SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  59
Hukum Perdata Buku Ke 1
HUKUM  PERDATA
• Hukum perdata adalah segala hukum pokok yang mengatur
kepentingan-kepentingan Perorangan dan hubungan antara subyek
hukum. Menurut Pasal 1, Hukum Perdata merupakan hukum antar
perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang
satu dengan yang lain di dalam hubungan keluarga dan di dalam
pergaulan masyarakat. Hukum Perdata disebut pula hukum privat
atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum
publik mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan negara
serta kepentingan umum. Misal politik dan pemilu (hukum
tatanegara), kegiatan pemerintah sehari-hari (hukum administrasi
atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum
perdata mengatur hubungan antar penduduk atau warga negara
sehari-hari. Seperti kedewasaan seseorang, perkawinan,
perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan
tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
UNSUR-UNSUR HUKUM 
PERDATA
• Dalam hukum perdata, terdapat beberapa unsur yaitu :
• 1) Peraturan hukum
• Peraturan hukum adalah rangkaian ketentuan mengenai ketertiban. Peraturan meliputi tertulis
dan tidak tertulis. Sumber hukum perdata tidak tertulis adalah tempat ditemukannya kaidah
hukum perdata yang berasal dari sumber tidak tertulis, seperti hukum kebiasaan. Sedangkan
sumber hukum perdata tertulis yaitu:
• a. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB) merupakan ketentuan-ketentuan umum
pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia (Stbl. 1847 No. 23, tanggal 30 April
1847, terdiri atas 36 pasal
• b. KUH Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW) merupakan ketentuan hukum produk Hindia
Belanda yang diundangkan tahun 1848, diberlakukan di Indonesia berdasarkan asas konkordansi
• c. KUHD atau Wetboek van Koopandhel (WvK):KUHD terdiri atas 754 pasal, meliputi buku I
(tentang dagang secara umum) dan Buku II (tentang hak-hak dan kewajiban yang timbul dalam
pelayaran.
• d. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria. UU ini mencabut berlakunya
Buku II KUH Perdata sepanjang mengenai hak atas tanah, kecuali hipotek. Secara umum dalam UU
ini diatur mengenai hukum pertanahan yang berlandaskan pada hukum adat, yaitu hukum yang
menjadi karakter bangsa Indonesia sendiri.
• e. Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan. UU
ini membuat ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Buku I KUH Perdata, khususnya
mengenai perkawinan tidak berlaku secara penuh.
• 2) Hubungan Hukum
• Hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh
hukum. Hubungan yang diatur oleh hukum itu adalah
hak dan kewajiban pribadi yang satu terhadap pribadi
lain dalam hidup bermasyarakat.
• 3) Orang(persoon)
• Orang(persoon) adalah subjek hukum, yaitu
pendukung hak dan kewajiban. Pendukung hak dan
kewajiban ini dapat berupa manusia pribadi dan badan
hukum. Manusia pribadi dan badan hukum mungkin
warga negara Indonesia dan mungkin juga warga
negara asing.
• Manusia menurut pengertian hukum terdiri dari tiga
pengertian:
• 1. Mens, yaitu manusia dalam pengertian biologis yang
mempunyai anggota tubuh, kepala, tangan, kaki dan
sebagainya.
• 2. Person, yaitu manusia dalam pengertian yurisdis, baik
sebagai individu/pribadi maupun sebagi makhluk yang
melakukan hubungan hukum dalam masyarakat.
• 3. Rehts Subject (Subjek Hukum), yaitu manusia dalam
hubungan dengan hubungan hukum (rechts relatie), maka
manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban. Pada
azasnya manusia (naturalijk persoon) merupakan subjek
hukum
• Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata) terdiri dari empat bagian, yaitu:
1. Buku I : berisi tentang Orang
2. Buku II : berisi tentang Kebendaan
3. Buku III : berisi tentang Perikatan/Perjanjian
4. Buku IV : berisi tentang Pembuktian dan
Kadaluarsa
Namun dalam pembahasan ini, akan dibahas
Buku I KUH Perdata tentang orang yang lebih
spesifik lagi tentang hukum perorangan atau
pribadi
HUKUM PERORANGAN (HUKUM 
PRIBADI)
• 1) Pengertian Hukum Perorangan
• Hukum orang dapat diartikan dalam arti luas dan arti
sempit.
• Hukum (tentang) orang dalam arti luas :
• Hukum orang adalah hukum yang memuat tentang
peraturan-peraturan tentang diri manusia sebagi subyek
dalam hukum, peraturan perihal kecakapan untuk memiliki
hak-hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri
melaksanakan haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi
kecakapan-kecakapan
• Hukum (tentang) orang dalam arti sempit :
• Hukum yang mengatur tentang orang sebagai subjek
hukum.
• Dari pengertian di atas merujuk hukum orang
dari aspek ruang lingkupnya, yang meliputi
peraturan tentang manusia, subjek hukum,
kecakapan hukum, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
ASPEK-ASPEK HUKUM PERORANGAN
• Hukum Perorangan adalah yang memuat kaidah-kaidah hukum
yang mengatur Orang (pribadi) dalam hukum disebut sebagai
subjek hukum, subjek hukum artinya setiap pendukung hak dan
kewajiban.
• 1) Subjek Hukum
• Didalam buku I KUH Perdata yang disebut subjek hukum ialah
hanya orang yang disebut pribadi kodrat tidak termasuk badan
hukum yang disebut dengan pribadi hukum. Namun dalam
perkembangan selanjutnya badan hukum tidak dimasukkan
menjadi subjek hukum yang diatur dalam kitab undang-undang
hukum dagang, sehingga subjek hukum itu meliputi :
• 1. Orang disebut pribadi kodrati
• 2. Badan hukum disebut pribadi hukum
• Orang sebagai subjek hukum mulai sejak lahir hingga meninggal
dunia. Namun ada pengecualian yaitu sebagai perluasan yang
diatur dalam pasal 2 KUH perdata yang mengatakan : “bayi yang
masih berada dalam kandungan ibunya dianggap telah dilahirkan
hidup apabila ada kepentingan bayi itu yang menghendaki”. Jadi
walaupun anak itu belum lahir dapat dianggap sebagai subjek
hukum. Terhadap asas ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
• 1. Anak telah dibenihkan pada saat timbul kepentingan anak.
• 2. Anak dilahirkan hidup pada saat dilahirkan walaupun sekejap
dan meninggal.
• 3. Ada kepentingan anak yang menghendaki bahwa anak
dianggap telah lahir.
•
• Pengakuan Sebagai Subyek Hukum
• Manusia sebagai subjek hukum, pembawa hak dan
kewajiban terjadi sejak manusia itu lahir, dan berakhir
setelah ia meninggal dunia. Bahkan pengakuan manusia
sebagai subjek hukum dapat dilakukan sejak manusia masih
di dalam kandungan ibunya, asal ia dilahirkan hidup. Hal ini
telah disebutkan dalam Pasal 2 KUH Perdata, bahwa:
• “Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan,
dianggap sebagai telah lahir, bila mana juga kepentingan si
anak menghendakinya. Mati sewaktu dilahirkannya,
dianggaplah ia tak pernah telah ada.”
• Indonesia sebagai negara hukum, mangakui manusia
pribadi sebagai subyek hukum, pendukung hak dan
kewajiban. Di dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (1) disebutkan
bahwa:
• “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
• Selain subyek hukum dikenal juga objek hukum, sebagai
lawan dari subyek hukum. Objek hukum adalah benda yang
tidak mempunyai hak dan kewajiban dan berguna bagi
subyek hukum yang mana djadikan pokok hubungan
hukum oleh subyek hukum. Yang menjadi objek hukum
adalah ialah benda dan barang.
• Badan hukum adalah subyek hukum dalam arti yuridis, sebagai
gejala dalam hidup bermasyarakat, sebagai badan ciptaan manusia
berdasarkan hukum, mempunyai hak dan kewajiban seperti
manusia pribadi. Secara prinspil badan hukum berbeda dengan
Manusia pribadi. Perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai
berikut:
• 1. Manusia pribadi adalah mahluk hidup cipataan Tuhan
kehendak,mempunyai akal, perasaan, kehendak, dan dapat
mati.Sedangkan badan hukum adalah badan ciptaan manusia
pribadi berdasarkan hukum, dapat dibudarkan oleh
pembentukannya.
• 2. Manusia pribadi mempunyai kelamin, sehingga ia dapat
beranak. Sedangkan, badan hukum tidak.
• 3. Manusia pribadi dapat menjadi ahli waris, sedangkan badan
hukum tidak
• Badan hukum dapat diklasifikasikan menjadi dua macam
yaitu :
• 1. Badan hukum publik (kenegaraan), yaitu badan
hukum yang dibentuk oleh pemerintah, diberi wewenang
menurut hukum publik, misalnya departemen,
Pemerintahan, propinsi, lembaga-lembaga negara seperti
MPR, DPR, Mahkamah Agung R.I. dan sebagainya.
• 2. Badan hukum privat (keperadatan), yaitu badan
hukum yang dibentuk oleh pemerintah atau swasta,diberi
wewenang menurut hukum perdata. Badan hukum
keperadatan ini mempunyai bermacam ragam tujuan
keperadatan.
• Menurut ketentuan pasal 1653 KUHPerdata ada tiga
macam klasifikasi badan hukum berdasarkan
eksistensinya, yaitu :
• 1. Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah
(penguasa), seperti badan-badan pemerintahan,
perusahaan-perusahaan negara.
• 2. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah
(penguasa), seperti perseroan terbatas, koperasi.
• 3. Badan hukum yang diperbolehkan atau untuk
suatu tujuan tertentu yang bersifat ideal, seperti
yayasan (pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lain
• Syarat-syarat Pembentukan Badan Hukum
• Dalam hukum perdata tidak ada ketentuan yang mengatur
tentang syarat- syarat material pembentukan badan
hukum. Yang ada adalah syarat formal, yaitu harus dengan
akta notaris. Karena tidak ada ketentun demikian, maka
menurut Prof. Meyers (1948) doktrin ilmu hukum
menetapkan syarat-syarat itu adalah :
• 1. Ada harta kekayaan sendiri
• 2. Ada tujuan tertentu
• 3. Ada kepentingan sendiri
• 4. Ada organisasi yang teratur
•
• 2) Cakap Hukum dan Kewenangan
• Menurut hukum manusia pribadi ( natuurlijk person ) mempunyai hak dan
kewajiban, akan tetapi tidak selalu cakap hukum ( rechtsbekwaam ) untuk
melakukan perbuatan hukum. Tidak cakap melakukan perbuatan hukum
berdasarkan Pasal 1330 KUH perdata tentang orang yang tidak cakap
untuk membuat perjanjian, yaitu :
• 1. Orang-orang yang belum dewasa (belum mencapai 21 tahun)
• 2. Orang yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele) yang terjadi
karena gangguan jiwa pemabuk atau pemboros
• 3. Kurang cerdas
• 4. Sakit ingatan
• 5. Orang wanita dalam perkawinan yang berstatus sebagai istri
• 6. Badan hukum (Rechts Person)
•
• 3) Catatan Sipil
• Catatan sipil adalah suatu lembaga yang bertujuan
mengadakan pendaftaran, pencatatan, serta pembukuan
yang selengkap-lengkapnyadan sejelas-jelasnya serta
memberi memberi kepastian hukum yang sebesar-
besarnya atas peristiwa kelahiran, pengakuan, perkawinan,
dan kematian. Jadi dari pengertian diatas terdapat 4
registrasi catatan sipil, yaitu:
• 1. Kelahiran
• 2. Pengakuan
• 3. Perkawinan
• 4. Pernikahan
• Sedangkan berdasarkan pasal 4 KUHPerdata
terdapat enam jenis registrasi catatan sipil, yaitu:
• 1. Kelahiran
• 2. pemberitahuan kawin
• 3. izin kawin
• 4. perkawinan
• 5. perceraian dan
• 6. kematian
•
Badan Hukum sebagai Subyek Hukum
• Ada beberapa pandangan pendapat dan teori mengenai badan hukum,
yaitu:
• 1) Teori fisik yang diajarkan oleh Fiedrich Carl von Savigny, C.W dan
diikuti juga oleh Houwig, Opzomer (belanda) dan Salmond. Menurut teori
ini badan hukum itu semata-ata buatan negara saja. Badan hukum itu
hanyalah fictie, yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang
yang menghidupkannya dalam bayangan sebagai subjek hukum yang
dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia. Contohnya: Direktur
atau pengurus dlam suatu perseroan terbatas atau koperasi.
• 2) Teori Harta kekayaan Bertujuan (Doel vermogenstheorie) ini dianut
oleh Brinz dan Van Heijden dari Belanda. Menurut teori ini hanya manusia
saja yang dapat menjadi subjek hukum dan badan hukum untuk melayani
kepentingan tertentu. Namun, kata teori ini, ada kekayaan yang bukan
merupakan kekayaan sesorang, tetapi kenyataan itu terikat pada tujuan
tertentu. Kekayaan yang tidak ada yang mempunyainya dan terikat pada
tujuan tertentu. Misalnnya: Yayasan, Badan usaha milik negara, Badan
Usaha milik daerah.
• 3. Teori organ (Organnen Theory) dari Otto’van gierke inin dianut oleh
Otto’van Gierke dan Z.E Polano. Menurut teori ini badan hukum bukNLh
sesuatu yang fiksi tetapi merupakan makhluk yang sungguh-sungguh ada
secara abstrak dari konstruksi yuridis. Misalnya: pada koperasi memilik
alat perlengkapan organisasi seperti RUPS, Pengurus dan lain-lain.
• 4) Teori Harta Karena Jabatan atau van het ambtelijk vermogen yang
diajarkan oleh holder dan binder. Menurut teori ini badan hukum ialah
suatu badan yang mempunyai harta benda yang berdiri sendiri. Yang
dimilik oleh badan itu tetapi oleh pengurusnya dan karena jabatannya ia
diserahkan tugas untuk mengurus harta tersebut.
• 5) Teori Milik Bersama (Propriete Collectief Theory) yang diajarkan dan
dianut oleh W.L P.A Molengraaf dan Marcel Planiol. Teori ini mengajarkan
bahwa badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban seluruh
anggota. Kekayaan badan hukum adalah kepunyaan bersama-sama
seluruh anggotanya. Jadi orang-orang yang berhimpun tersebut menjadi
satu kesatuan dan membentuk pribadi yang dinmakan badan hukum
• Badan hukum adalah subjek hukum ciptaaan manusia berdasar pada
Undang-Undang, diberi status sebagai pendukung hak dan kewajiban,
seperti manusia. Menurut ketentuan Undang-Undang, eksistensi badan
hukum di Indonesia di klasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu :
• 1) Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah (penguasa negara)
• Untuk kepentingan negara dalam menjalankan pemerintah.
• 2) Badan hukum yang diakui oleh pemerintah (penguasa negara)
• Umumnya bertujuan memperolehkeuntungan atau kesejahteraan
masyarakat melalui kegiatan usaha tertentu , seperti persoalan terbatas
dan koprasi.
• 3) Badan hukum yang diperolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu
yang bersifat ideal
• Badan hukum tertentu, seperti yayasan pendidikan, yayasan sosial,
yayasan keagamaan, dan yayasan kemanusiaan (Pasal 1653 KUHpdt)
• Badan hukum yang diakui oleh pemerintah adalah badan hukum yang dibentuk
oleh pihak swasta atau pribadi warga negara untuk kepentingan pribadi
pembentuknya sendiri.akan tetapi, badan hukum tersebut mendapat pengakuan
dari pemerintah menurut Undang-Undang. Pengakuan itu diberikan oleh
pemerintah karena isi anggaran dasarnya tidak dilarang Undang-undang, tidak
bertentangan dengan kesusilaan masyarakat, dan badan hukum itu tidak akan
melanggar Undang-Undang. Pengakuan itu diberikan oleh pemerintah melalui
pengesahananggaran dasarnya.
• Badan hukum yang diperbolehkan adalah badan hukum yang tidak dibentuk
oleh pemerintah dan tidak pula memerlukan pengakuan dari pemerintah menurut
Undang-Undang, tetapi diperbolehkan karena tujuannya yang bersifat ideal di
bidang pendidikan, sosial, keagamaan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan
kemanusiaan.badan hukum ini selalu berupa yayasan. Untuk mengetahui apakah
anggaran dasar badan hukum itu tidak dilarang Undang-Undang, tidak
bertentangan dengan ketertiban umum,atau kesusilaan masyarakat,akta pendirian
yang memuat anggaran dasar harus dibuat di muka notaris karena notaris adalah
pejabat umum resmi yang diberi wewenang membantu membuatkan akta
autentik berdasarkan pada ketentuan undang-undang.
• Ditinjau dari wewenang hukum yang diberikan kepada badan hukum, maka badaan hukum dapat
pula diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:
• a. Badan hukum publik (kenegaraan)
• Yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah dan diberi wewenang menurut hukum publik,
misalnya, departemen pemerintahan lembaga-lembaga negaraa, dan daerah otonom.
• b. Badan hukum privat (perdata)
• Yaitu badan hukum yang di bentuk oleh pemerintah atau swasta diberi wewenang menurut hukum
perdata.
• Badan hukum perdata mempunyai beragam tujuan keperdataan. Ditinjau dari tujuan
keperdataan yang hendak dicapai oleh badan hukum tersebut, badan hukum perdata dapat
diklasifikasikan lagi menjadi tiga jenis, yaitu:
• a) Badan hukum yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba (profit) terdiri atas
perseroan terbatas (PT), perusahaan perseroan (persero), dan perusahaan umum (perum).
• b) Badan hukum yang bertujuan untuk memenuhi kesejahteraan anggota dan masyarakat, taitu
koperasi
• c) Badan hukum yang bertujuan ideal dibidang pendidikan, sosial, leagamaan, ilmu pengetahuan,
kebudayaan, dan kemanusiaan. Badan hukum ini berupa yayasan, organisasi keagamaan, dan
wakaf.
• Menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia kini, ada beberapa jenis badan hukum, sesuai
dengan tujuannya masing-masing.Setiap[ jenis badan hukum diatur dengan undang-undang
tersendiri. Jenis badan hukum tersebut adalah sebagai berikut:
• 1) Badan hukum koprasi diatur dalaam Undang-Undang Nomer 25 Tahun 1992
• 2) Badan hukum perseroan diatur dalam Undang-Undang Nomer 40 Tahun
2007 menggantikan Undang-Undang Nomer1 Tahun 1995.
• 3) Badan hukum yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomer 16 tahun 2001
menggantikan Undang-Undang yayasan sisa kolonial Belanda.
• 4) Badan hukum perusahaan milik nnegara diatur dalam Undang-Undang
nomer 19 Tahun 2003.
• Dengan berlakunya undang –undang Republik indonesia yang mengatur yang
mengatur tentang jenis-jenis badan hukum, maka ketentuan lama yang mengatur
tentang badan hukium praktis tidak berlaku lagi.sebagai gantinya adalah semua
undang-undang Republik Indonesia yang mengatur setiap jenis badan hukum.
Sebagai subjek hukum, badan hukum dapat mengadakan hubungan hukum
dengan pihak lain dan melakukan perbuatan hukum perjanjian apa saja sesuai
dengan ketentuan undang-undang. Badan hukum memiliki kekayaan sendiri
terpisah dari kekayaan pengurus dan anggotanya guna memenuhi segala
kewajiban dan memperoleh haknya dalam mencapai tujuan badan hukum.
• Dalam melaksanakan kewajiban dan
memperoleh haknya, badan hukum diwakili
oleh pengurusnya sebagaimana ditentukan
dalam anggaran dasar. Pengurus bertindak
mewakili badan hukum atas nama dan untuk
kepentingan badan hukum. Semua
pengeluaran dan penerimaan dicatat dalam
pembukuan badan hukum sesuaidengan
ketentuan undang-undang yang berlaku.
Pendirian Badan Hukum
• Dalam KUHPdt tidak ada ketententuan yang mengatur
syarat-syarat materiel pendiri badan huku, kecuali
syarat formal, yaitu harus dengan akta pendirian yang
dibuat di muka notaris. Akta pendirian tersebut
memuat anggaran dasar badan hukum yang didirikan
itu sesuai dengan hasil kesepakatan para
pendiri.Dengan berlakunya undang-undang Republik
Indonesia yang mengatur tentang masing-masing jenis
badan hukumdi Indonesia kini, maka praktis ketentuan
mengenai badan hukum yang dimuat dalam KUHPdt
tidak berlaku lagi.Sebagai gantinya harus dibaca
ketentuan undang-undang yang mengatur masing-
masing jenis badan hukum yang bersangkutan.
• 1) Syarat-syarat pembentukan badan hukum
• Menurut Prof. Meyers (1948) doktrin ilmu hukum menetapkan syara-syarat sebagai berikut :
• a. Ada harta kekayaan sendiri.
• Badan hukum itu memiliki harta kekayaan sendiri terpisah dengan harta kekayaan anggotanya,
pendiri, atau pengurusnya.Harta kekayaan ini diperoleh dari pemasukan para anggotanya.Harta
kekayaan ini diperlukan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam hubungan hukum.
• b. Ada tujuan tertentu.
• Tujuan tertentu itu bukan tujuan pribadi anggotanya atau pendirinya.Badan hukum sebagai
pendukung hak dan kewajiban melakukan sendiri usaha mencapai tujuannya.
• c. Ada kepentingan sendiri.
• Kepentingan adalah hak subjektif yang timbul dari peristiwa hukum, yang dilindungi oleh
hukum.Badan hukum yang mempunyai kepentingan sendiri dapat menuntut dan mempertahankan
kepentingannya itu terhadap pihak ketiga dalam pergaulan hukum.
• d. Ada organisasi yang teratur.
• Badan hukum adalah satu kesatuan organisasi bentukan manusia berdasarkan hukum, yang hanya
dapat melakukan perbuatan hukum melalui alat perlengkapannya.Alat perlengkapan tersebut
merupakan pengurus badan hukum yang mempunyai fungsi dan tugas yang diatur dalam anggaran
dasar.
• Menurut Prof. Meyers, apabila keempat syarat diatas terpenuhi,
maka badan huku tersebut dapat disahkan dan diakui sebagai
badan hukum. Empat syarat diatas merupakan syarat materiil,
sedangkan syarat formal adalahpembuatan akta Notaris atau
pembuatan undang-undang yang melahirkan badan hukum itu.
• 2) Prosedur pembentukan badan Hukum
• Pembentukan badan hukum dapat dilakukan dengan perjanjian dan
dapat pula dilakukan dengan undang-undang.Pada badan hukum
yang dilakukan dengan perjanjian, status badan hukum itu diakui
oleh pemerintah melalui pengesahan anggaran dasar yang termuat
dalam akta pendirian.Anggaran dasar itu adalah kesepakatan yang
dibuat oleh para pendirinya.Pada badan hukum yang dibentuk
dengan undang-undang, status badan hukum itu ditetapkan oleh
undang-undang.
• a. Prosedur pembentukan Perseroan Terbatas
• Diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang (KUHD), yaitu:
• 1. Para pendiri mengadakan kesepakatan
• 2. Yang disusun dalam anggaran dasar
• 3. Anggaran dasar dimuat dalam akta pendirian yang dibuat oleh notaris ( pasal 38
ayat 1 KUHD)
• 4. Akta pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman R.I ( pasal 27 ayat 1 KUHD)
• 5. Setelah disahkan kemudian didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri
• 6. Kemudian diumumkan dalam berita negara.
• b. Prosedur Persekutuan Komanditer ( C.V)
• Persekutuan Komanditer adalah persekutuan yang dapat berbadan hukum dan
dapat pula tidak berbadan hukum. Menurut Stb. 1870-64 cara memperoleh status
hukum dengan : Pengakuan oleh menteri kehakiman, pengakuan tersebut
diberikan melalui, pengesahan akat pendirian, yang dibuat oleh notaris. Setelah
disahkan kemudian didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri, Kemudian
diumumkan dalam berita negara.
• c.       Pembentukan Koperasi
• Diatur dalam UUD No.1 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian. Prosedurnya,
• 1.    Para pendiri mengadakan kesepakatan, yang disusun dalam anggaran dasar, 
• 2.    Anggaran dasar dimuat dalam akta pendirian.
• 3.    Akta pendirian ini disampaikan kepada pejabat koperasi untuk memperoleh pengesahan 
pejabat atas nama Menteri Koperasi.
• 4.    Kemudian didaftarkan
• 5.    Tanggal pendaftaran akta pendirian itu berlaku sebagai tanggal resmi berdiri koperasi sebagai 
badan hukum.
• 6.    Pejabat mengumumkan koperasi itu di Berita Negara.
• d.      Pembentukan Yayasan.
• Mengenai yayasan ini tidak mendapat pengaturan dalam undang-undang.Tapi Yurisprudensi dan 
kebiasaan di Indonesia.Yayasan didirikan oleh pendirinya dengan menyusun anggaran dasar yang 
dimuat dalam akta pendirian dan dibuat dimuka Notaris.Status hukum diperoleh sejak didirikan 
akta notaris itu.
• Disamping syarat formal berupa akta notaris, ada pula syarat materiil yaitu :
• a.       Harus ada pemisah kekayaan harta yayasan dengan pribadi pengurus.
• b.      Harus ada tujuan tertentu yang bersifat ideal.
• c.       Harus ada kepentingan yayasan.
• d.      Harus ada organisasi yang dipimpin oleh pengurus yayasan
   Jenis-jenis Catatan Sipil
• anisasi dan Tata Kerja kantor Catatan Sipil Kabupaten / Kota Madya, 
ada lima jenis akta catatan sipil, yaitu:
• 1.       Akta Kelahiran: akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang 
berwenang, yang berkaitan dengan adanya kelahiran. Akta ini 
bermanfaat untuk memudahkan pembuktian dalam hal kewarisan, 
persyaratan untuk diterima di lembaga pendidikan dan persyaratan 
bagi seseorang untuk masuk sebagai pegawai negeri.
• 2.       Akta Perkawinan: akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang 
berwenan, yang berkaitan dengan adanya perkawinan. Pejabat 
yang berwenang mengeluarkan akta perkawinan meliputi:
• a.       Kepala KUA bagi yang beragama Islam.
• b.       Kepala Kantor Catatan Sipil bagi yang beragama non Islam.
• 3.       Akta Perceraian: akta yang diterbitkan oleh pejabat 
yang berwenang setelah adanya putusan pengadilan. 
Pejabat yang berwenang untuk menerbitkan akta 
perceraian bagi yang beragama Islam adalah panitera 
pengadilan agama atas nama ketua pengadilan, dan bagi 
orang non-Islam adalah kantor Catatan Sipil.
• 4.       Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak: akta yang 
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang, yang berkaitan 
dengan pengakuan dan pengesahan terhadap anak luar 
kawin.
• 5.      Akta Kematian: akta yang diterbitkan oleh pejabat 
yang berwenang, yang berkaitan dengan meninggalnya 
seseorang.
• Adapun tujuan dari Lembaga Catatan Sipil 
adalah:
• 1.      Agar setiap warga masyarakat dapat 
memiliki bukti-bukti otentik.
• 2.      Memperlancar aktifitas pemerintah di 
bidang kependudukan.
• 3.      Memberikan kepastian hukum bagi 
kedudukan hukum setiap warga masyarakat, 
misalnya kelahiran, perkawinan, perceraian, 
pengakuan, kematian dan lainnya.
•
• 4)      Tempat Kediaman (Domisili)
• Setiap orang maupun badan hukum menurut hukum, harus 
mempunyai tempat tinggal yang jelas keberadaannya yang dapat 
dicari, tempat tersebut yang disebut domisili. Dalam pengetian 
yuridis, tempat tinggal (domisili) adalah tempat seseorang harus 
dianggap selalu hadir dalam hubungannya dalam pelaksanaan hak 
dan pemenuhan kewajiban, juga pada suatu waktu ia benar-benar 
tidak dapat hadir ditempat tersebut.
• Tempat tinggal sangat diperlukan untuk beberapa hal, misalnya: di 
mana seseorang harus berkeluarga, dimana seseorang harus 
dipanggil dan ditarik di muka hakim. Pengadilan mana yang 
berkuasa terhadap seseorang dan sebagainya. Biasanya orang 
mempunyai tempat tinggal di tempat kediaman pokok. Tetapi bagi 
orang yang tidak mempunyai tempat kediaman tertentu, tempat 
tinggalnya dianggap berada di tempat ia benar-benar berada.
• Sebagai contoh, seorang warga Inggris, bertempat 
tinggal di Negara A, dan melangsungkan pernikahan 
dengan warga negara Inggris lain yang bertempat 
tinggal di negara B. Karena mereka 
berkewarganegaraan yang sama sebetulnya tidak 
menimbulkan permasalahan karena kewarganegaraan. 
Tapi karena tempat tinggal mereka berbeda timbul 
permasalah. Karena misalnya untuk orang Inggris itu 
ada ketentuan dalam HPI Inggris, kalau sudah 
bertempat tinggal di suatu negara, ia dianggap oleh 
HPI Inggris tunduk pada hukum perkawinan dari negeri 
tempat tinggalnya yang baru.
Macam-macam Tempat Tinggal
(Domisili)
• Domisili dapat dibedakan menurut sistem hukum yang yang 
mengaturnya, yaitu menurut Common Law dan hukum Eropa 
Continental.
• Dalam Common Law tempat tinggal dibedakan menjadi tiga 
macam, yaitu:
• (1) Domisili of origin, yaitu tempat tinggal seseorang ditentukan 
oleh tempat asal seseorang sebagai tempat kelahiran ayahnya yang 
sah
• (2). Domicili of origin of dependence, yaitu tempat tinggal yang 
ditentukan oleh tempat tinggal ayah bagi anak yang belum dewasa, 
tempat tinggal ibu bagi anak yang belum sah, dan bagi istri 
ditentukan oleh tempat tinggal suaminya
• (3) Domicili of choice, yaitu tempat tinggal yang ditentukan oleh 
pilihan seseorang yang telah dewasa, di samping tindak tanduk 
sehari-hari.
• Adapun menurut hukum Eropa Kontinental, termasuk 
juga KUH Perdata dan NBW (BW baru) negeri Belanda, 
tempat tinggal dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
• (1)Tempat tinggal sesungguhnya, yaitu tempat 
melakukan perbuatan hukum pada umumnya, baik itu 
tempat tinggal mandiri maupun tempat tinggal wajib
• (2)Tempat tinggal yang dipilih, yaitu apabila ada dua 
orang yang mengadakan suatu perjanjian 
(perdagangan) dengan memilih tempat tinggal di 
kantor seorang notaris atau kantor Kepaniteraan 
Pengadilan
• Domisili yang sesungguhnya adalah tempat melakukan perbuatan hukum yang 
sesungguhnya. Domisili yang sesungguhnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
• 1.      Domisili sukarela atau yang berdiri sendiri adalah tempat kediaman yang 
tidak bergantung/ ditentukan oleh hubungannya dengan orang lain.
• 2.      Domisili yang wajib, yaitu tempat kediaman yang ditentukan oleh hubungan 
yang ada antara seseorang dengan orang lain. Misalnya, antara istri dengan 
suaminya, antara anak dengan walinya, dan antara curatele dengan curator-nya 
(pengampunya).
• Mengenai domisili sesungguhnya diatur dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 23 
KUH Perdata, dengan ketentuan sebagai berikut:
• 1.      Pasal 20: Domisili pegawai.
• 2.      Pasal 21: Domisili Istri, Anak di bawah umur, dan curatele.
• 3.      Pasal 22: Domisili Buruh.
• 4.      Pasal 23: Tempat kediaman orang meninggal.
PERISTIWA HUKUM(RECHTSFEIT)
• Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-
133)Peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat 
menimbulkan akibat hukum yang dapat menggerakkan peraturan-peraturan 
tertentu sehingga peraturan yang tercantum di dalamnya dapat berlaku 
kongkrit.Misalnya suatu peraturan hukum yang mengatur tentang warisan karna 
kematian,akan tetap merupakan rumusan kata-kata yang abstrak sampai ada 
seseorang yang meninggal dunia dan menimbulkan masalah kewarisan dalam hal 
ini dengan adanya kematian orang berarti telah terjadi suatu peristiwa hukum 
karena kematian menimbulkan akibat yang di atur olehhukum dengan demikian 
peraturan tentang kewarisan itu dapat di wujutkan dalam peristiwa 
tersebut(peristiwa kematian).
• –          Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum 
(2007:134) Demikian pula dengan perkawinan antara pria dan wanita akan 
membawa bersama dari peristiwa hukum itu hak-hak dan kewajiban-kewajiban 
baik untuk pihaklaki-laki yang kemudian bernama suami dengan serangkai hak-hak 
dan kewajibannya. Demikian pula dengan pihak wanita yang kemudian bernama 
istri dengan  serangkaian hak dan kewajibannya. Maka perkawinan ini hakikatnya 
adalah suatu peristiwa hukum.
• Dalam hukum dikenal 2 macam peristiwa hukum  
yaitu sebagai berikut:
• 1.Perbuatan subjek hukum(persoon)yaitu berupa 
perbuatan manusia atau badan hukum sebagai 
pendukung hak dan kewajiban.
• 2.Peristiwa lain yang bukan perbuatan subjek 
hukum.Contohnya:kelahiran, dan kematian,
• 1. Perbuatan subjek hukum terbagi pula dalam 
dua macam, yaitu pebuatan hukum dan 
perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum.   
• Perbuatan hukum
• Yang dikatakan sebagai perbuatan hukum adalah setiap perbuatan  
yang akibatnya di atur oleh hukum dan akibat itu di kehendaki oleh 
yang melakukan perbuatan dengan demikian dapatlah dikatakan 
bahwa unsur kehendak dari orang yang melakukan perbuatan itu 
menjadi suatu unsur pokok dari perbuatan tersebut.jadi suatu 
perbuatan yang akibatnya tidak di kehendaki oleh yang 
melakukannya bukanlah merupakan suatu perbuatan hukum
• Perbuatan hukum terbagi pula dalam 2 macam,yaitu:
• –          perbuatan hukum dari segi satu (Eenzijdig)yaitu setiap 
perbuatan yang akibat hukumnya di timbulkan oleh kehendak dari 
satu subjek hukum atau satu pihak yang melakukan perbuatan 
itu,misalnya:perbuatan hukum yang di sebut dalam pasal 1875 
KUHPerdata,yaitu perbuatan mengadakan surat wasiat.
• perbuatan hukum bersegi dua (tweezijdig) adalah setiap perbuatan yang 
akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dari dua subjek hukum atau 
dari dua pihak atau lebih.misalnya: suatu perjanjian (overeenkomst)
• Perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum ada dua macam 
yaitu : zaakwaarnemmingdan onrechtmatigedaad:
• –          Zaakwaarnemming,yaitu perbuatan memperhatikan kepentingan 
orana lain dengan tidak diminta oleh orang ituuntuk memperhatikan 
kepentingannya.
• –          Onrechtmatigedaad, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan 
hukum        
•       2. perbuatan lain yang bukan perbuatan subjek hukum
•     Dalam hal ini perlu dikemukakan beberapa contoh tentang peristiwa 
lain yang bukan merupakan perbuatan dari subjek hukum, yaitu kelahiran, 
kematian, dan lewat waktu
•  
HUBUNGAN HUKUM
• Pengertian hubungan hukum
• Menurut R.Soeroso(pengantar ilmu hokum:269/2005),hubungan hukum ialah hubungan antara 
dua atau lebih subyek hukum.
• Menurut Prof.Chainur Arrasjid (dasar-dasar ilmu hUkum2008:112).Hubungan hukum terdiri atas 
ikatan-ikatan antara individu dengan individu dan individu masyarakat dan seterusnya dan ikatan-
ikatan itu tercemin pada hak dan kewajiban.
• Dari pengertian-pengertian hubungan hukum menurut beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan 
bahawa hubungan hukum adalah hubungan yang tarjadi antara subjek hukum yang satu dengan 
subjek hukum yang lain,dimana dalam hubungan tersebut terdapat objek hukum yang mengikat 
mereka yang terealisasikan dalam bentuk hak dan kewajiban.
•         Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan 
kewajiban pihak yang lain.dan dalam semua hubungan di dalam masyarakat di atur 
olehhukum.Barang siapa yang menggangguatau tidak mengindahkan hubungan ini,maka ia di 
paksa oleh hukum untuk menghormatinya.Misalnya:hubungan hukum yang di atur oleh hukum 
ialah pasal 1457 KUHPerdata tentangContoh: A menjual rumah pada B.perjanjian ini menimbulkan 
hubungan antara A dan B yang di atur oleh          hukum  .A wajib menyerahkan rumah kepada 
B,dan sebaliknya B wajib membayar harga rumah kepada A dan meminta rumah kepada si 
A.apabila salah satu pihak tidak mengindahkan kewajibannya maka       hakim akan menjatuhkan 
sangsi hukum.hubungan A dan B yang di atur oleh hukum inilah yang di sebut”Hubungan Hukum”.
•   Dengan demikian hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan yang 
mengatur hubungan sosial,memberikan suatu hak kepada subjek hukum 
untuk berbuat  sesuatu atau menuntu sesuatu yang di wajibkan oleh hak 
itu dan terlaksananya kewenangan atau hak dan kewajiban tersebut 
dijamin oleh hukum.
• 2.Segi hubungan hukum.
• Tiap hukum mempunyai dua segi yaitu:
•             a.Bevoegdheid atau kewenangan,yang di sebut hak,dan
•             b.Plicth atau kewajiban,adalah segi pasif dari pada hubungan 
hukum.
•             Hak dan kewajiban ini kedua-duanya timbul dari satu peristiwa 
hukum dan hilangnya hak dan kewajiban juga secara bersamaan.
•             Contoh:pasal 1763 KUHPerdata:seorang kreditur ”berhak” menagih 
debitur sejumlahuang yang di pinjamkan,sedangkan si debitur “wajib” 
melunasi jumlah utangnya itu,maka wewenang kreditur tersebut di atas 
secara bersamaan menjadi lenyap.
• Unsur hubungan hukum.
• Hubungan hukum memiliki 3 unsur sebagai berikut:
• Adanya orang yang hak/kewajibannya saling berhadapan.
• Contoh: A menjual motornya kepada si B.
• A-wajib menyerahkan motornya kepada B
• -berhak meminta pembayaran kepada B
• B-wajib membayar kepada A
• -berhak meminta motor A setelah di bayar.
• b. Adanya objek yang berlaku berdasarkan hak dan
kewajiban tersebut (dalam contoh di atas objeknya adalah motor)
• c. Adanya hubungan antara pemilik hak dan pengemban kewajiban
atau adanya hubungan atas objek yang bersangkutan.
• Contoh: -A dab B mengadakan hubungan sewa menyewa
rumah.
• -A dan B sebagai pemegang hak dan pengemban
kewajiban.
• Rumah adalah objek yang bersangkutan.
• 4.Syarat-syarat hubungan hukum.
• Contoh:A dan B mengadakan perjanjian jual beli rumah.
• – Dasar hukum pasal 1474 dan pasal 1513 KUHPerdata yang masing-
masing menetapkan bahwa si penjual mempunyai kewajiban
menyerahkan barang (pasal 1474 KUHPerdata) dan sebaliknya si pembeli
berkewajiban membayar harga pembelian (pasal 1513 KUHPerdata).
• – Karena adanya perjanjian jual-beli maka timbul peristiwa hukum (jual-
beli) ialah suatu perbuatan hukum yang akibatnya di atur oleh hukum
• Macam-macam hubungan hukum.
• Hubungan hukum ada 3 macam:
• Hubungan hukum yang bersegi satu. Dalam hubungan hukum yang
bersegi satu hanya satu pihak yang berwenang baik memberikan
sesuatu,berbuat sesuatu atau memberikan sesuatu,
• Contoh:
• -Tiap perikatan untuk memberikan sesuatu di atur dalam pasal
1235-1238 KUHPerdata.
• -Tiap perikatan untuk berbuat sesuatuatau untuk tidak berbuat
sesuatu di atur dalam pasal 1239-1242 KUHPerdata,pasal 1239
berbunyi”tiap perikatan untuk berbuat sesuatu,atau tidak berbuat
sesuatu,apabila si berutang tidak memenuhi
kewajibannya,mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban
penggantian biaya,rugi dan bunga”.
• Hubungan hukum bersegi dua
• Contoh: Di dalam suatu perjanjian jual beli kedua belah pihak (masing- masing)
berwenang atau berhak meminta sesuatu dari pihak lain.Tetapi sebaliknya
kedua belah pihak (masing-masing) juga berkewajiban untuk memberikan
sesuatu pada pihak yang lain.(pasal 1457 KUHPerdata).
• c.Hubungan antara “satu” subjek hukum dengan “semua” subjek
hukum lainnya.
• Hubungan ini terdapat dalam hal Elgendowsrechi (hak milik).
• Contoh:
• Menurut pasal 570 KUHPerdata,yang menjadi pemilik tanah ber
hak/berwenang memungut segala kenikmatan (genot) dari tanah itu,asal
pemungutan kenikmatan itu tidak di lakukan secara bertentangan dengan
peraturan hukum atau kepentingan umum. Pemilik berhak pula memindahkan
tangankan atau vervreemden (menjual,memberikan,menukar,mewariskan ) secara
legal.Sebaliknya “semua” subjek hukum lainnya berkewajiban mengakui bahwa
yang mempunyai tanahadalah pemilik dan berhak memungut segala kenikmatan
dari tanah itu.
KEADAAN TAK HADIR
• Pasal 463 dan 467
• Berdasarkan pasal diatas, maka dapat disimpulkan keadaan tak hadir (afwezigheid) disimpulkan
sebgai suatu keadaan tidak hadirnya seseorang di tempat kediaman atau domisilinya karena
meninggalkan tempat tinggalnya baik dengan meninggalkan kuasa maupun tidak dimana
keberadaannya tidak diketahui.
• Seseorang yang dikatakan tidak hadir berarti ia tidak berada di tempat kediaman atau
domisilinya (tempat ia menjalankan hak dan kewajibannya sehari-hari.
• Orang yang dinyatakan tidak hadir berarti dia meninggalkan tempat kediamannya dengan
sengaja dan memiliki tujuan tertentu atau kepergiannya diakibatkan adanya sesuatu diluar
kemampuan dirinya.
• Seseorang yang berada dalam keadaan tak hadir maka keberadaannya tidak diketahui lagi untuk
jangka waktu yang cukup lama sehingga menimbulkan keraguan apakah yang bersangkutan masih
hidup atau sudah meninggal sementara perlu ada kepastian hukum guna mengurus
kepentingannya dan harta benda yang ditinggalkannya.
• Oleh karena itu penyelesaian keadaan tak hadir menurut ketentuan KUHPer terbagi atas 3 tahapan
• Tahapan :
•
• Tindakan sementara (Ps. 463 KUHPerdata)
•
• Dalam tindakan ini jika ada kepentingan yang mendesak guna mengurus seluruh atau sebagian
harta kekayaan seseorang yang tak hadir tersebut maka dapat mengadakan seorang wakil baginya
yang mana Pengadilan dapat menunjuk Balai Harta Peninggalan atau keluarga atau semenda atau
istri atau suami orang yang tidak hadir untuk mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan dan
kepentingan-kepentingan orang yang tidak hadir termasuk membela hak-haknya.
•
• Menurut ketentuan Undang undang pengadilan, penunjukan BHP lebih utama dibandingkan pihak
keluarga namun keadaan tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia dimana masalah
ketidakhadiran lebih kepada masalah internal keluarga maka selayaknya yang mewakili adalah
pihak keluarga terutama istri/suami.
•
• Tahapan ini juga tidak disyaratkan oleh Undang-undang untuk melewati jangka waktu tertentu
sehingga didasarkan pada adanya kepentingan yang mendesak untuk menunjuk wakil guna
mewakili kepentingan.Penunjukan pihak-pihak pengadilan guna mewakili didasarkan atas adanya
permohonan dari pihak yang berkepentingan atau pihak Kejaksaan. Pihak yang berkepentingan
dapat ditafsirkan sebagai pihak keluarga maupun suami/istri dan juga dapat terjadi bahwa pihak
yang berkepentingan adalah pihak kreditur atau pihak dimana si tak hadir memiliki kewajiban yang
harus ia tunaikan.
• Tindakan sementara (Ps. 463 KUHPerdata)
•
• Dalam tindakan ini jika ada kepentingan yang mendesak guna mengurus seluruh atau sebagian
harta kekayaan seseorang yang tak hadir tersebut maka dapat mengadakan seorang wakil baginya
yang mana Pengadilan dapat menunjuk Balai Harta Peninggalan atau keluarga atau semenda atau
istri atau suami orang yang tidak hadir untuk mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan dan
kepentingan-kepentingan orang yang tidak hadir termasuk membela hak-haknya.
•
• Menurut ketentuan Undang undang pengadilan, penunjukan BHP lebih utama dibandingkan pihak
keluarga namun keadaan tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia dimana masalah
ketidakhadiran lebih kepada masalah internal keluarga maka selayaknya yang mewakili adalah
pihak keluarga terutama istri/suami.
•
• Tahapan ini juga tidak disyaratkan oleh Undang-undang untuk melewati jangka waktu tertentu
sehingga didasarkan pada adanya kepentingan yang mendesak untuk menunjuk wakil guna
mewakili kepentingan.Penunjukan pihak-pihak pengadilan guna mewakili didasarkan atas adanya
permohonan dari pihak yang berkepentingan atau pihak Kejaksaan. Pihak yang berkepentingan
dapat ditafsirkan sebagai pihak keluarga maupun suami/istri dan juga dapat terjadi bahwa pihak
yang berkepentingan adalah pihak kreditur atau pihak dimana si tak hadir memiliki kewajiban yang
harus ia tunaikan.
• Tahap Tindakan Sementara Orang yang ditunjuk pengadilan untuk mewakili
(bewindvoerder) mempunyai hak unutk mengurus, membela dan mewakili
kepentingan si tak hadir
•
• Tahap Pernyataan Barangkali Meninggal Dunia
• Akibat hukumnya lebih jauh yaitu menguasai harta yang diberikan sejak adanya
ketetapan barangkali meninggal dunia.Hak tersebut diberikan kepada ahli waris
dan suami/istri yang ditinggalkan.Jadi langsung ke pihak keluarga tidak seperti
Tahap Tindakan Sementara yang diberikan kepada BHP.
•
• Tahap barangkali meninggal dunia juga perlu dilakukan permohonan ke
pengadilan. Namun permohonan ini hanya dilakukan oleh pihak keluarga tanpa
ada kewenangan dari pihak Kejaksaan untuk mengajukan (Pasal 467 dan 470
KUHPer) Permohonan harus didahului pemanggilan umum dengan tenggang
waktu 3 bulan dan jika tidak ada tanggapan maka diadakan pemanggilan kedua
dan ketiga. Jika pemanggilan ketiga yang bersangkutan tidak juga datang atau
memberikan tanggapan maka Pengadulan dapat mengambil ketetapan barangkali
meninggal dunia.
• Tahap pewarisan secara definitif ditentukan Ps. 485 KUHPerdata,
yaitu :
– 30 th sejak diduga meninggal dunia
– Usianya telah mencapai 100 th.
• Pada tahapan ini maka terjadilah pewarisan secara definitive dari si
tak hadir kepada ahli warisnya. Perbedaannya dengan barangkali
meninggal dunia adalah pada tahap barangkali meninggaldunia ahli
waris hanya meguasai harta si tak hadir termasuk hak menikmati
hasil dari harta tersebut sebagaimana seorang bezitter, namun
tidak memiliki hak sebagaimana seorang pemilik. Ahli waris secara
definitive memiliki harta benda si tak hadir sesuai dengan
bagiannya.
•
• Pewarisan secara definitive terjadi jika diterimanya kepastian
tentang meninggal dunianya orang yang tak hadir (Pasal 485
KUHPer), sedangkan jika tidak ada kabar tentang meninggalnya
orang yang tak hadir maka pewarisan secara definitif baru terjadi
jika telah melampaui waktu 30 tahun sejak pernyataan barangkali
meninggal dunia atau telah melampaui 100 tahun sejak kelahiran
orang yang tak hadir (Pasal 484 KUHPer)
•
• Khusus akibat hukum bagi istri/suami yang ditinggalkan dengan
berlakunya UU No.1 Tahun 1974 dan PP No. 9 Tahun 1975 maka
keadaan tak hadir dapat menjadi alasan untuk mengajukan
permohonan perceraian apabila telah melampaui 2 tahun berturut
turut.
•
OBJEK HUKUM
• menurut Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. di dalam bukunya pengantar ilmu hukum(2007:122)
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum(manusia atau badan hukum)
dan yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum karna sesautu itu dapat di kuasai di
subjek hukum
• – Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu
• Hukum (2008:132) yang di maksud objek hukum adalah segala sesuatu yang berada dalam
pengaturan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum(manusia dan badan
hukum),berdasarkan hak dan kewajiban objek hukum yang bersangkutan.
• Contohnya: A meminjam buku kepada B. yang menjadi objek hukum dalam hubungan antara A dan
B ialah buku itu serta kekuasaan(Hak). A meminta kembali dari B.buku menjadi objek hukum dari
hak kepunyaan A.
• Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-133) Perlu di
tegaskan bahwa yang termasuk objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat di manfaatkan oleh
subjek hukum secara yuridis(menurut/berdasarkan hukum).Hal itu di sebabkan oleh manfaatnya
yang harus di proleh dengan jalan hukum(obyek hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum,yakni
segala sesuatu yang dapat di peroleh secara bebas dari alam(benda non ekonomi),seperti
angin,cahaya/matahari,air di daerah-daerah pegunungan yang pemanfaatannya tidak di atur
oleh hukum.Hal ini tidak termasuk obyek hukum karna benda-benda itu dapat di peroleh tanpa
memerlikan pengorbanan sehingga membebaskan subyek hukum dari kewajiban-kewajiban hukum
dan pemanfaatannya.
• Menurut hukum perdata, benda adalah segala barang dan hak yang dapat di miliki
orang(pasal 499 KUHPerdata). Menurut pasl 503 KUHPerdata, beda dapat di bagi
sebagai berikut:
• benda yang berwujud (Lichamelijhre zaken), yaitu segala sesuatu yang dapat di
bagi raba oleh panca indra, seperti : tanah, gedung, rumah, dll.
• Benda yang tidak berwujud(onlichamelijke zaken), yaitu segala macam hak,
seperti:saham-saham atas kapal laut, hipotek, hak cipta, hak merek, dll.
• Selanjutnya menuut pasal 504 KUHPerdata benda juga di bagi sebagai berikut:
• benda tak bergerak(onreorende zaken)
– Benda tidak bergerak karena sifatnya sendiri yang menggolongkan kedalam golongan itu,
misalnya: bangunan, tanam- tanaman, pohon-pohon, dll.
– Benda tak bergerak karena tujuannya menggolongkannya ke dalam golongan itu, misalnya:
mesin penggiling padi yang di tempatkan di dalam gedung perusahaan penggilingan beras, dll
– Benda tidak bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam golongan itu,
misalnya: hak hipotek, hak bina usaha, dll
– benda bergerak(rorende zaken)
• a. benda bergerak karena sifatnya sendiri
menggolongkannya ke dalam golongan
itu. Misalnya: mobil, meja, buku, dll
• b. benda bergerak karena undang-undang
menggolongkannya ke dalam golongan
itu. Misalnya: hak piutang dan hak gadai.
Kuis
• 1. Sebutkan macam hak kebendaan, apa beda
hak absolut dan hak personlijk dan berikan
contohnya!
• 2. Apakah semua hak kebendaan dalam
KUHPERDATA bisa dijadikan suatu jaminan
hutang? Jelaskan dengan dasar hukum

Contenu connexe

Tendances

Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPuspa Bunga
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumAnto Neo Madani
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASEeddy sanusi silitonga
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 

Tendances (20)

Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Pengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power pointPengantar ilmu hukum power point
Pengantar ilmu hukum power point
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Presentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukumPresentasi etika profesi hukum
Presentasi etika profesi hukum
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 

Similaire à Hukum perdata

Isd periode bab 5 2
Isd periode bab  5 2Isd periode bab  5 2
Isd periode bab 5 2Dhika Dhika
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALZainal Abidin
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxwinanti6
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanPoetra Poernama
 
Negara dan Warganegara
Negara dan WarganegaraNegara dan Warganegara
Negara dan Warganegarazainal933
 
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan NegaraPertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan Negarasanto72
 
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...ssuserb1f6831
 
Kesulitan pendefinisan hukum
Kesulitan pendefinisan hukumKesulitan pendefinisan hukum
Kesulitan pendefinisan hukumEnoNk CoMunity
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaAndri Irawan
 
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfPERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfYustinusHura1
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.UtrechPet-pet
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)Mas Mito
 

Similaire à Hukum perdata (20)

KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Isd periode bab 5 2
Isd periode bab  5 2Isd periode bab  5 2
Isd periode bab 5 2
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptxMATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
MATRIKULASI dasar dasar hukum.pptx
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
Negara dan Warganegara
Negara dan WarganegaraNegara dan Warganegara
Negara dan Warganegara
 
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan NegaraPertemuan 5 Warganegara dan Negara
Pertemuan 5 Warganegara dan Negara
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
Hukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptxHukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptx
 
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
Menganalisis-sistem-hukum-dan-peradilan-di-Indonesia-sesuai-dengan-UUD-Negara...
 
SISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIASISTEM HUMUN INDONESIA
SISTEM HUMUN INDONESIA
 
Kesulitan pendefinisan hukum
Kesulitan pendefinisan hukumKesulitan pendefinisan hukum
Kesulitan pendefinisan hukum
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
 
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdfPERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
PERTEMUAN 5- PENGERTIAN HUKUM .pdf
 
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrechbuku hukum admnistrasi negara E.Utrech
buku hukum admnistrasi negara E.Utrech
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
Aspek hukum ekonomi bisnis (done)
 

Dernier

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 

Dernier (10)

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 

Hukum perdata

  • 2. HUKUM  PERDATA • Hukum perdata adalah segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan Perorangan dan hubungan antara subyek hukum. Menurut Pasal 1, Hukum Perdata merupakan hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu dengan yang lain di dalam hubungan keluarga dan di dalam pergaulan masyarakat. Hukum Perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum publik mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum. Misal politik dan pemilu (hukum tatanegara), kegiatan pemerintah sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antar penduduk atau warga negara sehari-hari. Seperti kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
  • 3. UNSUR-UNSUR HUKUM  PERDATA • Dalam hukum perdata, terdapat beberapa unsur yaitu : • 1) Peraturan hukum • Peraturan hukum adalah rangkaian ketentuan mengenai ketertiban. Peraturan meliputi tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum perdata tidak tertulis adalah tempat ditemukannya kaidah hukum perdata yang berasal dari sumber tidak tertulis, seperti hukum kebiasaan. Sedangkan sumber hukum perdata tertulis yaitu: • a. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB) merupakan ketentuan-ketentuan umum pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia (Stbl. 1847 No. 23, tanggal 30 April 1847, terdiri atas 36 pasal • b. KUH Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW) merupakan ketentuan hukum produk Hindia Belanda yang diundangkan tahun 1848, diberlakukan di Indonesia berdasarkan asas konkordansi • c. KUHD atau Wetboek van Koopandhel (WvK):KUHD terdiri atas 754 pasal, meliputi buku I (tentang dagang secara umum) dan Buku II (tentang hak-hak dan kewajiban yang timbul dalam pelayaran. • d. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria. UU ini mencabut berlakunya Buku II KUH Perdata sepanjang mengenai hak atas tanah, kecuali hipotek. Secara umum dalam UU ini diatur mengenai hukum pertanahan yang berlandaskan pada hukum adat, yaitu hukum yang menjadi karakter bangsa Indonesia sendiri. • e. Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Perkawinan. UU ini membuat ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Buku I KUH Perdata, khususnya mengenai perkawinan tidak berlaku secara penuh.
  • 4. • 2) Hubungan Hukum • Hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Hubungan yang diatur oleh hukum itu adalah hak dan kewajiban pribadi yang satu terhadap pribadi lain dalam hidup bermasyarakat. • 3) Orang(persoon) • Orang(persoon) adalah subjek hukum, yaitu pendukung hak dan kewajiban. Pendukung hak dan kewajiban ini dapat berupa manusia pribadi dan badan hukum. Manusia pribadi dan badan hukum mungkin warga negara Indonesia dan mungkin juga warga negara asing.
  • 5. • Manusia menurut pengertian hukum terdiri dari tiga pengertian: • 1. Mens, yaitu manusia dalam pengertian biologis yang mempunyai anggota tubuh, kepala, tangan, kaki dan sebagainya. • 2. Person, yaitu manusia dalam pengertian yurisdis, baik sebagai individu/pribadi maupun sebagi makhluk yang melakukan hubungan hukum dalam masyarakat. • 3. Rehts Subject (Subjek Hukum), yaitu manusia dalam hubungan dengan hubungan hukum (rechts relatie), maka manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban. Pada azasnya manusia (naturalijk persoon) merupakan subjek hukum
  • 6. • Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) terdiri dari empat bagian, yaitu: 1. Buku I : berisi tentang Orang 2. Buku II : berisi tentang Kebendaan 3. Buku III : berisi tentang Perikatan/Perjanjian 4. Buku IV : berisi tentang Pembuktian dan Kadaluarsa Namun dalam pembahasan ini, akan dibahas Buku I KUH Perdata tentang orang yang lebih spesifik lagi tentang hukum perorangan atau pribadi
  • 7. HUKUM PERORANGAN (HUKUM  PRIBADI) • 1) Pengertian Hukum Perorangan • Hukum orang dapat diartikan dalam arti luas dan arti sempit. • Hukum (tentang) orang dalam arti luas : • Hukum orang adalah hukum yang memuat tentang peraturan-peraturan tentang diri manusia sebagi subyek dalam hukum, peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak-hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan haknya itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapan-kecakapan • Hukum (tentang) orang dalam arti sempit : • Hukum yang mengatur tentang orang sebagai subjek hukum.
  • 8. • Dari pengertian di atas merujuk hukum orang dari aspek ruang lingkupnya, yang meliputi peraturan tentang manusia, subjek hukum, kecakapan hukum, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  • 9. ASPEK-ASPEK HUKUM PERORANGAN • Hukum Perorangan adalah yang memuat kaidah-kaidah hukum yang mengatur Orang (pribadi) dalam hukum disebut sebagai subjek hukum, subjek hukum artinya setiap pendukung hak dan kewajiban. • 1) Subjek Hukum • Didalam buku I KUH Perdata yang disebut subjek hukum ialah hanya orang yang disebut pribadi kodrat tidak termasuk badan hukum yang disebut dengan pribadi hukum. Namun dalam perkembangan selanjutnya badan hukum tidak dimasukkan menjadi subjek hukum yang diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang, sehingga subjek hukum itu meliputi : • 1. Orang disebut pribadi kodrati • 2. Badan hukum disebut pribadi hukum
  • 10. • Orang sebagai subjek hukum mulai sejak lahir hingga meninggal dunia. Namun ada pengecualian yaitu sebagai perluasan yang diatur dalam pasal 2 KUH perdata yang mengatakan : “bayi yang masih berada dalam kandungan ibunya dianggap telah dilahirkan hidup apabila ada kepentingan bayi itu yang menghendaki”. Jadi walaupun anak itu belum lahir dapat dianggap sebagai subjek hukum. Terhadap asas ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : • 1. Anak telah dibenihkan pada saat timbul kepentingan anak. • 2. Anak dilahirkan hidup pada saat dilahirkan walaupun sekejap dan meninggal. • 3. Ada kepentingan anak yang menghendaki bahwa anak dianggap telah lahir. •
  • 11. • Pengakuan Sebagai Subyek Hukum • Manusia sebagai subjek hukum, pembawa hak dan kewajiban terjadi sejak manusia itu lahir, dan berakhir setelah ia meninggal dunia. Bahkan pengakuan manusia sebagai subjek hukum dapat dilakukan sejak manusia masih di dalam kandungan ibunya, asal ia dilahirkan hidup. Hal ini telah disebutkan dalam Pasal 2 KUH Perdata, bahwa: • “Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah lahir, bila mana juga kepentingan si anak menghendakinya. Mati sewaktu dilahirkannya, dianggaplah ia tak pernah telah ada.”
  • 12. • Indonesia sebagai negara hukum, mangakui manusia pribadi sebagai subyek hukum, pendukung hak dan kewajiban. Di dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (1) disebutkan bahwa: • “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” • Selain subyek hukum dikenal juga objek hukum, sebagai lawan dari subyek hukum. Objek hukum adalah benda yang tidak mempunyai hak dan kewajiban dan berguna bagi subyek hukum yang mana djadikan pokok hubungan hukum oleh subyek hukum. Yang menjadi objek hukum adalah ialah benda dan barang.
  • 13. • Badan hukum adalah subyek hukum dalam arti yuridis, sebagai gejala dalam hidup bermasyarakat, sebagai badan ciptaan manusia berdasarkan hukum, mempunyai hak dan kewajiban seperti manusia pribadi. Secara prinspil badan hukum berbeda dengan Manusia pribadi. Perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut: • 1. Manusia pribadi adalah mahluk hidup cipataan Tuhan kehendak,mempunyai akal, perasaan, kehendak, dan dapat mati.Sedangkan badan hukum adalah badan ciptaan manusia pribadi berdasarkan hukum, dapat dibudarkan oleh pembentukannya. • 2. Manusia pribadi mempunyai kelamin, sehingga ia dapat beranak. Sedangkan, badan hukum tidak. • 3. Manusia pribadi dapat menjadi ahli waris, sedangkan badan hukum tidak
  • 14. • Badan hukum dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu : • 1. Badan hukum publik (kenegaraan), yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah, diberi wewenang menurut hukum publik, misalnya departemen, Pemerintahan, propinsi, lembaga-lembaga negara seperti MPR, DPR, Mahkamah Agung R.I. dan sebagainya. • 2. Badan hukum privat (keperadatan), yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah atau swasta,diberi wewenang menurut hukum perdata. Badan hukum keperadatan ini mempunyai bermacam ragam tujuan keperadatan.
  • 15. • Menurut ketentuan pasal 1653 KUHPerdata ada tiga macam klasifikasi badan hukum berdasarkan eksistensinya, yaitu : • 1. Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah (penguasa), seperti badan-badan pemerintahan, perusahaan-perusahaan negara. • 2. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah (penguasa), seperti perseroan terbatas, koperasi. • 3. Badan hukum yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu yang bersifat ideal, seperti yayasan (pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lain
  • 16. • Syarat-syarat Pembentukan Badan Hukum • Dalam hukum perdata tidak ada ketentuan yang mengatur tentang syarat- syarat material pembentukan badan hukum. Yang ada adalah syarat formal, yaitu harus dengan akta notaris. Karena tidak ada ketentun demikian, maka menurut Prof. Meyers (1948) doktrin ilmu hukum menetapkan syarat-syarat itu adalah : • 1. Ada harta kekayaan sendiri • 2. Ada tujuan tertentu • 3. Ada kepentingan sendiri • 4. Ada organisasi yang teratur •
  • 17. • 2) Cakap Hukum dan Kewenangan • Menurut hukum manusia pribadi ( natuurlijk person ) mempunyai hak dan kewajiban, akan tetapi tidak selalu cakap hukum ( rechtsbekwaam ) untuk melakukan perbuatan hukum. Tidak cakap melakukan perbuatan hukum berdasarkan Pasal 1330 KUH perdata tentang orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian, yaitu : • 1. Orang-orang yang belum dewasa (belum mencapai 21 tahun) • 2. Orang yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele) yang terjadi karena gangguan jiwa pemabuk atau pemboros • 3. Kurang cerdas • 4. Sakit ingatan • 5. Orang wanita dalam perkawinan yang berstatus sebagai istri • 6. Badan hukum (Rechts Person) •
  • 18. • 3) Catatan Sipil • Catatan sipil adalah suatu lembaga yang bertujuan mengadakan pendaftaran, pencatatan, serta pembukuan yang selengkap-lengkapnyadan sejelas-jelasnya serta memberi memberi kepastian hukum yang sebesar- besarnya atas peristiwa kelahiran, pengakuan, perkawinan, dan kematian. Jadi dari pengertian diatas terdapat 4 registrasi catatan sipil, yaitu: • 1. Kelahiran • 2. Pengakuan • 3. Perkawinan • 4. Pernikahan
  • 19. • Sedangkan berdasarkan pasal 4 KUHPerdata terdapat enam jenis registrasi catatan sipil, yaitu: • 1. Kelahiran • 2. pemberitahuan kawin • 3. izin kawin • 4. perkawinan • 5. perceraian dan • 6. kematian •
  • 20. Badan Hukum sebagai Subyek Hukum • Ada beberapa pandangan pendapat dan teori mengenai badan hukum, yaitu: • 1) Teori fisik yang diajarkan oleh Fiedrich Carl von Savigny, C.W dan diikuti juga oleh Houwig, Opzomer (belanda) dan Salmond. Menurut teori ini badan hukum itu semata-ata buatan negara saja. Badan hukum itu hanyalah fictie, yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang yang menghidupkannya dalam bayangan sebagai subjek hukum yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia. Contohnya: Direktur atau pengurus dlam suatu perseroan terbatas atau koperasi. • 2) Teori Harta kekayaan Bertujuan (Doel vermogenstheorie) ini dianut oleh Brinz dan Van Heijden dari Belanda. Menurut teori ini hanya manusia saja yang dapat menjadi subjek hukum dan badan hukum untuk melayani kepentingan tertentu. Namun, kata teori ini, ada kekayaan yang bukan merupakan kekayaan sesorang, tetapi kenyataan itu terikat pada tujuan tertentu. Kekayaan yang tidak ada yang mempunyainya dan terikat pada tujuan tertentu. Misalnnya: Yayasan, Badan usaha milik negara, Badan Usaha milik daerah.
  • 21. • 3. Teori organ (Organnen Theory) dari Otto’van gierke inin dianut oleh Otto’van Gierke dan Z.E Polano. Menurut teori ini badan hukum bukNLh sesuatu yang fiksi tetapi merupakan makhluk yang sungguh-sungguh ada secara abstrak dari konstruksi yuridis. Misalnya: pada koperasi memilik alat perlengkapan organisasi seperti RUPS, Pengurus dan lain-lain. • 4) Teori Harta Karena Jabatan atau van het ambtelijk vermogen yang diajarkan oleh holder dan binder. Menurut teori ini badan hukum ialah suatu badan yang mempunyai harta benda yang berdiri sendiri. Yang dimilik oleh badan itu tetapi oleh pengurusnya dan karena jabatannya ia diserahkan tugas untuk mengurus harta tersebut. • 5) Teori Milik Bersama (Propriete Collectief Theory) yang diajarkan dan dianut oleh W.L P.A Molengraaf dan Marcel Planiol. Teori ini mengajarkan bahwa badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban seluruh anggota. Kekayaan badan hukum adalah kepunyaan bersama-sama seluruh anggotanya. Jadi orang-orang yang berhimpun tersebut menjadi satu kesatuan dan membentuk pribadi yang dinmakan badan hukum
  • 22. • Badan hukum adalah subjek hukum ciptaaan manusia berdasar pada Undang-Undang, diberi status sebagai pendukung hak dan kewajiban, seperti manusia. Menurut ketentuan Undang-Undang, eksistensi badan hukum di Indonesia di klasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu : • 1) Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah (penguasa negara) • Untuk kepentingan negara dalam menjalankan pemerintah. • 2) Badan hukum yang diakui oleh pemerintah (penguasa negara) • Umumnya bertujuan memperolehkeuntungan atau kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan usaha tertentu , seperti persoalan terbatas dan koprasi. • 3) Badan hukum yang diperolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu yang bersifat ideal • Badan hukum tertentu, seperti yayasan pendidikan, yayasan sosial, yayasan keagamaan, dan yayasan kemanusiaan (Pasal 1653 KUHpdt)
  • 23. • Badan hukum yang diakui oleh pemerintah adalah badan hukum yang dibentuk oleh pihak swasta atau pribadi warga negara untuk kepentingan pribadi pembentuknya sendiri.akan tetapi, badan hukum tersebut mendapat pengakuan dari pemerintah menurut Undang-Undang. Pengakuan itu diberikan oleh pemerintah karena isi anggaran dasarnya tidak dilarang Undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan masyarakat, dan badan hukum itu tidak akan melanggar Undang-Undang. Pengakuan itu diberikan oleh pemerintah melalui pengesahananggaran dasarnya. • Badan hukum yang diperbolehkan adalah badan hukum yang tidak dibentuk oleh pemerintah dan tidak pula memerlukan pengakuan dari pemerintah menurut Undang-Undang, tetapi diperbolehkan karena tujuannya yang bersifat ideal di bidang pendidikan, sosial, keagamaan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan.badan hukum ini selalu berupa yayasan. Untuk mengetahui apakah anggaran dasar badan hukum itu tidak dilarang Undang-Undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum,atau kesusilaan masyarakat,akta pendirian yang memuat anggaran dasar harus dibuat di muka notaris karena notaris adalah pejabat umum resmi yang diberi wewenang membantu membuatkan akta autentik berdasarkan pada ketentuan undang-undang.
  • 24. • Ditinjau dari wewenang hukum yang diberikan kepada badan hukum, maka badaan hukum dapat pula diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu: • a. Badan hukum publik (kenegaraan) • Yaitu badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah dan diberi wewenang menurut hukum publik, misalnya, departemen pemerintahan lembaga-lembaga negaraa, dan daerah otonom. • b. Badan hukum privat (perdata) • Yaitu badan hukum yang di bentuk oleh pemerintah atau swasta diberi wewenang menurut hukum perdata. • Badan hukum perdata mempunyai beragam tujuan keperdataan. Ditinjau dari tujuan keperdataan yang hendak dicapai oleh badan hukum tersebut, badan hukum perdata dapat diklasifikasikan lagi menjadi tiga jenis, yaitu: • a) Badan hukum yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba (profit) terdiri atas perseroan terbatas (PT), perusahaan perseroan (persero), dan perusahaan umum (perum). • b) Badan hukum yang bertujuan untuk memenuhi kesejahteraan anggota dan masyarakat, taitu koperasi • c) Badan hukum yang bertujuan ideal dibidang pendidikan, sosial, leagamaan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan. Badan hukum ini berupa yayasan, organisasi keagamaan, dan wakaf. • Menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia kini, ada beberapa jenis badan hukum, sesuai dengan tujuannya masing-masing.Setiap[ jenis badan hukum diatur dengan undang-undang tersendiri. Jenis badan hukum tersebut adalah sebagai berikut:
  • 25. • 1) Badan hukum koprasi diatur dalaam Undang-Undang Nomer 25 Tahun 1992 • 2) Badan hukum perseroan diatur dalam Undang-Undang Nomer 40 Tahun 2007 menggantikan Undang-Undang Nomer1 Tahun 1995. • 3) Badan hukum yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomer 16 tahun 2001 menggantikan Undang-Undang yayasan sisa kolonial Belanda. • 4) Badan hukum perusahaan milik nnegara diatur dalam Undang-Undang nomer 19 Tahun 2003. • Dengan berlakunya undang –undang Republik indonesia yang mengatur yang mengatur tentang jenis-jenis badan hukum, maka ketentuan lama yang mengatur tentang badan hukium praktis tidak berlaku lagi.sebagai gantinya adalah semua undang-undang Republik Indonesia yang mengatur setiap jenis badan hukum. Sebagai subjek hukum, badan hukum dapat mengadakan hubungan hukum dengan pihak lain dan melakukan perbuatan hukum perjanjian apa saja sesuai dengan ketentuan undang-undang. Badan hukum memiliki kekayaan sendiri terpisah dari kekayaan pengurus dan anggotanya guna memenuhi segala kewajiban dan memperoleh haknya dalam mencapai tujuan badan hukum.
  • 26. • Dalam melaksanakan kewajiban dan memperoleh haknya, badan hukum diwakili oleh pengurusnya sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar. Pengurus bertindak mewakili badan hukum atas nama dan untuk kepentingan badan hukum. Semua pengeluaran dan penerimaan dicatat dalam pembukuan badan hukum sesuaidengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
  • 27. Pendirian Badan Hukum • Dalam KUHPdt tidak ada ketententuan yang mengatur syarat-syarat materiel pendiri badan huku, kecuali syarat formal, yaitu harus dengan akta pendirian yang dibuat di muka notaris. Akta pendirian tersebut memuat anggaran dasar badan hukum yang didirikan itu sesuai dengan hasil kesepakatan para pendiri.Dengan berlakunya undang-undang Republik Indonesia yang mengatur tentang masing-masing jenis badan hukumdi Indonesia kini, maka praktis ketentuan mengenai badan hukum yang dimuat dalam KUHPdt tidak berlaku lagi.Sebagai gantinya harus dibaca ketentuan undang-undang yang mengatur masing- masing jenis badan hukum yang bersangkutan.
  • 28. • 1) Syarat-syarat pembentukan badan hukum • Menurut Prof. Meyers (1948) doktrin ilmu hukum menetapkan syara-syarat sebagai berikut : • a. Ada harta kekayaan sendiri. • Badan hukum itu memiliki harta kekayaan sendiri terpisah dengan harta kekayaan anggotanya, pendiri, atau pengurusnya.Harta kekayaan ini diperoleh dari pemasukan para anggotanya.Harta kekayaan ini diperlukan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam hubungan hukum. • b. Ada tujuan tertentu. • Tujuan tertentu itu bukan tujuan pribadi anggotanya atau pendirinya.Badan hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban melakukan sendiri usaha mencapai tujuannya. • c. Ada kepentingan sendiri. • Kepentingan adalah hak subjektif yang timbul dari peristiwa hukum, yang dilindungi oleh hukum.Badan hukum yang mempunyai kepentingan sendiri dapat menuntut dan mempertahankan kepentingannya itu terhadap pihak ketiga dalam pergaulan hukum. • d. Ada organisasi yang teratur. • Badan hukum adalah satu kesatuan organisasi bentukan manusia berdasarkan hukum, yang hanya dapat melakukan perbuatan hukum melalui alat perlengkapannya.Alat perlengkapan tersebut merupakan pengurus badan hukum yang mempunyai fungsi dan tugas yang diatur dalam anggaran dasar.
  • 29. • Menurut Prof. Meyers, apabila keempat syarat diatas terpenuhi, maka badan huku tersebut dapat disahkan dan diakui sebagai badan hukum. Empat syarat diatas merupakan syarat materiil, sedangkan syarat formal adalahpembuatan akta Notaris atau pembuatan undang-undang yang melahirkan badan hukum itu. • 2) Prosedur pembentukan badan Hukum • Pembentukan badan hukum dapat dilakukan dengan perjanjian dan dapat pula dilakukan dengan undang-undang.Pada badan hukum yang dilakukan dengan perjanjian, status badan hukum itu diakui oleh pemerintah melalui pengesahan anggaran dasar yang termuat dalam akta pendirian.Anggaran dasar itu adalah kesepakatan yang dibuat oleh para pendirinya.Pada badan hukum yang dibentuk dengan undang-undang, status badan hukum itu ditetapkan oleh undang-undang.
  • 30. • a. Prosedur pembentukan Perseroan Terbatas • Diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang (KUHD), yaitu: • 1. Para pendiri mengadakan kesepakatan • 2. Yang disusun dalam anggaran dasar • 3. Anggaran dasar dimuat dalam akta pendirian yang dibuat oleh notaris ( pasal 38 ayat 1 KUHD) • 4. Akta pendirian disahkan oleh Menteri Kehakiman R.I ( pasal 27 ayat 1 KUHD) • 5. Setelah disahkan kemudian didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri • 6. Kemudian diumumkan dalam berita negara. • b. Prosedur Persekutuan Komanditer ( C.V) • Persekutuan Komanditer adalah persekutuan yang dapat berbadan hukum dan dapat pula tidak berbadan hukum. Menurut Stb. 1870-64 cara memperoleh status hukum dengan : Pengakuan oleh menteri kehakiman, pengakuan tersebut diberikan melalui, pengesahan akat pendirian, yang dibuat oleh notaris. Setelah disahkan kemudian didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri, Kemudian diumumkan dalam berita negara.
  • 31. • c.       Pembentukan Koperasi • Diatur dalam UUD No.1 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian. Prosedurnya, • 1.    Para pendiri mengadakan kesepakatan, yang disusun dalam anggaran dasar,  • 2.    Anggaran dasar dimuat dalam akta pendirian. • 3.    Akta pendirian ini disampaikan kepada pejabat koperasi untuk memperoleh pengesahan  pejabat atas nama Menteri Koperasi. • 4.    Kemudian didaftarkan • 5.    Tanggal pendaftaran akta pendirian itu berlaku sebagai tanggal resmi berdiri koperasi sebagai  badan hukum. • 6.    Pejabat mengumumkan koperasi itu di Berita Negara. • d.      Pembentukan Yayasan. • Mengenai yayasan ini tidak mendapat pengaturan dalam undang-undang.Tapi Yurisprudensi dan  kebiasaan di Indonesia.Yayasan didirikan oleh pendirinya dengan menyusun anggaran dasar yang  dimuat dalam akta pendirian dan dibuat dimuka Notaris.Status hukum diperoleh sejak didirikan  akta notaris itu. • Disamping syarat formal berupa akta notaris, ada pula syarat materiil yaitu : • a.       Harus ada pemisah kekayaan harta yayasan dengan pribadi pengurus. • b.      Harus ada tujuan tertentu yang bersifat ideal. • c.       Harus ada kepentingan yayasan. • d.      Harus ada organisasi yang dipimpin oleh pengurus yayasan
  • 32.    Jenis-jenis Catatan Sipil • anisasi dan Tata Kerja kantor Catatan Sipil Kabupaten / Kota Madya,  ada lima jenis akta catatan sipil, yaitu: • 1.       Akta Kelahiran: akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang  berwenang, yang berkaitan dengan adanya kelahiran. Akta ini  bermanfaat untuk memudahkan pembuktian dalam hal kewarisan,  persyaratan untuk diterima di lembaga pendidikan dan persyaratan  bagi seseorang untuk masuk sebagai pegawai negeri. • 2.       Akta Perkawinan: akta yang dikeluarkan oleh pejabat yang  berwenan, yang berkaitan dengan adanya perkawinan. Pejabat  yang berwenang mengeluarkan akta perkawinan meliputi: • a.       Kepala KUA bagi yang beragama Islam. • b.       Kepala Kantor Catatan Sipil bagi yang beragama non Islam.
  • 34. • Adapun tujuan dari Lembaga Catatan Sipil  adalah: • 1.      Agar setiap warga masyarakat dapat  memiliki bukti-bukti otentik. • 2.      Memperlancar aktifitas pemerintah di  bidang kependudukan. • 3.      Memberikan kepastian hukum bagi  kedudukan hukum setiap warga masyarakat,  misalnya kelahiran, perkawinan, perceraian,  pengakuan, kematian dan lainnya. •
  • 35. • 4)      Tempat Kediaman (Domisili) • Setiap orang maupun badan hukum menurut hukum, harus  mempunyai tempat tinggal yang jelas keberadaannya yang dapat  dicari, tempat tersebut yang disebut domisili. Dalam pengetian  yuridis, tempat tinggal (domisili) adalah tempat seseorang harus  dianggap selalu hadir dalam hubungannya dalam pelaksanaan hak  dan pemenuhan kewajiban, juga pada suatu waktu ia benar-benar  tidak dapat hadir ditempat tersebut. • Tempat tinggal sangat diperlukan untuk beberapa hal, misalnya: di  mana seseorang harus berkeluarga, dimana seseorang harus  dipanggil dan ditarik di muka hakim. Pengadilan mana yang  berkuasa terhadap seseorang dan sebagainya. Biasanya orang  mempunyai tempat tinggal di tempat kediaman pokok. Tetapi bagi  orang yang tidak mempunyai tempat kediaman tertentu, tempat  tinggalnya dianggap berada di tempat ia benar-benar berada.
  • 37. Macam-macam Tempat Tinggal (Domisili) • Domisili dapat dibedakan menurut sistem hukum yang yang  mengaturnya, yaitu menurut Common Law dan hukum Eropa  Continental. • Dalam Common Law tempat tinggal dibedakan menjadi tiga  macam, yaitu: • (1) Domisili of origin, yaitu tempat tinggal seseorang ditentukan  oleh tempat asal seseorang sebagai tempat kelahiran ayahnya yang  sah • (2). Domicili of origin of dependence, yaitu tempat tinggal yang  ditentukan oleh tempat tinggal ayah bagi anak yang belum dewasa,  tempat tinggal ibu bagi anak yang belum sah, dan bagi istri  ditentukan oleh tempat tinggal suaminya • (3) Domicili of choice, yaitu tempat tinggal yang ditentukan oleh  pilihan seseorang yang telah dewasa, di samping tindak tanduk  sehari-hari.
  • 39. • Domisili yang sesungguhnya adalah tempat melakukan perbuatan hukum yang  sesungguhnya. Domisili yang sesungguhnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: • 1.      Domisili sukarela atau yang berdiri sendiri adalah tempat kediaman yang  tidak bergantung/ ditentukan oleh hubungannya dengan orang lain. • 2.      Domisili yang wajib, yaitu tempat kediaman yang ditentukan oleh hubungan  yang ada antara seseorang dengan orang lain. Misalnya, antara istri dengan  suaminya, antara anak dengan walinya, dan antara curatele dengan curator-nya  (pengampunya). • Mengenai domisili sesungguhnya diatur dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 23  KUH Perdata, dengan ketentuan sebagai berikut: • 1.      Pasal 20: Domisili pegawai. • 2.      Pasal 21: Domisili Istri, Anak di bawah umur, dan curatele. • 3.      Pasal 22: Domisili Buruh. • 4.      Pasal 23: Tempat kediaman orang meninggal.
  • 40. PERISTIWA HUKUM(RECHTSFEIT) • Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132- 133)Peristiwa hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang dapat  menimbulkan akibat hukum yang dapat menggerakkan peraturan-peraturan  tertentu sehingga peraturan yang tercantum di dalamnya dapat berlaku  kongkrit.Misalnya suatu peraturan hukum yang mengatur tentang warisan karna  kematian,akan tetap merupakan rumusan kata-kata yang abstrak sampai ada  seseorang yang meninggal dunia dan menimbulkan masalah kewarisan dalam hal  ini dengan adanya kematian orang berarti telah terjadi suatu peristiwa hukum  karena kematian menimbulkan akibat yang di atur olehhukum dengan demikian  peraturan tentang kewarisan itu dapat di wujutkan dalam peristiwa  tersebut(peristiwa kematian). • –          Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum  (2007:134) Demikian pula dengan perkawinan antara pria dan wanita akan  membawa bersama dari peristiwa hukum itu hak-hak dan kewajiban-kewajiban  baik untuk pihaklaki-laki yang kemudian bernama suami dengan serangkai hak-hak  dan kewajibannya. Demikian pula dengan pihak wanita yang kemudian bernama  istri dengan  serangkaian hak dan kewajibannya. Maka perkawinan ini hakikatnya  adalah suatu peristiwa hukum.
  • 41. • Dalam hukum dikenal 2 macam peristiwa hukum   yaitu sebagai berikut: • 1.Perbuatan subjek hukum(persoon)yaitu berupa  perbuatan manusia atau badan hukum sebagai  pendukung hak dan kewajiban. • 2.Peristiwa lain yang bukan perbuatan subjek  hukum.Contohnya:kelahiran, dan kematian, • 1. Perbuatan subjek hukum terbagi pula dalam  dua macam, yaitu pebuatan hukum dan  perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum.   
  • 42. • Perbuatan hukum • Yang dikatakan sebagai perbuatan hukum adalah setiap perbuatan   yang akibatnya di atur oleh hukum dan akibat itu di kehendaki oleh  yang melakukan perbuatan dengan demikian dapatlah dikatakan  bahwa unsur kehendak dari orang yang melakukan perbuatan itu  menjadi suatu unsur pokok dari perbuatan tersebut.jadi suatu  perbuatan yang akibatnya tidak di kehendaki oleh yang  melakukannya bukanlah merupakan suatu perbuatan hukum • Perbuatan hukum terbagi pula dalam 2 macam,yaitu: • –          perbuatan hukum dari segi satu (Eenzijdig)yaitu setiap  perbuatan yang akibat hukumnya di timbulkan oleh kehendak dari  satu subjek hukum atau satu pihak yang melakukan perbuatan  itu,misalnya:perbuatan hukum yang di sebut dalam pasal 1875  KUHPerdata,yaitu perbuatan mengadakan surat wasiat.
  • 43. • perbuatan hukum bersegi dua (tweezijdig) adalah setiap perbuatan yang  akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dari dua subjek hukum atau  dari dua pihak atau lebih.misalnya: suatu perjanjian (overeenkomst) • Perbuatan lain yang bukan perbuatan hukum ada dua macam  yaitu : zaakwaarnemmingdan onrechtmatigedaad: • –          Zaakwaarnemming,yaitu perbuatan memperhatikan kepentingan  orana lain dengan tidak diminta oleh orang ituuntuk memperhatikan  kepentingannya. • –          Onrechtmatigedaad, yaitu perbuatan yang bertentangan dengan  hukum         •       2. perbuatan lain yang bukan perbuatan subjek hukum •     Dalam hal ini perlu dikemukakan beberapa contoh tentang peristiwa  lain yang bukan merupakan perbuatan dari subjek hukum, yaitu kelahiran,  kematian, dan lewat waktu •  
  • 44. HUBUNGAN HUKUM • Pengertian hubungan hukum • Menurut R.Soeroso(pengantar ilmu hokum:269/2005),hubungan hukum ialah hubungan antara  dua atau lebih subyek hukum. • Menurut Prof.Chainur Arrasjid (dasar-dasar ilmu hUkum2008:112).Hubungan hukum terdiri atas  ikatan-ikatan antara individu dengan individu dan individu masyarakat dan seterusnya dan ikatan- ikatan itu tercemin pada hak dan kewajiban. • Dari pengertian-pengertian hubungan hukum menurut beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan  bahawa hubungan hukum adalah hubungan yang tarjadi antara subjek hukum yang satu dengan  subjek hukum yang lain,dimana dalam hubungan tersebut terdapat objek hukum yang mengikat  mereka yang terealisasikan dalam bentuk hak dan kewajiban. •         Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan  kewajiban pihak yang lain.dan dalam semua hubungan di dalam masyarakat di atur  olehhukum.Barang siapa yang menggangguatau tidak mengindahkan hubungan ini,maka ia di  paksa oleh hukum untuk menghormatinya.Misalnya:hubungan hukum yang di atur oleh hukum  ialah pasal 1457 KUHPerdata tentangContoh: A menjual rumah pada B.perjanjian ini menimbulkan  hubungan antara A dan B yang di atur oleh          hukum  .A wajib menyerahkan rumah kepada  B,dan sebaliknya B wajib membayar harga rumah kepada A dan meminta rumah kepada si  A.apabila salah satu pihak tidak mengindahkan kewajibannya maka       hakim akan menjatuhkan  sangsi hukum.hubungan A dan B yang di atur oleh hukum inilah yang di sebut”Hubungan Hukum”.
  • 45. •   Dengan demikian hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan yang  mengatur hubungan sosial,memberikan suatu hak kepada subjek hukum  untuk berbuat  sesuatu atau menuntu sesuatu yang di wajibkan oleh hak  itu dan terlaksananya kewenangan atau hak dan kewajiban tersebut  dijamin oleh hukum. • 2.Segi hubungan hukum. • Tiap hukum mempunyai dua segi yaitu: •             a.Bevoegdheid atau kewenangan,yang di sebut hak,dan •             b.Plicth atau kewajiban,adalah segi pasif dari pada hubungan  hukum. •             Hak dan kewajiban ini kedua-duanya timbul dari satu peristiwa  hukum dan hilangnya hak dan kewajiban juga secara bersamaan. •             Contoh:pasal 1763 KUHPerdata:seorang kreditur ”berhak” menagih  debitur sejumlahuang yang di pinjamkan,sedangkan si debitur “wajib”  melunasi jumlah utangnya itu,maka wewenang kreditur tersebut di atas  secara bersamaan menjadi lenyap.
  • 46. • Unsur hubungan hukum. • Hubungan hukum memiliki 3 unsur sebagai berikut: • Adanya orang yang hak/kewajibannya saling berhadapan. • Contoh: A menjual motornya kepada si B. • A-wajib menyerahkan motornya kepada B • -berhak meminta pembayaran kepada B • B-wajib membayar kepada A • -berhak meminta motor A setelah di bayar. • b. Adanya objek yang berlaku berdasarkan hak dan kewajiban tersebut (dalam contoh di atas objeknya adalah motor)
  • 47. • c. Adanya hubungan antara pemilik hak dan pengemban kewajiban atau adanya hubungan atas objek yang bersangkutan. • Contoh: -A dab B mengadakan hubungan sewa menyewa rumah. • -A dan B sebagai pemegang hak dan pengemban kewajiban. • Rumah adalah objek yang bersangkutan. • 4.Syarat-syarat hubungan hukum. • Contoh:A dan B mengadakan perjanjian jual beli rumah. • – Dasar hukum pasal 1474 dan pasal 1513 KUHPerdata yang masing- masing menetapkan bahwa si penjual mempunyai kewajiban menyerahkan barang (pasal 1474 KUHPerdata) dan sebaliknya si pembeli berkewajiban membayar harga pembelian (pasal 1513 KUHPerdata). • – Karena adanya perjanjian jual-beli maka timbul peristiwa hukum (jual- beli) ialah suatu perbuatan hukum yang akibatnya di atur oleh hukum
  • 48. • Macam-macam hubungan hukum. • Hubungan hukum ada 3 macam: • Hubungan hukum yang bersegi satu. Dalam hubungan hukum yang bersegi satu hanya satu pihak yang berwenang baik memberikan sesuatu,berbuat sesuatu atau memberikan sesuatu, • Contoh: • -Tiap perikatan untuk memberikan sesuatu di atur dalam pasal 1235-1238 KUHPerdata. • -Tiap perikatan untuk berbuat sesuatuatau untuk tidak berbuat sesuatu di atur dalam pasal 1239-1242 KUHPerdata,pasal 1239 berbunyi”tiap perikatan untuk berbuat sesuatu,atau tidak berbuat sesuatu,apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya,mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban penggantian biaya,rugi dan bunga”.
  • 49. • Hubungan hukum bersegi dua • Contoh: Di dalam suatu perjanjian jual beli kedua belah pihak (masing- masing) berwenang atau berhak meminta sesuatu dari pihak lain.Tetapi sebaliknya kedua belah pihak (masing-masing) juga berkewajiban untuk memberikan sesuatu pada pihak yang lain.(pasal 1457 KUHPerdata). • c.Hubungan antara “satu” subjek hukum dengan “semua” subjek hukum lainnya. • Hubungan ini terdapat dalam hal Elgendowsrechi (hak milik). • Contoh: • Menurut pasal 570 KUHPerdata,yang menjadi pemilik tanah ber hak/berwenang memungut segala kenikmatan (genot) dari tanah itu,asal pemungutan kenikmatan itu tidak di lakukan secara bertentangan dengan peraturan hukum atau kepentingan umum. Pemilik berhak pula memindahkan tangankan atau vervreemden (menjual,memberikan,menukar,mewariskan ) secara legal.Sebaliknya “semua” subjek hukum lainnya berkewajiban mengakui bahwa yang mempunyai tanahadalah pemilik dan berhak memungut segala kenikmatan dari tanah itu.
  • 50. KEADAAN TAK HADIR • Pasal 463 dan 467 • Berdasarkan pasal diatas, maka dapat disimpulkan keadaan tak hadir (afwezigheid) disimpulkan sebgai suatu keadaan tidak hadirnya seseorang di tempat kediaman atau domisilinya karena meninggalkan tempat tinggalnya baik dengan meninggalkan kuasa maupun tidak dimana keberadaannya tidak diketahui. • Seseorang yang dikatakan tidak hadir berarti ia tidak berada di tempat kediaman atau domisilinya (tempat ia menjalankan hak dan kewajibannya sehari-hari. • Orang yang dinyatakan tidak hadir berarti dia meninggalkan tempat kediamannya dengan sengaja dan memiliki tujuan tertentu atau kepergiannya diakibatkan adanya sesuatu diluar kemampuan dirinya. • Seseorang yang berada dalam keadaan tak hadir maka keberadaannya tidak diketahui lagi untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga menimbulkan keraguan apakah yang bersangkutan masih hidup atau sudah meninggal sementara perlu ada kepastian hukum guna mengurus kepentingannya dan harta benda yang ditinggalkannya. • Oleh karena itu penyelesaian keadaan tak hadir menurut ketentuan KUHPer terbagi atas 3 tahapan • Tahapan : •
  • 51. • Tindakan sementara (Ps. 463 KUHPerdata) • • Dalam tindakan ini jika ada kepentingan yang mendesak guna mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan seseorang yang tak hadir tersebut maka dapat mengadakan seorang wakil baginya yang mana Pengadilan dapat menunjuk Balai Harta Peninggalan atau keluarga atau semenda atau istri atau suami orang yang tidak hadir untuk mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan dan kepentingan-kepentingan orang yang tidak hadir termasuk membela hak-haknya. • • Menurut ketentuan Undang undang pengadilan, penunjukan BHP lebih utama dibandingkan pihak keluarga namun keadaan tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia dimana masalah ketidakhadiran lebih kepada masalah internal keluarga maka selayaknya yang mewakili adalah pihak keluarga terutama istri/suami. • • Tahapan ini juga tidak disyaratkan oleh Undang-undang untuk melewati jangka waktu tertentu sehingga didasarkan pada adanya kepentingan yang mendesak untuk menunjuk wakil guna mewakili kepentingan.Penunjukan pihak-pihak pengadilan guna mewakili didasarkan atas adanya permohonan dari pihak yang berkepentingan atau pihak Kejaksaan. Pihak yang berkepentingan dapat ditafsirkan sebagai pihak keluarga maupun suami/istri dan juga dapat terjadi bahwa pihak yang berkepentingan adalah pihak kreditur atau pihak dimana si tak hadir memiliki kewajiban yang harus ia tunaikan.
  • 52. • Tindakan sementara (Ps. 463 KUHPerdata) • • Dalam tindakan ini jika ada kepentingan yang mendesak guna mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan seseorang yang tak hadir tersebut maka dapat mengadakan seorang wakil baginya yang mana Pengadilan dapat menunjuk Balai Harta Peninggalan atau keluarga atau semenda atau istri atau suami orang yang tidak hadir untuk mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan dan kepentingan-kepentingan orang yang tidak hadir termasuk membela hak-haknya. • • Menurut ketentuan Undang undang pengadilan, penunjukan BHP lebih utama dibandingkan pihak keluarga namun keadaan tersebut tidak sesuai dengan budaya Indonesia dimana masalah ketidakhadiran lebih kepada masalah internal keluarga maka selayaknya yang mewakili adalah pihak keluarga terutama istri/suami. • • Tahapan ini juga tidak disyaratkan oleh Undang-undang untuk melewati jangka waktu tertentu sehingga didasarkan pada adanya kepentingan yang mendesak untuk menunjuk wakil guna mewakili kepentingan.Penunjukan pihak-pihak pengadilan guna mewakili didasarkan atas adanya permohonan dari pihak yang berkepentingan atau pihak Kejaksaan. Pihak yang berkepentingan dapat ditafsirkan sebagai pihak keluarga maupun suami/istri dan juga dapat terjadi bahwa pihak yang berkepentingan adalah pihak kreditur atau pihak dimana si tak hadir memiliki kewajiban yang harus ia tunaikan.
  • 53. • Tahap Tindakan Sementara Orang yang ditunjuk pengadilan untuk mewakili (bewindvoerder) mempunyai hak unutk mengurus, membela dan mewakili kepentingan si tak hadir • • Tahap Pernyataan Barangkali Meninggal Dunia • Akibat hukumnya lebih jauh yaitu menguasai harta yang diberikan sejak adanya ketetapan barangkali meninggal dunia.Hak tersebut diberikan kepada ahli waris dan suami/istri yang ditinggalkan.Jadi langsung ke pihak keluarga tidak seperti Tahap Tindakan Sementara yang diberikan kepada BHP. • • Tahap barangkali meninggal dunia juga perlu dilakukan permohonan ke pengadilan. Namun permohonan ini hanya dilakukan oleh pihak keluarga tanpa ada kewenangan dari pihak Kejaksaan untuk mengajukan (Pasal 467 dan 470 KUHPer) Permohonan harus didahului pemanggilan umum dengan tenggang waktu 3 bulan dan jika tidak ada tanggapan maka diadakan pemanggilan kedua dan ketiga. Jika pemanggilan ketiga yang bersangkutan tidak juga datang atau memberikan tanggapan maka Pengadulan dapat mengambil ketetapan barangkali meninggal dunia.
  • 54. • Tahap pewarisan secara definitif ditentukan Ps. 485 KUHPerdata, yaitu : – 30 th sejak diduga meninggal dunia – Usianya telah mencapai 100 th. • Pada tahapan ini maka terjadilah pewarisan secara definitive dari si tak hadir kepada ahli warisnya. Perbedaannya dengan barangkali meninggal dunia adalah pada tahap barangkali meninggaldunia ahli waris hanya meguasai harta si tak hadir termasuk hak menikmati hasil dari harta tersebut sebagaimana seorang bezitter, namun tidak memiliki hak sebagaimana seorang pemilik. Ahli waris secara definitive memiliki harta benda si tak hadir sesuai dengan bagiannya. •
  • 55. • Pewarisan secara definitive terjadi jika diterimanya kepastian tentang meninggal dunianya orang yang tak hadir (Pasal 485 KUHPer), sedangkan jika tidak ada kabar tentang meninggalnya orang yang tak hadir maka pewarisan secara definitif baru terjadi jika telah melampaui waktu 30 tahun sejak pernyataan barangkali meninggal dunia atau telah melampaui 100 tahun sejak kelahiran orang yang tak hadir (Pasal 484 KUHPer) • • Khusus akibat hukum bagi istri/suami yang ditinggalkan dengan berlakunya UU No.1 Tahun 1974 dan PP No. 9 Tahun 1975 maka keadaan tak hadir dapat menjadi alasan untuk mengajukan permohonan perceraian apabila telah melampaui 2 tahun berturut turut. •
  • 56. OBJEK HUKUM • menurut Dr.Soedjono Dirdjosisworo,S.H. di dalam bukunya pengantar ilmu hukum(2007:122) Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum(manusia atau badan hukum) dan yang dapat menjadi pokok suatu perhubungan hukum karna sesautu itu dapat di kuasai di subjek hukum • – Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu • Hukum (2008:132) yang di maksud objek hukum adalah segala sesuatu yang berada dalam pengaturan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum(manusia dan badan hukum),berdasarkan hak dan kewajiban objek hukum yang bersangkutan. • Contohnya: A meminjam buku kepada B. yang menjadi objek hukum dalam hubungan antara A dan B ialah buku itu serta kekuasaan(Hak). A meminta kembali dari B.buku menjadi objek hukum dari hak kepunyaan A. • Menurut Chainnur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:132-133) Perlu di tegaskan bahwa yang termasuk objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat di manfaatkan oleh subjek hukum secara yuridis(menurut/berdasarkan hukum).Hal itu di sebabkan oleh manfaatnya yang harus di proleh dengan jalan hukum(obyek hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum,yakni segala sesuatu yang dapat di peroleh secara bebas dari alam(benda non ekonomi),seperti angin,cahaya/matahari,air di daerah-daerah pegunungan yang pemanfaatannya tidak di atur oleh hukum.Hal ini tidak termasuk obyek hukum karna benda-benda itu dapat di peroleh tanpa memerlikan pengorbanan sehingga membebaskan subyek hukum dari kewajiban-kewajiban hukum dan pemanfaatannya.
  • 57. • Menurut hukum perdata, benda adalah segala barang dan hak yang dapat di miliki orang(pasal 499 KUHPerdata). Menurut pasl 503 KUHPerdata, beda dapat di bagi sebagai berikut: • benda yang berwujud (Lichamelijhre zaken), yaitu segala sesuatu yang dapat di bagi raba oleh panca indra, seperti : tanah, gedung, rumah, dll. • Benda yang tidak berwujud(onlichamelijke zaken), yaitu segala macam hak, seperti:saham-saham atas kapal laut, hipotek, hak cipta, hak merek, dll. • Selanjutnya menuut pasal 504 KUHPerdata benda juga di bagi sebagai berikut: • benda tak bergerak(onreorende zaken) – Benda tidak bergerak karena sifatnya sendiri yang menggolongkan kedalam golongan itu, misalnya: bangunan, tanam- tanaman, pohon-pohon, dll. – Benda tak bergerak karena tujuannya menggolongkannya ke dalam golongan itu, misalnya: mesin penggiling padi yang di tempatkan di dalam gedung perusahaan penggilingan beras, dll – Benda tidak bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam golongan itu, misalnya: hak hipotek, hak bina usaha, dll – benda bergerak(rorende zaken)
  • 58. • a. benda bergerak karena sifatnya sendiri menggolongkannya ke dalam golongan itu. Misalnya: mobil, meja, buku, dll • b. benda bergerak karena undang-undang menggolongkannya ke dalam golongan itu. Misalnya: hak piutang dan hak gadai.
  • 59. Kuis • 1. Sebutkan macam hak kebendaan, apa beda hak absolut dan hak personlijk dan berikan contohnya! • 2. Apakah semua hak kebendaan dalam KUHPERDATA bisa dijadikan suatu jaminan hutang? Jelaskan dengan dasar hukum