Gardu induk merupakan sub-sistem penting dalam sistem penyaluran listrik yang berperan mengubah tegangan listrik dan menyalurkan daya ke konsumen. Terdapat berbagai gangguan yang dapat terjadi pada gardu induk seperti gangguan alam, teknis, operasi, dan lainnya seperti hubung singkat, beban lebih, atau gangguan pada transformator.
1. PEMBANGKIT DAN GARDU INDUK
GANGGUAN PADA GARDU INDUK
NAMA : IMAS MAISYAROH
NIM : 321 12 035
KELAS : 2 B TEKNIK LISTRIK D3
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. 2 0 1 4
BAB I
ISI
Gardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan dari
transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui
sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada
dasarnya gardu induk bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat
pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau
tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan menengah atau tegangan
distribusi.
Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti,
gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub
sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan
penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran
(transmisi) secara keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya
melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan
menengah.
Gangguan pada gardu induk dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu gangguan
alam, gangguan teknis, kesalahan operasi, dan penyebab lainnya.
Beberapa gangguan yang terjadi pada Gardu Induk (GI) antara lain:
1.1 Gangguan Tanah
Pada gardu induk kemungkinan terjadinya bahaya terutama disebabkan oleh
timbulnya gangguan yang menyebabkan arus mengalir ke tanah. Arus
gangguan ini akan mengalir pada bagian – bagian peralatan yang terbuat dari
metal dan juga mengalir dalam tanah di sekitar gardu induk. Arus gangguan
3. tersebut menimbulkan gradien tegangan diantara peralatan dengan peralatan,
peralatan dengan tanah, dan juga gradien tegangan pada permukaan tanah itu
sendiri.
Jenis-jenis gangguan tanah yaitu:
Banyak jenis gangguan tanah yang berbeda yang dapat terjadi dalam sistem.
Kadang – kadang sulit untuk menentukan lokasi dan jenis gangguan yang
akan menghasilkan aliran arus terbesar antara grid pembumian dan tanah
sekitarnya. Gambar berikut memperlihatkan arus grid maksimum IG untuk
berbagai lokasi gangguan dan konfigurasi sistem.
Gambar 1. Gangguan dalam gardu induk, pembumian netral lokal
Gambar 2. Gangguan dalam gardu induk, netral dibumikan pada lokasi
yang jauh
4. Gambar 3. Gangguan dalam gardu induk, sistem dibumikan pada gardu
induk dan juga pada titik yang lain
Dalam menentukan jenis gangguan, pertimbangan utama adalah
kemungkinan terjadinya suatu jenis gangguan tanah. Untuk alasan praktis,
direkomendasikan untuk membatasi hanya gangguan satu fasa – tanah dan
dua fasa – tanah.
1.2 Gangguan Dari Luar Gardu Induk
Gangguan dari luar GI seperti SUTT atau jaringan distribusi yang ikut trip
PMT Transformator sebagai akibat kurang selektifnya kerja relay atau karena
ada kegagalan pada sistem pengaman dari SUTT atau dari jaringan distribusi.
1.3 Munculnya Korona Pada Transformator
Peristiwa meledaknya trafo pada gardu induk cawang, diakibatkan karena
adanya pengotor pada GIL (Gas Insulated Transmission Line) SF6. GIS (Gas
Insulated Substasion) SF6 merupakan suatu teknologi maju tentang isolasi
tegangan tinggi yang boleh dikatakan paling aman dari isolasi lainnya. Ketika
selubung SF6 tersebut terdapat kotoran/zat pengotor maka akan terjadi
pengumpulan pada beberapa spot di dalam selubung SF6. Kotoran tersebut
5. makin lama makin fix atau menetap pada suatu titik dan akan menjadi
pengotor fix. Hal ini akan membentuk sebuah benjolan yang runcing di dalam
selubung SF6. Seperti yang kita tahu bahwa ketika terdapat ujung yang
runcing pada suatu tempat dengan medan yang tinggi maka permukaan yang
runcing tersebut akan menjadikan daerah medan dengan kuat medan tertinggi
dari pada daerah sekitarnya.
Ketika kejadian seperti ini, dalam skala pengotor yang fix yang masih kecil
akan menimbulkan korona pada daerah tersebut di luar selubung SF6. Namun
ketika pengotor fix tersebut sudah mencapai dimana keadaan tembus
tegangan terpenuhi, maka breakdown pada internal isolasi SF6 tak terelakan.
Tembus tegangan ini akan menimbulkan busur api yang hebat mengingat
jaringan yang terpasang saat itu adalah 500 kV (Tergolong Tegangan Ekstra
Tinggi). Karena Bushing trafo kontak langsung dengan salauran transmisi
SF6 maka isolator-isolator pada bushing rusak sehingga busur api makin
merajalela memasuki isolasi minyak dari trafo.
1.4 Gangguan Alam
Kondisi eksternal terutama akibat adanya sambaran petir. Petir terjadi
disebabkan oleh terkumpulnya muatan listrik, yang mengakibatkan
bertemunya muatan positif dan negatif.pertemuan ini berakibat terjadinya
beda tegangan antara awan bermuatan posisif dengan muatan negatif, atau
awan bermuatan positif atau negatif dengan tanah. Bila beda tegangan ini
cukup tinggi maka akan terjadi loncatan muatan listrik dari awan ke awan
atau dari awan ke tanah.
Jika ada menara (tiang) listrik yang cukup tinggi maka awan bermuatan yang
menuju ke bumi ada kemungkinan akan menyambar menara atau kawat tanah
dari saluran transmisi dan mengalir ke tanah melalui menara- dan tahanan
pentanahan menara. Bila arus petir ini besar, sedangkan tahanan tanah menara
kurang baik maka kan timbul tegangan tinggi pada menaranya. Keadaan ini
akan berakibat dapat terjadinya loncatan muatan dari menara ke penghantar
fase. Pada penghantar fase ini akan terjadi tegangan tinggi dan gelombang
6. tegangan tinggi petir yang sering disebut surja petir. Surja petir ini akan
merambat atau mengalir menuju ke peralatan yang ada di gardu induk.
1.5 Beban Lebih (Over Load)
Beban lebih merupakan gangguan yang terjadi akibat konsumsi energi listrik
melebihi energi listrik yang dihasilkan pada pembangkit. Gangguan beban
lebih sering terjadi terutama pada generator dan transfornator daya. Ciri dari
beban lebih adalah terjadinya arus lebih pada komponen. Arus lebih ini dapat
menimbulkan pemanasan yang berlebihan sehingga bisa menimbulkan
kerusakan pada isolasi. Pada tarnsformator distribusi sekunder yang
menyalurkan eneergi listrik pada konsumen akan memutuskan aliran melalui
relai beban lebih jika konsumsi tenaga listrik oleh konsumen melebihi
kemampuan transformator tersebut.
Gardu induk sebagai komponen sistem tenaga listrik memegang peranan
penting pada kontinuitas suplai tenaga listrik kepada konsumen. Dengan
semakin bertambahnya permintaan konsumen listrik maka semakin besar pula
beban listrik yang ditanggung oleh gardu induk. Apabila beban listrik yang
ditanggung oleh gardu induk lebih besar dari kapasitas gardu induk maka
gardu induk akan mengalami overload yang berakibat suplai listrik ke
konsumen terhenti. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan
perencanaan pengembangan kapasitas gardu induk Pada perencanaan
pengembangan kapasitas gardu induk ini dilakukan dengan memperkirakan
pertumbuhan beban yang akan datang melalui suatu peramalan beban. Hal ini
dimaksudkan agar pengembangan kapasitas gardu induk yang direncanakan
harus menjangkau kemungkinan pertumbuhan beban untuk masa-masa yang
akan datang. Dengan demikian diharapkan adanya keserasian dan kontinuitas
dari perencanaan dan pertumbuhan beban.
1.6 Gangguan Pada Transformator Dalam Gardu Induk
7. Hal ini biasanya disebabkan karena ada kerusakan pada transformator, seperti
kerusakan bushing, kerusakan kontak tap changer atau ada kumparan yang
terbakar.
Busing merupakan salah satu bagian yang terpasang dari transformator.
Busing dirancang untuk mengisolasi konduktor ujung kumparan yang keluar
dari tangki tarnsformator sehingga terisolasi dari tangki dan bagian-bagian
lainnya. Kerusakan bushing pada transformator dapat mengakibatkan
meledaknya gardu induk, seperti yang terjadi pada gardu induk ekstra
tegangan tinggi di Kuningan.
1.7 Hubung Singkat
Hubung singkat adalah terjadinya hubungan penghantar bertegangan atau
penghantar tidak bertegangan secara langsung tidak melalui media
(resistor/beban) yang semestinya sehingga terjadi aliran arus yang tidak
normal (sangat besar). Hubung singkat merupakan jenis gangguan yang
sering terjadi pada sistem tenaga listrik, terutama pada saluran udara 3 fase.
Meskipun semua komponen peralatan listrik selalu diisolasi dengan isolasi
padat, cair (minyak), udara, gas, dan sebagainya. Namun karena usia
pemakaian, keausan, tekanan mekanis, dan sebab-sebab lainnya, maka
kekuatan isolasi pada peralatan listrik bisa berkurang atau bahkan hilang
sama sekali. Hal ini akan mudah menimbulkan hubung singkat.
Pada beban isolasi padat atau cair, gangguan hubung singkat bisanya
mengakibatkan busur api sehingga menimbulkan kerusakan yang tetap dan
gangguan ini disebut gangguan permanen (tetap). Pada isolasi udara yang
biasanya terjadi pada saluran udara tegangan menengah atau tinggi, jika
terjadi busur api dan setelah padam tidak menimbulkan kerusakan, maka
gangguan ini disebut gangguan temporer (sementara). Arus hubung singkat
yang begitu besar sangat membahayakan peralatan, sehingga untuk
mengamankan perlatan dari kerusakan akibat arus hubung singkat maka
8. hubungan kelistrikan pada seksi yang terganggu perlu diputuskan dengan
peralatan pemutus tenaga atau circuit breaker (CB).
Gangguan hubung singkat yang sering terjadi pada sistem tenaga listrik 3 fase
sebagai berikut.
1) satu fase dengan tanah
2) fase dengan fase
3) 2 fase dengan tanah
4) Fase dengan fase dan pada waktu bersamaan dari fase ke 3 dengan tanah
5) 3 fase dengan tanah
6) Hubung singkat 3 fase
Empat jenis gangguan pertama menimbulkan arus gangguan tidak simetris
(unsymetrical short-circuit). Sedangkan dua jenis gangguan terakhir
menimbulkan arus gangguan hubung singkat simetris (symtrical short-cirt
cuit). Perhitungan arus hubung singkat sangat penting untuk menentukan
kemampuan pemutus tenaga dan untuk koordinasi pemasangan relai
pengaman.
1.8 Gangguan Operasi
Gangguan yang disebabkan karena salah melakukan manuver dalam operasi
seperti membuka PMS sebelum membuka PMT terlebih dahulu.
9. BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran
(transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga
listrik. Gangguan pada gardu induk dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu
gangguan alam, gangguan teknis, kesalahan operasi, dan penyebab lainnya.
2.2 Saran
Dalam perjalanan kelistrikan hingga saat ini masalah-masalah, gangguan-gangguan
mengenai gardu induk masih kurang dilakukan sosialisasi kedunia
luar, sehingga masyarakat awam yang tidak tau mengenai kerusakan atau
gangguan pada gardu induk hanya bisa langsung menyalakan pihak penyedia
layanan kelistrikan apabila terjadi pemadaman atau hal yang lain. Sehingga
untuk mengantisipasi hal-hal tersebut maka masyarakat harus dipahamkan
juga mengenai kelistrikan Negara ini secara umum agar mereka tidak hanya
langsung menyalakan penyedia lsitrik apabila terjadi pemadaman namun
mereka telah memiliki gambaran apa yang sedang terjadi dan mereka pun tau
penyebabnya apa serta berdampak apa, dan yang lainnya.
10. DAFTAR PUSTAKA
http://modalholong.files.wordpress.com/2011/03/bahaya-e28093-bahaya-yang-timbul-
pada-gardu- induk-pada-keadaan-gangguan-tanah.docx
Diakses pada tanggal 07 Mei 2014
http://bayu93saputra.blogspot.com/2012/10/pmt-dan-pms-a.html
Diakses pada tanggal 07 Mei 2014
http://eprints.undip.ac.id/25598/1/ML2F306034.pdf
Diakses pada tanggal 07 Mei 2014
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Edy%20Supriyadi,%
20M.Pd./MATERI%20PROTEKSI-1.doc
Diakses pada tanggal 07 Mei 2014
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:eLSC5muc53YJ:digili
b.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12837-
Presentation.pdf+&cd=4&hl=id&ct=clnk&client=firefox-a
Diakses pada tanggal 07 Mei 2014
http://eprints.uns.ac.id/2474/2/56641006200905581.pdf
Diakses pada tanggal 07 Mei 2014
http://anasnurhuda354.wordpress.com/2012/03/12/masalah-over-load-pada-gardu-
induk-2/
Diakses pada tanggal 07 Mei 2014