1. Koneksi Internet Melalui Teknologi ADSL
OPINI | 30 June 2012 | 07:02 Dibaca: 7435 Komentar: 3 0
Internet pertama kali masuk ke jaringan telelepon atau PSTN (Public Service Telephone
Network) di Indonesia pada tahun 1989. Teknologi pertama yang digunakan pada saat itu
adalah Dial-Up. Teknologi ini menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan
penghubung antara pengguna (users) dengan Penyedia Layanan Internat atau ISP (Internet
Service Provider). Namun dalam penggunaannya, Dial-up memiliki beberapa kekurangan,
terutama rendahnya kecepatan dalam mengakses Internet, terlebih di jam-jam tertentu yang
merupakan waktu sibuk. Kecepatan maksimum yang dapat diperoleh adalah 18 Kbps.
Dengan kecepatan seperti itu maka penggunaan internet cenderung pada kegiatan pencarian
data berbasis teks (Text-Mode) saja ketimbamg mode grafik atau gambar (Graphics-Mode).
Kekurangan lainnya adalah kita tidak dapat menggunakan kegiatan bertelepon saat saluran
digunakan berinternet, tingginya tingkat gangguan derau atau noise bila saluran telepon
sedang digunakan berinternet, dan sistem penghitungan Dial-up yang masih berdasarkan
waktu (time-based) dan masih dirasakan sangat mahal.
Pada tahun 2006 PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT.Telkom) mengaplikasikan teknologi
jaringan ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) pada jaringan teleponnya dan
memasarkannya dengan label Telkom Speedy. ADSL adalah jenis teknologi akses internet
2. melalui kabel tembaga saluran telepon yang sama digunakan oleh teknologi Dial-up.
Kelebihannya ADSL yang pada awalnya hanya dapat mendukung akses data hingga 1 Mbps,
kini dengan perkembangannya dapat mendukung pengiriman akses data dari 1,5 Mbps hingga
9 Mbps saat menerima data (Down-stream rate) dan dari 16 Kbps hingga 640 Kbps saat
mengirim data (Up-stream rate). Hingga kini teknologi ADSL sangat populer penggunaannya
seluruh dunia sebagai teknologi jaringan Internet Broadband. Tentunya sangat jauh jika
dibanding dengan teknologi sebelumnya yaitu Dial-up. Dengan kecepatan seperti itu kegiatan
berselancar tidak hanya pada data berbasis teks, tetapi juga grafik dan gambar, juga
multimedia (teks, grafik, gambar diam/bergerak, dan suara).
Perkembangan selanjutnya yang terjadi adalah bahwa akses Internet kini tidak hanya melalui
kabel (wire) saja tetapi juga melalui jaringan non-kabel (wireless) yang disalurkan melalui
gelombang elektromagnetik seperti Wifi (Wireless Fidelity) seperti Hotspot, Access Point,
Point to Point, Direct Satellite dsb, juga melalui Jaringan GSM dan CDMA yang sifatnya
lebih bergerak (mobile) fleksibel sehingga kita dapat mengakses Internet di manapun dan
kapanpun, baik dalam keadaan diam (fixed, stationer) maupun bergerak (mobile). Akses data
teknologi Wireless kini dapat mencapai hingga 12 Mbps hingga 80 Mbps (HSDPA, HSUPA)
dan kedepan bila LTE dan Wimax diaplikasaikan di jaringan Wireless di Indonesia maka
kecepatanya bisa mencapai hingga 150Mbps dalam keadaan bergerak (mobile) dan 200 Mbps
dalam keadaan diam (fixed, stationer).
Teknologi ADSL
ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi akses Internet menggunakan
kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau (Injection Technology)
yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data yang tadinya hanya dalam
kecapatan rendah menjadi lebih cepat dan dalam jumlah besar. Hal ini dimungkinkan berkat
adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter). Untuk mencapai
tingkat kecepatan yang tinggi, ADSL menggunakan skema modulasi yang cukup rumit untuk
memasukkan data ke dalam kabel tembaga. Sering dikenal dengan sebutan Last-mile
Technology karena teknologi ini hanya digunakan untuk koneksi dari STO (Sentral Telepon
Otomat) ke perumahan dan perkantoran, bukan di antara sentral-sentral telepon.
Dikatakan asimetris karena arus data yang dikirim dan diterima tidak sama. Frekuensi sinyal
yang digunakan berkisar antara 25 KHz sampai 1 MHz. Dengan cara seperti itu maka ADSL
dapat mendukung pengiriman akses data dari 1,5 Mbps hingga 9 Mbps saat menerima data
(Down-stream rate) dan dari 16 Kbps hingga 640 Kbps saat mengirim data (Up-stream rate).
Dengan teknologi seperti diuraikan di atas dan dengan kecepatan downstream inilah yang
menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan penggunaan internet untuk rumah tangga.
Karena kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan
kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik, ataupun video.
Keunggulan lainnya dibanding teknologi Dial-up ialah bahwa ADSL tidak mengganggu
penggunaan telepon yang ada. Jadi walaupun kita memasang ADSL di rumah, tepelon rumah
tetap bisa digunakan secara silmultan dengan ADSL tanpa terganggu sedikitpun. Hal ini
dimungkinkan karena telepon bekerja pada frekuensi sub-audio 20 KHz ke bawah sedangkan
frekuensi signal ADSL adalah 25 KHz hingga 1 MHz.
Perkenalan masyarakat Indonesia dengan teknologi jaringan internet ADSL dimulai pada
tahun 2006 saat PT.Telkom yang merupakan perusahaan pengatur jaringan telepon nasional
memperkenalkan program yang disebut sebagai Telkom Speedy, yaitu jaringan khusus dari
3. PT.Telkom untuk penggunaan Internet bagi kalangan rumah tangga, perkantoran, industri
kecil dan menengah, dsb.
Beragam paket ditawarkan berdasarkan kuota volume data atau bulanan, limited atau
unlimited dsb, yang berdampak pada tarif. Semakin besar kuota volume data semakin mahal
tarifnya. Demikian juga pada paket unlimited bulanan tetap saja ada kuota vome data
sehingga jika melenihi volume data yang menjadi kuotanya akan dikenakan tambahan biaya
untuk setia Megabyte-nya.
Modem ADSL
Modem kependekan dari Modulator dan Demodulator, adalah perangkat yang digunakan
untuk menghubungkan komputer atau router ke saluran telepon, untuk menggunakan layanan
ADSL. Seperti jenis modem lainnya, modem ADSL merupakan transceiver (transmitter-receiver)
yang berfungsi untuk mengirim dan menerima data. Disebut juga dengan DSL
Transceiver atau ATU-R.
Beberapa jenis modem ADSL juga dapat mengelola dan membagi sambungan dari layanan
ADSL untuk beberapa komputer. Dalam hal ini, modem ADSL berfungsi sebagai router atau
residential gateway. Blok di dalam ADSL router ada yang bertugas dalam proses framing,
sementara blok lainnya melakukan Asynchronous Transfer Mode Segmentation and
Reassembly, IEEE 802.1D bridging dan atau IP routing. Antarmuka yang umum ditemui
pada ADSL modem adalah Ethernet dan USB. Meskipun modem ADSL bekerja dalam
modus bridge dan tidak membutuhkan IP address publik, modem ADSL tetap disertai IP
address untuk fungsi managemen yang bisa diakses melalui alamat IP. 192.168.1.1.
Fungsi-fungsi yang terdapat pada sebuah modem ADSL antara lain:
Power Supply: berisi sebuah penurun tegangan (transformer) dan rangkaian filter DC seperti
kapasitor.
Koneksi untuk komunikasi data dengan komputer berupa antarmuka Ethernet, USB atau
PCI.
DSL digital data pump : berfungsi dalam penyaluran dan penerimaan data dari saluran
telepon A/DSL.
DSL analog chip and line driver : sebagai antarmuka rangkaian digital pada modem
termasuk microcontroller dengan saluran telepon A/DSL.
Microcontroller : bertugas menangani pengkodean, protokol, pengukuran kualitas saluran,
routing, firewall, autentikasi dan fungsi-fungsi lain pada router.
Filter : berfungsi melewatkan frekuensi- frekuensi yang digunakan dan menekan frekuensi
lainnya termasuk noise.
Selain memberikan koneksi ke layanan ADSL, beberapa jenis modem juga mempunyai
fungsi- fungsi tambahan lainnya seperti:
Dukungan pada ADSL2 atau ADSL2+
4. Fungsi sebagai Router termasuk di dalamnya NAT (Network Address Translation) untuk
membagi koneksi satu buah IP address (IPv4).
Sebagai Wireless Access Point 802.11b, 802.11g atau 802.11n.
Fungsi switch yang terintegrasi.
Layanan Virtual Private Network.
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server.
Dynamic DNS (Domain Name System) clients.
Layanan Voice over IP termasuk Quality of Service untuk menjamin kualitas data pada
aplikasi voice.
Pada umumnya modem ADSL mempunyai firmware tertentu sebagai bawaannya dari pabrik
pembuatnya. Firmware ini biasanya dapat di-upgrade untuk meningkatkan tambahan
kemampuan atau perbaikan-perbaikan terhadap adanya kesalahan kecil seperti bug. Hal ini
dapat dilakukan melalui jaringan atau melalui antarmuka komunikasi serial. Firmware
alternatif seperti OpenWrt dapat juga dipasang pada banyak modem dan menambahkan
beberapa fungsionalitas yang tidak dapat pada firmware asli. Misalnya VPN, QoS, IPv6
native and tunneling, menaikkan daya pada WAP, DNS dan fungsi-fungsi lain yang
disediakan pada lingkungan Linux.
Kekurangan Teknologi ADSL
Selain keunggulan-keunggulan seperti telah dibahas sebelumnya, ADSL juga memiliki
kekurangan yang melekat pada jaringan infrastrukturnya. Adapun kekurangan-kekurangan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jarak antara Modem ke STO
Kecepatan akses data sangat diperngaruhi oleh jarak antara rumah pengguna dengan Sentral
Telepon Otomatis (STO). Jadi semakin jauh rumah pengguna dengan STO maka semakin
lambat kecepatan akses datanya.
2. Jarak Modem ke Komputer
Kecapatan akses data juga dipengaruhi oleh jarak antara Modem ADSL dengan komputer
masing-masing pengguna pada penggunaan multi-user.
3. Tidak Kompatibel dengan beragam OS
Tidak kompatibel dengan sumua OS (Operating Systems). Operating Systems yang dapat
digunakan hanya Windows dan Linux.
4. Pengaruh Load-Coil
5. Adanya Load coils yang dipakai untuk memberikan layanan telepon ke daerah-daerah
tertentu menurut pembagian kerejanya. Load-Coils adalah peralatan induksi yang berfungsi
menggeser frekuensi pembawa ke atas. Sayangnya alat ini juga terkadang menggeser
frekuensi suara (Voice Frequency: 0 - 20 KHz) ke frekuensi yang biasa digunakan ADSL (25
KHz - 1 MHz), sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi dan ketidak cocokkan kanal
untuk ADSL dan berdampak pada seringnya terjadi kesalahan (error) pada data.
5. Pengaruh Bridged Tap
Adanya Bridged Tap, yaitu bagian saluran kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung
antara pelanggan dan Sentral Telepon. Bridged Tap ini dapat menimbulkan derau (noise)
yang mengganggu kinerja ADSL yang juga berdampak pada kesalahan data.
6. Pengaruh Rugi-rugi pada Kabel Telepon
Transmisi ADSL menggunakan saluran kabel telepon yang biasa digunakan untuk jasa
telepon (PSTN). Di Indonesia kabel telepon pada umumnya dipasang di atas permuakaan
tanah dengan menggunakan tiang-tiang telepon dari Sentral Telepon Otomat menuju rumah-rumah
pelanggannya, walaupun memang sebagian kecil sudah ditanam di dalam tanah.
Gangguan akan terjadi pada kabel ini jika kabel kena air hujan, kena benang layang-layang,
dan kena ranting dan daun sebuah pohon, atau benda lainnya. Ini akan menyebabkan
meningkatnya rugi-rugi daya pada kabel sehingga mengurangi laju data dari STO ke
palanggan. Demikian juga gangguan yang terjadi pada kabel bawah tanah, misalnya sering
terkena banjir, sehingga mengabkibatkan konduktivitas kabel berkurang dan berdampak pula
pada kecepatan laju data yang disalurkannya.
Jadi sebelum memutuskan untuk memilih jasa layanan ADSL sebagai sarana akses ke
Internet, tidak ada salahnya mempertimbangkan kembali faktor-faktor yang berpengaruh
pada kualitas layanan ADSL seperti telah diuraikan di atas. Walau bagaimanapun hal ini
penting karena berdampak secara signifikan pada laju akses data dan kestabilan koneksi
internet yang akhir-akhir ini banyak dikeluhkan oleh para penggunanya.
Semoga bermanfaat dan tetap semangat.
Salam.. :)