Dokumen tersebut membahas manajemen distribusi, SDM, dan risiko pada UMKM. Manajemen distribusi mencakup saluran distribusi, promosi, pergudangan, transportasi, teknologi dan persediaan. Manajemen SDM meliputi perencanaan, analisis pekerjaan, orientasi, pelatihan dan pengembangan, serta kompensasi dan fasilitas. Manajemen risiko penting untuk memprediksi berbagai risiko bisnis seperti eksternalitas, strategis, operasional dan ke
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
Ppt mku kelompok 4 Kelas 5A "Manajemen Distribusi, Sumber Daya Manusia, dan Risiko UMKM"
1. MANAJEMEN
DISTRIBUSI, SDM DAN
RISIKO UMKM
Oleh :
1. Dwiki Maulana Attabik Bahta (190721100070)
2. Nur Aini Mutoharoh (190721100090)
3. Devi Ardhani (190721100129)
4. Ismah Zahrotul Abidah (190721100207)
2. A. Manajemen Distribusi UMKM
Dalam manajemen distribusi ini meliputi beberapa faktor, diantaranya ada saluran distribusi (distributor) dan
promosi, pergudangan, transaportasi, teknologi, dan juga persediaan hingga pengelolaan pesanan.
1. Distributor dan Promosi
Didalam manajemen distribusi UMKM, Saluran distribusi (distributor) dan juga promosi memiliki pengaruh
yang besar.
2. Teknologi
Semakin berkembangnya teknologi saat ini membuat semakin efektif dan efisien dalam mendistribusikan
produk UMKM. Seperti halnya lewat Digital Marketing.
3. Transportasi
Pilihan transportasi juga mempengaruhi pennetuan harga produk, proses pengiriman, dan juga kondisi
barang saat tiba ditempat konsumen.
4. Pergudangan
Fungsi dari pergudangan ini sangat dibutuhkan dalam distribusi UMKM karena dengan adanya
pergudangan ini bisa menjadi tempat barang / produk sebelum dikirimkan ke konsumen.
5. Persediaan
Tingkat persediaan biasanya mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen.
6. Pengelolaan pesanan
Dalam sistem distribusi dibutuhkan pengelolaan pesanan agar setiap pesanan konsumen bisa diproses
dengan baik dan nantinya tidak mengecawakan konsumen.
3. B. Manajemen SDM UMKM
manajemen sumber daya manusia dapat diartikan yaitu pendekatan
strategis untuk manajemen aset yang paling berharga dalam organisasi yaitu
orang-orang yang bekerja di tempat tersebut, yang perseorangan atau
berkelompok yang berkontribusi pada pencapaian tujuan yang ditetapkan. Tujuan
manajemen sumber daya manusia menurut Armstrong yaitu untuk menetapkan
oorganisasi mendapatkan dan mempertahakan tenaga kerja yang kompeten,
bertanggung jawab serta bermotivasi tinggi yang dibuthkannya.
a. Perencanaan SDM
Menurut Jackson dan Schuler perencanaan sumber daya manusia
memerlukan langkah – langkah tertentu :
1. Penggabungan dan analisis data untuk memprediksi permintaan dan stok
sumber daya manusia yang diharapkan untuk merencanakan bisnis masa
depan.
2. Menumbuhkan target perencanaan sumber daya manusia.
3. mempersiapkan juga mengamplikasikan program yang bisa mmeudahkan
organisasi untuk mewujudkan tujuan perencanaan sumber daya manusia.
4. Mengontrol dan penilaian program – program berjalan.
4. Adapun kendala – kendala dalam perencanaan sumber daya manusia sebagai berikut:
1. Standart kemampuan sumber daya manusia.
2. Sumber daya manusia yaitu makhluk hidup
3. Situasi sumber daya manusia
4. Kebijakan perburuhan pemerintah.
b. Analisis pekerjaan
Menurut Noe analisis pekerjaan yaitu metode untuk mendapatkan keterangan
secara rinci tentang pekerjaan. Metode pembentukan analisis ini menyangkut keterangan
pekerjaan tenatng durasi yang dibutuhkan untuk mengatasi pekerjaan tersebut, metode kerja
agar para pekerja bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu, keterampilan/keahlian yang
dibutuhkan, attitude kerja karyawan yang sesuai untuk ditempatkan di dalamnya dan proses
penyelesaian pekerjaan.
Adapun tujuan dari analisis pekerjaan yaitu:
1. Job description, 7. worker training
2. Job classification 8. Worker mobility
3. Job evaluation 9. Worker
4. Job desing intructuring 10. Efficiency
5. Personal requirement/spesifications 11. Safety,
6. Performance appraisal 12. Legal/quasi legal requirements
5. c. Orientasi
Menurut Nawawi orientasi adalah usaha untuk
mendukung para tenaga kerja agar dapat mengenali dengan baik
dan siap beradaptasi dengan situasi atau lingkungan bisnis suatu
organisasi. Memberikan informasi dasar mengenai perusahaan
untuk karyawan baru, yaitu informasi yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan dengan memuaskan.
Terdapat beberapa indikator dalam aktivitas orientasi kerja menurut
sunyoto yaitu sebagai berikut:
1. Korelasi terhadap rekan kerja.
2. Introduksi perusahaan.
3. Solidaristik.
4. Komunikasi.
5. Kegiatan orientasi.
6. Sosialisasi
6. Adapun tujuan orientasi sumber daya manusia menurut Simamora yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengkaji kebijakan dalam suatu pekerjaan.
2. Menjalin korelasi yang baik dengan atasan ataupun bawahan.
3. memberikan pekerja rasa memiliki dengan menunjukkan bagaimana pekerjaan
mereka cocok dengan keutuhan organisasi.
4. Menurunkan kuantitas stres dan kecemasan yang akan dialami oleh karyawan baru.
5. Menurunkan biaya start-up.
Dalam orientasi sumber daya manusia terdapat keuntungan dan kelemahan.
Keuntungannya yaitu Upaya orientasi yang efesien juga berpartipasi pada kesuksesan
jangka pendek dan panjang. Adapun kelemahannya yaitu pada tingkatan supervisor.
Meskipun bagian personalia telah mempersiapkan program orientasi yang efisien dan
juga melatih supervisor dalam melakukan orientasi di bidangnya, namun seringkali gagal.
Untuk menghindari kesalahan umum yang dilakukan oleh supervisor, bagian personalia
harus memberikan saran yang berisi tentang tugas supervisor pada kegiatan orientasi
7. d. Pelatihan dan pengembangan
Pelatihan yaitu metode edukasi jangka pendek untuk pekerja
operasional agar mendapat keahlian operasional sistematis. Menurut Handoko
pelatihan dimaksudkan untuk memahami beragam keahlian dan teknik
melakukan tugas tertentu yang jelas dan rutin. Pengembangan merupakan
metode edukasi jangka panjang yang menggunakan prosedur yang sistematis
dan teratur, yaitu pegawai manajerial mendalami ilmu konseptual dan teoritis
untuk tujuan umum.
Pelatihan dan pengembangan adalah cara untuk mengembangkan standar dan
kinerja karyawan dan untuk memperkecil kesenjangan antara kecakapan
karyawan dengan apa yang diinginkan organisasi, adanya program pelatihann
dan pengembangan sumber daya manusia sebagai suatu kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dari manajemen sumber daya.
8. Dimensi belajar Pelatihan pengembangan
Siapa Tidak ada pimpinan Pimpinan
Apa Keahlian teknis Kecakapan teori dan
konsepsi
Mengapa Poin khusus korelasi
dengan jabatan
Tujuan umum
Waktu Jangka pendek Jangka Panjang
Pelatihan dan pengembangan keduanya memiliki
kesamaan dan perbedaan. Persamaan dari kedua tersebut
yaitu memberikan contoh dalam komplemen ilmu, keahian
serta peralihan sikap supaya tujuan perusahaan dapat
tercapai dengan ampuh dan praktis. Sedangkan perbedaan
pelatihan dan pengembangan adalah sebagai berikut:
9. e. Kompensasi dan fasilitas
Menurut Kasmir kompensasi yaitu remunerasi yang diberikan perusahaan kepada
karyawannya, baik berupa uang maupun non keuangan.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kompensasi menurut Sinambela,
sebagai berikut:
1. Kemampuan serta produktivitas kerja.
2. Kinerja membayar.
3. Kesediaan membayar.
4. Pasokan dan permintaan pegawai.
5. Serikat tenaga kerja, undang – undang dan kebijakan yang berjalan.
Menurut Buchari dalam Haryana, et al definisi fasilitas adalah penyedia
peralatan fisik untuk memberi keluasan bagi penggunanya, agar kebutuhan
pengguna fasilitas tersebut terpenuhi. Fasilitas kerja yaitu sebagai faktor
pendukung tujuan perusahaan dan bisa berkontributif melancarkan kewajiban
yang dikerjakan sehingga pegawai bisa melakukannya sesuai yang diinginkan dan
memperoleh kepuasan kerja bagi pegawai. Menurut sofyandi indikator – indikator
fasilitas kerja pada perusahaan yaitu mesin dan perlengkapan, infrastruktur,
perangkat kantor, perlengkapan inventaris, tanah serta bangunan dan
perlengkapan transportasi
10. C. Manajemen Resiko UMKM
Risiko yaitu perpaduan antara probabilitas berdasarkan kasus dengan
sebab dan konsekuensinya. Risiko merupakan sesuatu yang mengacu
kepada ketidakjelasan terhadap pelaksanaan suatu peristiwa selama
periode tertentu dimana kondisi tersebut mengakibatkan berbagai
kerusakan, baik kerusakan berskala minim yang tidak ada arunya maupun
kerusakan berskala besar yang memilki dampak pada berkelanjutan hidup
di suatu perusahaan.
Risiko Bisnis memiiki berbagai kategori yang terbagi menjadi empat jenis
sebagai berikut, yakni:
1. Risiko eksternalitas
2. Risiko strategis
3. Risiko operasional
4. Risiko keuangan
Manajemen risiko yaitu perangkat lunak yang didesain untuk membuat
manajemen umum yang bersangkutan dengan bermacam kegiatan yang
mungkin bisa memunculkan risiko.
11. Risiko ini pasti dan akan terjadi suatu saat oleh semua pelaku
wirausaha, sehinga dibutuhkan beberapa manajemen risiko
Manajemen risiko ini dimanfaaatkan untuk membuat perhitungan
tentang berbagai kemungkinan terjadinya risiko atau kendala.
Usaha-Usaha yang bisa dilakukan adalah:
1. Membuat perubahan untuk menemukan peluang keberhasilan.
2. Mendapatkan kesimpulan dengan efektif dan efisien.
3. Manajemen keuangan yang terstruktur dengan baik.
4. Perencanaan bisnis yang memiliki tingkat kematangan.
5. Manajemen atau kerjasama Tim.
6. Eksekusi yang sudah terintegrasi dan
7. Mengawali pada saat yang tepat
12. Kondisi yang paling utama yakni mengimplementasikan manajemen risiko.
Akan tetapi terbatasnya kondisi pelaku UMKM yang memiliki banyak
informasi dan simpati pada manajemen risiko. Setidaknya terdapat 3 risiko
yang berada pada level tinggi. Risiko-risiko tersebut merupakan akibat
dari penyusutan hasil kerja (revenue), penyusutan pada proses pembuatan
hasil produksi, dan invlasi terhadap produk yang akan dihasilkan. Pada
tahap risiko sedang, UMKM bisa melewati masa keterlambatan
pengiriman produk yang akan dihasilkan.
13. Manajemen risiko bagi UMKM/UKM pada saat ini tidak begitu dikenal
oleh lingkungan usaha kecil. Akan tetapi saat di tengah pandemi COVID19
yang sedang terjadi saat ini, kecakapan dalam melawan dan mengontrol
persoalan dalam memutuskan untuk dipertahankan atau tidaknya
sebuah usaha. kondisi tersebut perlu sesuai dengan kecakapan pelaku
UMKM dalam mengatur usahanya sebagai bentuk dari bagian
kesempurnaan untuk menaikkan kinerja UMKM. Banyaknya pelaku
usaha kecil yang seharusnya menutup usahanya sebab tidak pernah
atau belum memprediksikan berbagai risiko yang akan terjadi dimasa
mendatang.