Cerita ini berkisah tentang seorang saudagar kaya yang memiliki empat istri. Ketika saudagar itu sakit parah dan sekarat, ia meminta masing-masing istri untuk menemaninya. Namun, ketiga istri pertamanya menolak karena alasan egois mereka masing-masing. Hanya istri pertamanya yang setia menerima permintaan saudagar walaupun ia jarang mendapat perhatian. Cerita ini mengajarkan bahwa ketika ajal tiba, hanya amal
3. Sang saudagar sangat menyayangi istri
yang ke -4.
Dia mempercantik istrinya ini dengan
pakaian mewah dan
memperlakukannya dengan makanan
yang enak.
Dia selalu memperhatikan istriny aini
dan selalu memberikan yang terbaik.
4. Dia juga sangat mencintai istrinya
yang ke -3.
Dia sangat bangga akan istrinya ini
dan selalu ingin memamerkannya di
hadapan temannya.
Bagaimanapun juga, saudagar ini selalu
diliputi kecemasan bahwa istrinya
mungkin akan lari dengan pria lain.
5. Dia juga mencintai istrinya yang ke - 2.
Dia adalah istri yang penuh
perhatian, selalu sabar dan sesungguhnya
dia adalah wanita kepercayaan dari sang
saudagar.
Kapanpun sang saudagar menghadapi
masalah, dia selalu minta bantuan kepada
istrinya yang ke – 2 dan istrinya selalu
membantu dan menyelamatkannya dan
keadaan yang sulit.
6. Sekarang, istri saudagar yang ke - 1
memiliki sifat yang setia dan telah
memberikan sumbangsih yang sangat
besar dalam menjaga kekayaan dan
bisnisnya dan juga rumah tangganya.
Namun, saudagar tidak mencintai istri
yang pertama dan walaupun istrinya
yang pertama sangat mencintainya, sang
saudagar jarang memperhatikannya.
7. Suatu hari, saudagar itu sakit. Segera dia
sadar bahwa dia akan meninggal dunia. Dia
memikirkan kehidupannya yang mewah
dan berkata kepada dirinya sendiri,
“Sekarang saya puny aempat istri, namun
ketika saya meninggal, saya akan sendirian.
Betapa kesepian saya nantinya!"
8. Jadi, dia bertanya kepada istrinya yang
ke - 4, “Engkau yang saya paling
cintai, dan saya telah memberikanmu
pakaian yang mewah dan memberikan
perhatian yang besar untukmu. Sekarang
saya dalam keadaan sekarat, akankah
engkau akan menemaniku?" “Tidak
usahlah!" jawab istrinya yang ke – 4 dan
dia pergi tanpa mengucapkan apapun.
Jawaban itu seperti sayatan pisau tajam
yang langsung menghujam hati saudagar.
9. Saudagar yang patah hati itu bertanya
kepada istrinya yang ke - 3, “Saya sangat
mencintaimu dengan seluruh hidup saya.
Sekarang saya sedang sekarat, maukah
kamu mengikuti dan menemani saya?"
“Tidaklah!" Jawab istri yang ke - 3.
“Kehidupan di sini sangatlah enak! Saya
akan menikah lagi ketika engkau
meninggal dunia!" hati saudagar itu
menjadi remuk dan hancur.
10. Dia kemudian bertanya kepada istrinya
yang ke - 2, “Saya selalu memohan
bantuanmu dan engkau selalu
membantuku. Sekarang saya memerlukan
bantuanmu lagi. Ketika saya
meninggal, maukah engkau menemaniku?"
“Saya mohon maaf, saya tidak bisa
membantumu dalam hal ini!" jawab istri
yang ke - 2. “yang saya bisa lakukan adalah
mengirimmu ke kuburan." Jawaban itu
seperti halnya petir dan saudagar itu
menjadi hancur dan tidak berdaya.
11. Kemudian sebuah suara terdengar: “saya
akan bersamamu. Saya akan
mengikutimu kemanapun engkau pergi."
Saudagar langsung melihat ke arah
sumber suara itu dan dia melihat istrinya
yang ke - 1. istrinya sangat kurus
sepertinya dia mengalami kurang gizi.
Dengan penuh bersedih hati, saudagar
itu berkata, “Saya seharusnya
merawatmu denga lebih baik ketika saya
memiliki kesempatan.!"
15. Betapapun dekatnya mereka dengan kita
ketika kita hidup, jarak terjauh yang dapat
mereka temani kita adalah sampai di kuburan
16. Sering kita mengabaikannya ketika kita sibuk
mengejar kekayaan dan kesenangan sensual.
Inilah satu-satunya yang akan mengikuti kita
kemanapun kita pergi. Adalah ide yang bagus
untuk meningkatkan dan menguatkannya
sekarang daripada menunggu sampai
kematian menjemput kita.