SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  16
DISTRIBUSI
NORMAL
Nikmah Nurvicalesti
(06121408007)
Distribusi normal menggunakan variabel acak kontinu. Distribusi
normal sering disebut Distribusi Gauss. Distribusi ini
merupakan salah satu yang paling penting dan banyak digunakan.
Distribusi ini menyerupai Bentuk Lonceng (Bell Shape) dengan
X
nilai rata-rata sebagai sumbu simetrisnya.
Variabel acak kontinu X mempunyai fungsi densitas pada X = x
dinyatakan dengan persamaan :

f ( x)

1
e
2

1 x
(
2

)2

dengan :
= nilai konstan yang ditulis hingga 4 desimal p = 3,1416
e = bilangan konstan, bila ditulis hingga 4 desimal, e = 2,7183
µ = parameter, merupakan rata-rata untuk distribusi
= parameter, merupakan simpangan baku untuk distribusi

Jika Nilai x mempunyai batas
x< , maka dikatakan bahwa
variabel acak X berdistribusi normal.
Sifat-sifat penting dari distribusi normal adalah :
1. Grafiknya selalu di atas sumbu datar x
2. Bentuknya simetris terhadap x= µ
3. Mempunyai satu modus, kurva unimodal, tercapai pada x = µ
sebesar 0,3989/s
4. Grafik mendekati sumbu-x dimulai dari x = µ+3 ke kanan
dan x = µ-3 ke kiri.
5. Kurva normal digunakan sebagai acuan pengujian hipotesis
jika ukuran sampel n = 30
6. Luas daerah grafik selalu sama dengan satu unit persegi.

Untuk tiap pasang µ dan , sifat-sifat di atas selalu dipenuhi,
hanya bentuk kurvanya saja yang berlainan. Jika makin besar,
kurvanya makin rendah (platikurtik) dan untuk
makin kecil,
kurvanya makin tinggi (leptokurtik).
Untuk menentukan peluang harga X antara a dan b, yakni P(a<X
<b)
b

P(a

X

b)

(

1

2 ) e

1 x
(
2

)2

dx

a

Untuk penggunaan praktis telah dibuat daftar distribusi normal
baku (standar) yaitu dengan µ = 0 dan s = 1 sehingga fungsi
1 2
densitasnya berbentuk :
z
1
2
f ( z)
e
2

z
Untuk z dalam daerah
Untuk mengubah distribusi normal umum menjadi distribusi
normal baku digunakan rumus :

Z

X

Perubahan grafiknya dapat dilihat dalam gambar berikut :

z

rata rata
0
simpanganbaku

1

X

rata rata
1

0
Setelah distribusi normal baku yang didapat dari distribusi normal
umum maka daftar distribusi normal baku dapat digunakan. Bagianbagian luas distribusi normal baku dapat dicari. Caranya adalah :
1.
Hitung z sehingga dua desimal
2.
Gambarkan kurvanya seperti gambar normal standar
3.
Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga
memotong kurva.
4.
Luas yang tertera dalam daftar adalah luas daerah antara garis ini
dengan garis tegak di titik nol.
5.
Dalam tabel normal cari tempat harga z pada kolom paling kiri
hanya satu desimal dan desimal keduanya dicari pada baris paling
atas.
6.
Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke
bawah, maka didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari.
Bilangan yang didapat harus dituliskan dalam bentuk 0,xxxx
(bentuk 4 desimal).
Karena seluruh luas = 1 dan kurva simetrik terhadap =0, maka luas
dari garis tegak pada titik nol ke kiri ataupun ke kanan adalah 0,5
CONTOH PENGGUNAAN DAFTAR NORMAL BAKU
:
Menggunakan daftar F,
1. Antara z=0 dan z=2,15

Di bawah z pada kolom kiri
cari 2,1 dan di atas sekali
cari angka 5. Dari 2,1 maju
ke kanan dan dari 5
menurun, didapat 4842.
Maka, luas daerah yang
dicari adalah 0,4842.

2. Antara z=0 dan z=-1,86

Karena
z bertanda negatif,
maka pada grafiknya diletakkan
di sebelah kiri 0. Untuk daftar
digunakan di bawah z kolom
kiri didapat 1,8 dan di atas
angka 6. Dari 1,8 ke kanan dan
dari 6 ke bawah didapat 0.4686
Luas daerah=daerah diarsir
=0,4686.
3. Antara z = -1.50 dan z = 1.82

Dari nilai z maka kita perlu
mencari luas dua kali lalu
dijumlahkan. Mengikuti cara di
1 untuk z = 1.82 dan cara di 2
untuk
z = -1.50, masingmasing didapat 0,4656 dan
0,4332. Jumlahnya = luas yang
diarsir
=
0,4332
+
0,4656=0,8988

4. Antara z=1,40 dan z=2,65

Yang dicari adalah luas z=0
sampai ke z =2,65 dikurangi
luas dari z=0 sampai ke
z=1,40. Dengan cara yang
dijelaskan diatas masingmasing didapat 0,4960 dan
0.4192. Luas yang dicari =
0,4960-0,4192=0,0768.
5. Dari z=1,96 ke kiri

Luasnya sama dengan dari
z=0 ke kiri (=0,5) ditambah
luas dari z=0 sampai z=1,96.
Untuk z=1,96 dari daftar
didapat 0,4750.
Luas = 0,5 + 0,4750 = 0,9750

6.

Dari z=1,96 ke kanan
Dari gambar pada nomor 5
dapat dilihat bahwa yang
dicari merupakan daerah
yang tidak diarsir.
Ini sama dengan luas dari
z=0 ke kanan (=0,5) dikurangi
luas dari z=0 sampai ke z =
1,96 yang besarnya 0,4750.
Luas = 0,5-0,4750=0,0250.
Fenomena distribusi data normal :
1. Kira-kira 68,27% dari kasus ada dalam daerah satu
simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara µ - s dan µ + s.
2. Ada 95,45% dari kasus terletak dalam daerah dua simpangan
baku sekitar rata-rata, yaitu dua simpangan baku sekitar ratarata, yaitu antara µ - 2s dan µ + 2s.
3. Hampir 99,73% dari kasus ada dalam daerah tiga simpangan
baku sekitar rata-rata, yaitu antara µ - 3s dan µ + 3s.
Jenis bentuk kurva yang diakibatkan oleh perbedaan
rentangan nilai dan simpangan baku ada tiga macam:
1. Leptokurtik, merupakan bentuk kurva normal yang
meruncing tinggi karena perbedaan frekuensi pada skor-skor
yang mendekati rata-rata sangat kecil.
2. Platykurtic, merupakan kurva normal yang mendatar rendah
karena perbedaan frekuensi pada skor-skor yang mendekati
rata-rata sangat kecil.skor-skor yang mendekati rata-rata
sangat kecil.
3. Normal, merupakan bentuk kurva normal yang biasa,
artinya bentuknya merupakan bentuk antara leptokurtic dan
platykurtic, karena penyebaran skor biasa dan tidak terjadi
kejutan-kejutan yang berarti.
Contoh Soal :
Berat bayi yang baru lahir rata-rata 3.750 gram dengan
simpangan baku 325 gram. Jika berat bayi berdistribusi normal,
maka tentukan :
a. Berapa persen bayi yang bertanya lebih dari 4.500 gram?
b. Berapa bayi yang beratnya antara 3.500 gram dan 4.500
gram, jika semuanya ada 10.000 bayi?
c. Berapa bayi yang beratnya lebih kecil atau sama dengan4.000
gram jika semuanya ada 10.000 bayi?
d. Berapa bayi yang beratnya 4.250 jika semuanya ada 5.000
bayi ?
Penyelesaian :
X = berat bayi dalam gram
= 3.750 gram
= 325 gram
a. persentase bayi yang bertanya lebih dari 4.500 gram
Dengan mengubah distribusi normal umum menjadi distribusi
normal baku, untuk x= 4.500 :
z
z

X

4.500 3.750
325

2, 31

Berat yang lebih dari 4.500 gram, pada grafiknya ada di sebelah
kanan z=2,31.
Luas daerah ini adalah 0,5-0,4898=0,0104. Jadi ada 1,04% dari
bayi yang beratnya lebih dari 4.500 gram.
b.

Dengan X = 3.500 dan X = 4.500 didapat :
z

3.500 3.750
325

0,77

z

4.500 3.750
325

2,31

Luas daerah : 0,2794 + 0,4896 = 0,7690
Jadi, banyaka bayi yang bertanya antara 3.500 gram dan
4.500 gram diperkirakan ada (0,7690)(10.000) =7.690 bayi.
c.

Banyak bayi yang beratnya lebih kecil atau sama
dengan4.000 gram, maka beratnya harus lebih kecil dari
4000,5
4000,5 gram. 3.750 0,77
z
325

Peluang berat bayi lebih kecil atau sama dengan 4.000 gram =
0,5 + 0,2794 =0,7794.
d.

Banyak bayi yang bertanya 4.250jika semua bayi ada 5.000
Berat 4.250 berarti beratnya antara 4.250-0,5=4.249,5 dan
4.250+0,5=4.250,5.
Jadi X = 4.249,5 dan X = 4.250,5 , sehingga :
z

4249,5 3.750
325

z

4250,5 3.750
1,54
325

1,53

Luas daerah yang perlu = 0,4382-0,4370=0,0012
Banyak bayi = (0,0012)(5.000) =6

Contenu connexe

Tendances

STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grupYadi Pura
 
File1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poissonFile1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poissonIr. Zakaria, M.M
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Binersiska sri asali
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifAyuk Wulandari
 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuQorry Annisya
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
 

Tendances (20)

STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
distribusi normal ppt
distribusi normal pptdistribusi normal ppt
distribusi normal ppt
 
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUALPENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
PENELITIAN OPERASIONAL - PROGRAMA LINIER - METODE PRIMAL DUAL
 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Ring
RingRing
Ring
 
File1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poissonFile1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poisson
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
 
deret kuasa
deret kuasaderet kuasa
deret kuasa
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi RekursifMatematika Diskrit Relasi Rekursif
Matematika Diskrit Relasi Rekursif
 
Distribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyuDistribusi variabel acak kontinyu
Distribusi variabel acak kontinyu
 
Kalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsiKalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsi
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 

En vedette

Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalhidayatulfitri
 
Distribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiDistribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiExz Azzizz
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Vina R Ipina
 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalAisyah Turidho
 
Perhitungan statistik
Perhitungan statistikPerhitungan statistik
Perhitungan statistikAmi Ashari
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normalNovia Yani
 
Stat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalStat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalArif Rahman
 
Pendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normalPendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normalAndriani Widi Astuti
 
Distribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poissonDistribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poissonSuci Agustina
 
Turunan fungsi n_variabel_ppt_
Turunan fungsi n_variabel_ppt_Turunan fungsi n_variabel_ppt_
Turunan fungsi n_variabel_ppt_irildian
 
Daftar pustaka makalah statistik
Daftar pustaka makalah statistikDaftar pustaka makalah statistik
Daftar pustaka makalah statistikMuhammad Baidowi
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Heri Setiawan
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialSilvia_Al
 
Tabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomialTabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomialrumahbacazahra
 

En vedette (20)

Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
 
Distribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinyaDistribusi normal dan aplikasinya
Distribusi normal dan aplikasinya
 
Distribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasiDistribusi normal presentasi
Distribusi normal presentasi
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Perhitungan statistik
Perhitungan statistikPerhitungan statistik
Perhitungan statistik
 
Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Stat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normalStat prob10 distribution_normal
Stat prob10 distribution_normal
 
Pendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normalPendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normal
 
Distribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poissonDistribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poisson
 
Peluang dan kejadian
Peluang dan kejadianPeluang dan kejadian
Peluang dan kejadian
 
Turunan fungsi n_variabel_ppt_
Turunan fungsi n_variabel_ppt_Turunan fungsi n_variabel_ppt_
Turunan fungsi n_variabel_ppt_
 
Daftar pustaka makalah statistik
Daftar pustaka makalah statistikDaftar pustaka makalah statistik
Daftar pustaka makalah statistik
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
Tabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomialTabel distribusi peluang binomial
Tabel distribusi peluang binomial
 

Similaire à DISTRIBUSI NORMAL

DISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptx
DISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptxDISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptx
DISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptxwildasitorus89
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptFidelApria
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptMail820625
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tratuilma
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editreno sutriono
 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxTriOktariana2
 

Similaire à DISTRIBUSI NORMAL (20)

DISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptx
DISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptxDISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptx
DISTRIBUSI NORMAL KELAS XII SMA MINAT.pptx
 
Materi p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normalMateri p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normal
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
 
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.pptKuliah_2_kurva_normal.ppt
Kuliah_2_kurva_normal.ppt
 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi NormalStatistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
 
Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
 
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
2022_2_P3_Distribusi Normal.pdf
 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
 
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdfDISTRIBUSI NORMAL.pdf
DISTRIBUSI NORMAL.pdf
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
 
Distribusi normal 1
Distribusi normal 1Distribusi normal 1
Distribusi normal 1
 
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptxK6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
K6_INDRALAYA_DISTRIBUSI NORMAL_STATISTIKA PENDIDIKAN.pptx
 
DISTRIBUSI_NORMAL.ppt
DISTRIBUSI_NORMAL.pptDISTRIBUSI_NORMAL.ppt
DISTRIBUSI_NORMAL.ppt
 
Distribusi Normal
Distribusi NormalDistribusi Normal
Distribusi Normal
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
1. Pers_Non_Linier.ppt
1. Pers_Non_Linier.ppt1. Pers_Non_Linier.ppt
1. Pers_Non_Linier.ppt
 
Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10
 

Plus de Nikmah Nurvicalesti

Plus de Nikmah Nurvicalesti (7)

Tutorial penggunaan ppt melukis sudut
Tutorial penggunaan ppt melukis sudutTutorial penggunaan ppt melukis sudut
Tutorial penggunaan ppt melukis sudut
 
Melukis sudut
Melukis sudutMelukis sudut
Melukis sudut
 
Barisan dan deret aritmatika
Barisan dan deret aritmatikaBarisan dan deret aritmatika
Barisan dan deret aritmatika
 
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumPpt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
 
Pendekatan scientific
Pendekatan scientificPendekatan scientific
Pendekatan scientific
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Kebudayaan islam
Kebudayaan islamKebudayaan islam
Kebudayaan islam
 

DISTRIBUSI NORMAL

  • 2. Distribusi normal menggunakan variabel acak kontinu. Distribusi normal sering disebut Distribusi Gauss. Distribusi ini merupakan salah satu yang paling penting dan banyak digunakan. Distribusi ini menyerupai Bentuk Lonceng (Bell Shape) dengan X nilai rata-rata sebagai sumbu simetrisnya.
  • 3. Variabel acak kontinu X mempunyai fungsi densitas pada X = x dinyatakan dengan persamaan : f ( x) 1 e 2 1 x ( 2 )2 dengan : = nilai konstan yang ditulis hingga 4 desimal p = 3,1416 e = bilangan konstan, bila ditulis hingga 4 desimal, e = 2,7183 µ = parameter, merupakan rata-rata untuk distribusi = parameter, merupakan simpangan baku untuk distribusi Jika Nilai x mempunyai batas x< , maka dikatakan bahwa variabel acak X berdistribusi normal.
  • 4. Sifat-sifat penting dari distribusi normal adalah : 1. Grafiknya selalu di atas sumbu datar x 2. Bentuknya simetris terhadap x= µ 3. Mempunyai satu modus, kurva unimodal, tercapai pada x = µ sebesar 0,3989/s 4. Grafik mendekati sumbu-x dimulai dari x = µ+3 ke kanan dan x = µ-3 ke kiri. 5. Kurva normal digunakan sebagai acuan pengujian hipotesis jika ukuran sampel n = 30 6. Luas daerah grafik selalu sama dengan satu unit persegi. Untuk tiap pasang µ dan , sifat-sifat di atas selalu dipenuhi, hanya bentuk kurvanya saja yang berlainan. Jika makin besar, kurvanya makin rendah (platikurtik) dan untuk makin kecil, kurvanya makin tinggi (leptokurtik).
  • 5. Untuk menentukan peluang harga X antara a dan b, yakni P(a<X <b) b P(a X b) ( 1 2 ) e 1 x ( 2 )2 dx a Untuk penggunaan praktis telah dibuat daftar distribusi normal baku (standar) yaitu dengan µ = 0 dan s = 1 sehingga fungsi 1 2 densitasnya berbentuk : z 1 2 f ( z) e 2 z Untuk z dalam daerah
  • 6. Untuk mengubah distribusi normal umum menjadi distribusi normal baku digunakan rumus : Z X Perubahan grafiknya dapat dilihat dalam gambar berikut : z rata rata 0 simpanganbaku 1 X rata rata 1 0
  • 7. Setelah distribusi normal baku yang didapat dari distribusi normal umum maka daftar distribusi normal baku dapat digunakan. Bagianbagian luas distribusi normal baku dapat dicari. Caranya adalah : 1. Hitung z sehingga dua desimal 2. Gambarkan kurvanya seperti gambar normal standar 3. Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong kurva. 4. Luas yang tertera dalam daftar adalah luas daerah antara garis ini dengan garis tegak di titik nol. 5. Dalam tabel normal cari tempat harga z pada kolom paling kiri hanya satu desimal dan desimal keduanya dicari pada baris paling atas. 6. Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari. Bilangan yang didapat harus dituliskan dalam bentuk 0,xxxx (bentuk 4 desimal). Karena seluruh luas = 1 dan kurva simetrik terhadap =0, maka luas dari garis tegak pada titik nol ke kiri ataupun ke kanan adalah 0,5
  • 8. CONTOH PENGGUNAAN DAFTAR NORMAL BAKU : Menggunakan daftar F, 1. Antara z=0 dan z=2,15 Di bawah z pada kolom kiri cari 2,1 dan di atas sekali cari angka 5. Dari 2,1 maju ke kanan dan dari 5 menurun, didapat 4842. Maka, luas daerah yang dicari adalah 0,4842. 2. Antara z=0 dan z=-1,86 Karena z bertanda negatif, maka pada grafiknya diletakkan di sebelah kiri 0. Untuk daftar digunakan di bawah z kolom kiri didapat 1,8 dan di atas angka 6. Dari 1,8 ke kanan dan dari 6 ke bawah didapat 0.4686 Luas daerah=daerah diarsir =0,4686.
  • 9. 3. Antara z = -1.50 dan z = 1.82 Dari nilai z maka kita perlu mencari luas dua kali lalu dijumlahkan. Mengikuti cara di 1 untuk z = 1.82 dan cara di 2 untuk z = -1.50, masingmasing didapat 0,4656 dan 0,4332. Jumlahnya = luas yang diarsir = 0,4332 + 0,4656=0,8988 4. Antara z=1,40 dan z=2,65 Yang dicari adalah luas z=0 sampai ke z =2,65 dikurangi luas dari z=0 sampai ke z=1,40. Dengan cara yang dijelaskan diatas masingmasing didapat 0,4960 dan 0.4192. Luas yang dicari = 0,4960-0,4192=0,0768.
  • 10. 5. Dari z=1,96 ke kiri Luasnya sama dengan dari z=0 ke kiri (=0,5) ditambah luas dari z=0 sampai z=1,96. Untuk z=1,96 dari daftar didapat 0,4750. Luas = 0,5 + 0,4750 = 0,9750 6. Dari z=1,96 ke kanan Dari gambar pada nomor 5 dapat dilihat bahwa yang dicari merupakan daerah yang tidak diarsir. Ini sama dengan luas dari z=0 ke kanan (=0,5) dikurangi luas dari z=0 sampai ke z = 1,96 yang besarnya 0,4750. Luas = 0,5-0,4750=0,0250.
  • 11. Fenomena distribusi data normal : 1. Kira-kira 68,27% dari kasus ada dalam daerah satu simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara µ - s dan µ + s. 2. Ada 95,45% dari kasus terletak dalam daerah dua simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu dua simpangan baku sekitar ratarata, yaitu antara µ - 2s dan µ + 2s. 3. Hampir 99,73% dari kasus ada dalam daerah tiga simpangan baku sekitar rata-rata, yaitu antara µ - 3s dan µ + 3s.
  • 12. Jenis bentuk kurva yang diakibatkan oleh perbedaan rentangan nilai dan simpangan baku ada tiga macam: 1. Leptokurtik, merupakan bentuk kurva normal yang meruncing tinggi karena perbedaan frekuensi pada skor-skor yang mendekati rata-rata sangat kecil. 2. Platykurtic, merupakan kurva normal yang mendatar rendah karena perbedaan frekuensi pada skor-skor yang mendekati rata-rata sangat kecil.skor-skor yang mendekati rata-rata sangat kecil. 3. Normal, merupakan bentuk kurva normal yang biasa, artinya bentuknya merupakan bentuk antara leptokurtic dan platykurtic, karena penyebaran skor biasa dan tidak terjadi kejutan-kejutan yang berarti.
  • 13. Contoh Soal : Berat bayi yang baru lahir rata-rata 3.750 gram dengan simpangan baku 325 gram. Jika berat bayi berdistribusi normal, maka tentukan : a. Berapa persen bayi yang bertanya lebih dari 4.500 gram? b. Berapa bayi yang beratnya antara 3.500 gram dan 4.500 gram, jika semuanya ada 10.000 bayi? c. Berapa bayi yang beratnya lebih kecil atau sama dengan4.000 gram jika semuanya ada 10.000 bayi? d. Berapa bayi yang beratnya 4.250 jika semuanya ada 5.000 bayi ?
  • 14. Penyelesaian : X = berat bayi dalam gram = 3.750 gram = 325 gram a. persentase bayi yang bertanya lebih dari 4.500 gram Dengan mengubah distribusi normal umum menjadi distribusi normal baku, untuk x= 4.500 : z z X 4.500 3.750 325 2, 31 Berat yang lebih dari 4.500 gram, pada grafiknya ada di sebelah kanan z=2,31. Luas daerah ini adalah 0,5-0,4898=0,0104. Jadi ada 1,04% dari bayi yang beratnya lebih dari 4.500 gram.
  • 15. b. Dengan X = 3.500 dan X = 4.500 didapat : z 3.500 3.750 325 0,77 z 4.500 3.750 325 2,31 Luas daerah : 0,2794 + 0,4896 = 0,7690 Jadi, banyaka bayi yang bertanya antara 3.500 gram dan 4.500 gram diperkirakan ada (0,7690)(10.000) =7.690 bayi. c. Banyak bayi yang beratnya lebih kecil atau sama dengan4.000 gram, maka beratnya harus lebih kecil dari 4000,5 4000,5 gram. 3.750 0,77 z 325 Peluang berat bayi lebih kecil atau sama dengan 4.000 gram = 0,5 + 0,2794 =0,7794.
  • 16. d. Banyak bayi yang bertanya 4.250jika semua bayi ada 5.000 Berat 4.250 berarti beratnya antara 4.250-0,5=4.249,5 dan 4.250+0,5=4.250,5. Jadi X = 4.249,5 dan X = 4.250,5 , sehingga : z 4249,5 3.750 325 z 4250,5 3.750 1,54 325 1,53 Luas daerah yang perlu = 0,4382-0,4370=0,0012 Banyak bayi = (0,0012)(5.000) =6