SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
1
SUDUT DAN GARIS
1. SUDUT
A. Pengertian Dasar Tentang Sudut
Sudut adalah suatu daerah yang terbentuk dari pertemuan/perpotongan dua
garis pada satu titik.
Kaki sudut merupakan garis-garis pembentuk sudut. Garis AC dan AB
adalah kaki sudut. Titik A disebut pangkal atau pojok. Daerah yang diarsir
disebut daerah sudut dan selanjutnya disebut sudut.
Dalam pengertian tentang sudut, dapat kita
simpulkan sebagai berikut:
 Kaki sudut adalah garis-garis pembentuk
sudut.
 Titik sudut adalah titik berpotongan atau
pertemuan kedua kaki sudut.
 Daerah sudut adalah daerah yang dibatasi oleh
kedua kaki sudut.
B. Notasi dan Nama Sudut
Sudut dinotasikan dengan lambang “∠”. Lambang ini diikuti dengan nama
sudut tersebut. Perhatikan nama sudut dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu:
1. Memberi nama sudut dengan huruf yunani
Nama sudut dapat dinyatakan secara langsung dengan huruf yunani.
Huruf yunani yang biasa digunakan adalah 𝛼 ( 𝑎𝑙𝑓𝑎), 𝛽 ( 𝑏𝑒𝑡𝑎),
𝛾 ( 𝑔𝑎𝑚𝑚𝑎) 𝑑𝑎𝑛 𝜃( 𝑡𝑒𝑡𝑎).Jika daerah sudut dinamai 𝛼, maka sudutnya
ditulis ∠𝑎 ( dibaca sudut alfa).
2. Memberikan nama sudut dengan tiga huruf
Untuk memberikan nama sudut, nama titik sudut diletekkan ditengah
kedua nama ujung kaki sudut tersebut. Ketiga titik ditulis dengan huruf
kapital. Misalkan ketiga titik pada kaki sudut adalah A,B dan C. A
merupakan pangkal, B dan C merupakan ujung. Nama sudut itu adalah
∠BAC atau ∠CAB, atau dapat juga ditulis sudut BAC atau sudut CAB.
3. Memberikan nama sudut dengan satu huruf
Penamaan sudut dengan satu huruf sesuai dengan nama titik
pangkalnya. Misalkan titik pangkalnya adalah A, maka sudut itu diberi
nama ∠A atau sudut A.
2
C. Satuan Sudut
Satuan sudut yang sering digunakan untuk mengukur besar sudut ada tiga,
yaitu:
1. Sistem sexagesimal
Dalam sistem ini, besar sudut diukur dalam derajat.
1 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢 = 90°
, 1°
= 60′
, 𝑑𝑎𝑛 1′
= 60′′
1°
dibaca satu derajat
60′
dibaca enam puluh menit
60′′
dibaca enam puluh detik
2. Sistem centesimal
Dalam sistem ini sudut diukur dalam satuan grad.
1 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢 = 100 𝑔
, 1 𝑔
= 100′
, 𝑑𝑎𝑛 1′
= 100′′
3. Ukuran lingkaran (circular measure)
Dalam sistem ini besar sudut diukur dalam radian. 1 radian ditulis sebagai
1 𝑐
.
𝜋 𝑐
= 180 = 200 𝑔
= 2 × 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢.
Contoh 1:
a. Ubahlah
5𝜇
6
radian kedalam satuan derajat
b. ubahlah 135°
ke dalam satuan radian
c. ubahlah 225°
ke dalam siste m centesimal
Jawab:
a. ingat: 𝜇 𝑐
=180°
jadi, (
5𝜇
6
)
𝑐
=
5.180°
6
= 150°
b. ingat: 180°
= 𝜇 𝑐
jadi, 135°
= (
𝜇
180
× 135)
𝑐
= (
3𝜇
4
) 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛
c. ingat: 180°
= 200 𝑔
jadi, 225 =(
200
180
× 225)
𝑔
= 250 𝑔
3
contoh 2:
a. 29°
16′
20′′
+ 20°
56′
58′′
= ⋯.
b. 40°
06′
35′′
− 29°
56′
57′′
= ⋯
Jawab:
Ingat: 1°
= 60′
𝑑𝑎𝑛 1′
= 60′′
Untuk menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan sudut, gunakan
penjumlahan dan pengurangan bersusun.
a. Kolom detik : 20′′
+ 58′′
= 78′′
= 1′
18′′
Kolom menit: 16′
+ 56′
= 72′
= 1°
12′
Kolom derajat: 29°
+20°
= 49°
Jadi, 29°
16′
20′′
+20°
56′
58′′
= (49°)+ (1°
12′)+ (1′
18′′)
= 50°
13′
18′′
b. Kolom detik : 35′′
− 57′′
= 60′′
+35′′
−57′′
= 38′′
Kolom menit : 05′
− 56′
= 60′
+ 05′
−56′
= 9′
Kolom derajat: 39°
− 29°
= 10°
Jadi, 40°
06′
35′′
− 29°
56′
57′′
= 10°
9′
38′′
D. Sudut Sebagai Jarak Putar
Sudut sebagai jarak putar dapat dipandang sebagai ukuran dari rotasi
(perputaran) sebuah garis pada satu titik, contohnya adalah pada perputaran
jarum jam.
Jika jarum panjang pada jam yang mengarah ke angka 12 diputar
hingga kembali ke angka 12, maka jarum jam tersebut dikatakan satu putaran
penuh. Dalam matematika, bidang atau jarak putar satu putaran penuh
tersebut membentuk sudut 360°
.
Jika jarum panjang berputar
1
2
putaran, yaitu berputar dari angka 12
dan berakhir pada jam 6, maka dikatakan jarum jam membentuk sudut lurus
sebesar 180°
.
Jika jarum panjang berputar dari angka 12 dan berakhir pada angka 3,
maka jarum panjang tersebut berputar
1
4
putaran, dan membentuk sudut siku-
siku sebesar 90°
. Pada puataran jarum jam, semakin jauh jarak putar ujung
jarum maka sudut yang diperoleh semakin besar.
4
E. Melukis dan Mengukur Sudut dengan Busur Derajat
a. Melukis sudut
Untuk menggambar sebuah sudut, misalnya ∠KLM dengan ukuran
60°
, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Gambarlah satu kaki ∠KLM , misalnya KL
dengan L sebagai sudutnya.
2. Letakkan busur derajat dengan garis KL ,
sedemikian sehingga garis nol pada sudut
berimpit dengan garis KL dan titik L berimpit
dengan titik tengah (pusat) busur.
3. Perhatikan angka nol pada busur yang
merimpit dengan garis KL, ada yang terletak di
dalam dan di luar. Jika letak angka nol ada
pada skala bagian luar, maka angka 60 yang
digunakan pada skala bagian luar. Jika angka
nol ada pada skala bagian dalam, maka angka
60 yang digunakan pada skala bagian dalam.
Beri tanda titik M pada posisi 60°
.
4. Lepas busur , kemudian tarik garis dari titik
sudut L ke titik M yang sudah ditandai tadi.
Buat keterangan sudut 60°
dengan garis
lengkung dan arsiran.
b. Mengukur sudut
Langkah-langkah dalam mengukur suatu sudut
dengan busur derajat adalah sebagai berikut;
1. Himpitkan titik tengah busur dengan titik sudut
yang akan diukur sehingga salah satu kakinya
berimpit dengan garis nol.
2. Perhatkan titik nol pada busur, agar dapat
memakai skala derajat tersebut. Bacalah besar
sudut yang tertera pada kaki sudut lainnya.
5
F. Jenis-jenis Sudut
Berikut ini di berikan beberapa jenis sudut mulai dari sudut yang kecil hingga
sudut yang besar dan sering digunakan dalam geometri.
Jenis sudut gambar Besar sudut
Sudut lancip
0°
< 𝛼 < 90°
Sudut siku-
siku
𝛼 = 90°
Sudut tumpul 90°
< 𝛼 < 180°
Sudut lurus 𝛼 = 180°
Sudut refleks Besar sudutnya 180°
sampai 360°
Sudut satu
putaran penuh
Besar sudutnya 360°
G. Melukis Sudut-sudut Tertentu dengan Mengguakan Penggaris dan
Jangka
a. Melukis sudut menjadi dua bagian sama besar
Misalkan kita ingin membagi ∠𝐵𝐴𝐶 menjadi 2 bagian yang sama besar.
Caranya adalah:
1. Lukiskan busur dengan menggnakan jangka yang
berpusat di B sehingga memotong BC dan AB.
Titik-titik potongnya kita namakan E dan D.
2. Dengan pusat masing-masing di E dan D,
lukiskan busur lingkaran dengan lebar jangka
yang sama. Titik potongnya kita namakan T.
6
3. Hubungkan B dan T diperoleh garis BT. BT adalah garis bagi ∠ABC.
4. ∠ABC = 2∠CBT = 2∠ABT
5. ∠CBT=∠ABT
b. Melukis sudut 90°
Cara melukis:
1. Dengan titik B sebagai pusat dari jari-jari AB . Buatlah busur
lingkaran dengan melalui titik A dan memotong penpanjangan AB di
titik 𝐵′
.(gambar i)
2. Dengan titik A dan 𝐵′
sebagai pusat dan panjang jari-jarinya lebih dari
AB , buatlah busur lingkaran yang saling berpotongan dan dinamai
dengan C. (gambar ii)
3. Hubungkan titik B dan C maka besar ∠ABC=90°
.
.
c. Melukis sudut 60°
Cara melukis :
1. Buat busur lingkaran dengan pusat A dan jari-jari AB . (gambar i)
2. Dengan pusat B danpanjang jari-jari tetap sama, buatlah busur
lingkaran sehingga busur tadi berpotongan dititik C. (gambar ii)
3. Hubungkan A dan C, maka besar ∠BAC=60°
.
d. Melukis sudut 45°
Cara melukis:
Untuk melukis sudut 45°
, lukislah dahulu sudut 90°
, kemudian lukislah
garis bagi sudut itu sehingga sudut yang besarnya 90°
terbagi menjadi dua
bagian yang sama.
7
dua sudut a dan b yang saling berpelurus jumlahnya 180°
dan ditulis
a+b=180°
e. Melukis sudut 30°
Cara melukis:
Untuk melukis sudut 30°
lukislah terlebih dahulu sudut 60°
, kemudian
lukislah garis bagi sudut itu sehingga sudut yang besarnya 60°
terbagi
menjadi dua bagian yang sama.
H. Hubungan Antarsudut
a. Sepasang sudut yang saling berpelurus
Perhatikan masing-masing sudut BOC dan sudut
AOC. Kedua sudut tersebut bila dihimpitkan akan
membentuk sudut 180°
. Sudut BOC dan sudut
AOC dikatakan sudut yang saling berpelurus.
Contoh soal:
Perhatikan gambar dibawah ini.
Hitunglah nilai a° dan tentukan pelurus dari sudut a° !
8
Dua sudut a dan b yang saling berpenyiku jumlahnya 90°
dan ditulis
𝑎 + 𝑏 = 90°
Penyelesaian:
Berdasarkan gambar diperoleh bahwa
3a° + 2a° = 180°
5a° = 180°
a° = 180°/5
a° = 36
Pelurus sudut a° = 180° – 36° = 144°.
b. Sepasang sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen)
Perhatikan gambar disamping,
∠𝑊𝑅𝑇 = 90°
,∠𝑇𝑅𝑆 = 𝑏, ∠𝑊𝑅𝑆 = 𝑎
Hal ini berarti:
∠𝑇𝑅𝑆 + ∠𝑊𝑅𝑆=90°
atau 𝑎 + 𝑏 = 90°
.
Pasangan ∠TRS dan ∠WRS disebut sudut yang
berpenyiku atau sering disebut sudut yang saling
berkomplemen.
contoh soal:
Perhatikan gambar di bawah.
Berdasarkan gambar di atas hitunglah nilai x°; berapakah penyiku sudut
x°; dan berapakah pelurus dari penyiku x°?
Penyelesaian:
x° + 3 x° = 90°
4 x° = 90°
x° = 22,5°
penyiku dari x° = 90° - 22,5° = 67,5°
pelurus dari penyiku x° = 180° - 67,5° = 112,5°
9
c. Sepasang sudut yang saling bertolak belakang
Dua sudut yang saling bertolak belakang terbentuk apabila dua buah garis
lurus saling berpotongan tidak pada kedua ujungnya, yang akan
membentuk empat buah sudut yang berlawanan. Sudut-sudut yang
berlawanan dari keempat sudut itu ada dua pasang dan disebut sudut yang
saling bertolak belakang. Perhatikan gambar disamping. Garis KL dan NL
berpotogan di O. Perpotongan kedua garis itu membentuk empat buah
sudut, yaitu ∠KOL, ∠NOM, ∠MOL dan ∠KON. Keempat sudut itu
mempunyai dua pasang sudut yang saling
bertolak belakang, yaitu:
1. ∠KOL bertolak belakang dengan ∠NOM.
2. ∠MOL bertolak belakang dengan ∠KON..
Contoh soal:
Perhatikan gambar di bawah ini.
Diketahui besar ∠SOP = 45°. Tentukan besar ∠ROQ, ∠SOR, dan ∠POQ.
Penyelesaian:
Diketahui:
∠SOP = 45°
∠ROQ = ∠SOP (bertolak belakang)
∠ROQ = 45°
∠SOP + ∠SOR = 180° (berpelurus)
45° + ∠SOR = 180°
∠SOR = 180° – 45°
Dua sudut a dan b yang saling bertolak belakang besarnya sama dan
ditulis a=b
10
∠SOR = 135°
∠POQ = ∠SOR(bertolak belakang)
∠POQ = 135°
2. GARIS
Garis adalah deretan titik-titik (bisa tak berhingga jumlahnya) yang saling
bersebelahan dan memanjang kedua arah. Titik-titik tersebut kita gambar
menyatu satu sama lain.
Untuk menamakan sebuah garis, kita ambil dua titik (misalkan A dan B ) yang
mewakili titik-titik lain dalam garis tersebut sehingga kita namakan sebagai
garis AB ditulis AB .
A B
Sifat-sifat garis:
1. Melalui dua titik hanya dapat dibuat satu garis saja.
2. Garis AB adalah jarak terdekat antara titi A dan titik B.
3. Suatu garis dapat diperpanjang secra tak terbatas ke kedua arahnya.
A. Kedudukan Dua Garis
1. Dua garis sejajar
Perhatikan gambar lintasan kereta disamping.
Lintasan tersebut terdiri dari dua batang besi (rel)
dan balok-balok kayu (bantalan rel). Kedua
batang besi tersebut tidak akan pernah bertemu
karena jarak mereka satu sama lain sama (panjang
setiap balok kayu sama).
Jika kita misalkan lintasan ini lurus maka kedua rel tadi dapat kita anggap
sebagai dua garis yang saling sejajar, karen dua rel tadi terletak pada satu
bidang datar dan tidak akan pernah bertemu. Dengan kata lain, dua garis
dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut tidak memiliki titik
persekutuan/titik potong.
2. Dua garis berpotongan
Dua garis dikatakan saling berpotongan, jika
kedua garis tersebut memiliki satu titik
persekutuan/titik potong. Perhatikan contoh
gambar lintasan pesawat disamping. Lintasan
tesebut saling berpotongan.
11
3. Dua garis berimpit
Dua garis dikatakan saling berimpit apabila garis tersebut terletak
pada satu garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja.
Berikut ini contoh dua garis yang saling berimpit.
B. Garis Vertikal dan Horisontal
Pada bidang bidang koordinat, garis vertikal
merupakan garis yang sejajar dengan sumbu Y
(pada gambar b), dan garis horisontal
merupakan garis garis yang sejajar sumbu
X(pada gambar a ). Garis vertikal dan
horisontal berpotongan tegak lurus di satu titik.
Dalam koordinat Cartesius, sumbu Y (garis
vertikal) dan sumbu X (garis horisontal)
berpotongan tegak lurus di O.
C. Hubungan Sudut-sudut Pada Dua Garis Sejajar Yang Dipotong Oleh
Sebuah Garis
A. Sudut Sehadap
Perhatikan gambar disamping. Garis k sejajar
garis l dan keduanya dipotong oleh garis t. Garis
t disebut sebagai garis transversal, yaitu garis
yang memotong dua atau lebih garis lain. Sudut-
sudut yang sehadap adalah:
1. ∠Q dengan ∠U
2. ∠P dengan ∠T
3. ∠S dengan ∠W
4. ∠R dengan ∠V
apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka sudut-sudut yang
sehadap sama besar.
12
A
B
C
D E
A
B
C
D E
H I
contoh soal:
1. Perhatikan gambar di
samping!
Diketahui CB // DE. Jika
o
ABC 75 ,  dan
o
BAC 45 ,  maka
CDE ….
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut! HI // BC // DE
 IAE dan ABC berseberangan, maka
o
IAE ABC 75   
 o o o
IAD IAE BAC 75 45 120      
CDE dan IAD sehadap, maka
o
CDE IAD 120   
B. Sudut Berseberangan
a. Sudut dalam berseberangan
Garis k dan l keduanya dipotong oleh garis transversal t.
Sudut-sudut tersebut dinamakan sudut dalam berseberangan
karena terletak berseberangan terhadap garis transversal dan berada di
wilayah dalam garis-garis sejajar.
Apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka sudut-sudut
dalam sama besar
13
b. Sudut luar berseberangan
Sudut-sudut luar berseberangan adalah:
1. ∠Q dengan ∠W
2. ∠P dengan ∠V
Sudut-sudut tersebut dikatakan berseberangan
karena terletak berseberangan terhadap garis
transversal dan berada di wilayah luar garis-garis
sejajar.
Contoh soal:
Garis p sejajar garis q. Tentukan besar dari sudut A dan sudut B!
Pembahasan:
Sudut A dan B berseberangan dalam sehingga besarnya adalah sama.
Maka
5x − 10 = 3x + 20
2x = 30
x = 15
∠A = 3x + 20 = 3(15) + 20 = 65°
∠B = 5x − 10 = 5(15) − 10 = 65°
C. Sudut Sepihak
a. Sudut dalam sepihak
garis k dan l dipotong oleh garis transversal t .
sudut-sudut dalam sepihak adalah :
1. ∠S dengan ∠T
2. ∠R dengan ∠U
Apabila dua garis sejajar dipotong sebuah oleh garis maka sudut-sudut
luar berseberangan sama besar
14
Sudut-sudut tersebut dinamakan sudut dalam sepihak karena
keduanya sepihak terhadap garis transversal san berada dalam
wilayah garis-garis sejajar.
b. Sudut luar sepihak
Untuk sudut-sudut sepihak gambar disamping
adalah:
1. ∠Q dengan∠V
2. ∠P dengan ∠W
Sudut-sudut tersebut dinamakan sepihak karena keduanya sepihak
terhadap garis transversal dan berada di wilayah luar garis sejajar.
Apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka jumlah
sudut-sudut dalam sepihak sama dengan 180°
.(teorema)
Apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka jumlah-
jumlah sudut-sudut luar sepihak sama dengan 180°
. (teorema)
15
SEGITIGA
1. Pengertian Segitiga
Sebuah segitiga terbentuk apabila tiga titik yang tidak terletak pada satu
garis lurus saling dihubungkan. Hal ini berarti:
Gambar bangun ABC disamping adalah sebuah segitiga. Ketiga titik segitiga
tersebut yaitu A, B dan C disebut titik sudut. AB,BC,AC disebut sisi. Sisi-sisi dan
sudut-sudut dalam segitiga dalam segitiga ABC disebut unsur-unsur sebuah
segitiga.
Notasi segitiga ABC sering digunakan ∆𝐴𝐵𝐶. Rincian tentang unsur-unsur
∆𝐴𝐵𝐶 pada gambar disamping dapat diterangkan sebagai berikut:
Sisi BC yang berhadapan dengan sudut A ditulis a.
Sisi AC yang berhadapan dengan sudut B ditulis b.
Sisi AB yang berhadapan dengan sudut C ditulis c.
2. Jenis-jenis Segitiga
1. Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya
a. Segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki terbentuk dari dua buah segitiga siku-siku
kongruen yang diletakkan bersisian dan berimpian pada sisi siku-siku
yang sama panjang.
Gambar disamping memperlihatkan bahwa AC=AD merupakan kaki
dari segitiga sama kaki.ABD, CD merupakan alas, serta AB merupakan
tinggi segitiga dan sering pula disebut sebagai sumbu simetri.
b. Segitiga sama sisi
c. Segitiga sembarang
Segitiga yang panjang sisi-sisinya tidak mencirikan segitiga sama
kaki maupun segitiga sam sisi disebut segitiga sembarang.
Segitiga adalah bidang datar yang dibatasi oleh tiga baris lurus dan
membentuk tiga sudut,
Segitiga sam kaki terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang sama
panjang.
Segitiga sam sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang
16
Dari pernyataan diats dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
2. Jenis segitiga ditinjau dari sudut-sudutnya
Pada topik sebelumnya kita telah oelajari jenis segitiga ditinjau dari
panjang sisi-sisinya. Sekarang kita akan meninjau jenis segitiga
berdasarkan ukuran sudut-sudutnya.
Apabila segitiga ditinjau dari ukuran sudutnya, maka nama segitiga itu
mengikuti nam ukuran sedutnya, yaitu:
a. Segitiga yang ketiga sudutnya lancip disebut segitiga lancip.
b. Segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku disebut segitiga siku-
siku
c. Segitiga yang salah satu sudutnya tumpul disebut segitiga tumpul.
Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak
sam panjang

Contenu connexe

Tendances

DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
Yusrina Fitriani Ns
 
Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Sudut Pusat dan Sudut KelilingSudut Pusat dan Sudut Keliling
Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Dedi Siswoyo
 
Soal ulangan pengayaan dan perbaikan
Soal ulangan pengayaan dan perbaikanSoal ulangan pengayaan dan perbaikan
Soal ulangan pengayaan dan perbaikan
Ginar Denny Saputra
 
Buku paket Matematika, Geometri pengukuran SMP
Buku paket Matematika, Geometri pengukuran SMPBuku paket Matematika, Geometri pengukuran SMP
Buku paket Matematika, Geometri pengukuran SMP
Ferry Yansyah
 
MELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWA
MELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWAMELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWA
MELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWA
Uswatun Khasanah
 

Tendances (20)

DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
DPPM1 Bilangan Bulat -SMP kelas VII- (Metode Scientific)
 
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
Laporan gabungan media pembelajaran ALAT PERAGA mtk 3_2018
 
RPP Matematika SMP Kelas IX
RPP Matematika SMP Kelas IXRPP Matematika SMP Kelas IX
RPP Matematika SMP Kelas IX
 
Bangun Ruang PPT
Bangun Ruang PPTBangun Ruang PPT
Bangun Ruang PPT
 
Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Sudut Pusat dan Sudut KelilingSudut Pusat dan Sudut Keliling
Sudut Pusat dan Sudut Keliling
 
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMPBahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
Bahan Ajar Materi Bilangan Berpangkat K13 untuk Kelas VII SMP
 
Bab iv 7. ujian harian ke-4
Bab iv   7. ujian harian ke-4Bab iv   7. ujian harian ke-4
Bab iv 7. ujian harian ke-4
 
Bahan ajar aritmatika sosial untuk SMP kelas 7
Bahan ajar aritmatika sosial untuk SMP kelas 7Bahan ajar aritmatika sosial untuk SMP kelas 7
Bahan ajar aritmatika sosial untuk SMP kelas 7
 
Soal ulangan pengayaan dan perbaikan
Soal ulangan pengayaan dan perbaikanSoal ulangan pengayaan dan perbaikan
Soal ulangan pengayaan dan perbaikan
 
Buku paket Matematika, Geometri pengukuran SMP
Buku paket Matematika, Geometri pengukuran SMPBuku paket Matematika, Geometri pengukuran SMP
Buku paket Matematika, Geometri pengukuran SMP
 
sk kd seni bud sd-mi
sk kd seni bud sd-misk kd seni bud sd-mi
sk kd seni bud sd-mi
 
Latihan garis sejajar
Latihan garis sejajarLatihan garis sejajar
Latihan garis sejajar
 
MELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWA
MELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWAMELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWA
MELUKIS SEGITIGA DAN GARIS-GARIS ISTIMEWA
 
INSTRUMEN PENILAIAN PROGLIN - PPL 1.pdf
INSTRUMEN PENILAIAN PROGLIN - PPL 1.pdfINSTRUMEN PENILAIAN PROGLIN - PPL 1.pdf
INSTRUMEN PENILAIAN PROGLIN - PPL 1.pdf
 
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada PecahanLKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
LKPD Perkalian dan Pembagian Pada Pecahan
 
Contoh rpp matematika
Contoh rpp matematikaContoh rpp matematika
Contoh rpp matematika
 
PPT Kesebangunan dan Kekongruenan Kelas IX Semester 1
PPT Kesebangunan dan Kekongruenan Kelas IX Semester 1PPT Kesebangunan dan Kekongruenan Kelas IX Semester 1
PPT Kesebangunan dan Kekongruenan Kelas IX Semester 1
 
RPP - Volume Tabung
RPP - Volume TabungRPP - Volume Tabung
RPP - Volume Tabung
 
Garis dan-sudut
Garis dan-sudutGaris dan-sudut
Garis dan-sudut
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit air
 

Similaire à matei sudut dan garis

Bab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaBab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi dua
Eko Supriyadi
 
Sudut -new
Sudut -newSudut -new
Sudut -new
ercbase
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Gian Adiwinata
 

Similaire à matei sudut dan garis (20)

garis-dan-sudut.ppt
garis-dan-sudut.pptgaris-dan-sudut.ppt
garis-dan-sudut.ppt
 
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUHBAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
BAB 6 KESEBANGUNAN MATEMATIKA KELAS TUJUH
 
kapita selekta matematika materi garis dan sudut
kapita selekta matematika materi garis dan sudutkapita selekta matematika materi garis dan sudut
kapita selekta matematika materi garis dan sudut
 
GEOMETRI TRANSFORMASI
GEOMETRI TRANSFORMASIGEOMETRI TRANSFORMASI
GEOMETRI TRANSFORMASI
 
Ppt materi
Ppt materiPpt materi
Ppt materi
 
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
 
Bab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaBab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi dua
 
MM KELOMPOK 7.ppt
MM KELOMPOK 7.pptMM KELOMPOK 7.ppt
MM KELOMPOK 7.ppt
 
Ilmu ukur bidang (geometri)
Ilmu ukur bidang (geometri)Ilmu ukur bidang (geometri)
Ilmu ukur bidang (geometri)
 
Sudut -new
Sudut -newSudut -new
Sudut -new
 
BANGUN DATAR.pptx
BANGUN DATAR.pptxBANGUN DATAR.pptx
BANGUN DATAR.pptx
 
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 3
 
Bab 1 trigonometri
Bab 1 trigonometriBab 1 trigonometri
Bab 1 trigonometri
 
GARIS DAN SUDUT.ppt
GARIS DAN SUDUT.pptGARIS DAN SUDUT.ppt
GARIS DAN SUDUT.ppt
 
LINGKARAN (Reka Agustina)
LINGKARAN (Reka Agustina)LINGKARAN (Reka Agustina)
LINGKARAN (Reka Agustina)
 
sudut dan garis untuk kelas VII semester 2
sudut dan garis untuk kelas VII semester 2sudut dan garis untuk kelas VII semester 2
sudut dan garis untuk kelas VII semester 2
 
Senin matematika
Senin matematikaSenin matematika
Senin matematika
 
Bab 1 trigonometri
Bab 1 trigonometriBab 1 trigonometri
Bab 1 trigonometri
 
Lingkaran
LingkaranLingkaran
Lingkaran
 

Dernier

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Dernier (20)

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

matei sudut dan garis

  • 1. 1 SUDUT DAN GARIS 1. SUDUT A. Pengertian Dasar Tentang Sudut Sudut adalah suatu daerah yang terbentuk dari pertemuan/perpotongan dua garis pada satu titik. Kaki sudut merupakan garis-garis pembentuk sudut. Garis AC dan AB adalah kaki sudut. Titik A disebut pangkal atau pojok. Daerah yang diarsir disebut daerah sudut dan selanjutnya disebut sudut. Dalam pengertian tentang sudut, dapat kita simpulkan sebagai berikut:  Kaki sudut adalah garis-garis pembentuk sudut.  Titik sudut adalah titik berpotongan atau pertemuan kedua kaki sudut.  Daerah sudut adalah daerah yang dibatasi oleh kedua kaki sudut. B. Notasi dan Nama Sudut Sudut dinotasikan dengan lambang “∠”. Lambang ini diikuti dengan nama sudut tersebut. Perhatikan nama sudut dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu: 1. Memberi nama sudut dengan huruf yunani Nama sudut dapat dinyatakan secara langsung dengan huruf yunani. Huruf yunani yang biasa digunakan adalah 𝛼 ( 𝑎𝑙𝑓𝑎), 𝛽 ( 𝑏𝑒𝑡𝑎), 𝛾 ( 𝑔𝑎𝑚𝑚𝑎) 𝑑𝑎𝑛 𝜃( 𝑡𝑒𝑡𝑎).Jika daerah sudut dinamai 𝛼, maka sudutnya ditulis ∠𝑎 ( dibaca sudut alfa). 2. Memberikan nama sudut dengan tiga huruf Untuk memberikan nama sudut, nama titik sudut diletekkan ditengah kedua nama ujung kaki sudut tersebut. Ketiga titik ditulis dengan huruf kapital. Misalkan ketiga titik pada kaki sudut adalah A,B dan C. A merupakan pangkal, B dan C merupakan ujung. Nama sudut itu adalah ∠BAC atau ∠CAB, atau dapat juga ditulis sudut BAC atau sudut CAB. 3. Memberikan nama sudut dengan satu huruf Penamaan sudut dengan satu huruf sesuai dengan nama titik pangkalnya. Misalkan titik pangkalnya adalah A, maka sudut itu diberi nama ∠A atau sudut A.
  • 2. 2 C. Satuan Sudut Satuan sudut yang sering digunakan untuk mengukur besar sudut ada tiga, yaitu: 1. Sistem sexagesimal Dalam sistem ini, besar sudut diukur dalam derajat. 1 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢 = 90° , 1° = 60′ , 𝑑𝑎𝑛 1′ = 60′′ 1° dibaca satu derajat 60′ dibaca enam puluh menit 60′′ dibaca enam puluh detik 2. Sistem centesimal Dalam sistem ini sudut diukur dalam satuan grad. 1 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢 = 100 𝑔 , 1 𝑔 = 100′ , 𝑑𝑎𝑛 1′ = 100′′ 3. Ukuran lingkaran (circular measure) Dalam sistem ini besar sudut diukur dalam radian. 1 radian ditulis sebagai 1 𝑐 . 𝜋 𝑐 = 180 = 200 𝑔 = 2 × 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑠𝑖𝑘𝑢. Contoh 1: a. Ubahlah 5𝜇 6 radian kedalam satuan derajat b. ubahlah 135° ke dalam satuan radian c. ubahlah 225° ke dalam siste m centesimal Jawab: a. ingat: 𝜇 𝑐 =180° jadi, ( 5𝜇 6 ) 𝑐 = 5.180° 6 = 150° b. ingat: 180° = 𝜇 𝑐 jadi, 135° = ( 𝜇 180 × 135) 𝑐 = ( 3𝜇 4 ) 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 c. ingat: 180° = 200 𝑔 jadi, 225 =( 200 180 × 225) 𝑔 = 250 𝑔
  • 3. 3 contoh 2: a. 29° 16′ 20′′ + 20° 56′ 58′′ = ⋯. b. 40° 06′ 35′′ − 29° 56′ 57′′ = ⋯ Jawab: Ingat: 1° = 60′ 𝑑𝑎𝑛 1′ = 60′′ Untuk menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan sudut, gunakan penjumlahan dan pengurangan bersusun. a. Kolom detik : 20′′ + 58′′ = 78′′ = 1′ 18′′ Kolom menit: 16′ + 56′ = 72′ = 1° 12′ Kolom derajat: 29° +20° = 49° Jadi, 29° 16′ 20′′ +20° 56′ 58′′ = (49°)+ (1° 12′)+ (1′ 18′′) = 50° 13′ 18′′ b. Kolom detik : 35′′ − 57′′ = 60′′ +35′′ −57′′ = 38′′ Kolom menit : 05′ − 56′ = 60′ + 05′ −56′ = 9′ Kolom derajat: 39° − 29° = 10° Jadi, 40° 06′ 35′′ − 29° 56′ 57′′ = 10° 9′ 38′′ D. Sudut Sebagai Jarak Putar Sudut sebagai jarak putar dapat dipandang sebagai ukuran dari rotasi (perputaran) sebuah garis pada satu titik, contohnya adalah pada perputaran jarum jam. Jika jarum panjang pada jam yang mengarah ke angka 12 diputar hingga kembali ke angka 12, maka jarum jam tersebut dikatakan satu putaran penuh. Dalam matematika, bidang atau jarak putar satu putaran penuh tersebut membentuk sudut 360° . Jika jarum panjang berputar 1 2 putaran, yaitu berputar dari angka 12 dan berakhir pada jam 6, maka dikatakan jarum jam membentuk sudut lurus sebesar 180° . Jika jarum panjang berputar dari angka 12 dan berakhir pada angka 3, maka jarum panjang tersebut berputar 1 4 putaran, dan membentuk sudut siku- siku sebesar 90° . Pada puataran jarum jam, semakin jauh jarak putar ujung jarum maka sudut yang diperoleh semakin besar.
  • 4. 4 E. Melukis dan Mengukur Sudut dengan Busur Derajat a. Melukis sudut Untuk menggambar sebuah sudut, misalnya ∠KLM dengan ukuran 60° , langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Gambarlah satu kaki ∠KLM , misalnya KL dengan L sebagai sudutnya. 2. Letakkan busur derajat dengan garis KL , sedemikian sehingga garis nol pada sudut berimpit dengan garis KL dan titik L berimpit dengan titik tengah (pusat) busur. 3. Perhatikan angka nol pada busur yang merimpit dengan garis KL, ada yang terletak di dalam dan di luar. Jika letak angka nol ada pada skala bagian luar, maka angka 60 yang digunakan pada skala bagian luar. Jika angka nol ada pada skala bagian dalam, maka angka 60 yang digunakan pada skala bagian dalam. Beri tanda titik M pada posisi 60° . 4. Lepas busur , kemudian tarik garis dari titik sudut L ke titik M yang sudah ditandai tadi. Buat keterangan sudut 60° dengan garis lengkung dan arsiran. b. Mengukur sudut Langkah-langkah dalam mengukur suatu sudut dengan busur derajat adalah sebagai berikut; 1. Himpitkan titik tengah busur dengan titik sudut yang akan diukur sehingga salah satu kakinya berimpit dengan garis nol. 2. Perhatkan titik nol pada busur, agar dapat memakai skala derajat tersebut. Bacalah besar sudut yang tertera pada kaki sudut lainnya.
  • 5. 5 F. Jenis-jenis Sudut Berikut ini di berikan beberapa jenis sudut mulai dari sudut yang kecil hingga sudut yang besar dan sering digunakan dalam geometri. Jenis sudut gambar Besar sudut Sudut lancip 0° < 𝛼 < 90° Sudut siku- siku 𝛼 = 90° Sudut tumpul 90° < 𝛼 < 180° Sudut lurus 𝛼 = 180° Sudut refleks Besar sudutnya 180° sampai 360° Sudut satu putaran penuh Besar sudutnya 360° G. Melukis Sudut-sudut Tertentu dengan Mengguakan Penggaris dan Jangka a. Melukis sudut menjadi dua bagian sama besar Misalkan kita ingin membagi ∠𝐵𝐴𝐶 menjadi 2 bagian yang sama besar. Caranya adalah: 1. Lukiskan busur dengan menggnakan jangka yang berpusat di B sehingga memotong BC dan AB. Titik-titik potongnya kita namakan E dan D. 2. Dengan pusat masing-masing di E dan D, lukiskan busur lingkaran dengan lebar jangka yang sama. Titik potongnya kita namakan T.
  • 6. 6 3. Hubungkan B dan T diperoleh garis BT. BT adalah garis bagi ∠ABC. 4. ∠ABC = 2∠CBT = 2∠ABT 5. ∠CBT=∠ABT b. Melukis sudut 90° Cara melukis: 1. Dengan titik B sebagai pusat dari jari-jari AB . Buatlah busur lingkaran dengan melalui titik A dan memotong penpanjangan AB di titik 𝐵′ .(gambar i) 2. Dengan titik A dan 𝐵′ sebagai pusat dan panjang jari-jarinya lebih dari AB , buatlah busur lingkaran yang saling berpotongan dan dinamai dengan C. (gambar ii) 3. Hubungkan titik B dan C maka besar ∠ABC=90° . . c. Melukis sudut 60° Cara melukis : 1. Buat busur lingkaran dengan pusat A dan jari-jari AB . (gambar i) 2. Dengan pusat B danpanjang jari-jari tetap sama, buatlah busur lingkaran sehingga busur tadi berpotongan dititik C. (gambar ii) 3. Hubungkan A dan C, maka besar ∠BAC=60° . d. Melukis sudut 45° Cara melukis: Untuk melukis sudut 45° , lukislah dahulu sudut 90° , kemudian lukislah garis bagi sudut itu sehingga sudut yang besarnya 90° terbagi menjadi dua bagian yang sama.
  • 7. 7 dua sudut a dan b yang saling berpelurus jumlahnya 180° dan ditulis a+b=180° e. Melukis sudut 30° Cara melukis: Untuk melukis sudut 30° lukislah terlebih dahulu sudut 60° , kemudian lukislah garis bagi sudut itu sehingga sudut yang besarnya 60° terbagi menjadi dua bagian yang sama. H. Hubungan Antarsudut a. Sepasang sudut yang saling berpelurus Perhatikan masing-masing sudut BOC dan sudut AOC. Kedua sudut tersebut bila dihimpitkan akan membentuk sudut 180° . Sudut BOC dan sudut AOC dikatakan sudut yang saling berpelurus. Contoh soal: Perhatikan gambar dibawah ini. Hitunglah nilai a° dan tentukan pelurus dari sudut a° !
  • 8. 8 Dua sudut a dan b yang saling berpenyiku jumlahnya 90° dan ditulis 𝑎 + 𝑏 = 90° Penyelesaian: Berdasarkan gambar diperoleh bahwa 3a° + 2a° = 180° 5a° = 180° a° = 180°/5 a° = 36 Pelurus sudut a° = 180° – 36° = 144°. b. Sepasang sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen) Perhatikan gambar disamping, ∠𝑊𝑅𝑇 = 90° ,∠𝑇𝑅𝑆 = 𝑏, ∠𝑊𝑅𝑆 = 𝑎 Hal ini berarti: ∠𝑇𝑅𝑆 + ∠𝑊𝑅𝑆=90° atau 𝑎 + 𝑏 = 90° . Pasangan ∠TRS dan ∠WRS disebut sudut yang berpenyiku atau sering disebut sudut yang saling berkomplemen. contoh soal: Perhatikan gambar di bawah. Berdasarkan gambar di atas hitunglah nilai x°; berapakah penyiku sudut x°; dan berapakah pelurus dari penyiku x°? Penyelesaian: x° + 3 x° = 90° 4 x° = 90° x° = 22,5° penyiku dari x° = 90° - 22,5° = 67,5° pelurus dari penyiku x° = 180° - 67,5° = 112,5°
  • 9. 9 c. Sepasang sudut yang saling bertolak belakang Dua sudut yang saling bertolak belakang terbentuk apabila dua buah garis lurus saling berpotongan tidak pada kedua ujungnya, yang akan membentuk empat buah sudut yang berlawanan. Sudut-sudut yang berlawanan dari keempat sudut itu ada dua pasang dan disebut sudut yang saling bertolak belakang. Perhatikan gambar disamping. Garis KL dan NL berpotogan di O. Perpotongan kedua garis itu membentuk empat buah sudut, yaitu ∠KOL, ∠NOM, ∠MOL dan ∠KON. Keempat sudut itu mempunyai dua pasang sudut yang saling bertolak belakang, yaitu: 1. ∠KOL bertolak belakang dengan ∠NOM. 2. ∠MOL bertolak belakang dengan ∠KON.. Contoh soal: Perhatikan gambar di bawah ini. Diketahui besar ∠SOP = 45°. Tentukan besar ∠ROQ, ∠SOR, dan ∠POQ. Penyelesaian: Diketahui: ∠SOP = 45° ∠ROQ = ∠SOP (bertolak belakang) ∠ROQ = 45° ∠SOP + ∠SOR = 180° (berpelurus) 45° + ∠SOR = 180° ∠SOR = 180° – 45° Dua sudut a dan b yang saling bertolak belakang besarnya sama dan ditulis a=b
  • 10. 10 ∠SOR = 135° ∠POQ = ∠SOR(bertolak belakang) ∠POQ = 135° 2. GARIS Garis adalah deretan titik-titik (bisa tak berhingga jumlahnya) yang saling bersebelahan dan memanjang kedua arah. Titik-titik tersebut kita gambar menyatu satu sama lain. Untuk menamakan sebuah garis, kita ambil dua titik (misalkan A dan B ) yang mewakili titik-titik lain dalam garis tersebut sehingga kita namakan sebagai garis AB ditulis AB . A B Sifat-sifat garis: 1. Melalui dua titik hanya dapat dibuat satu garis saja. 2. Garis AB adalah jarak terdekat antara titi A dan titik B. 3. Suatu garis dapat diperpanjang secra tak terbatas ke kedua arahnya. A. Kedudukan Dua Garis 1. Dua garis sejajar Perhatikan gambar lintasan kereta disamping. Lintasan tersebut terdiri dari dua batang besi (rel) dan balok-balok kayu (bantalan rel). Kedua batang besi tersebut tidak akan pernah bertemu karena jarak mereka satu sama lain sama (panjang setiap balok kayu sama). Jika kita misalkan lintasan ini lurus maka kedua rel tadi dapat kita anggap sebagai dua garis yang saling sejajar, karen dua rel tadi terletak pada satu bidang datar dan tidak akan pernah bertemu. Dengan kata lain, dua garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut tidak memiliki titik persekutuan/titik potong. 2. Dua garis berpotongan Dua garis dikatakan saling berpotongan, jika kedua garis tersebut memiliki satu titik persekutuan/titik potong. Perhatikan contoh gambar lintasan pesawat disamping. Lintasan tesebut saling berpotongan.
  • 11. 11 3. Dua garis berimpit Dua garis dikatakan saling berimpit apabila garis tersebut terletak pada satu garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja. Berikut ini contoh dua garis yang saling berimpit. B. Garis Vertikal dan Horisontal Pada bidang bidang koordinat, garis vertikal merupakan garis yang sejajar dengan sumbu Y (pada gambar b), dan garis horisontal merupakan garis garis yang sejajar sumbu X(pada gambar a ). Garis vertikal dan horisontal berpotongan tegak lurus di satu titik. Dalam koordinat Cartesius, sumbu Y (garis vertikal) dan sumbu X (garis horisontal) berpotongan tegak lurus di O. C. Hubungan Sudut-sudut Pada Dua Garis Sejajar Yang Dipotong Oleh Sebuah Garis A. Sudut Sehadap Perhatikan gambar disamping. Garis k sejajar garis l dan keduanya dipotong oleh garis t. Garis t disebut sebagai garis transversal, yaitu garis yang memotong dua atau lebih garis lain. Sudut- sudut yang sehadap adalah: 1. ∠Q dengan ∠U 2. ∠P dengan ∠T 3. ∠S dengan ∠W 4. ∠R dengan ∠V apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka sudut-sudut yang sehadap sama besar.
  • 12. 12 A B C D E A B C D E H I contoh soal: 1. Perhatikan gambar di samping! Diketahui CB // DE. Jika o ABC 75 ,  dan o BAC 45 ,  maka CDE …. Pembahasan: Perhatikan gambar berikut! HI // BC // DE  IAE dan ABC berseberangan, maka o IAE ABC 75     o o o IAD IAE BAC 75 45 120       CDE dan IAD sehadap, maka o CDE IAD 120    B. Sudut Berseberangan a. Sudut dalam berseberangan Garis k dan l keduanya dipotong oleh garis transversal t. Sudut-sudut tersebut dinamakan sudut dalam berseberangan karena terletak berseberangan terhadap garis transversal dan berada di wilayah dalam garis-garis sejajar. Apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka sudut-sudut dalam sama besar
  • 13. 13 b. Sudut luar berseberangan Sudut-sudut luar berseberangan adalah: 1. ∠Q dengan ∠W 2. ∠P dengan ∠V Sudut-sudut tersebut dikatakan berseberangan karena terletak berseberangan terhadap garis transversal dan berada di wilayah luar garis-garis sejajar. Contoh soal: Garis p sejajar garis q. Tentukan besar dari sudut A dan sudut B! Pembahasan: Sudut A dan B berseberangan dalam sehingga besarnya adalah sama. Maka 5x − 10 = 3x + 20 2x = 30 x = 15 ∠A = 3x + 20 = 3(15) + 20 = 65° ∠B = 5x − 10 = 5(15) − 10 = 65° C. Sudut Sepihak a. Sudut dalam sepihak garis k dan l dipotong oleh garis transversal t . sudut-sudut dalam sepihak adalah : 1. ∠S dengan ∠T 2. ∠R dengan ∠U Apabila dua garis sejajar dipotong sebuah oleh garis maka sudut-sudut luar berseberangan sama besar
  • 14. 14 Sudut-sudut tersebut dinamakan sudut dalam sepihak karena keduanya sepihak terhadap garis transversal san berada dalam wilayah garis-garis sejajar. b. Sudut luar sepihak Untuk sudut-sudut sepihak gambar disamping adalah: 1. ∠Q dengan∠V 2. ∠P dengan ∠W Sudut-sudut tersebut dinamakan sepihak karena keduanya sepihak terhadap garis transversal dan berada di wilayah luar garis sejajar. Apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka jumlah sudut-sudut dalam sepihak sama dengan 180° .(teorema) Apabila dua garis sejajar dipotong oleh sebuah garis maka jumlah- jumlah sudut-sudut luar sepihak sama dengan 180° . (teorema)
  • 15. 15 SEGITIGA 1. Pengertian Segitiga Sebuah segitiga terbentuk apabila tiga titik yang tidak terletak pada satu garis lurus saling dihubungkan. Hal ini berarti: Gambar bangun ABC disamping adalah sebuah segitiga. Ketiga titik segitiga tersebut yaitu A, B dan C disebut titik sudut. AB,BC,AC disebut sisi. Sisi-sisi dan sudut-sudut dalam segitiga dalam segitiga ABC disebut unsur-unsur sebuah segitiga. Notasi segitiga ABC sering digunakan ∆𝐴𝐵𝐶. Rincian tentang unsur-unsur ∆𝐴𝐵𝐶 pada gambar disamping dapat diterangkan sebagai berikut: Sisi BC yang berhadapan dengan sudut A ditulis a. Sisi AC yang berhadapan dengan sudut B ditulis b. Sisi AB yang berhadapan dengan sudut C ditulis c. 2. Jenis-jenis Segitiga 1. Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya a. Segitiga sama kaki Segitiga sama kaki terbentuk dari dua buah segitiga siku-siku kongruen yang diletakkan bersisian dan berimpian pada sisi siku-siku yang sama panjang. Gambar disamping memperlihatkan bahwa AC=AD merupakan kaki dari segitiga sama kaki.ABD, CD merupakan alas, serta AB merupakan tinggi segitiga dan sering pula disebut sebagai sumbu simetri. b. Segitiga sama sisi c. Segitiga sembarang Segitiga yang panjang sisi-sisinya tidak mencirikan segitiga sama kaki maupun segitiga sam sisi disebut segitiga sembarang. Segitiga adalah bidang datar yang dibatasi oleh tiga baris lurus dan membentuk tiga sudut, Segitiga sam kaki terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang sama panjang. Segitiga sam sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang
  • 16. 16 Dari pernyataan diats dapat pula dinyatakan sebagai berikut: 2. Jenis segitiga ditinjau dari sudut-sudutnya Pada topik sebelumnya kita telah oelajari jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi-sisinya. Sekarang kita akan meninjau jenis segitiga berdasarkan ukuran sudut-sudutnya. Apabila segitiga ditinjau dari ukuran sudutnya, maka nama segitiga itu mengikuti nam ukuran sedutnya, yaitu: a. Segitiga yang ketiga sudutnya lancip disebut segitiga lancip. b. Segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku disebut segitiga siku- siku c. Segitiga yang salah satu sudutnya tumpul disebut segitiga tumpul. Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sam panjang