ASMA
Asma bronkial adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua Negara dunia, diderita oleh anak sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan dapat mengancam jiwa seseorang.
Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain olahraga,infeksi,alergi,perubahan suhu,asap rokok,dan lain lain. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya serangan asma, derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma.
Pengaruh penyakit Asma bronkiale dalam kehamilan
Perubahan-perubahan fisiologis yang diketahui berpengaruh terhadap perjalanan AB antara lain perubahan-perubahan berupa membesarnya uterus, elevasi diafragma, hormonal perubahan-perubahan pada mekanik paru-paru dan lain-lain.
Pada ibu-ibu hamil yang menderita AB, Bahna dan Bjerkedal mendapatkan bahwa insiden hiperemis, perdarahan, toksemia gravidarum, induksi persalinan dengan komplikasi dan kematian ibu secara bermakna lebih sering terjadi dibandingkan dengan ibu-ibu hamil tanpa penyakit AB. Hal ini dapat diduga erat hubungannya dengan obat-obat anti asma yang diberikan selama kehamilan ataupun akibat efek langsung daripada memberatnya asma
Hormon Masa Kehamilan
Progesteron
Estrogen
Kortisol
Pengaruh Obat-obatan Anti Asma Terhadap Kehamilan
Golongan Xanthin
Golongan simptomatik
Adrenalin
Efedrin
Obat-obat Beta Agonis
Kromoglikat
Kortikosteroid
Antihistamine, Ekspektoran dan Antibiotika
Penatalaksanaan Asma Bronkial pada kehamilan
Penderita Rawat Jalan
Pada serangan AB yang ringan , teofilin peroral atau rektal dapat merupakan pilihan atau kalau perlu aminofilin intravenous 250 – 500 mg secara bolus pelan-pelan atau isopreterinol inhalasi atau nebulizer, atau adrenalin subkutan 0,2-0,5 ml yang dapat diulang dalam 15 sampai 30 menit kemudian.
Penderita Rawat Inap
Diperuntukkan penderita dengan Ab yang berat atau status asthmaticus. Diberikan aminofilin IV 250-500 mg secara bolus pelan-pelan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian aminoflin perinfus IV dengan dosis 0,9 mg/kg BB/hari. Hidrokortison sodium suksinat diberikan 100-200 mg IV/4-6 jam, oksigen melalui kateter hidung, cairan dan elektrolit yang cukup dan eliminasi faktor-faktor presipitasi.
PENYAKIT JANTUNG
Perubahan hemodinamik dalam kehamilan
Hemodinamik menggambarkan hubungan antara tekanan darah, curah jantung dan resistensi vaskuler. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara tidak langsung dengan auskultasi atau secara langsung dengan kateter intra-arterial.
Curah jantung merupakan hasil perkalian stroke volume dan denyut jantung. Denyut jantung dan stroke volume meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Setelah 32 minggu, stroke volume menurun dan curah jantung sangat tergantung pada denyut jantung. Resistensi vaskuler menurun pada trimester pertama dan awal trimester kedua. Denyut jantung, tekanan darah dan curah jantung akan meningkat pada saat ada kontraksi uterus.
Diagnosis
Klasifikas
2. Asma bronkial adalah penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di hampir semua Negara dunia, diderita oleh anak
sampai dewasa dengan derajat penyakit yang ringan sampai berat, bahkan
dapat mengancam jiwa seseorang.
Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara
lain olahraga,infeksi,alergi,perubahan suhu,asap rokok,dan lain lain.
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya serangan asma,
derajat asma dan juga kematian akibat penyakit asma.
3. Pengaruh penyakit Asma bronkiale
dalam kehamilan
Perubahan-perubahan fisiologis yang diketahui berpengaruh
terhadap perjalanan AB antara lain perubahan-perubahan berupa
membesarnya uterus, elevasi diafragma, hormonal perubahan-perubahan
pada mekanik paru-paru dan lain-lain.
Pada ibu-ibu hamil yang menderita AB, Bahna dan Bjerkedal
mendapatkan bahwa insiden hiperemis, perdarahan, toksemia gravidarum,
induksi persalinan dengan komplikasi dan kematian ibu secara bermakna
lebih sering terjadi dibandingkan dengan ibu-ibu hamil tanpa penyakit AB.
Hal ini dapat diduga erat hubungannya dengan obat-obat anti asma yang
diberikan selama kehamilan ataupun akibat efek langsung daripada
memberatnya asma
4. Hormon Masa Kehamilan
Progesteron
Estrogen
Kortisol
Pengaruh Obat-obatan Anti Asma Terhadap
Kehamilan•Golongan Xanthin
•Golongan simptomatik
•Adrenalin
•Efedrin
•Obat-obat Beta Agonis
•Kromoglikat
•Kortikosteroid
•Antihistamine, Ekspektoran dan Antibiotika
5. Penatalaksanaan Asma Bronkial pada
kehamilan
Penderita Rawat Jalan
Pada serangan AB yang ringan , teofilin peroral atau rektal dapat
merupakan pilihan atau kalau perlu aminofilin intravenous 250 – 500 mg
secara bolus pelan-pelan atau isopreterinol inhalasi atau nebulizer, atau
adrenalin subkutan 0,2-0,5 ml yang dapat diulang dalam 15 sampai 30 menit
kemudian.
Penderita Rawat Inap
Diperuntukkan penderita dengan Ab yang berat atau status
asthmaticus. Diberikan aminofilin IV 250-500 mg secara bolus pelan-pelan,
kemudian dilanjutkan dengan pemberian aminoflin perinfus IV dengan dosis
0,9 mg/kg BB/hari. Hidrokortison sodium suksinat diberikan 100-200 mg
IV/4-6 jam, oksigen melalui kateter hidung, cairan dan elektrolit yang cukup
dan eliminasi faktor-faktor presipitasi.
6. PENYAKIT JANTUNG
Perubahan hemodinamik dalam kehamilan
Hemodinamik menggambarkan hubungan antara tekanan darah,
curah jantung dan resistensi vaskuler. Pengukuran tekanan darah dapat
dilakukan secara tidak langsung dengan auskultasi atau secara langsung
dengan kateter intra-arterial.
Curah jantung merupakan hasil perkalian stroke volume dan denyut
jantung. Denyut jantung dan stroke volume meningkat seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Setelah 32 minggu, stroke volume menurun dan
curah jantung sangat tergantung pada denyut jantung. Resistensi vaskuler
menurun pada trimester pertama dan awal trimester kedua. Denyut jantung,
tekanan darah dan curah jantung akan meningkat pada saat ada kontraksi
uterus.
7. Diagnosis
Klasifikasi penyakit jantung (status fungsional) berdasarkan klasifikasi yang
ditetapkan oleh New York Heart Association pada tahun 1979, sebagai berikut
• Klas / derajat I : Aktivitas biasa tidak terganggu.
• Klas / derajat II : Aktivitas fisik terbatas, namun tidak ada gejala saat
istirahat.
• Klas / derajat III :Aktivitas ringan sehari-hari terbatas, timbul sesak atau
nyeri, palpitasi pada aktifitas yang ringan.
• Klas / derajat IV : Gejala timbul pada waktu istirahat, dan terdapat gejala
gagal jantung.
Beberapa indikator klinik dari penyakit jantung dalam kehamilan
Gejala
•Dyspnea yang progresif atau orthopnea
•Batuk pada malam hari
•Hemoptisis
•Sinkop
•Nyeri dada
8. Penanganan
1. Anterpartum
Salah satu prosedur penatalaksanaan selama kehamilan adalah membatasi
aktifitas fisik sehingga mengurangi beban sistem kardiovaskuler. Dianjurkan tidak
melakukan aktivitas fisik yang berat untuk mempertahankan aliran darah uterus dan
menjaga kesehatan janin.
2. Intrapartum
Persalinan untuk penderita kelainan jantung idealnya adalah singkat dan
bebas nyeri. Kadang kala penderita penyakit jantung yang berat memerlukan
pemantauan hemodinamik yang invasif dengan pemasangan kateter arteri dan arteri
pulmonalis. Seksio sesaria dilakukan hanya atas indikasi medis.
Pemantauan ibu dan janin sebaiknya dikerjakan selama persalinan. Pemantauan EKG
berkelanjutan selama persalinan sangat dianjurkan.
3. Puerperalis
Selama periode ini, pasien harus dipantau untuk mengetahui ada tidaknya
tanda-tanda gagal jantung, hipotensi dan aritmia. Perdarahan postpartum, anemia,
infeksi dan tromboemboli merupakan komplikasi yang menjadi lebih serius bila ada
kelainan jantung.
9. Kelainan Jantung
•ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
•VENTRICULAR SEPTAL DEFECT (VSD)
•PATENT DUCTUS ARTERIOSUS
•REGURGITASI MITRAL
•INSUFISIENSI AORTA
•LESI KATUP TRIKUSPIDAL DAN PULMONAL.
Kelainan jantung yang berisiko sedang terhadap ibu hamil
•STENOSIS MITRAL
•STENOSIS AORTA
•SINDROMA MARFAN
Kelainan jantung yang berisiko tinggi terhadap ibu hamil
•SINDROMA EISENMENGER
•HIPERTENSI PULMONAL PRIMER
•KARDIOMIOPATI PERIPARTUM