu dan berpisah; 5. Tanyakan kesehatan dan kondisi keluarganya dan tunjukkan rasa empati. 8
  • 9. 3.2.2 Mengobarkan Semangat Bawahan dengan Cara Membuat Mereka Merasa Penting Beberapa cara manajer dapat membuat karyawannya merasa penting, antara lain: 1. Dengarkanlah mereka secara baik-baik dengan penuh perhatian; 2. Jangan sekali-sekali pada saat bawahan menghadap di ruang Anda,Anda mendengarkan sambil menulis, menandatangani surat, atau mengangkat telepon. 3. Hargai pendapat, dan ide-idenya, tanggapilah dengan umpan balik yang positif; 4. Memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan training. 3.2.3 Kritik yang Konstruktif untuk Bawahan Beberapa cara mengkritik secara konstruktif untuk bawahan yaitu sebagai berikut. 1. Jika ada sesuatu yang tidak beres, usahakan mencara siapa yang bersalah atas hal itu secara tepat; 2. Jelaskan kepada bawahan mengenai suatu kesalahan secara spesifik dan berilah kesempatan pada orang yang bersalah untuk mengetahui secara jelas kesalahannya; 3. Seharusnya kita dapat mengendalikan diri pada saat mengkritik seseorang; 4. Seharusnya kita biasa memberikan kritik secara pribadi; 5. Seharusnya kita memuji terlebih dahulu sebelum memberikan kritik; 6. Tunjukkan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan bawahan; 7. Dengarkan dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang melakukannya. 8. Bantulah orang tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan dan harga dirinya; 9. Seharusnya kita bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan. 3.2.4 Taktik Mengatasi Bawahan yang Tidak Loyal Beberapa taktik mengatasi bawahan yang tidak loyal antara lain: 1. Beri keteladanan pada mereka, sikap dan perilaku kita harus pantas menjadi contoh, jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak pantas di hadapan mereka; 2. Bertindaklah adil jika kita terpaksa memperlakukan istimewa terhadap satu atau beberapa orang, berikan penjelasan mengapa ia berbuat begitu agar ia memahami; 3. Menjaga perkataan kita terutama pada saat marah, kata-kata yang menusuk hati tidak akan membuat orang sadar tapi sebaliknya justru akan antipati pada kita. 9
  • 10. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal berikut. 1. Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. 2. Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja (performance)adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang. 3. Beberapa cara untuk meningkatkan motivasi kerja ialah sebagai berikut. 1. Memotivasi lewat sentuhan-sentuhan kecil 2. Mengobarkan semangat bawahan dengan cara membuat mereka merasa penting 3. Memberikan kritik yang konstruktif untuk bawahan 4. Menggunakan taktik untuk mengatasi bawahan yang tidak loyal 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. 1. Memberikan pemahaman kepada para staff perusahaan mengenai cara memotivasi bawahan agar dapat memberikan unjuk kerja yang baik. 2. Membuat lingkungan kerja yang nyaman dan hangat untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi kerja karyawan. 3. Menghilangkan rasa terlalu ingin dihormati dan dihargai sehingga menimbulkan terjadinya kesenjangan perbedaan kedudukan antara atasan dan bawahan, yang pada akhirnya dapat menghilangkan rasa simpati satu sama lain. 4. Menanamkan rasa memiliki perusahaan kepada setiap staff dan karyawan perusahaan. 10
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Prof. Dr .J. Winardi, SE.Manajemen Perilaku Organisasi Cetakan ke-2,Jakarta:KENCANA PRENADA MEDIA GROUP 2004.Fremot.E.Kast James dan E.Rosen Zweig.Organisasi dan manajemen .Jakarta:BUMI AKSARA 1990. Kaith Davis dan John.W.Newstrom.Human Behavior at Work:Organizational Behavior,Seventh Edition (Perilaku dalam Organisasi Eds.7)Jakarta:Erlangga 1994 11