2. A. SIAPA MANUSIA ITU ?
Menurut Murtadlho Mutahhari manusia adalah
mahkluk Allah serba dimensi, artinya :
1. Manusia hampir sama dengan binatang secara fisik
2. Manusia memiliki emosi yang bersifat etis
3. Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan
4. Manusia memiliki dorongan untuk mengakui adanya
zat yang Maha diluar dirinya dan menyembahnya
sebagai Tuhan Maha Kuasa
5. Manusia memiliki kemampuan dan kekuatan yang
berlipat ganda
6. Manusia mampu mengenal dirinya sendiri dan ingin
mengetahui siapa penciptanya, apa tujuannya ia
diciptakan, dari apa diciptakan, kemana akhirnya ia
diciptakan, serta bagaimana penciptaannya
3. 1. PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
Secara biologis manusia lahir melalui proses
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam
perut ibunya beberapa bulan. Proses ini Allah
jelaskan dalam Al-Qur’an melalui beberapa
tahapan, yaitu
Manusia diciptakan dari saripati tanah.
Kemudian Allah menjadikan saripati tanah air
mani dalam rusuk sang suami.
Setelah 40 hari air mani berada dalam rahim, 40 hari
kemudian berkembang menjadi segumpal darah
(yang melekat) dan 40 hari kemudian berubah
menjadi segumpal daging. Sebagaimana firman
Allah SWT :
4. ” Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah
, Kemudian Kami menjadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim), Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.
Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” ( Qs Al-Mu’min : 12-14 )
5. Setelah menjadi segumpal daging, dalam usia
kandungan 4 bulan, Allah mengutus malaikat
untuk meniupkan ruh jiwa di dalamnya dan
mencatat empat hal .
1) Rezeki , bekal hidup manusia di dunia dan di
akhirat.
2) Umur , jatah hidup yang diberikan Allah di
dunia untuk melaksanakan beban taklif serta
tanggung jawab yang selalu dipantau oleh-
Nya.
3) Amal , semua ihwal yang dikerjakan oleh
manusia, baik perbuatan terpuji maupun
tercela.
4) Celaka atau bahagia , nasib manusia dalam
dunia sudah digariskan dan ditentukan oleh
Allah dengan semua yang telah diperbuatnya.
6. -
Artinya :”Maka adapun orang yang berat
timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan
(senang). Dan adapun orang yang ringan
timbangan (kebaikan) nya maka tempat
kembalinya adalah Hawiyah.” ( Qs Al-Qari’ah
: 6-9 )
7. 2. TUJUAN HIDUP MANUSIA
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah
untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah
SWT, sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : ”Aku tidak menciptakan jin dan
manusia mellainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” ( Qs. Az-Zariyat : 56 )
keberadaan manusia semata-mata hanya untuk
mengabdi, beribadah, dan menyembah kepada
Allah SWT.
8. IBADAH DIBAGI MENJADI DUA BAGIAN
POKOK:
Ibadah Khas (Khusus)
Meurut Saifuddin Anshari Ibadah secara khas adalah
hubungan langsung antara manusia dengan Allah
yang tata cara, kaifiyah dan acaranya sudah diatur
dan ditentukan rinci oleh Allah.
Menurut Fuqaha Ibadah khas adalah hukum yang
dikerjakan untuk mengharapkan pahala di akhirat.
Contoh: Shalat, Puasa, Zakat, Haji
Ibadah Umum
Secara Umum definisi Ibadah umum adalah amalan
yang belum diatur tata cara, kaifiyah dan acaranya
oleh Allah dan Rasulnya secara rinci.
9. Ciri-ciri Ibadah Umum:
Niat ikhlas sebagai titik tolak
Keridhaan Allah sebagai titik tujuan sebagaimana keterangan
dalam firman:
Artinya :“Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan
dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha
Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Qs. Al Baqarah : 207)
Amal sholeh sebagai garis amalan
Niat ikhlas Keridhaan
Allah
Hakikat Ibadah adalah mematuhi semua aturan Allah dan
seluruh sikap gerak-gerik, tingkah laku, amal perbuatan yang
berhubungan dengan Allah dengan sesama manusia dan alam
yang diawali dengan niat ikhlas dan ditujukan untuk mencari
keridhaan Allah SWT.
10. Hakikat Manusia Makhluk Sempurna
1. Manusia Makhluk Intelektual
Manusia diciptakan Allah dilengkapi akal yang istimewa, namun jika akal
tersebut tidak digunakan maka keadaannya sama dengan binatang atau
bahkan lebih buruk. Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya :”Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahannam banyak dari
kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untukmemahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka
seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang lengah.” (Qs. Al-A’raf : 179)
11. Mengembangkan akal harus dengan ilmu, agar dapat
dimanfaatkan dalam membedakan antara manusia dan binatang.
penjelasan Allah bahwa ilmu pengetahuan ada 2 macam
diantaranya :
Ilmu Dinullah ( Hukum Agama Islam ) adalah ilmu yang
diturunkan oleh Allah kepada manusia, dengan
perantara utusan-Nya yang sekarang sudah tercantum
dalam kitab suci Al-Qur’an.
Ilmu Sunnatullah ( Hukum Alam ) adalah ilmu yang
dicari sendiri oleh manusia melalui akalnya, dengan cara
meneliti alam dan lain sebagainya.
Allah akan mengangkat harkat dan derajat manusia
bagi siapa yang beriman dan mematuhi dinullah dan
orang yang berilmu, mengerti dan mematuhi sunnatullah.
12. TANGGUNG JAWAB MANUSIA
a. Manusia Bertanggung Jawab Terhadap Alam dan Lingkungannya
Sebagai wakil Allah di bumi,manusia mendapatkan tugas kepemimpinan yang
utuk mengelola dan sekaligus memelihara alam.
Artinya :“Tidak baik orang yang meningalkan dunia untuk kepentingan akhirat
saja,atau meninggalkan ahirat untuk kepentingan dunia saja,tetapi harus
memperoleh keduanya.Karena kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju
akhirat.oleh karena itu janganlah kamu menjadi beban orang lain.” ( Hr. Ibnu
Asakir )
Tanggung jawab manusia harus berimbang dan sebanding antara urusan
dunia dengan akhirat. Islam mengajarkan semua manusia untuk rajin bekerja
dan tekun beribadah sehingga di harapkan terciptanya kehidupan dunia dan
kehidupan akhirat. Untuk itu Allah menciptakan manusia melalui unsur
jasmani dari tanah dan unsur rohani dari Allah Tuhan semesta Alam.
13. b. Manusia Sebagai Khalifah
Tugas hidup yang di bebankan Allah kepada manusia di samping untuk beribadah
juga menjadi khalifah di muka bumi, agar kepemimpinan, wakil Allah mengelola,
memakmurkan dan memelihara alam semesta, sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : ”Dan (ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata,apakah engkau hendak menjadikan orang
yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memujimu
dan menyucikan namamu? Dia berfirman : ”Sungguh aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.” (Qs.Al-Baqarah : 30).
Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah di batasi oleh aturan-aturan dan
ketentuan yang telah digariskan oleh Allah, baik yang tertulis jelas dalam Al-Qur’an
maupun yang tersirat dalam aturan duniawi. nantinya ia akan di mintai pertanggung
jawabannya terhadap penggunaan kewenanganya di hadapan ALLAH, Sebagaimana
sabda nabi Muhammad SAW :
Artinya :”Kamu semua adalah pemimpin.Dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggung jawabannya dari kepemimpinannya...” (Qs.Bukhari-Muslim)