SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  24
BAB I

                              PENDAHULUAN




A. Latar Belakang

      Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau
   bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam
   situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya,
   dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih
   sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus,
   sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak
   dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh
   seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi.

      Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk
   memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita
   harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu
   terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori
   tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga
   gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu
   dapat dihindari.

B. Rumusan Masalah

      Adapun rumsan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

   1. Bagaimana konsep-konsep kepribadian?

   2. Menjelaskan jenis-jenis gangguan kepribadian.

C. Tujuan Penulisan

      Tujuan penulisan makalah ini adalah

   1. Untuk memahami konsep-konsep kepribadian.




                                                                               1
2. Untuk memahami jenis-jenis gangguan kepribadian.

D. Sistematika Penulisan

     Adapun sistematika penulisan makalah ini, yaitu:

  1. Pendahuluan

  2. Pembahasan

  3. Penutup




                                                         2
BAB II

                              PEMBAHASAN




A. Defenisi Kepribadian

       Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya sesungguhnya berasal
   dari kata latin: pesona. Pada mulanya kata personaini menunjuk pada topeng
   yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam
   memainkan perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah
   menjai satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima
   oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut
   diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial
   yang diterimanya.

       Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari
   sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya
   yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

       Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat
   gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah
   mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya.
   Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah
   hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang.




B. Pembentukan Kepribadian

       Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian,
   kita dapat membedakannya dalam dua golongan :

   1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu
       dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan
       fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-
       laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban tertentu.



                                                                              3
Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan
     tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat, misalnya
     jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak
     dapat    sepenuhnya    diramalkan    atau   dikenali   hanya   berdasarkan
     pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini
     disebabkan karena :

     a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena
          medianya (orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah
          sama pula pada setiap orang. Setiap orang tua atau media massa
          mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang-
          orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda
          itu akan berbeda-beda pula pendiriannya.

     b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus,
          yang terjadi pada dirinya sendiri.

2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri.
     Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang
     bersangkutan dalam masyarakat.

     Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas
memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun
merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula
sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang
tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam
kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan
identitas diri.

     Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan.
Salah satu tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk
menjadi identik (sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak,
saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat
menyebabkan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja-
remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh




                                                                             4
sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh
   politik favoritnya dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan sosial ini
   tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar
   kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan pada masa
   dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat
   menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan
   identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi dirinya
   sendiri.




C. Teori-Teori Kepribadian

      Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda,
   yakni teori kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian
   behaviorisme, dan teori psikoligi kognitif.

  1. Teori Kepribadian Psikoanalisis

              Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud
      membangun       model     kepribadian    yang    saling    berhubungan      dan
      menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem
      kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini
      menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem
      tersebut adalah id, ego, dan superego.

              Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan
      segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan
      sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego
      (hati nurani;suara hati) memiliki standar moral pada individu. Jadi jelaslah
      bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego harus menghadapi konflik
      antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta
      disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri-



                                                                                    5
naluri itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di
   dunia luar sebelum menampilkan perilaku tertentu.

           Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya
   menghadapi konflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola
   dorongan-dorongan yang datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi
   naluri-naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dari masa generasi
   yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang
   diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda dengan Freud, Jung tidak
   mendasarkan teorinya pada dorongan seks.

           Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan
   superego, menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan
   bukan pula koflik antara id dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah
   makhluk rasional yang pikiran, perasaan, dan perilakunya dikendalikan
   oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti pada teori freud, dan
   merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak dipengarihi
   oleh faktor sosial daripada dorongan seksual.




2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories)

           Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang
   menekankan aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap.
   Tepatnya, teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau
   sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku
   dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini menyebabkan manusia
   bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi.

           Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan
   kecenderungan pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi
   sifat    yang   dapat   membandingkan        individu    satu   sama   lainnya.
   Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik
   sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang mungkin sama-sama
   jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat lain.



                                                                                6
Orang pertama, karena peka terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang
menceritakan “kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan sensitivitas
adalah lebih tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai
kejujuran lebih tinggi, dan mengatakan apa adanya walaupun hal itu
melukai orang lain. Orang mungkin pula memilki sifat yang sama, tetapi
dengan motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-hati karena ia takut
terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati karena
mengekspresikan kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup.

      Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari
Willim Sheldom. Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori
topologi. Meskipun demikian ia sebenarnya menolak pengotakkan
menurut tipe ini. Menurutnya, manusia tidak dapat digolongkan dalam tipe
ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya seseorang memiliki tiga
komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan tingkatannya masing-
masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai
kemungkinan tipe fisik yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut
Sheldom ada tiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai
berikut :

a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi,
    memiliki sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar
    kenikmatan, tenang toleran, lamban, santai, pandai bergaul.

b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki
    sifat-sifat seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang
    tinggi, membutuhkan aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang
    peka dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai dan membuat
    gaduh.

c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan
    bersifat tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian
    dan takut kepada orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi.




                                                                         7
Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan
       sulit tidur.




3. Teori Kepribadian Behaviorisme

         Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh
   perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen
   penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang
   faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama
   menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.

          Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada
   penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan
   berbagai konsekuensi yang diperkuatnya.

         Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang
   digunakan untuk mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah
   sebagai berikut :




  1) Pengekangan fisik (psycal restraints)

      Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.

      Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri
      dari menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang
      melakukannya dengan bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang
      yang tealh menghina ita agar tidak kehilangan kontrol dan menyerang
      orang tersebut secara fisik.

  2) Bantuan fisik (physical aids)

      Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol
      perilaku yang tidak dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum
      obat perangsang agar tidak mengatuk saat menempuh perjalanan jauh.




                                                                            8
Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan perilaku tertentu,
   yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan dengan
   cara memakai kacamata.

3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)

   Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung
   jawab. Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan
   sekotak permen dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri
   sendiri.

4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)

   Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional
   dalam diri kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang
   menggunakan tekhnik meditasi untuk mengatasi stess.

5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)

   Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan
   perilaku yang membawa hukuman dengan melakukan hal lain.
   Misalnya, untuk menahan diri agar tidak menyerang orang yang sangat
   tidak kita sukai, kita mungkin melakukan tindakan yang tidak
   berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)

   Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku
   menurut Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi
   diri sendiri atas perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar
   menghadiahi diri sendiri karena telah belajar keras dan dapat
   mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.

7) Menghukum diri sendiri (self punishment)

   Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal
   mencapai tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum




                                                                          9
dirinya sendiri karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara
        menyendiri dan belajar kembali dengan giat.

  4. Teori Psikologi Kognitif

           Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal
     dari pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam
     memersepsi lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri
     pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi masukan dari
     pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan diorganisasikan untuk
     diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku.

           Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian
     manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain
     saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur
     psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk dalam
     kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga faktor-
     faktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan psikologis atau
     lapangan kesadaran seseorang.




D. Tipe-Tipe Kepribadian

     Pada dasarnya setisp orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama
   lain. Penelitian tentang kepribadian manusia dilakukan para ahli sejak dulu
   kala. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan bahwa
   manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang
   ada dalam tubuhnya.

   1) Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak empedu
      hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung
      atau muram, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga.

   2) Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang banyak darahnya,
      sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-seri,
      periang atau selalu gembira, dan bersikap optimistis.



                                                                           10
3) Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak lendirnya.
   Orang-orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu
   pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah
   berubah.

4) Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang
   bertipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar
   mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.

   C.G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat pembagian
tipe manusia dengan cara lain lagi. Ia menyatakan bahwa perhaian manusia
tertuju pada dua arah, yakni keluar dirinya yang disebut extrovert, dan
kedalam dirinya yang disebut introvert. Jadi, menurut jung tipe manusia bisa
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :

1) Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan
  keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat.

2) Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada
  dirinya.

       Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat-sifat: berhati
terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan
lingkungan besar sekali. Mereka mudah memegaruhi dan mudah pula
dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun orang-orang yang tergolong
introvert memiliki sifat-sifat : kurang pandai bergaul, pendiam, sukar
diselami batinnya, suka mnyendiri, bahkan sering takut kepada orang lain.

       Kretschmer,     ahli   penyakit       jiwa   berkebangsaan    Jerman,
mengemukakan adanya hubungan yang erat antara tipe tubuh dengan sifat
dan wataknya. Ia memebagi manusia dalam empat golongan menurut tipe
atau bentuk tubuhnya masing-masing, yaitu berikut ini :

1) Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat, kekar dan tegap,
   berdada lebar.




                                                                            11
2) Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat, bahu sempit, lengan,
    dan kaki kecil.

3) Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, muka bulat, leher pejal.

4) Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari ketiga tipe diatas.

    Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis adalah schizothim,
yang menurut Kretschmer mempunyai sifat-sifat, antara lain : sulit bergaul,
mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi
baru, kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa, kadang-kadang
optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir terlebih dahulu masak-masak
sebelum bertindak.

    Lain halnya dengan orang yang memiliki bentuk tubuh piknis, atau tipe
wataknya sering disebut siklithim. Sifat orang-orang ini adalah mudah
bergaul,       suka   humor,   mudah   berubah-ubah     stemming-nya,   mudah
menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan
orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak konsekuen.

    Menurut teori Sheldon, manusia bisa digolongkan menjadi tiga macam
tipe yaitu :

a. Tipe Endomorp

   Menurut Sheldon, orang yang komponen endomorp-nya tinggi, sedangkan
   kedua komponen lainnya rendah, ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh
   sistem digestif (yang berasal dari endoderm) memegang peranan penting.
   Sheldom menyebut tipe endomorph dengan kecenderungan pada
   kebulatan, keluwesan, kehalusan, dan gemuknya tubuh, serta tangan-kaki
   yang lembut dan kecil.

b. Tipe Mesomorph

   Dalam pandangan Sheldon, orang yang bertipe mesomorph, komponen
   mesomorphnya tinggi, sedangkan komponen lainnya lagi rendah. Karena
   itu, bagian-bagian tubuhnya yang berasal dari mesoderm relatif




                                                                              12
berkembang lebih baik ketimbang yang lain-lain; misalnya: otot-ototnya
       dominan, pembuluh-pembuluh darah kuat, jantung juga dominan. Orang
       tipe ini punya kecenderungan kokoh, keras, otot tampak bersegi-segi,
       tahan sakit. Termasuk pada golongan tipe ini, misalnya, para olahragawan,
       pengelana, dan tentara.

  c. Tipe Ectomorph

       Orang-orang yang termasuk pada golongan tipe ectomorph ini adalah
       organ-organ mereka berasal dari ectoderm yang terutama berkembang,
       yaitu kulit, sistem saraf. Kecenderungan tipe entomorph adalah pada
       tangan dan kaki yang lurus, tubuhnya tampak lemah dan langsing,
       jangkung, dada pipih, dan otot-otot hampir tidak tampak berkembang.




E. Pengukuran-Pengukuran Kepribadian

       Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-
  report)kuesioner     kepribadian   (untuk   sifat   khusus)   atau   penelusuran
  kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang
  menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau
  menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :

  1.    Observasi Direct

            Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk
       mempunyai sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati
       seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu,
       yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang
       hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan
       untuk memilih waktu.




                                                                                13
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang
   atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk
   bekerja, dan sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:

  a. Time Sampling Method

       Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode
       waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul
       tidaknya respons, atau aspek tertentu.

  b.   Incident Sampling Method

       Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai
       tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin
       berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu
       menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam
       pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang
       intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons.

  c. Metode Buku Harian Terkontrol

       Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian
       tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang
       bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada
       waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain,
       bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih
       jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada perkembangan ilmu
       pengetahuan.

2. Wawancara (Interview)

   Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan
   tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai.
   Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis
   wawancara, yakni:

  a. Stress interview




                                                                           14
Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang
      dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya
      dan juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali
      menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan.
      Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah,
      kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.

  b. Exhaustive Interview

      Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung
      sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk
      meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan
      taraf ketiga.

3. Tes proyektif

   Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan
   menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan
   dirinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif
   pada dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk
   memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan
   yang dianggap benar atau salah.

   Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan imajinasi,
   kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa
   dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung
   menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi)        kepribadiannya untuk
   melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:

   a. Tes Rorschach

      Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann
      Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang
      masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks.
      Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu
      tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan




                                                                             15
dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal
      apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu.    Meskipun
      noda-noda itu secara objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang
      mereka berikan berbeda satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa
      mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu
      dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang diberikan
      peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.

   b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)

      Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT),
      dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun
      1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian
      adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai
      ilustrasi buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah
      cerita mengena     tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya.
      Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari
      kejadian yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai
      pikiran dan perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar
      itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis
      respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang
      yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara
      seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.

4. Inventori Kepribadian

   Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk
   melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini
   mirip wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama
   untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang
   mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson
   dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk
   menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau
   beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang




                                                                         16
terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang
ialah: (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b)
Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-Wadsworth Temperament
Scale (H-W Temperament Scale).

a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

   MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi
   emosional, gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu.
   Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”,
   atau “tidak dapat mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban mendapat
   nilai menurut kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh
   orang-orang yang memiliki berbagai macam masalah psikologi.
   MMPI dikembangkan guna membantu klinis dalam mendiagnosis
   gangguan kepribadian. Para perancang tes tidak menentukan sifat
   mengukurnya, tetapi memberikan ratusn pertanyaan tes untuk
   mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari
   normalnya menurut kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas
   individu yang telah dirawat dengan diagnosis gangguan paranoid.
   Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah didiagnosis
   menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok kriteria
   dalah hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel
   penting lain.

b. Rorced-Choice Inventories

   Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk
   klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek
   dapat memilih pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua
   pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek,
   dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih
   sesuai, lebih cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan
   hidupnya.

c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)




                                                                       17
H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian
           Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki
           enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari keragaman
           abnomal, yaitu:

           1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya
              lebih mengarah pada khayalan.

           2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan
              angan bahwa dirinya penting.

           3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.

           4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan
              pesimisme.

           5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.

           6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.

           H-W Temperament Scale tersusun dalam sejumlah item yang
           berfungsi untuk memilahkan kelompok yang patologik dari kelompok
           penderita hysteroid, misalnya, diasumsikan memiliki mental kriminal.




F. Gangguan Kepribadian

      Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan yang timbul
pada masa kanak-kanak, masa remaja, dan berlanjut pada masa dewasa. Keadaan
ini merupakan pola perilaku yang tertanam dalam dan berlangsung lama, muncul
sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi pribadi dan sosial yang luas.
Penggolongan atau klasifikasi gangguan kepribadian bermacam-macam, yaitu:

   a. Kepribadian Paranoid

      Kepribadian paranoid adalah gangguan kepribadian dengan sifat curiga
      yang menonjol. Orang lain selalu dilihat sebagai agressor, ingin
      merugikan, ingin menyakiti, ingin mencelakai, membahayakan, dan



                                                                                18
sebagainya,   sehingga    ia   bersikap    sebagai   pemberontak   untuk
   mempertahankan harga dirinya. Sering ia mengancam, memberontak,
   menolak, membuat keterangan yang tak masuk akal tentang kesalahan-
   kesalahannya. Sering ia bersikap apriori, memvonis sesuatu tanpa
   melakukan penyelidikan terlebih dahulu, tanpa dukungan data yang akurat,
   melemparkan tanggung jawab dan kesalahannya pada orang lain.
   Penderita umumnya ditinggalkan teman-temannya dan mendapatkan
   banyak musuh. Gangguan kepribadian paranoid dibagi dua, yaitu:

   -   Kepribadian yang mudah tersinggung, bereaksi terhadap pengalaman
       sehari-hari secara berlebihan dengan rasa menyerah dan rendah diri,
       serta cenderung menyalahkan orang lain tentang pengalamannya itu.

   -   Kepribadian yang lebih agresif, kasar, serta sangat peka terhadap apa
       yang dianggap haknya. Cepat tersinggun bila haknya dilanggar dan
       sangat gigih dalam mempertahankan haknya tersebut.

   Persamaan kedua kelompok tersebut adalah sifat curiga yang berlebihan,
   cepat merasakan bahwa sesuatu itu tertuju pada dirinya dan adanya
   negatif, serta mudah sekali tersinggung.

b. Kepribadian Afektif/Siklotim

   Ciri utama dari kepribadian siklotim adalah keadaan perasaan dan
   emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan euforia. Penderita
   mungkin berhaasil menarik banyak teman karena sifatnya yang ramah,
   gembira, semangat, hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak
   dapat diramalkan. Dalam keadaan depresi, penderita dapat menjadi sangat
   cemas, khawatir, pesimis, bahkan nihilistik.

c. Kepribadian Skizoid

   Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam, suka
   menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang lain. Ciri utamanya
   adalah cara menyesuaikan diri dan mempertahankan diri ditempuh dengan
   menarik diri, mengasingkan diri, dan juga sering berperilaku aneh




                                                                           19
(ekstrinsik). Pemikirannya autistik (hidup dalam dunianya sendiri),
   melamun berlebihan, dan ketidamampuan menyatakan rasa permusuhan.

d. Kepribadian Eksplosif

   Ciri utama tipe ini adalah diperlihatkannya sifat tertentu yang lain dari
   perilakunya sehari-hari, yaitu ledakan-ledakan amarah dan agresivitas,
   sebagai reaksi terhadap stres yang dialaminya (walaupun mungkin
   stresnya sangat kecil). Segera sesudah itu biasanya ia menyesali
   perbuatannya.

e. Kepribadian Anankastik

   Ciri utama tipe kepribadian ini adalah perfeksionisme dan keteraturan,
   kaku, pemalu, disertai dengan pengawasan diri yang tinggi. Orangnya tdak
   kompromis serta sangat patuh (bahkan berlebihan) pada nora-norma, etika,
   dan moral. Orang dengan kepribadian ini sering terlambat unutk menikah,
   karena tuntutannya terlalu tinggi dan takut/ragu-ragu dalam mengambil
   keputusan.

f. Kepribadian Histerik

   Ciri utama kepribadian ini adalah sombong, egosentrik, tidak sabilnya
   emosi, suka menarik perhatian denga afek yang labil, sering berdusta dan
   menunjukkan     pseudologika     fantastika   (menceritakan    secara     luas,
   terperinci, dan kelihatan masuk akal padahal tanpa dasar fakta atau data. Ia
   dapat menyatakan perasaannya secara tepat dan sering disertai dengan
   gerakan badaniah dalam berkomunikasi.

g. Kepribadian Astenik

   Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas, lesu, letih, lemah, tak ada
   tenaga sepanjang kehidupannya. Orangnya tidak tahan terhadap stres
   hidup   yang    normal   dalam    kehidupan    sehari-hari.   Vitalitas    dan
   emosionalitasnya sangat rendah. Terdapat abulia atau kurang kemauan dan
   anhedonia (kurang mampu menikmati sesuatu).




                                                                               20
h. Kepribadian Anti Sosial

   Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya selalu menimbulkan konflik
   dengan ornag lain atau lingkungannya. Tidak loyal pada kelompok dan
   norma-norma sosial, tidak toleran terhadap kekecewaan atau frustasi,
   selalu menyalahkan ornag lain dengan rasionalisasi. Ia egosentris, idka
   bertangung jawab, impulsif, agrsif, kebal terhadap rasa sakit, dan idak
   mampu belajar dari pengalaman ataupun hukuman yang diberikan.

i. Kepribadian Pasif-Agresif

   Tipe ini dibagi menjadi dua, yaitu:

   -   Kepribadian pasif dependen, orang dengan tipe kepribadian ini selalu
       berpikir,   merasa,   dan   bertindak    bahwa    kebutuhannya        akan
       ketergantungannya itu dapat dipenuhi scara menakjubkan.

   -   Kepribadian pasif agresif, orang dengan tipe ini merasa bahwa
       kebutuhan    akan     ketergantungan    tidak   pernah   terpenuhi.     Ia
       menunjukkan penangguhan dan sikap keras agar diterima dengan
       murah hati apa yang diharapkannya degan sangat. Tipe kepribadian ini
       ditandai dengan sifat pasif dan agresif. Agresifitas dapat dinyatakan
       secara pasif dengan cara bermuka masam, malas, menyabot, dan keras
       kepala. Perilaku ini merupakan pencerminan dari rasa permusuhan
       yang dinyatakan secara tertutup, atau rasa tidak puas terhadap
       seseorang/sesuatu yang kepadanya ia sangat menggantungkan dirinya.

j. Kepribadian Inadequat

   Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya secara terus menerus atau
   berulang-ulang untuk memenuhi harapan atau tuntutan teman atau
   sebayanya atau kenalannya. Baik dalam respon emosional, intelektual,
   sosial, maupun fisik. Penderta sendiri tidak merasakan sebagai bebean
   karena dianggapnya wajar dan harus diterima sebagaimana adanya. Orang
   dengan tipe ini biasanya juga empunyai kehidupan yang tak terprogram,




                                                                               21
tidak mampu melaksanakan tugas, serta tidak mau dipaksa untuk
melakukan sesuatu.




                       BAB III

                      PENUTUP




                                                           22
Kesimpulan




         Kepribadian setiap individu berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui
kepribadian seseorang kita perlu mempelajari struktur kepribadiannya. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan
umum dan pengetahuan khusus. Sehingga terbentuklah beberapa jenis kepribadian
unik dari setiap individu. Penggolongan ini ada yang berdasarkan faktor eksternal
dan internal.

         Individu yang tidak dapat menghadapi masalah pribadi dan sosial yang
timbul saat ia masih kanak-kanak sampai dewasa dapat menimbulkan gangguan
kepribadian. Oleh kerena itu sejak dini kepribadian harus dibentuk dengan baik
sehingga tidak mengalami gangguan kepribadian pada masing-masing individu.




                                                                              23
DAFTAR PUSTAKA




Sobur, Alex, Drs, M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Dr. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT
        Bulan Bintang.

Baihaqi, MIF, Drs, M.Si, dkk. 2005. Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-
        Gangguan. Bandung: PT Refika Aditama.




                                                                        24

Contenu connexe

Tendances

Carl roger sp
Carl roger  spCarl roger  sp
Carl roger spBen PHu
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Operator Warnet Vast Raha
 
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerPertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerVivia Maya Rafica
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitifong kai hung
 
Manfaat pengenalan kepribadian bagi bisnis
Manfaat pengenalan kepribadian bagi bisnisManfaat pengenalan kepribadian bagi bisnis
Manfaat pengenalan kepribadian bagi bisnisBhayu MH
 
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianProses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianUndercover Helpers
 
PSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychology
PSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychologyPSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychology
PSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychologyAmin Upsi
 
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
Psikologi sosial -  persepsi tentang diriPsikologi sosial -  persepsi tentang diri
Psikologi sosial - persepsi tentang diriBagus Aji
 
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Bee_BQ
 
Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyVivia Maya Rafica
 
Teori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattellTeori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattellnikmanjahidin
 
Pp ki iv ~ teori kepribadian edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian   editPp ki iv ~ teori kepribadian   edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian editJumari Awi
 

Tendances (19)

Bab6
Bab6Bab6
Bab6
 
Carl roger sp
Carl roger  spCarl roger  sp
Carl roger sp
 
Carl gustav jung
Carl gustav jungCarl gustav jung
Carl gustav jung
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis
Teori psikoanalisis
 
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward SprangerPertemuan ke-5 Edward Spranger
Pertemuan ke-5 Edward Spranger
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Teori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personalitiTeori perkembangan kendiri personaliti
Teori perkembangan kendiri personaliti
 
Manfaat pengenalan kepribadian bagi bisnis
Manfaat pengenalan kepribadian bagi bisnisManfaat pengenalan kepribadian bagi bisnis
Manfaat pengenalan kepribadian bagi bisnis
 
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadianProses  sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
Proses sosialisasi sebagai proses pembentuk kepribadian
 
PSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychology
PSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychologyPSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychology
PSIKOLOGI KAUNSELING jung’s analytic psychology
 
Teori Sigmund Freud
Teori Sigmund FreudTeori Sigmund Freud
Teori Sigmund Freud
 
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
Psikologi sosial -  persepsi tentang diriPsikologi sosial -  persepsi tentang diri
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
 
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality) Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
Cross-Cultural Psychology - Research and Applications (personality)
 
Pertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen HarneyPertemuan ke-14 Karen Harney
Pertemuan ke-14 Karen Harney
 
Teori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattellTeori personaliti the big 5. cattell
Teori personaliti the big 5. cattell
 
Pp ki iv ~ teori kepribadian edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian   editPp ki iv ~ teori kepribadian   edit
Pp ki iv ~ teori kepribadian edit
 
11722582 personaliti
11722582 personaliti11722582 personaliti
11722582 personaliti
 

En vedette

Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiPengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiJohan Setiawan
 
Katekismus Heidelberg
Katekismus HeidelbergKatekismus Heidelberg
Katekismus HeidelbergRois Muhammad
 
Strategi pembelajatran 2
Strategi pembelajatran 2Strategi pembelajatran 2
Strategi pembelajatran 2Ismail Nasution
 
Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02
Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02
Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02Ismail Nasution
 
Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?
Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?
Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?Purnawan Kristanto
 
Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan
Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan
Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan Purnawan Kristanto
 
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristenAliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristensubrotobustam
 
5 Tokoh Psikologi Kepribadian 2
5 Tokoh Psikologi Kepribadian 25 Tokoh Psikologi Kepribadian 2
5 Tokoh Psikologi Kepribadian 2atone_lotus
 
Makalah Unsur dan variasi liturgi
Makalah Unsur dan variasi liturgiMakalah Unsur dan variasi liturgi
Makalah Unsur dan variasi liturgiPurnawan Kristanto
 
Agama Kristen protestan
 Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Agama Kristen protestanpjj_kemenkes
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufRatih Kisdiani Riadi
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestanpjj_kemenkes
 
Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
 
Pengertian psikologi kepribadian
Pengertian psikologi kepribadianPengertian psikologi kepribadian
Pengertian psikologi kepribadianmaz habib
 
Ppt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawufPpt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawufroffiq
 

En vedette (20)

Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & TeologiPengantar Integrasi Psikologi & Teologi
Pengantar Integrasi Psikologi & Teologi
 
Katekismus Heidelberg
Katekismus HeidelbergKatekismus Heidelberg
Katekismus Heidelberg
 
Summary of ALM
Summary of ALMSummary of ALM
Summary of ALM
 
Strategi pembelajatran 2
Strategi pembelajatran 2Strategi pembelajatran 2
Strategi pembelajatran 2
 
Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02
Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02
Pertemuanidasardansejarahtimbulnyailmukalam 100928044524-phpapp02
 
Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?
Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?
Pembangunan Jemaat atau Pertumbuhan Gereja?
 
Tasawuf Modern
Tasawuf ModernTasawuf Modern
Tasawuf Modern
 
Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan
Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan
Makalah Peran & strategi pelayanan gereja dalam dunia pendidikan
 
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristenAliran aliran kepercayaan pada agama kristen
Aliran aliran kepercayaan pada agama kristen
 
5 Tokoh Psikologi Kepribadian 2
5 Tokoh Psikologi Kepribadian 25 Tokoh Psikologi Kepribadian 2
5 Tokoh Psikologi Kepribadian 2
 
Masyarakat Majemuk
Masyarakat Majemuk Masyarakat Majemuk
Masyarakat Majemuk
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Makalah Unsur dan variasi liturgi
Makalah Unsur dan variasi liturgiMakalah Unsur dan variasi liturgi
Makalah Unsur dan variasi liturgi
 
Agama Kristen protestan
 Agama Kristen protestan Agama Kristen protestan
Agama Kristen protestan
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
 
Konsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen ProtestanKonsep Agama kristen Protestan
Konsep Agama kristen Protestan
 
Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg agama kristen_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Pengertian psikologi kepribadian
Pengertian psikologi kepribadianPengertian psikologi kepribadian
Pengertian psikologi kepribadian
 
Ppt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawufPpt akhlak tasawuf
Ppt akhlak tasawuf
 
Proses Belajar Mengajar
Proses Belajar MengajarProses Belajar Mengajar
Proses Belajar Mengajar
 

Similaire à Psikologi Kepribadian

Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1Dede M Latiev
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia neelmakrufi
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadianelmakrufi
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Warnet Raha
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikUlanJegeg
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfSeta Wicaksana
 
Dasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuDasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuSiti Sahati
 
Pengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianPengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianpanamjayait
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Septian Muna Barakati
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4Kaer Bikers
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIxue er tui
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologialya_sn
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikelmakrufi
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika IIIMelkiasAdu
 

Similaire à Psikologi Kepribadian (20)

Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
Psikologi kepribadian-1235077983853326-1
 
Psikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia nePsikologi kepribadia ne
Psikologi kepribadia ne
 
Psikologi kepribadian
Psikologi kepribadianPsikologi kepribadian
Psikologi kepribadian
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
 
Dasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individuDasar dasar perilaku individu
Dasar dasar perilaku individu
 
Pengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadianPengembangan kepribadian
Pengembangan kepribadian
 
Hbse 2011.ppt erikson
Hbse 2011.ppt eriksonHbse 2011.ppt erikson
Hbse 2011.ppt erikson
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-1 Pertemuan Ke-2.pdf
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 4
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRIPENGERTIAN KONSEP KENDIRI
PENGERTIAN KONSEP KENDIRI
 
Nama
NamaNama
Nama
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Copy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitikCopy of teori psikoanalitik
Copy of teori psikoanalitik
 
Psisos.9.05
Psisos.9.05Psisos.9.05
Psisos.9.05
 
Paper dokmatika III
Paper dokmatika IIIPaper dokmatika III
Paper dokmatika III
 

Dernier

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 

Dernier (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Psikologi Kepribadian

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari. B. Rumusan Masalah Adapun rumsan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu: 1. Bagaimana konsep-konsep kepribadian? 2. Menjelaskan jenis-jenis gangguan kepribadian. C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah 1. Untuk memahami konsep-konsep kepribadian. 1
  • 2. 2. Untuk memahami jenis-jenis gangguan kepribadian. D. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan makalah ini, yaitu: 1. Pendahuluan 2. Pembahasan 3. Penutup 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Kepribadian Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya sesungguhnya berasal dari kata latin: pesona. Pada mulanya kata personaini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona (personality) berubah menjai satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya. Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang umum tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi seseorang. B. Pembentukan Kepribadian Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat membedakannya dalam dua golongan : 1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki- laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban tertentu. 3
  • 4. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat, misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena : a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya (orang tua, saudara, media massa dan lain-lain) tidaklah sama pula pada setiap orang. Setiap orang tua atau media massa mempunyai pandangan dan pendapatnya sendiri sehingga orang- orang yang menerima pandangan dan pendapat yang berbeda-beda itu akan berbeda-beda pula pendiriannya. b. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang khusus, yang terjadi pada dirinya sendiri. 2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri. Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang bersangkutan dalam masyarakat. Pengalaman-pengalaman yang umum maupun yang khusus di atas memberi pengaruh yang berbeda-beda pada tiap individu-individu itu pun merencanakan pengalaman-pengalaman tersebut secara berbeda-beda pula sampai akhirnya ia membentuk dalam dirinya suatu stuktur kepribadian yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalaman-pengalaman ke dalam kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri. Proses pembentukan identitas diri harus melalui berbagai tingkatan. Salah satu tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, misalnya dengan ayah, ibu, kakak, saudara, guru, dan sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat menyebabkan kebingungan dan kekaburan akan peran sosial, karena remaja- remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh 4
  • 5. sekaligus, misalnya dengan ayahnya, bintang film kesayangannya, tokoh politik favoritnya dan sebagainya. Kalau kekaburan akan peranan sosial ini tidak dapat dihapuskan sampai remaja itu menjadi dewasa, maka besar kemungkinannya ia akan menderita gangguan-gangguan kejiwaan pada masa dewasanya. Karena itu penting sekali diusahakan agar remaja dapat menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsur-angsur melepaskan identifikasinya terhadap orang-orang lain untuk akhirnya menjadi dirinya sendiri. C. Teori-Teori Kepribadian Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni teori kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, dan teori psikoligi kognitif. 1. Teori Kepribadian Psikoanalisis Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera impuls biologis; ego mematuhi prinsip realita, menunda pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara yang diterima masyarakat, dan superego (hati nurani;suara hati) memiliki standar moral pada individu. Jadi jelaslah bahwa dalam teori psikoanalisis Freud, ego harus menghadapi konflik antara id ( yang berisi naluri seksual dan agresif yang selalu minta disalurkan) dan super ego (yang berisi larangan yang menghambat naluri- 5
  • 6. naluri itu). Selanjutnya ego masih harus mempertimbangkan realitas di dunia luar sebelum menampilkan perilaku tertentu. Namun, dalam psikoanalisis Carl Gustav Jung, ego bukannya menghadapi konflik antara id dan superego, melainkan harus mengelola dorongan-dorongan yang datang dari ketidak sadaran kolektif (yang berisi naluri-naluri yang diperoleh dari pengalaman masa lalu dari masa generasi yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang diredam dalam ketidaksadaran. Berbeda dengan Freud, Jung tidak mendasarkan teorinya pada dorongan seks. Bagi erikson, misalnya meskipun ia mengakui adanya id, ego, dan superego, menurutnya, yang terpenting bukannya dorongan seks dan bukan pula koflik antara id dan superego. Bagi Erikson, manusia adalah makhluk rasional yang pikiran, perasaan, dan perilakunya dikendalikan oleh ego. Jadi ego itu aktif, bukan pasif seperti pada teori freud, dan merupakan unsur utama dari kepribadian yang lebih banyak dipengarihi oleh faktor sosial daripada dorongan seksual. 2. Teori-Teori Sifat (Trait Theories) Teori sifat ini dikenal sebagai teori-teori tipe (type theories) yang menekankan aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil atau menetap. Tepatnya, teori-teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki sifat atau sifat-sifat tertentu, yakni pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Sifat-sifat yang stabil ini menyebabkan manusia bertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi. Allport membedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu. Dua orang mungkin sama-sama jujur, namun berbeda dalam hal kejujuran berkaitan dengan sifat lain. 6
  • 7. Orang pertama, karena peka terhadap perasaan orang lain, kadang-kadang menceritakan “kebohongan putih” bagi orang ini, kepekaan sensitivitas adalah lebih tinggi dari kejujuran. Adapun orang orang kedua menilai kejujuran lebih tinggi, dan mengatakan apa adanya walaupun hal itu melukai orang lain. Orang mungkin pula memilki sifat yang sama, tetapi dengan motif berbeda. Seseorang mungkin berhati-hati karena ia takut terhadap pendapat orang lain, dan orang lain mungkin hati-hati karena mengekspresikan kebutuhannya untuk mempertahankan keteraturan hidup. Termasuk dalam teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari Willim Sheldom. Teori Sheldom sering digolongkan sebagai teori topologi. Meskipun demikian ia sebenarnya menolak pengotakkan menurut tipe ini. Menurutnya, manusia tidak dapat digolongkan dalam tipe ini atau tipe itu. Akan tetapi, setidak-tidaknya seseorang memiliki tiga komponen fisik yang berbeda menurut derajat dan tingkatannya masing- masing. Kombinasi ketiga komponen ini menimbulkan berbagai kemungkinan tipe fisik yang isebutnya sebagai somatotipe. Menurut Sheldom ada tiga komponen atau dimensi temperamental adalah sebagai berikut : a. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang toleran, lamban, santai, pandai bergaul. b. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat-sifat seperti berpetualang dan berani mengambil resiko yang tinggi, membutuhkan aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai dan membuat gaduh. c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada orang lain, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi. 7
  • 8. Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki reaksi yang cepat dan sulit tidur. 3. Teori Kepribadian Behaviorisme Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut. Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya. Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1) Pengekangan fisik (psycal restraints) Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik. Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak kehilangan kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik. 2) Bantuan fisik (physical aids) Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang tidak dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar tidak mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. 8
  • 9. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata. 3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions) Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung jawab. Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri. 4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions) Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik meditasi untuk mengatasi stess. 5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses) Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka. 6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement) Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurut Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus. 7) Menghukum diri sendiri (self punishment) Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum 9
  • 10. dirinya sendiri karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar kembali dengan giat. 4. Teori Psikologi Kognitif Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal dari pandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam memersepsi lingkungannya, manusia tidak sekadar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari penginderaannya, tetapi masukan dari pengindraan itu, diatur, saling dihubungkan dan diorganisasikan untuk diberi makna, dan selanjutnya dijadikan awal dari suatu perilaku. Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga faktor- faktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan psikologis atau lapangan kesadaran seseorang. D. Tipe-Tipe Kepribadian Pada dasarnya setisp orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain. Penelitian tentang kepribadian manusia dilakukan para ahli sejak dulu kala. Kita mengenal Hippocrates dan Galenus yang mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya. 1) Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga. 2) Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan bersikap optimistis. 10
  • 11. 3) Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang-orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah. 4) Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang bertipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif. C.G. Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari Swiss, membuat pembagian tipe manusia dengan cara lain lagi. Ia menyatakan bahwa perhaian manusia tertuju pada dua arah, yakni keluar dirinya yang disebut extrovert, dan kedalam dirinya yang disebut introvert. Jadi, menurut jung tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu : 1) Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat. 2) Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat-sifat: berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali. Mereka mudah memegaruhi dan mudah pula dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun orang-orang yang tergolong introvert memiliki sifat-sifat : kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka mnyendiri, bahkan sering takut kepada orang lain. Kretschmer, ahli penyakit jiwa berkebangsaan Jerman, mengemukakan adanya hubungan yang erat antara tipe tubuh dengan sifat dan wataknya. Ia memebagi manusia dalam empat golongan menurut tipe atau bentuk tubuhnya masing-masing, yaitu berikut ini : 1) Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat, kekar dan tegap, berdada lebar. 11
  • 12. 2) Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat, bahu sempit, lengan, dan kaki kecil. 3) Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, muka bulat, leher pejal. 4) Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari ketiga tipe diatas. Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis adalah schizothim, yang menurut Kretschmer mempunyai sifat-sifat, antara lain : sulit bergaul, mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi baru, kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa, kadang-kadang optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir terlebih dahulu masak-masak sebelum bertindak. Lain halnya dengan orang yang memiliki bentuk tubuh piknis, atau tipe wataknya sering disebut siklithim. Sifat orang-orang ini adalah mudah bergaul, suka humor, mudah berubah-ubah stemming-nya, mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak konsekuen. Menurut teori Sheldon, manusia bisa digolongkan menjadi tiga macam tipe yaitu : a. Tipe Endomorp Menurut Sheldon, orang yang komponen endomorp-nya tinggi, sedangkan kedua komponen lainnya rendah, ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh sistem digestif (yang berasal dari endoderm) memegang peranan penting. Sheldom menyebut tipe endomorph dengan kecenderungan pada kebulatan, keluwesan, kehalusan, dan gemuknya tubuh, serta tangan-kaki yang lembut dan kecil. b. Tipe Mesomorph Dalam pandangan Sheldon, orang yang bertipe mesomorph, komponen mesomorphnya tinggi, sedangkan komponen lainnya lagi rendah. Karena itu, bagian-bagian tubuhnya yang berasal dari mesoderm relatif 12
  • 13. berkembang lebih baik ketimbang yang lain-lain; misalnya: otot-ototnya dominan, pembuluh-pembuluh darah kuat, jantung juga dominan. Orang tipe ini punya kecenderungan kokoh, keras, otot tampak bersegi-segi, tahan sakit. Termasuk pada golongan tipe ini, misalnya, para olahragawan, pengelana, dan tentara. c. Tipe Ectomorph Orang-orang yang termasuk pada golongan tipe ectomorph ini adalah organ-organ mereka berasal dari ectoderm yang terutama berkembang, yaitu kulit, sistem saraf. Kecenderungan tipe entomorph adalah pada tangan dan kaki yang lurus, tubuhnya tampak lemah dan langsing, jangkung, dada pipih, dan otot-otot hampir tidak tampak berkembang. E. Pengukuran-Pengukuran Kepribadian Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self- report)kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya : 1. Observasi Direct Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan untuk memilih waktu. 13
  • 14. Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu: a. Time Sampling Method Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, atau aspek tertentu. b. Incident Sampling Method Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga tentang efek-efek berikut setelah respons. c. Metode Buku Harian Terkontrol Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan. 2. Wawancara (Interview) Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, yakni: a. Stress interview 14
  • 15. Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar. b. Exhaustive Interview Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga. 3. Tes proyektif Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah. Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan imajinasi, kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah: a. Tes Rorschach Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan 15
  • 16. dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun noda-noda itu secara objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban yang diberikan peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya. b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT) Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT), dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah cerita mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya. Mereka diminta membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari kejadian yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara seseorang melakukan hubungan antarpribadinya. 4. Inventori Kepribadian Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang 16
  • 17. terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang ialah: (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale). a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”, atau “tidak dapat mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban mendapat nilai menurut kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI dikembangkan guna membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan kepribadian. Para perancang tes tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi memberikan ratusn pertanyaan tes untuk mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari normalnya menurut kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas individu yang telah dirawat dengan diagnosis gangguan paranoid. Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah didiagnosis menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok kriteria dalah hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel penting lain. b. Rorced-Choice Inventories Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek dapat memilih pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek, dalam hal ini, diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya. c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale) 17
  • 18. H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari keragaman abnomal, yaitu: 1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada khayalan. 2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting. 3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar. 4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme. 5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal. 6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus. H-W Temperament Scale tersusun dalam sejumlah item yang berfungsi untuk memilahkan kelompok yang patologik dari kelompok penderita hysteroid, misalnya, diasumsikan memiliki mental kriminal. F. Gangguan Kepribadian Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan yang timbul pada masa kanak-kanak, masa remaja, dan berlanjut pada masa dewasa. Keadaan ini merupakan pola perilaku yang tertanam dalam dan berlangsung lama, muncul sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi pribadi dan sosial yang luas. Penggolongan atau klasifikasi gangguan kepribadian bermacam-macam, yaitu: a. Kepribadian Paranoid Kepribadian paranoid adalah gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol. Orang lain selalu dilihat sebagai agressor, ingin merugikan, ingin menyakiti, ingin mencelakai, membahayakan, dan 18
  • 19. sebagainya, sehingga ia bersikap sebagai pemberontak untuk mempertahankan harga dirinya. Sering ia mengancam, memberontak, menolak, membuat keterangan yang tak masuk akal tentang kesalahan- kesalahannya. Sering ia bersikap apriori, memvonis sesuatu tanpa melakukan penyelidikan terlebih dahulu, tanpa dukungan data yang akurat, melemparkan tanggung jawab dan kesalahannya pada orang lain. Penderita umumnya ditinggalkan teman-temannya dan mendapatkan banyak musuh. Gangguan kepribadian paranoid dibagi dua, yaitu: - Kepribadian yang mudah tersinggung, bereaksi terhadap pengalaman sehari-hari secara berlebihan dengan rasa menyerah dan rendah diri, serta cenderung menyalahkan orang lain tentang pengalamannya itu. - Kepribadian yang lebih agresif, kasar, serta sangat peka terhadap apa yang dianggap haknya. Cepat tersinggun bila haknya dilanggar dan sangat gigih dalam mempertahankan haknya tersebut. Persamaan kedua kelompok tersebut adalah sifat curiga yang berlebihan, cepat merasakan bahwa sesuatu itu tertuju pada dirinya dan adanya negatif, serta mudah sekali tersinggung. b. Kepribadian Afektif/Siklotim Ciri utama dari kepribadian siklotim adalah keadaan perasaan dan emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan euforia. Penderita mungkin berhaasil menarik banyak teman karena sifatnya yang ramah, gembira, semangat, hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak dapat diramalkan. Dalam keadaan depresi, penderita dapat menjadi sangat cemas, khawatir, pesimis, bahkan nihilistik. c. Kepribadian Skizoid Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam, suka menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang lain. Ciri utamanya adalah cara menyesuaikan diri dan mempertahankan diri ditempuh dengan menarik diri, mengasingkan diri, dan juga sering berperilaku aneh 19
  • 20. (ekstrinsik). Pemikirannya autistik (hidup dalam dunianya sendiri), melamun berlebihan, dan ketidamampuan menyatakan rasa permusuhan. d. Kepribadian Eksplosif Ciri utama tipe ini adalah diperlihatkannya sifat tertentu yang lain dari perilakunya sehari-hari, yaitu ledakan-ledakan amarah dan agresivitas, sebagai reaksi terhadap stres yang dialaminya (walaupun mungkin stresnya sangat kecil). Segera sesudah itu biasanya ia menyesali perbuatannya. e. Kepribadian Anankastik Ciri utama tipe kepribadian ini adalah perfeksionisme dan keteraturan, kaku, pemalu, disertai dengan pengawasan diri yang tinggi. Orangnya tdak kompromis serta sangat patuh (bahkan berlebihan) pada nora-norma, etika, dan moral. Orang dengan kepribadian ini sering terlambat unutk menikah, karena tuntutannya terlalu tinggi dan takut/ragu-ragu dalam mengambil keputusan. f. Kepribadian Histerik Ciri utama kepribadian ini adalah sombong, egosentrik, tidak sabilnya emosi, suka menarik perhatian denga afek yang labil, sering berdusta dan menunjukkan pseudologika fantastika (menceritakan secara luas, terperinci, dan kelihatan masuk akal padahal tanpa dasar fakta atau data. Ia dapat menyatakan perasaannya secara tepat dan sering disertai dengan gerakan badaniah dalam berkomunikasi. g. Kepribadian Astenik Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas, lesu, letih, lemah, tak ada tenaga sepanjang kehidupannya. Orangnya tidak tahan terhadap stres hidup yang normal dalam kehidupan sehari-hari. Vitalitas dan emosionalitasnya sangat rendah. Terdapat abulia atau kurang kemauan dan anhedonia (kurang mampu menikmati sesuatu). 20
  • 21. h. Kepribadian Anti Sosial Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya selalu menimbulkan konflik dengan ornag lain atau lingkungannya. Tidak loyal pada kelompok dan norma-norma sosial, tidak toleran terhadap kekecewaan atau frustasi, selalu menyalahkan ornag lain dengan rasionalisasi. Ia egosentris, idka bertangung jawab, impulsif, agrsif, kebal terhadap rasa sakit, dan idak mampu belajar dari pengalaman ataupun hukuman yang diberikan. i. Kepribadian Pasif-Agresif Tipe ini dibagi menjadi dua, yaitu: - Kepribadian pasif dependen, orang dengan tipe kepribadian ini selalu berpikir, merasa, dan bertindak bahwa kebutuhannya akan ketergantungannya itu dapat dipenuhi scara menakjubkan. - Kepribadian pasif agresif, orang dengan tipe ini merasa bahwa kebutuhan akan ketergantungan tidak pernah terpenuhi. Ia menunjukkan penangguhan dan sikap keras agar diterima dengan murah hati apa yang diharapkannya degan sangat. Tipe kepribadian ini ditandai dengan sifat pasif dan agresif. Agresifitas dapat dinyatakan secara pasif dengan cara bermuka masam, malas, menyabot, dan keras kepala. Perilaku ini merupakan pencerminan dari rasa permusuhan yang dinyatakan secara tertutup, atau rasa tidak puas terhadap seseorang/sesuatu yang kepadanya ia sangat menggantungkan dirinya. j. Kepribadian Inadequat Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuannya secara terus menerus atau berulang-ulang untuk memenuhi harapan atau tuntutan teman atau sebayanya atau kenalannya. Baik dalam respon emosional, intelektual, sosial, maupun fisik. Penderta sendiri tidak merasakan sebagai bebean karena dianggapnya wajar dan harus diterima sebagaimana adanya. Orang dengan tipe ini biasanya juga empunyai kehidupan yang tak terprogram, 21
  • 22. tidak mampu melaksanakan tugas, serta tidak mau dipaksa untuk melakukan sesuatu. BAB III PENUTUP 22
  • 23. Kesimpulan Kepribadian setiap individu berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui kepribadian seseorang kita perlu mempelajari struktur kepribadiannya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan khusus. Sehingga terbentuklah beberapa jenis kepribadian unik dari setiap individu. Penggolongan ini ada yang berdasarkan faktor eksternal dan internal. Individu yang tidak dapat menghadapi masalah pribadi dan sosial yang timbul saat ia masih kanak-kanak sampai dewasa dapat menimbulkan gangguan kepribadian. Oleh kerena itu sejak dini kepribadian harus dibentuk dengan baik sehingga tidak mengalami gangguan kepribadian pada masing-masing individu. 23
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Sobur, Alex, Drs, M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sarwono, Sarlito Wirawan, Dr. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang. Baihaqi, MIF, Drs, M.Si, dkk. 2005. Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan- Gangguan. Bandung: PT Refika Aditama. 24