SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  38
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
  FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
            UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA




                              MAKALAH
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Ekologi dan Lingkungan




                               Kelompok 9
                  Angga Resgiana Direza       (1005515)
                  Ikbal Saeful Azis           (1005616)
                  Ricky P. Ramadhan           (1005495)
KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr., Wb.,
    Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas berkat rahmatNya lah
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekologi dan Lingkungan berjudul
“Masalah Kependudukan dan Lingkungan Hidup”.
    Makalah ini merupakan tugas kelompok mata kuliah Ekologi dan Lingkungan.
Makalah ini berisi beberapa masalah yang muncul seputar kependudukan dan lingkungan
hidup yang terjadi secara khusus di Indonesia dan secara umum di dunia. Permasalahan
tersebut muncul akibat perubahan-perubahan yang terjadi di dalam peradaban manusia
dengan segala kepentingannya dan lingkungan yang juga senantiasa berubah.
    Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Wanjat Kastolani yang telah
membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
    Kami menyadari bahwa makalah ini memang jauh dari kata sempurna untuk
memberikan sebuah khazanah baru dalam pengetahuan kita. Untuk itu dalam kesempatan
ini penulis mempersilahkan kepada pembaca untuk bersama-sama mengkoreksi makalah
ini agar tercipta laporan yang baik dan sesuai dengan kaidah. Akhir kata penyusun
mengucapkan terima kasih.




                                                                            Penyusun




                       MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | KATA PENGANTAR        1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
   1. 1        Latar Belakang ................................................................................................................. 3
   1. 2        Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
   1. 3        Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4
   1. 4        Manfaat Penulisan........................................................................................................... 4
BAB 2 ............................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 5
   2. 1        Masalah Penduduk .......................................................................................................... 6
          2.1.1 Besarnya jumlah penduduk Indonesia ......................................................................... 6
          2.1.3 Persebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata ............................................... 8
          2.1.4 Rendahnya kualitas penduduk ..................................................................................... 9
          2.1.5 Pendidikan .................................................................................................................. 11
          2.1.6 Kesehatan ................................................................................................................... 13
          2.1.7 Ekonomi...................................................................................................................... 16
   2. 2        Masalah Lingkungan Hidup ........................................................................................... 18
          2.2.1 Lahan Kritis ................................................................................................................. 18
          2.2.2 Kerusakan hutan ........................................................................................................ 22
          2.2.3 Pencemaran air .......................................................................................................... 25
          2.2.4 Pencemaran udara ..................................................................................................... 27
          2.2.5 Efek Rumah Kaca ........................................................................................................ 30
          2.2.6 Gas CFC ....................................................................................................................... 33
          2.2.7 Kebisingan .................................................................................................................. 34
BAB 3 ............................................................................................................................................. 35
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................. 35
   3.1         Kesimpulan .................................................................................................................... 35
   3.2         Saran .............................................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 36



                                                     MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | DAFTAR ISI                                           2
BAB 1
                                    PENDAHULUAN

1. 1    Latar Belakang
       Peradaban manusia telah sampai pada era modern yang memunculkan berbagai
efek-efek dari berbagai kegiatan yang dilakukan. Puncak perubahan secara signifikan
terjadi pada era millennium sekitar tahun 2000an atau abad 21. Saat itu teknologi sangat
cepat berubah dan menghasilkan terobosan untuk mengefisiensikan kerja dan
memudahkan kita dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
       Perubahan yang terjadi bukan hanya pada sisi manusia sebagai penguasa alam
dewasa ini. Perubahan juga terjadi pada alam dan lingkungan kita. Entah itu memang
karena ulah manusia atau alam berubah dengan sendirinya. Seperti yang sudah diketahui,
alam memang berubah dengan sendirinya dan alam dapat menghancurkan atau
memperbaiki dirinya sendiri.
       Dua aspek perubahan yang terjadi di dunia ini telah memunculkan banyak efek-
efek dalam kehidupan kita. Entah itu positif atau negatif. Efek positif yang dapat terjadi
dari perubahan perabadan manusia melalui teknologinya adalah seperti efisiensi kerja,
penghematan dan pengefektifan kerja, informasi kian mudah didapat melalui dunia maya,
komunikasi lancar dan tanpa batas, transportasi makin cepat dengan banyak pilihan dari
mulai transportasi bawah tanah, darat, laut dan udara, ekspor impor semakin mudah
dengan adanya perdagangan bebas, kehidupan sosial makin maju dengan berbagai
pengaruh, pendidikan makin tinggi dan manusia makin pintar serta aspek-aspek lainnya.
       Sementara efek negatif yang dapat ditimbulkan adalah masalah kesenjangan sosial,
kemiskinan     dan      kriminalitas,   pergaulan   bebas,   pembangunan    tidak   merata,
penyalahgunaan fasilitas, pencemaran dari kegiatan industri, konsumtif dan hedonis, serta
hal-hal lainnya.
       Sementara alam berubah dengan proses erosi dan denudasi. Pelapukan berbagai
jenis batuan di permukaan untuk menghasilkan tanah-tanah baru, sementara jaringan
tanah dan batuan lain terbentuk dari dalam untuk kemudian menggantikan yang lama.
Siklus hidrologi yang secara teratur terjadi setiap hari, serta siklus-siklus alam lain yang
terjadi secara alami.
                                        MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | BAB 1      3
Disamping perubahan alam yang terjadi, dengan semakin banyaknya manusia di
bumi ini, mengakibatkan manusia juga ikut andil dalam berlangsungnya perubahan
tersebut. Manusia memegang peran vital dalam mengelola dan menjaga ala mini.
Manusia dapat mempercepat perubahan alam dan juga dapat menjaganya. Siklus-siklus
rantai makanan misalnya, dapat berubah ketika manusia mengambil secara berlebihan
suatu populasi tertentu sehingga keseimbangan alam terganggu. Belum lagi kegiatan
industri yang dapat merubah ozon semakin tipis dan dunia semakin panas.
       Akhirnya dalam berbagai masalah yang timbul akibat kontak antara manusia
dengan alam, memunculkan gagasan untuk kembali menyadari dan memberikan
gambaran yang jelas mengenai apa saja masalah yang dapat timbul. Untuk itu makalah
ini disajikan dalam rangka memenuhi gagasan yang telah disebutkan tadi.

1. 2    Rumusan Masalah
       Berikut ini beberapa rumusan masalah dalam mengkaji makalah ini :
       1.2.1 apa saja masalah yang terjadi dalam kependudukan..?
       1.2.2 apa saja masalah yang terjadi dalam lingkungan hidup..?

1. 3    Tujuan Penulisan
       Tujuan yang kami ingin capai dalam penulisan ini adalah :
       1.3.1 kita dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam kependudukan
       1.3.2 kita dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam lingkungan hidup

1. 4    Manfaat Penulisan
       Dengan penulisan makalah ini diharapkan wacana tentang masalah kependudukan
dan lingkungan hidup dapat kembali menjadi isu publik dan dicari pemecahannya. Bukan
hanya sekedar menggema dalam berbagai berita, namun kita harus dapat mencari solusi.
       Manfaat penulisan makalah ini bagi penyusun adalah, masalah ini dapat menjadi
perhatian dan kajian secara geografi utnuk dicari pemecahannya. Kemudian bagi
masyarakat, penulisan makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang jelas mengenai
masalah apa saja yang terjadi dalam masyarakat dan dapat turut serta ikut menjaga
masyarakat agar tidak berubah kearah negatif.


                            MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN         4
BAB 2
                                PEMBAHASAN


     Ada dua sumber masalah kehidupan yang menonjol sejak akhir abad kedua puluh
yaitu masalah kependudukan dan lingkungan hidup. Kedua masalah tersebut dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan karena keduanya
mempunyai keterkaitan yang erat. Aspek kependudukan berpengaruh terhadap kualitas
lingkungan hidup, dan sebaliknya kualitas lingkungan hidup juga berpengaruh terhadap
kependudukan.
     Sebagai calon guru yang kelak akan mendidik para anak didiknya tentulah sangat
perlu mempelajari dan memahami masalah kependudukan dan lingkungan hidup agar
dapat memberikan teladan dalam menyikapi masalah kependudukan dan lingkungan
hidup serta agar dapat mengajarkan dengan baik dan benar terhadap anak-anak didiknya.
     Peran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup bagi mahasiswa dan
terhadap pembangunan kependudukan dan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
     a.   Sebagai panduan dalam menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan.
          Sehingga mampu meminimalisasi berbagai aktifitas yang dapat merusak
          lingkungan dan berdampak pada manusia itu sendiri.
     b.   Agar dapat menghasilkan Output manusia-manusia yang memiliki moral, etika,
          estetika dan sikap yang mampu dipertanggungjawabkan. Mengurangi
          timbulnya mental individualisme yang berakibat pada kurangnya kepedulian
          terhadap sesama manusia.
     c.   Agar dapat menghasilkan manusia-manusia yang mampu berfikir aktif,
          produktif, dinamis dan tidak hanya menjadi manusia yang konsumtif saja.
     d.   Agar mahasiswa memiliki pengertian dan kesadaran mengenai faktor-faktor
          penyebab perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang erat antara
          perkembangan penduduk dengan program pembangunan untuk menaikkan
          taraf hidup rakyat.



                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN        5
e.   Agar mahasiswa memiliki pengertian dan kesadaran akan sebab akibat dari
            besar kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga
            dan masyarakat.
       f. Agar mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang rasional dan
            bertanggung jawab dalam menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan,
            baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, kawasan lokal, nasional maupun
            global.
       g.   Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk membuat arah kebijakan dalam
            mengelola     masalah   kependudukan     dan    lingkungan   hidup   dengan
            memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
            lingkungan.


2. 1    Masalah Penduduk




                          Gambar 2.1 banyaknya penduduk Indonesia.
                                    Sumber infoindo.com

2.1.1 Besarnya jumlah penduduk Indonesia
      Besarnya jumlah penduduk Indonesia dari sensus ke sensus terus meningkat,
sedangkan daya dukung alam (kekayaan alam) yang tersedia tidak pernah bertambah,
sehingga makin lama makin menipis. Makin banyak penduduk yang membutuhkan
sumber-sumber, makin cepat pula penipisannya, hingga suatu saat akan habis.
Sehubungan dengan peningkatan jumlah penduduk dan penipisan sumber-sumber alam,

                              MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN       6
kesejahteraan hidup pun menjadi semakin rendah, sehingga semakin meningkat jumlah
penduduk miskin. Kemiskinan terjadi pada golongan terbesar di masyarakat.
       Penipisan sumber daya alam juga berdampak pada makin menyempitnya lahan,
baik lahan pertanian, maupun lahan permukiman. Hal ini berdampak pada makin
tingginya angka kepadatan penduduk. Di kota-kota besar harga tanah terusmeninggi,
sehingga hanya golongan ekonomi yang kuat yang mampu memiliki rumah, sementara
golongan terbesar masyarakat tidak memiliki rumah yang layak, bahkan tidak sedikit
yang tuna wisma dan hidup sebagai gelandangan.
       Berdasarkan hasil sensus, penduduk di Indonesia sebagian terbesar pada kelompok
umur muda (<15 tahun). Penduduk muda merupakan penduduk yang belum produktif
dan kehidupannya menjadi tanggung jawab dan beban orang dewasa. Di samping itu
anak    usia   tersebut   masih   dalam   tahap   perkembangan,   baik   fisik,   mental,
kecerdasan,akhlak, jiwa sosial, dan seluruh aspek kehidupan yang lain. Oleh karena itu
mereka membutuhkan sumber-sumber yang memadai, baik sumber kebendaan maupun
sumber kemanusiaan, untuk memenuhi kebutuhan fisik dan bimbingan menuju
kedewasaan. Sumber daya kebendaan yang baik misalnya makanan yang sehat dan
bergizi, lingkungan tempat tinggal yang sehat, fasilitas kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan, serta fasilitas kesehatan yang canggih dan cepat. Sumber daya kemanusiaan
yang dimaksud adalah orang tua sebagai pendidik di rumah, guru sebagai pendidik di
sekolah, pemuka masyarakat yang jujur sebagai pendidik di masyarakat, dan teman
sebaya yang baik. Tetapi kenyataan sekarang sumber-sumbertersebut sudah tercemar atau
bahkan rusak berat. Makanan yang kurang sehat misalnya fast food, makanan/minuman
instan, makanan/minuman kalengan, makanan/minuman adiktif. Tempat tinggal di kota
yang berjubel, kurang udara segar, kurang sinar matahari, bising suara kendaraan atau
pabrik, udara tercemar oleh asap kendaraan dan air tanah yang tercemar oleh limbah
organik serta bahan-bahan beracun dan berbahaya. Kerusakan pada sumber daya manusia
sebagai pendidik terletak pada sikap mentalnya seperti tidak mau susah-susah, serakah,
acuh, ingin meniru bintang idola, jarang di rumah, sampai dengan tindakan-tindakan yang
tidak terpuji. Perilaku tersebut lebih mudah ditiru oleh anak yang sedang berkembang
daripada perilaku yang selalu dilandasi etika, moral, dan agama. Struktur penduduk muda



                            MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          7
ini juga menjadikan Indonesia memiliki angka ketergantungan yang tinggi. Jadi beban
yang dihadapi Indonesia cukup berat.




                          Gambar 2.2 masyarakat tradisional Indonesia
                                Sumber idaysurya.blogspot.com


2.1.3 Persebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata
      Indonesia yang terdiri dari 13.667 pulau di mana pulau yang berpenghuni ada 992
pula, yang lain tanpa penghuni. Dari pulau yang berpenghuni ada pulau-pulau besar
seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Pulau yang terpadat penduduknya adalah
Pulau Jawa. Lebih dari 60 % penduduk Indonesia bertempat tinggal di Pulau Jawa,
padahal luasnya 6,6 % dari luas wilayah Indonesia.
     Persebaran yang belim merata ini menimbulkan masalah sosial ekonomi dan
pertahanan keamanan. Untuk pulau yang padat akan terjadi masalah pengurasan sumber-
sumber alam, kurangnya lapangan pekerjaan dibanding dengan banyaknya penduduk
yang membutuhkan lapangan pekerjaan, sehingga terjadi banyak penggangguran serta
bnyak kriminalitas. Sedangkan pada pulau yang jarang penduduknya, terjadi kekurangan
sumber daya manusia dalam mengelola daya dukung alam yang tersedia. Hal ini

                          MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN        8
mengakibatkan pertahanan dan keamanan menjadi rawan. Dampak secara keseluruhan
adalah rendahnya tingkat kesejahteraan di seluruh wilayah negara.




     Gambar 2.3 masyarakat menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan sehari-hari
                              Sumber koran.republika.co.id


2.1.4 Rendahnya kualitas penduduk
      Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh, penduduk harus mempunyai
kualitas yang memadai sehingga dapat menjadi modal pembangunan yang efektif. Tanpa
adanya peningkatan kualitas jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai
masalah dan menjadi beban pembangunan.
     Analisis mengenai kualitas penduduk seringkali dibedakan menjadi kualitas fisik
dan kualitas non fisik. Indikator yang dapat menggambarkan kualitas fisik meliputi
tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup (Kasto, 1992). Kualitas non
fisik mencakup kualitas spiritual, keagamaan,kekaryaan, etos kerja, kualitas kepribadian
bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya (Wilopo, 1996).
Sampai saat ini baik kualitas fisik maupun non fisik penduduk Indonesia masih belum
sesuai dengan yang diharapkan. Karena adanya kesulitan pengukuran kualitas non fisik,
maka kualitas fisiklah yang umumnya lebih banyak dibicarakan.
     Kualitas kehidupan fisik penduduk setiap negara berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini disebabkan oleh lingkungan, letak geoggrafis, dan ras genetik. Negara-
negara yang berada di sekitar khatulistiwa, kualitas penduduknya tergolong rendah dan

                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN            9
negara-negara tersebut seluruhnya merupakan negara-negara terbelakang dalam bidang
ekonomi dibandingkan dengan negara-negara didaerah sub tropis. Keadaan ini
kemungkinan besar disebabkan karena daerah-daerah di sekitar khatulistiwa tidak
mengenal pergantian musim seperti di daerah sub tropis, sehingga mereka bisa hidup
sepanjang tahun tanpa mengalami kesulitan mencari perlindungan terutama di musim
dingin. Hal inilah yang mendidik penduduknya kurang berfikir untuk menghadapi
tantangan alam dan akhirnya menyebabkan sifat malas (Depdikbud, 1988).
     Dengan keadaan tersebut, maka penduduk di daerah sekitar khatulistiwa hidupnya
tetap miskin, walaupun daerah-daerah tersebut kaya akan sumber daya alam. Keadaan ini
sangat berbeda dengan penduduk di daerha sub tropis, walaupun daerah tidak tersedia
sumber daya alam yang banyak, namun mereka sanggup menguasai teknologi tersebut
membuat kualitas kehidupan mereka menjadi lebih baik.
     Indonesia yang mengedepankan sektor ekonomi yang selama ini menjadi prioritas
pembangunan, ternyata tidak mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tiga
faktor utama penentu Human Development Index (HDI) adalah pendidikan, kesehatan,
dan ekonomi.




                          Gambar 2.4 pendidikan di Indonesia
                             Sumber dokumentasi pribadi




                          MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN        10
2.1.5 Pendidikan
      Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan.
Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
menetapkan anggaran pendidikan yang lebih besar dibandingkan anggaran lainnya. China
dan Korea Selatan menjadi dua negara yang begitu menekankan pentingnya pendidikan
bagi rakyatnya. Anggaran pendidikan di China mencapai 13,1% dari anggaran negara,
sedangkan di Korea Selatan anggaran pendidikan negara mencapai 18,9%. Bandingkan
dengan Indonesia yang memang menganggarkan anggaran pendidikan sebesar 20%,
namun pada prakteknya masih jauh dari kenyataan. Bisa dibilang bahwa salah satu
penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia adalah karena kesalahan pada sistem
pendidikan serta pelayanan dalam kegiatan belajar mengajar. Kita akan dengan
mudahnya mendengar pergantian kurikulum pada setiap pergantian menteri. Tidak
bakunya standar pendidikan kita juga menyebabkan ketidapastian dalam usaha
peningkatan kualitas pendidikan. Bahkan untuk menetapkan standar kelulusan pun
Indonesia masih sering kebingungan. Tidak hanya sekedar masalah kurikulum, kualitas
pengajar pun bisa dibilang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya. Kebanyakan
para guru yang ditugaskan oleh tiap sekolah untuk memberikan transfer ilmu seperti
kebingungan dalam mengajar. Entah karena bingung dengan standar pendidikan yang
selalu berubah atau karena memang tidak ahli dalam bidang yang diajarkan.
         Masalah kualitas pendidikan, masalah kualitas pelayanan pendidikan pun bisa
dibilang sangat memprihatinkan. Masih banyaknya bangunan sekolah yang sangat buruk
kondisinya. Sekolah-sekolah yang beratapkan langit pun sering kita temui. Lantainya pun
terbuat langsung dari tanah, serta tidak cukupnya buku-buku yang seharusnya didapatkan
oleh setiap siswa. Belum lagi mahalnya biaya sekolah dan kuliah yang menyebabkan
banyak orangtua yang enggan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Padahal kita
semua tahu bahwa pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia.
Inilah     realita   yang   dialami   dunia   pendidikan   di   Indonesia.   (http://edukasi.
kompasiana.com).
         Berdasarkan survey Political and Economic Risk (PERC) kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Menyedihkan lagi ternyata
posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Memprihatinkan lagi, hasil survey tahun 2007

                              MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN           11
World Competitiveness Year Book memaparkan daya saing pendidikan kita dari 55
negara yang disurvey Indonesia berada pada urutan 53. Dampak rendahnya mutu
pendidikan Indonesia itu secara tidak langsung ternyata ikut mempengaruhi berbagai sisi
kehidupan di negeri ini. Misalnya terhadap sumber daya manusia Indonesia sangat jelas
jauh tertinggal. Hal ini dapat dilihat dari hasil reset Ciputra yang menyatakan bahwa
Indonesia hanya mempunyai 0,18 persen pengusaha dari jumlah penduduk. Padahal
sesuai syarat untuk menjadi negara maju minimal 2 persen dari jumlah penduduk harus
ada pengusaha. Sebagaimana Singapura yang kini memiliki 7 persen dan AS 5 persen
dari jumlah penduduknya adalah pengusaha. Dampak lain akibat rendahnya kualitas
pendidikan Indonesia dapat dilihat dari Human Development Indeks (HDI) Indonesia
sebagaimana laporan UNDP, HDI pada 2007 dari 177 negara yang dipublikasikan HDI,
Indonesia berada pada urutan ke-107 dengan indeks 0,728, hingga menempati urutan ke-
7 dari sembilan negara ASEAN di bawah Vietnam dan di atas Kamboja dan
Myanmar.Berdasarkan data yang ada terbukti bahwa kualitas pendidikan Indonesia
berada pada titik terendah. Rendahnya kualitas pendidikan di tanah air antara lain tidak
terlepas dari rendahnya kualitas sarana fisik. Banyak gedung-gedung sekolah rusak,
penggunaan media belajar yang rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium
tidak standar serta pemakaian teknologi informasi yang tidak memadai. Demikian pula
kualitas guru rendah yang ditandai belum memiliki profesionalisme memadai. Rendahnya
kesejahteraan guru juga ikut memacu rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
Idealnya seorang guru sebagaimana hasil penelitian federasi guru independen bergaji tiap
bulan Rp3 juta, tapi nyatanya rata-rata bergaji Rp1,5 juta, guru bantu Rp460 ribu dan
honorer Rp10 ribu per jam. Akibatnya dengan gaji yang rendah banyak guru bekerja
sampingan. (http://www.topix.com)
     Kondisi di ataslah yang menghambat Indonesia untuk bisa bangkit mengatasi
masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia serta tingginya angka pengangguran.
Minimnya kualitas dan fasilitas pendidikan tentunya berdampak secara signifikan
terhadap kualitas manusia itu sendiri. Begitu banyaknya masalah yang dihadapi
pemerintah tentunya tidak bisa kita selesaikan secara cepat.
     Prioritas pemerintah dalam upaya perbaikan kualitas manusia Indonesia. Realisasi
anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari total APBN negara harus bisa segera

                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          12
direalisasikan oleh pemerintah. Jangan sampai anggaran yang telah besar ini justru
dikorup oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Penetapan sistem pendidikan
yang baku serta tidak harus berubah pada setiap pergantian menteri harus bisa menjadi
target pemerintah. Hal ini bisa memberikan kepastian bagi setiap pengajar dan sekolah.
Kelengkapan fasilitas serta pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga negara,
khususnya daerah-daerah yang jauh dari pusat kota. Daerah-daerah seperti ini seharusnya
menjadi fokus pemerintah karena banyak sekali masyarakat yang tidak memperoleh hak
mereka dalam memperoleh pendidikan. Terakhir, perbaikan kualitas para pendidik pun
harus bisa diperhatikan oleh pemerintah. Jangan sampai para guru yang mengajari para
calon pemimpin bangsa ini justru merupakan orang-orang yang tidak mengerti apa yang
mereka ajarkan. Inilah beberapa hal yang harus segera dilakukan pemerintah untuk segera
menyelesaikan masalah SDM di Indonesia.




                        Gambar 2.5 populasi manusia yang mendominasi
                                     Sumber google.com


2.1.6 Kesehatan
      Sebagai Negara berkembang, Indonesia masih tergolong Negara yang kurang
peduli dengan kualitas mutu kesehatan di tengah masyarakat. Salah satu bukti nyatanya
adalah dengan kurangnya tenaga medis baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Di
tengah-tengah banyaknya isu yang menerpa negeri ini, nampaknya isu kesehatan masih
tergolong dalam kebijakan yang stagnan dan belum terkoordinir. Sebut saja masalah
penyakit musiman seperti demam berdarah, malaria dan sebagainya, di mana dalam
penanganannya masih terkesan instan. Dimana belum terlihat upaya dan kebijakan
pemerintah yang bersifat investasi agar wabah tersebut tidak terulang lagi. Indonesia
telah mencapai banyak kemajuan dalam memperbaiki sistem kesehatan dan tingkat

                          MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          13
kesehatan rakyatnya. Di tahun 2007, harapan hidup orang Indonesia saat lahir mencapai
usia 71 tahun, ini merupakan peningkatan yang signifikan dari data pada tahun 1990.
Namun negara ini masih menghadapi banyak tantangan di sektor kesehatan, termasuk
kurangnya jumlah petugas kesehatan. Pada tahun 2006, diperkirakan hanya ada 20 dokter
umum untuk setiap 100.000 penduduk dan rasio bidan hanya 35 untuk setiap 100.000
penduduk. Di daerah terpencil, jumlah petugas kesehatan tersebut lebih sedikit lagi. Di
Indonesia, Ibu-ibu dan anak-anak menghadapi situasi kesehatan yang menyedihkan.
Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.
Untuk setiap 100.000 kelahiran hidup, diperkirakan 228 ibu meninggal. Selama hidupnya
satu orang dari 65 Ibu di Indonesia memiliki risiko meninggal karena sebab-sebab yang
berhubungan dengan kelahiran. Kebanyakan dari kematian ini dapat dicegah dengan
mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan di awal kehamilan, melakukan
pengecekan rutin selama kehamilan, memperoleh bantuan dari tenaga kesehatan terlatih
dalam proses kelahiran, dan dapat menjangkau pelayanan kebidanan gawat-darurat jika
diperlukan.
     Indonesia telah berhasil mengurangi rata-rata angka kematian anak-anak di bawah
usia lima tahun sampai dua pertiganya dibandingkan dari tahun 1990. Tapi masih banyak
anak-anak Indonesia yang meninggal di tahun pertama kehidupan mereka. Hal ini sering
disebabkan oleh perawatan yang buruk pada masa kehamilan, persalinan dan setelah
kelahiran. Yang mengenaskan, penyebab utama kematian di kalangan anak-anak balita
ini, yaitu pneumonia, diare dan gizi buruk, sebenarnya dapat dicegah dan diobati.
Penyakit menular dan penyakit dengan potensi epidemic juga merupakan masalah.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi untuk
epidemic HIV/AIDS di Asia Tenggara dengan lebih dari 200,000 orang terinfeksi HIV.
Di wilayah Papua dan Papua Barat, penularan HIV meningkat dan sudah tersebar keluar
dari kelompok pekerja sex komersial dan pengguna napza ke komunitas umum. Di
Papua, jumlah kasus AIDS diantara 100,000 orang sekitar 18 kali dari rata-rata jumlah
nasional. Indonesia juga merupakan Negara yang mempunyai tingkat kasus Flu Burung
pada manusia yang tertinggi di dunia.
     Ditinjau dari segi tenaga medis lagi, kebijakan pemerintah masih belum tepat
sasaran. Salah satu indekasi tersebut terlihat dari tingkat kebijakan pemerintah yang

                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN         14
menggunakan subsidi atau beasiswa di perguruan tinggi. Jika kita masuk atau melakukan
survei ke perguruan tinggi untuk fakultas kedokteran, maka jagan kaget jika kita akan
banyak menjumpai mahasiswa asing yang menimba ilmu dengan biaya subsidi yang
dikeluarkan pemerintah. Adapun faktor yang sangat mendorong terjadinya hal ini adalah
perlombaan dari perguruan tinggi (terutama PTN) dalam membentuk image brand di
masyarakat. Adanya isu yang mengatakan bahwa semakin banyak mahasiswa asing yang
ada di suatu perguruan tinggi, maka dapat diasumsikan oleh masyarakat bahwa perguruan
tinggi tersebut memilki mutu yang baik.
     Sudah menjadi rahasia umum bahwa system pemerintahan yang sekarang berjalan
(di era reformasi) adalah menggunakan system otonomi daerah. Peranan perubahan
sistempemerintahan ini memiliki dampak positif dan negatif dalam peningkatan mutu
kesehatan di Indonesia. Faktor positifnya adalah daerah akan lebih dapat memiliki
peranan dalam megatur kebijakan pemerintahan daerahnya (termasuk kebijakan dalam
bidang kesehatan didaerahnya). Hal ini tentunya akan membuka lebar-lebar pintu bagi
generasi muda didaerah tersebut agar dapat mendapatkan dan membuaka lowongan kerja
baru (terutama dalam kesehatan). Otonomi daerah dikatakan bagaus disini karena
pemerintahan daerah itu sendiri telah paham betul tentang seluk beluk permasalahan di
daerahnya jika dibandingkan dengan pemerintahan pusat. Kemudian faktor negatifnya
adalah kekurangan dana (uang/modal) yang di alami daerah tertentu yang mana belum
siap menerima atau menjalankan otonomi daerah sehingga masih perlu dukungan dan
dorongan dari pemerintah pusat (terutama permasalahan anggaran). Selain pengaruh dari
perubahan system permerintahan di atas, peningkatan mutu kesehatan masih banyak
permaslahan yang harus segera di selesaikan.
     Diantaranya adalah (1). Jenis penyakit atau plonya yang semakin berkembang
(semakin kompleks. Perkembangan dunia medis sangatlah pesat dalam beberpa tahun
terakhir, namun sayangnya hal itu juga diikuti oleh perkembangan jenis penyakit yang
terjadi di masyarakat. Salah satu yang harus diperhatikan oleh pemerintah adalah jenis
penyakit yang bias menular (baik yang mudah maupun susah). (2). Tingginya
kesenjangan social di masyarakat. Jelas hal ini menjadi masalah besar, karena rendahnya
tingkat penghasilan dan pendapatan individu akan sangat mempengaruhi tunjangannya
dalam kesehatan.Apalagi sampai saat ini pemerintah belum bias mensubsidi 100%

                          MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          15
tunjangan kesehatan masyarakat (terutama masyarakat menengah ke bawah). (3).
Menurunnya tingkat fasilitas public atau yang sangat dikuatirkan adalah makin
banyaknya fasilitas kesehatan public beralih ke pihak swasta sehingga akan mengarahkan
ke tujuan kemersialisasi kesehatan. Dan masih banyak tantangan lainnya yang harus
dihadapi oleh dunia medis di tanah air.




                  Gambar 2.6 transportasi sebagai penunjang perekonomian
                             Sumber abiebaljufrie.wordpress.com


2.1.7 Ekonomi
      Perekonomian Indonesia sejak mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997 – 1998
terus mengalami pemulihan. Indikator makro menunjukkan sinyal positif terhadap
kontribusi keberlangsungan ekonomi ke depan. Pertumbuhan ekonomi ketika krisis
sempat mencapai angka terendah (-13,1%) namun sejak tahun 2000 mampu mencapai
angka pertumbuhan ekonomi 4,9% sedangkan pada tahun 2005 dan 2006 mencapai angka
masing – masing 5,6% dan 5,9%. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berangsur stabil
serta menguat dari kisaran angka di atas Rp. 10.000,- per dolar AS menjadi kisaran
sedikit di atas Rp. 9.000,- per dolar AS.
      Tingkat suku bunga (Sertifikat Bank Indonesia/SBI) juga mengalami penurunan
dari kisaran 68 persen ketika krisis ekonomi, tetapi sejak tahun 2002 SBI berkisar 15
persen bahkan tahun 2007 mencapai dibawah kisaran 10 persen. Kondisi ini membuka

                            MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN       16
peluang bagi sektor industri melakukan ekspansi usaha di berbagai sektor. Tingkat inflasi
barang dan jasa mulai terkendali yakni dari sekitar 15 persen dalam periode krisis,
beberapa tahun belakang ini sudah turun di bawah 10% (kecuali tahun 2005) terjadi
peningkatan angka inflasi mendekati angka psikologis 10 persen. Transaksi berjalan
dalam 3 tahun terakhir mengalami surplus sebesar 3.108 juta US $ tahun 2004 dan
sebesar 1.500 juta US $ (angka sementara ) pada tahun 2006. Demikian pula neraca
perdagangan surplus dalam periode 2004 – 2006 menunjukkan angka sekisar 20 milyar
US $.
        Dalam kurun waktu terjadinya krisis yang melanda perekonomian Indonesia, yang
berdampak luas pada berbagai sektor yang meliputi politik, sosial, budaya, pertahanan,
dan keamanan. Dalam hal ini sosial ekonomi, permasalahan meliputi rendahnya kualitas
sistem pendidikan dengan peringkat 12 dari 12 negara ASIA (PERC,2001); Kualitas
SDM rendah dengan peringkat 109 dari 174 negara (UNDP, 2000); kemiskinan
berjumlah 39,05 juta (17.75%) dengan standart kemiskinan Rp.152.847/kapita/bulan
(BPS,2006); 27,3% (4,9 juta) balita di Indonesia kekurangan gizi (Susenas,2003);
kenaikan BBM hingga 95% menambah jumlah orang miskin sebanyak 40% (INDEF,
2005) kenaikan 35% akan menambah jumlah orang miskin sebanyak 20% (BPS,2005).
        Sebab rendahnya kualitas hidup penduduk Indonesia :
        a.   Kondisi alam di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjadikan
             penduduknya malas.
        b.   Tingginya angka kelahiran yang tidak diimbangi angka kematian yang sama,
             sehingga dari waktu ke waktu jumlah penduduk terus bertambah sedangkan
             alat pemenuh kebutuhan sangat terbatas.
        c.   Terjadinya krisis moneter pada tahun 1997.
        d.   Mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan di Indonesia.




                            MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          17
2. 2    Masalah Lingkungan Hidup




                               Gambar 2.7 kerusakan hutan
                                  Sumber satuportal.net


2.2.1 Lahan Kritis
      Salah satu masalah kerusakan lingkungan adalah degradasi lahan yang besar, yang
apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat akan menjadi lahan kritis sampai
akhirnya menjadi gurun. Lahan kritis umumnya banyak terjadi di dalam daerah aliran
sungai (DAS) di seluruh Indonesia.
       Data Departemen Kehutanan menunjukkan lahan kritis di luar kawasan hutan
mencapai 15,11 juta hektar dan di dalam kawasan hutan 8,14 juta hektar. Hutan rusak
dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) sudah mencapai 11,66 juta hektar dan lahan
bekas HPH yang diserahkan ke PT.Inhutani 2,59 juta hektar. Mangrove yang rusak dalam
kawasan hutan telah mencapai luasan 1,71 juta hektar dan di luar kawasan hutan sebesar
4,19 juta hektar.
       Total hutan yang rusak sudah mendekati angka 57 juta hektar. Ironisnya, kapasitas
lembaga yang bertanggung jawab merehabilitasi hutan dan lahan dengan inisiatif
pemerintah tak cukup kuat menangani kerusakan yang terjadi. Realisasi lahan kritis yang
dilakukan oleh Departemen Kehutanan dari tahun 1999 sampai tahun 2001 mencapai

                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          18
1.271.571 hektar yang terdiri dari 127.396 hektar di dalam kawasan hutan dan 1.144.175
hektar di luar kawasan hutan. Sumber dana untuk merehabilitasi pun amat terbatas
padahal tiap hektar lahan yang rusak butuh dana minimal Rp 5 juta. Untuk merehabilitasi
lahan kritis 57 juta hektar maka negara perlu menyediakan dana hingga Rp 285 trilyun.
Kerugian bukan hanya karena negara harus menyediakan dana untuk rehabilitasi lahan
kritis tetapi juga kerugian akibat penebangan ilegal (illegal logging). Menteri Kehutanan
Prakosa (2002) mengatakan tiap tahun diperkirakan negara rugi hingga Rp 31
trilyunakibat illegal logging (pencurian, penebangan, peredaran, serta perdagangan kayu
secara ilegal).
      Luas areal hutan yang perlu direboisasi di seluruh Indonesia mencapai 43,111 juta
hektar, meliputi Pulau Jawa 111 ribu hektar dan di luar Pulau Jawa seluas 43 juta hektar.
Idealnya Pulau Jawa mempunyai hutan minimal 30 persen dari luas daratan. Namun
sampai saat ini baru 23% dikurangi lahan kritis yang mencapai antara 250 ribu ha sampai
300 ribu ha (Dr.Ir. Prakoso, MSc, Menteri Kehutanan, pada acara “Pencanangan
Reboisasi PT Perhutani bersama masyarakat Bojonegoro,” Kompas 5 Januari 2003).
      Penyebab utama meluasnya lahan kritis adalah adanya :
      1. tekanan dan pertambahan penduduk,
      2. luas areal pertanian yang tidak sesuai, perladangan berpindah,
      3. pengelolaan hutan yang tidak baik dan penebangan illegal,
      4. pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali,
      5. eksploitasi bahan tambang.
      Meluasnya lahan kritis membuat penduduk yang tinggal di daerah tersebut relatif
miskin, tingkat populasi sangat padat, luasan lahan yang dimiliki bertambah sempit,
kesempatan kerja sangat terbatas, dan lingkungan hidup mengalami kerusakan/degradasi.
Kondisi ini diperparah dengan terjadinya krisis ekonomi sejak tahun 1997 yang telah
memperburuk kondisi perekonomian petani gurem. Akibatnya penebangan hutan oleh
rakyat semakin merebak serta lahan yang terancam menjadi kritis semakin meluas.
      Masalah lain yang perlu diperhatikan dan segera ditanggulangi adalah penambang
tanpa izin (PETI) yang lokasinya tersebar di hampir seluruh Indonesia yang banyak
menggunakan air raksa (Hg) dalam proses pengekstrakan emas.



                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN           19
Sebagai contoh PETI yang terdapat di Propinsi Kalimantan Tengah, tepatnya pada
DAS Rungan dengan sungai utamanya Sungai Takaras. Di sana ada 480 PETI. Satu PETI
menggunakan satu atau lebih mesin sedot. Apabila satu mesin menggunakan satu kg Hg
dalam rentang waktu tiga bulan dapat dipastikan Sungai Takaras tercemar oleh Hg
sebanyak 480 kg, atau dua ton Hg dalam setahun (Kalteng Pos, 21 dan 22 Maret 2003).
     Kegiatan PETI bahan galian tambang, antara lain batubara dan emas, semakin
marak seiring dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Masalah yang terkait dengan
penanggulangan PETI adalah: penegakan hukum belum optimal dengan tingkat
kedisiplinan aparatnya yang masih perlu ditingkatkan, tingkat kesadaran masyarakat
dalam menjaga kelestarian lingkungan, serta krisis ekonomi yang berkepanjangan
     Fokus penanganan masalah PETI bahan galian tambang batubara dan emas
didasarkan pada pertimbangan:
     • PETI batubara dalam prakteknya sangat merusak kondisi fisik: lingkungan tempat
batubara tersebut, tempat penimbunan batubara (stock pile), lokasi pelabuhan khusus
batubara, dan sarana jalan transportasi yang digubakan untuk mengangkut batubara.
     • PETI emas dalam prakteknya merusak kondisi fisik wilayah penambangan emas
serta terjadinya pencemaran merkuri yang semakin meluas.
     Upaya Penanganan masalah PETI telah dilakukan dengan berbagai cara oleh KLH
bersama sama dengan Instansi terkait, baik tingkat pusat maupun Daerah. Selain itu juga
dijalin kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap
lingkungan hidup. Upaya tersebut baru pada tahap melakukan sosialisasi tentang
bahayanya merkuri terhadap kesehatan manusia melalui berbagai sarana serta perlunya
para PETI mengikuti peraturan yang berlaku.




                          MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN           20
MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN   21
2.2.2Kerusakan hutan
     Hutan merupakan sebuah ekosistem yang sangat luas. Di dalamnya terdapat
komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Bila salah satu komponen
rusak, maka komponen yang lain rusak pula. Hutan dapat dipandang sebagai komponen
utama ekosistem bumi, karena hutan mempunyai sejumlah besar tugas dalam
penyelenggaraan tata kehidupan di bumi.
      Hutan yang memiliki fungsi sebagai produsen makanan, fungsi meteorologis,
fungsi geohidrologis, fungsi biodiversivity dan sumber devisa. Begitu penting arti
keberadaan hutan dalam fungsi-fungsi ekologis tersebut yang tidak dapat digantikan oleh
komponen lain. Sangat perlu disesali tindakan pendahulu kita yang karena
ketidaktahuannya telah membabat hutan untuk kepetingan-kepentingan non ekologis,
hingga hutan tinggal sedikit saja. Penciutan areal hutan dari tahun ke tahun terus
meningkat.
      Menurut FAO di seluruh dunia dengan kecepatan 600.000 ha/th pada tahun 1980,
menjadi 1 juta ha/tahun pada tahun 1990. Sementara di Indonesia menurut Bank Dunia
1989 laju penggundulan hutan antara 700.000 – 1.200.000 ha/tahun. Hingga kini hutan di
Indonesia tidak ada 50% dari keseluruhan hutan yang pernah ada.
      Pengelolaan hutan Indonesia perlu dilakukan secara profesional dan terencana
sehingga hutan dapat dimanfaatkan secara optimal, tanpa mengurangi kemampuan
hutannya memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal, nasional, regional,
dan internasional. Sistem pengusahaan hutan yang ada telah menimbulkan berbagai
masalah di beberapa daerah yang berdampak pada degradasi hutan. Selama lima tahun
terakhir, laju deforestasi diperkirakan 1,6 juta hektar per tahun. Berdasarkan citra satelit
1995-1999 hutan produksi yang rusak di Indonesia pada 432 HPH mencapai 14,2 juta
hektar, sedangkan kerusakan pada hutan lindung dan hutan konservasi mencapai 5,9 juta
hektar.
      Dalam buku Potret Keadaan Hutan Indonesia yang diterbitkan akhir tahun 2001
oleh Forest Watch Indonesia diungkapkan laju kerusakan hutan pada era tahun 1980-an
di Indonesia adalah sekitarsatu juta hektar/tahun, kemudian pada awal tahun 1990-an
tingkat kerusakan mencapai 1,7 jutahektar/tahun. Lalu, sejak tahun 1996 meningkat lagi
menjadi rata-rata dua juta hektar/tahun. Hutanyang sudah terdegradasi dan gundul di

                            MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN             22
Indonesia ada di Sumatera (terdegradasi 5,8 juta hektardan gundul 3,2 juta hektar); di
Kalimantan (degradasi 20,5 juta hektar dan gundul 4,3 juta hektar);di Sulawesi (degradasi
dua juta hektar dan gundul 203.000 hektar); di Nusa Tenggara (degradasi74.100 hektar
dan gundul 685 hektar); di Papua (degradasi 10,3 juta hektar dan gundul 1,1 jutahektar);
dan di Maluku (degradasi 2,7 juta hektar dan gundul 101.200 hektar).
        Kerusakan itu disebabkan oleh pemilik HPH melanggar prosedur, penebangan
ilegal, perambahan hutan, pembukaan hutan skala besar, kebakaran hutan, serta
banyaknya lokasi tambang di daerah hutan lindung dan daerah konservasi meskipun
dilarang berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999. Kondisi ini diperburuk oleh krisis ekonomi
yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu.
        Konflik konsesi pertambangan dengan kawasan lindung menjadi pelik karena ada
kontrak-kontrak pertambangan berada di dalam kawasan konservasi. Data Departemen
Energi dan Sumber daya Mineral menunjukan saat ini ada 150 perusahaan pertambangan
yang kawasan konsesinya (terdiri dari 116 tahap eksplorasi dan 34 sudah dalam tahap
ekploitasi) berada di daerah konservasi, dengan jumlah nilai rencana investasi 1-5 tahun
sejak 2000 sebesar US$ 3,2 milyar.
Kendala yang dihadapi dalam pemberantasan illegal logging antara lain:
   1. Ada 11 instansi yang berada dalam satu mata rantai pemberantasan illegal logging
         yang sangat menentukan proses penegakan hukum kejahatan bidang kehutanan
         yaitu: Menko Polkam, TNI AD/Hankam, TNI AL, Polri, Dephut, Deperindag,
         Dephub, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan, dan Pemda Provinsi/Kabupaten;
   2. Penegakan hukum masih lemah sehingga mafia kayu beraksi dengan bebas;
   3. Modus penebangan ilegal: oknum aparat menjadi dinamisator dan supervisor
         tindak pidana kehutanan, di samping juga menjadi backing;
   4. Kondisi moral, sosial dan budaya masyarakat, serta aparat cenderung menjadi
         tidak lagi peduli pada kelestarian hutan dan penegakan hokum;
   5. Ketahanan dan kemandirian masyarakat yang masih rendah dengan pembodohan
         yang berdalih pemberdayaan masyarakat;
   6. Masih ada industri pengolahan kayu yang menerima dan mengolah kayu ilegal;
   7.     Penanganan illegal logging saat ini belum mencapai hasil yang maksimal karena
         dilaksanakan secara tidak berkesinambungan akibat biaya yang cukup besar;

                            MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          23
8. Kompleksnya permasalahan sosial dan moral di berbagai lapisan masyarakat;
   9. Data dan informasi tentang penanganan illegal loging masih sangat terbatas;
   10. Pelaksanaan otonomi daerah yang lebih berorientasi pada peningkatan Pendapatan
       Asli Daerah (PAD) tanpa mempehatikan kelestarian hutan.
                                         Tabel 2.1
                  Daerah-daerah rawan pencurian dan penyelundupan Kayu
                          Sumber: Media Indonesia, 28 Juni 2002
 NO    PROPINSI            LOKASI
  1    Aceh                TN. Gunung Leuser, Bireun, Singkil, Kuala Simpang
  2    Riau                TN. Bukit Tigapuluh, Rumbai, Dumai, Siak Hulu
  3    Jambi               TN. Kerinci Seblat, Kuala Tungkal, Bungo Tebo
  4    Jawa Timur          TN. Meru Betiri, Bondowoso, Lamongan
  5    Kalimantan Barat    TN. Gunung Palung, Kapuas, Bukit Dayeuh, Batuampar, Paloh,
                           Betung Kerihun
  6    Kalimantan Tengah TN. Tanjung Puting, Kuala Kapuas, Barito Utara, Palangkaraya,
                           Barito Selatan
  7    Kalimantan Selatan Kotabaru, Muara Teweh, Hulu Sungai Selatan
  8    Kalimantan Timur    Nunukan, Kutai, Pasir, Hulu Sungai Utara, Tenggarong,
                           Balikpapan
  9    Sulawesi Tengah     TN.Lore Lindu, Donggala, Palu
 10    Papua               Sorong

      Upaya Penanggulangan dan Pemberantasan Penebangan Kayu Ilegal
      Tahun 2002 Dewan Pertahanan Nasional telah menyatakan kejahatan perusakan
hutan terutamaillegal logging merupakan salah satu ancaman potensial yang dapat
meruntuhkan keutuhan dankesatuan, serta integritas dan integrasi bangsa dan negara
Indonesia. Oleh karena itu pada tahun2003 Departemen Kehutanan bersama TNI serta
instansi terkait dalam penegakan hukum,bertekad meningkatkan penindakan secara tegas
pelaku, pemodal, dan backing kejahatankehutanan tanpa pandang bulu, serta akan lebih
transparan dalam pengungkapan aktor dibelakangnya. Salah satu upaya Pemerintah untuk
menanggulangi penebangan kayu ilegal yangsemakin marak dilakukan oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab adalah denganPemberlakuan Instruksi Presiden No.
5 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Penebangan KayuIlegal dan Peredaran Hasil Hutan
ilegal di Kawasan Ekosistem Leuseur dan Taman NasionalTanjung Puting. Selain itu
KLH atas nama Pemerintah Indonesia telah menandatangani letter ofintent dengan
Pemerintah Norwegia pada tanggal 30 Agustus 2002 yang pada prinsipnyamenekankan
pentingnya KLH berperan pada kegiatan advokasi, yaitu mendorong semua pihakuntuk

                          MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          24
meningkatkan dan mensinergikan kemampuan dalam pemberantasan mafia illegal
logging.




     Gambar 2.8 masyarakat menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan sehari-hari
                               Sumber koran.republika.co.id


2.2.3Pencemaran air
     Air di bumi meliputi air laut (air asin) dan air darat (air tawar). Air tawar dijumpai
sebagai air permukaan (surface water) dan air bawah tanah (sub surface water). Air
permukaan berupa sungai, danau, rawa dan salju. Sedangkan air bawah tanah dapat
dibedakan antara ir tanah dangkal ( soil water) dan air tanah dalam (groundwater).
     Indikator pencemaran yang banyak dilakukan untuk kontrol kualitas air adalah DO
(Disolved Oksigen = Oksigen terlarut) dan BOD (Biological Oxygen Demand =
kebutuhan Oksigen untuk proses biologi), antara lain disebabkan dalam penentuan DO
dan BOD tidak memerlukan waktu yang lama dan alat-alat yang digunakan sangat
sederhana serta murah. Kontrol kualitas air dengan indikator DO dan BOD akan lebih
tepat lagi bila penyebab pencemarannya adalah limbah rumah tangga.
     Uji coba oksigen terlarut sangat penting untuk menjamin keadaan aerobik perairan
yang menampung limbah. Dalam mengendalikan pencemaran air perlu diperhatikan
bahwa ikan, tetumbuhan, dan binatang lain perlu berkembangbiak. Hal ini perlu

                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN              25
pemeliharaan oksigen terlarut yang dapat menunjang tata kehidupan di dalam air dengan
keadaan yang sehat.
      Oksigen terlarut adalah oksigen yang terdapat dalam air (dalam bentuk molekul
oksigen, bukan dalam bentuk molekul hidrogen oksida) dan biasanya dinyatakan dalam
mg/l (ppm). Adanya oksigen bebas sangat diperlukan oleh berbagai biota air. Oksigen
bebas dalam air dapat berkurang bila dalam air terdapat kotoran atau limbah organik yang
degredable.
      Dalam air kotor selalu terdapat bakteri, yakni bakteri aerob ata bakteri yang
memerlukan oksigen bebas untuk keperluan hidupnya dan bakteri anaerob yang tidak
memerlukan oksigen bebas untuk keperluan hidupnya. Bakteri aerob dan anaerob akan
menguraikan zat organik dalam air menjadi persenyawaan yang sederhana. Selama air
mengandung oksigen bebas cukup banyak, maka yang bekerja atau tumbuh berkembang
adalah bakteri aerob. Bila oksigen bebas dalam air itu habis ata sangat kurang, maka yang
bekerja atau tumbuh berkembang adalah bakteri anaerob. Bakteri anaerob ini merubah
persenyawaan organik menjadi bentuk persenyawaan yang sederhana (yang tidak
dikehendaki manusia), misal nitrogen diubah menjadi amoniak, belerang diubah menjadi
hidrogen sulfida, yang keduanya berbentuk gas dan berbau. Sehingga apabila suatu badan
air terlalu banyak mengandung kotoran, pasti akan mengeluarkan bau yang tidak enak
karena kehabisan oksigen bebas.
      Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen untuk proses biologi
merupakan indikator pencemaran organic yang paling banyak digunakan untuk control
kualitas air atau untuk menilai kepekatan limbah. BOD adalah jumlah oksigen dalam
ppm (mg/l) yang diperlukan selama proses stabilisasi dari pencemaran bahan organik
oleh bakteri aerob.
      Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, tetapi intensitas dan
frekuensinya semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan bertambahnya
jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan-lahan baru,
pengembangan kawasan industri, pengembangan budidaya pantai, pengembangan
berbagai bentuk rekayasa baik di kawasan pantai maupun jauh di pedalaman atau
pegunungan.



                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN           26
Dari kegiatan tersebut di atas timbul berbagai masalah antara lain saat ini air tidak
lagi menjadi barang atau suatu zat yang mudah di dapat di mana-mana, air selalu
mempunyai konotasi yang kurang baik seperti banjir, penyebab tanah longsor, erosi
tanah, dll. Oleh karena itu dampak negatif dari interaksi manusia terhadap hidrosfer yaitu
mengenai :
        1) Pasokan air
        2) Air permukaan
        3) Air bawah tanah
        4) Banjir
        5) Kualitas Air




                           Gambar 2.9 pencemaran udara lewat industri
                                 Sumber balitbang.kemhan.go.id


2.2.4Pencemaran udara
     Interaksi manusia dengan atmosfer selain berdampak positif juga berdampak
negatif. Dampak negatif yang timbul dari interaksi manusia dengan atmosfer adalah
pencemaran udara yang berimbas pada perubahan iklim global dan menipasnya ozonosfer
bumi.



                              MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN            27
Sejajar dengan kemajuan manusia di bidang penelitian, muncul kemajuan di bidang
nuklir dengan peledaknya, bangunan industri dan kemajuan teknologi lainnya yang
bersifat menggagu kebersihan atmosfer dan kelestarian lingkungan hidup yang sehat.
Meskipun percobaan nuklir direncanakan pada tempat yang dianggap aman, tapi tetap
dapat menimbulkan sampah radioaktif dan gas-gas beracun masuk ke dalam atmosfer dan
lautan. Pada mulanya hal ini dapat dikendalikan, tetapi akhir-akhir ini sangat menarik
perhatian internasional mengingat nilai kesehatan, keamanan, dan kemajuan penduduk
mulai terancam.
      Atmosfer menjadi tempat penyimpanan dari semua jenis pencemar baik berupa gas,
cair, maupun padat. karena itu pencemaran udara dapat merugikan kehidupan.
Pencemaran udara lokal biasanya dapat dihindari oleh adanya sirkulasi udara umum,
tetapi kemungkinan besar pencemar tersebut akan diendapkan di tempat lain. Perana
atmosfer pada pencemaran udara adalah bertindak sebagai pengencer konsentrasi
pencemar atau bertindak sebagai yang menyingkirkan pencemaran udara, tetapi ada
kalanya justru bertindak sebagai sumber pendauran (perputaran) kembali dari pencemar
tersebut.
      Lingkungan atmosfer tempat manusia hidup bergantung pada pertanian,industri,
percobaan nuklir, pembuangan dari kendaraan bermotor, dan percobaan-percobaan
lainnya. Industri perlu didirikan, hutan dapat dibuka sebagai lahan pertanian baru, tetapi
masalah ini hendaknya dikerjakan dengan penuh kebijaksanaan, penuh kesadaran, dan
penuh perhatian terhadap akibat-akibat yang akan timbul agar pembangunan yang kita
harapkan dapat membawa kesejahteraan rakyat dan bukan sebaliknya menimbulkan
katastropik.
      Sebagian unsur-unsur atmosfer sangat penting bagi kehidupan manusia, sebagian
tidak vital dan tidak berbahaya, serta sebagian dapat merugikan serta berbahaya bagi
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Masuknya zat-zat bearacun ke
dalam atmosfer yang sangat merugikan dan berbahaya bagi manusia maupun hewan,
merusak harta milik dan tanaman disebut pencemaran udara. Zat-zat tersebut antara lain:
      Karbon Monoksida
      Sumber utama berasal dari kendaraan bermotor, dan proses industri menduduki
tempat kedua, sedangkan pembakaran sampah dan kebakaran hutan menduduki tempat

                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN            28
ketiga dan keempat. Jika udara tercemar , maka hemoglobin pada tubuh manusia tidak
dapat mengikat oksigen, Pada konsentrasi di udara mencapai 0,1 %, maka kapasitas darah
dalam mengangkut oksigen berkurang 50 %. Hal ini menyebabkan pemberian oksigen ke
dalam tubuh berkurang serta berakibat berkurangnya penglihatan dan reaksi fisik. Ketika
konsentrasi di udara mencapai 0,5 % mampu menyebabkan pingsan yang kemudian dapat
mengakibatkan kematian.
     Oksida Sulfur
     Oksida sulfur merupakan pencemar primer yang diatmosfer bereaksi dengan
pencemar lain membentuk senyawa sulfur yang menyebabkan hujan asam. Hujan asam
dapat merusak pertanian dan peternakan. Konsentrasi oksida sulful terbesar berasal dari
emisi pembakaran batu bara, kedua berasal dari emisi proses industri.
     Oksida sulfur menyebabkan pembentukan asam yang mengganggu paru-paru, saraf,
dan menimbulkan asma. Pada konsentrasi di atas 3 ppm, oksida sulfur member bau tajam
dan dapat menimbulkan lemas lalu kematian jika berlangsung lama. Oksida sulful juga
dapat menimbulkan korosi.
     Oksida Nitrogen
     Oksida nitrogen dalam kadar yang tinggi dapat mengganggu kesehatan manusia,
seperti iritasi yang akut pada pernapasan dan penyakit paru-paru yang kronis. Pada
konsentrasi 0,01 ppm, oksida nitrogen dapat menyebabkan bronchitis pada anak-anak
usia 2-3 tahun. Sumber utama oksida nitrogen adalah kendaraan bermotor dan stasiun
pembangkit energi (generator).




                            MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN        29
Hidrokarbon
      Hidrokarbon menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernapasan.
Diperkirakan hidrokarbon sebagai penyebab kanker terutama dari jenis aromatic dan
adelhida yang banyak dijumpai dalam bahan solar. Sumber utama hidrokarbon
diemisikan oleh kendaraan bermotor. Selain itu juga dari emisi proses industri.
      Beberapa pencemar tersebut yang berada di atmosfer bawah terutama troposfer
dapat mengganggu keseimbangan radiasi yang pada gilirannya dapat mengubah iklim
karena pada dasarnya iklim cenderung berubah oleh ulah aktivitas manusia seperti
urbanisasi, deforestasi, industrialisasi, serta aktivitas alam seperti pergeseran kontinen,
letusan gunung berapi, perubahan orbit bumi terhadap matahari, noda matahari, dan
peristiwa el nino la nina.
      Pencemar berupa gas dapat mempengaruhi iklim melalui efek rumah kaca. Sebagai
aerosol, maka pencemar mengubah keseimbangan radiasi melalui hamburan, pemantulan
dan penyerapan serta melalui pembentukan awan. Sebagai akibat pencucian aerosol sulfat
dan nitrat oleh tetes awan dan hujan, maka terjadilah hujan asam yang menyebabkan
korosi serta penurunan pH dalam tanah dan air.
      Ketidak seimbangan radiasi tersebut mengakibatkan munculnya efek rumah kaca
yang menyebabkan kenaikan suhu di Bumi ( global warming ) dan akhirnya berimbas
pada perubahan iklim/pergeseran iklim.


2.2.5 Efek Rumah Kaca
      Efek rumah kaca merupakan proses pada bola bumi sebagai suatu sistem yang
dinamis. Rumah kaca yang dimaksud di sini adalah analogi atas bumi yang dikelilingi
gelas kaca. Radiasi matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut
berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian di serap oleh bumi dan sisanya dipantulkan
kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Tetapi panas yang seharusnya
dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan
terperangkap di bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan,
gelas kaca memang berfungsi untuk menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca.
Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut
gas di atmosfer (gas rumah kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka

                             MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN           30
panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua
proses itulah yang disebut sebagai efek rumah kaca.
     Pada konsentrasi yang normal, efek rumah kaca pada dasarnya terjadi secara alami
sehingga memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk hidup di bumi. Tanpa
adanya gas rumah kaca seperti karbondioksida, metana, atau dinitro oksida, suhu
permukaan bumi akan 33° C lebih dingin. Namun sejak awal jaman industrialisasi, awal
dari akhir abad ke-17, konsentrasi gas rumah kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun
1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0,5°C -0,6°C akibat emisi gas rumah kaca
yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
     Tidak semua gas yang terdapat di atmosfer bumi menimbulkan efek rumah kaca.
Yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah Karbondioksida, Metana, Dinitro
Oksida, Hidroflourokarbon , Perflourokarbon , sampai Sulfur Heksaflourida . Jenis gas
rumah kaca yang member sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah
Karbondioksida, Metana, dan Dinitro Oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara) di sektor :
         1. 36 % dari Industri Energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll)
         2. 27 % dari sektor transportasi
         3. 21 % dari sektor industri
         4. 15 % dari sektor rumah tangga dan jasa
         5. 1 % dari sektor-sektor yang lain
     Peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer mengakibatkan
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang disebut dengan pemanasan global
atau global warming. Pemanasan global akan diikuti dengan perubahan iklim seperti
mengkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir, erosi
dan tanah longsor. Sedangkan di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
     Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer bumi.
Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan
penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya dengan peningkatan temperature
bumi, kemudian disebut pemanasan global dan berubahnya iklim regional, pola curah



                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN         31
hujan, penguapan, pembentukan awan atau perubahan iklim. Dampak dari adanya
pemanasan global ini yaitu :
     1.    Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati
     2.    Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
     3.    Mencairnya es dan glasier di kutub
     4.    Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun
     5.    Kekeringan berkepanjangan
     6.    Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas
     7.    Kenaikan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan karang ( coral
           bleaching dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia)
     8.    Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
     9.    Menyebarkan penyakit-penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru
     10.   Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus
           pengungsian.
     Dampak dari pemanasan global ini pula, menjadikan kini el nino muncul setiap 2-7
tahun, lebih kuat dan berkontribusi pada pengkatan temperature bumi. Dampaknya dapat
dirasakan di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa iklim di bumi telah mengalami
perubahan. Akumulasi gas rumah kaca di atmosfer membantu menyuntikkan panas ke
Samudra Pasifik. Oleh karena itu el nino muncul lebih sering dan lebih ganas dari
sebelumnya.




                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          32
Gambar 2.10 data konsumsi CFC di dunia
                               Sumber library.thinkquest.org


2.2.6 Gas CFC
      CFC merupakan salah satu zat polutan. Cl dari CFC ini dapat merusak lapisan
ozon. Bahan ini telah banyak dipakai sebagai bahan pembakar dalam kaleng semprotan,
sebagai gas alat pendingin, sebagai gas pengatur udara, dan sebagai bahan untuk
plastik.CFC sebenarnya tidak reaktif di lapisan atmosfer bawah dan tidak dapat larut
dalam air sehingga CFC tidak jatuh ke permukaan bumi oleh tetes hujan. Sayangnya
kurang reaktivitasnya CFC membuat bahan ini secara komersial bermanfaat, tetapi juga
waktu hidup CFCdi atmosfer menjadi lama, dan akhirnya dapat berdifusi masuk ke dalam
stratosfer. Diperkirakan beberapa juta ton CFC sekarang berada di lapisan atmosfer.
     Ketika CFC berdifusi ke lapisan stratosfer, maka ia menjadi subjek terhadap aksi
radiasi energi tinggi. Panjang gelombang dalam daerah antara 190 dan 225 nm
menyebabkan fotolisis atau perpecahan ikatan karbon-klor dari CFC, sehingga
terbentuklah dengan kecepatan terbesar terjadi pada ketinggian sekitar 30 km.
     Atom klor dapat bereaksi cepat dengan ozon untuk membentuk klor monoksida dan
molekul oksigen . Klormonoksida dapat bereaksi dengan atom O untuk membentuk
kembali atom klor. Diperkirakan bahwa setiap atom Cl akan merusak sekita 100.000
molekul ozon sebelum klor itu sendiri dirusak oleh reaksi lain.


                           MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN           33
Meskipun kecepatan difusi dari molekul CFC ke dalam stratosfer dari permukaan
bumi kemingkina rendah, kerusakan ozonosfer oleh CFC telah diyakini melakukan
observasi. Sejak akhir tahun 1970an, peneliti telah mendapatkan penipisan tahunan dari
lapisan ozon di atas kutub selatan yang terjadi selama musim semi austral (belahan bumi
selatan). Ilmuwan sekarang dengan jelas menemukan bahwa kutub utara juga mengalami
peristiwa yang serupa dengan belahan bumi selatan, tetapi kerusakan ozon selama akhir
musim dingin kurang tegas.


2.2.7Kebisingan
     Pencemaran bising atau kebisingan adalah pencemaran oleh suara karena masuknya
suara yang tidak diinginkan ke dalam lingkungan yang menyebabkan kualitas lingkungan
menurun, dan mengganggu peruntukkannya.
     Tingkat suara yang menyebabkan ketulian setelah beberapa bulan atau tahun adalah
90 Db (desibel) dan apabila intensitas suara sudah mencapai 120 Db, biasanya dalam
waktu yang singkat akan menyebabkan ketulian.
     Kebisingan mengganggu kehidupan manusia, sehingga perlu diupayakan
pencegahan terhadap kebisingan. Pemilihan mesin-mesin baru untuk pabrik perlu
diperhatikan apakah mesin tersebut menyebabkan kebisingan atau tidak. Kebisingan di
jalan raya dapat dikurangi dengan membuat jalur hijau, pepohonan selebar 35 m dapat
mengurangi kebisingan sebesar 5 Db, pembuatan tanggul tanah atau semen dengan
ketinggian 2,5 m – 3 m dapat mengurangi kebisingan hingga 10 Db.
     Kebisingan yang terus menerus akan memberikan dampak negatif bagi manusia
antara lain berupa kerusakan pendengaran, pemarah, emosi, gagap, kelelahan, denyut
jantung bertambah cepat, bertambahnya akumulasi lemak pada pembuluh darah, serta
gangguan melahirkan bagi ibu hamil.




                          MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN          34
BAB 3
                         KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
     Demikian telah diuraikan beberapa permasalahan yang ada seputar kependudukan
dan lingkungan hidup dalam konteks ekologi dan lingkungan. Dalam setiap aksi, selalu
ada reaksi, demikian pula dengan aksi yang dilakukan manusia maupun alam, selalu ada
reaksi yang mengiringinya.
     Dalam hal kependudukan, Indonesia sudah bukan tandingan, penduduk terbesar ke
4 dunia dengan Negara kepulauan yang luas, besar dan kaya untuk membekali
penduduknya yang sangat banyak. Namun kenyataan itu tidak serta merta mengiringi
masyarakat Indonesia kearah kemakmuran. Justru kenyataan yang kita temui di lapangan
malah keadaan masyarakat Indonesia tidak seharusnya demikian.
     Banyak kesenjangan yang terjadi, banyak ketidakmerataan dan anomali-anomali
yang menjadi ironi bagi bangsa kita. Banyak terjadi masalah. Faktornya mulai dari
pendidikan yang rendah, moral yang makin pudar dan banyaknya pengaruh dari luar
sehingga mengikis dengan cepat kepribadian bangsa kita menjadi kian luntur.
     Dari hal itulah kemudian terjadi permasalahan dalam kependudukan. Selain itu,
msayarakat hidup dalam lingkungan yang beragam yang selalu saling membutuhkan dan
berinteraksi. Walaupun alam dapat berubah dengan sendirinya, namun campur tangan
manusia merupakan bentuk atau faktor lain yang dapat mempengaruhi percepatan
perubahan dalam alam.
     Dengan demikian manusia dengan alam perlu saling memperlakukan masing-
masingnya dengan sebaik-baiknya. Tidak semena-mena dan terus dijaga dan dipelihara
untuk kelangsungan hidup kita di masa depan.


3.2 Saran
3.2.1 manusia harus menjaga alam agar tetap lestari
3.2.2 manusia harus mengurangi jumlah penduduk agar tidak terjadi masalah
3.2.3 manusia harus melakukan recovery alam


                                    MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | BAB 3    35
DAFTAR PUSTAKA
http://kimilonely.blogspot.com/2011/04/sejenak-tenggelam-dalam-masalah.html
akses15 september 2011 12.22
library.unnes.ac.idakses 27 september 2011 18.00




                                         MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN |     36
ATTRIBUTES
                      Author            Ricky P. Ramadhan

                      Publisher         Ricky P. Ramadhan

                      Written date      November 2011

                      Company           JurusanPendidikanGeografi, FPIPS UPI
Copyright 2011 by Ricky P. Ramadhan
Mail nyarinama@gmail.com
Site http://nyarinama.blogspot.com




                                      MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN |         37

Contenu connexe

Tendances

Analisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananAnalisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentanan
Choiri Askolani
 
Materi 7 peduli lingkungan hidup
Materi 7 peduli lingkungan hidupMateri 7 peduli lingkungan hidup
Materi 7 peduli lingkungan hidup
Iin Ernawati
 
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkunganEkologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Shoetiaone
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
TitoSelaluEnjoy
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Ariefman Fajar
 

Tendances (20)

Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 
Mikrobiologi
Mikrobiologi Mikrobiologi
Mikrobiologi
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTAN
 
Analisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentananAnalisa kapasitas dan kerentanan
Analisa kapasitas dan kerentanan
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
 
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPTPENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
PENGELOLAAN SAMPAH SECARA 3R - PPT
 
Materi 7 peduli lingkungan hidup
Materi 7 peduli lingkungan hidupMateri 7 peduli lingkungan hidup
Materi 7 peduli lingkungan hidup
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkunganEkologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
Ekologi sebagai dasar ilmu pengetahuan lingkungan
 
Makalah banjir
Makalah banjirMakalah banjir
Makalah banjir
 
Makalah pencemaran air
Makalah pencemaran airMakalah pencemaran air
Makalah pencemaran air
 
Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
konservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayatikonservasi keanekaragaman hayati
konservasi keanekaragaman hayati
 
Ppt jenis limbah
Ppt jenis limbahPpt jenis limbah
Ppt jenis limbah
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGANILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR MANUSIA DAN LINGKUNGAN
 
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGANPENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
 

En vedette

Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
SMPN 4 Kerinci
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
Shoetiaone
 
Analisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja Ampat
Analisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja AmpatAnalisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja Ampat
Analisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja Ampat
agrifinaamanda
 
Ekologi dan-ilmu-lingkungan
Ekologi dan-ilmu-lingkunganEkologi dan-ilmu-lingkungan
Ekologi dan-ilmu-lingkungan
Papai Slt
 
Lingkungan
LingkunganLingkungan
Lingkungan
sindu_57
 
Konsep dan keseimbangan ekosistem
Konsep dan keseimbangan ekosistemKonsep dan keseimbangan ekosistem
Konsep dan keseimbangan ekosistem
Ecko Chicharito
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburan
Aya Ndutt
 
Proposal pemindahan lab 2015
Proposal pemindahan lab 2015Proposal pemindahan lab 2015
Proposal pemindahan lab 2015
cantriks
 
Makalah pengelolaan laboratorium
Makalah pengelolaan laboratoriumMakalah pengelolaan laboratorium
Makalah pengelolaan laboratorium
Ikhmam Peristiawan
 

En vedette (20)

Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN Artikel PENTINGNYA EKOLOGI  LINGKUNGAN  DALAM KEHIDUPAN
Artikel PENTINGNYA EKOLOGI LINGKUNGAN DALAM KEHIDUPAN
 
Ekologi dan perannya dalam kehidupan
Ekologi dan perannya dalam kehidupanEkologi dan perannya dalam kehidupan
Ekologi dan perannya dalam kehidupan
 
Ekologi Lingkungan
Ekologi LingkunganEkologi Lingkungan
Ekologi Lingkungan
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
 
Analisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja Ampat
Analisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja AmpatAnalisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja Ampat
Analisis Ekologi Lingkungan Kepulauan Raja Ampat
 
Makalah ekologi umum
Makalah ekologi umumMakalah ekologi umum
Makalah ekologi umum
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
 
009 masalah pokok lingkungan
009 masalah pokok lingkungan009 masalah pokok lingkungan
009 masalah pokok lingkungan
 
Ekologi dan-ilmu-lingkungan
Ekologi dan-ilmu-lingkunganEkologi dan-ilmu-lingkungan
Ekologi dan-ilmu-lingkungan
 
jurnal adelia101011056_FS01
jurnal adelia101011056_FS01jurnal adelia101011056_FS01
jurnal adelia101011056_FS01
 
Lingkungan
LingkunganLingkungan
Lingkungan
 
Konsep dan keseimbangan ekosistem
Konsep dan keseimbangan ekosistemKonsep dan keseimbangan ekosistem
Konsep dan keseimbangan ekosistem
 
Ekologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN dan UPAYA PENCEGAHAN
Ekologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN danUPAYA PENCEGAHANEkologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN danUPAYA PENCEGAHAN
Ekologi Lingkungan-PENCEMARAN LINGKUNGAN dan UPAYA PENCEGAHAN
 
Konsep Ekosistem
Konsep EkosistemKonsep Ekosistem
Konsep Ekosistem
 
Tingkat kesuburan
Tingkat kesuburanTingkat kesuburan
Tingkat kesuburan
 
Proposal pemindahan lab 2015
Proposal pemindahan lab 2015Proposal pemindahan lab 2015
Proposal pemindahan lab 2015
 
Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia
Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di DuniaPelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia
Pelatihan Tata Kelola Kehidupan Manusia di Dunia
 
Makalah ekosistem
Makalah ekosistemMakalah ekosistem
Makalah ekosistem
 
Makalah pengelolaan laboratorium
Makalah pengelolaan laboratoriumMakalah pengelolaan laboratorium
Makalah pengelolaan laboratorium
 

Similaire à Makalah ekologi lingkungan

Laporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganLaporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkungan
Ricky Ramadhan
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup
Indriati Dewi
 
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
fptv
 
Ekologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkunganEkologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkungan
deviluluita
 

Similaire à Makalah ekologi lingkungan (20)

Tugas 5 tik 1 c
Tugas 5 tik 1 cTugas 5 tik 1 c
Tugas 5 tik 1 c
 
Makalah pendidikan karakter peduli lingkungan
Makalah pendidikan karakter peduli lingkunganMakalah pendidikan karakter peduli lingkungan
Makalah pendidikan karakter peduli lingkungan
 
Makalah Lingkungan Hidup (ARISKA COMPNET)
Makalah Lingkungan Hidup (ARISKA COMPNET)Makalah Lingkungan Hidup (ARISKA COMPNET)
Makalah Lingkungan Hidup (ARISKA COMPNET)
 
Laporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkunganLaporan ekologi dan lingkungan
Laporan ekologi dan lingkungan
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup
 
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
Suara jumaat untuk edaran e mail staf 67
 
MAKALAH PBL 2_HG 2
MAKALAH PBL 2_HG 2MAKALAH PBL 2_HG 2
MAKALAH PBL 2_HG 2
 
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
Tugas makalah Analisa Sumber Daya Alam (ASDAL) BAB1,BAB2,BAB3
 
PPT KELOMPOK 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SD .pptx
PPT KELOMPOK 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SD .pptxPPT KELOMPOK 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SD .pptx
PPT KELOMPOK 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SD .pptx
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introduction
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Cinta lingkungan
Cinta lingkunganCinta lingkungan
Cinta lingkungan
 
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkunganKarya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
 
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkunganKarya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan ManusiaKerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
Kerusakan Alam yang Dilakukan Manusia
 
Ekologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkunganEkologi dan lingkungan
Ekologi dan lingkungan
 
Kkp
KkpKkp
Kkp
 
Pencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatanPencemaran lingkungan dan kesehatan
Pencemaran lingkungan dan kesehatan
 
Oumh1603
Oumh1603Oumh1603
Oumh1603
 

Plus de Ricky Ramadhan

PPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik KanadaPPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik Kanada
Ricky Ramadhan
 
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPGFisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Ricky Ramadhan
 
Serba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPISerba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPI
Ricky Ramadhan
 
Rundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENASRundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENAS
Ricky Ramadhan
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Ricky Ramadhan
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Ricky Ramadhan
 
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpointKelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Ricky Ramadhan
 
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalKelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Ricky Ramadhan
 
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalahKelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
Ricky Ramadhan
 
Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6
Ricky Ramadhan
 
Resume bimbingan dan konseling 5
Resume bimbingan dan konseling 5Resume bimbingan dan konseling 5
Resume bimbingan dan konseling 5
Ricky Ramadhan
 
Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3
Ricky Ramadhan
 
Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1
Ricky Ramadhan
 

Plus de Ricky Ramadhan (20)

LPJ DPM Geografi 2014
LPJ DPM Geografi 2014LPJ DPM Geografi 2014
LPJ DPM Geografi 2014
 
Eksplorasi himpunan
Eksplorasi himpunanEksplorasi himpunan
Eksplorasi himpunan
 
PPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik KanadaPPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik Kanada
 
Geografi politik negara kanada
Geografi politik negara kanadaGeografi politik negara kanada
Geografi politik negara kanada
 
Curriculum Vitae
Curriculum VitaeCurriculum Vitae
Curriculum Vitae
 
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPGFisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
 
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
 
Makalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Makalah Seminar Pendidikan Agama IslamMakalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Makalah Seminar Pendidikan Agama Islam
 
Surat undangan
Surat undanganSurat undangan
Surat undangan
 
Serba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPISerba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPI
 
Rundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENASRundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENAS
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
 
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpointKelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
 
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalKelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
 
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalahKelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
 
Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6
 
Resume bimbingan dan konseling 5
Resume bimbingan dan konseling 5Resume bimbingan dan konseling 5
Resume bimbingan dan konseling 5
 
Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3
 
Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1
 

Makalah ekologi lingkungan

  • 1. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MAKALAH MASALAH KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Ekologi dan Lingkungan Kelompok 9 Angga Resgiana Direza (1005515) Ikbal Saeful Azis (1005616) Ricky P. Ramadhan (1005495)
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr., Wb., Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., atas berkat rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekologi dan Lingkungan berjudul “Masalah Kependudukan dan Lingkungan Hidup”. Makalah ini merupakan tugas kelompok mata kuliah Ekologi dan Lingkungan. Makalah ini berisi beberapa masalah yang muncul seputar kependudukan dan lingkungan hidup yang terjadi secara khusus di Indonesia dan secara umum di dunia. Permasalahan tersebut muncul akibat perubahan-perubahan yang terjadi di dalam peradaban manusia dengan segala kepentingannya dan lingkungan yang juga senantiasa berubah. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Wanjat Kastolani yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa makalah ini memang jauh dari kata sempurna untuk memberikan sebuah khazanah baru dalam pengetahuan kita. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mempersilahkan kepada pembaca untuk bersama-sama mengkoreksi makalah ini agar tercipta laporan yang baik dan sesuai dengan kaidah. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih. Penyusun MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | KATA PENGANTAR 1
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3 1. 1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3 1. 2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4 1. 3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4 1. 4 Manfaat Penulisan........................................................................................................... 4 BAB 2 ............................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 5 2. 1 Masalah Penduduk .......................................................................................................... 6 2.1.1 Besarnya jumlah penduduk Indonesia ......................................................................... 6 2.1.3 Persebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata ............................................... 8 2.1.4 Rendahnya kualitas penduduk ..................................................................................... 9 2.1.5 Pendidikan .................................................................................................................. 11 2.1.6 Kesehatan ................................................................................................................... 13 2.1.7 Ekonomi...................................................................................................................... 16 2. 2 Masalah Lingkungan Hidup ........................................................................................... 18 2.2.1 Lahan Kritis ................................................................................................................. 18 2.2.2 Kerusakan hutan ........................................................................................................ 22 2.2.3 Pencemaran air .......................................................................................................... 25 2.2.4 Pencemaran udara ..................................................................................................... 27 2.2.5 Efek Rumah Kaca ........................................................................................................ 30 2.2.6 Gas CFC ....................................................................................................................... 33 2.2.7 Kebisingan .................................................................................................................. 34 BAB 3 ............................................................................................................................................. 35 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................. 35 3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 35 3.2 Saran .............................................................................................................................. 35 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 36 MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | DAFTAR ISI 2
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Peradaban manusia telah sampai pada era modern yang memunculkan berbagai efek-efek dari berbagai kegiatan yang dilakukan. Puncak perubahan secara signifikan terjadi pada era millennium sekitar tahun 2000an atau abad 21. Saat itu teknologi sangat cepat berubah dan menghasilkan terobosan untuk mengefisiensikan kerja dan memudahkan kita dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Perubahan yang terjadi bukan hanya pada sisi manusia sebagai penguasa alam dewasa ini. Perubahan juga terjadi pada alam dan lingkungan kita. Entah itu memang karena ulah manusia atau alam berubah dengan sendirinya. Seperti yang sudah diketahui, alam memang berubah dengan sendirinya dan alam dapat menghancurkan atau memperbaiki dirinya sendiri. Dua aspek perubahan yang terjadi di dunia ini telah memunculkan banyak efek- efek dalam kehidupan kita. Entah itu positif atau negatif. Efek positif yang dapat terjadi dari perubahan perabadan manusia melalui teknologinya adalah seperti efisiensi kerja, penghematan dan pengefektifan kerja, informasi kian mudah didapat melalui dunia maya, komunikasi lancar dan tanpa batas, transportasi makin cepat dengan banyak pilihan dari mulai transportasi bawah tanah, darat, laut dan udara, ekspor impor semakin mudah dengan adanya perdagangan bebas, kehidupan sosial makin maju dengan berbagai pengaruh, pendidikan makin tinggi dan manusia makin pintar serta aspek-aspek lainnya. Sementara efek negatif yang dapat ditimbulkan adalah masalah kesenjangan sosial, kemiskinan dan kriminalitas, pergaulan bebas, pembangunan tidak merata, penyalahgunaan fasilitas, pencemaran dari kegiatan industri, konsumtif dan hedonis, serta hal-hal lainnya. Sementara alam berubah dengan proses erosi dan denudasi. Pelapukan berbagai jenis batuan di permukaan untuk menghasilkan tanah-tanah baru, sementara jaringan tanah dan batuan lain terbentuk dari dalam untuk kemudian menggantikan yang lama. Siklus hidrologi yang secara teratur terjadi setiap hari, serta siklus-siklus alam lain yang terjadi secara alami. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | BAB 1 3
  • 5. Disamping perubahan alam yang terjadi, dengan semakin banyaknya manusia di bumi ini, mengakibatkan manusia juga ikut andil dalam berlangsungnya perubahan tersebut. Manusia memegang peran vital dalam mengelola dan menjaga ala mini. Manusia dapat mempercepat perubahan alam dan juga dapat menjaganya. Siklus-siklus rantai makanan misalnya, dapat berubah ketika manusia mengambil secara berlebihan suatu populasi tertentu sehingga keseimbangan alam terganggu. Belum lagi kegiatan industri yang dapat merubah ozon semakin tipis dan dunia semakin panas. Akhirnya dalam berbagai masalah yang timbul akibat kontak antara manusia dengan alam, memunculkan gagasan untuk kembali menyadari dan memberikan gambaran yang jelas mengenai apa saja masalah yang dapat timbul. Untuk itu makalah ini disajikan dalam rangka memenuhi gagasan yang telah disebutkan tadi. 1. 2 Rumusan Masalah Berikut ini beberapa rumusan masalah dalam mengkaji makalah ini : 1.2.1 apa saja masalah yang terjadi dalam kependudukan..? 1.2.2 apa saja masalah yang terjadi dalam lingkungan hidup..? 1. 3 Tujuan Penulisan Tujuan yang kami ingin capai dalam penulisan ini adalah : 1.3.1 kita dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam kependudukan 1.3.2 kita dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam lingkungan hidup 1. 4 Manfaat Penulisan Dengan penulisan makalah ini diharapkan wacana tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup dapat kembali menjadi isu publik dan dicari pemecahannya. Bukan hanya sekedar menggema dalam berbagai berita, namun kita harus dapat mencari solusi. Manfaat penulisan makalah ini bagi penyusun adalah, masalah ini dapat menjadi perhatian dan kajian secara geografi utnuk dicari pemecahannya. Kemudian bagi masyarakat, penulisan makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang jelas mengenai masalah apa saja yang terjadi dalam masyarakat dan dapat turut serta ikut menjaga masyarakat agar tidak berubah kearah negatif. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 4
  • 6. BAB 2 PEMBAHASAN Ada dua sumber masalah kehidupan yang menonjol sejak akhir abad kedua puluh yaitu masalah kependudukan dan lingkungan hidup. Kedua masalah tersebut dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan karena keduanya mempunyai keterkaitan yang erat. Aspek kependudukan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup, dan sebaliknya kualitas lingkungan hidup juga berpengaruh terhadap kependudukan. Sebagai calon guru yang kelak akan mendidik para anak didiknya tentulah sangat perlu mempelajari dan memahami masalah kependudukan dan lingkungan hidup agar dapat memberikan teladan dalam menyikapi masalah kependudukan dan lingkungan hidup serta agar dapat mengajarkan dengan baik dan benar terhadap anak-anak didiknya. Peran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup bagi mahasiswa dan terhadap pembangunan kependudukan dan lingkungan hidup adalah sebagai berikut : a. Sebagai panduan dalam menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan. Sehingga mampu meminimalisasi berbagai aktifitas yang dapat merusak lingkungan dan berdampak pada manusia itu sendiri. b. Agar dapat menghasilkan Output manusia-manusia yang memiliki moral, etika, estetika dan sikap yang mampu dipertanggungjawabkan. Mengurangi timbulnya mental individualisme yang berakibat pada kurangnya kepedulian terhadap sesama manusia. c. Agar dapat menghasilkan manusia-manusia yang mampu berfikir aktif, produktif, dinamis dan tidak hanya menjadi manusia yang konsumtif saja. d. Agar mahasiswa memiliki pengertian dan kesadaran mengenai faktor-faktor penyebab perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang erat antara perkembangan penduduk dengan program pembangunan untuk menaikkan taraf hidup rakyat. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 5
  • 7. e. Agar mahasiswa memiliki pengertian dan kesadaran akan sebab akibat dari besar kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. f. Agar mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, kawasan lokal, nasional maupun global. g. Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk membuat arah kebijakan dalam mengelola masalah kependudukan dan lingkungan hidup dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. 2. 1 Masalah Penduduk Gambar 2.1 banyaknya penduduk Indonesia. Sumber infoindo.com 2.1.1 Besarnya jumlah penduduk Indonesia Besarnya jumlah penduduk Indonesia dari sensus ke sensus terus meningkat, sedangkan daya dukung alam (kekayaan alam) yang tersedia tidak pernah bertambah, sehingga makin lama makin menipis. Makin banyak penduduk yang membutuhkan sumber-sumber, makin cepat pula penipisannya, hingga suatu saat akan habis. Sehubungan dengan peningkatan jumlah penduduk dan penipisan sumber-sumber alam, MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 6
  • 8. kesejahteraan hidup pun menjadi semakin rendah, sehingga semakin meningkat jumlah penduduk miskin. Kemiskinan terjadi pada golongan terbesar di masyarakat. Penipisan sumber daya alam juga berdampak pada makin menyempitnya lahan, baik lahan pertanian, maupun lahan permukiman. Hal ini berdampak pada makin tingginya angka kepadatan penduduk. Di kota-kota besar harga tanah terusmeninggi, sehingga hanya golongan ekonomi yang kuat yang mampu memiliki rumah, sementara golongan terbesar masyarakat tidak memiliki rumah yang layak, bahkan tidak sedikit yang tuna wisma dan hidup sebagai gelandangan. Berdasarkan hasil sensus, penduduk di Indonesia sebagian terbesar pada kelompok umur muda (<15 tahun). Penduduk muda merupakan penduduk yang belum produktif dan kehidupannya menjadi tanggung jawab dan beban orang dewasa. Di samping itu anak usia tersebut masih dalam tahap perkembangan, baik fisik, mental, kecerdasan,akhlak, jiwa sosial, dan seluruh aspek kehidupan yang lain. Oleh karena itu mereka membutuhkan sumber-sumber yang memadai, baik sumber kebendaan maupun sumber kemanusiaan, untuk memenuhi kebutuhan fisik dan bimbingan menuju kedewasaan. Sumber daya kebendaan yang baik misalnya makanan yang sehat dan bergizi, lingkungan tempat tinggal yang sehat, fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan, serta fasilitas kesehatan yang canggih dan cepat. Sumber daya kemanusiaan yang dimaksud adalah orang tua sebagai pendidik di rumah, guru sebagai pendidik di sekolah, pemuka masyarakat yang jujur sebagai pendidik di masyarakat, dan teman sebaya yang baik. Tetapi kenyataan sekarang sumber-sumbertersebut sudah tercemar atau bahkan rusak berat. Makanan yang kurang sehat misalnya fast food, makanan/minuman instan, makanan/minuman kalengan, makanan/minuman adiktif. Tempat tinggal di kota yang berjubel, kurang udara segar, kurang sinar matahari, bising suara kendaraan atau pabrik, udara tercemar oleh asap kendaraan dan air tanah yang tercemar oleh limbah organik serta bahan-bahan beracun dan berbahaya. Kerusakan pada sumber daya manusia sebagai pendidik terletak pada sikap mentalnya seperti tidak mau susah-susah, serakah, acuh, ingin meniru bintang idola, jarang di rumah, sampai dengan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Perilaku tersebut lebih mudah ditiru oleh anak yang sedang berkembang daripada perilaku yang selalu dilandasi etika, moral, dan agama. Struktur penduduk muda MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 7
  • 9. ini juga menjadikan Indonesia memiliki angka ketergantungan yang tinggi. Jadi beban yang dihadapi Indonesia cukup berat. Gambar 2.2 masyarakat tradisional Indonesia Sumber idaysurya.blogspot.com 2.1.3 Persebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata Indonesia yang terdiri dari 13.667 pulau di mana pulau yang berpenghuni ada 992 pula, yang lain tanpa penghuni. Dari pulau yang berpenghuni ada pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Pulau yang terpadat penduduknya adalah Pulau Jawa. Lebih dari 60 % penduduk Indonesia bertempat tinggal di Pulau Jawa, padahal luasnya 6,6 % dari luas wilayah Indonesia. Persebaran yang belim merata ini menimbulkan masalah sosial ekonomi dan pertahanan keamanan. Untuk pulau yang padat akan terjadi masalah pengurasan sumber- sumber alam, kurangnya lapangan pekerjaan dibanding dengan banyaknya penduduk yang membutuhkan lapangan pekerjaan, sehingga terjadi banyak penggangguran serta bnyak kriminalitas. Sedangkan pada pulau yang jarang penduduknya, terjadi kekurangan sumber daya manusia dalam mengelola daya dukung alam yang tersedia. Hal ini MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 8
  • 10. mengakibatkan pertahanan dan keamanan menjadi rawan. Dampak secara keseluruhan adalah rendahnya tingkat kesejahteraan di seluruh wilayah negara. Gambar 2.3 masyarakat menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan sehari-hari Sumber koran.republika.co.id 2.1.4 Rendahnya kualitas penduduk Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh, penduduk harus mempunyai kualitas yang memadai sehingga dapat menjadi modal pembangunan yang efektif. Tanpa adanya peningkatan kualitas jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai masalah dan menjadi beban pembangunan. Analisis mengenai kualitas penduduk seringkali dibedakan menjadi kualitas fisik dan kualitas non fisik. Indikator yang dapat menggambarkan kualitas fisik meliputi tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup (Kasto, 1992). Kualitas non fisik mencakup kualitas spiritual, keagamaan,kekaryaan, etos kerja, kualitas kepribadian bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya (Wilopo, 1996). Sampai saat ini baik kualitas fisik maupun non fisik penduduk Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena adanya kesulitan pengukuran kualitas non fisik, maka kualitas fisiklah yang umumnya lebih banyak dibicarakan. Kualitas kehidupan fisik penduduk setiap negara berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh lingkungan, letak geoggrafis, dan ras genetik. Negara- negara yang berada di sekitar khatulistiwa, kualitas penduduknya tergolong rendah dan MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 9
  • 11. negara-negara tersebut seluruhnya merupakan negara-negara terbelakang dalam bidang ekonomi dibandingkan dengan negara-negara didaerah sub tropis. Keadaan ini kemungkinan besar disebabkan karena daerah-daerah di sekitar khatulistiwa tidak mengenal pergantian musim seperti di daerah sub tropis, sehingga mereka bisa hidup sepanjang tahun tanpa mengalami kesulitan mencari perlindungan terutama di musim dingin. Hal inilah yang mendidik penduduknya kurang berfikir untuk menghadapi tantangan alam dan akhirnya menyebabkan sifat malas (Depdikbud, 1988). Dengan keadaan tersebut, maka penduduk di daerah sekitar khatulistiwa hidupnya tetap miskin, walaupun daerah-daerah tersebut kaya akan sumber daya alam. Keadaan ini sangat berbeda dengan penduduk di daerha sub tropis, walaupun daerah tidak tersedia sumber daya alam yang banyak, namun mereka sanggup menguasai teknologi tersebut membuat kualitas kehidupan mereka menjadi lebih baik. Indonesia yang mengedepankan sektor ekonomi yang selama ini menjadi prioritas pembangunan, ternyata tidak mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tiga faktor utama penentu Human Development Index (HDI) adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Gambar 2.4 pendidikan di Indonesia Sumber dokumentasi pribadi MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 10
  • 12. 2.1.5 Pendidikan Setiap negara diseluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menetapkan anggaran pendidikan yang lebih besar dibandingkan anggaran lainnya. China dan Korea Selatan menjadi dua negara yang begitu menekankan pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Anggaran pendidikan di China mencapai 13,1% dari anggaran negara, sedangkan di Korea Selatan anggaran pendidikan negara mencapai 18,9%. Bandingkan dengan Indonesia yang memang menganggarkan anggaran pendidikan sebesar 20%, namun pada prakteknya masih jauh dari kenyataan. Bisa dibilang bahwa salah satu penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia adalah karena kesalahan pada sistem pendidikan serta pelayanan dalam kegiatan belajar mengajar. Kita akan dengan mudahnya mendengar pergantian kurikulum pada setiap pergantian menteri. Tidak bakunya standar pendidikan kita juga menyebabkan ketidapastian dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Bahkan untuk menetapkan standar kelulusan pun Indonesia masih sering kebingungan. Tidak hanya sekedar masalah kurikulum, kualitas pengajar pun bisa dibilang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya. Kebanyakan para guru yang ditugaskan oleh tiap sekolah untuk memberikan transfer ilmu seperti kebingungan dalam mengajar. Entah karena bingung dengan standar pendidikan yang selalu berubah atau karena memang tidak ahli dalam bidang yang diajarkan. Masalah kualitas pendidikan, masalah kualitas pelayanan pendidikan pun bisa dibilang sangat memprihatinkan. Masih banyaknya bangunan sekolah yang sangat buruk kondisinya. Sekolah-sekolah yang beratapkan langit pun sering kita temui. Lantainya pun terbuat langsung dari tanah, serta tidak cukupnya buku-buku yang seharusnya didapatkan oleh setiap siswa. Belum lagi mahalnya biaya sekolah dan kuliah yang menyebabkan banyak orangtua yang enggan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Padahal kita semua tahu bahwa pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia. Inilah realita yang dialami dunia pendidikan di Indonesia. (http://edukasi. kompasiana.com). Berdasarkan survey Political and Economic Risk (PERC) kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Menyedihkan lagi ternyata posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Memprihatinkan lagi, hasil survey tahun 2007 MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 11
  • 13. World Competitiveness Year Book memaparkan daya saing pendidikan kita dari 55 negara yang disurvey Indonesia berada pada urutan 53. Dampak rendahnya mutu pendidikan Indonesia itu secara tidak langsung ternyata ikut mempengaruhi berbagai sisi kehidupan di negeri ini. Misalnya terhadap sumber daya manusia Indonesia sangat jelas jauh tertinggal. Hal ini dapat dilihat dari hasil reset Ciputra yang menyatakan bahwa Indonesia hanya mempunyai 0,18 persen pengusaha dari jumlah penduduk. Padahal sesuai syarat untuk menjadi negara maju minimal 2 persen dari jumlah penduduk harus ada pengusaha. Sebagaimana Singapura yang kini memiliki 7 persen dan AS 5 persen dari jumlah penduduknya adalah pengusaha. Dampak lain akibat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia dapat dilihat dari Human Development Indeks (HDI) Indonesia sebagaimana laporan UNDP, HDI pada 2007 dari 177 negara yang dipublikasikan HDI, Indonesia berada pada urutan ke-107 dengan indeks 0,728, hingga menempati urutan ke- 7 dari sembilan negara ASEAN di bawah Vietnam dan di atas Kamboja dan Myanmar.Berdasarkan data yang ada terbukti bahwa kualitas pendidikan Indonesia berada pada titik terendah. Rendahnya kualitas pendidikan di tanah air antara lain tidak terlepas dari rendahnya kualitas sarana fisik. Banyak gedung-gedung sekolah rusak, penggunaan media belajar yang rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium tidak standar serta pemakaian teknologi informasi yang tidak memadai. Demikian pula kualitas guru rendah yang ditandai belum memiliki profesionalisme memadai. Rendahnya kesejahteraan guru juga ikut memacu rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Idealnya seorang guru sebagaimana hasil penelitian federasi guru independen bergaji tiap bulan Rp3 juta, tapi nyatanya rata-rata bergaji Rp1,5 juta, guru bantu Rp460 ribu dan honorer Rp10 ribu per jam. Akibatnya dengan gaji yang rendah banyak guru bekerja sampingan. (http://www.topix.com) Kondisi di ataslah yang menghambat Indonesia untuk bisa bangkit mengatasi masalah rendahnya kualitas sumber daya manusia serta tingginya angka pengangguran. Minimnya kualitas dan fasilitas pendidikan tentunya berdampak secara signifikan terhadap kualitas manusia itu sendiri. Begitu banyaknya masalah yang dihadapi pemerintah tentunya tidak bisa kita selesaikan secara cepat. Prioritas pemerintah dalam upaya perbaikan kualitas manusia Indonesia. Realisasi anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari total APBN negara harus bisa segera MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 12
  • 14. direalisasikan oleh pemerintah. Jangan sampai anggaran yang telah besar ini justru dikorup oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Penetapan sistem pendidikan yang baku serta tidak harus berubah pada setiap pergantian menteri harus bisa menjadi target pemerintah. Hal ini bisa memberikan kepastian bagi setiap pengajar dan sekolah. Kelengkapan fasilitas serta pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga negara, khususnya daerah-daerah yang jauh dari pusat kota. Daerah-daerah seperti ini seharusnya menjadi fokus pemerintah karena banyak sekali masyarakat yang tidak memperoleh hak mereka dalam memperoleh pendidikan. Terakhir, perbaikan kualitas para pendidik pun harus bisa diperhatikan oleh pemerintah. Jangan sampai para guru yang mengajari para calon pemimpin bangsa ini justru merupakan orang-orang yang tidak mengerti apa yang mereka ajarkan. Inilah beberapa hal yang harus segera dilakukan pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah SDM di Indonesia. Gambar 2.5 populasi manusia yang mendominasi Sumber google.com 2.1.6 Kesehatan Sebagai Negara berkembang, Indonesia masih tergolong Negara yang kurang peduli dengan kualitas mutu kesehatan di tengah masyarakat. Salah satu bukti nyatanya adalah dengan kurangnya tenaga medis baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Di tengah-tengah banyaknya isu yang menerpa negeri ini, nampaknya isu kesehatan masih tergolong dalam kebijakan yang stagnan dan belum terkoordinir. Sebut saja masalah penyakit musiman seperti demam berdarah, malaria dan sebagainya, di mana dalam penanganannya masih terkesan instan. Dimana belum terlihat upaya dan kebijakan pemerintah yang bersifat investasi agar wabah tersebut tidak terulang lagi. Indonesia telah mencapai banyak kemajuan dalam memperbaiki sistem kesehatan dan tingkat MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 13
  • 15. kesehatan rakyatnya. Di tahun 2007, harapan hidup orang Indonesia saat lahir mencapai usia 71 tahun, ini merupakan peningkatan yang signifikan dari data pada tahun 1990. Namun negara ini masih menghadapi banyak tantangan di sektor kesehatan, termasuk kurangnya jumlah petugas kesehatan. Pada tahun 2006, diperkirakan hanya ada 20 dokter umum untuk setiap 100.000 penduduk dan rasio bidan hanya 35 untuk setiap 100.000 penduduk. Di daerah terpencil, jumlah petugas kesehatan tersebut lebih sedikit lagi. Di Indonesia, Ibu-ibu dan anak-anak menghadapi situasi kesehatan yang menyedihkan. Angka Kematian Ibu di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Untuk setiap 100.000 kelahiran hidup, diperkirakan 228 ibu meninggal. Selama hidupnya satu orang dari 65 Ibu di Indonesia memiliki risiko meninggal karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kelahiran. Kebanyakan dari kematian ini dapat dicegah dengan mendapatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan di awal kehamilan, melakukan pengecekan rutin selama kehamilan, memperoleh bantuan dari tenaga kesehatan terlatih dalam proses kelahiran, dan dapat menjangkau pelayanan kebidanan gawat-darurat jika diperlukan. Indonesia telah berhasil mengurangi rata-rata angka kematian anak-anak di bawah usia lima tahun sampai dua pertiganya dibandingkan dari tahun 1990. Tapi masih banyak anak-anak Indonesia yang meninggal di tahun pertama kehidupan mereka. Hal ini sering disebabkan oleh perawatan yang buruk pada masa kehamilan, persalinan dan setelah kelahiran. Yang mengenaskan, penyebab utama kematian di kalangan anak-anak balita ini, yaitu pneumonia, diare dan gizi buruk, sebenarnya dapat dicegah dan diobati. Penyakit menular dan penyakit dengan potensi epidemic juga merupakan masalah. Indonesia merupakan Negara yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi untuk epidemic HIV/AIDS di Asia Tenggara dengan lebih dari 200,000 orang terinfeksi HIV. Di wilayah Papua dan Papua Barat, penularan HIV meningkat dan sudah tersebar keluar dari kelompok pekerja sex komersial dan pengguna napza ke komunitas umum. Di Papua, jumlah kasus AIDS diantara 100,000 orang sekitar 18 kali dari rata-rata jumlah nasional. Indonesia juga merupakan Negara yang mempunyai tingkat kasus Flu Burung pada manusia yang tertinggi di dunia. Ditinjau dari segi tenaga medis lagi, kebijakan pemerintah masih belum tepat sasaran. Salah satu indekasi tersebut terlihat dari tingkat kebijakan pemerintah yang MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 14
  • 16. menggunakan subsidi atau beasiswa di perguruan tinggi. Jika kita masuk atau melakukan survei ke perguruan tinggi untuk fakultas kedokteran, maka jagan kaget jika kita akan banyak menjumpai mahasiswa asing yang menimba ilmu dengan biaya subsidi yang dikeluarkan pemerintah. Adapun faktor yang sangat mendorong terjadinya hal ini adalah perlombaan dari perguruan tinggi (terutama PTN) dalam membentuk image brand di masyarakat. Adanya isu yang mengatakan bahwa semakin banyak mahasiswa asing yang ada di suatu perguruan tinggi, maka dapat diasumsikan oleh masyarakat bahwa perguruan tinggi tersebut memilki mutu yang baik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa system pemerintahan yang sekarang berjalan (di era reformasi) adalah menggunakan system otonomi daerah. Peranan perubahan sistempemerintahan ini memiliki dampak positif dan negatif dalam peningkatan mutu kesehatan di Indonesia. Faktor positifnya adalah daerah akan lebih dapat memiliki peranan dalam megatur kebijakan pemerintahan daerahnya (termasuk kebijakan dalam bidang kesehatan didaerahnya). Hal ini tentunya akan membuka lebar-lebar pintu bagi generasi muda didaerah tersebut agar dapat mendapatkan dan membuaka lowongan kerja baru (terutama dalam kesehatan). Otonomi daerah dikatakan bagaus disini karena pemerintahan daerah itu sendiri telah paham betul tentang seluk beluk permasalahan di daerahnya jika dibandingkan dengan pemerintahan pusat. Kemudian faktor negatifnya adalah kekurangan dana (uang/modal) yang di alami daerah tertentu yang mana belum siap menerima atau menjalankan otonomi daerah sehingga masih perlu dukungan dan dorongan dari pemerintah pusat (terutama permasalahan anggaran). Selain pengaruh dari perubahan system permerintahan di atas, peningkatan mutu kesehatan masih banyak permaslahan yang harus segera di selesaikan. Diantaranya adalah (1). Jenis penyakit atau plonya yang semakin berkembang (semakin kompleks. Perkembangan dunia medis sangatlah pesat dalam beberpa tahun terakhir, namun sayangnya hal itu juga diikuti oleh perkembangan jenis penyakit yang terjadi di masyarakat. Salah satu yang harus diperhatikan oleh pemerintah adalah jenis penyakit yang bias menular (baik yang mudah maupun susah). (2). Tingginya kesenjangan social di masyarakat. Jelas hal ini menjadi masalah besar, karena rendahnya tingkat penghasilan dan pendapatan individu akan sangat mempengaruhi tunjangannya dalam kesehatan.Apalagi sampai saat ini pemerintah belum bias mensubsidi 100% MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 15
  • 17. tunjangan kesehatan masyarakat (terutama masyarakat menengah ke bawah). (3). Menurunnya tingkat fasilitas public atau yang sangat dikuatirkan adalah makin banyaknya fasilitas kesehatan public beralih ke pihak swasta sehingga akan mengarahkan ke tujuan kemersialisasi kesehatan. Dan masih banyak tantangan lainnya yang harus dihadapi oleh dunia medis di tanah air. Gambar 2.6 transportasi sebagai penunjang perekonomian Sumber abiebaljufrie.wordpress.com 2.1.7 Ekonomi Perekonomian Indonesia sejak mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997 – 1998 terus mengalami pemulihan. Indikator makro menunjukkan sinyal positif terhadap kontribusi keberlangsungan ekonomi ke depan. Pertumbuhan ekonomi ketika krisis sempat mencapai angka terendah (-13,1%) namun sejak tahun 2000 mampu mencapai angka pertumbuhan ekonomi 4,9% sedangkan pada tahun 2005 dan 2006 mencapai angka masing – masing 5,6% dan 5,9%. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berangsur stabil serta menguat dari kisaran angka di atas Rp. 10.000,- per dolar AS menjadi kisaran sedikit di atas Rp. 9.000,- per dolar AS. Tingkat suku bunga (Sertifikat Bank Indonesia/SBI) juga mengalami penurunan dari kisaran 68 persen ketika krisis ekonomi, tetapi sejak tahun 2002 SBI berkisar 15 persen bahkan tahun 2007 mencapai dibawah kisaran 10 persen. Kondisi ini membuka MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 16
  • 18. peluang bagi sektor industri melakukan ekspansi usaha di berbagai sektor. Tingkat inflasi barang dan jasa mulai terkendali yakni dari sekitar 15 persen dalam periode krisis, beberapa tahun belakang ini sudah turun di bawah 10% (kecuali tahun 2005) terjadi peningkatan angka inflasi mendekati angka psikologis 10 persen. Transaksi berjalan dalam 3 tahun terakhir mengalami surplus sebesar 3.108 juta US $ tahun 2004 dan sebesar 1.500 juta US $ (angka sementara ) pada tahun 2006. Demikian pula neraca perdagangan surplus dalam periode 2004 – 2006 menunjukkan angka sekisar 20 milyar US $. Dalam kurun waktu terjadinya krisis yang melanda perekonomian Indonesia, yang berdampak luas pada berbagai sektor yang meliputi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Dalam hal ini sosial ekonomi, permasalahan meliputi rendahnya kualitas sistem pendidikan dengan peringkat 12 dari 12 negara ASIA (PERC,2001); Kualitas SDM rendah dengan peringkat 109 dari 174 negara (UNDP, 2000); kemiskinan berjumlah 39,05 juta (17.75%) dengan standart kemiskinan Rp.152.847/kapita/bulan (BPS,2006); 27,3% (4,9 juta) balita di Indonesia kekurangan gizi (Susenas,2003); kenaikan BBM hingga 95% menambah jumlah orang miskin sebanyak 40% (INDEF, 2005) kenaikan 35% akan menambah jumlah orang miskin sebanyak 20% (BPS,2005). Sebab rendahnya kualitas hidup penduduk Indonesia : a. Kondisi alam di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjadikan penduduknya malas. b. Tingginya angka kelahiran yang tidak diimbangi angka kematian yang sama, sehingga dari waktu ke waktu jumlah penduduk terus bertambah sedangkan alat pemenuh kebutuhan sangat terbatas. c. Terjadinya krisis moneter pada tahun 1997. d. Mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan di Indonesia. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 17
  • 19. 2. 2 Masalah Lingkungan Hidup Gambar 2.7 kerusakan hutan Sumber satuportal.net 2.2.1 Lahan Kritis Salah satu masalah kerusakan lingkungan adalah degradasi lahan yang besar, yang apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat akan menjadi lahan kritis sampai akhirnya menjadi gurun. Lahan kritis umumnya banyak terjadi di dalam daerah aliran sungai (DAS) di seluruh Indonesia. Data Departemen Kehutanan menunjukkan lahan kritis di luar kawasan hutan mencapai 15,11 juta hektar dan di dalam kawasan hutan 8,14 juta hektar. Hutan rusak dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) sudah mencapai 11,66 juta hektar dan lahan bekas HPH yang diserahkan ke PT.Inhutani 2,59 juta hektar. Mangrove yang rusak dalam kawasan hutan telah mencapai luasan 1,71 juta hektar dan di luar kawasan hutan sebesar 4,19 juta hektar. Total hutan yang rusak sudah mendekati angka 57 juta hektar. Ironisnya, kapasitas lembaga yang bertanggung jawab merehabilitasi hutan dan lahan dengan inisiatif pemerintah tak cukup kuat menangani kerusakan yang terjadi. Realisasi lahan kritis yang dilakukan oleh Departemen Kehutanan dari tahun 1999 sampai tahun 2001 mencapai MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 18
  • 20. 1.271.571 hektar yang terdiri dari 127.396 hektar di dalam kawasan hutan dan 1.144.175 hektar di luar kawasan hutan. Sumber dana untuk merehabilitasi pun amat terbatas padahal tiap hektar lahan yang rusak butuh dana minimal Rp 5 juta. Untuk merehabilitasi lahan kritis 57 juta hektar maka negara perlu menyediakan dana hingga Rp 285 trilyun. Kerugian bukan hanya karena negara harus menyediakan dana untuk rehabilitasi lahan kritis tetapi juga kerugian akibat penebangan ilegal (illegal logging). Menteri Kehutanan Prakosa (2002) mengatakan tiap tahun diperkirakan negara rugi hingga Rp 31 trilyunakibat illegal logging (pencurian, penebangan, peredaran, serta perdagangan kayu secara ilegal). Luas areal hutan yang perlu direboisasi di seluruh Indonesia mencapai 43,111 juta hektar, meliputi Pulau Jawa 111 ribu hektar dan di luar Pulau Jawa seluas 43 juta hektar. Idealnya Pulau Jawa mempunyai hutan minimal 30 persen dari luas daratan. Namun sampai saat ini baru 23% dikurangi lahan kritis yang mencapai antara 250 ribu ha sampai 300 ribu ha (Dr.Ir. Prakoso, MSc, Menteri Kehutanan, pada acara “Pencanangan Reboisasi PT Perhutani bersama masyarakat Bojonegoro,” Kompas 5 Januari 2003). Penyebab utama meluasnya lahan kritis adalah adanya : 1. tekanan dan pertambahan penduduk, 2. luas areal pertanian yang tidak sesuai, perladangan berpindah, 3. pengelolaan hutan yang tidak baik dan penebangan illegal, 4. pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali, 5. eksploitasi bahan tambang. Meluasnya lahan kritis membuat penduduk yang tinggal di daerah tersebut relatif miskin, tingkat populasi sangat padat, luasan lahan yang dimiliki bertambah sempit, kesempatan kerja sangat terbatas, dan lingkungan hidup mengalami kerusakan/degradasi. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya krisis ekonomi sejak tahun 1997 yang telah memperburuk kondisi perekonomian petani gurem. Akibatnya penebangan hutan oleh rakyat semakin merebak serta lahan yang terancam menjadi kritis semakin meluas. Masalah lain yang perlu diperhatikan dan segera ditanggulangi adalah penambang tanpa izin (PETI) yang lokasinya tersebar di hampir seluruh Indonesia yang banyak menggunakan air raksa (Hg) dalam proses pengekstrakan emas. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 19
  • 21. Sebagai contoh PETI yang terdapat di Propinsi Kalimantan Tengah, tepatnya pada DAS Rungan dengan sungai utamanya Sungai Takaras. Di sana ada 480 PETI. Satu PETI menggunakan satu atau lebih mesin sedot. Apabila satu mesin menggunakan satu kg Hg dalam rentang waktu tiga bulan dapat dipastikan Sungai Takaras tercemar oleh Hg sebanyak 480 kg, atau dua ton Hg dalam setahun (Kalteng Pos, 21 dan 22 Maret 2003). Kegiatan PETI bahan galian tambang, antara lain batubara dan emas, semakin marak seiring dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Masalah yang terkait dengan penanggulangan PETI adalah: penegakan hukum belum optimal dengan tingkat kedisiplinan aparatnya yang masih perlu ditingkatkan, tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan, serta krisis ekonomi yang berkepanjangan Fokus penanganan masalah PETI bahan galian tambang batubara dan emas didasarkan pada pertimbangan: • PETI batubara dalam prakteknya sangat merusak kondisi fisik: lingkungan tempat batubara tersebut, tempat penimbunan batubara (stock pile), lokasi pelabuhan khusus batubara, dan sarana jalan transportasi yang digubakan untuk mengangkut batubara. • PETI emas dalam prakteknya merusak kondisi fisik wilayah penambangan emas serta terjadinya pencemaran merkuri yang semakin meluas. Upaya Penanganan masalah PETI telah dilakukan dengan berbagai cara oleh KLH bersama sama dengan Instansi terkait, baik tingkat pusat maupun Daerah. Selain itu juga dijalin kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap lingkungan hidup. Upaya tersebut baru pada tahap melakukan sosialisasi tentang bahayanya merkuri terhadap kesehatan manusia melalui berbagai sarana serta perlunya para PETI mengikuti peraturan yang berlaku. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 20
  • 22. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 21
  • 23. 2.2.2Kerusakan hutan Hutan merupakan sebuah ekosistem yang sangat luas. Di dalamnya terdapat komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Bila salah satu komponen rusak, maka komponen yang lain rusak pula. Hutan dapat dipandang sebagai komponen utama ekosistem bumi, karena hutan mempunyai sejumlah besar tugas dalam penyelenggaraan tata kehidupan di bumi. Hutan yang memiliki fungsi sebagai produsen makanan, fungsi meteorologis, fungsi geohidrologis, fungsi biodiversivity dan sumber devisa. Begitu penting arti keberadaan hutan dalam fungsi-fungsi ekologis tersebut yang tidak dapat digantikan oleh komponen lain. Sangat perlu disesali tindakan pendahulu kita yang karena ketidaktahuannya telah membabat hutan untuk kepetingan-kepentingan non ekologis, hingga hutan tinggal sedikit saja. Penciutan areal hutan dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut FAO di seluruh dunia dengan kecepatan 600.000 ha/th pada tahun 1980, menjadi 1 juta ha/tahun pada tahun 1990. Sementara di Indonesia menurut Bank Dunia 1989 laju penggundulan hutan antara 700.000 – 1.200.000 ha/tahun. Hingga kini hutan di Indonesia tidak ada 50% dari keseluruhan hutan yang pernah ada. Pengelolaan hutan Indonesia perlu dilakukan secara profesional dan terencana sehingga hutan dapat dimanfaatkan secara optimal, tanpa mengurangi kemampuan hutannya memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional. Sistem pengusahaan hutan yang ada telah menimbulkan berbagai masalah di beberapa daerah yang berdampak pada degradasi hutan. Selama lima tahun terakhir, laju deforestasi diperkirakan 1,6 juta hektar per tahun. Berdasarkan citra satelit 1995-1999 hutan produksi yang rusak di Indonesia pada 432 HPH mencapai 14,2 juta hektar, sedangkan kerusakan pada hutan lindung dan hutan konservasi mencapai 5,9 juta hektar. Dalam buku Potret Keadaan Hutan Indonesia yang diterbitkan akhir tahun 2001 oleh Forest Watch Indonesia diungkapkan laju kerusakan hutan pada era tahun 1980-an di Indonesia adalah sekitarsatu juta hektar/tahun, kemudian pada awal tahun 1990-an tingkat kerusakan mencapai 1,7 jutahektar/tahun. Lalu, sejak tahun 1996 meningkat lagi menjadi rata-rata dua juta hektar/tahun. Hutanyang sudah terdegradasi dan gundul di MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 22
  • 24. Indonesia ada di Sumatera (terdegradasi 5,8 juta hektardan gundul 3,2 juta hektar); di Kalimantan (degradasi 20,5 juta hektar dan gundul 4,3 juta hektar);di Sulawesi (degradasi dua juta hektar dan gundul 203.000 hektar); di Nusa Tenggara (degradasi74.100 hektar dan gundul 685 hektar); di Papua (degradasi 10,3 juta hektar dan gundul 1,1 jutahektar); dan di Maluku (degradasi 2,7 juta hektar dan gundul 101.200 hektar). Kerusakan itu disebabkan oleh pemilik HPH melanggar prosedur, penebangan ilegal, perambahan hutan, pembukaan hutan skala besar, kebakaran hutan, serta banyaknya lokasi tambang di daerah hutan lindung dan daerah konservasi meskipun dilarang berdasarkan UU No. 41 Tahun 1999. Kondisi ini diperburuk oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu. Konflik konsesi pertambangan dengan kawasan lindung menjadi pelik karena ada kontrak-kontrak pertambangan berada di dalam kawasan konservasi. Data Departemen Energi dan Sumber daya Mineral menunjukan saat ini ada 150 perusahaan pertambangan yang kawasan konsesinya (terdiri dari 116 tahap eksplorasi dan 34 sudah dalam tahap ekploitasi) berada di daerah konservasi, dengan jumlah nilai rencana investasi 1-5 tahun sejak 2000 sebesar US$ 3,2 milyar. Kendala yang dihadapi dalam pemberantasan illegal logging antara lain: 1. Ada 11 instansi yang berada dalam satu mata rantai pemberantasan illegal logging yang sangat menentukan proses penegakan hukum kejahatan bidang kehutanan yaitu: Menko Polkam, TNI AD/Hankam, TNI AL, Polri, Dephut, Deperindag, Dephub, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan, dan Pemda Provinsi/Kabupaten; 2. Penegakan hukum masih lemah sehingga mafia kayu beraksi dengan bebas; 3. Modus penebangan ilegal: oknum aparat menjadi dinamisator dan supervisor tindak pidana kehutanan, di samping juga menjadi backing; 4. Kondisi moral, sosial dan budaya masyarakat, serta aparat cenderung menjadi tidak lagi peduli pada kelestarian hutan dan penegakan hokum; 5. Ketahanan dan kemandirian masyarakat yang masih rendah dengan pembodohan yang berdalih pemberdayaan masyarakat; 6. Masih ada industri pengolahan kayu yang menerima dan mengolah kayu ilegal; 7. Penanganan illegal logging saat ini belum mencapai hasil yang maksimal karena dilaksanakan secara tidak berkesinambungan akibat biaya yang cukup besar; MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 23
  • 25. 8. Kompleksnya permasalahan sosial dan moral di berbagai lapisan masyarakat; 9. Data dan informasi tentang penanganan illegal loging masih sangat terbatas; 10. Pelaksanaan otonomi daerah yang lebih berorientasi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa mempehatikan kelestarian hutan. Tabel 2.1 Daerah-daerah rawan pencurian dan penyelundupan Kayu Sumber: Media Indonesia, 28 Juni 2002 NO PROPINSI LOKASI 1 Aceh TN. Gunung Leuser, Bireun, Singkil, Kuala Simpang 2 Riau TN. Bukit Tigapuluh, Rumbai, Dumai, Siak Hulu 3 Jambi TN. Kerinci Seblat, Kuala Tungkal, Bungo Tebo 4 Jawa Timur TN. Meru Betiri, Bondowoso, Lamongan 5 Kalimantan Barat TN. Gunung Palung, Kapuas, Bukit Dayeuh, Batuampar, Paloh, Betung Kerihun 6 Kalimantan Tengah TN. Tanjung Puting, Kuala Kapuas, Barito Utara, Palangkaraya, Barito Selatan 7 Kalimantan Selatan Kotabaru, Muara Teweh, Hulu Sungai Selatan 8 Kalimantan Timur Nunukan, Kutai, Pasir, Hulu Sungai Utara, Tenggarong, Balikpapan 9 Sulawesi Tengah TN.Lore Lindu, Donggala, Palu 10 Papua Sorong Upaya Penanggulangan dan Pemberantasan Penebangan Kayu Ilegal Tahun 2002 Dewan Pertahanan Nasional telah menyatakan kejahatan perusakan hutan terutamaillegal logging merupakan salah satu ancaman potensial yang dapat meruntuhkan keutuhan dankesatuan, serta integritas dan integrasi bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu pada tahun2003 Departemen Kehutanan bersama TNI serta instansi terkait dalam penegakan hukum,bertekad meningkatkan penindakan secara tegas pelaku, pemodal, dan backing kejahatankehutanan tanpa pandang bulu, serta akan lebih transparan dalam pengungkapan aktor dibelakangnya. Salah satu upaya Pemerintah untuk menanggulangi penebangan kayu ilegal yangsemakin marak dilakukan oleh oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab adalah denganPemberlakuan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Penebangan KayuIlegal dan Peredaran Hasil Hutan ilegal di Kawasan Ekosistem Leuseur dan Taman NasionalTanjung Puting. Selain itu KLH atas nama Pemerintah Indonesia telah menandatangani letter ofintent dengan Pemerintah Norwegia pada tanggal 30 Agustus 2002 yang pada prinsipnyamenekankan pentingnya KLH berperan pada kegiatan advokasi, yaitu mendorong semua pihakuntuk MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 24
  • 26. meningkatkan dan mensinergikan kemampuan dalam pemberantasan mafia illegal logging. Gambar 2.8 masyarakat menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan sehari-hari Sumber koran.republika.co.id 2.2.3Pencemaran air Air di bumi meliputi air laut (air asin) dan air darat (air tawar). Air tawar dijumpai sebagai air permukaan (surface water) dan air bawah tanah (sub surface water). Air permukaan berupa sungai, danau, rawa dan salju. Sedangkan air bawah tanah dapat dibedakan antara ir tanah dangkal ( soil water) dan air tanah dalam (groundwater). Indikator pencemaran yang banyak dilakukan untuk kontrol kualitas air adalah DO (Disolved Oksigen = Oksigen terlarut) dan BOD (Biological Oxygen Demand = kebutuhan Oksigen untuk proses biologi), antara lain disebabkan dalam penentuan DO dan BOD tidak memerlukan waktu yang lama dan alat-alat yang digunakan sangat sederhana serta murah. Kontrol kualitas air dengan indikator DO dan BOD akan lebih tepat lagi bila penyebab pencemarannya adalah limbah rumah tangga. Uji coba oksigen terlarut sangat penting untuk menjamin keadaan aerobik perairan yang menampung limbah. Dalam mengendalikan pencemaran air perlu diperhatikan bahwa ikan, tetumbuhan, dan binatang lain perlu berkembangbiak. Hal ini perlu MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 25
  • 27. pemeliharaan oksigen terlarut yang dapat menunjang tata kehidupan di dalam air dengan keadaan yang sehat. Oksigen terlarut adalah oksigen yang terdapat dalam air (dalam bentuk molekul oksigen, bukan dalam bentuk molekul hidrogen oksida) dan biasanya dinyatakan dalam mg/l (ppm). Adanya oksigen bebas sangat diperlukan oleh berbagai biota air. Oksigen bebas dalam air dapat berkurang bila dalam air terdapat kotoran atau limbah organik yang degredable. Dalam air kotor selalu terdapat bakteri, yakni bakteri aerob ata bakteri yang memerlukan oksigen bebas untuk keperluan hidupnya dan bakteri anaerob yang tidak memerlukan oksigen bebas untuk keperluan hidupnya. Bakteri aerob dan anaerob akan menguraikan zat organik dalam air menjadi persenyawaan yang sederhana. Selama air mengandung oksigen bebas cukup banyak, maka yang bekerja atau tumbuh berkembang adalah bakteri aerob. Bila oksigen bebas dalam air itu habis ata sangat kurang, maka yang bekerja atau tumbuh berkembang adalah bakteri anaerob. Bakteri anaerob ini merubah persenyawaan organik menjadi bentuk persenyawaan yang sederhana (yang tidak dikehendaki manusia), misal nitrogen diubah menjadi amoniak, belerang diubah menjadi hidrogen sulfida, yang keduanya berbentuk gas dan berbau. Sehingga apabila suatu badan air terlalu banyak mengandung kotoran, pasti akan mengeluarkan bau yang tidak enak karena kehabisan oksigen bebas. Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen untuk proses biologi merupakan indikator pencemaran organic yang paling banyak digunakan untuk control kualitas air atau untuk menilai kepekatan limbah. BOD adalah jumlah oksigen dalam ppm (mg/l) yang diperlukan selama proses stabilisasi dari pencemaran bahan organik oleh bakteri aerob. Permasalahan air sebetulnya sudah ada sejak lama, tetapi intensitas dan frekuensinya semakin besar, meningkat dari waktu ke waktu dengan bertambahnya jumlah penduduk, perluasan kawasan pemukiman, pembukaan lahan-lahan baru, pengembangan kawasan industri, pengembangan budidaya pantai, pengembangan berbagai bentuk rekayasa baik di kawasan pantai maupun jauh di pedalaman atau pegunungan. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 26
  • 28. Dari kegiatan tersebut di atas timbul berbagai masalah antara lain saat ini air tidak lagi menjadi barang atau suatu zat yang mudah di dapat di mana-mana, air selalu mempunyai konotasi yang kurang baik seperti banjir, penyebab tanah longsor, erosi tanah, dll. Oleh karena itu dampak negatif dari interaksi manusia terhadap hidrosfer yaitu mengenai : 1) Pasokan air 2) Air permukaan 3) Air bawah tanah 4) Banjir 5) Kualitas Air Gambar 2.9 pencemaran udara lewat industri Sumber balitbang.kemhan.go.id 2.2.4Pencemaran udara Interaksi manusia dengan atmosfer selain berdampak positif juga berdampak negatif. Dampak negatif yang timbul dari interaksi manusia dengan atmosfer adalah pencemaran udara yang berimbas pada perubahan iklim global dan menipasnya ozonosfer bumi. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 27
  • 29. Sejajar dengan kemajuan manusia di bidang penelitian, muncul kemajuan di bidang nuklir dengan peledaknya, bangunan industri dan kemajuan teknologi lainnya yang bersifat menggagu kebersihan atmosfer dan kelestarian lingkungan hidup yang sehat. Meskipun percobaan nuklir direncanakan pada tempat yang dianggap aman, tapi tetap dapat menimbulkan sampah radioaktif dan gas-gas beracun masuk ke dalam atmosfer dan lautan. Pada mulanya hal ini dapat dikendalikan, tetapi akhir-akhir ini sangat menarik perhatian internasional mengingat nilai kesehatan, keamanan, dan kemajuan penduduk mulai terancam. Atmosfer menjadi tempat penyimpanan dari semua jenis pencemar baik berupa gas, cair, maupun padat. karena itu pencemaran udara dapat merugikan kehidupan. Pencemaran udara lokal biasanya dapat dihindari oleh adanya sirkulasi udara umum, tetapi kemungkinan besar pencemar tersebut akan diendapkan di tempat lain. Perana atmosfer pada pencemaran udara adalah bertindak sebagai pengencer konsentrasi pencemar atau bertindak sebagai yang menyingkirkan pencemaran udara, tetapi ada kalanya justru bertindak sebagai sumber pendauran (perputaran) kembali dari pencemar tersebut. Lingkungan atmosfer tempat manusia hidup bergantung pada pertanian,industri, percobaan nuklir, pembuangan dari kendaraan bermotor, dan percobaan-percobaan lainnya. Industri perlu didirikan, hutan dapat dibuka sebagai lahan pertanian baru, tetapi masalah ini hendaknya dikerjakan dengan penuh kebijaksanaan, penuh kesadaran, dan penuh perhatian terhadap akibat-akibat yang akan timbul agar pembangunan yang kita harapkan dapat membawa kesejahteraan rakyat dan bukan sebaliknya menimbulkan katastropik. Sebagian unsur-unsur atmosfer sangat penting bagi kehidupan manusia, sebagian tidak vital dan tidak berbahaya, serta sebagian dapat merugikan serta berbahaya bagi kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Masuknya zat-zat bearacun ke dalam atmosfer yang sangat merugikan dan berbahaya bagi manusia maupun hewan, merusak harta milik dan tanaman disebut pencemaran udara. Zat-zat tersebut antara lain: Karbon Monoksida Sumber utama berasal dari kendaraan bermotor, dan proses industri menduduki tempat kedua, sedangkan pembakaran sampah dan kebakaran hutan menduduki tempat MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 28
  • 30. ketiga dan keempat. Jika udara tercemar , maka hemoglobin pada tubuh manusia tidak dapat mengikat oksigen, Pada konsentrasi di udara mencapai 0,1 %, maka kapasitas darah dalam mengangkut oksigen berkurang 50 %. Hal ini menyebabkan pemberian oksigen ke dalam tubuh berkurang serta berakibat berkurangnya penglihatan dan reaksi fisik. Ketika konsentrasi di udara mencapai 0,5 % mampu menyebabkan pingsan yang kemudian dapat mengakibatkan kematian. Oksida Sulfur Oksida sulfur merupakan pencemar primer yang diatmosfer bereaksi dengan pencemar lain membentuk senyawa sulfur yang menyebabkan hujan asam. Hujan asam dapat merusak pertanian dan peternakan. Konsentrasi oksida sulful terbesar berasal dari emisi pembakaran batu bara, kedua berasal dari emisi proses industri. Oksida sulfur menyebabkan pembentukan asam yang mengganggu paru-paru, saraf, dan menimbulkan asma. Pada konsentrasi di atas 3 ppm, oksida sulfur member bau tajam dan dapat menimbulkan lemas lalu kematian jika berlangsung lama. Oksida sulful juga dapat menimbulkan korosi. Oksida Nitrogen Oksida nitrogen dalam kadar yang tinggi dapat mengganggu kesehatan manusia, seperti iritasi yang akut pada pernapasan dan penyakit paru-paru yang kronis. Pada konsentrasi 0,01 ppm, oksida nitrogen dapat menyebabkan bronchitis pada anak-anak usia 2-3 tahun. Sumber utama oksida nitrogen adalah kendaraan bermotor dan stasiun pembangkit energi (generator). MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 29
  • 31. Hidrokarbon Hidrokarbon menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernapasan. Diperkirakan hidrokarbon sebagai penyebab kanker terutama dari jenis aromatic dan adelhida yang banyak dijumpai dalam bahan solar. Sumber utama hidrokarbon diemisikan oleh kendaraan bermotor. Selain itu juga dari emisi proses industri. Beberapa pencemar tersebut yang berada di atmosfer bawah terutama troposfer dapat mengganggu keseimbangan radiasi yang pada gilirannya dapat mengubah iklim karena pada dasarnya iklim cenderung berubah oleh ulah aktivitas manusia seperti urbanisasi, deforestasi, industrialisasi, serta aktivitas alam seperti pergeseran kontinen, letusan gunung berapi, perubahan orbit bumi terhadap matahari, noda matahari, dan peristiwa el nino la nina. Pencemar berupa gas dapat mempengaruhi iklim melalui efek rumah kaca. Sebagai aerosol, maka pencemar mengubah keseimbangan radiasi melalui hamburan, pemantulan dan penyerapan serta melalui pembentukan awan. Sebagai akibat pencucian aerosol sulfat dan nitrat oleh tetes awan dan hujan, maka terjadilah hujan asam yang menyebabkan korosi serta penurunan pH dalam tanah dan air. Ketidak seimbangan radiasi tersebut mengakibatkan munculnya efek rumah kaca yang menyebabkan kenaikan suhu di Bumi ( global warming ) dan akhirnya berimbas pada perubahan iklim/pergeseran iklim. 2.2.5 Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca merupakan proses pada bola bumi sebagai suatu sistem yang dinamis. Rumah kaca yang dimaksud di sini adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Radiasi matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian di serap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Tetapi panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi untuk menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (gas rumah kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 30
  • 32. panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itulah yang disebut sebagai efek rumah kaca. Pada konsentrasi yang normal, efek rumah kaca pada dasarnya terjadi secara alami sehingga memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk hidup di bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca seperti karbondioksida, metana, atau dinitro oksida, suhu permukaan bumi akan 33° C lebih dingin. Namun sejak awal jaman industrialisasi, awal dari akhir abad ke-17, konsentrasi gas rumah kaca meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0,5°C -0,6°C akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Tidak semua gas yang terdapat di atmosfer bumi menimbulkan efek rumah kaca. Yang termasuk dalam kelompok gas rumah kaca adalah Karbondioksida, Metana, Dinitro Oksida, Hidroflourokarbon , Perflourokarbon , sampai Sulfur Heksaflourida . Jenis gas rumah kaca yang member sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah Karbondioksida, Metana, dan Dinitro Oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara) di sektor : 1. 36 % dari Industri Energi (pembangkit listrik/kilang minyak, dll) 2. 27 % dari sektor transportasi 3. 21 % dari sektor industri 4. 15 % dari sektor rumah tangga dan jasa 5. 1 % dari sektor-sektor yang lain Peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer mengakibatkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang disebut dengan pemanasan global atau global warming. Pemanasan global akan diikuti dengan perubahan iklim seperti mengkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir, erosi dan tanah longsor. Sedangkan di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Efek rumah kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya dengan peningkatan temperature bumi, kemudian disebut pemanasan global dan berubahnya iklim regional, pola curah MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 31
  • 33. hujan, penguapan, pembentukan awan atau perubahan iklim. Dampak dari adanya pemanasan global ini yaitu : 1. Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati 2. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir 3. Mencairnya es dan glasier di kutub 4. Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun 5. Kekeringan berkepanjangan 6. Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas 7. Kenaikan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan karang ( coral bleaching dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia) 8. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan 9. Menyebarkan penyakit-penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah baru 10. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian. Dampak dari pemanasan global ini pula, menjadikan kini el nino muncul setiap 2-7 tahun, lebih kuat dan berkontribusi pada pengkatan temperature bumi. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa iklim di bumi telah mengalami perubahan. Akumulasi gas rumah kaca di atmosfer membantu menyuntikkan panas ke Samudra Pasifik. Oleh karena itu el nino muncul lebih sering dan lebih ganas dari sebelumnya. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 32
  • 34. Gambar 2.10 data konsumsi CFC di dunia Sumber library.thinkquest.org 2.2.6 Gas CFC CFC merupakan salah satu zat polutan. Cl dari CFC ini dapat merusak lapisan ozon. Bahan ini telah banyak dipakai sebagai bahan pembakar dalam kaleng semprotan, sebagai gas alat pendingin, sebagai gas pengatur udara, dan sebagai bahan untuk plastik.CFC sebenarnya tidak reaktif di lapisan atmosfer bawah dan tidak dapat larut dalam air sehingga CFC tidak jatuh ke permukaan bumi oleh tetes hujan. Sayangnya kurang reaktivitasnya CFC membuat bahan ini secara komersial bermanfaat, tetapi juga waktu hidup CFCdi atmosfer menjadi lama, dan akhirnya dapat berdifusi masuk ke dalam stratosfer. Diperkirakan beberapa juta ton CFC sekarang berada di lapisan atmosfer. Ketika CFC berdifusi ke lapisan stratosfer, maka ia menjadi subjek terhadap aksi radiasi energi tinggi. Panjang gelombang dalam daerah antara 190 dan 225 nm menyebabkan fotolisis atau perpecahan ikatan karbon-klor dari CFC, sehingga terbentuklah dengan kecepatan terbesar terjadi pada ketinggian sekitar 30 km. Atom klor dapat bereaksi cepat dengan ozon untuk membentuk klor monoksida dan molekul oksigen . Klormonoksida dapat bereaksi dengan atom O untuk membentuk kembali atom klor. Diperkirakan bahwa setiap atom Cl akan merusak sekita 100.000 molekul ozon sebelum klor itu sendiri dirusak oleh reaksi lain. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 33
  • 35. Meskipun kecepatan difusi dari molekul CFC ke dalam stratosfer dari permukaan bumi kemingkina rendah, kerusakan ozonosfer oleh CFC telah diyakini melakukan observasi. Sejak akhir tahun 1970an, peneliti telah mendapatkan penipisan tahunan dari lapisan ozon di atas kutub selatan yang terjadi selama musim semi austral (belahan bumi selatan). Ilmuwan sekarang dengan jelas menemukan bahwa kutub utara juga mengalami peristiwa yang serupa dengan belahan bumi selatan, tetapi kerusakan ozon selama akhir musim dingin kurang tegas. 2.2.7Kebisingan Pencemaran bising atau kebisingan adalah pencemaran oleh suara karena masuknya suara yang tidak diinginkan ke dalam lingkungan yang menyebabkan kualitas lingkungan menurun, dan mengganggu peruntukkannya. Tingkat suara yang menyebabkan ketulian setelah beberapa bulan atau tahun adalah 90 Db (desibel) dan apabila intensitas suara sudah mencapai 120 Db, biasanya dalam waktu yang singkat akan menyebabkan ketulian. Kebisingan mengganggu kehidupan manusia, sehingga perlu diupayakan pencegahan terhadap kebisingan. Pemilihan mesin-mesin baru untuk pabrik perlu diperhatikan apakah mesin tersebut menyebabkan kebisingan atau tidak. Kebisingan di jalan raya dapat dikurangi dengan membuat jalur hijau, pepohonan selebar 35 m dapat mengurangi kebisingan sebesar 5 Db, pembuatan tanggul tanah atau semen dengan ketinggian 2,5 m – 3 m dapat mengurangi kebisingan hingga 10 Db. Kebisingan yang terus menerus akan memberikan dampak negatif bagi manusia antara lain berupa kerusakan pendengaran, pemarah, emosi, gagap, kelelahan, denyut jantung bertambah cepat, bertambahnya akumulasi lemak pada pembuluh darah, serta gangguan melahirkan bagi ibu hamil. MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | PENDAHULUAN 34
  • 36. BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Demikian telah diuraikan beberapa permasalahan yang ada seputar kependudukan dan lingkungan hidup dalam konteks ekologi dan lingkungan. Dalam setiap aksi, selalu ada reaksi, demikian pula dengan aksi yang dilakukan manusia maupun alam, selalu ada reaksi yang mengiringinya. Dalam hal kependudukan, Indonesia sudah bukan tandingan, penduduk terbesar ke 4 dunia dengan Negara kepulauan yang luas, besar dan kaya untuk membekali penduduknya yang sangat banyak. Namun kenyataan itu tidak serta merta mengiringi masyarakat Indonesia kearah kemakmuran. Justru kenyataan yang kita temui di lapangan malah keadaan masyarakat Indonesia tidak seharusnya demikian. Banyak kesenjangan yang terjadi, banyak ketidakmerataan dan anomali-anomali yang menjadi ironi bagi bangsa kita. Banyak terjadi masalah. Faktornya mulai dari pendidikan yang rendah, moral yang makin pudar dan banyaknya pengaruh dari luar sehingga mengikis dengan cepat kepribadian bangsa kita menjadi kian luntur. Dari hal itulah kemudian terjadi permasalahan dalam kependudukan. Selain itu, msayarakat hidup dalam lingkungan yang beragam yang selalu saling membutuhkan dan berinteraksi. Walaupun alam dapat berubah dengan sendirinya, namun campur tangan manusia merupakan bentuk atau faktor lain yang dapat mempengaruhi percepatan perubahan dalam alam. Dengan demikian manusia dengan alam perlu saling memperlakukan masing- masingnya dengan sebaik-baiknya. Tidak semena-mena dan terus dijaga dan dipelihara untuk kelangsungan hidup kita di masa depan. 3.2 Saran 3.2.1 manusia harus menjaga alam agar tetap lestari 3.2.2 manusia harus mengurangi jumlah penduduk agar tidak terjadi masalah 3.2.3 manusia harus melakukan recovery alam MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | BAB 3 35
  • 37. DAFTAR PUSTAKA http://kimilonely.blogspot.com/2011/04/sejenak-tenggelam-dalam-masalah.html akses15 september 2011 12.22 library.unnes.ac.idakses 27 september 2011 18.00 MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | 36
  • 38. ATTRIBUTES Author Ricky P. Ramadhan Publisher Ricky P. Ramadhan Written date November 2011 Company JurusanPendidikanGeografi, FPIPS UPI Copyright 2011 by Ricky P. Ramadhan Mail nyarinama@gmail.com Site http://nyarinama.blogspot.com MAKALAH EKOLOGI DAN LINGKUNGAN | 37