1. UJI PROVOKASI BRONKUS
Niken Maretasari P.A
Pembimbing :
Prof. dr. M. Sidhartani Zain, MSc.,
Sp.A (K)
dr. MS Anam, Msi. Med, Sp.A
dr. Riza Sahyuni, M.Kes, Sp.A
2. UJI PROVOKASI BRONKUS
Uji provokasi langsung menyebabkan konstriksi secara langsung
pada otot polos saluran nafas
Metakolin
Histamin
Uji provokasi tidak langsung menyebabkan pelepasan mediator
inflamasi pada saluran nafas
Latihan
Salin hipertonis
Manitol
Beckert, Lutz, and Kate Jones. Bronchial Challenge testing. Bronchial asthma-emerging therapeutic strategies.
2012: 19-36.
3. TUJUAN
Mengevaluasi reaksi hipersensitivitas pada saluran nafas dan untuk
menegakkan diagnosis asma
Menilai derajat keparahan disfungsi saluran nafas pada pasien asma
Beckert, Lutz, and Kate Jones. Bronchial Challenge testing. Bronchial asthma-emerging therapeutic strategies.
2012: 19-36.
5. METACHOLINE CHALLENGE TEST
Metacholine agonis reseptor muskarinik yang bekerja langsung
pada reseptor otot polos saluran nafas yang dapat menginduksi
bronkokostriksi
Metacholine juga dapat bekerja secara tidak langsung dengan
menstimulasi sekresi sel mukosa saluran nafas
Davis BE, Blais CM, Cockcroft DW. Methacholine challenge testing: comparative pharmacology. Journal of Asthma and Allergy.
2018;11:89-99
6. INDIKASI
Untuk mengevaluasi gejala klinis sugestif asma
Untuk menilai respon terapi asma
Positif palsu tinggi nilai positif pada rhinitis alergi, Penyakit Paru
Obstruktif Kronik, Bronkitis, Fibrosis Kistik
Davis BE, Blais CM, Cockcroft DW. Methacholine challenge testing: comparative pharmacology. Journal of Asthma and Allergy.
2018;11:89-99
7. KONTRAINDIK
ASI
FEV1 < 60%
Infark myokard dalam 3 bulan
terakhir
Hipertensi tak terkontrol
Aneurisma aorta
Memiliki resiko peningkatan TIK
Hamil
Menyusui
Spirometry
Nebulizer
Metacholine
ALAT DAN
BAHAN
Davis BE, Blais CM, Cockcroft DW. Methacholine challenge testing: comparative pharmacology. Journal of Asthma and Allergy.
2018;11:89-99
8. PERSIAPAN
•Tidak mengkonsumsi kafein (teh, kopi, coklat) bronkodilator lemah
hasil test tidak akurat
•Menggunakan pakaian longgar
•Tidak melakukan aktivitas berat 30 menit sebelum tes
•Tidak makan besar 2 jam sebelum tes
•Menghentikan penggunaan obat-obatan seperti :
• SABA (salbutamol, terbutaline, ipratropium bromide) 4-24 jam sebelum tes
• LABA (formoterol, salmeterol) 24-48 jam sebelum tes
• Antihistamin (cetirizine, loratadine, chlorpheniramine) 3 hari sebelum tes
• Agen leukotriene (montelukast, zafirlukast) 24 jam sebelum tes
• Aminofilin, theofilin 48 jam sebelum tes
Davis BE, Blais CM, Cockcroft DW. Methacholine challenge testing: comparative pharmacology. Journal of Asthma and Allergy.
2018;11:89-99
9. PROSEDUR METACHOLINE
CHALLENGE TEST
• Tes spirometri awal untuk menilai fungsi dasar paru bila hasil tes
FEV1 > 60% maka prosedur dapat dilanjutkan
• Metakolin diberikan melalui nebulisasi sebanyak 5-10 dosis, dari
dosis 0.62, 1.25, 2.5, 5, 12.5, 25 mg/ml
• FEV1 diukur 30 detik setelah inhalasi metakolin
•Jika tidak terdapat penurunan FEV1 sebesar 20% atau lebih maka
dilanjutkan dengan inhalasi metakolin dg dosis lebih tinggi secara
bertahap
• Dilakukan pengukuran ulang FEV1 setiap melakukan inhalasi
metakolin
• Tes diulang dengan menaikkan dosis metakolin hingga nilai
FEV1turun sebesar 20% atau lebih
Davis BE, Blais CM, Cockcroft DW. Methacholine challenge testing: comparative pharmacology. Journal of Asthma and Allergy.
2018;11:89-99
10. • Bila nilai FEV1 turun sebanyak 20% atau lebih maka test dihentikan.
Hasil tes adalah berdasarkan kadar metakolin terakhir yg diberikan
• Inhalasi bronkodilator
• Tes spirometry ulang untuk memastikan fungsi paru kembali normal
• Evaluasi selama kurang lebih 1 jam
Davis BE, Blais CM, Cockcroft DW. Methacholine challenge testing: comparative pharmacology. Journal of Asthma and Allergy.
2018;11:89-99
11. INTERPRETASI
• Positif jika PC20 (provocative concentration 20) ≤ 8 mg/ml
• Negative jika PC20 > 16 mg/ml
• Derajat hiperresponsivitas bronkus :
• Normal : > 16 mg/ml
• Borderline : 4-16 mg/ml
• Ringan : 1-4 mg/ml
• Sedang – berat : < 1 mg/ml
Davis BE, Blais CM, Cockcroft DW. Methacholine challenge testing: comparative pharmacology. Journal of Asthma and Allergy.
2018;11:89-99
12. HISTAMINE CHALLENGE TEST
• Histamin menyebabkan bronkokonstriksi
• Tidak spesifik untuk penegakan diagnosis asma. Hasil positif dapat
ditemukan pada perokok, penyakit paru lain, pada orang normal
tanpa gejala
• Prosedur :
• Tes spirometry awal
• Inhalasi histamin sebanyak 5 dosis secara bertahap (20,60,180, 580, 2000 mcg)
• Dilakukan uji spirometry 30 detik setelah inhalasi histamin
• Jika nilai FEV1 tidak berubah maka diberikan inhalasi histamin Kembali
• Dilakukan uji spirometry setiap selesai inhalasi histamin
• Jika ditemukan penurunan FEV1 20% atau lebih maka tes dihentikan
• Diberikan inhalasi bronkodilator
• Uji spirometry kembali
Beckert, Lutz, and Kate Jones. Bronchial Challenge testing. Bronchial asthma-emerging therapeutic strategies.
2012: 19-36.
14. EXERCISE CHALLENGE TEST
• Aktivitas fisik menyebabkan penyempitan saluran nafas
• Aktivitas fisik akan menyebabkan keringnya mukosa saluran nafas sehingga
menyebabkan kondisi hipertonis yang memicu bronkokonstriksi
• Sering terjadi pada atlet atau pada orang yg tinggal di lingkungan dingin
• Indikasi :
• Dilakukan pada pasien dengan Riwayat gejala asma yg diinduksi aktivitas fisik
•Prinsip : melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan denyut jantung
Prosedur :
• Tes spirometry awal
Pasien diminta melakukan treadmill atau sepeda treadmill selama 4-6 menit untuk mencapai 80-
90% kardiak output maksimal
Denyut jantung dipantau dengan EKG atau pulse oximetry
Tes dihentikan jika pasien sudah mencapai 80-90% kardiak output
tes spirometry dilakukan pada menit ke 5,10,15,20,30 setalah Latihan
Nilai positive jika didapatkan penurunan FEV1 sebesar 15%
Beckert, Lutz, and Kate Jones. Bronchial Challenge testing. Bronchial asthma-emerging therapeutic strategies.
2012: 19-36.
15. HIPERTONIC SALIN TESTING
• Prosedur :
• Tes spirometry awal
• Nebulisasi salin hipertonis (4.5%) selama 30 detik
• Tes spirometry ulang
• Jika tidak ada penurunan FEV1 sebanyak 15% maka dilakukan nebulisasi ulang pada
menit ke 1,2,4,dan 8
• Tes dilakukan selama maksimal 15.5 menit
• Hasil positif jika terdapat penurunan FEV1 sebesar 15% atau lebih
Beckert, Lutz, and Kate Jones. Bronchial Challenge testing. Bronchial asthma-emerging therapeutic strategies.
2012: 19-36.
16. MANITOL TESTING
• Manitol menyebabkan kondisi hipertonis bronkokonstriksi
• Prosedur :
• Tes spirometry awal
• Inhalasi manitol dosis 5, 10, 20, 40, 80, 160, 160, 160 mg (dosis kumulatif 635
mg)
• FEV1 dinilai 60 detik setelah inhalasi
• Nilai positif jika FEV1 turun sebesar 15% atau lebih
Beckert, Lutz, and Kate Jones. Bronchial Challenge testing. Bronchial asthma-emerging therapeutic strategies.
2012: 19-36.