SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  8
Vektor dan Skalar
A. Perbedaan Vektor dan Skalar
Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar (nilai) sekaligus arah.
Contohnya perpindahan, kecepatan, gaya dan percepatan
Vektor digambarkan oleh sebuah anak panah, seperti dibawah ini :
pada gambar di atas, anak panah OP menyatakan arah vektor sedangkan
panjang anak panah menyatakan besarnya vektor. Ujung pangkal O disebut
titik asal, dan ujung kepala P disebut titik terminal.
Suatu vector dapat dituliskan dengan notasi huruf kecil yang di cetak
yang dicetak tebal, misalnya:
a, b, c, . . .,p, q, r, . . ., u, v, w, . . ., dan seterusnya
Selain itu vector juga biasa di tuliskan dengan menggunakan notasi huruf
kecil yang dibubuhi tanda panah diatas huruf itu, misalnya:
𝑎⃗,𝑏⃗⃗, 𝑐⃗, . . . , 𝑝⃗,𝑞⃗, 𝑟⃗, . . . , 𝑢⃗⃗,𝑣⃗, 𝑤⃗⃗⃗, . . . , dan seterusnya
Sedangkan scalar adalah suatu besaran hanya mempunyai besar (nilai)
tetapi tidak mempunyai arah. Contohnya seperti massa, panjang, waktu, suhu,
dan sembarang bilangan ril.
B. Kesamaan Dua Vektor
Kesamaan dua vector didefinisikan sebagai berikut:
Misalkan diketahui vektor 𝑎⃗ dan vector 𝑏⃗⃗.
Vektor𝑎⃗ dikatakan sama atau ekuivalen dengan vektor 𝑏⃗⃗, jika dan hanya jika:
1. Panjang vector 𝑎⃗ sama dengan panjang vektor𝑏⃗⃗, dan
2. Arah vector 𝑎⃗ sama dengan arah vector 𝑏⃗⃗
O
P
Berikut ini adalah contoh kesamaan dua vektor
𝑢⃗⃗ = 𝑣⃗
𝑎⃗ = 𝑏⃗⃗, tetapi 𝑎⃗ ≠ 𝑐⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏⃗⃗ ≠ 𝑐⃗
C. Hukum-hukum Aljabar Vektor
Jika 𝑢⃗⃗ dan 𝑣⃗ adalah vektor-vektor dan m dan n adalah skalar maka :
1. 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗
2. 𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗
3. 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑢⃗⃗𝑚
4. 𝑚(𝑛𝑢⃗⃗) = (𝑚𝑛)𝑢⃗⃗
5. ( 𝑚 + 𝑛) 𝑢⃗⃗ = 𝑚𝑢⃗⃗ + 𝑚𝑣⃗
6. 𝑚(𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) = (𝑚𝑣⃗ + 𝑛𝑢⃗⃗)
Pembuktian :
Pada 𝑹 𝟐
1. 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2) dan 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2), maka :
𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = (𝑎1
, 𝑎2) +(`𝑏1, 𝑏2 )
= (`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2)
= (`𝑏1 + 𝑎1) , (`𝑏2 + 𝑎2)
𝑎⃗
𝑏⃗⃗
𝑢⃗⃗ 𝑣⃗
𝑐⃗
= (𝑏1, 𝑏2) + (𝑎1, 𝑎2)
= 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗
2. 𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2), 𝑣⃗ = (`𝑏1, 𝑏2) dan 𝑤⃗⃗⃗ = (𝑐1, 𝑐2) maka :
𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑎1
, 𝑎2) + [(`𝑏1, 𝑏2 ) + (𝑐1, 𝑐2)]
= (𝑎1, 𝑎2 ) , [(`𝑏1 + 𝑐1) ,(𝑏2 + 𝑐2)
= 𝑎1 + (𝑏1 + 𝑐1), 𝑎2 + (𝑏2 + 𝑐2)
= (𝑎1 + 𝑏1) + 𝑐1, (𝑎2 + 𝑏2) + 𝑐2)
= [(𝑎1 + 𝑎2), (𝑏1 + 𝑏2)] + (𝑐1, 𝑐2)
= [(𝑎1, 𝑎2), (𝑏1, 𝑏2 )] + (𝑐1, 𝑐2)
= (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗
3. 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑢⃗⃗𝑚
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2) maka :
𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑚( 𝑎1, 𝑎2)
= 𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2
= 𝑎1 𝑚, 𝑎2 𝑚
= (𝑎1, 𝑎2)𝑚
= 𝑢⃗⃗𝑚
4. m (n𝑢⃗⃗) = (mn) 𝑢⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2), maka :
m (n𝑢⃗⃗) = m [(`𝑛 (𝑎1, 𝑎2)]
= m [𝑛𝑎1, 𝑛𝑎2]
= 𝑚𝑛𝑎1, 𝑚𝑛𝑎2
= mn (𝑎1, 𝑎2)
= (mn) 𝑢⃗⃗
5. (m + n) 𝑢⃗⃗ = m𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2), maka :
(m + n) 𝑢⃗⃗ = (m + n) (`𝑎1, 𝑎2)
= (m + n) 𝑎1, (m + n) 𝑎2
= (m 𝑎1+ n𝑎1) , (m𝑎2 + n𝑎2)
= (m 𝑎1, m𝑎2) + (n𝑎1, n𝑎2)
= m (𝑎1, 𝑎2) + n(𝑎1, 𝑎2)
= m 𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗
6. m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2) dan 𝑤⃗⃗⃗ = (𝑏1, 𝑏2), maka :
m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m [(𝑎1, 𝑎2) +(`𝑏1, 𝑏2)]
= m [(`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2)]
= m (`𝑎1 + 𝑏1) , m(`𝑎2 + 𝑏2)
= (𝑚𝑎1 + 𝑚𝑏1) , (`𝑚𝑎2 + 𝑚𝑏2 )
= (𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2) + (𝑚𝑏1, 𝑚𝑏2)
= 𝑚(𝑎1, 𝑎2) + 𝑚(𝑏1, 𝑏2)
= m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗
Pada 𝑹 𝟑
1. 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) dan 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3), maka :
𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = (𝑎1
, 𝑎2, 𝑎3) + (𝑏1, 𝑏2 , 𝑏3)
= (`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2 ), (𝑎3 + 𝑏3)
= (`𝑏1 + 𝑎1) , (`𝑏2 + 𝑎2), (𝑏3 + 𝑎3)
= (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3) + (𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)
= 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗
2. 𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3), 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3), dan 𝑤⃗⃗⃗ = (𝑐1, 𝑐2, 𝑐3),
maka :
𝑢⃗⃗ + ( 𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑎1
, 𝑎2, 𝑎3)+ [(𝑏1, 𝑏2, 𝑏3) + (𝑐1, 𝑐2, 𝑐3)
= (𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) + [(`𝑏1 + 𝑐1) ,( 𝑏2 + 𝑐2), ( 𝑏3 + 𝑐3)
= 𝑎1 + (𝑏1 + 𝑐1), 𝑎2 + (𝑏2 + 𝑐2), 𝑎3 + (𝑏3 + 𝑐3 )
= (𝑎1 + 𝑏1) + 𝑐1, (𝑎2 + 𝑏2) + 𝑐2, (𝑎3 + 𝑏3) + 𝑐3
= [(𝑎1 + 𝑎2), (𝑏1 + 𝑏2),(𝑎3 + 𝑏3)] + (𝑐1, 𝑐2, 𝑐3)
= [(𝑎1, 𝑎2, 𝑎3),( 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3 )0 + ( 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3)
= (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗
3. 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑢⃗⃗𝑚
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3), maka :
𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑚(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3),
= 𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2, 𝑚𝑎23
= 𝑎1 𝑚, 𝑎2 𝑚, 𝑎3 𝑚
= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)𝑚
= 𝑢⃗⃗𝑚
4. m (n𝑢⃗⃗) = (mn) 𝑢⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)maka :
m (n𝑢⃗⃗) = m [m (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)]
= m [𝑛𝑎1, 𝑛𝑎2, 𝑛𝑎3]
= 𝑚𝑛𝑎1, 𝑚𝑛𝑎2, 𝑚𝑛𝑎3
= mn (`𝑎1, 𝑎2 , 𝑎3 )
= (mn) 𝑢⃗⃗
5. (m + n) 𝑢⃗⃗ = m𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)maka :
(m + n) 𝑢⃗⃗ = (m + n) ((`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)
= (m + n) 𝑎1, (m + n) 𝑎2, (m + n) 𝑎3
= (m 𝑎1+ n𝑎1) , (m𝑎2 + n𝑎2) , (m𝑎3 + n𝑎3)
= (m 𝑎1, m𝑎2, m𝑎3 ) + (n𝑎1, n𝑎2, n𝑎3)
= m (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)+ n(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)
= m 𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗
6. m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗
Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) dan 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3), maka :
m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m [(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) +(𝑏1, 𝑏2 , 𝑏3)]
= m [(`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2), (𝑎3 + 𝑏3)]
= m (`𝑎1 + 𝑏1) , m(`𝑎2 + 𝑏2), m(𝑎3 + 𝑏3)]
= (𝑚𝑎1 + 𝑚𝑏1) , (`𝑚𝑎2 + 𝑚𝑏2 ), (𝑚𝑎3 + 𝑚𝑏3 )
= (𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2, (𝑚𝑎3) + (𝑚𝑏1, 𝑚𝑏2 , (𝑚𝑏3)
= 𝑚(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) + 𝑚(𝑏1, 𝑏2, 𝑏3)
= m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗
D. Vektor Satuan dari Suatu Vektor yang Ditentukan
Vektor Satuan adalah sebuah vektor yang besarnya 1 (satu). Jika A adalah
sebuah vektor yang besarnya A ≠ 0 maka
𝐴
𝐴
adalah sebuah vektor satuan yang
arahnya sama dengan A. Vektor satuan merupakan vektor yang panjangnya
satu satuan.
Misalkan 𝑎⃗ adalah sebarang vektor dalam bidang yang bukan merupakan
vektor nol, dinyatakan dalam bentuk 𝑎⃗ = ( 𝑥
𝑦
). vektor satuan dari vektor
𝑎⃗dilambangkan dengan 𝑒̂ (dibaca: e topi).
Misalkan vektor 𝑎⃗= ( 𝑥
𝑦
)
Vektor satuan dari 𝑎⃗ ditentukan dengan rumus:
𝑒̂ =
𝑎⃗⃗
| 𝑎⃗⃗|
=
𝑎⃗⃗
√𝑥2 + 𝑦2
=
1
√𝑥2 + 𝑦2
( 𝑥
𝑦
)
Contoh :
Hitunglah besar (panjang) vektor dan vektor satuan dari vektor A = (3
4
)`
Solusi
Diketahui : A = (3
4
)`
Ditanya : | 𝐴| ?
Vektor Satuan (A) ?
Panjang Vektor, | 𝐴| = √ 𝑎2 + 𝑏2 = √32 + 42 = √25 = 5
Vektor Satuan, A =
1
√𝑎2 + 𝑏2 ( 𝑎
𝑏
) =
1
5
(3
4
) = (
3
5⁄
4
5⁄
)
E. Persamaan Vektor Garis Lurus
Sebuah garis lurus akan tertentu bila diketahui dua titik pada
Misalkan titik P ( x1, y1, z1 ) dan R ( x2, y2, z2 ), maka
OP=[x1, y1, z1], OR =[x2, y2, z2 ] dan PR = [ x2-x1, y2-y1, z2-z1 ]
Untuk sembarang titik Q(x,y,z) pada garis g berlaku PQ= PR
Jelas bahwa : OQ = OP + PQ
[ 𝑥, 𝑦, 𝑧] = [ 𝑥1, 𝑦1, 𝑧1] + l[ 𝑥2 − 𝑥1, 𝑦2 − 𝑦1, 𝑧2 − 𝑧1]
Adalah persamaan vektoris garis lurus melalui titik P ( x1, y1, z1 ) dan R ( x2,
y2, z2 )
Jadi bila garis lurus melalui titik P ( x1, y1, z1 ) dan mempunyai
vektor arah a = [a,b,c], maka persamaannya adalah :
[ 𝑥, 𝑦, 𝑧] = [ 𝑥1, 𝑦1, 𝑧1] + l[a,b, c] ……….(**)
Dari persamaan (**) diperoleh 3 persamaan, yaitu :
x = x1 + l a
y = y1 + l b ………(***)
z = z1 + l c
yang disebut persamaan parameter garis lurus.
Kemudian bila a  0, b  0, c  0, l kita eliminasikan dari
persamaan (***), diperoleh :
l = = =
yang disebut persamaan linier garis lurus
F. Perbedaan Medan Vektor dan Medan Skalar
Medan Skalar, jika pada tiap-tiap titik(x,y,z) dari suatu daerah R dalam ruang
dikaitkan sebuah bilangan atau skalar ∅ (x,y,z) maka ∅ disebut fungsi skalar
dari kedudukan atau fungsi titik skalar (skalar point function) dan kita
mengatakan bahwa sebuah medan skalar ∅ telah didefinisikan dalam R.
Contoh-contoh : 1. temperatur pada setiap titik di dalam atau diatas permukaan
bumi pada suatu saat tertentu mendefinisikan sebuah medan skalar.
2. ∅(x,y,z)=x3y-z2 mendefinisikan sebuah medan skalar
a
xx )( 1
b
yy )( 1
c
zz )( 1
Sebuah medan skalar yang tak bergantung pada waktu disebut medan skalar
stasioner atau keadaan tunak.
Medan Vektor, jika tiap-tiap titik(x,y,z) dari suatu daerah R dalam ruang
dikaitkan sebuah vektor V(x,y,z), maka V disebut fungsi vektor dari kedudukan
atau fungsi titik vektor(vektor point function) dan kita dapat mengatakan
bahwa sebuah medan vektor V telah didefinisikan ke dalam R.
Contoh-contoh :
1. Jika kecepatan pada setiap titik (x,y,z) dalam sebuah fluida yang sedang
bergerak diketahui pada suatu saat tertentu, maka sebuah medan vektor
terdefinisikan.
2. V(x,y,z)= xy2i-2yz3j+x2zk mendefinisikan sebuah medan vektor
Sebuah medan vektor yang tak bergantung pada waktu disebut medan vektor
stasioner atau keadaan tunak(steady state).

Contenu connexe

Tendances

Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
NASuprawoto Sunardjo
 
Matematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktifMatematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktif
Mella Imelda
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & Tautologi
Huzairi Zairi
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Fajar Istiqomah
 

Tendances (20)

Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Geometri ruang
Geometri ruangGeometri ruang
Geometri ruang
 
Kuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas PembuktianKuantor dan Validitas Pembuktian
Kuantor dan Validitas Pembuktian
 
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Bab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarahBab ix ruas garis berarah
Bab ix ruas garis berarah
 
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SDInstrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Nontes dalam Pembelajaran Matematika di SD
 
Matematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktifMatematika sebagai ilmu deduktif
Matematika sebagai ilmu deduktif
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
proposisi majemuk & Tautologi
 proposisi majemuk & Tautologi proposisi majemuk & Tautologi
proposisi majemuk & Tautologi
 
LK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitigaLK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp Penelitian pengembangan model plomp
Penelitian pengembangan model plomp
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Rekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi MatematikaRekursi dan Induksi Matematika
Rekursi dan Induksi Matematika
 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Sejarah Matematika Hindu
Sejarah Matematika HinduSejarah Matematika Hindu
Sejarah Matematika Hindu
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 

En vedette

ESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIA
ESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIAESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIA
ESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIA
urrutxurtu
 
الشهادتان
الشهادتانالشهادتان
الشهادتان
zulabook
 

En vedette (17)

Top10 Trends 2015 - GelecekHane
Top10 Trends 2015 - GelecekHaneTop10 Trends 2015 - GelecekHane
Top10 Trends 2015 - GelecekHane
 
Joseph
JosephJoseph
Joseph
 
Living with diabetes and making healthy food choices ii
Living with diabetes and making healthy food choices iiLiving with diabetes and making healthy food choices ii
Living with diabetes and making healthy food choices ii
 
Daily treat type 11
Daily treat type 11Daily treat type 11
Daily treat type 11
 
ESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIA
ESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIAESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIA
ESPAINIAK AMERIKAN ZITUEN KOLONIEN INDEPENDENTZIA
 
Seo presentations
Seo presentationsSeo presentations
Seo presentations
 
Gelecek hane perspektif-raporu-subat-2015
Gelecek hane perspektif-raporu-subat-2015Gelecek hane perspektif-raporu-subat-2015
Gelecek hane perspektif-raporu-subat-2015
 
GelecekHane Ticaret 2.0 -Akan Abdula - Davranış Enstitüsü
GelecekHane Ticaret 2.0 -Akan Abdula - Davranış EnstitüsüGelecekHane Ticaret 2.0 -Akan Abdula - Davranış Enstitüsü
GelecekHane Ticaret 2.0 -Akan Abdula - Davranış Enstitüsü
 
เพื่อน4/1
เพื่อน4/1เพื่อน4/1
เพื่อน4/1
 
Our Solution - Concept
Our Solution - ConceptOur Solution - Concept
Our Solution - Concept
 
Nike
Nike Nike
Nike
 
Revolutionizing the Employee with 1st United Services Credit Union
Revolutionizing the Employee with 1st United Services Credit UnionRevolutionizing the Employee with 1st United Services Credit Union
Revolutionizing the Employee with 1st United Services Credit Union
 
GelecekHane Ticaret 2.0 - Trendbox Sunumu
GelecekHane Ticaret 2.0 - Trendbox SunumuGelecekHane Ticaret 2.0 - Trendbox Sunumu
GelecekHane Ticaret 2.0 - Trendbox Sunumu
 
الشهادتان
الشهادتانالشهادتان
الشهادتان
 
21 Yüzyılda Bilginin Gücü - Kısa bir özet...
21 Yüzyılda Bilginin Gücü - Kısa bir özet...21 Yüzyılda Bilginin Gücü - Kısa bir özet...
21 Yüzyılda Bilginin Gücü - Kısa bir özet...
 
How To Motivate Yourself To Workout
How To Motivate Yourself To WorkoutHow To Motivate Yourself To Workout
How To Motivate Yourself To Workout
 
Basque mountain
Basque mountain Basque mountain
Basque mountain
 

Similaire à 1. vektor dan skalar

Ppt geometri analit ruang
Ppt geometri analit ruangPpt geometri analit ruang
Ppt geometri analit ruang
Devi_viani
 

Similaire à 1. vektor dan skalar (20)

Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Vektor Pada Dimensi 3 - Geometri Analitik Ruang
Vektor Pada Dimensi 3 - Geometri Analitik RuangVektor Pada Dimensi 3 - Geometri Analitik Ruang
Vektor Pada Dimensi 3 - Geometri Analitik Ruang
 
Vektor (pertemuan 1)
Vektor (pertemuan 1)Vektor (pertemuan 1)
Vektor (pertemuan 1)
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Modul VEKTOR
Modul VEKTORModul VEKTOR
Modul VEKTOR
 
Modul vektor
Modul vektorModul vektor
Modul vektor
 
Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1
 
resume-vektor
resume-vektorresume-vektor
resume-vektor
 
1.2 Vektor di R3
1.2 Vektor di R31.2 Vektor di R3
1.2 Vektor di R3
 
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
Bidang datar dalam dimensi tiga (geometri analitik ruang)
 
Vektor pertemuan 2
Vektor   pertemuan 2Vektor   pertemuan 2
Vektor pertemuan 2
 
Ppt geometri analit ruang
Ppt geometri analit ruangPpt geometri analit ruang
Ppt geometri analit ruang
 
1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang
 
GAR-1.pptx
GAR-1.pptxGAR-1.pptx
GAR-1.pptx
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Vektor , matminat kelas 10
Vektor , matminat kelas 10Vektor , matminat kelas 10
Vektor , matminat kelas 10
 
Bab 4.pdf
Bab 4.pdfBab 4.pdf
Bab 4.pdf
 
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah FitriBidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
Bidang datar pada ruang (GAR)_Rahmah Fitri
 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
 
Pamuji Yani-Vektor di R2
Pamuji Yani-Vektor di R2Pamuji Yani-Vektor di R2
Pamuji Yani-Vektor di R2
 

Plus de Nurrahmah Fitria

Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Nurrahmah Fitria
 

Plus de Nurrahmah Fitria (8)

Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Analisis Item Tes
Analisis Item TesAnalisis Item Tes
Analisis Item Tes
 
PENILAIAN HASIL DAN PROSES PEMBELAJARAN
 PENILAIAN HASIL DAN PROSES PEMBELAJARAN PENILAIAN HASIL DAN PROSES PEMBELAJARAN
PENILAIAN HASIL DAN PROSES PEMBELAJARAN
 
KONSEP DASAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
KONSEP DASAR PENILAIAN PEMBELAJARANKONSEP DASAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
KONSEP DASAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
 
Kriteria penilaian
Kriteria penilaianKriteria penilaian
Kriteria penilaian
 
Bidang Kuasa Bola
Bidang Kuasa BolaBidang Kuasa Bola
Bidang Kuasa Bola
 
Analisis Regresi
Analisis RegresiAnalisis Regresi
Analisis Regresi
 
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan dan Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pe...
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 

1. vektor dan skalar

  • 1. Vektor dan Skalar A. Perbedaan Vektor dan Skalar Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar (nilai) sekaligus arah. Contohnya perpindahan, kecepatan, gaya dan percepatan Vektor digambarkan oleh sebuah anak panah, seperti dibawah ini : pada gambar di atas, anak panah OP menyatakan arah vektor sedangkan panjang anak panah menyatakan besarnya vektor. Ujung pangkal O disebut titik asal, dan ujung kepala P disebut titik terminal. Suatu vector dapat dituliskan dengan notasi huruf kecil yang di cetak yang dicetak tebal, misalnya: a, b, c, . . .,p, q, r, . . ., u, v, w, . . ., dan seterusnya Selain itu vector juga biasa di tuliskan dengan menggunakan notasi huruf kecil yang dibubuhi tanda panah diatas huruf itu, misalnya: 𝑎⃗,𝑏⃗⃗, 𝑐⃗, . . . , 𝑝⃗,𝑞⃗, 𝑟⃗, . . . , 𝑢⃗⃗,𝑣⃗, 𝑤⃗⃗⃗, . . . , dan seterusnya Sedangkan scalar adalah suatu besaran hanya mempunyai besar (nilai) tetapi tidak mempunyai arah. Contohnya seperti massa, panjang, waktu, suhu, dan sembarang bilangan ril. B. Kesamaan Dua Vektor Kesamaan dua vector didefinisikan sebagai berikut: Misalkan diketahui vektor 𝑎⃗ dan vector 𝑏⃗⃗. Vektor𝑎⃗ dikatakan sama atau ekuivalen dengan vektor 𝑏⃗⃗, jika dan hanya jika: 1. Panjang vector 𝑎⃗ sama dengan panjang vektor𝑏⃗⃗, dan 2. Arah vector 𝑎⃗ sama dengan arah vector 𝑏⃗⃗ O P
  • 2. Berikut ini adalah contoh kesamaan dua vektor 𝑢⃗⃗ = 𝑣⃗ 𝑎⃗ = 𝑏⃗⃗, tetapi 𝑎⃗ ≠ 𝑐⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝑏⃗⃗ ≠ 𝑐⃗ C. Hukum-hukum Aljabar Vektor Jika 𝑢⃗⃗ dan 𝑣⃗ adalah vektor-vektor dan m dan n adalah skalar maka : 1. 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗ 2. 𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗ 3. 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑢⃗⃗𝑚 4. 𝑚(𝑛𝑢⃗⃗) = (𝑚𝑛)𝑢⃗⃗ 5. ( 𝑚 + 𝑛) 𝑢⃗⃗ = 𝑚𝑢⃗⃗ + 𝑚𝑣⃗ 6. 𝑚(𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) = (𝑚𝑣⃗ + 𝑛𝑢⃗⃗) Pembuktian : Pada 𝑹 𝟐 1. 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2) dan 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2), maka : 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = (𝑎1 , 𝑎2) +(`𝑏1, 𝑏2 ) = (`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2) = (`𝑏1 + 𝑎1) , (`𝑏2 + 𝑎2) 𝑎⃗ 𝑏⃗⃗ 𝑢⃗⃗ 𝑣⃗ 𝑐⃗
  • 3. = (𝑏1, 𝑏2) + (𝑎1, 𝑎2) = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗ 2. 𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2), 𝑣⃗ = (`𝑏1, 𝑏2) dan 𝑤⃗⃗⃗ = (𝑐1, 𝑐2) maka : 𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑎1 , 𝑎2) + [(`𝑏1, 𝑏2 ) + (𝑐1, 𝑐2)] = (𝑎1, 𝑎2 ) , [(`𝑏1 + 𝑐1) ,(𝑏2 + 𝑐2) = 𝑎1 + (𝑏1 + 𝑐1), 𝑎2 + (𝑏2 + 𝑐2) = (𝑎1 + 𝑏1) + 𝑐1, (𝑎2 + 𝑏2) + 𝑐2) = [(𝑎1 + 𝑎2), (𝑏1 + 𝑏2)] + (𝑐1, 𝑐2) = [(𝑎1, 𝑎2), (𝑏1, 𝑏2 )] + (𝑐1, 𝑐2) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗ 3. 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑢⃗⃗𝑚 Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2) maka : 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑚( 𝑎1, 𝑎2) = 𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2 = 𝑎1 𝑚, 𝑎2 𝑚 = (𝑎1, 𝑎2)𝑚 = 𝑢⃗⃗𝑚 4. m (n𝑢⃗⃗) = (mn) 𝑢⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2), maka : m (n𝑢⃗⃗) = m [(`𝑛 (𝑎1, 𝑎2)] = m [𝑛𝑎1, 𝑛𝑎2] = 𝑚𝑛𝑎1, 𝑚𝑛𝑎2 = mn (𝑎1, 𝑎2) = (mn) 𝑢⃗⃗ 5. (m + n) 𝑢⃗⃗ = m𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2), maka : (m + n) 𝑢⃗⃗ = (m + n) (`𝑎1, 𝑎2) = (m + n) 𝑎1, (m + n) 𝑎2 = (m 𝑎1+ n𝑎1) , (m𝑎2 + n𝑎2) = (m 𝑎1, m𝑎2) + (n𝑎1, n𝑎2) = m (𝑎1, 𝑎2) + n(𝑎1, 𝑎2) = m 𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗
  • 4. 6. m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2) dan 𝑤⃗⃗⃗ = (𝑏1, 𝑏2), maka : m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m [(𝑎1, 𝑎2) +(`𝑏1, 𝑏2)] = m [(`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2)] = m (`𝑎1 + 𝑏1) , m(`𝑎2 + 𝑏2) = (𝑚𝑎1 + 𝑚𝑏1) , (`𝑚𝑎2 + 𝑚𝑏2 ) = (𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2) + (𝑚𝑏1, 𝑚𝑏2) = 𝑚(𝑎1, 𝑎2) + 𝑚(𝑏1, 𝑏2) = m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗ Pada 𝑹 𝟑 1. 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) dan 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3), maka : 𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗ = (𝑎1 , 𝑎2, 𝑎3) + (𝑏1, 𝑏2 , 𝑏3) = (`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2 ), (𝑎3 + 𝑏3) = (`𝑏1 + 𝑎1) , (`𝑏2 + 𝑎2), (𝑏3 + 𝑎3) = (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3) + (𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) = 𝑣⃗ + 𝑢⃗⃗ 2. 𝑢⃗⃗ + (𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3), 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3), dan 𝑤⃗⃗⃗ = (𝑐1, 𝑐2, 𝑐3), maka : 𝑢⃗⃗ + ( 𝑣⃗ + 𝑤⃗⃗⃗) = (𝑎1 , 𝑎2, 𝑎3)+ [(𝑏1, 𝑏2, 𝑏3) + (𝑐1, 𝑐2, 𝑐3) = (𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) + [(`𝑏1 + 𝑐1) ,( 𝑏2 + 𝑐2), ( 𝑏3 + 𝑐3) = 𝑎1 + (𝑏1 + 𝑐1), 𝑎2 + (𝑏2 + 𝑐2), 𝑎3 + (𝑏3 + 𝑐3 ) = (𝑎1 + 𝑏1) + 𝑐1, (𝑎2 + 𝑏2) + 𝑐2, (𝑎3 + 𝑏3) + 𝑐3 = [(𝑎1 + 𝑎2), (𝑏1 + 𝑏2),(𝑎3 + 𝑏3)] + (𝑐1, 𝑐2, 𝑐3) = [(𝑎1, 𝑎2, 𝑎3),( 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3 )0 + ( 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3) = (𝑢⃗⃗ + 𝑣⃗) + 𝑤⃗⃗⃗
  • 5. 3. 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑢⃗⃗𝑚 Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3), maka : 𝑚𝑢⃗⃗ = 𝑚(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3), = 𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2, 𝑚𝑎23 = 𝑎1 𝑚, 𝑎2 𝑚, 𝑎3 𝑚 = (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)𝑚 = 𝑢⃗⃗𝑚 4. m (n𝑢⃗⃗) = (mn) 𝑢⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)maka : m (n𝑢⃗⃗) = m [m (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)] = m [𝑛𝑎1, 𝑛𝑎2, 𝑛𝑎3] = 𝑚𝑛𝑎1, 𝑚𝑛𝑎2, 𝑚𝑛𝑎3 = mn (`𝑎1, 𝑎2 , 𝑎3 ) = (mn) 𝑢⃗⃗ 5. (m + n) 𝑢⃗⃗ = m𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗ = (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)maka : (m + n) 𝑢⃗⃗ = (m + n) ((`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) = (m + n) 𝑎1, (m + n) 𝑎2, (m + n) 𝑎3 = (m 𝑎1+ n𝑎1) , (m𝑎2 + n𝑎2) , (m𝑎3 + n𝑎3) = (m 𝑎1, m𝑎2, m𝑎3 ) + (n𝑎1, n𝑎2, n𝑎3) = m (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3)+ n(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) = m 𝑢⃗⃗ + n𝑢⃗⃗ 6. m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗ Misalnya vektor 𝑢⃗⃗= (`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) dan 𝑣⃗ = (𝑏1, 𝑏2, 𝑏3), maka : m (𝑢⃗⃗ + 𝑤⃗⃗⃗ ) = m [(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) +(𝑏1, 𝑏2 , 𝑏3)] = m [(`𝑎1 + 𝑏1) , (`𝑎2 + 𝑏2), (𝑎3 + 𝑏3)] = m (`𝑎1 + 𝑏1) , m(`𝑎2 + 𝑏2), m(𝑎3 + 𝑏3)] = (𝑚𝑎1 + 𝑚𝑏1) , (`𝑚𝑎2 + 𝑚𝑏2 ), (𝑚𝑎3 + 𝑚𝑏3 ) = (𝑚𝑎1, 𝑚𝑎2, (𝑚𝑎3) + (𝑚𝑏1, 𝑚𝑏2 , (𝑚𝑏3)
  • 6. = 𝑚(`𝑎1, 𝑎2, 𝑎3) + 𝑚(𝑏1, 𝑏2, 𝑏3) = m𝑢⃗⃗+ m𝑤⃗⃗⃗ D. Vektor Satuan dari Suatu Vektor yang Ditentukan Vektor Satuan adalah sebuah vektor yang besarnya 1 (satu). Jika A adalah sebuah vektor yang besarnya A ≠ 0 maka 𝐴 𝐴 adalah sebuah vektor satuan yang arahnya sama dengan A. Vektor satuan merupakan vektor yang panjangnya satu satuan. Misalkan 𝑎⃗ adalah sebarang vektor dalam bidang yang bukan merupakan vektor nol, dinyatakan dalam bentuk 𝑎⃗ = ( 𝑥 𝑦 ). vektor satuan dari vektor 𝑎⃗dilambangkan dengan 𝑒̂ (dibaca: e topi). Misalkan vektor 𝑎⃗= ( 𝑥 𝑦 ) Vektor satuan dari 𝑎⃗ ditentukan dengan rumus: 𝑒̂ = 𝑎⃗⃗ | 𝑎⃗⃗| = 𝑎⃗⃗ √𝑥2 + 𝑦2 = 1 √𝑥2 + 𝑦2 ( 𝑥 𝑦 ) Contoh : Hitunglah besar (panjang) vektor dan vektor satuan dari vektor A = (3 4 )` Solusi Diketahui : A = (3 4 )` Ditanya : | 𝐴| ? Vektor Satuan (A) ? Panjang Vektor, | 𝐴| = √ 𝑎2 + 𝑏2 = √32 + 42 = √25 = 5 Vektor Satuan, A = 1 √𝑎2 + 𝑏2 ( 𝑎 𝑏 ) = 1 5 (3 4 ) = ( 3 5⁄ 4 5⁄ ) E. Persamaan Vektor Garis Lurus Sebuah garis lurus akan tertentu bila diketahui dua titik pada
  • 7. Misalkan titik P ( x1, y1, z1 ) dan R ( x2, y2, z2 ), maka OP=[x1, y1, z1], OR =[x2, y2, z2 ] dan PR = [ x2-x1, y2-y1, z2-z1 ] Untuk sembarang titik Q(x,y,z) pada garis g berlaku PQ= PR Jelas bahwa : OQ = OP + PQ [ 𝑥, 𝑦, 𝑧] = [ 𝑥1, 𝑦1, 𝑧1] + l[ 𝑥2 − 𝑥1, 𝑦2 − 𝑦1, 𝑧2 − 𝑧1] Adalah persamaan vektoris garis lurus melalui titik P ( x1, y1, z1 ) dan R ( x2, y2, z2 ) Jadi bila garis lurus melalui titik P ( x1, y1, z1 ) dan mempunyai vektor arah a = [a,b,c], maka persamaannya adalah : [ 𝑥, 𝑦, 𝑧] = [ 𝑥1, 𝑦1, 𝑧1] + l[a,b, c] ……….(**) Dari persamaan (**) diperoleh 3 persamaan, yaitu : x = x1 + l a y = y1 + l b ………(***) z = z1 + l c yang disebut persamaan parameter garis lurus. Kemudian bila a  0, b  0, c  0, l kita eliminasikan dari persamaan (***), diperoleh : l = = = yang disebut persamaan linier garis lurus F. Perbedaan Medan Vektor dan Medan Skalar Medan Skalar, jika pada tiap-tiap titik(x,y,z) dari suatu daerah R dalam ruang dikaitkan sebuah bilangan atau skalar ∅ (x,y,z) maka ∅ disebut fungsi skalar dari kedudukan atau fungsi titik skalar (skalar point function) dan kita mengatakan bahwa sebuah medan skalar ∅ telah didefinisikan dalam R. Contoh-contoh : 1. temperatur pada setiap titik di dalam atau diatas permukaan bumi pada suatu saat tertentu mendefinisikan sebuah medan skalar. 2. ∅(x,y,z)=x3y-z2 mendefinisikan sebuah medan skalar a xx )( 1 b yy )( 1 c zz )( 1
  • 8. Sebuah medan skalar yang tak bergantung pada waktu disebut medan skalar stasioner atau keadaan tunak. Medan Vektor, jika tiap-tiap titik(x,y,z) dari suatu daerah R dalam ruang dikaitkan sebuah vektor V(x,y,z), maka V disebut fungsi vektor dari kedudukan atau fungsi titik vektor(vektor point function) dan kita dapat mengatakan bahwa sebuah medan vektor V telah didefinisikan ke dalam R. Contoh-contoh : 1. Jika kecepatan pada setiap titik (x,y,z) dalam sebuah fluida yang sedang bergerak diketahui pada suatu saat tertentu, maka sebuah medan vektor terdefinisikan. 2. V(x,y,z)= xy2i-2yz3j+x2zk mendefinisikan sebuah medan vektor Sebuah medan vektor yang tak bergantung pada waktu disebut medan vektor stasioner atau keadaan tunak(steady state).