SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  110
MODEL PEMBELAJARAN
 MAMPU MEMAHAMI LANDASAN MODEL
PEMBELAJARAN, PRINSIP
PENGEMBANGAN MODEL, PROSEDUR
PENGEMBANGAN MODEL DAN
MENGIMPLEMENTASIKANNYA UNTUK
MENGEMBANGKAN MODEL/ METODE
PEMBELAJARAN DAN METODE
MEMBACA, MENYIMAK, MENULIS,
BERBICARA
Tugas bisa diemail harsia_abu@yahoo.co.id
Apa model pembelajaran?
 Gunter et al (1990:67) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai langkah-langkah suatu
prosedur yang mengarah pada hasil belajar
secara khusus
 Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pembelajaran.
Konsep Model Pembelajaran
 model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Jadi model pembelajaran cenderung
preskriptif, yang relatif sulit dibedakan
dengan strategi pembelajaran
Landasan
 Pendekatan dalam pembelajaran
 Tujuan pembelajaran dan konsep belajar
 Karakteristik pembelajar
 Teori proses belajar
Prinsip Model Pembelajaran
 Sesuai dengan karakteristik tujuan
 Sesuai dengan karakteristik pembelajar
 Memfasilitasi siswa dalam belajar
 Berisi unsur model pembelajaran secara
jelas
Contoh Model Pembelajaran
 Model pembelajaran observasional
(A = atensi
R = untuk mereproduksi tindakan model, murid
mengkode dan menyimpan dalam memori
sehingga bisa duambil kembali
P = produksi belajar/ berlatih untuk
mereproduksi apa yang dilakukan model
M = motivasi (memotivasi murid untuk
menghasilkan perilaku model – motivasi diri)
Unsur Model Pembelajaran
 Syntax, yaitu langkah-langkah operasional
pembelajaran,
 Social system, adalah suasana dan norma
yang berlaku dalam pembelajaran,
 Principles of reaction, menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespon siswa,
 Support system, segala sarana, bahan, alat,
atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan
 Instructional dan nurturant effects—hasil
belajar yang diperoleh langsung berdasarkan
tujuan yang menjadi sasaran (instructional
effects) dan hasil belajar di luar yang menjadi
sasaran (nurturant effects).
Prosedur Mengembangkan Model
Pembelajaran
Kaji pendekatan
(prinsip )
Strategi
kefektifan
Menentukan fokus
Hsl beljar (langsung/ tdk)
Menentukan
norma/ prinsip/ sarana
Menentukan
sintaks
Pendekatan dan konsep pembelajaran
Konsep Pembelajaran dipengaruhi pendekatan
 Proses perubahan perilaku berdasarkan
rangsangan dari lingkungannya.
 Proses transformasi pengalaman secara
kognitif berdasarkan peran lingkungan dan
perilaku
 Pengaruh yang relatif permanen atas
perilaku, pengetahuan, dan keterampilan
berpikir yang diperoleh melalui pengalaman
 Proses mengkonstruk pengetahuan
4 Pendekatan Pembelajaran
1. Behavioral = belajar adalah meningkatkan
perilaku yang diharapkan, menggunakan
dorongan, pembentukan dan mengurangi
perilaku yang tidak diharapkan
2. Pemrosesan informasi = penekanan bgmn
siswa memproses informasi melalui atensi,
memori, pemikiran, dan proses kognitif
lainnya ( mengolah informasi, memonitor,
dan menyusun strategi/ cara berpikir)
3. Kognitif sosial = penekanan pada hubungan
perilaku, kognitif, dan perilaku (strategi
observasional – metode modelling)
4. Konstruktivis sosial = penekanan pada
kolaborasi dengan orang lain untuk
menghasilkan pengetahuan dan pemahaman
Pendekatan behaviorisme
Strategi Behavioral
 prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau
isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan
meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.
 Ketika guru menggunakan prompt, mereka berasumsi
bahwa murid dapat melakukan perilaku yang diinginkan.
Tetapi, kadang-kadang murid tidak punya kemampuan
untuk melakukannya. Dalam kasus ini diperlukan
shaping (pembentukan)
 Shaping = mengajari perilaku baru dengan memperkuat
perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran
 Behavioral = penekanan pada pengalaman
terutama penguatan dan hukuman sebagai
determinan dari pembelajaran dan perilaku
 Kelemahan pendekatan behavioral kontrol
eksternal dominan
 Direvisi oleh pendekatan kognitif sosial yang
memberi ruang kontrol internal
5 Strategi untuk mengingkatkan
perilaku yang diharapkan
 memilih penguat yang efektif
 membuat penguatan bersifat kontingen dan
tepat waktu
 memilih jadwal penguatan yang terbaik
 mempertimbangkan penggunaan perjanjian
(contracting)
 dan menggunakan penguatan negatif secara
efektif
PENDEKATAN PERILAKU
KOGNITIF
 Membuat murid memonitor, mengelola, dan
mengatur perilaku mereka sendiri (mendorong
murid agar bertang jawab atas perilaku dan
pembelajaran aktif mrk sendri)
 Mengubah miskonsepsi murid, memperkuat
keahlian mereka dalam menangani sesuatu,
meningkatkan kontrol diri, dan mendorong
refleksi diri yang konstruktif. Metode instruksi
diri = membantu murid mengubah apa
anggapan mereka tentang diri mereka sendiri
(berbicara kepada diri sendiri secara positif)
Membaca sastra : memupuk pemahaman
pengalaman kemanusiaan dan kemampuan
berempati
PENDEKATAN KOGNITIF DAN
KOGNITIF SOSIAL
 Pendekatan kognitif menekankan agar murid
memonitor, mengelola, dan mengatur
perilaku mereka sendiri (bukan mengontrol
dari luar)
 Kognitif sosial = penekanan pada interaksi
faktor perilaku, lingkungan, dan orang
(kognitif) sebagai determinan
pembelajara(pembelajaran resiprokal)
Pembelajaran observasional melalui atensi,
retensi, produksi, motivasi)
Model Resiprokal Bandura
P/K
Faktor person
dan kognitif
L
Lingkungan
P
Perilaku
Contoh Model Pembelajaran
Model pembelajaran regulasi diri
1. Menentukan tujuan dan perencanaan
strategis
2. Melaksanakan rencana dan memonitornya
3. Monitoring hasil dan memperbaiki strategi
4. Evaluasi dan monitoring diri
Model pembelajaran resiprokal
 Model resiprokal dalam pembelajaran membaca
 Guru bergantian dengan murid
 Guru menjelaskan/ mendemonstrasikan /
mencontohkan cara menggunakan strategi dalam
memahami suatu teks.
 Murid diminta mendemostrasikan strategi tersebut
 Murid bergantian memimpin diskusi kelompok kecil
 Guru memberi dukungan saat siswa mempelajar.
 Guru secara bertahap mengurangi peran aktifnya
(scaffolding)
Menurut Bandura
 Person = sikap bawaan (introvet-ekstrovet,
tenang-cemas, ramah- jutek
 Kognitif = strategi memahami, pemikiran,
kecerdasan, ekspektasi, keyakinan
 Faktor person ditekankan pada self eficacy
yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa
menguasai situasi dan menghasilkan hal
positif.
 Pembelajaran observasional efektif untuk
mengajar perilaku baru (mengamati model
yang kompeten)
 Retensi akan meningkat jika siswa mengamti
demontrasi dan contoh yang jelas
Jenis modelling berdasarkan
bentuknya
 Modeling langsung
 Modeling simbolik (karakter tokoh cerita)
 Modelling sintetik
 Modelling kognitif (demonstrasi yang
dimodelkan disertai deskripsi verbal dari apa
yang dipikirkan dan dilakukan oleh model di
hadapan siswa
Jenis modelling berdasarkan pelaku
 Model teman sebaya
 Model guru
 Model orangtua
 Model panutan yang dihargai bersama
Proses Asimilasi dan Akomodasi
Hal Baru
(benda, peristiwa, gagasan)
Mencocokkan dengan konsep
yang telah dimiliki
Cocok
Tidak cocok
Penguatan
Asimilasi
Ketidak-seimbangan
(Disbalance)
Akomodasi
Adaptasi (Belajar)
Cocok
transformasi
Keseimbangan
(Balance)
Mengerti
Jalan buntu
(tidak mengerti)
Mutiara-mutiara dalam Teori
pemrosesan informasi
 Peranan pengetahuan/ pengalaman awal
menentukan pemahaman siswa
 Pemahaman bermakna perlu dibuat agar
masuk pada memori jangka panjang
 Pengetahuan dan pengalaman disusun
dalam pikiran manusia dalam bentuk jaringan
(skemata) – skemata isi (tentang apa yang
dibicaran– skemata formal (tentang cara
melakukan sesuatu)
Implikasi – peta konsep (mata pelajaran yang
31
Contoh membuat peta konsep
Pramembaca/
pramenulis
proses
Membaca/
menulis
Pascamembaca/
Pasca
ENCODING
Memasukkan
informasi ke
dalam memori
PENYIMPANAN
Mempertahankan
informasi dari
waktu ke waktu
PENGAMBILAN
Mengambil informasi
dari gudang
pengambilan
Penggalian ide
+ penguatan
Draft 1
Draft 2 +
dukungan
bersama
Pajang/ manfaatkan
Pembelajaran Aktif (Fink)
 Melibatkan pikiran, emosi, fisik
 Siswa sebagai subjek
 Belajar dengan melakukan
 Berorientasi kelompok
 Variasi model disessikan dengan kecerdasan
majemuk
 Multiarah
 Fisik kelas kondusif
 Daya imajinasi, dan fantasi dikembangkan
PEMBELAJARAN AKTIF
 Lebih bermakna
 Pemahaman konsep “tahan lama”
 Interaksi sosial (social interaction)
 Menekankan pada aktivitas hands-on
dan minds-on
 Belajar lebih menyenangkan
 Lahan subur untuk membentuk
karakter siswa
 Kecemasan tinggi mengganggu kemampuan
murid mencapai prestasi
 Strategi relaksasi bisa mengurangi
kecemasan tetapi tidak meningkatkan
prestasi (eccless 1989).
 Strategi membantu murid yang tidak tertarik
(teralineasi) dengan cara mengajar yang
menyenangkan, membangun hubungan
positif, membuat sekolah lebih menarik,
penggunaan mentor yang lebih tua
Asosiasi Pembelajaran Aktif
 Pembelajaran kontekstual (CTL)
 PAKEM/PAIKEM
 Pembelajaran berdasarkan masalah (PBL)
 Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
 CBSA
Pembelajaran Berbasis Proyek
 Mengimplementasikan determinasi personal
(memilih fokus sendiri, merencanakan cara memonitor)
 Proyek sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan
berisi langkah-langkah sehingga menghasilkan “produk”
 Kegiatan dilaksanakan jangka waktu yang relatif lama-
 Produk proyek bermakna bagi siswa (kumpulan puisi,
pementasan cerita, membuat pameran
 Mengapa begini mengapa begitu
 Bagaimana bentuk pekerjaan rumah yang
baik untuk murid kelas rendah?
 Siswa kelas rendah PR yang menimbulkan
kesukaan belajar
 Menambah keterampilan studi
 Tugas pendek dan dapat diselesaikan
dengan cepat
 Jangan buat tugas yang membuat murid
stres dan tegang
 Berguna untuk menambah keterampilan di
 Pekerjaan rumah berkaitan dengan
aktivitas kelas berikutnya agar punya
makna
 Tugas rumah harus fokus (bukan mencari
tema tetapi memilih salah satu tokoh dan
menjelaskan mengapa tokoh bertindak
seperti itu)
 Memberi kesempatan murid melakukan
pekerjaan kreatif dan mendalam
 (bukan menghafal tanggal dan nama perang tetapi
membuat surat fiksional kepada para tentara)
 Tugas kelas tinggi (SMP dan SMA) –murid sekolah
menengah lebih suka bekerja keras setelah sekolah
dan mempelajari keterampilan studi yang baik
 Tugas menantang
 Menuntut siswa mengaplikasikan pengetahuannya
 Sebagai alat melatih tanggung jawab (Santrok , 2004)
 Memberikan pedoman kepada orangtua (cara
membantu)
 Tugas bermakna
 Memantau PR
 Penelitian yang mendukung model
pembelajaran
Kognitif
AFEKTIF, EMOTIF, IMAJINASI
 Mau merespon
 Mau berpartisipasi
 Menjadi nilai yang diinternalisasi
Model untuk KD yang bisa
 Siswa berkelompok mencoba sebisanya
indikator KD, guru menempelkan hasil di
papan tulis dan mengelompokkan hasil
pada kategori tepat, kurang tepat, salah –
guru menempelkan jawaban bandingan –
siswa secara kelompok mengamati dan
menyimpulkan perbedaan dan ciri tiap-tiap
kategori – guru menyimpulkan ciri hasil
yang tepat dan kurang tepat – siswa secara
mandiri mencoba menerapkan langkah
pada wacana yang lain dan dinilai.
Model KD Keterampilan/ terapan
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok –
wakil kelompok diajari guru langkah/ cara
mencapai indikator KD- Siswa wakil
mengajarkan pada anggota kelompoknya –
tiap anggota mencoba menerapkan langkah
mencapai indikator KD - siswa didorong
membuat simpulan langkah menentukan KD
dilakukan untuk guru dan beberapa siswa-
siswa mencoba secara kelompok langkah
yang dilakukan guru– siswa mencoba
individu dengan wacana yang berbeda.
1. Observasi
2. Pembentukan Interpretasi
3. Kontekstualisasi
4. Penguasaan kognitif
5. Kolaborasi
6. Multi-Interpretasi
7. Multi-Manifestasi
Model Konstruksi Informasi
(The Information Construction - ICON)
Pembelajaran
KONTEKSTUAL
 CTL adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari
Contextual Teaching and Learning
(Model Pembelajaran Kontekstual)
 konsep pembelajaran yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa
 mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat
 menjadikan siswa bekerja keras dalam usaha
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru yang dipelajarinya.
STRATEGI CL
(Berdasarkan Center of Occupational Research and Development)
 Mengaitkan
Belajar dalam konteks pengalaman sehari-hari
 Mengalami
Belajar dari pengalaman – melalui explorasi, discovery, dan invention
 Mengaplikasikan
Belajar dengan mengaplikasikan konsep, pengalaman dan kegiatan problem solving
 Bekerja sama
Belajar dalam konteks saling berbagi, merespon, dan berkomunikasi antar pebelajar.
 Mentransfer
Belajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks dan situasi yang baru.
6 ELEMEN KUNCI CTL
(Berdasarkan Laboratorium Pendidikan Wilayah)
 Pembelajaran Bermakna
Pemahaman, relevansi personal dan penilaian yang dikaitkan oleh pebelajar terhadap isi dari
apa yang dipelajari
 Aplikasi Pengetahuan
Kemampuan untuk melihat bagaimana materi yang telah dipelajari dapat digunakan untuk
setting dan fungsi yang berbeda di masa mendatang.
 Cara Pikir yang lebih Tinggi
Pebelajar diharuskan untuk menggunakan pemikiran yang kritis dan kreatif dalam
mengumpulkan data, memahami masalah, atau memecahkan sebuah permasalahan.
 Kurikulum Standar-berkaitan
Isi dari pengajaran berkaitan dengan variasi dan cakupan standar lokal, regional, nasional dan
industri.
 Respon Budaya
Pendidik harus mengerti dan menghormati nilai, kepercayaan dan adat istiadat pebelajar.
 Penilaian otentik
Penggunaan berbagai alat penilaian yang mencerminkan validitas hasil yang diharapkan dari pebelajar.
Prinsip Penerapan CTL
1. Merencanakan pembelajaran
sesuai dg kewajaran
perkembangan mental siswa
2. Membentuk kelompok belajar
yang saling bergantung
3. Menyediakan lingkungan yang
mendukung pembelajaran mandiri
4. Mempertimbangkan keragaman
siswa
5. Memperhatikan multi intelegensi
siswa6. Menggunakan teknik-teknik
bertanya
7. Menerapkan penilaian otentik
KOMPONEN
CTL
Konstruktisme
Menemukan
Inquiry
Pemodelan
Bertanya
Masy belajar
Refleksi
Penilaian otentik
1 Kembangkan
pemikiran bhw siswa
akan belajar lebih
bermakna dg kerja
& temukan sendiri,
mengkonstruksi
sendiri keterampilan
barunya (filosofi)
2 Laksanakan kegiatan
inkuiri untuk capai
kompetensi (inkuiri
sgb strategi)
3 Bertanya sebagai
alat belajar.
Kembangkan sifat
ingin tahu siswa
dengan bertanya
(keahlian dasar)
4 Ciptakan
masyarakat
belajar. Belajar
dalam kelompok
(penciptaan
lingkungan belajar)
5. Tunjukkan model
sebagai contoh
pembelajaran
(benda, guru, siswa
lain, karya inovasi,
dll) (sbg acuan
pencapaian
kompetensi)
6. Lakukan refleksi
pada akhir
pertemuan agar
siswa merasa bhw
hari ini mereka
belajar sesuatu
(langkah akhir)
7 Lakukan penilaian
yang sebenarnya dg
berbagai sumber
dan cara
 Rasakan, raba, Lihat, dengar, Asosiasikan,
Rangkaikan
 Amati, tuliskan, beri pendapat, hubungkan,
kembangkan secara utuh, Penghargaan
untuk semua yang berhasil
 Amati sekitarmu, rumuskan masalah (kalimat
tanya- memertanyakan) - tuliskan apa saja
 Baca, petakan, hubungkan/ cari yang belum
banyak
Menemukan (Inquiry)
 Siklus Inquiry
Observasi
(Observation )
Bertanya
(Questioning)
Mengajukan dugaan
(Hiphotesis)
Pengumpulan Data
(Data gathering)
Penyimpulan
(Conclusion)
 Amati, Tulis, Asosiasikan, Rangkaikan
 Baca, baca, baca, catat proposisi, rumuskan
masalah, simpulkan
 Tema yang berkaitan yang sudah ada/
masalalu, tambahkan, cari sisi lainnya
 Ungkapan yang sudah ada – membuat yang
berbeda
Langkah-langkah kegiatan
menemukan (Inquiry)
 Merumuskan masalah
 Mengamati atau melakukan observasi
 Menganalisis dan menyajikan hasil dalam
tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan
karya lainnya
 Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil
karya pada pembaca, teman sekelas, guru,
atau audien yang lain
Model Tradisional Model Contekstual
PERAN
GURU
Pentransmisi
Pengetahuan
Fasilitator, koordinator
atau pembimbing untuk
menemukan,
mengembangkan dan
mengaplikasikan
pengetahuan
PERAN
SISWA
Penerima pasif
pengetahuan dan
informasi melalui
ceramah atau teks
bacaan
Terlibat aktif dalam
proses pembelajaran;
siswa membangun
pengetahuan melalui
kegiatan lingkungan kerja
aktual
ALIR PEDAGOGI PENGEMBANGAN KONSEP
DALAM CONTEXTUAL LEARNING
Observasi dan
Diskusi
Kegiatan yang
Berkaitan
Pengenalan
konsep
Experimen
Pengembangan
Konsep
Aplikasi
Konsep.
Masalah /
Pertanyaan
Kontrak Belajar 081252670462
ha Usahakan tepat waktu
 Minimal 80% hadir
 Membuat respon (mencari informasi
lanjutan)
 Toleransi waktu 10 menit
 Usahakan menyerahkan tugas tepat waktu
 Penggantian waktu kuliah kesepakatan
dosen dan mahasiswa (ketua tingkat) – harus
bisa diikuti semua mahasiswa (Syukri )
 Jika tidak masuk cukup sms (dosen)
 Kami mengingat mereka yang
membutuhkan (murid didorong mengingat
yang menderita, terluka, anggota tim
penyelamat, anggota keluarga/ teman
korban
 Kami ingin membantu
 Kami menunjukkan dukungan
 Kami ingin mengambil hikmah
 Kami ingin menghargai diversitas
 Membantu murid merayakan kebahagiaan
 Metode regulasi diri = memunculkan dan memonitor
sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai
suatu tujuan (tujuan akademik, sosioemosional)
Tujuan emosional – mengontrol kemarahan, belajar
akrap dengan teman sebaya.
Ciri pembelajar regulasi diri (1) memperluas pengetahuan
dan menjaga motivasi, menyadari keadaan emosi dan
punya strategi untuk mengatasinya, (3) secara periodik
memonitor kemajuan, (4) menyesuaikan strategi
berdasarkan hasil monitor, (5) mengevaluasi halangan
yang mungkin muncul dengan adaptasi yang diperlukan
Strategi peningkatan self eficacy
 self eficacy = keyakinan bahwa seseorang
bisa menguasai situasi dan menghasilkan hal
positif (motivasi ut menguasai/ mot intrinsik)
 Self eficacy penting mempengaruhi prestasi
murid. Murid dengan self eficacy tinggi setuju
saya mampu menguasai/ mengerjakan,
tekun, mau mengerjakan tugas sulit. Self
eficacy rendah menghindari banyak tugas
belajar (khususnya yang menantang dan
sulit)
Lembaran monitoring waktu studi
Tgl Tugas Wkt
mulai
Selesai Konteks studi
(dimana, dengan
siapa, gangguan
yang terjadi
Self eficacy
1 = tidak
percaya diri
2= cukup
percaya diri
3 = sangat
percaya diri
Penguatan diri sendiri dengan
pengamatan model
 Penggunaan penguatan tidak selalu
dibutuhkan. Jika murid tidak memproduksi
perilaku yang diharapkan, perlu tiga jenis
penguat (1) memberi imbalan pada model
yang diamati, (2) memberi imbalan pada
murid, dan (3) meminta murid membuat
pernyataan untuk memperkuat diri sendiri
dan self asessment
Empat proses kognitif untuk motivasi
1. Teori Atribusi = dalam usaha murid untuk
memahami kinerja sendiri mereka termotivasi
ut menemukan sebab-sebab yang mendasari
Penyebab kesuksesan/ kegagalan = kemampuan,
usaha, tingkat kesulitan tugas, keberuntungan, suasana
hati, bantuan/rintangan dari orang lain
Tiga dimensi atribusi kausal = lokus (persepsi murid ttg
sebab kegagalan/ kesksesan bersifat eksternal/ internal,
stabilitas sebab, sejauh mana dapat mengontrol sebab
2. Motivasi menguasai keahlian (mastery)
Dua tipe murid: orientasi ut menguasai dan
orientasi tak berdaya
3. Perencanaan tujuan, perencanaan, dan
monitoring diri. Mis: Pembelajaran regulasi
diri dg penentuan tujuan, perencanaan, dan
monitoring diri untuk mencapai tujuan.
menentukan tujuan jangka pendek yang
spesifik , menantang, dan realistis (sesuai
kemamp optimal). Mendorong cara murid
mencapai tujuan scr benar
4. Self eficacy
Strategi meningkatkan Self eficacy dalam
pendekatan Kognitif Sosial
1. Ajarkan strategi spesifik (menyusun garis besar,
ringkasan) yang dapat memampuan untuk fokus pada
tugas murid
2. Dukungan positif dari guru, orangtua, lingkungan
3. Modelling dari orang dewasa/ sebaya (murid yang
selesai mengerjakan menjelaskan kepada teman lain)
4. Self eficacy dan prestasi akan meningkat jika murid
menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik ,
menantang, dan realistis (sesuai kemamp optimal)
5. Kombinasikan strategi training dan tujuan.
6. Beri umpan balik pada murid ttg bagaimana strategi
beljr berhub dg kinerjanya
Pendekatan pemrosesan informasi
 Proses mengolah informasi, memonitornya,
dan menyusun strategi berkenaan dengan
informasi tersebut (proses memori dan
proses berpikir)
 Murid secara bertahap mengembangkan
kapasitas untuk memproses informasi dan
secara bertahap pula mendapatkan
pengetahuan dan keahlian secara kompleks
PENDEKATAN PEMROSESAN
INFORMASI
 KESADARAN DIRI MURID DAPAT
MEMAMPUKAN MEREKA UNTUK
BERADAPTASI DAN MENGELOLA
STRATEGI DALAM BERPIKIR/
MEMECAHKAN MASALAH
 MURID MENGGUNAKAN PENGETAHUAN
DAN STRATEGI YANG MEREKA PELAJARI
UNTUK MENYESUAIKAN RESPON PADA
SITUASI PEMBELAJARAN BARU
Bagaimana merepresentasikan
informasi dalam memori
 Teori jaringan = informasi pada memori diorganisasikan
dan dihubungkan (pengambilan informasi melibatkan
fakta spesifik)
 Teori skema = rekonstruksi informasi disesuaikan
dengan informasi yang sudah ada di benak siswa
(skema = informasi konsep, pengetahuan kejadian yang
sudah eksis dalam pikiran seseorang). Skema ini
mempengaruhi cara kita menyambil informasi dan
memahaminya.
PENDEKATAN PEMROSESAN
INFORMASI
 ENCODING = PROSES MEMASUKKAN INFORMASI
KE DALAM MEMORI (MENYANDIKAN INFORMASI
YANG RELEVAN DAN MENGABAIKAN INFORMASI
YANG TIDAK RELEVAN)
 MEMORI = RETENSI INFORMASI (BAGAIMANA
INFORMASI DISIMPAN SETELAH DISANDIKAN/
BAGAIMANA SISWA MENYUSUN MEMORI)
 AGAR MEMORI BEKERJA MURID HARUS
MENGAMBIL INFORMASI, MENYIMPANNYA, DAN
KEMUDIAN MENGAMBILNYA KEMBALI UNTUK
SUATU TUJUAN
 Ada 6 konsep yang berhubungan dengan
enkoding yaitu atensi, pengulangan,
pemrosesan mendalam, elaborasi,
mengkontruksi citra, dan penataan.
 Untuk mengawali proses enkoding murid
harus memperhatikan informasi. Atensi
adalah mengkonsentrasikan sunber daya
mental. Atensi bersifat selektif karena sumber
daya otak terbatas.Siswa SD butuh bantuan
untuk memperhatikan dimensi yang relevan
daripada yang menonjol
Strategi menghasilkan memori yang
baik
 Repetisi = informasi perlu diulang agar
informsi lebih lama berada di memori
 Mengkontruksi secara bermakna bisa
mengingat lebih lama (pengulangan tidak
dapat bekerja baik jika berupa pengulangan
tanpa makna)
 Pemrosesan yang mendalam bisa
menghasilkan memori yang baik.
Kapal -- level dangkal memperhatikan huruf
Level menengah memikirkan karakteristik
kata (seperti kadal) dan level mendalam
informasi diproses secara semantik
(memikirkan kapan terakhir naik kapal)
Elaborasi = ekstensivitas pemrosesan
informasi Murid perlu menggunakan
elaborasi agar memori terbantu. Mencari
contoh dan bukan contoh dari kehidupan
lingkunagn dan diri sendiri adalah cara
terbaik untuk mengelaborasi informasi dari
 Mengkontruksi citra = elaborasi informasi
(disimpan sebagai kode verbal atau kode
citra). Mengingat kalimat lebih mudah
dilupakan daripada membuat gambaran di
dalam benak untuk setiap kalimat.
 Penataan = jika murid menata informasi
ketika menyandikan maka
Chunking = strategi penataan dengan
mengelompokkan atau mengepak informasi
menjadi unit-unit
Penyimpanan
 Memori sensoris = mempertahankan
informasi beberapa detik (bertahan sesaat
sehingga siswa informasi sensoris yang
penting)
 Memori jangka pendek = sekitar 30 detik
kecuali jika diulangi atau diproses lebih lanjut
 Memori jangka panjang = periode lama dan
waktu tak terbatas ( memori
deklaratifpengingatan kembali secara sadar –
duduk dan merenungkan pengalamannya)
 Memori episodik = kapan, dimana suatu
peristiwa terjadi
 Memori semantik = pengetahuan umum
murid tentang dunia
 Bagaimana mempresentasikan memori
Teori jaringan
Teori skema
Memori Jangka Panjang
Memori SemantikMemori episodik
Deklaratif (Eksplisit) Prosedural (implisit)
Mengambil informasi kembali
 Efek posisi serial = orang lebih mudah mengingat item yang ada di
awal dan di akhir dari suatu daftar (lebih mengingat pelajaran jumat
daripada rabu) pad minggu berikutnya
 Semakin banyak siswa melakukan elaborasi dalam menyandikan
informasi semakin baik mereka dalam mengingat informasi
(spesifitas penyandian) Asosiasi yang dibentuk dalam penyandian,
cenderung efektif untuk pengambilan kembali)
 Teori interferensi halangan informasi lain dalam mengambil kembali
(perlu menggunakan regency effect = item yang terakhir yang
mudah diingat)
 Memori yang memiliki kaitan emosional bertahan
MODEL PEMBELAJARAN
DENGAN SIKLUS BELAJAR
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang
luas tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan mengeksplorasi berbagai
sumber belajar
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta
didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
ELABORASI
memfasilitasi peserta didik untuk mengkaji lebih lanjut
informasi yang ditemukan pada tahap eksplorasi
memberi kesempatan untuk berpikir, menga­nalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok dan menyajikan hasilnya
KONFIRMASI
 memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap apa yang dihasilkan siswa
melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan,
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Pembelajaran Abad ke -20
Berpusat pada guru
Instruksi langsung
Menekankan Pengetahuan
Berorientasi pada Isi
Berkaitan dengan Ketrampilan dasar
Penekanan pada Teori
Akademik
Individual
Berlangsung di Ruang kelas
Penilaian sumatif
Belajar demi sekolah
Pembelajaran abad ke-21
Berpusat pada guru
Pembelajaran langsung
Menekankan Pengetahuan
Berorientasi pada Isi/materi
Berkaitan dengan Ketrampilan dasar
Penekanan pada Teori
Akademik
Individual
Berlangsung di Ruang kelas
Penilaian sumatif
Belajar demi sekolah
Berpusat pada siswa
Pembelajaran kolaboratif
Menekankan ketrampilan
Berorientasi pada proses
Berpikir tingkat tinggi
Menekankan Praktik
Life Skills
Kelompok
Berlangsung dalam komunitas
Penilaian formatif
Belajar demi hidup
A BetterA Better BalanceBalance
PENDEKATAN Konstruktivisme
(Constructivism)
 Belajar adalah proses pencarian makna. Oleh
karena itu, belajar harus dimulai di seputar
persoalan yang maknanya sedang secara aktif
dicoba dikonstruksikan oleh siswa.
 Makna menuntut pemahaman keseluruhan
maupun bagian­bagiannya. Dan bagian­bagian
harus dipahami dalam konteks keseluruhan.
Oleh karena itu, proses belajar difokuskan pada
pemahaman konsep primer, bukan pada fakta­
fakta yang terpisah­pisah.
Konstruktivisme
 Pembelajaran difokuskan pada upaya
membuat hubungan antar berbagai fakta dan
mendorong terjadinya pemahaman baru
pada diri siswa.
 Strategi pembelajaran disesuaikan dengan
respon siswa dan siswa didorong untuk
menganalisis, menginterpretasi dan
memprediksi informasi.
 Guru banyak mengandalkan open-ended
questions dan mendorong terjadinya
banyak dialog di antara siswa.
Konstruktivisme
 Siswa harus mengkonstruksikan
pengetahuannya dan memberi
makna melalui pengalaman nyata.
 Struktur pengetahuan
dikembangkan dalam otak melalui
dua cara, yaitu proses asimilasi
atau akomodasi.
Konstruktivisme Piaget ke Vigotsky
 Murid mengkonstruksi pengetahuan dengan
mentransformasikan, mengorganisasikan,
dan mereorganisasikan pengetahuan dengan
informasi sebelumnya
 Murid mengkonstruksi pengetahuan melalui
interaksi sosial dengan orang lain. Isi
pengetahuan dipengaruhi kultur dimana
murid tinggal (bahasa, keyakinan, keahlian/
keterampilan)
Dukungan guru
 Piaget dan vigotsky= guru sebagai fasilitator
 Piaget : guru seharusnya memberi dukungan
mengeksplorasi dan mengembangkan
pemahaman
 Vigotsky: guru harus menciptakan banyak
kesempatan untuk belajar dengan guru,
teman sebaya dalam mengkonstruksi
pengetahuan bersama.
 Menekankan pentingnya kultur dalam
pembelajaran, situasi sosial/ sekitar
Mutiara-mutiara Konstruktivisme
sosial
 Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa
 Pemikiran diletakkan dalam konteks sosial dan fisik
bukan pada pikiran
 Menciptakan pembelajaran semirip situasi riil
 Makna kolaboratif penting (pengetahuan dibangun
bersama)
 guru memantau perspektif, pemikiran, dan perasaan
murid
 Guru dan murid saling belajar dan mengajar
 Kurikulum dan isi mencerminkan minat dan kultur
mereka
 Apa yang dapat dilakukan sendiri =
perkembangan aktual anak
 Apa yang dapat dilakukan hanya dengan
pertolongan orang lain = perkembangan
potensial
 ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT
TUGAS DALAM ZONE INI TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN SENDIRI OLEH SISWA
Guru dan teman member konstribusi
bersama
1. Scaffolding= bantuan jika dibutuhkan/ disesuaikan –
guru/ teman sebaya erkolaboratif membantu siswa
belajar (beri dukungan dengan jumlah yang sesuai,
jangan lakukan apa yang bisa dilakukan siswa sendiri,
monitor dan beri dukungan dan bantuan yang
dibutuhkan)
2. Pelatihan Kognitif = pakar memperluas dan mendukung
– guru memberi contoh­ teman lain membantu
melaksanakan tugas­ mendorong murid untuk
melakukan secara mandiri (guru memonitor kapan siap
diajak ke langkah berikutnya­ respon tidak ada
pemahaman akan diulang/ dirumuskan kembali
3. Tutoring = pelatihan kognitif antara pakar
dengan pemula (siswa yang lebih pandai
dengan siswa lain, orang dewasa/ pakar
dengan siswa). Tutoring individual efektif
dalam kelas heterogen –membantu yang
kurang pandai
a. Mentor/ pembantu kelas = cari orang pada
komunitas yang punya keahlian – tatap muka
satu per satu untuk murid yang kesulitan
belajar membaca
b. Tutor sebaya = lintas usia atau sebaya.
Model bermanfaat baik bagi tutor maupun
teman yang dibantu
4. Kooperatif (berpasangan/ kelompok) –
kerjasama dan ketergantungan kelompok
harus ada antarkomunitas sekolah
Penghargaan kelompok, individu dimintai
pertanggungjawaban dan diperlukan metode
mengevaluasi individu. Motivasi dalam
kelompok, memperbesar ketergantungan
kelompok,
 Kerjasama kelas, antarkelas, kerjasama
sekolah, sekolah­orangtua, sekolah
lingkungan
 Menyusun kelompok –heterogen
kemampuan, heterogen etnis, team building,
 Memberi peran yang berbeda agar lancar–
pendorong, pemuji, penjaga, pelatih,
pemimpin pertanyaan, pengecek, penguasa
tugas, pencatat/peringkas, pemikir, kapten
tenang, monitor bahan (suplier)
Dalam pandangan konstruktivisme “strategi
memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan
“seberapa banyak” siswa memperoleh dan
mengingat pengetahuan.
Tugas Guru adalah memfasilitasi dengan:
1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan
relevan bagi siswa
2. Memberi kesempatan siswa menemukan
dan menerapkan idenya sendiri
3. Menyadarkan siswa agar menerapkan
strategi mereka sendiri dalam belajar
Mengapa Konstruktivisme?
 Lebih bermakna
 Pembelajaran tidak sia-sia
 Interaksi sosial (social interaction)
 Membuat masuk akal (sense making)
 Pengetahuan dikonstruksikan dari
pengalaman
 Menekankan pada aktivitas hands-on
dan minds-on
• Mengajukan masalah-masalah yang relevan
dengan siswa
• Struktur pembelajaran berkisar pada
konsep-konsep utama.
• Mencari dan menilai pemikiran siswa
• Menyesuaikan kurikulum dengan pemikiran
dan perkembangan siswa
• Menilai proses belajar siswa dalam konteks
pengajaran
PRINSIP-PRINSIP IMPLEMENTASI
KONSTRUKTIVISME DI DALAM
KELAS
1. Siklus pembelajaran
 Guru mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan dan hipotesis dari tugas materi.
 Guru fokus pada pertanyaan siswa dan
membantu mereka membuat hipotesis dan
desain eksperimen.
 Aplikasi konsep
Tiga Model Desain Konstruktivis
• Mengembangkan sebuah situasi bagi siswa untuk
menjelaskan proses pemilihan pengelompokan materi dan
siswa.
• Membangun sebuah jembatan antara apa yang sudah
diketahui siswa dan apa yang akan mereka pelajari
• Mengantisipasi pertanyan dengan bertanya dan menjawab
tanpa memberikan penjelasan
• Mendorong siswa untuk menunukkan catatan pemikiran
mereka dengan saling berbagai sesama siswa.
• Mengumpulkan refleksi siswa tentang apa yang mereka
pelajari
2. Pembelajaran Konstruktivis oleh George W.
Gagnon Jr., and Michelle Collay
Problem-based Learning – melibatkan pebelajar dalam investigasi
pemecahan masalah yang mengintegrasikan kemampuan dan
konsep dari berbagai bidang (Moffitt 2001)
Cooperative Learning – mengorganisasikan pembelajaran dengan
menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama
untuk mencapai tujuan pembelajaran (Holubec 2001)
Project-based Learning – menekankan pada konsep­konsep utama
dan prinsip­prinsip disiplin, melibatkan siswa dalam investigasi
penyelesaian masalah dan tugas­tugas lain (Buck Institute for
Education 2001)
Service Learning – memberikan aplikasi praktis dari pengetahuan
dan keterampilan yang baru diperoleh yang dibutuhkan dalam
masyarakat melalui projek dan berbagai kegiatan (Mc­Pherson 2001)
Work-based Learning – tempat kerja, modifikasi serupa tempat
kerja, dan kegiatan diintegrasikan dengan isi kelas (Smith 2001)
BEBERAPA STRATEGI
untuk MENGIMPLEMENTASIKAN CL

Contenu connexe

Tendances

Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Nini Ibrahim01
 
Tematik sd jadi (1)
Tematik sd jadi (1)Tematik sd jadi (1)
Tematik sd jadi (1)Rama Dhani
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppAndi Saputro
 
Pendekatan scientific des 2016
Pendekatan scientific  des  2016Pendekatan scientific  des  2016
Pendekatan scientific des 2016sadirun
 
Model pembelajaran tematik sd kelas i iii
Model pembelajaran tematik sd kelas i   iiiModel pembelajaran tematik sd kelas i   iii
Model pembelajaran tematik sd kelas i iiiRiyantiAnandita
 
Kbk 2004 edited 2016
Kbk 2004 edited 2016Kbk 2004 edited 2016
Kbk 2004 edited 2016sadirun
 
Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranPengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranNini Ibrahim01
 
3. pengemb silabus
3. pengemb silabus3. pengemb silabus
3. pengemb silabusAnwar Sanusi
 
Penyusunan rpp pakem
Penyusunan rpp pakemPenyusunan rpp pakem
Penyusunan rpp pakemImam Mawardi
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadunani nurnaeni
 
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniSuraya Atika
 
Kurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 ProduktifKurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 ProduktifAndi Saputro
 
Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematikFelix Baskara
 
Model tematik sd
Model tematik sdModel tematik sd
Model tematik sdwahidinnoor
 
Pembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematikPembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematiktsamarul_hizbi
 
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomiSofyan Saputra
 
Perkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ict
Perkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ictPerkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ict
Perkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ictAna Solehah
 
Panduan penyusunan rpp revisi 2017
Panduan penyusunan rpp revisi 2017Panduan penyusunan rpp revisi 2017
Panduan penyusunan rpp revisi 2017dini rahmawati
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaAbdul Jamil
 

Tendances (19)

Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
 
Tematik sd jadi (1)
Tematik sd jadi (1)Tematik sd jadi (1)
Tematik sd jadi (1)
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
 
Pendekatan scientific des 2016
Pendekatan scientific  des  2016Pendekatan scientific  des  2016
Pendekatan scientific des 2016
 
Model pembelajaran tematik sd kelas i iii
Model pembelajaran tematik sd kelas i   iiiModel pembelajaran tematik sd kelas i   iii
Model pembelajaran tematik sd kelas i iii
 
Kbk 2004 edited 2016
Kbk 2004 edited 2016Kbk 2004 edited 2016
Kbk 2004 edited 2016
 
Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranPengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
Pengembangan Tujuan dan Materi Pembelajaran
 
3. pengemb silabus
3. pengemb silabus3. pengemb silabus
3. pengemb silabus
 
Penyusunan rpp pakem
Penyusunan rpp pakemPenyusunan rpp pakem
Penyusunan rpp pakem
 
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpaduPembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu
 
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia diniPerencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
Perencanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini
 
Kurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 ProduktifKurikulum 2013 Produktif
Kurikulum 2013 Produktif
 
Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematik
 
Model tematik sd
Model tematik sdModel tematik sd
Model tematik sd
 
Pembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematikPembelajaran terpadu-dan-tematik
Pembelajaran terpadu-dan-tematik
 
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
Perkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ict
Perkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ictPerkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ict
Perkembangan resos pembelajaran berasaskan teknologi ict
 
Panduan penyusunan rpp revisi 2017
Panduan penyusunan rpp revisi 2017Panduan penyusunan rpp revisi 2017
Panduan penyusunan rpp revisi 2017
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
 

En vedette

En vedette (9)

Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan KelasPenelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelasPenelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas
 
Pendampingan Kurikulum 2013
Pendampingan Kurikulum 2013Pendampingan Kurikulum 2013
Pendampingan Kurikulum 2013
 
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
PPT KONSEP DASAR PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)
 
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. SugiyonoPELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
PELAKSANAAN PENELITIAN KUANTITATIF- Prof. Dr. Sugiyono
 
PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)
 
Peta konsep ptk
Peta konsep ptkPeta konsep ptk
Peta konsep ptk
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Presentasi ptk
Presentasi ptkPresentasi ptk
Presentasi ptk
 

Similaire à Contextual learning (indonesian version) copy

Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranFKIP UHO
 
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranFKIP UHO
 
Pemilihan media dr int
Pemilihan media dr intPemilihan media dr int
Pemilihan media dr intmardyansofian
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaranMODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaranDino414929
 
Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)Fadhli Khan
 
Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103Zue Layhar
 
Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103Zue Layhar
 
Ilmu pendidikan baru
Ilmu pendidikan baruIlmu pendidikan baru
Ilmu pendidikan baruhilwi
 
Tugas makalah Andi
Tugas makalah AndiTugas makalah Andi
Tugas makalah Andianirsu
 
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptxPPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptxicanamis
 
Model pembelajaran sosial & personal
Model pembelajaran sosial & personalModel pembelajaran sosial & personal
Model pembelajaran sosial & personalfiro HAR
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaNIKAPUTRIMUSTIKADEVI
 

Similaire à Contextual learning (indonesian version) copy (20)

Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
 
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaranKegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
 
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan PembelajaranKegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
 
Pemilihan media dr int
Pemilihan media dr intPemilihan media dr int
Pemilihan media dr int
 
Model Pembelajaran Paikem
Model Pembelajaran PaikemModel Pembelajaran Paikem
Model Pembelajaran Paikem
 
Paikem
PaikemPaikem
Paikem
 
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaranMODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF dalam proses pembelajaran
 
Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)Kegiatan pembelajaran (7)
Kegiatan pembelajaran (7)
 
Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103
 
Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103Strategi pengajaran edu3103
Strategi pengajaran edu3103
 
Ilmu pendidikan baru
Ilmu pendidikan baruIlmu pendidikan baru
Ilmu pendidikan baru
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Tugas makalah Andi
Tugas makalah AndiTugas makalah Andi
Tugas makalah Andi
 
Teaching strategy
Teaching strategyTeaching strategy
Teaching strategy
 
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptxPPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
PPT Belajar dan Pembelajaran Matematika Sekolah.pptx
 
strategi belajara mengajar
strategi belajara mengajarstrategi belajara mengajar
strategi belajara mengajar
 
Slide pertemuan ke 2
Slide pertemuan ke 2Slide pertemuan ke 2
Slide pertemuan ke 2
 
Model pembelajaran sosial & personal
Model pembelajaran sosial & personalModel pembelajaran sosial & personal
Model pembelajaran sosial & personal
 
Model interaksi sosial dan Model pemrosesan informasi
Model interaksi sosial dan Model pemrosesan informasiModel interaksi sosial dan Model pemrosesan informasi
Model interaksi sosial dan Model pemrosesan informasi
 
Tugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nikaTugas uas teknologi pendidikan nika
Tugas uas teknologi pendidikan nika
 

Plus de Eniphh Abah Muniph (20)

Topik
TopikTopik
Topik
 
Presentation kelompok 9
Presentation kelompok 9Presentation kelompok 9
Presentation kelompok 9
 
Presentasi jurnalistik
Presentasi jurnalistikPresentasi jurnalistik
Presentasi jurnalistik
 
Aa model pembelajaran
Aa model pembelajaranAa model pembelajaran
Aa model pembelajaran
 
Model model pembl dd
Model model pembl ddModel model pembl dd
Model model pembl dd
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Pengertian tentang makna & teori pendekatannya
Pengertian tentang makna & teori pendekatannyaPengertian tentang makna & teori pendekatannya
Pengertian tentang makna & teori pendekatannya
 
Fungsi sintaksis
Fungsi sintaksisFungsi sintaksis
Fungsi sintaksis
 
Diadik kel.3
Diadik kel.3Diadik kel.3
Diadik kel.3
 
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
Kuliah pra pasca proses manajemen pendidikan 2012
 
Manajemen perubahan baru
Manajemen perubahan  baruManajemen perubahan  baru
Manajemen perubahan baru
 
Apresiasi puisi
Apresiasi puisiApresiasi puisi
Apresiasi puisi
 
Wawasan nusantara
Wawasan nusantaraWawasan nusantara
Wawasan nusantara
 
Pendekatan sosiologi
Pendekatan sosiologiPendekatan sosiologi
Pendekatan sosiologi
 
Pendekatan mimetis kel 1
Pendekatan mimetis kel 1Pendekatan mimetis kel 1
Pendekatan mimetis kel 1
 
Pendekatan moral
Pendekatan moralPendekatan moral
Pendekatan moral
 
Think pair-share fix
Think pair-share fixThink pair-share fix
Think pair-share fix
 
Presentasi stad
Presentasi stadPresentasi stad
Presentasi stad
 
Nht 2
Nht 2Nht 2
Nht 2
 
Model pembelajaran kelompok tgt
Model pembelajaran kelompok tgtModel pembelajaran kelompok tgt
Model pembelajaran kelompok tgt
 

Contextual learning (indonesian version) copy

  • 1. MODEL PEMBELAJARAN  MAMPU MEMAHAMI LANDASAN MODEL PEMBELAJARAN, PRINSIP PENGEMBANGAN MODEL, PROSEDUR PENGEMBANGAN MODEL DAN MENGIMPLEMENTASIKANNYA UNTUK MENGEMBANGKAN MODEL/ METODE PEMBELAJARAN DAN METODE MEMBACA, MENYIMAK, MENULIS, BERBICARA
  • 2. Tugas bisa diemail harsia_abu@yahoo.co.id
  • 3. Apa model pembelajaran?  Gunter et al (1990:67) mendefinisikan model pembelajaran sebagai langkah-langkah suatu prosedur yang mengarah pada hasil belajar secara khusus  Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
  • 4. Konsep Model Pembelajaran  model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran
  • 5. Landasan  Pendekatan dalam pembelajaran  Tujuan pembelajaran dan konsep belajar  Karakteristik pembelajar  Teori proses belajar
  • 6. Prinsip Model Pembelajaran  Sesuai dengan karakteristik tujuan  Sesuai dengan karakteristik pembelajar  Memfasilitasi siswa dalam belajar  Berisi unsur model pembelajaran secara jelas
  • 7.
  • 8.
  • 9. Contoh Model Pembelajaran  Model pembelajaran observasional (A = atensi R = untuk mereproduksi tindakan model, murid mengkode dan menyimpan dalam memori sehingga bisa duambil kembali P = produksi belajar/ berlatih untuk mereproduksi apa yang dilakukan model M = motivasi (memotivasi murid untuk menghasilkan perilaku model – motivasi diri)
  • 10. Unsur Model Pembelajaran  Syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran,  Social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran,  Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa,
  • 11.  Support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan  Instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang menjadi sasaran (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang menjadi sasaran (nurturant effects).
  • 12. Prosedur Mengembangkan Model Pembelajaran Kaji pendekatan (prinsip ) Strategi kefektifan Menentukan fokus Hsl beljar (langsung/ tdk) Menentukan norma/ prinsip/ sarana Menentukan sintaks
  • 13. Pendekatan dan konsep pembelajaran Konsep Pembelajaran dipengaruhi pendekatan  Proses perubahan perilaku berdasarkan rangsangan dari lingkungannya.  Proses transformasi pengalaman secara kognitif berdasarkan peran lingkungan dan perilaku  Pengaruh yang relatif permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman  Proses mengkonstruk pengetahuan
  • 14. 4 Pendekatan Pembelajaran 1. Behavioral = belajar adalah meningkatkan perilaku yang diharapkan, menggunakan dorongan, pembentukan dan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan 2. Pemrosesan informasi = penekanan bgmn siswa memproses informasi melalui atensi, memori, pemikiran, dan proses kognitif lainnya ( mengolah informasi, memonitor, dan menyusun strategi/ cara berpikir)
  • 15. 3. Kognitif sosial = penekanan pada hubungan perilaku, kognitif, dan perilaku (strategi observasional – metode modelling) 4. Konstruktivis sosial = penekanan pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman
  • 16. Pendekatan behaviorisme Strategi Behavioral  prompt (dorongan) adalah stimulus tambahan atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi.  Ketika guru menggunakan prompt, mereka berasumsi bahwa murid dapat melakukan perilaku yang diinginkan. Tetapi, kadang-kadang murid tidak punya kemampuan untuk melakukannya. Dalam kasus ini diperlukan shaping (pembentukan)  Shaping = mengajari perilaku baru dengan memperkuat perilaku yang mirip dengan perilaku sasaran
  • 17.  Behavioral = penekanan pada pengalaman terutama penguatan dan hukuman sebagai determinan dari pembelajaran dan perilaku  Kelemahan pendekatan behavioral kontrol eksternal dominan  Direvisi oleh pendekatan kognitif sosial yang memberi ruang kontrol internal
  • 18. 5 Strategi untuk mengingkatkan perilaku yang diharapkan  memilih penguat yang efektif  membuat penguatan bersifat kontingen dan tepat waktu  memilih jadwal penguatan yang terbaik  mempertimbangkan penggunaan perjanjian (contracting)  dan menggunakan penguatan negatif secara efektif
  • 19. PENDEKATAN PERILAKU KOGNITIF  Membuat murid memonitor, mengelola, dan mengatur perilaku mereka sendiri (mendorong murid agar bertang jawab atas perilaku dan pembelajaran aktif mrk sendri)  Mengubah miskonsepsi murid, memperkuat keahlian mereka dalam menangani sesuatu, meningkatkan kontrol diri, dan mendorong refleksi diri yang konstruktif. Metode instruksi diri = membantu murid mengubah apa anggapan mereka tentang diri mereka sendiri (berbicara kepada diri sendiri secara positif)
  • 20. Membaca sastra : memupuk pemahaman pengalaman kemanusiaan dan kemampuan berempati
  • 21. PENDEKATAN KOGNITIF DAN KOGNITIF SOSIAL  Pendekatan kognitif menekankan agar murid memonitor, mengelola, dan mengatur perilaku mereka sendiri (bukan mengontrol dari luar)  Kognitif sosial = penekanan pada interaksi faktor perilaku, lingkungan, dan orang (kognitif) sebagai determinan pembelajara(pembelajaran resiprokal) Pembelajaran observasional melalui atensi, retensi, produksi, motivasi)
  • 22. Model Resiprokal Bandura P/K Faktor person dan kognitif L Lingkungan P Perilaku
  • 23. Contoh Model Pembelajaran Model pembelajaran regulasi diri 1. Menentukan tujuan dan perencanaan strategis 2. Melaksanakan rencana dan memonitornya 3. Monitoring hasil dan memperbaiki strategi 4. Evaluasi dan monitoring diri
  • 24. Model pembelajaran resiprokal  Model resiprokal dalam pembelajaran membaca  Guru bergantian dengan murid  Guru menjelaskan/ mendemonstrasikan / mencontohkan cara menggunakan strategi dalam memahami suatu teks.  Murid diminta mendemostrasikan strategi tersebut  Murid bergantian memimpin diskusi kelompok kecil  Guru memberi dukungan saat siswa mempelajar.  Guru secara bertahap mengurangi peran aktifnya (scaffolding)
  • 25. Menurut Bandura  Person = sikap bawaan (introvet-ekstrovet, tenang-cemas, ramah- jutek  Kognitif = strategi memahami, pemikiran, kecerdasan, ekspektasi, keyakinan  Faktor person ditekankan pada self eficacy yaitu keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hal positif.
  • 26.  Pembelajaran observasional efektif untuk mengajar perilaku baru (mengamati model yang kompeten)  Retensi akan meningkat jika siswa mengamti demontrasi dan contoh yang jelas
  • 27. Jenis modelling berdasarkan bentuknya  Modeling langsung  Modeling simbolik (karakter tokoh cerita)  Modelling sintetik  Modelling kognitif (demonstrasi yang dimodelkan disertai deskripsi verbal dari apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh model di hadapan siswa
  • 28. Jenis modelling berdasarkan pelaku  Model teman sebaya  Model guru  Model orangtua  Model panutan yang dihargai bersama
  • 29. Proses Asimilasi dan Akomodasi Hal Baru (benda, peristiwa, gagasan) Mencocokkan dengan konsep yang telah dimiliki Cocok Tidak cocok Penguatan Asimilasi Ketidak-seimbangan (Disbalance) Akomodasi Adaptasi (Belajar) Cocok transformasi Keseimbangan (Balance) Mengerti Jalan buntu (tidak mengerti)
  • 30. Mutiara-mutiara dalam Teori pemrosesan informasi  Peranan pengetahuan/ pengalaman awal menentukan pemahaman siswa  Pemahaman bermakna perlu dibuat agar masuk pada memori jangka panjang  Pengetahuan dan pengalaman disusun dalam pikiran manusia dalam bentuk jaringan (skemata) – skemata isi (tentang apa yang dibicaran– skemata formal (tentang cara melakukan sesuatu) Implikasi – peta konsep (mata pelajaran yang
  • 33. ENCODING Memasukkan informasi ke dalam memori PENYIMPANAN Mempertahankan informasi dari waktu ke waktu PENGAMBILAN Mengambil informasi dari gudang pengambilan
  • 34. Penggalian ide + penguatan Draft 1 Draft 2 + dukungan bersama Pajang/ manfaatkan
  • 35. Pembelajaran Aktif (Fink)  Melibatkan pikiran, emosi, fisik  Siswa sebagai subjek  Belajar dengan melakukan  Berorientasi kelompok  Variasi model disessikan dengan kecerdasan majemuk  Multiarah  Fisik kelas kondusif  Daya imajinasi, dan fantasi dikembangkan
  • 36. PEMBELAJARAN AKTIF  Lebih bermakna  Pemahaman konsep “tahan lama”  Interaksi sosial (social interaction)  Menekankan pada aktivitas hands-on dan minds-on  Belajar lebih menyenangkan  Lahan subur untuk membentuk karakter siswa
  • 37.  Kecemasan tinggi mengganggu kemampuan murid mencapai prestasi  Strategi relaksasi bisa mengurangi kecemasan tetapi tidak meningkatkan prestasi (eccless 1989).  Strategi membantu murid yang tidak tertarik (teralineasi) dengan cara mengajar yang menyenangkan, membangun hubungan positif, membuat sekolah lebih menarik, penggunaan mentor yang lebih tua
  • 38. Asosiasi Pembelajaran Aktif  Pembelajaran kontekstual (CTL)  PAKEM/PAIKEM  Pembelajaran berdasarkan masalah (PBL)  Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)  CBSA
  • 39. Pembelajaran Berbasis Proyek  Mengimplementasikan determinasi personal (memilih fokus sendiri, merencanakan cara memonitor)  Proyek sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan berisi langkah-langkah sehingga menghasilkan “produk”  Kegiatan dilaksanakan jangka waktu yang relatif lama-  Produk proyek bermakna bagi siswa (kumpulan puisi, pementasan cerita, membuat pameran  Mengapa begini mengapa begitu
  • 40.  Bagaimana bentuk pekerjaan rumah yang baik untuk murid kelas rendah?  Siswa kelas rendah PR yang menimbulkan kesukaan belajar  Menambah keterampilan studi  Tugas pendek dan dapat diselesaikan dengan cepat  Jangan buat tugas yang membuat murid stres dan tegang  Berguna untuk menambah keterampilan di
  • 41.  Pekerjaan rumah berkaitan dengan aktivitas kelas berikutnya agar punya makna  Tugas rumah harus fokus (bukan mencari tema tetapi memilih salah satu tokoh dan menjelaskan mengapa tokoh bertindak seperti itu)  Memberi kesempatan murid melakukan pekerjaan kreatif dan mendalam
  • 42.  (bukan menghafal tanggal dan nama perang tetapi membuat surat fiksional kepada para tentara)  Tugas kelas tinggi (SMP dan SMA) –murid sekolah menengah lebih suka bekerja keras setelah sekolah dan mempelajari keterampilan studi yang baik  Tugas menantang  Menuntut siswa mengaplikasikan pengetahuannya  Sebagai alat melatih tanggung jawab (Santrok , 2004)  Memberikan pedoman kepada orangtua (cara membantu)  Tugas bermakna  Memantau PR
  • 43.  Penelitian yang mendukung model pembelajaran
  • 45. AFEKTIF, EMOTIF, IMAJINASI  Mau merespon  Mau berpartisipasi  Menjadi nilai yang diinternalisasi
  • 46. Model untuk KD yang bisa  Siswa berkelompok mencoba sebisanya indikator KD, guru menempelkan hasil di papan tulis dan mengelompokkan hasil pada kategori tepat, kurang tepat, salah – guru menempelkan jawaban bandingan – siswa secara kelompok mengamati dan menyimpulkan perbedaan dan ciri tiap-tiap kategori – guru menyimpulkan ciri hasil yang tepat dan kurang tepat – siswa secara mandiri mencoba menerapkan langkah pada wacana yang lain dan dinilai.
  • 47. Model KD Keterampilan/ terapan  Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok – wakil kelompok diajari guru langkah/ cara mencapai indikator KD- Siswa wakil mengajarkan pada anggota kelompoknya – tiap anggota mencoba menerapkan langkah mencapai indikator KD - siswa didorong membuat simpulan langkah menentukan KD dilakukan untuk guru dan beberapa siswa- siswa mencoba secara kelompok langkah yang dilakukan guru– siswa mencoba individu dengan wacana yang berbeda.
  • 48. 1. Observasi 2. Pembentukan Interpretasi 3. Kontekstualisasi 4. Penguasaan kognitif 5. Kolaborasi 6. Multi-Interpretasi 7. Multi-Manifestasi Model Konstruksi Informasi (The Information Construction - ICON)
  • 49. Pembelajaran KONTEKSTUAL  CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari
  • 50. Contextual Teaching and Learning (Model Pembelajaran Kontekstual)  konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa  mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat  menjadikan siswa bekerja keras dalam usaha mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang dipelajarinya.
  • 51. STRATEGI CL (Berdasarkan Center of Occupational Research and Development)  Mengaitkan Belajar dalam konteks pengalaman sehari-hari  Mengalami Belajar dari pengalaman – melalui explorasi, discovery, dan invention  Mengaplikasikan Belajar dengan mengaplikasikan konsep, pengalaman dan kegiatan problem solving  Bekerja sama Belajar dalam konteks saling berbagi, merespon, dan berkomunikasi antar pebelajar.  Mentransfer Belajar dengan menggunakan pengetahuan dalam konteks dan situasi yang baru.
  • 52. 6 ELEMEN KUNCI CTL (Berdasarkan Laboratorium Pendidikan Wilayah)  Pembelajaran Bermakna Pemahaman, relevansi personal dan penilaian yang dikaitkan oleh pebelajar terhadap isi dari apa yang dipelajari  Aplikasi Pengetahuan Kemampuan untuk melihat bagaimana materi yang telah dipelajari dapat digunakan untuk setting dan fungsi yang berbeda di masa mendatang.  Cara Pikir yang lebih Tinggi Pebelajar diharuskan untuk menggunakan pemikiran yang kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami masalah, atau memecahkan sebuah permasalahan.  Kurikulum Standar-berkaitan Isi dari pengajaran berkaitan dengan variasi dan cakupan standar lokal, regional, nasional dan industri.  Respon Budaya Pendidik harus mengerti dan menghormati nilai, kepercayaan dan adat istiadat pebelajar.  Penilaian otentik Penggunaan berbagai alat penilaian yang mencerminkan validitas hasil yang diharapkan dari pebelajar.
  • 53. Prinsip Penerapan CTL 1. Merencanakan pembelajaran sesuai dg kewajaran perkembangan mental siswa 2. Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung 3. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri 4. Mempertimbangkan keragaman siswa 5. Memperhatikan multi intelegensi siswa6. Menggunakan teknik-teknik bertanya 7. Menerapkan penilaian otentik
  • 55. 1 Kembangkan pemikiran bhw siswa akan belajar lebih bermakna dg kerja & temukan sendiri, mengkonstruksi sendiri keterampilan barunya (filosofi)
  • 56. 2 Laksanakan kegiatan inkuiri untuk capai kompetensi (inkuiri sgb strategi)
  • 57. 3 Bertanya sebagai alat belajar. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya (keahlian dasar)
  • 58. 4 Ciptakan masyarakat belajar. Belajar dalam kelompok (penciptaan lingkungan belajar)
  • 59. 5. Tunjukkan model sebagai contoh pembelajaran (benda, guru, siswa lain, karya inovasi, dll) (sbg acuan pencapaian kompetensi)
  • 60. 6. Lakukan refleksi pada akhir pertemuan agar siswa merasa bhw hari ini mereka belajar sesuatu (langkah akhir)
  • 61. 7 Lakukan penilaian yang sebenarnya dg berbagai sumber dan cara
  • 62.  Rasakan, raba, Lihat, dengar, Asosiasikan, Rangkaikan  Amati, tuliskan, beri pendapat, hubungkan, kembangkan secara utuh, Penghargaan untuk semua yang berhasil  Amati sekitarmu, rumuskan masalah (kalimat tanya- memertanyakan) - tuliskan apa saja  Baca, petakan, hubungkan/ cari yang belum banyak
  • 63. Menemukan (Inquiry)  Siklus Inquiry Observasi (Observation ) Bertanya (Questioning) Mengajukan dugaan (Hiphotesis) Pengumpulan Data (Data gathering) Penyimpulan (Conclusion)
  • 64.  Amati, Tulis, Asosiasikan, Rangkaikan  Baca, baca, baca, catat proposisi, rumuskan masalah, simpulkan  Tema yang berkaitan yang sudah ada/ masalalu, tambahkan, cari sisi lainnya  Ungkapan yang sudah ada – membuat yang berbeda
  • 65. Langkah-langkah kegiatan menemukan (Inquiry)  Merumuskan masalah  Mengamati atau melakukan observasi  Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya  Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain
  • 66. Model Tradisional Model Contekstual PERAN GURU Pentransmisi Pengetahuan Fasilitator, koordinator atau pembimbing untuk menemukan, mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuan PERAN SISWA Penerima pasif pengetahuan dan informasi melalui ceramah atau teks bacaan Terlibat aktif dalam proses pembelajaran; siswa membangun pengetahuan melalui kegiatan lingkungan kerja aktual
  • 67. ALIR PEDAGOGI PENGEMBANGAN KONSEP DALAM CONTEXTUAL LEARNING Observasi dan Diskusi Kegiatan yang Berkaitan Pengenalan konsep Experimen Pengembangan Konsep Aplikasi Konsep. Masalah / Pertanyaan
  • 68. Kontrak Belajar 081252670462 ha Usahakan tepat waktu  Minimal 80% hadir  Membuat respon (mencari informasi lanjutan)  Toleransi waktu 10 menit  Usahakan menyerahkan tugas tepat waktu  Penggantian waktu kuliah kesepakatan dosen dan mahasiswa (ketua tingkat) – harus bisa diikuti semua mahasiswa (Syukri )  Jika tidak masuk cukup sms (dosen)
  • 69.  Kami mengingat mereka yang membutuhkan (murid didorong mengingat yang menderita, terluka, anggota tim penyelamat, anggota keluarga/ teman korban  Kami ingin membantu  Kami menunjukkan dukungan  Kami ingin mengambil hikmah  Kami ingin menghargai diversitas  Membantu murid merayakan kebahagiaan
  • 70.  Metode regulasi diri = memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan (tujuan akademik, sosioemosional) Tujuan emosional – mengontrol kemarahan, belajar akrap dengan teman sebaya. Ciri pembelajar regulasi diri (1) memperluas pengetahuan dan menjaga motivasi, menyadari keadaan emosi dan punya strategi untuk mengatasinya, (3) secara periodik memonitor kemajuan, (4) menyesuaikan strategi berdasarkan hasil monitor, (5) mengevaluasi halangan yang mungkin muncul dengan adaptasi yang diperlukan
  • 71. Strategi peningkatan self eficacy  self eficacy = keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hal positif (motivasi ut menguasai/ mot intrinsik)  Self eficacy penting mempengaruhi prestasi murid. Murid dengan self eficacy tinggi setuju saya mampu menguasai/ mengerjakan, tekun, mau mengerjakan tugas sulit. Self eficacy rendah menghindari banyak tugas belajar (khususnya yang menantang dan sulit)
  • 72. Lembaran monitoring waktu studi Tgl Tugas Wkt mulai Selesai Konteks studi (dimana, dengan siapa, gangguan yang terjadi Self eficacy 1 = tidak percaya diri 2= cukup percaya diri 3 = sangat percaya diri
  • 73. Penguatan diri sendiri dengan pengamatan model  Penggunaan penguatan tidak selalu dibutuhkan. Jika murid tidak memproduksi perilaku yang diharapkan, perlu tiga jenis penguat (1) memberi imbalan pada model yang diamati, (2) memberi imbalan pada murid, dan (3) meminta murid membuat pernyataan untuk memperkuat diri sendiri dan self asessment
  • 74. Empat proses kognitif untuk motivasi 1. Teori Atribusi = dalam usaha murid untuk memahami kinerja sendiri mereka termotivasi ut menemukan sebab-sebab yang mendasari Penyebab kesuksesan/ kegagalan = kemampuan, usaha, tingkat kesulitan tugas, keberuntungan, suasana hati, bantuan/rintangan dari orang lain Tiga dimensi atribusi kausal = lokus (persepsi murid ttg sebab kegagalan/ kesksesan bersifat eksternal/ internal, stabilitas sebab, sejauh mana dapat mengontrol sebab
  • 75. 2. Motivasi menguasai keahlian (mastery) Dua tipe murid: orientasi ut menguasai dan orientasi tak berdaya 3. Perencanaan tujuan, perencanaan, dan monitoring diri. Mis: Pembelajaran regulasi diri dg penentuan tujuan, perencanaan, dan monitoring diri untuk mencapai tujuan. menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik , menantang, dan realistis (sesuai kemamp optimal). Mendorong cara murid mencapai tujuan scr benar 4. Self eficacy
  • 76. Strategi meningkatkan Self eficacy dalam pendekatan Kognitif Sosial 1. Ajarkan strategi spesifik (menyusun garis besar, ringkasan) yang dapat memampuan untuk fokus pada tugas murid 2. Dukungan positif dari guru, orangtua, lingkungan 3. Modelling dari orang dewasa/ sebaya (murid yang selesai mengerjakan menjelaskan kepada teman lain) 4. Self eficacy dan prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik , menantang, dan realistis (sesuai kemamp optimal) 5. Kombinasikan strategi training dan tujuan. 6. Beri umpan balik pada murid ttg bagaimana strategi beljr berhub dg kinerjanya
  • 77. Pendekatan pemrosesan informasi  Proses mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut (proses memori dan proses berpikir)  Murid secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi dan secara bertahap pula mendapatkan pengetahuan dan keahlian secara kompleks
  • 78. PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI  KESADARAN DIRI MURID DAPAT MEMAMPUKAN MEREKA UNTUK BERADAPTASI DAN MENGELOLA STRATEGI DALAM BERPIKIR/ MEMECAHKAN MASALAH  MURID MENGGUNAKAN PENGETAHUAN DAN STRATEGI YANG MEREKA PELAJARI UNTUK MENYESUAIKAN RESPON PADA SITUASI PEMBELAJARAN BARU
  • 79. Bagaimana merepresentasikan informasi dalam memori  Teori jaringan = informasi pada memori diorganisasikan dan dihubungkan (pengambilan informasi melibatkan fakta spesifik)  Teori skema = rekonstruksi informasi disesuaikan dengan informasi yang sudah ada di benak siswa (skema = informasi konsep, pengetahuan kejadian yang sudah eksis dalam pikiran seseorang). Skema ini mempengaruhi cara kita menyambil informasi dan memahaminya.
  • 80. PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI  ENCODING = PROSES MEMASUKKAN INFORMASI KE DALAM MEMORI (MENYANDIKAN INFORMASI YANG RELEVAN DAN MENGABAIKAN INFORMASI YANG TIDAK RELEVAN)  MEMORI = RETENSI INFORMASI (BAGAIMANA INFORMASI DISIMPAN SETELAH DISANDIKAN/ BAGAIMANA SISWA MENYUSUN MEMORI)  AGAR MEMORI BEKERJA MURID HARUS MENGAMBIL INFORMASI, MENYIMPANNYA, DAN KEMUDIAN MENGAMBILNYA KEMBALI UNTUK SUATU TUJUAN
  • 81.  Ada 6 konsep yang berhubungan dengan enkoding yaitu atensi, pengulangan, pemrosesan mendalam, elaborasi, mengkontruksi citra, dan penataan.  Untuk mengawali proses enkoding murid harus memperhatikan informasi. Atensi adalah mengkonsentrasikan sunber daya mental. Atensi bersifat selektif karena sumber daya otak terbatas.Siswa SD butuh bantuan untuk memperhatikan dimensi yang relevan daripada yang menonjol
  • 82. Strategi menghasilkan memori yang baik  Repetisi = informasi perlu diulang agar informsi lebih lama berada di memori  Mengkontruksi secara bermakna bisa mengingat lebih lama (pengulangan tidak dapat bekerja baik jika berupa pengulangan tanpa makna)  Pemrosesan yang mendalam bisa menghasilkan memori yang baik.
  • 83. Kapal -- level dangkal memperhatikan huruf Level menengah memikirkan karakteristik kata (seperti kadal) dan level mendalam informasi diproses secara semantik (memikirkan kapan terakhir naik kapal) Elaborasi = ekstensivitas pemrosesan informasi Murid perlu menggunakan elaborasi agar memori terbantu. Mencari contoh dan bukan contoh dari kehidupan lingkunagn dan diri sendiri adalah cara terbaik untuk mengelaborasi informasi dari
  • 84.  Mengkontruksi citra = elaborasi informasi (disimpan sebagai kode verbal atau kode citra). Mengingat kalimat lebih mudah dilupakan daripada membuat gambaran di dalam benak untuk setiap kalimat.  Penataan = jika murid menata informasi ketika menyandikan maka Chunking = strategi penataan dengan mengelompokkan atau mengepak informasi menjadi unit-unit
  • 85. Penyimpanan  Memori sensoris = mempertahankan informasi beberapa detik (bertahan sesaat sehingga siswa informasi sensoris yang penting)  Memori jangka pendek = sekitar 30 detik kecuali jika diulangi atau diproses lebih lanjut  Memori jangka panjang = periode lama dan waktu tak terbatas ( memori deklaratifpengingatan kembali secara sadar – duduk dan merenungkan pengalamannya)
  • 86.  Memori episodik = kapan, dimana suatu peristiwa terjadi  Memori semantik = pengetahuan umum murid tentang dunia  Bagaimana mempresentasikan memori Teori jaringan Teori skema
  • 87. Memori Jangka Panjang Memori SemantikMemori episodik Deklaratif (Eksplisit) Prosedural (implisit)
  • 88. Mengambil informasi kembali  Efek posisi serial = orang lebih mudah mengingat item yang ada di awal dan di akhir dari suatu daftar (lebih mengingat pelajaran jumat daripada rabu) pad minggu berikutnya  Semakin banyak siswa melakukan elaborasi dalam menyandikan informasi semakin baik mereka dalam mengingat informasi (spesifitas penyandian) Asosiasi yang dibentuk dalam penyandian, cenderung efektif untuk pengambilan kembali)  Teori interferensi halangan informasi lain dalam mengambil kembali (perlu menggunakan regency effect = item yang terakhir yang mudah diingat)  Memori yang memiliki kaitan emosional bertahan
  • 89. MODEL PEMBELAJARAN DENGAN SIKLUS BELAJAR  melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan mengeksplorasi berbagai sumber belajar  memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
  • 90. ELABORASI memfasilitasi peserta didik untuk mengkaji lebih lanjut informasi yang ditemukan pada tahap eksplorasi memberi kesempatan untuk berpikir, menga­nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok dan menyajikan hasilnya
  • 91. KONFIRMASI  memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap apa yang dihasilkan siswa melalui berbagai sumber,  memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,  memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
  • 92. Pembelajaran Abad ke -20 Berpusat pada guru Instruksi langsung Menekankan Pengetahuan Berorientasi pada Isi Berkaitan dengan Ketrampilan dasar Penekanan pada Teori Akademik Individual Berlangsung di Ruang kelas Penilaian sumatif Belajar demi sekolah
  • 93. Pembelajaran abad ke-21 Berpusat pada guru Pembelajaran langsung Menekankan Pengetahuan Berorientasi pada Isi/materi Berkaitan dengan Ketrampilan dasar Penekanan pada Teori Akademik Individual Berlangsung di Ruang kelas Penilaian sumatif Belajar demi sekolah Berpusat pada siswa Pembelajaran kolaboratif Menekankan ketrampilan Berorientasi pada proses Berpikir tingkat tinggi Menekankan Praktik Life Skills Kelompok Berlangsung dalam komunitas Penilaian formatif Belajar demi hidup A BetterA Better BalanceBalance
  • 94. PENDEKATAN Konstruktivisme (Constructivism)  Belajar adalah proses pencarian makna. Oleh karena itu, belajar harus dimulai di seputar persoalan yang maknanya sedang secara aktif dicoba dikonstruksikan oleh siswa.  Makna menuntut pemahaman keseluruhan maupun bagian­bagiannya. Dan bagian­bagian harus dipahami dalam konteks keseluruhan. Oleh karena itu, proses belajar difokuskan pada pemahaman konsep primer, bukan pada fakta­ fakta yang terpisah­pisah.
  • 95. Konstruktivisme  Pembelajaran difokuskan pada upaya membuat hubungan antar berbagai fakta dan mendorong terjadinya pemahaman baru pada diri siswa.  Strategi pembelajaran disesuaikan dengan respon siswa dan siswa didorong untuk menganalisis, menginterpretasi dan memprediksi informasi.  Guru banyak mengandalkan open-ended questions dan mendorong terjadinya banyak dialog di antara siswa.
  • 96. Konstruktivisme  Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuannya dan memberi makna melalui pengalaman nyata.  Struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak melalui dua cara, yaitu proses asimilasi atau akomodasi.
  • 97. Konstruktivisme Piaget ke Vigotsky  Murid mengkonstruksi pengetahuan dengan mentransformasikan, mengorganisasikan, dan mereorganisasikan pengetahuan dengan informasi sebelumnya  Murid mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Isi pengetahuan dipengaruhi kultur dimana murid tinggal (bahasa, keyakinan, keahlian/ keterampilan)
  • 98. Dukungan guru  Piaget dan vigotsky= guru sebagai fasilitator  Piaget : guru seharusnya memberi dukungan mengeksplorasi dan mengembangkan pemahaman  Vigotsky: guru harus menciptakan banyak kesempatan untuk belajar dengan guru, teman sebaya dalam mengkonstruksi pengetahuan bersama.  Menekankan pentingnya kultur dalam pembelajaran, situasi sosial/ sekitar
  • 99. Mutiara-mutiara Konstruktivisme sosial  Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa  Pemikiran diletakkan dalam konteks sosial dan fisik bukan pada pikiran  Menciptakan pembelajaran semirip situasi riil  Makna kolaboratif penting (pengetahuan dibangun bersama)  guru memantau perspektif, pemikiran, dan perasaan murid  Guru dan murid saling belajar dan mengajar  Kurikulum dan isi mencerminkan minat dan kultur mereka
  • 100.  Apa yang dapat dilakukan sendiri = perkembangan aktual anak  Apa yang dapat dilakukan hanya dengan pertolongan orang lain = perkembangan potensial  ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TUGAS DALAM ZONE INI TIDAK DAPAT DISELESAIKAN SENDIRI OLEH SISWA
  • 101. Guru dan teman member konstribusi bersama 1. Scaffolding= bantuan jika dibutuhkan/ disesuaikan – guru/ teman sebaya erkolaboratif membantu siswa belajar (beri dukungan dengan jumlah yang sesuai, jangan lakukan apa yang bisa dilakukan siswa sendiri, monitor dan beri dukungan dan bantuan yang dibutuhkan) 2. Pelatihan Kognitif = pakar memperluas dan mendukung – guru memberi contoh­ teman lain membantu melaksanakan tugas­ mendorong murid untuk melakukan secara mandiri (guru memonitor kapan siap diajak ke langkah berikutnya­ respon tidak ada pemahaman akan diulang/ dirumuskan kembali
  • 102. 3. Tutoring = pelatihan kognitif antara pakar dengan pemula (siswa yang lebih pandai dengan siswa lain, orang dewasa/ pakar dengan siswa). Tutoring individual efektif dalam kelas heterogen –membantu yang kurang pandai a. Mentor/ pembantu kelas = cari orang pada komunitas yang punya keahlian – tatap muka satu per satu untuk murid yang kesulitan belajar membaca
  • 103. b. Tutor sebaya = lintas usia atau sebaya. Model bermanfaat baik bagi tutor maupun teman yang dibantu 4. Kooperatif (berpasangan/ kelompok) – kerjasama dan ketergantungan kelompok harus ada antarkomunitas sekolah Penghargaan kelompok, individu dimintai pertanggungjawaban dan diperlukan metode mengevaluasi individu. Motivasi dalam kelompok, memperbesar ketergantungan kelompok,
  • 104.  Kerjasama kelas, antarkelas, kerjasama sekolah, sekolah­orangtua, sekolah lingkungan  Menyusun kelompok –heterogen kemampuan, heterogen etnis, team building,  Memberi peran yang berbeda agar lancar– pendorong, pemuji, penjaga, pelatih, pemimpin pertanyaan, pengecek, penguasa tugas, pencatat/peringkas, pemikir, kapten tenang, monitor bahan (suplier)
  • 105. Dalam pandangan konstruktivisme “strategi memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan “seberapa banyak” siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Tugas Guru adalah memfasilitasi dengan: 1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa 2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri 3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar
  • 106. Mengapa Konstruktivisme?  Lebih bermakna  Pembelajaran tidak sia-sia  Interaksi sosial (social interaction)  Membuat masuk akal (sense making)  Pengetahuan dikonstruksikan dari pengalaman  Menekankan pada aktivitas hands-on dan minds-on
  • 107. • Mengajukan masalah-masalah yang relevan dengan siswa • Struktur pembelajaran berkisar pada konsep-konsep utama. • Mencari dan menilai pemikiran siswa • Menyesuaikan kurikulum dengan pemikiran dan perkembangan siswa • Menilai proses belajar siswa dalam konteks pengajaran PRINSIP-PRINSIP IMPLEMENTASI KONSTRUKTIVISME DI DALAM KELAS
  • 108. 1. Siklus pembelajaran  Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan hipotesis dari tugas materi.  Guru fokus pada pertanyaan siswa dan membantu mereka membuat hipotesis dan desain eksperimen.  Aplikasi konsep Tiga Model Desain Konstruktivis
  • 109. • Mengembangkan sebuah situasi bagi siswa untuk menjelaskan proses pemilihan pengelompokan materi dan siswa. • Membangun sebuah jembatan antara apa yang sudah diketahui siswa dan apa yang akan mereka pelajari • Mengantisipasi pertanyan dengan bertanya dan menjawab tanpa memberikan penjelasan • Mendorong siswa untuk menunukkan catatan pemikiran mereka dengan saling berbagai sesama siswa. • Mengumpulkan refleksi siswa tentang apa yang mereka pelajari 2. Pembelajaran Konstruktivis oleh George W. Gagnon Jr., and Michelle Collay
  • 110. Problem-based Learning – melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah yang mengintegrasikan kemampuan dan konsep dari berbagai bidang (Moffitt 2001) Cooperative Learning – mengorganisasikan pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran (Holubec 2001) Project-based Learning – menekankan pada konsep­konsep utama dan prinsip­prinsip disiplin, melibatkan siswa dalam investigasi penyelesaian masalah dan tugas­tugas lain (Buck Institute for Education 2001) Service Learning – memberikan aplikasi praktis dari pengetahuan dan keterampilan yang baru diperoleh yang dibutuhkan dalam masyarakat melalui projek dan berbagai kegiatan (Mc­Pherson 2001) Work-based Learning – tempat kerja, modifikasi serupa tempat kerja, dan kegiatan diintegrasikan dengan isi kelas (Smith 2001) BEBERAPA STRATEGI untuk MENGIMPLEMENTASIKAN CL