SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
ILMU TERNAK POTONG DAN KERJA 
KELINCI PEDAGING 
Disusun oleh : 
Kelompok 8 
Alpian Danar (H0513014) 
Anik Puji (H0513017) 
Nur Ain Afrilia Widarni (H0513106) 
Tiara Uji L (H0513136) 
Tri Mardani (H0513139) 
PROGRAM STUDI PETERNAKAN 
FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS SEBELAS MARET 
SURAKARTA
2 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas pertolongannya 
memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan 
penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ILMU 
TERNAK POTONG DAN KERJA 
Sholawat serta salam selalu kita curahkan pada Nabi akhir zaman, Nabi 
Muhammad SAW. Berkat beliau, kita bisa terlepas dari belenggu kejahiliahan dan 
bisa memperoleh ilmu yang penuh manfaat. Nabi yang kita harapkan syafaatnya 
pada hari kiamat nanti. 
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan 
para dosen serta tenaga kependidikan Program Studi Peternakan Fakultas 
Pertanian Universitas Sebelas Maret serta berbagai pihak yang tidak bisa kami 
sebutkan satu per satu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas 
dukungannya. 
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan ini 
masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik 
serta saran dari semua pihak, demi tercapainya karya yang lebih baik dimasa yang 
akan datang. 
Surakarta, 1 Oktober 2014 
Penulis
3 
DAFTAR ISI 
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 3 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 
C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Asal – Usul Kelinci . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 
B. Bangsa – Bangsa Kelinci Pedaging . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 9 
C. Perkembangan Peternakan Kelinci Pedaging di Indonesia . . . . . . . . . 15 
BAB III KESIMPULAN 
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan 
sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai 
hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci 
karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga 
mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah 
dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga 
menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut 
kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya. 
Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat, 
mulai dari binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya 
digunakan sebagai bahan tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai 
gizi tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. 
Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren 
serta flu burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai 
pengganti daging tersebut. 
Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang mempunyai sifat 
coprophage/cecotrophy Sifat ini merupakan ciri khas dari kelinci, yaitu 
tingkah laku kelinci memakan kembali kotoran (faeces) lunak langsung dari 
anusnya (coprophage pellets) yang terjadi pada malam hari, sehingga disebut 
juga Ruminansia semu (pseudo-ruminant). Walaupun memiliki caecum 
(bagian pertama usus besar) yang besar, kemampuan kelinci dalam mencerna 
serat kasar terbatas, tidak sebanyak ruminansia. 
Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporide (pemakan 
tumbuhan hijau), yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Ternak kelinci 
merupakan salah satu ternak alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi 
kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin meningkat. Kelinci
5 
memiliki kualitas daging dengan struktur serat lebih halus dengan warna dan 
bentuk menyerupai daging ayam, dengan kandungan protein yang lebih tinggi 
dibanding sapi, domba, kambing, serta babi dan kandungan kolesterolnya yang 
rendah. 
B. Rumusan Masalah 
1. Bagaimana sejarah singkat asal usul mengenai kelinci? 
2. Bagaimana bangsa dan karakteristik kelinci pedaging? 
3. Bagaimana perkembangan usaha peternakan kelinci pedaging di 
Indonesia? 
C. Tujuan 
1. Mengetahui sejarah singkat asal-usul kelinci. 
2. Mengetahui bangsa dan karakteristik kelinci pedaging. 
3. Mengetahui perkembangan usaha peternakan kelinci pedaging di 
Indonesia.
6 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Asal – Usul Kelinci 
1. Sejarah Kuno kelinci 
Kelinci merupakan hewan mamalia, yang dapat ditemukan di banyak 
bagian bumi. Kelinci liar sudah ada sejak zaman dahulu di Afrika hingga 
daratan Eropa. Manusia primitif menggunakan kelinci sebagai hewan buruan 
utama untuk memenuhi kebutuhan akan makanan sehari-hari. Pada masa itu 
kelinci liar populasinya banyak dan mudah ditemui untuk diburu. 
Berdasarkan catatan sejarah kelinci berasal dari Phoenicians (3000 SM), 
ketika itu seorang pelaut menemukan kelinci disuatu tempat yang dinamakan 
“land of the seraphs” yaitu sebuah daerah yang sekarang dikenal dengan 
nama Spanyol. Cerita kelinci selanjutnya tercatat pada masa romawi, dimana 
Roma ketika itu merupakan sebuah kerajaan dengan kekuatan militer yang 
luar biasa. Dijaman itu kelinci digunakan untuk memberi makan tentara. 
Kelinci berasal dari famili leporidae. Mereka menyebut kelinci ini dengan 
nama Leporaria.
7 
2. Sejarah Kelinci Abad Pertengahan 
Ketika biara-biara mulai memelihara Leporaria. Ras ini merupakan ras 
kelinci liar pertama di Eropa dengan kecenderungan berwarna gelap. Dijaman 
ini sudah terlihat ras-ras kelinci baru dengan bentuk badan dan warna yang 
berbeda. Dikatakan pada masa ini bahwa bangsawan sudah mulai menjadikan 
kelinci sebagai peliharaan. Kelinci diperkenalkan ke Britania Raya pada abad 
ke-13. Pada abad ke-16 Ratu Elizabeth, memberi nama sebuah pulau dengan 
sebutan “Rabbit Island”, pulau di danau dan sungai dimana kelinci bias 
berkembng biak. Saat ini ada lebih dari 800 pulau kelinci di lautan dan danau 
di dunia. 
3. Persebaran Kelinci Keseluruhan Dunia 
Setelah manusia bermigrasi ke berbagai pelososk benua baru, kelinci pun 
turut menyebar ke berbagai pelosok benua baru, seperti Amerika, Australia, 
dan Asia. Hamper setiap Negara di dunia memiliki ternak kelinci. Kelinci
8 
mempunyai daya adaptasi tubuh relative tinggi sehingga mampu hidup di 
hamper seluruh dunia. Sejarah kelinci pindah kea bad ke-17 dan ke-18 ketika 
penjelajahan dunia mengambil kelinci eropa ke Negara asing. Antara lain 
Kapten James Cook yang pertama kali membawa kelinci ke Australia di 1770 
ini. 
Selama zaman Victoria abad ke-19, sebagai Revolusi Industri membawa 
orang-orang dari pertanian dan masuk ke daerah perkotaan, menjadi popular 
dikalangan kelas menengah atas untuk menjadikan kelinci sebagai hewan 
peliharaan. Bisnis muncul yang melayani kepemilikan kelinci, dan mereka 
dipromosikan kelinci dengan mengasosiasikan kelinci dengan anak-anak dan 
kepolosan. Adanya penyebaran kelinci menimbulkan sebutan berbeda, di 
Eropa disebut rabbit, di Indonesia disebut kelinci, sementara di Jawa disebut 
trewelu. Asal kata kelinci berasal dari Bahasa Belanda, yaitu konijntje yang 
berarti “anak kelinci”. Hal ini juga menunjukkan bahwa masyarakat 
Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa colonial. Padahal di Pulau 
Sumatra ada satu species asli Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri) yang 
baru ditemukan pada tahun 1972. 
4. Kelinci di Indonesia 
Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh 
orang-orang dari Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci sudah menjadi 
ternak hias. Kelinci lokal dari Indonesia yakni jenis kelinci jawa (Lepus 
negricollis) dan kelinci Sumatra (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa 
diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna 
bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan
9 
ujungnya yang hitam. Berat kelinci jawa dewasa bias mencapai 4kg. 
Sedangkan kelinci Sumatra, merupakan satu-satunya kelinci asli Indonesia. 
Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatra. Panjang badannya 
mencapai 40cm. warna bulunya kelabu cokelat kekuningan. 
B. Bangsa _ Bangsa Kelinci Pedaging 
Selama ini masyarakat kita mengenal 2 kategori jenis kelinci, kelinci hias 
dan kelinci pedaging. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda 
dalam penanganan sehari-hari maupun bisnisnya. Dalam perawatan 
kesehariannya, kelinci pedaging diberi pakan yang bertujuan untuk 
pertumbuhan daging yang bagus. Kelinci pedaging umumnya berasal dari 
jenis kelinci Ras besar dan pertumbuhannya cepat serta memiliki daging yang 
bagus. Kelinci pedaging biasanya memiliki bobot berkisar antara 4,2-5,0 kg. 
Berikut beberapa jenis kelinci pedaging: 
1. Flemish giant
10 
Flemish giant merupakan kelinci yang cukup populer,jenis kelinci ini 
merupakan keturunan hasil dari Patagonia ( Argentina ), yang di bawa ke 
Indonesia pada abad ke 16-17. Umur kelinci ini rata-rata mencapai lima 
tahun. Tubuhnya panjang dan perkembangan otot nya sangat baik, bobot 
flemish giant mencapai rata-rata 5,6-6,7 kg untuk ukuran dewasa, namun ada 
juga yang di temukan dengan bobot yang lebih berat lagi. Warna yang banyak 
di temukan dari jenis kelinci ini adalah, hitam, biru, cokelat, abu-abu terang, 
abu-abu, dan putih. Kelinci flemish giant merupakan kelinci yang berasal dari 
keturunan kelinci liar Argentina, pada abad 18 pedagang dari Belanda 
membawa kelinci tersebut dari Argentina ke Eropa dan dibudidayakannya. 
Pada awalnya dibawa ke Eropa tepatnya di Inggris untuk dibudidayakan 
guna memenuhi permintaan akan daging kelinci di negera tersebut. Kemudian 
kelinci ini menyebar ke selurh dunia. Kelinci ini termasuk kelinci jenis 
pedaging karena ukuran tubuhnya yang besar atau jenis kelinci raksasa, 
sehingga dibudidayakan untuk diambil dagingnya. Tapi di Indonesia kelinci 
cenderung sebagai kelinci peliharaan atau kelinci hias. dan lebih 
dikenal dengan nama vlaamse reus. 
Ciri-Ciri Kelinci Flemish Giant adalah : 
a. Memiliki badan berukuran besar, bobotnya dapat mencapai 10 kg 
lebih. 
b. Memiliki ukuran telinga lebih besar dari kelinci lainnya(kelinci 
dewasa panjang telinga dapat mencapai lebih dari 15 cm) dan 
memiliki warna rambut yang bagus 
c. Memiliki warna bervariasi yang sering ditemui adalah warna hitam, 
biru, coklat kuning muda (fawn), abu-abu terang, abu-abu besi, dan 
putih. 
d. Ciri lainnya adalah dewasa kelaminnya lambat berkisaran antara 10 
sampai dengan 12 bulan baru dapat dikawinkan.
11 
2. New zealand white 
Sesuai dengan namanya, jenis kelinci ini berasal dari New Zaeland dan 
berkembang di Amerika Serikat dan Australia. Di negeri kanguru New 
Zaeland white menjadi buruan karena populasinya yang sangat besar 
sehingga dianggap sebagai hama. Kelinci ini putih mulus tanpa pigmen alias 
albino. Mata merah dan telinga tegak. Bulu halus, tidak tebal (standar). 
Karena cepat tumbuh besar maka jenis kelinci ini dapat dijadikan kelinci 
potong pula. Dipercaya jenis ini dikembangkan dari hasil persilangan jenis 
Flemish Giant dan Belgian Hare pada masa sekitar th.1900. Varietes putih 
berasal dari silangan turunan seperti Flemish, American White dan Anggora. 
Pada awalnya dikembangkan untuk diambil dagingnya sebagai sumber 
protein, karena bobot nya yang bisa mencapai 5,44 kg. 
Jenis New Zealand White sendiri dikembangkan pada th.1917. 
Selanjutnya menyebar ke Inggris setelah PD 2 pada th.1945. Mungkin jenis 
inilah yang paling populer di Indonesia, karena memang banyak sekali orang 
yang mengetahui dan mengenal jenis ini. Ciri-ciri kelinci jenis ini adalah : 
a. Mempunyai dada penuh, badannya medium namun terlihat bundar 
dan gempal, kaki depan agak pendek, kepala besar dan agak bundar, 
telinga agak besar dan tebal dengan ujungnya yang sedikit membulat, 
serta bulunya sangat tebal namun halus.
12 
b. Warna yang diakui adalah merah, putih, hitam, dan biru. 
c. Bobot maksimal rata-rata adalah 5,44 kg (New Zealand White, Black, 
Blue). Khusus untuk New Zealand Red dikelompokkan tersendiri 
dengan bobot rata-rata 3,62 kg. 
d. Lama hidup dapat mencapai 10 th bila dirawat dengan baik. 
e. Ciri menonjol jenis kelinci ini warnanya yang putih dan matanya 
merah dan telinganya merah muda. 
Orang Jawa menyebutnya kelinci australi, jenis kelinci ini mudah 
perawatan dan tidak rewel soal makan. Beratnya rata-rata 4,5 – 5 kg, jadi 
cukup menyita pakan. Kelinci jenis ini banyak dipelihara kalangan petani 
Jateng dan jatim . Di Amerika dan Eropa kelinci New Zealand banyak 
dijadikan kelinci hias karena polahnya yang hampir sama dengan kelinci jenis 
REX. Ia senang akan keramain dan melompat-lompat ditempat girang di 
tanah luas. 
New Zealand bisa beranak pinak banyak antara 8 - 12 ekor anak setiap 
melahirkan. Dagingnya tebal, bagus untuk pedaging, walaupun bulunya tidak 
sehalus jenis REX, tetapi memiliki manfaat untuk jaket dan aksesories. Jenis 
kelinci ini merupakan keturunan dari hasil persilangan flemish giant dan 
belgian here.Bobot maksimal bisa mencapai 5,44 kq untuk kelinci 
dewasa.Anak pada setiap kelahiran dapat mencapai 10-12 ekor.Umur nya bisa 
mencapai 10 tahun bila mendapatkan perawatan yang baik.ciri-ciri jenis 
kelinci ini memiliki ukuran badan medium,bundar dan gempal,kaki depan 
agak pendek dan kepala agak bundar.Bulunya tebal dan halus.
13 
3. Satin 
Satin berasal dari Amerika Serikat yang di temukan pada tahun 1930- 
an,kulitnya tebal dengan bulu yang lebat dan lurus. Bulunya tidak 
panjang,namun mengkilap dan warna yang sering di temukan adalah 
hitam,biru,cokelat,perak merah,putih,dan siam. Badannya panjang, kepala 
lebar, telinganya yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya 
tampak kuat, kakinya lurus, kukunya hitam gelap. Bobot pejantan 
mencapai3,8-4,5 kg,sedangkan betina mencapai 4,5-5kg. Rata-rata anak 
dalam satu kali beranak 7-10 ekor. 
4. Rex 
Rex (ermine rex), di temukan di Amerika serikat sekitar tahun 1980-an, 
jenis ini sebenarnya merupakan jenis kelinci hias, karena rex memilik bulu 
yang sangat halus dan berwarna unik. Belakangan jenis rex juga di minati 
oleh para peternak,di karenakan rasa daginga nya yang sangat lezat. Rex
14 
memilik tubuh yang bongsor dan berisi, bobot rata-rata 5-5,4 kg.Warna bulu 
bervariasi,putih (White rex),biru (blue rex),hitam (black rex),dan bertotol 
(dalmatian rex). 
Ciri-Ciri Umum Kelinci Rex adalah : 
a. Memiliki bulu antara 1,3 sampai 2,2 cm yang bertekstur padat halus 
dan lembut seperti beludru, sehingga nampak indah. 
b. Bobot tubuh dapat mencapai 5 kg jantan, sedangkan betina dapat 
mencapai lebih dari 5 kg. 
c. Memiliki bentuk kepala yang lebih luas dibandingkan jenis kelinci 
lainnya, telinga tegak dan proporsional. 
5. Tan 
Tan merupakan jenis kelinci yang berasal dari inggris,Tan di temukan 
pada tahun 1880-an Cullan Hall dekat Brailsford (Derbyshre), jenis yang satu 
ini masih liar dan penakut. Ras ini termasuk kelinci-kelinci kecil, warna 
umum bulu jenis Tan perpaduan antara hitam dan cokelat tua,biru dan putih 
kebiruan (Lilac). Disamping sebagai jenis pedaging,jenis Tan juga merupakan 
kelinci penghasil bulu. Bobot untuk pejantan1,8-2,5 kg dan 2-2,8 kg untuk 
betina.
15 
C. Perkembangan Peternakan Kelinci Pedaging di Indonesia 
Perkembangan usaha ternak kelinci di Indonesia sendiri perlahan mulai 
berkembang, perlahan namun pasti, usaha peternakan kelinci mulai 
meningkat secara efisien. Dari data Statistik Peternakan dapat dilihat populasi 
kelinci tahun 2009 baru mencapai 834.608 ekor. Pada tahun 2010 telah terjadi 
peningkatan sebesar 7,6% mencapai 898.075 ekor. Peningkatan ini tidak 
lepas dari kemudahan-kemudahan dalam menjalankan usaha ternak kelinci. 
Ada beberapa keuntungan ekonomi yang diperoleh dari beternak kelinci 
pada usaha skala kecil dan menengah antara lain: modal usaha yang relatif 
kecil, pakan sangat mudah diperoleh dan tidak tergantung pada pakan pabrik 
atau bahan baku impor, mampu mengkonsumsi produk limbah hijau secara 
efisien sehingga tidak bersaing dengan pangan, mudah beradaptasi dengan 
lingkungan, tidak membutuhkan lahan yang luas, menghasilkan daging sehat 
dan halal, menghasilkan beragam produk selain daging seperti kulit, kulit-bulu, 
pupuk organik, kelinci hias, serta kualitas daging mengandung protein 
tinggi dan rendah kolesterol. 
Pemerintah juga ikut berperan dalam pengembangan ternak kelinci di 
Indonesia dengan meluncurkan 2 pola pengembangan kelinci yaitu: Pola 
Kampung Kelinci, yaitu pengembangan usaha budidaya ternak kelinci pada 
satu daerah/kampung secara terpadu dengan mengaplikasikan teknologi 
secara maksimal, serta Pola Integrasi, yaitu pengembangan usaha budidaya 
ternak kelinci pada sentra tanaman hortikultura, sehingga terjadi simbiosis 
antara usaha peternakan dengan tanaman (hortikultura). 
Kegiatan pengembangan ternak kelinci dilakukan melalui fasilitas dana 
bantuan sosial (bansos) dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) yang telah 
dilaksanakan sejak tahun 2006 dengan tujuan meningkatkan permodalan 
kelompok dalam mengembangkan usaha budidayanya, meningkatkan 
populasi, produksi dan produktivitas ternak yang dikelola oleh peternak 
secara berkelanjutan, meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok, 
mendorong berkembangnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) agribisnis dan 
kelembagaan ekonomi pedesaan lainnya (Ditjennak, 2011).
16 
Memiliki usaha peternakan kelinci pedaging sebenarnya sangat 
menguntungkan. Usaha peternakan kelinci pedaging di Indonesia masih 
sangat minim meski mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Peluang 
peternakan kelinci di Indonesia pun cukup besar. Pasalnya, saat ini kebutuhan 
daging kelinci per harinya mencapai 3.000 kg namun hanya mampu terpenuhi 
sekitar 100 kg per hari saja.
17 
BAB III 
KESIMPULAN DAN SARAN 
A. Kesimpulan 
Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat, 
mulai dari binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya 
digunakan sebagai bahan tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai 
gizi tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. 
Ternak kelinci merupakan salah satu ternak alternatif yang dapat digunakan 
untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin 
meningkat. Kelinci memiliki kualitas daging dengan struktur serat lebih halus 
dengan warna dan bentuk menyerupai daging ayam, dengan kandungan 
protein yang lebih tinggi dibanding sapi, domba, kambing, serta babi dan 
kandungan kolesterolnya yang rendah. Beberapa contoh kelinci pedaging di 
antaranya Flamish Giant, New Zealand White, Satin, Rex dan Tan. 
Perkembangan peternakan kelinci pedaging di Indonesia sendiri masih kurang 
karena belum dapat mencukupi kebutuhan daging kelinci per harinya, 
sehingga peluang untuk melakukan peternakan kelinci masih cukup besar. 
B. Saran 
Perkembangan peternakan kelinci pedaging tidak lepas dari adanya terjun 
langsung pihak pemerintah. Perlu adanya penyuluhan dan kerja sama antara 
pihak pemerintah dengan masyarakat sehingga terwujud adanya peternakan 
kelinci pedaging di Indonesia yang mumpuni. Kelinci memiliki potensi yang 
baik dan apabila dikembangkan secara serius oleh kedua belah pihak, maka 
akan sangat menguntungkan pihak keduanya, diantaranya mengurangi tingkat 
pengangguran dan sebagai substitusi daging sapi impor. Untuk 
mengembangkan peternakan kelinci pedaging di Indonesia dibuthkan 
sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat.
18 
DAFTAR PUSTAKA 
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a10 
Kartadisastra, H., R., 1994. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan pertama. Kanisius. 
Yogyakarta. 
Lestari C.M.S., 2004. Penampilan produksi kelinci lokal menggunakan pakan 
pellet dengan berbagai aras kulit biji kedelai. Prosiding Seminar Nasional 
Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 670-675. 
Sarwono, B., 1995. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan XI. Penebar Swadaya. 
Jakarta. 
Sarwono, B., 2002. Kelinci Potong dan Hias. Cetakan ke tujuh. AgroMedia 
Pustaka. Jakarta. 
Susandari L, Lestari C.M.S. dan Wahyuni H.I., 2004. Komposisi lemak tubuh 
kelinci yang mendapat pakan pellet dengan berbagai aras lisin. Prosiding 
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 663-669.

Contenu connexe

Tendances

Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaode Syawal Fapet
 
Budidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciAinul Yaqin
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
1. a. pengertian tentang ternak ruminansia
1. a. pengertian tentang ternak ruminansia1. a. pengertian tentang ternak ruminansia
1. a. pengertian tentang ternak ruminansiaZEN HUZEN
 
BUDIDAYA BURUNG PUYUH
BUDIDAYA BURUNG PUYUHBUDIDAYA BURUNG PUYUH
BUDIDAYA BURUNG PUYUHFirdika Arini
 
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji MakananNadiya Rahmawati
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanRizza Muh
 
Praktikum respirometer
Praktikum respirometerPraktikum respirometer
Praktikum respirometerKurnia Wati
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxduniaimaji
 
Bangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdf
Bangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdfBangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdf
Bangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdfRektorUB
 
Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"
Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"
Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"Syifa Sahaliya
 
73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayam73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayamThursy Anag Thoyyibb
 
Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...
Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...
Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...Fitroh NH
 
Dasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan TernakDasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan TernaklombkTBK
 
Pengamatan browning
Pengamatan browningPengamatan browning
Pengamatan browningIndex San
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Nida Chofiya
 

Tendances (20)

Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
 
Budidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinciBudidaya ternak kelinci
Budidaya ternak kelinci
 
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurtLaporan fermentasi pembuatan yoghurt
Laporan fermentasi pembuatan yoghurt
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
1. a. pengertian tentang ternak ruminansia
1. a. pengertian tentang ternak ruminansia1. a. pengertian tentang ternak ruminansia
1. a. pengertian tentang ternak ruminansia
 
BUDIDAYA BURUNG PUYUH
BUDIDAYA BURUNG PUYUHBUDIDAYA BURUNG PUYUH
BUDIDAYA BURUNG PUYUH
 
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Hasil Praktikum Biologi Uji Makanan
 
Manajemen Perkawinan
Manajemen PerkawinanManajemen Perkawinan
Manajemen Perkawinan
 
Unggas
Unggas   Unggas
Unggas
 
Praktikum respirometer
Praktikum respirometerPraktikum respirometer
Praktikum respirometer
 
Anoplura
AnopluraAnoplura
Anoplura
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
 
Bangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdf
Bangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdfBangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdf
Bangsa - Bangsa Domba Perah Kelompok 2.pdf
 
Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"
Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"
Laporan Praktikum Biologi "UJI KANDUNGAN URIN"
 
Budidaya ayam kalkun
Budidaya ayam kalkunBudidaya ayam kalkun
Budidaya ayam kalkun
 
73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayam73732690 laporan-biologi-hati-ayam
73732690 laporan-biologi-hati-ayam
 
Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...
Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...
Proposal praktikum biologi "Pengaruh Kelembaban Tanah terhadap Pertumbuhan Ke...
 
Dasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan TernakDasar Pembibitan Ternak
Dasar Pembibitan Ternak
 
Pengamatan browning
Pengamatan browningPengamatan browning
Pengamatan browning
 
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
Laporan praktikum bio (uji zat makanan)
 

Similaire à Kelinci Pedaging

Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Laode Syawal Fapet
 
Tugas sejarah
Tugas sejarahTugas sejarah
Tugas sejarahEl Wijaya
 
Budidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkapBudidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkapMef's Rideal
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaJoko Sriyatno
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaJoko Sriyatno
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4PPGhybrid3
 
Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika Ternak
Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika TernakDomestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika Ternak
Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika TernakLusia Komala Widiastuti
 
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfUnder the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfmarspoint
 
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfUnder the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfmarspoint
 
Bab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usulBab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usulRMontong
 
Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaDewi Mustikawati
 

Similaire à Kelinci Pedaging (20)

Makalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nilaMakalah budidaya ikan nila
Makalah budidaya ikan nila
 
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik Makalah bangsa-bangsa ternak itik
Makalah bangsa-bangsa ternak itik
 
Juk domba
Juk dombaJuk domba
Juk domba
 
Tugas sejarah
Tugas sejarahTugas sejarah
Tugas sejarah
 
Budidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkapBudidaya kelinci lengkap
Budidaya kelinci lengkap
 
Tanaman cabe
Tanaman cabeTanaman cabe
Tanaman cabe
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
 
Kebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesiaKebudayaan logam di indonesia
Kebudayaan logam di indonesia
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4
 
Adi ari ppt tik
Adi ari ppt tikAdi ari ppt tik
Adi ari ppt tik
 
Budidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelurBudidaya ayam petelur
Budidaya ayam petelur
 
Adi ari ppt tik
Adi ari ppt tikAdi ari ppt tik
Adi ari ppt tik
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
 
Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika Ternak
Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika TernakDomestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika Ternak
Domestikasi dan Terbentuknya Bangsa-Bangsa Ternak - Materi Genetika Ternak
 
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfUnder the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
 
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfUnder the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
 
Bab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usulBab ii sejarah dan asal usul
Bab ii sejarah dan asal usul
 
Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting soka
 
Karya ilmiah remaja
Karya ilmiah remajaKarya ilmiah remaja
Karya ilmiah remaja
 
Ipa kelas 2 sd - wiwik winarti
Ipa kelas 2 sd  - wiwik winartiIpa kelas 2 sd  - wiwik winarti
Ipa kelas 2 sd - wiwik winarti
 

Dernier

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 

Dernier (10)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 

Kelinci Pedaging

  • 1. ILMU TERNAK POTONG DAN KERJA KELINCI PEDAGING Disusun oleh : Kelompok 8 Alpian Danar (H0513014) Anik Puji (H0513017) Nur Ain Afrilia Widarni (H0513106) Tiara Uji L (H0513136) Tri Mardani (H0513139) PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas pertolongannya memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ILMU TERNAK POTONG DAN KERJA Sholawat serta salam selalu kita curahkan pada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Berkat beliau, kita bisa terlepas dari belenggu kejahiliahan dan bisa memperoleh ilmu yang penuh manfaat. Nabi yang kita harapkan syafaatnya pada hari kiamat nanti. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini tidak lepas dari dukungan para dosen serta tenaga kependidikan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret serta berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungannya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari semua pihak, demi tercapainya karya yang lebih baik dimasa yang akan datang. Surakarta, 1 Oktober 2014 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 BAB II PEMBAHASAN A. Asal – Usul Kelinci . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 B. Bangsa – Bangsa Kelinci Pedaging . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 9 C. Perkembangan Peternakan Kelinci Pedaging di Indonesia . . . . . . . . . 15 BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya. Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya digunakan sebagai bahan tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai gizi tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti daging tersebut. Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang mempunyai sifat coprophage/cecotrophy Sifat ini merupakan ciri khas dari kelinci, yaitu tingkah laku kelinci memakan kembali kotoran (faeces) lunak langsung dari anusnya (coprophage pellets) yang terjadi pada malam hari, sehingga disebut juga Ruminansia semu (pseudo-ruminant). Walaupun memiliki caecum (bagian pertama usus besar) yang besar, kemampuan kelinci dalam mencerna serat kasar terbatas, tidak sebanyak ruminansia. Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporide (pemakan tumbuhan hijau), yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Ternak kelinci merupakan salah satu ternak alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin meningkat. Kelinci
  • 5. 5 memiliki kualitas daging dengan struktur serat lebih halus dengan warna dan bentuk menyerupai daging ayam, dengan kandungan protein yang lebih tinggi dibanding sapi, domba, kambing, serta babi dan kandungan kolesterolnya yang rendah. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah singkat asal usul mengenai kelinci? 2. Bagaimana bangsa dan karakteristik kelinci pedaging? 3. Bagaimana perkembangan usaha peternakan kelinci pedaging di Indonesia? C. Tujuan 1. Mengetahui sejarah singkat asal-usul kelinci. 2. Mengetahui bangsa dan karakteristik kelinci pedaging. 3. Mengetahui perkembangan usaha peternakan kelinci pedaging di Indonesia.
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN A. Asal – Usul Kelinci 1. Sejarah Kuno kelinci Kelinci merupakan hewan mamalia, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci liar sudah ada sejak zaman dahulu di Afrika hingga daratan Eropa. Manusia primitif menggunakan kelinci sebagai hewan buruan utama untuk memenuhi kebutuhan akan makanan sehari-hari. Pada masa itu kelinci liar populasinya banyak dan mudah ditemui untuk diburu. Berdasarkan catatan sejarah kelinci berasal dari Phoenicians (3000 SM), ketika itu seorang pelaut menemukan kelinci disuatu tempat yang dinamakan “land of the seraphs” yaitu sebuah daerah yang sekarang dikenal dengan nama Spanyol. Cerita kelinci selanjutnya tercatat pada masa romawi, dimana Roma ketika itu merupakan sebuah kerajaan dengan kekuatan militer yang luar biasa. Dijaman itu kelinci digunakan untuk memberi makan tentara. Kelinci berasal dari famili leporidae. Mereka menyebut kelinci ini dengan nama Leporaria.
  • 7. 7 2. Sejarah Kelinci Abad Pertengahan Ketika biara-biara mulai memelihara Leporaria. Ras ini merupakan ras kelinci liar pertama di Eropa dengan kecenderungan berwarna gelap. Dijaman ini sudah terlihat ras-ras kelinci baru dengan bentuk badan dan warna yang berbeda. Dikatakan pada masa ini bahwa bangsawan sudah mulai menjadikan kelinci sebagai peliharaan. Kelinci diperkenalkan ke Britania Raya pada abad ke-13. Pada abad ke-16 Ratu Elizabeth, memberi nama sebuah pulau dengan sebutan “Rabbit Island”, pulau di danau dan sungai dimana kelinci bias berkembng biak. Saat ini ada lebih dari 800 pulau kelinci di lautan dan danau di dunia. 3. Persebaran Kelinci Keseluruhan Dunia Setelah manusia bermigrasi ke berbagai pelososk benua baru, kelinci pun turut menyebar ke berbagai pelosok benua baru, seperti Amerika, Australia, dan Asia. Hamper setiap Negara di dunia memiliki ternak kelinci. Kelinci
  • 8. 8 mempunyai daya adaptasi tubuh relative tinggi sehingga mampu hidup di hamper seluruh dunia. Sejarah kelinci pindah kea bad ke-17 dan ke-18 ketika penjelajahan dunia mengambil kelinci eropa ke Negara asing. Antara lain Kapten James Cook yang pertama kali membawa kelinci ke Australia di 1770 ini. Selama zaman Victoria abad ke-19, sebagai Revolusi Industri membawa orang-orang dari pertanian dan masuk ke daerah perkotaan, menjadi popular dikalangan kelas menengah atas untuk menjadikan kelinci sebagai hewan peliharaan. Bisnis muncul yang melayani kepemilikan kelinci, dan mereka dipromosikan kelinci dengan mengasosiasikan kelinci dengan anak-anak dan kepolosan. Adanya penyebaran kelinci menimbulkan sebutan berbeda, di Eropa disebut rabbit, di Indonesia disebut kelinci, sementara di Jawa disebut trewelu. Asal kata kelinci berasal dari Bahasa Belanda, yaitu konijntje yang berarti “anak kelinci”. Hal ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Nusantara mulai mengenali kelinci saat masa colonial. Padahal di Pulau Sumatra ada satu species asli Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri) yang baru ditemukan pada tahun 1972. 4. Kelinci di Indonesia Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci sudah menjadi ternak hias. Kelinci lokal dari Indonesia yakni jenis kelinci jawa (Lepus negricollis) dan kelinci Sumatra (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan
  • 9. 9 ujungnya yang hitam. Berat kelinci jawa dewasa bias mencapai 4kg. Sedangkan kelinci Sumatra, merupakan satu-satunya kelinci asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatra. Panjang badannya mencapai 40cm. warna bulunya kelabu cokelat kekuningan. B. Bangsa _ Bangsa Kelinci Pedaging Selama ini masyarakat kita mengenal 2 kategori jenis kelinci, kelinci hias dan kelinci pedaging. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda dalam penanganan sehari-hari maupun bisnisnya. Dalam perawatan kesehariannya, kelinci pedaging diberi pakan yang bertujuan untuk pertumbuhan daging yang bagus. Kelinci pedaging umumnya berasal dari jenis kelinci Ras besar dan pertumbuhannya cepat serta memiliki daging yang bagus. Kelinci pedaging biasanya memiliki bobot berkisar antara 4,2-5,0 kg. Berikut beberapa jenis kelinci pedaging: 1. Flemish giant
  • 10. 10 Flemish giant merupakan kelinci yang cukup populer,jenis kelinci ini merupakan keturunan hasil dari Patagonia ( Argentina ), yang di bawa ke Indonesia pada abad ke 16-17. Umur kelinci ini rata-rata mencapai lima tahun. Tubuhnya panjang dan perkembangan otot nya sangat baik, bobot flemish giant mencapai rata-rata 5,6-6,7 kg untuk ukuran dewasa, namun ada juga yang di temukan dengan bobot yang lebih berat lagi. Warna yang banyak di temukan dari jenis kelinci ini adalah, hitam, biru, cokelat, abu-abu terang, abu-abu, dan putih. Kelinci flemish giant merupakan kelinci yang berasal dari keturunan kelinci liar Argentina, pada abad 18 pedagang dari Belanda membawa kelinci tersebut dari Argentina ke Eropa dan dibudidayakannya. Pada awalnya dibawa ke Eropa tepatnya di Inggris untuk dibudidayakan guna memenuhi permintaan akan daging kelinci di negera tersebut. Kemudian kelinci ini menyebar ke selurh dunia. Kelinci ini termasuk kelinci jenis pedaging karena ukuran tubuhnya yang besar atau jenis kelinci raksasa, sehingga dibudidayakan untuk diambil dagingnya. Tapi di Indonesia kelinci cenderung sebagai kelinci peliharaan atau kelinci hias. dan lebih dikenal dengan nama vlaamse reus. Ciri-Ciri Kelinci Flemish Giant adalah : a. Memiliki badan berukuran besar, bobotnya dapat mencapai 10 kg lebih. b. Memiliki ukuran telinga lebih besar dari kelinci lainnya(kelinci dewasa panjang telinga dapat mencapai lebih dari 15 cm) dan memiliki warna rambut yang bagus c. Memiliki warna bervariasi yang sering ditemui adalah warna hitam, biru, coklat kuning muda (fawn), abu-abu terang, abu-abu besi, dan putih. d. Ciri lainnya adalah dewasa kelaminnya lambat berkisaran antara 10 sampai dengan 12 bulan baru dapat dikawinkan.
  • 11. 11 2. New zealand white Sesuai dengan namanya, jenis kelinci ini berasal dari New Zaeland dan berkembang di Amerika Serikat dan Australia. Di negeri kanguru New Zaeland white menjadi buruan karena populasinya yang sangat besar sehingga dianggap sebagai hama. Kelinci ini putih mulus tanpa pigmen alias albino. Mata merah dan telinga tegak. Bulu halus, tidak tebal (standar). Karena cepat tumbuh besar maka jenis kelinci ini dapat dijadikan kelinci potong pula. Dipercaya jenis ini dikembangkan dari hasil persilangan jenis Flemish Giant dan Belgian Hare pada masa sekitar th.1900. Varietes putih berasal dari silangan turunan seperti Flemish, American White dan Anggora. Pada awalnya dikembangkan untuk diambil dagingnya sebagai sumber protein, karena bobot nya yang bisa mencapai 5,44 kg. Jenis New Zealand White sendiri dikembangkan pada th.1917. Selanjutnya menyebar ke Inggris setelah PD 2 pada th.1945. Mungkin jenis inilah yang paling populer di Indonesia, karena memang banyak sekali orang yang mengetahui dan mengenal jenis ini. Ciri-ciri kelinci jenis ini adalah : a. Mempunyai dada penuh, badannya medium namun terlihat bundar dan gempal, kaki depan agak pendek, kepala besar dan agak bundar, telinga agak besar dan tebal dengan ujungnya yang sedikit membulat, serta bulunya sangat tebal namun halus.
  • 12. 12 b. Warna yang diakui adalah merah, putih, hitam, dan biru. c. Bobot maksimal rata-rata adalah 5,44 kg (New Zealand White, Black, Blue). Khusus untuk New Zealand Red dikelompokkan tersendiri dengan bobot rata-rata 3,62 kg. d. Lama hidup dapat mencapai 10 th bila dirawat dengan baik. e. Ciri menonjol jenis kelinci ini warnanya yang putih dan matanya merah dan telinganya merah muda. Orang Jawa menyebutnya kelinci australi, jenis kelinci ini mudah perawatan dan tidak rewel soal makan. Beratnya rata-rata 4,5 – 5 kg, jadi cukup menyita pakan. Kelinci jenis ini banyak dipelihara kalangan petani Jateng dan jatim . Di Amerika dan Eropa kelinci New Zealand banyak dijadikan kelinci hias karena polahnya yang hampir sama dengan kelinci jenis REX. Ia senang akan keramain dan melompat-lompat ditempat girang di tanah luas. New Zealand bisa beranak pinak banyak antara 8 - 12 ekor anak setiap melahirkan. Dagingnya tebal, bagus untuk pedaging, walaupun bulunya tidak sehalus jenis REX, tetapi memiliki manfaat untuk jaket dan aksesories. Jenis kelinci ini merupakan keturunan dari hasil persilangan flemish giant dan belgian here.Bobot maksimal bisa mencapai 5,44 kq untuk kelinci dewasa.Anak pada setiap kelahiran dapat mencapai 10-12 ekor.Umur nya bisa mencapai 10 tahun bila mendapatkan perawatan yang baik.ciri-ciri jenis kelinci ini memiliki ukuran badan medium,bundar dan gempal,kaki depan agak pendek dan kepala agak bundar.Bulunya tebal dan halus.
  • 13. 13 3. Satin Satin berasal dari Amerika Serikat yang di temukan pada tahun 1930- an,kulitnya tebal dengan bulu yang lebat dan lurus. Bulunya tidak panjang,namun mengkilap dan warna yang sering di temukan adalah hitam,biru,cokelat,perak merah,putih,dan siam. Badannya panjang, kepala lebar, telinganya yang lebar tampak seimbang dengan badannya. Tulang-tulangnya tampak kuat, kakinya lurus, kukunya hitam gelap. Bobot pejantan mencapai3,8-4,5 kg,sedangkan betina mencapai 4,5-5kg. Rata-rata anak dalam satu kali beranak 7-10 ekor. 4. Rex Rex (ermine rex), di temukan di Amerika serikat sekitar tahun 1980-an, jenis ini sebenarnya merupakan jenis kelinci hias, karena rex memilik bulu yang sangat halus dan berwarna unik. Belakangan jenis rex juga di minati oleh para peternak,di karenakan rasa daginga nya yang sangat lezat. Rex
  • 14. 14 memilik tubuh yang bongsor dan berisi, bobot rata-rata 5-5,4 kg.Warna bulu bervariasi,putih (White rex),biru (blue rex),hitam (black rex),dan bertotol (dalmatian rex). Ciri-Ciri Umum Kelinci Rex adalah : a. Memiliki bulu antara 1,3 sampai 2,2 cm yang bertekstur padat halus dan lembut seperti beludru, sehingga nampak indah. b. Bobot tubuh dapat mencapai 5 kg jantan, sedangkan betina dapat mencapai lebih dari 5 kg. c. Memiliki bentuk kepala yang lebih luas dibandingkan jenis kelinci lainnya, telinga tegak dan proporsional. 5. Tan Tan merupakan jenis kelinci yang berasal dari inggris,Tan di temukan pada tahun 1880-an Cullan Hall dekat Brailsford (Derbyshre), jenis yang satu ini masih liar dan penakut. Ras ini termasuk kelinci-kelinci kecil, warna umum bulu jenis Tan perpaduan antara hitam dan cokelat tua,biru dan putih kebiruan (Lilac). Disamping sebagai jenis pedaging,jenis Tan juga merupakan kelinci penghasil bulu. Bobot untuk pejantan1,8-2,5 kg dan 2-2,8 kg untuk betina.
  • 15. 15 C. Perkembangan Peternakan Kelinci Pedaging di Indonesia Perkembangan usaha ternak kelinci di Indonesia sendiri perlahan mulai berkembang, perlahan namun pasti, usaha peternakan kelinci mulai meningkat secara efisien. Dari data Statistik Peternakan dapat dilihat populasi kelinci tahun 2009 baru mencapai 834.608 ekor. Pada tahun 2010 telah terjadi peningkatan sebesar 7,6% mencapai 898.075 ekor. Peningkatan ini tidak lepas dari kemudahan-kemudahan dalam menjalankan usaha ternak kelinci. Ada beberapa keuntungan ekonomi yang diperoleh dari beternak kelinci pada usaha skala kecil dan menengah antara lain: modal usaha yang relatif kecil, pakan sangat mudah diperoleh dan tidak tergantung pada pakan pabrik atau bahan baku impor, mampu mengkonsumsi produk limbah hijau secara efisien sehingga tidak bersaing dengan pangan, mudah beradaptasi dengan lingkungan, tidak membutuhkan lahan yang luas, menghasilkan daging sehat dan halal, menghasilkan beragam produk selain daging seperti kulit, kulit-bulu, pupuk organik, kelinci hias, serta kualitas daging mengandung protein tinggi dan rendah kolesterol. Pemerintah juga ikut berperan dalam pengembangan ternak kelinci di Indonesia dengan meluncurkan 2 pola pengembangan kelinci yaitu: Pola Kampung Kelinci, yaitu pengembangan usaha budidaya ternak kelinci pada satu daerah/kampung secara terpadu dengan mengaplikasikan teknologi secara maksimal, serta Pola Integrasi, yaitu pengembangan usaha budidaya ternak kelinci pada sentra tanaman hortikultura, sehingga terjadi simbiosis antara usaha peternakan dengan tanaman (hortikultura). Kegiatan pengembangan ternak kelinci dilakukan melalui fasilitas dana bantuan sosial (bansos) dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dengan tujuan meningkatkan permodalan kelompok dalam mengembangkan usaha budidayanya, meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak yang dikelola oleh peternak secara berkelanjutan, meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok, mendorong berkembangnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) agribisnis dan kelembagaan ekonomi pedesaan lainnya (Ditjennak, 2011).
  • 16. 16 Memiliki usaha peternakan kelinci pedaging sebenarnya sangat menguntungkan. Usaha peternakan kelinci pedaging di Indonesia masih sangat minim meski mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Peluang peternakan kelinci di Indonesia pun cukup besar. Pasalnya, saat ini kebutuhan daging kelinci per harinya mencapai 3.000 kg namun hanya mampu terpenuhi sekitar 100 kg per hari saja.
  • 17. 17 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat, mulai dari binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya digunakan sebagai bahan tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai gizi tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan. Ternak kelinci merupakan salah satu ternak alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat yang semakin meningkat. Kelinci memiliki kualitas daging dengan struktur serat lebih halus dengan warna dan bentuk menyerupai daging ayam, dengan kandungan protein yang lebih tinggi dibanding sapi, domba, kambing, serta babi dan kandungan kolesterolnya yang rendah. Beberapa contoh kelinci pedaging di antaranya Flamish Giant, New Zealand White, Satin, Rex dan Tan. Perkembangan peternakan kelinci pedaging di Indonesia sendiri masih kurang karena belum dapat mencukupi kebutuhan daging kelinci per harinya, sehingga peluang untuk melakukan peternakan kelinci masih cukup besar. B. Saran Perkembangan peternakan kelinci pedaging tidak lepas dari adanya terjun langsung pihak pemerintah. Perlu adanya penyuluhan dan kerja sama antara pihak pemerintah dengan masyarakat sehingga terwujud adanya peternakan kelinci pedaging di Indonesia yang mumpuni. Kelinci memiliki potensi yang baik dan apabila dikembangkan secara serius oleh kedua belah pihak, maka akan sangat menguntungkan pihak keduanya, diantaranya mengurangi tingkat pengangguran dan sebagai substitusi daging sapi impor. Untuk mengembangkan peternakan kelinci pedaging di Indonesia dibuthkan sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a10 Kartadisastra, H., R., 1994. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan pertama. Kanisius. Yogyakarta. Lestari C.M.S., 2004. Penampilan produksi kelinci lokal menggunakan pakan pellet dengan berbagai aras kulit biji kedelai. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 670-675. Sarwono, B., 1995. Beternak Kelinci Unggul. Cetakan XI. Penebar Swadaya. Jakarta. Sarwono, B., 2002. Kelinci Potong dan Hias. Cetakan ke tujuh. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Susandari L, Lestari C.M.S. dan Wahyuni H.I., 2004. Komposisi lemak tubuh kelinci yang mendapat pakan pellet dengan berbagai aras lisin. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 2: 663-669.