Dokumen tersebut membahas tentang teknik pengumpulan data kuantitatif melalui kuesioner, wawancara, dan observasi dalam penelitian. Teknik-teknik tersebut mencakup cara kerja, kelebihan dan kekurangan, serta prinsip-prinsip dasar dalam menyusun dan menerapkan masing-masing teknik pengumpulan data.
2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
setting, berbagai sumber dan berbagai cara.
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview(wawancara), kuesioner(angket),
observasi(pengamatan) dan gabungan ketiganya.
4. PENGUMPULAN DATA DENGAN KUESIONER
(ANGKET)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa
sederhana yang mudah dimengerti dan kalimatkalimat pendek dengan maksud yang jelas.
5. KEUNTUNGAN KUESIONER
Pertanyaan yang akan diajukan pada responden
dapat distandarkan, responden dapat menjawab
kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang
diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga
jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan
jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang
diajukan akan lebih tepat dan seragam.
7. MENURUT GALL (2003) MENYUSUN PENELITIAN DENGAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATANYA MENGGUNAKAN KUESIONER DAPAT
DILAKUKAN DENGAN
8 LANGKAH SEBAGAI BERIKUT:
Mengidentifikasi objek penelitian
Memilih sampel
Mendesain format kuesioner
Melakukan pretest kuesioner salah satu/ sebagian
kecil dari populasi sampel.
Menghubungi sampel
Menulis surat yang berisikan keterangan
permintaan untuk menjawab kuesioner
Mengikuti perkembangan responden
Mengolah hasil data kuesioner
8. UMA SEKARAN (1992) MENGUNGKAPKAN BEBERAPA PRINSIP DALAM
PENULISAN ANGKET SEBAGAI TEKNIK PENGUMPULAN DATA YAITU :
Isi dan tujuan pertanyaan
Bahasa yang digunakan
Tipe dan bentuk pertanyaan
Pertanyaan tidak mendua
Tidak menanyakan yang sudah lupa
Pertanyaan tidak menggiring
Panjang pertanyaan
Urutan pertanyaan
Prinsip pengukuran
Penampilan fisik angket
9. ISI DAN TUJUAN PERTANYAAN
Yang dimaksud di sini apakah isi pertanyaan
tersebut termasuk bentuk pengukuran atau bukan.
Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan
harus ada skala pengukurannya dan jumlah
itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang
diteliti.
10. BAHASA YANG DIGUNAKAN
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner
(angket) harus disesuaikan dengan kemampuan
berbahasa responden. Kalau sekiranya responden
tidak dapat berbasa Indonesia, maka angket jangan
disusun berbahasa Indonesia. Jadi bahasa yang
digunakan dalam angket harus sesuai dengan
jenjang pendidikan responden, keadaan sosial
budaya dan ‘frame of reference’ dari responden
11. TIPE DAN BENTUK PERTANYAAN
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka
maupun tertutup dan bentuknya dapat
menggunakan kalimat positif atau negatif.
12. PERTANYAAN TERBUKA
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan
jawabannya dalam bentuk uraian tentang suatu hal.
Contohnya: bagaimanakah tanggapan anda
tentang iklan-iklan di TV saat ini?
13. PERTANYAAN TERTUTUP
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau
mengharapkan responden untuk memilih salah satu
alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah
tersedia. Setiap pertanyaan angket yang
mengharapka jawaban berbentuk data
nominal, ordinal, interval, adalah contoh bentuk
pertanyaan tertutup.
14. PERTANYAAN TIDAK MENDUA
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua
(double-barreled) sehingga menyulitkan responden
untuk memberikan jawaban.
Contoh
Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan
kecepatan pelayanan KTP? Ini adalah contoh
pertanyaan yang mendua karena menanyakan dua
hal sekaligus yaitu tentang kualitas dan harga.
Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi
dua yaitu: bagaimana kualitas pelayanan KTP?
Bagaimanakah kecepatan pelayanannya?
15. TIDAK MENANYAKAN YANG SUDAH LUPA
Setiap pertanyaan dalam angket sebaiknya jangan
menanyakan hal-hal yang sekiranya responden
sudah lupa atau pertanyaan yang memerlukan
jawaban yang memerlukan pemikiran yang berat.
Contoh
Bagaimanakah kinerja para penguasa 30 tahun
yang lalu? Menurut anda, bagaimanakah cara
mengatasi krisis ekonomi pada saat ini? (kecuali
penelitian yang mengharapkan pendapat para ahli )
16. PERTANYAAN TIDAK MENGGIRING
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak
menggiring ke jawaban yang baik saja atau
jawaban yang jelek saja. Misalnya: bagaimana
kalau nilai minimum mata kuliah penelitian dibuat Asaja? Jawaban responden tentu cenderung akan
setuju.
17. PANJANG PERTANYAAN
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang sehingga akan membuat jenuh responden
dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, maka
instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam
penampilan, model skala yang digunakan, dan cara
mengisinya.Disarankan jumlah empirik pertanyaan
yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.
18. URUTAN PERTANYAAN
Urutan pertanyaan yang ada di dalam angket
dimulai dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik, atau dari hal yang mudah menuju hal yang
sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan
karena dalam psikologis akan mempengaruhi
semangat responden untuk menjawab. Kalau pada
awalnya sudah diberikan pertanyaan yang sulit
atau spesifik, maka responden akan patah
semangat untuk mengisi angket yang telah mereka
terima.
19. PRINSIP PENGUKURAN
Angket yang diberikan kepada responden adalah
merupakan instrumen penelitian, yang digunakan
untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh
karena itu, instrumen angket tersebut harus dapat
digunakan untuk mendapatkan data yang valid atau
reliabel tentang variabel yang diukur.
20. PENAMPILAN FISIK ANGKET
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul
data akan mempengaruhi respon atau keseriusan
responden dalam mengisi angket. Jika angket
dibuat di kertas buram, maka akan mendapatkan
respon yang kurang menarik dari responden bila
dibandingkan dengan angket yang dicetak dengan
kertas bagus dan berwarna.
22. PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA
Wawancara merupakan merupakan salah satu
metode pengumpulan data untuk memperoleh data
dan informasi dari responden secara lisan. Proses
wawancara dilakukan dengan cara tatap muka
secara langsung dengan responden.
24. WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya.
Contoh: Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu
terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula
saat ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap
pedagang dan petani?
25. WAWANCARA TERSTRUKTUR
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila
peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu,
dalam melakukan wawancara, peneliti telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan.
27. PENGUMPULAN DATA DENGAN OBSERVASI
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian.
28.
Teknik pengumpulan data dengan observasi
dilakukan bila peneliti berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang tidak diamati tidak terlalu besar.
29. KEUNGGULAN OBSERVASI
Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan
observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit
dibantah, banyak objek yang hanya bersedia
diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya
terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai
atau mengisi kuesioner, kejadian yang serempak
dapat diamati dan dan dicatat serempak pula
dengan memperbanyak observer
30. KELEMAHAN OBSERVASI
Observasi tergantung pada kemampuan
pengamatan dan mengingat, kelemahankelemahan observer dalam pencatatan, banyak
kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi,
terutama yang menyangkut kehidupan peribadi
yang sangat rahasia, dan oberservasi sering
menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan
menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang
diobservasi.
31. ALAT DAN CARA MELAKSANAKAN OBSERVASI
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record )
2. Catatan Berkala (Incidental Record)
3. Daftar Chek (Check List )
4. Skala Penilaian (Rating Scale)
5. Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
32. MACAM-MACAM OBSERVASI
Dari segi proses pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi participant observation
(observasi berperan serta), dan non-participant
observation (observasi tidak berperan serta).
Selanjutnya dari segi instrumentasi yang
digunakan, maka observasi dapat dibedakan
menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.